You are on page 1of 11

MAKALAH KIMIA ORGANIK II

PROTEIN

Oleh :

Jonathan
062107029

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

1
KATA PENGANTAR
Makalah Kimia Organik II yang menjelaskan tentang “Protein" bertujuan untuk
memenuhi tugas Kimia Organik II, Fakultas MIPA di Universitas Pakuan tahun ajaran
2007/2008.
Makalah ini antara lain berisi Latar belakang, Tujuan, Ringkasan materi, dan
Kesimpulan.
Puji dan Syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan
karunia-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yudhie Sucyadi, S.Si selaku dosen pengajar yang telah
memberi masukan - masukan selama pembuatan makalah.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada
umumnya.

Bogor, April 2009 Penyusun,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II RINGKASAN MATERI..................................................................................2
A. Pengertian...................................................................................................2
B. Struktur Protein...........................................................................................2
C. Fungsi Protein.............................................................................................3
D. Aplikasi Protein...........................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................7
A. Simpulan.....................................................................................................7
B. Saran...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.
Kebutuhan protein bisa diperoleh dari 2 sumber bahan pangan yaitu protein hewani dan
protein nabati. Sumber terbaik protein hewani adalah daging dari mamalia, unggas, dan ikan laut.
Sedangkan sumber terbaik dari protein nabati adalah dari kacang-kacangan. Bahkan dengan
kemajuan teknologi, kini banyak dikembangkan sumber protein baru yang dikenal dengan protein
non-konvensional seperti protein daun, protein konsentrat dan protein sel tunggal.
B. Tujuan
Agar mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mengetahui dan memahami pentingnya
mengkonsumsi protein bagi kesehatan dan gizi mereka.

1
BAB II
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.
Sumber – sumber protein berasal dari Daging, Ikan, Telur, Susu, dan produk sejenis
Quark, Tumbuhan berbji, Suku polong-polongan dan Kentang.
B.Struktur Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer
protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai
bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
 alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;

2
 beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol
(S-H);
 beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
 gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi
yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul
protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur
kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein
dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan
instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi
Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan
massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism
(CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan
dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif
sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari
spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan
pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa
diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350
asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang
berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur
domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya
berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
C. Fungsi Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein
menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus

3
sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein per kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah
pada perempuan yang mengandung dan atlet.atlet.
Fungsi lainnya untuk membentuk jaringan tubuh dengan kandungan asam aminonya.
Protein membentuk kehidupan manusia, protein selalu dihubungkan dengan mahluk hidup dan
upaya untuk mengetahui bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada bagimana protein
mulanya terbentuk.
Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh kita. Enzim protein memecah
makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai anti bodi, mereka melindugi kita
dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-pesan yang mengkoordinasi pelangsungan
aktivitas tubuh dan protein melakukan lebih banyak lagi, mereka memandu perkembangn kita
dimasa kanak-kanak dan memperhatikan tubuh kita selama masa dewasa. Mereka telah membuat
kita menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang.
Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam
amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas
protein tergantung pada dua karakteristik berikut:
1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari
komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat
dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses).
2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh
harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian
makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk
membentuk as.amino lain yang dibutuhkan.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein :
1. Perkembang jaringan
Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan
membutuhkan lebih banyak protein.
2. Kualitas protein
Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola as.aminonya. Tidak ada
rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama protein
nabati. Bagi mereka yang tidak mengosumsi protein hewani dianjurkan untuk
memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan as.amin.
3. Digestibilitas protein
Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan
kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna.

4
Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval yang
lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi.
4. Kandungan energi dari makanan
Jumlah yang mencukupi dari karbohidart harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi
sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidarat juga
mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.
5. Status kesehatan
Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma
atau operasi as.amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan
produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi.
Kecukupan akan protein yang dianjurkan untuk seseorang, umumnya berbeda-beda. Ini
tergantung pada berat badan, umur, dan jenis kelamin serta banyaknya jaringan tubuh yang masih
aktif, seperti otot-otot dan kelenjar. Makin besar dan berat orang itu, semakin banyaklah jaringan
aktifnya, sehingga makin banyak pula protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau
memelihara jaringan-jaringan tersebut. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
 Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
 Yang paling buruk ada yang disebut dengan [Kwasiorkor], penyakit kekurangan protein.
Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya
busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga
menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
o hipotonus
o gangguan pertumbuhan
o hati lemak
 Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
D. Aplikasi Protein
Alfa protein
Salah satu nutrisi ‘emas’ yang terkandung dalam ASI  dan membuat ASI menjadi sangat
special, adalah Alfa laktalbumin, atau juga biasa disebut dengan alfa protein.
Dalam ASI terdapat 2 jenis protein, yaitu Whey dan Kasein. Whey protein merupakan
jenis protein susu yang lebih mudah dicerna karena bentuknya yang lebih lembut. Sedangkan
kasein adalah jenis protein susu yang lebih sulit dicerna, terutama oleh bayi dan anak, karena
bentuknya yang lebih padat. Tidak seperti susu sapi yang memiliki 20% whey dan 80% kasein,
ASI memiliki 60% Whey dan 40% Kasein. Alfa protein merupakan jenis protein terbanyak yang
terdapat dalam whey protein ASI.

