You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

Elektrokimia merupakan hubungan antara reaksi kimia menjadi energi

listrik jika suatu menhasilkan arus listrik dikenal sebagai sel galvani atau sel

volta, sebaliknya jika arus listrik mengakibatkan reaksi kimia disebut

elektrolisis. Aplikasi dalam bidang elektrokimia ini dapat dijumpai dalam

kehidupan sehari – hari seperti peristiwa korosi ataupun pemurnian logam.

Energi yang digunakan dalam proses ini tergantung pada energi yang

dihasilkan pada proses elektrokimia.(Paulina Hendrajanti, 2006)

Pada sel volta maupun sel elektrolit redoks berlangsung pada

elektroda – elektroda, dimana elektroda yang berlangsung pada reaksi

oksidasi disebut katoda.Sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda dan

elektrolit.Kedua alektroda dihubungkan oleh pengantar luar yang menghantar

elektron kedalam dan keluar setengah sel. (Tim Dosen Kimia, 2009)

Suatu larutan asam maupun basa dalam air akan terionisasi menjadi

ion – ion yang muatannya berlawanan. Hal ini menyebabkan larutan asam

maupun basa bersifat konduktor dengan adanya arus yang mengalir dalam

larutan tersebut dan dihubungkan dengan elektroda yang berada dalam

larutan (Michael Purba, 2006)


Maksud dari percobaan yang dilakukan adalah mempelajari kaitan

antara perubahan kimia dan gejala kelistrikan yang terjadi antara Barium

Hidroksida dengan Asam Sulfat.

Tujuan dari percobaan yang dilakukan adalah menentukan titik

ekivalen reaksi antara barium hidroksida dengan asam sulfat secara

elektrokimia .

Prinsip dari percobaan yang dilakukan adalah untuk menitrasi

senyawa elektrolit oleh larutan terurai menjadi ion-ion yang berlawanan

muatannya dan untuk menentukan titik ekivalen secara elektrokimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Elektrokimia mempelajari hubungan antara reaksi kimia dengan

energi listrik.Sel dimana reaksi kimia menghasilkan arus listrik dikenal

sebagai sel galvani atau sel volta, sebaliknya sel dimana arus listrik

mengakibatkan reaksi kimia disebut sel elektrolisis.Suatu sel

elektrokimia terdiri atas dua elektroda dan suatu elektrolit.Reaksi yang

terjadi pada sel elektrokimia adalah sebagai berikut : (Tim Dosen

Kimia, 2009)

1. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi

2. Pada katoda terjadi reaksi reduksi

Pada sel elektrolisis : anoda adalah elektroda positif, katoda adalah

elektoda negatif.Pada sel volta / galvani : anoda adalah elektoda

negatif, katoda adalah elektroda positif.(Tim Dosen Kimia, 2009)

Sel elektrolisis berisi elektolit (larutan atau leburan) dan dua

elektroda, anoda dan katoda.Pada anoda terjadi reaksi oksidasi,

sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.Faktor – faktor yang

menentukan kimia elektrolisis adalah : konsentrasi (keaktifan) elektrolit


yang berbeda dan komposisi kimia elektroda yang berbeda.(Michael

Purba, 2006)

Michael Faraday menemukan aspek kuantatif dari

elektrolisis.Dari hukum Faraday dapat disimpulkan bahwa jumlah mol

zat yang dioksidasi atau direduksi pada suatu elektroda adalah sama

dengan jumlah mol electron yang terlibat dalam reaksi pada elektroda

untuk setiap ion atau molekul zat.(Michael Purba, 2006)

Sel volta dikemukakan oleh Luigi dan Allesandro Volta.Dimana

mereka membicarakan tentang sel yang dapat menghasilkan

listrik..Volta dapat menjelaskan pengamatan Galvani tentang

berkerutnya kaki kodok oleh listrik yang dihasilkan jika dihubungkan

dua macam logam yang dipisahkan oleh cairan dalam kodok, berhasil

membuat sel volta atau sel Galvani pertama dari sederetan lempeng

perak dan seng yang dipisahkan oleh bahan penyerap yang

dicelupkan ke dalam air.Dalam sel volta perbedaan potensial listrik

antara elektroda – elektroda dihasilkan oleh reaksi yang berlangsung

spontan pada setiap elektroda.(Tim Dosen Kimia, 2009)

Ada beberapa symbol yang digunakan sebagai notasi sel

elektrokimia, yaitu : (Tim Dosen Kimia, 2006)


1. Menurut konvensi internasional garis vertikal digunakan sebagai

simbol antar muka terminal padat dan larutan serta untuk partisi

berpori, dan untuk jembatan garam digunakan dua garis vertikal.

