You are on page 1of 11

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI BARAT
(LIBERAL/KONSTITUSIONAL)
INSTRUKTUR :

DISUSUN OLEH :

1. IVAND HITINGO
2. MUHAMMAD FAIZAL S.
3. PAULUS ISKANDAR
4. RENHAD GULTOM
5.

PROGRAM STUDI S1-B TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan YME atas terselesaikannya
makalah kewarganegaraan ini.

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang jenis demokrasi yang


dipergunakan di wilayah barat seperti eropa ataupun amerika serikat. Di sini
kami selain menjelaskan tentang demokrasi barat, kami juga menjelaskan
sedikit tentang latar belakang demokrasi dan juga kelemahan demokrasi
barat.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi yang membacanya, apabila


ada kesalahan kata ataupun data diucapkan mohon maaf dan terima kasih atas
partisipasinya.

Pekanbaru, 04 Desember 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................1
2. Maksud Dan Tujuan................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
DEMOKRASI........................................................................................................2
1. Pengertian Demokrasi............................................................................2
2. Sejarah Singkat Lahirnya Demokrasi.......................................................2
3. Kritis Demokrasi......................................................................................3
4. Prinsip-Prinsip Demokrasi.......................................................................3
5. Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi..................................................4
BAB II..................................................................................................................5
DEMOKRASI LIBERAL...........................................................................................5
1. Pengertian Demokrasi liberal.................................................................5
2. Sejarah singkat lahirnya demokrasi liberal pada abad ke-19..................5
3. Negara-negara yang menganut demokrasi liberal..................................6
KESIMPULAN.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari
rakyat, untuk rakyat dan dari rakyat. Namun, kita belum mengetahui
demokrasi yang ada di wilayah barat sana. Apakah di sana ada demokrasi
atau tidak? Sebenarnya di sana adalah awal lahirnya demokrasi yaitu di
Yunani.
Di wilayah barat(Eropa, Amerika) mereka menggunakan demokrasi
liberal-kapitalis. Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad
Pencerahan oleh penggagas teori kontrak sosial seperti Thomas Hobbes, John
Locke, dan Jean-Jacques Rousseau. Semasa Perang Dingin, istilah demokrasi
liberal bertolak belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Pada
zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan
dengan demokrasi langsung atau demokrasi partisipasi.

2. Maksud Dan Tujuan


Pembuatan makalah kewarganeraan kami ini bermaksud untuk
menjelaskan tentang demokrasi liberal atau yang dinamakan demokrasi barat.
Baik dari sejarah demokrasi itu sendiri dan juga kelemahannya.
Sedangkan, tujuan dari pembuatan makalah ini adlah untuk tercapainya
suatu nilai dari tugas akhir.

1
Demokrasi Barat
BAB II
DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
Sebelum kita memahami dan mengenal demokrasi barat itu, terlebih
dahulu mari kita ketahui dahulu apa itu demokrasi.
Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Demokrasi juga adalah adalah bentuk pemerintahan politik dimana
kekuasaan pemerintahan berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).
Berbicara mengenai demokrasi adalah memburaskan
(memperbincangkan) tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan
kekuasaan secara beradab.Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang
dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat
manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang
selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga
proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita
miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan
siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya
adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang
demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam
mengatur pemerintahan di dunia publik.Sedang demokrasi adalah keputusan
berdasarkan suara terbanyak.

2. Sejarah Singkat Lahirnya Demokrasi


Istilah “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία –
(dēmokratía) "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata δῆ μος (dêmos)
"rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang
muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani
Kuno, khususnya Athena.
Sistem demokrasi yang terdapat di Negara kota Yunani kuno ini
merupakan demokrasi langsung (direct democracy), yaitu suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur prosedur mayoritas. Sifat langsung dari demokrasi

2
Demokrasi Barat
Yunani dapat diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam
kondisi yang sederhana, wilayah terbatas ( negara terdiri dari kota dan daerah
sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam satu
Negara-kota).
Perkembangan demokrasi di Yunani ini telah menjadi sumber
inspirasi bagi para pemikir politik modern. Cita-cita atau ideal politik –
persamaan di antara warga negara, kebebasan, menjunjung hukum dan
keadilan – telah berpengaruh dalam pembentukan pikiran-pikiran politik di
Barat selama bertahun-tahun meskipun mempunyai perbedaan dalam
beberapa hal, seperti misalnya gagasan liberal modern mengenai keberadaan
manusia sebagai ‘individu’ dengan ‘hak’ tidak mempunyai kaitan langsung
dengan pikiran-pikiran politik Yunani.
Gagasan demokrasi Yunani boleh dikatakan hilang dari muka dunia
Barat waktu bangsa Romawi, yang sedikit banyak masih kenal kebudayaan
Yunani, dikalahkan suku bangsa Eropa Barat dan benua Eropa memasuki
abad pertengahan (600-1400).

