You are on page 1of 4

MENGUAK DUNIA JIN 1 (Mengapa Orang

Berdzikir Bisa Kesurupan Jin)


Posted in dunia jin dengan kaitan (tags) dunia jin on 1 Oktober 2008 by malfiali

al-fithrah-ruqyah

MENGAPA ORANG BERDZIKIR BISA KESURUPAN JIN

Ruqyah yang beberapa tahun lalu marak dilakukan, kini masih ada sebagian
kalangan melakukannya bahkan ditayangkan secara tetap di salah satu siaran
televisi. Jika dulu dengan membaca ayat-ayat suci Alquran kini dengan membaca
wirid dan dzikir berjama’ah. Namun dampaknya sama, orang-orang yang dzikir
dalam majlis itu menjadi bergelimpangan tidak sadarkan diri.
Para dzaakirin yang naas itu bareng-bareng kesurupan jin, mereka lupa ingatan
dan berteriak-teriak seperti orang gila. Namun anehnya, pimpinan majlis dzikir itu
mengatakan, yang mereka lakukan itu sarana untuk mengeluarkan jin dari tubuh
manusia. Apakah benar pelaksanaan dzikir seperti itu bisa dikatakan ruqyah?
Mengapa orang yang asalnya sadar, setelah berdzikir menjadi hilang kesadaran
dan kesurupan setan jin. Bagaimana logikanya orang yang asalnya sadar menjadi
tidak sadar dan bahkan dapat berakibat sakit yang berkepanjangan malah
dikatakan ruqyah, yang artinya menyembuhkan orang sakit ?
Barangkali masih ada yang perlu diteliti, bahwa pelaksanaan dzikir tersebut boleh
jadi justru telah menyimpang dan menyalahi dari apa yang dimaksud dengan
ruqyah itu sendiri. Marilah kita renungkan akibatnya. Seandainya kesadaran orang
yang sedang terganggu akibat dikuasai makhluk jin dalam majlis dzikir tersebut
tidak dapat dipulihkan kembali, sehingga menjadi seperti orang gila dalam waktu
yang berkepanjangan, mereka berteriak-teriak sepanjang jalan seperti saat pertama
kali kesurupan jin pasca berdzikir, maka apa jadinya dan siapa yang dapat
menolong mereka serta bertanggung jawab atas semua itu?
Apakah pelaksana majlis dzikir itu mampu memberikan jaminan dapat
memulihkan kembali kesadaran orang yang sedang dikuasai makhluk jin tersebut?
Apakah pimpinan dan pelaksana majlis dzikir itu tidak berfikir bahwa orang yang
sedang kesurupan jin itu sedang menderita sakit akibat terluka, lebih-lebih luka itu
berada di wilayah kesadaran mereka ?
Penulis merasa perlu menanggapi kejadian tersebut sebagai bentuk pengabdian
hakiki seorang hamba yang dhoif kepada Tuhannya, demi keselamatan anak-anak
cucu kita semua dari tipudaya dan gangguan setan jin yang terkutuk. Penulis
berpendapat bahwa majlis dzikir yang ditayangkan di televisi yang mereka
katakan ruqyah itu sesungguhnya bukan mengeluarkan jin dari tubuh manusia,
akan tetapi justru sebaliknya, yakni membantu memasukkan jin untuk menguasai
kesadaran manusia. Perbuatan itu bisa membahayakan kesehatan orang-orang
yang ikut berdzikir dalam majlis tersebut. Bahaya jangka pendek, orang yang
pernah kesurupan itu akan menjadi langganan kesurupan jin dan bahaya jangka
panjang bisa berakibat terjangkit penyakit akibat gangguan jin dan gila.

