You are on page 1of 16

Desa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lainnya, lihat Desa (disambiguasi).
Pembagian administratif Indonesia

Tingkat provinsi
Provinsi
Daerah khusus • Daerah Istimewa
Tingkat kabupaten/kota
Kabupaten • Kota
Kabupaten administrasi
Kota administrasi • Kota otonom
Kota kecamatan
Tingkat kecamatan
Kecamatan • Distrik
Tingkat kemukiman
Mukim (khusus Aceh)
Tingkat kelurahan/desa
Kelurahan • Desa
Nagari • Kampung • Gampong • Pekon
Lihat pula
Banjar • Dusun
Lingkungan • Pedukuhan
Rukun Kampung
Rukun Warga
Rukun Tetangga
sunting

Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area
perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan di Kutai Barat,
Kalimantan Timur disebut Kepala Kampung atau Petinggi.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di
Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, dan di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur
disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut
dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah
satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Desa di Indonesia
• 2 Pemerintahan Desa
o 2.1 Kepala Desa
o 2.2 Perangkat Desa
o 2.3 Badan Permusyawaratan Desa
• 3 Keuangan desa
• 4 Lembaga kemasyarakatan
• 5 Pembentukan Desa ( Pembagian Administratif Desa)

• 6 Pembagian Administratif Padukuhan (Dusun)

[sunting] Desa di Indonesia


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah
kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan
Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi kelurahan.

Kewenangan desa adalah:

• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
• Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung
dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
• Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
• Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.

[sunting] Pemerintahan Desa


Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang
meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

[sunting] Kepala Desa

Artikel utama: Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan


yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa
adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga
memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa
setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun
2005 sbb:

1. Bertakwa kepada Tuhan YME


2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta
Pemerintah
3. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
4. Berusia paling rendah 25 tahun
5. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
6. Penduduk desa setempat
7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun
8. Tidak dicabut hak pilihnya
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
10. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota

[sunting] Perangkat Desa

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil.
Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.

Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.

[sunting] Badan Permusyawaratan Desa

Artikel utama: Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali
masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan
sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

[sunting] Keuangan desa


Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan
pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa

Sumber pendapatan desa terdiri atas:

• Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa
(seperti tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil
gotong royong
• Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
• bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
• bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;
• hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
• Pinjaman desa

APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan. Rancangan APB
Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama BPD
menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

[sunting] Lembaga kemasyarakatan


Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat. Lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Salah satu fungsi
lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat
dalam pembangunan. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan
Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

[sunting] Pembentukan Desa ( Pembagian Administratif


Desa)
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau
bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau
pembentukan desa di luar desa yang telah ada.

Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat.
Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil.

Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan
dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.

Desa mempunyai ciri budaya khas atau adat istiadat lokal yang sangat urgen,

[sunting] Pembagian Administratif Padukuhan (Dusun)


Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun atau padukuhan , yang merupakan bagian wilayah
kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.

Perangkat daerah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah Provinsi itu
dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten,
dan daerah Kota mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang.

Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
1945. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada
Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga
Teknis Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik,


potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah setempat dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan
jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Dasar Pemikiran
• 2 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
• 3 Besaran dan Variabel OPD
o 3.1 Pemerintahan Provinsi
o 3.2 Pemerintahan Kabupaten
o 3.3 Pemerintahan Kota
• 4 Besaran OPD Provinsi
• 5 Besaran OPD Kabupaten/Kota
• 6 Penyusunan dan Perumpunan
• 7 Pembinaan dan Pengendalian
• 8 Daerah Istimewa dan Otonomi Khusus
• 9 Lembaga Lain
• 10 Lintas Sektor

• 11 Lihat pula

[sunting] Dasar Pemikiran


Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah
yang terdiri dari:

• unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam
Sekretariat;
• unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat;
• unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan;
• unsur pendukung tugas Kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah; serta
• unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam Dinas Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke
dalam organisasi tersendiri.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh


Provinsi, Kabupaten, dan Kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh Daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan
Daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini
dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing Daerah sebagai
upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses
peningkatan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
implementasi penataan kelembagaan perangkat daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi,
antara lain visi dan misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi
pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas. Hal
ini dimaksudkan memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata
organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah
masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi
kelembagaan antara pusat dan daerah.