2. Harga DGL (Daya Gerak Listrik) menyatakan harga batas (untuk

arus nol) dari potensi listrik terminal kanan dengan potensial listrik

terminal kiri.

E˚sel = E˚kanan – E˚kiri

E˚sel =E˚reduksi - E˚oksidasi

3. Reaksi yang terjadi pada elektroda kiri ditulis sebagai reaksi

oksidasi dan reaksi yang terjadi pada elektroda kanan ditulis

sebagai reaksi reduksi.Reaksi sel sama dengan jumlah kedua

reaksi ini.
B. URAIAN BAHAN

1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96 )

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Berat Molekul : 18

Rumus kimia : H₂O

Pemerian : Air jernih,tidak berwarna,tidak berbau,

dan tidak berasa.

Kelarutan : Dapat melarutkan senyawa tertentu

2. BARIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 656)

Nama resmi : BARII HYDROXYDUM

Nama lain : Barium hidroksida

Rumus kimia : Ba(OH)2

Berat Molekul : 171

Pemerian : Hablur , tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam air, larutan agak keruh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

3. ASAM SULFAT (FI Edisi III hal 58)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

Rumus kimia : H2SO4


Berat Molekul :98,07

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif,

tidak berwarna; jika ditambahkan ke

dalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. INDIKATOR PP(FI Edisi III hal 675 )

Nama resmi : FENOL SULFENOTALEIN

Nama lain : Indikator PP

Rumus kimia : C₂₀H₁₄O₄

Pemerian : Serbuk halus tidak berwarna ,warnanya

dari merah muda sampai merah tua

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut etanol

serta mudah larut dalam karbonat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai zat penunjuk


BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat – alat yang digunakan

1. Buret

2. Corong

3. Erlenmeyer

4. Gelas Kimia

5. Kabel dan bola lampu

6. Pipet tetes

7. Pipet volume

8. Statif

b. Bahan – bahan yang digunakan

1. Aquades

2. Larutkan asam sulfat 0,1 M

3. Larutan barium hidroksida 0,05 M

4. Indikator PP
B. PROSEDUR KERJA

1. Diisi buret dengan larutan asam sulfat 0,1 M

2. Diisi gelas kimia dengan larutan barium hidroksida 0,05 M

sebanyak 25 ml

3. Dimasukkan elektroda ke dalam larutan yang telah dihubungkan

oleh kawat dan balon lampu

4. Dihubungkan ke sumber arus dan catat apa yang terjadi dengan

balon lampu

5. Dilakukan tritrasi sambil diaduk sampai terjadi perubahan pada

balon lampu (mati) dan lanjutkan sampai terjadi perubahan warna

indikator

6. Dilakukan titrasi sebanyak 3 kali.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

H2SO4
Perubahan
Titik
Perlakuan Ba(OH)2
Titik Akhir
Warna
Ekivalen
Ungu –
I 25 ml 2,5 1,8
P.susu
Ungu –
II 25 ml 2,1 1,4
P.susu
Ungu –
III 25 ml 1,9 1,9
P.susu

