You are on page 1of 2

- Perilaku masyarakat di era global

- dampak positif dannegatif di era global


Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, ada masyarakat yang dapat
menerima dan ada yang tidak dapat menerima. Masyarakat yang tidak dapat menerim
a perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masy
arakat yang tradisional mengandung unsur-unsur dibawah ini:
1. bersifat sederhana,
2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,
3. bersifat tetap atau monoton,
4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.
Sedangkan perilaku masyarakat yang tidak bisa menerima perubahan sosial budaya,
di antaranya sebagai berikut.
1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk ber
hubungan dengan masyarakat lain;
2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;
3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi
integrasi kebudayaan;
4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan den
gan idielogi masyarakat yang sudah ada
Masyarakat tradisional cenderung sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingk
ungannya, namun ada juga yang mudah menerima budaya asing dalam kehidupannya. Ha
l ini disebabkan unsur budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya
. Pada umumnya, unsur budaya yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah dite
rima masyarakat adalah, jika:
1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,
2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,
3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang mener
ima unsur tersebut.
Unsur budaya yang tidak dapat diterima oleh masyarakat adalah:
1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
2. unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama proses sosialisasi.
Sebaliknya, masyarakat modern yang memiliki pola pikir yang berbeda. Unsur yang
terkandung dalam pola pikir masyarakat modern adalah:
1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,
2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan e
fektivitas, serta
3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.

Saat memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus modernisasi dan globalisas
i tidak akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam berbagai aspek ke
hidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi dan globalisasi sama artinya den
gan mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Kondisi ini tentu akan menyu
litkan negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Berbagai tang
gapan dan kecenderungan perilaku masyarakat dalam menghadapi arus modernisasi da
n globalisasi. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap positif dan sika
p negatif berikut ini.
a. Sikap Positif
Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap arus modernisasi
dan globalisasi. Sikap positif mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama
dalam upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan me
mbuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, da
n akan lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan
dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah s
elanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-h
al yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat m
enunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi.
Setelah kita mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih
(selektif) pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik b
agi kita.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif.
Sikap adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembanga
n modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersif
at selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman menguba
h perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkann
ya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati dir
i mereka, kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi y
ang kita lalui, kita tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai id
entitas diri. Jepang merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun tet
ap mempertahankan identitas diri mereka sebagai masyarakat Jepang.
b . Sikap Negatif
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak mode
rnisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat t
erhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur b
erikut ini.
1) Tertutup dan was-was (apatis); sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat ya
ng telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga me
reka merasa was-was, curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zama
n. Sikap seperti ini pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wa
ll-nya. Sikap apatis dan menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap i
ni akan menjauhkan diri dari kemajuan dan perkembangan dunia, kondisi ini akan m
enyebabkan masyarakat negara lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring denga
n kemajuan zaman.
2) Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang k
urang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada
umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernis
asi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan
pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung
pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini ditunjukkan
dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi
ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan bena
r, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kit
a. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa a
danya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit d
emi sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. Akiba
tnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam
arus modernisasi yang kurang terkontrol.

You might also like