[sunting] Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan daerah mengatur mengenai susunan,
kedudukan, tugas pokok organisasi perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur
lebih lanjut dengan peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.

Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala
Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf. Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban
membantu Gubernur, Bupati atau Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoorDinasikan
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas,
Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah melalui Sekretaris
Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas Daerah,
Sekretariat DPRD dan Lembaga Teknis Daerah, dengan demikian Kepala Dinas, Sekretaris
DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah bukan merupakan bawahan
langsung Sekretaris Daerah.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD) merupakan unsur pelayanan
terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan
menyediakan serta mengoorDinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.

Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi, Inspektorat


Kabupaten, dan Inspektorat Kota adalah unsur pengawasan daerah yang dipimpin oleh Inspektur,
yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur, Bupati atau
Walikota.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan.

Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala daerah. Lembaga Teknis
Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik.

Rumah Sakit Daerah adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat yang dikategorikan ke dalam Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus
Daerah.

Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten dan daerah
Kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, serta menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh lurah.

Beberapa perangkat daerah yang menangani fungsi pengawasan, kepegawaian, rumah sakit, dan
keuangan, mengingat tugas dan fungsinya merupakan amanat peraturan perundang-undangan,
maka perangkat daerah tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan
pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja diatur tersendiri.

[sunting] Besaran dan Variabel OPD


Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan
banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk,
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana
penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-
masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Demikian juga mengenai jumlah susunan
organisasi disesuaikan dengan beban tugas masing-masing perangkat daerah.

Besaran organisasi perangkat daerah (OPD) ditetapkan berdasarkan variabel:

1. jumlah penduduk;
2. luas wilayah; dan
3. jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Adapun pembobotannya variabel tersebut adalah 40% (empat puluh persen) untuk variabel
jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima persen) untuk variabel luas wilayah dan 25% (dua puluh
lima persen) untuk variabel Jumlah APBD.

[sunting] Pemerintahan Provinsi

Jumlah Penduduk untuk Provinsi di Pulau Jawa

• kurang dari atau sama dengan 7.500.000 jiwa; nilai = 8


• 7.500.001 - 15.000.000 jiwa; nilai = 16
• 15.000.001 - 22.500.000 jiwa; nilai = 24
• 22.500.001- 30.000.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 30.000.000 jiwa; nilai = 40

Jumlah Penduduk (jiwa) untuk Provinsi di luar Pulau Jawa

• kurang dari atau sama dengan 1.500.000 jiwa; nilai = 8


• 1.500.001 - 3.000.000 jiwa; nilai = 16
• 3.000.001 - 4.500.000 jiwa; nilai = 24
• 4.500.001 - 6.000.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 6.000.000 jiwa; nilai = 40

Luas wilayah untuk Provinsi di Pulau Jawa

• kurang dari atau sama dengan 10.000 km persegi; nilai = 7


• 10.001 - 20.000 km persegi; nilai = 14
• 20.001 - 30.000 km persegi; nilai = 21
• 30.001 - 40.000 km persegi; nilai = 28
• lebih dari 40.000 km persegi; nilai = 35

Luas wilayah untuk Provinsi di luar Pulau Jawa

• kurang dari atau sama dengan 20.000 km persegi; nilai = 7


• 20.001 - 40.000 km persegi; nilai = 14
• 40.001 - 60.000 km persegi; nilai = 21
• 60.001 - 80.000 km persegi; nilai = 28
• lebih dari 80.000 km persegi; nilai = 35