5
Jenis whey protein lain yang terdapat dalam susu sapi adalah beta-laktoglobulin, yang
merupakan jenis protein yang berpotensi untuk menyebabkan alergi pada bayi dan anak-anak.
Beta-laktoglobulin ini justru tidak terdapat dalam ASI tapi banyak terdapat dalam susu sapi.
Alfa protein merupakan protein utama yang terdapat fraksi Whey dalam ASI (22% dari
total protein). Alfa protein juga merupakan sumber asam-asam amino esensial yang tidak bisa
dibuat dalam tubuh manusia. Salah satu asam amino esensial yang banyak terdapat dalam Alfa
protein adalah asam amino triptopan yang salah satu fungsinya adalah untuk mengatur pola-pola
kehidupan anak seperti pola tidur. Manfaat alfa protein antara lain :
 Meningkatkan daya cerna protein sehingga mudah diserap tubuh.
 Menurunkan risiko terjadinya intoleransi karena protein susu.
 Sumber asam amino (pembentuk protein) untuk membantu tumbuh kembang bayi dan
anak.
 Membantu meringankan kerja ginjal untuk mencerna protein.
 Sumber asam amino triptophan (asam amino esensial) yang berperan dalam mengatur
pola tidur bayi dan anak.
 Membantu meningkatkan bakteri baik dalam saluran pencernaan dan bisa membantu
mengurasi risiko terjadinya infeksi karena bakteri.

Protein Berpendar Hijau / Green Fluorescent Protein (GPT)


Protein berpendar hijau (Green fluorescent proteins, GFP) adalah sekelompok
protein dengan struktur mirip satu sama lain yang berpendar hijau apabila disorot/dipapar
dengan cahaya biru. Protein ini pertama kali diisolasi dari ubur-ubur Aequorea victoria yang
mampu memendarkan cahaya hijau pada tahun 1962 oleh Osamu Shimomura. "Lukisan"
pantai San Diego pada media biakan bakteri yang memiliki mutasi warna GFP yang
berbeda-beda, dibuat oleh staf laboratorium Roger Tsien
Pemanfaatan GFP menjadi meluas setelah gen-gen yang bertanggung jawab
atasnya berhasil ditemukan dan kemudian digunakan secara luas dalam biologi molekular
sejak tahun 1990-an berkat kerja dari Martin Chalfie dalam teknik yang dikenal sebagai
reporting system ("Sistem pelaporan"). Teknik ini melibatkan sejumlah gen dengan
karakteristik khas karena menghasilkan substansi yang mudah dilacak mata, sehingga
disebut gen pelapor (reporter genes), dan bermanfaat sebagai penunjuk secara fisik atas
ekspresi suatu gen tertentu pada organisme.

6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh kita. Enzim protein
memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai anti bodi, mereka
melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-pesan yang
mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein melakukan lebih banyak lagi,
mereka memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak dan memperhatikan tubuh kita
selama masa dewasa. Mereka telah membuat kita menjadi individu unik sebagaimana kita
sekarang.
B. Saran
Kecukupan akan protein yang dianjurkan untuk seseorang, umumnya berbeda-
beda. Ini tergantung pada berat badan, umur, dan jenis kelamin serta banyaknya jaringan
tubuh yang masih aktif, seperti otot-otot dan kelenjar. Makin besar dan berat orang itu,
semakin banyaklah jaringan aktifnya, sehingga makin banyak pula protein yang
diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-jaringan tersebut.
Oleh karena itu, kita harus memperhatikan kecukupan protein dalam tubuh kita
dengan cukup mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. http://eviefitrah.blogspot.com/2007/12/manfaat-protein-dalam-kehidupan-sehari.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Protein_berpendar_hijau
4. http://www.wyethindonesia.com/$$Alfa%20Protein.html?menu_id=233&menu_item_id=6
5. http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/mengapa-protein-begitu-penting-bagi-hidup-kita

You might also like