B. Perhitungan

Ba(OH)2 0,05 M untuk 1 L

H2SO4 0,1 M untuk 1 L

BM = 171;Bj = 1,84 ; % K = 98% ; BM = 98

Gram = M.V.BM

= 0,05.1.171

= 8,55 gram

%K x 10 x Bj
M=
BM
98 x 10 x 1,84
M=
98

= 18,4

M1V1 = M2.V2

18,4 . V1 = 0,1 . 1000

V = 100/18,4

= 5,43 ml

a. Volume rata-rata percobaan

1. Volume rata-rata titik ekivalen

V 1+V 2 +V 3
¿
3

2,5+2,1+1,9
¿
3

6,5
¿
3

¿ 2,16

2. Volume rata-rata titik akhir

V 1+V 2 +V 3
¿
3

1,8+ 1,4+1,9
¿
3

5,1
¿ ¿ 1,7
3
b. Tingkat kesalahan percobaan

1. Titik Ekivalen

Vol . sampel−Vol . rata2 titik ekivalen


¿ x 100 %
Vol . sampel

25+2,16
¿ x 100 %
25

22,84
¿ x 100 %
25

¿ 91,36 %

2. Titik Akhir

Vol . sampel−Vol . rata2 titik ekivalen


¿ x 100 %
Vol . sampel

25+1,7
¿ x 100 %
25

23,5
¿ x 100 %
25

¿ 93,2 %

C. Reaksi

Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-

H2SO4 2H+ + SO42-

Ba(OH)2 + H2SO4 BaSO4 + 2H2O

BAB V

PEMBAHASAN
Pada percobaan elektrokimia yang dilakukan yakni titrasi larutan

barium hidroksida (Ba(OH)2) dengan asam sulfat (H2SO4) yang masing –

masing melepaskan ion – ion berlawanan muatan sehingga timbul arus listrik

suatu larutan asam maupun basa di dalam air akan terionisasi menjadi ion –

ion yang muatannya berlawanan. Hal ini yang menyebabkan larutan asam

dan larutan basa bersifat konduktor.

Dengan adanya arus yang mengalir didalam larutan tersebut dan

dihubungkan dengan elektroda yang berada didalam larutan tersebut.

Barium hidroksida melepaskan ion Ba 2+ dan OH- sedangkan asam sulfat

melepaskan ion H+ dan SO42-.

Perubahan warna indikator dan warna merah muda (ungu menjadi

larutan endapan putih). Saat lampu padam menunjukkan titik ekuivalen

larutan telah tercapai. Lampu menjadi padam karena tidak ada ion – ion yang

menghantarkan arus listrik. Namun jika titrasi dilanjutkan ion – ion yang

menghantarkan arus listrik akan terurai kembali dan lampu mulai menyala

lagi serta terdapat endapan berwarna putih susu.

Pada percobaan ini kita dapat mengetahui berapa besar titik ekuivalen

dan titik akhir.Diman titik ekuivalen dapat kita ketahui dengan melihat bola

lampu pada saat bola lampu itu redup maka itulah titik ekuivalennya yang

dapat kita lihat pada volume titrasi asam sulfat pada buret.
Pada percobaan yang dilakukan terdapat kesalahan – kesalahan

sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal dan tidak

akurat.Contohnya adalah pada saat percobaan dilakukan terjadi pemadaman

lampu.Ini yang menyebabkan tidak dapatnya kita melihat keadaan bola

lampu dimana untuk menyalakan bola lampu diperlukan listrik yang pasda

saat itu padam.Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka dari itu ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Larutan – larutan yang akan dipakai, ketepatan konsentrasi yang akan

digunakan sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.

2. Menggunakan bahan dan alat yang steril dari zat yang lain sehingga tidak

mempengaruhi proses titrasi.

3. Sebaiknya menggunakan larutan yang baru agar lebih akurat.

4. Pengunaan, pengukuran dan pemipetan larutan yang digunakan harus

tepat.

BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan

1. Volume rata-rata titik ekuivalen 2,16

2. Volume rata-rata titik akhir 1,7

3. Kesalahan titrasi titik ekuivalen 91,36%

4. Kesalahan titrasi titik akhir 93,2%

5. Perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna ungu ke warna

ungu ke warna putih susu

6. Larutan H2SO4 bersifat isolator

7. Larutan Ba(OH)2 bersifat konduktor

B. SARAN

Kiranya asisten dapat menerima laporan ini apaadanya dengan

kekurangan yang terdapat di dalam laporan ini.

LAMPIRAN

CARA KERJA
Ba(OH)2 0,05 M Ba(OH)2 0,05 M

25 ml + indikator PP

H2SO4 0,1 M

Ba(OH)2 0,05 M

+ indikator PP

You might also like