Jumlah APBD Provinsi

• kurang dari atau sama dengan Rp500.000.000.000,00; nilai = 5


• Rp500.000.000.001,00 - Rp1.000.000.000.000,00; nilai = 10
• Rp1.000.000.000.001,00 - Rp1.500.000.000.000,00; nilai = 15
• Rp1.500.000.000.001,00 - Rp2.000.000.000.000,00; nilai = 20
• lebih dari Rp2.000.000.000.000,00; nilai = 25

[sunting] Pemerintahan Kabupaten

Jumlah penduduk untuk Kabupaten di Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 250.000 jiwa; nilai = 8


• 250.001 - 500.000 jiwa; nilai = 16
• 500.001 – 750.000 jiwa; nilai = 24
• 750.001 – 1.000.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 1.000.000 jiwa; nilai = 40

Jumlah penduduk untuk Kabupaten di luar Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 150.000 jiwa; nilai = 8


• 150.001 - 300.000 jiwa; nilai = 16
• 300.001 – 450.000 jiwa; nilai = 24
• 450.001 – 600.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 600.000 jiwa; nilai = 40

Luas Wilayah untuk Kabupaten di Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 500 km persegi; nilai = 7


• 501 - 1.000 km persegi; nilai = 14
• 1.001 – 1.500 km persegi; nilai = 21
• 1.501 – 2.000 km persegi; nilai = 28
• lebih dari 2.000 km persegi; nilai = 35

Luas Wilayah untuk Kabupaten di luar Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 1.000 km persegi; nilai =


• 1.001 – 2.000 km persegi; nilai =
• 2.001 – 3.000 km persegi; nilai =
• 3.001 – 4.000 km persegi; nilai =
• lebih dari 4.000 km persegi; nilai =

Jumlah APBD Kabupaten


• kurang dari atau sama dengan Rp200.000.000.000,00; nilai = 5
• Rp200.000.000.001,00 – Rp400.000.000.000,00; nilai = 10
• Rp400.000.000.001,00 – Rp600.000.000.000,00; nilai = 15
• Rp600.000.000.001,00 – Rp800.000.000.000,00; nilai = 20
• lebih dari Rp800.000.000.000,00; nilai = 25

[sunting] Pemerintahan Kota

Jumlah penduduk untuk Kota di Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 100.000 jiwa; nilai = 8


• 100.001 - 200.000 jiwa; nilai = 16
• 200.001 - 300.000 jiwa; nilai = 24
• 300.001 - 400.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 400.000 jiwa; nilai = 40

Jumlah penduduk untuk Kota di luar Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 50.000 jiwa; nilai = 8


• 50.001 - 100.000 jiwa; nilai = 16
• 100.001 - 150.000 jiwa; nilai = 24
• 150.001 - 200.000 jiwa; nilai = 32
• lebih dari 200.000 jiwa; nilai = 40

Luas Wilayah untuk Kota di Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 50 km persegi; nilai = 7


• 51 - 100 km persegi; nilai = 14
• 101 - 150 km persegi; nilai = 21
• 151 – 200 km persegi; nilai = 28
• lebih dari 200 km persegi; nilai = 35

Luas Wilayah untuk Kota di luar Pulau Jawa dan Madura

• kurang dari atau sama dengan 75 km persegi; nilai = 7


• 76 - 150 km persegi; nilai = 14
• 151 - 225 km persegi; nilai = 21
• 226 – 300 km persegi; nilai = 28
• lebih dari 300 km persegi; nilai = 35

Jumlah APBD Kota

• kurang dari atau sama dengan Rp200.000.000.000,00; nilai = 5


• Rp200.000.000.001,00 –Rp400.000.000.000,00; nilai = 10
• Rp400.000.000.001,00 –Rp600.000.000.000,00; nilai = 15
• Rp600.000.000.001,00 –Rp800.000.000.000,00; nilai = 20
• lebih dari Rp800.000.000.000,00; nilai = 25

[sunting] Besaran OPD Provinsi


Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40 (empat puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 12 (dua belas); dan
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 8 (delapan).