Mantra

Ruqyah menurut bahasa artinya mantra atau jampi – jampi. Sedangkan yang
dimaksud adalah cara penyembuhan orang sakit sebagaimana yang biasa
dilakukan orang-orang zaman dahulu, yang kemudian sesuai dengan cara yang
islami, dibenarkan dan diperbolehkan oleh Baginda Nabi saw; sebagaimana
contoh kejadian yang pernah terjadi pada zaman Rasulullah saw. yang tersebut di
dalam hadis berikut ini:

ْ ‫سا ِم‬
‫ن‬ ً ‫ن َنا‬ ّ ‫ َأ‬: ‫عْنُه‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫ي ا‬ َ‫ض‬ ِ ‫ي َر‬ ّ ‫خْدِر‬ ُ ‫سِعيٍد اْل‬َ ‫ث َأِبي‬ ُ ‫حِدي‬َ
‫سّلَم َكاُنوا ِفي‬ َ ‫عَلْيِه َو‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫سوِل ا‬ ُ ‫ب َر‬ ِ ‫حا‬ َ‫ص‬ ْ ‫َأ‬
‫ضاُفوُهْم َفَلْم‬ َ ‫سَت‬ ْ ‫ب َفا‬ ِ ‫حَياِء اْلَعَر‬ ْ ‫ن َأ‬ْ ‫ي ِم‬ ّ‫ح‬َ ‫سَفٍر َفَمّروا ِب‬ َ
ّ‫ح‬
‫ي‬ َ ‫سّيَد اْل‬
َ ‫ن‬ ّ ‫ق َفِإ‬ٍ ‫ضيُفوُهْم َفَقاُلوا َلُهْم َهْل ِفيُكْم َرا‬ ِ ‫ُي‬
‫جٌل ِمْنُهْم َنَعْم َفَأَتاُه َفَرَقاُه‬ ُ ‫ب َفَقاَل َر‬ ٌ ‫صا‬َ ‫َلِديٌغ َأْو ُم‬
‫غَنٍم‬َ ‫ن‬ ْ ‫طيًعا ِم‬ ِ ‫ي َق‬ َ‫ط‬ِ‫ع‬ ْ ‫جُل َفُأ‬ ُ ‫ب َفَبَرَأ الّر‬ِ ‫حِة اْلِكَتا‬َ ‫ِبَفاِت‬
ُّ ‫صّلى ا‬
‫ل‬ َ ‫ي‬ ّ ‫ك ِللّنِب‬ َ ‫حّتى َأْذُكَر َذِل‬ َ ‫ن َيْقَبَلَها َوَقاَل‬ ْ ‫َفَأَبى َأ‬
‫سّلَم َفَذَكَر‬َ ‫عَلْيِه َو‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ي‬ ّ ‫سّلَم َفَأَتى الّنِب‬
َ ‫عَلْيِه َو‬ َ
‫حِة‬َ ‫ت ِإّل ِبَفاِت‬ ُ ‫ل َما َرَقْي‬ ِّ ‫ل َوا‬ ِّ ‫سوَل ا‬ ُ ‫ك َلُه َفَقاَل َيا َر‬َ ‫َذِل‬
‫خُذوا‬ ُ ‫ك َأّنَها ُرْقَيٌة ُثّم َقاَل‬ َ ‫سَم َوَقاَل َوَما َأْدَرا‬ ّ ‫ب َفَتَب‬ِ ‫اْلِكَتا‬
‫سْهٍم َمَعُكْم‬ َ ‫ضِرُبوا ِلي ِب‬ ْ ‫ِمْنُهْم َوا‬
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a ,” Sesungguhnya beberapa orang dari
kalangan Sahabat Rasulullah saw sedang berada dalam perjalanan. Mereka pergi
ke salah sebuah kampung Arab dan mereka berharap boleh menjadi tamu kepada
penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk kampung itu tidak
menerima. Tetapi ada yang bertanya: Apakah ada di antara kamu yang bisa
menjampi?, Karena ketua kampung kami terkena sengat. Salah seorang dari para
Sahabat menjawab: Ya, ada. Lalu beliau menemui ketua kampung tersebut dan
menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ketua kampung tersebut sembuh, maka
Sahabat diberi beberapa ekor kambing. Namun beliau tidak mau menerima dan
mengajukan syarat: Aku akan menyampaikan terlebih dahulu kepada Nabi s.a.w,
beliau pun pulang menemui Nabi s.a.w dan menyatakan pengalaman tersebut.
Sahabat itu berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan
surat Al-Fatihah. Mendengar kata-kata itu, Rasulullah saw tersenyum dan
bersabda: Tahukah engkau, bahwa Al-Fatihah itu memang merupakan jampi
(ruqyah). Baginda bersabda lagi: Ambillah pemberian mereka dan pastikan aku
mendapatkan bagian bersama kamu. (Riwayat Bukhari di dalam Kitab Pengobatan
hadits nomor 5295, Riwayat Muslim di dalam Kitab Salam hadits nomor 4080,
Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Sholat nomor 1989.)