3. Kritis Demokrasi
Sejak kelahirannya, demokrasi telah memperoleh pendukung dan
pengkritik sekaligus. Meskipun demikian dianggap sebagai suatu sistem
politik yang mampu memberikan jaminan kebebasan lebih dibandingkan
dengan sistem politik mana pun, tetapi sebagaimana disinyalir banyak
pengamat bahwa demokrasi bukanlah sistem yang terbaik di antara yang baik.
Sebaliknya, ia diambil karena tidak ada yang lebih buruk.
Setidaknya, ada dua alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Pertama,
negara-negara yang dianggap paling demokratis sekarang ini, dalam
realitasnya tidaklah demikian. Hal ini karena kebebasan berpendapat telah
dibatasi sedemikian rupa melalui penghancuran sistematik(systematic
disruption), gangguan, dan represi ketika perbedaan-perbedaan tersebut
dilihat sebagai suatu ancaman. Kedua, seringkali demokrasi digunakan
sebagai alat propaganda untuk memuluskan kepentingan elit politik tertentu.
Misal dalam peristiwa invasi AS ke Irak, dimana demokrasi menjadi
’majority rule’dengan ‘minority rights’, yang terjadi adalah penindasan
minoritas terhadap mayoritas.

4. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi
yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi. Menurutnya, prinsip-
prinsip demokrasi adalah

3
Demokrasi Barat
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

5. Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi


Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles
sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang
(rakyat).Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang
diterima dan dipakai oleh hamper seluruh negara di dunia.
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.

4
Demokrasi Barat
BAB II
DEMOKRASI LIBERAL

1. Pengertian Demokrasi liberal


Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem
politik yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari
kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal,keputusan keputusan
mayoritas (dari proses perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian
besar bidang-bidang kebijakan pemerintah yang tunduk pada pembatasan-
pembatasan agar keputusan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan
hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.
Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan
oleh penggagas teori kontrak sosial seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan
Jean-Jacques Rousseau.

2. Sejarah singkat lahirnya demokrasi liberal pada abad ke-19


Sebagai akibat dari keinginan menyelenggarakan hak-hak politik yang
mendasarkan dirinya atas asas-asas kemerdekaan individu, kesamaan hak
(equal rights), serta hak pilih untuk semua warga negara (universal suffrage),
timbullah gagasan bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan
pemerintah ialah dengan suatu konstitusi, apakah ia bersifat naskah (written
constitution) atau tak bersifat naskah (unwritten constitution). Konstitusi ini
menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan
negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi oleh
kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan
konstitutionalisme (constitutionalism), sedangkan negara yang menganut
gagasan ini dinamakan Constitutional State atau Rechtsstaat.
Di dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi atau undang-undang
dasar tidak hanya merupakan suatu dokumen yang mencerminkan pembagian
kekuasaan di antara lembaga-lembaga kenegaraan (seperti antara eksekutif,
legislatif, dan yudikatif) atau yang hanya merupakan suatu anatomy of a
power relationship yang dapat diubah.
Tetapi dalam gagasan konstitusionalisme undang-undang dasar
dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu
menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah di suatu pihak, dan di
pihak lain menjamin hak-hak asasi warga negaranya. Undang-undang dasar
dianggap sebagai perwujudan dari huku, tertinggi yang harus dipatuhi oleh
negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil :

5
Demokrasi Barat
pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia (Government by laws,
not by men).
Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant
(1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah
Rechtsstast,sedangkan ahli Anglo Saxon seperti A.V.Dicey memakai istilah
Rule of Law.
Oleh Stahl disebut empat unsur Rechstaat dalam arti klasik, yaitu :
a. Hak-hak manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu( di
negara-negara Eropa Kontinental biasanya disebut Trias Politika)
c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur)
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Adapun, unsur-unsur Rule of Law yang dikemukakan oleh A.V. Dicey
dalam Introduction to the Law of the Constitution mencakup :
a. Supremasi aturan-aturan hukum(supremacy of the law), tidak adanya
kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrary poer), dalam arti
bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum(equality before the
law)
c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang ( di negara lain
oleh undang-undang dasar) serta keputusan pengadilan.
Aliran pikiran dalam perumusan di atas hanya bersifat yuridis dan
menyangkut bidang hukum saja ini dinamakan Liberalisme dan dirumuskan
dalam dalil : pemerintahan yang paling sedikit yang paling baik(the least
government is the best government). Sedangkan dalam bidang ekonomi
berlaku dalil :laissez,faire,laissez passez, yang berarti bahwa kalau manusia
dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya masing- masing, maka dengan
sendirinya ekonomi seluruh negara akan sehat. Negara hanya mempunyai
tugas pasif, yakni baru bertindak apabila hak-hak manusia dilanggar atau
keterlibatan dan keamanan umum terancam.

3. Negara-negara yang menganut demokrasi liberal


Demokrasi liberal dipakai oleh Negara yang menganut sistem
presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer (sistem Westminster:
Britania Raya dan Negara-Negara Persemakmuran) atau sistem
semipresidensial (Perancis)

6
Demokrasi Barat
KESIMPULAN

7
Demokrasi Barat
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno,Budi,2007. “Globalisasi dan Krisis Demokrasi”.Yogyakarta:Penerbit
Media Pressindo.
2. Budiardjo, Miriam,2008. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
3. Suhelmi, Ahmad, 2001. “Pemikiran Politik Barat”. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
4. Shimogaki, Kazou, 2003. “Kiri Islam”. Yogyakarta : PT LKIS Pelangi Aksara.
5. Winata, ngadimin.1999.”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk SMU
sederajat Kelas 2”. Yogyakarta : Bumi Aksara.
6. Nurdiaman,Aa.2004.”Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan berbangsa dan
bernegara”.Jakarta : PT.Grafindo Media Pratama.

8
Demokrasi Barat

You might also like