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat puluh) sampai dengan 70
(tujuh puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 15 (lima belas); dan
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10 (sepuluh).

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 18 (delapan belas); dan
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 12 (dua belas).

[sunting] Besaran OPD Kabupaten/Kota


Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40 (empat puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 12 (dua belas);
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 8 (delapan);
5. Kecamatan; dan
6. Kelurahan.

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat puluh) sampai dengan 70
(tujuh puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 15 (lima belas);
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10 (sepuluh);
5. Kecamatan; dan
6. Kelurahan.

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) Asisten;


2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas paling banyak 18 (delapan belas);
4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 12 (dua belas);
5. Kecamatan; dan
6. Kelurahan.

[sunting] Penyusunan dan Perumpunan


Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan adanya urusan pemerintahan
yang perlu ditangani. Masing-masing urusan pada prinsipnya tidak mutlak dibentuk dalam
lembaga tersendiri, namun sebaliknya masing-masing urusan dapat dikembangkan atau dibentuk
lebih dari satu lembaga perangkat daerah sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi, kebutuhan
dan kemampuan daerah masing-masing. Dalam hal beberapa urusan yang ditangani oleh satu
perangkat daerah, maka penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan pemerintahan yang
dikelompokkan dalam bentuk Dinas dan Lembaga Teknis Daerah.

Perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan pertimbangan
adanya urusan yang secara nyata ada sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan
daerah. Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, pelayanan administratif serta urusan pemerintahan
umum lainnya yang tidak termasuk dalam tugas dan fungsi Dinas maupun Lembaga Teknis
Daerah seperti bidang hukum, organisasi, hubungan masyarakat, protokol dan pelayanan
administratif, serta fungsi pemerintahan umum lainnya antara lain bidang penanganan perbatasan
dan administrasi kerja sama luar negeri, yang termasuk sebagai bagian dari urusan pemerintahan,
diwadahi dan dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah.

Gubernur, Bupati/Walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu staf ahli. Dengan
jumlah paling banyak 5 (lima) staf ahli. Staf ahli diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur,
Bupati/Walikota dari pegawai negeri sipil. Tugas dan fungsi staf ahli Gubernur, Bupati/Walikota
ditetapkan oleh Gubernur, Bupati/Walikota di luar tugas dan fungsi perangkat daerah.

Perumpunan urusan adalah penanganan urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang dapat digabung dalam satu perangkat daerah. Untuk perangkat daerah yang
berbentuk Dinas, misalnya urusan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah digabung
dengan urusan perindustrian dan perdagangan. Untuk perangkat daerah yang berbentuk badan
dan/atau kantor, misalnya urusan perencanaan pembangunan digabung dengan urusan penelitian
dan pengembangan.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk Dinas terdiri dari:

1. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;


2. bidang kesehatan;
3. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
4. bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
5. bidang kependudukan dan catatan sipil;
6. bidang kebudayaan dan pariwisata;
7. bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;
8. bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah,
industri dan perdagangan;
9. bidang pelayanan pertanahan;
10. bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan
dan perikanan, perkebunan dan kehutanan;
11. bidang pertambangan dan energi; dan
12. bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit,
terdiri dari:

1. bidang perencanaan pembangunan dan statistik;


2. bidang penelitian dan pengembangan;
3. bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;
4. bidang lingkungan hidup;
5. bidang ketahanan pangan;
6. bidang penanaman modal;
7. bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi;
8. bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
9. bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
10. bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;
11. bidang pengawasan; dan
12. bidang pelayanan kesehatan.

[sunting] Pembinaan dan Pengendalian


Pembinaan dan pengendalian organisasi perangkat daerah Provinsi dilakukan oleh Pemerintah.
Pembinaan dan pengendalian organisasi perangkat daerah Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Gubernur. Pembinaan dan pengendalian organisasi dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dalam penataan organisasi perangkat daerah
sehingga masing-masing Pemerintah Daerah taat asas dan taat norma dalam penataan
kelembagaan perangkat daerah.