Menurut hadis Nabi saw. di atas, yang dimaksud ruqyah adalah membacakan
mantra atau jampi-jampi, baik dengan ayat-ayat Alquran al-Karim maupun
dengan kalimat doa kepada orang yang sakit, supaya sakitnya menjadi sembuh.
Bukan kepada orang yang sehat dan sadar kemudian menjadi hilang ingatan
karena dikuasai makhluk jin, sebagaimana yang sampai saat ini masih
ditayangkan oleh salah satu televisi.
Barangkali kita perlu bertanya; mengapa orang berdzikir bisa kesurupan jin, dan
dikatakan oleh pimpinan majlis dzikir tersebut malah mengeluarkan jin?
Makhluk jin adalah makhluk yang notabene lebih kuat dari manusia. Mereka
diciptakan dari api sedang manusia diciptakan dari debu. Mereka dapat melihat
manusia, manusia tidak dapat melihat mereka. Mereka bisa memasuki tubuh
manusia, manusia tidak dapat memasuki tubuh mereka, bahkan iblis dan
balatentaranya yaitu para setan jin yang terkutuk ditetapkan oleh Allah Ta’ala
sebagai musuh utama manusia. Allah SWT. berfirman:

‫سِعيِر‬
ّ ‫ب ال‬
ِ ‫حا‬
َ‫ص‬ْ ‫ن َأ‬
ْ ‫حْزَبُه ِلَيُكوُنوا ِم‬
ِ ‫عو‬
ُ ‫عُدّوا ِإّنَما َيْد‬
َ ‫خُذوُه‬
ِ ‫عُدّو َفاّت‬
َ ‫ن َلُكْم‬
َ ‫طا‬
َ ‫شْي‬
ّ ‫ن ال‬
ّ ‫ِإ‬

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” QS Fathir ayat 6.

kesurupan jin ?
Supaya setan jin dapat melancarkan tipudaya dengan mudah maka manusia harus
terlebih dahulu dikuasai kesadarannya. Namun eronisnya, upaya setan jin itu
justru difasilitasi sendiri oleh manusia. Dengan pelaksanan dzikir yang kesannya
dipaksakan itu, para dzakirin itu tanpa sadar justru mengundang jin untuk
menguasai kesadaran mereka sendiri, terbukti dengan begitu cepat mereka
kesurupan jin.
Mestinya, kesadaran adalah bagian yang paling utama yang harus mendapat
penjagaan dengan bersungguh-sungguh. Ia jangan dipertaruhkan dengan apa saja,
lebih-lebih dengan alasan yang tidak pasti. Yang pasti adalah kesadaran itu,
apabila dirasakan sehat, berarti tidak ada jin di dalamnya. Kalau ada jin di
dalamnya, berarti orang tersebut kesurupan jin.
Dengan kesadaran itu, supaya manusia dapat ingat kepada Allah Ta’ala dan
selanjutnya dapat bersyukur atas segala anugerah dan kenikmatan. Dengan
kesadaran yang dikuasai jin berarti manusia tidak dapat melakukan ibadah dengan
sempurna. Barangkali para pelaksana dzikir yang ditayangkan televisi itu kurang
memahami, sesungguhnya jin dapat bebas keluar masuk ke dalam tubuh manusia,
baik sekedar memberi informasi maupun mengadakan tipudaya bahkan langsung
melalui hatinya. (QS. An-Nas ayat 5-6) Jadi, mengeluarkan jin dari tubuh
manusia itu adalah dengan membebaskan kesadaran manusia dari penguasaan jin
bukan sebaliknya.Bukan orang yang asalnya sadar menjadi tidak sadar, tetapi
orang yang tidak sadar menjadi sadar. (Tulisan ini akan kami tayangkan
bersambung sampai tuntas. Insya Allah. malfiali)

You might also like