Yang dimaksud dengan “koordinasi” adalah peran serta para pemangku kepentingan dalam
menata organisasi perangkat daerah sesuai dengan lingkup kewenangannya, baik lintas sektor
maupun antarstrata pemerintahan. Yang dimaksud dengan “integrasi” adalah penyelenggaraan
fungsi-fungsi Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan secara terpadu dalam suatu organisasi
perangkat daerah. Yang dimaksud dengan “sinkronisasi” adalah konsistensi dalam penataan
organisasi perangkat daerah sesuai dengan norma, prinsip, dan standar yang berlaku. Yang
dimaksud dengan “simplifikasi” adalah penyederhanaan penataan organisasi perangkat daerah
yang efisien, efektif, rasional, dan proporsional.
Pembinaan dan pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan melalui fasilitasi terhadap
rancangan peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah yang telah dibahas bersama
antara Pemerintah Daerah dengan DPRD. Rancangan peraturan daerah disampaikan kepada
Gubernur bagi organisasi perangkat daerah Kabupaten/Kota dan kepada Menteri bagi organisasi
perangkat daerah Provinsi. Pemerintah dapat membatalkan peraturan daerah tentang perangkat
daerah yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dengan konsekuensi
pembatalan hak-hak keuangan dan kepegawaian serta tindakan administratif lainnya. Yang
dimaksud dengan ”fasilitasi” adalah pemberian pedoman dan petunjuk teknis, arahan, bimbingan
teknis, supervisi, Asistensi dan kerja sama serta monitoring dan evaluasi terhadap penyusunan
dan pelaksanaan peraturan daerah tentang organisasi dan tata kerja satuan kerja perangkat
daerah.

Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian organisasi perangkat daerah, pemerintah


senantiasa melakukan fasilitasi melalui Asistensi, pemberian arahan, pedoman, bimbingan,
supervisi, pelatihan, serta kerja sama, sehingga sinkronisasi dan simplifikasi dapat tercapai
secara optimal dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

[sunting] Daerah Istimewa dan Otonomi Khusus


Daerah yang memiliki status istimewa atau otonomi khusus, pembentukan perangkat daerah
untuk melaksanakan status istimewa dan otonomi khusus berpedoman pada peraturan Menteri
dengan pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara. Walau demikian pembentukan perangkat daerah bagi daerah
yang ditetapkan sebagai daerah istimewa dan daerah otonomi khusus secara umum tetap
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.

[sunting] Lembaga Lain


Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan peraturan perundang-
undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya, Pemerintah Daerah dapat membentuk lembaga
lain, seperti sekretariat badan narkoba Provinsi, Kabupaten dan Kota, sekretariat komisi
penyiaran, serta lembaga lain untuk mewadahi penanganan tugas tugas pemerintahan umum
yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, sebagai bagian dari perangkat daerah.
Organisasi dan tata kerja serta eselonisasi lembaga tersebut ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pendayagunaan
aparatur negara. Pemerintah Daerah yang membentuk perangkat daerah sebagai badan layanan
umum berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

[sunting] Lintas Sektor


Untuk meningkatkan dan keterpaduan pelayanan masyarakat di bidang perizinan yang bersifat
lintas sektor, Gubernur/Bupati/Walikota dapat membentuk unit pelayanan terpadu. Unit
pelayanan terpadu tersebut merupakan gabungan dari unsur-unsur perangkat daerah yang
menyelenggarakan fungsi perizinan. Unit pelayanan terpadu didukung oleh sebuah sekretariat
sebagai bagian dari perangkat daerah. Pedoman organisasi dan tata kerja unit pelayanan terpadu
ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

[sunting] Lihat pula


• Pemerintahan daerah di Indonesia
• Pemerintah daerah
• Sekretariat daerah
• Dinas daerah

You might also like