You are on page 1of 208

XII IPA 1

SMA Negeri 5
2010/2011

Resensi XII IPA 1


XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Daftar Isi
Daftar Isi i

Yogi Maulana (Sebuah Lorong di Kotaku) 1

Gavrilla Samitra Dwi Putri (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma) 7

Muh. Yusri Setiawan (Layar Terkembang) 17

Fadiah Fathaniah Mustamin (Padang Ilalang di Belakang Rumah) 22

Andi Ameliya Rusli (Tak Putus Dirundung Malang) 27

Nurul Muthiah (Azab dan Sengsara) 32

Susdiaman (Hikayat Khalilah dan Dimnah) 40

Rosita Handayani Dwibowo (Kalau Tak Untung) 47

Ika Saputri (Negeri 5 Menara) 50

Nur Zakinah (Robohnya Surau Kami) 55

Githa Putri P. Sari (Maryamah Karpov) 61

Nur Fauziah Kasim (Salah Pilih) 65

Putri Juwita Permatahati (Burung-Burung Manyar) 74

Fachru Bahari Jasman (Atheis) 78

Ian Suryani (Katak Hendak Menjadi Lembu) 86

Prastuti Wulandari (Pada Sebuah Kapal) 96

Irmawati Syam (Namaku Hiroko) 101

Vinda Aprilia Darumba (Sitti Nurbaya) 111

Miftahendarwati (Badai Sampai Sore) 117

Yuniar Afifa Nur (Ziarah) 122

Fajrin Violita (Sengsara Membawa Nikmat) 130

Winnie Pratiwi A. (Totto-chan) 135

Khairunnisa Patsal (5 cm) 139

Stefanie Letedara (Jalan Bandungan) 147

ii
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Fitriah Karmita (Lolita) 154

Nailah Fairuzia (Totto-chan Childrens) 161

Qurratu Aeni Amirullah (Ketika Merah Putih Terkoyak) 167

Andi Adilah Bunyamin (Surat-Surat Kepada Karen) 171

Andi Achmad Fadillah Ashan (Ketika Cinta Bertasbih, Episode 1) 176

Ina Zakina Alda (Cinta Setengah Hati) 183

Hermin Hardyanti Utami (Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur!) 189

Novianto Padaunan (Sang Pemimpi) 201

iii
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

1
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sebuah Lorong di Kotaku, Kenangan Masa Kecil Dalam Goresan Pena
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : SEBUAH LORONG DI KOTAKU

Kategori : Cerita fiksi (Novel)

Pengarang : Nh. Dini

Penerbit : PT Gramedia

Tahun Terbit : 1986

Cetakan :1

Tebal Buku : 107 halaman

Warna Sampul : Coklat pudar

PEMBUKAAN

Perkenalan Pengarang

Nh Dini lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang.


Setamat SMA bagian Sastra (1959), ia mengikuti kursus Pramugari
Darat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti kursus B-1
Jurusan Sejarah (1957). Nh.Dini mulai menulis sejak tahun 1951.
Pada tahun 1953 cerpen-cerpennya mulai dimuat di majalah
Kisah, Mimbar Indonesia, dan Siasat. Selain menulis cerpen, Dini
juga menulis sajak dan sandiwara radio, serta novel. Berbagai
penghargaan telah diterimanya, antara lain pemenang Lomba
Penulisan Naskah Skenario untuk sandiwara radio se-Jawa Tengah
(1955), mendapat hadiah pertama untuk Lomba Penulisan Cerita
Pendek dalam Bahasa Prancis se-Indonesia untuk cerpennya Sarang Ikan di Teluk Jakarta
(1988). Pada tahun 1989 ia mendapat Hadiah Seni dari Kementerian PdanK untuk bidang
Sastra. Pada tahun 1991 Dini kembali memperoleh Piagam Penghargaan Upapradana dari
Pemda TK I Jawa Tengah. Selain terus berkarya, Dini juga sibuk menerima undangan-
undangan ceramah mengenai sastra dan budaya di dalam dan luar negeri. Selain itu, ia juga
mengelola sebuah taman bacaan untuk remaja dan anak-anak di Semarang, yang
kegiatannya mencakup latihan Bahasa Indonesia dan diskusi. Bagi Nh.Dini hidup adalah
menyelesaikan tugas-tugas hidup dan menuliskannya. Membaca buku-buku Nh Dini adalah
membaca sebuah kehidupan dari masa ke asa. Hampir sepanjang hidup ia menulis dan
mencatat peristiwa-peristiwa. Tokoh-tokoh dalam bukunya lebih banyak bertipe the girl
next door. Begitu dekat dengan kita, begitu nyata. Tidak muluk-muluk. Sebagai penulis ia
telah melakukan tugas dengan baik, konsisten, tidak bolong-bolong, tidak banyak bicara. Ia
memiliki daya tahan mengagumkan. Ia telah menemukan estetikanya sendiri dalam

2
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
menulis. Seandainya anggota pasukan, maka ia akan termasuk yang khusus, karena berlatih
tekun, militan, memutuskan satu tindakan dengan tepat dan cepat.Buku-buku Nh Dini
bahkan memiliki keistimewaan, ia mencatat berbagai peristiwa secara detail, sehingga
ketika ia menulis satu buku, cerita dalam buku itu berasal dari catatan yang akurat dan
lengkap, seperti peristiwa sejarah dari masa ke masa hidup Dini. Catatan harian Dini masih
tersimpan dengan baik di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Metode sama telah
dilakukan BJ Habibie, mantan Presiden kita, menulis buku Detik-detik yang Menentukan
(2006) berdasarkan catatan peristiwa penting di awal pemerintahannya, tidak
mengandalkan ingatan. Dini menggambarkan keadaan umum yang terjadi sehari-hari di
keluarga, lingkungan, keadaan sosial dan finansial masyarakat, kehidupan serta
perkembangan seni, transportasi, jenis makanan. Secara tak langsung Dini melukiskan
mental manusia Jawa hidup di masa itu. Menarik mengetahui bagaimana orang-orang
dalam masyarakat berpikir dan bertindak.

Membandingkan dengan buku sejenis masa sekarang

Di tengah-tengah kumpulan novel - novel Indonesia yang penuh teriakan, umpatan,


dan percintaan yang memenuhi rak buku dirumah, membaca kembali cerita kenangannya
serasa mengail di atas sampan dengan semilir angin dan gelombang. Sembari menanti
datangnya ikan yang terpancing, kita disuguhi deskripsi panorama alam dengan sangat
detail, sosial-budaya keluarga Jawa yang kental, berikut kisahan sepihak tokoh-tokoh
perempuan tentang masa lalu yang mengalir hadir sangat lancar, nyaris tanpa riak, dan
tahu-tahu kita sudah berhenti, serta diharap melakukan pelayaran kembali pada cerita
kenangan berikutnya. Tokoh-tokoh wanitanya sederhana dan lembut, memiliki harga diri
yang kuat, penyegan, sopan, lembut, tanggap terhadap kebaikan dan kelembutan, tetapi
terguncang, dan jijik terhadap kekerasan, serta berpihak pada segala yang benar dan layak
menurut ukuran-ukuran Jawa. Sejak kecil sifat tokoh ’aku’ ini suka berterus terang, berani,
bahkan tatkala saudara-saudaranya berebut sisa makanan dari kakek Kiai Wiryobesari yang
konon mengandung tuah, dengan entengnya ’aku’ kecil ini menganggapnya sebagai sesuatu
yang memuakkan (Sebuah Lorong di Kotaku, hal 52 dan 59).

Kekhasan buku dan pengarang

Buku ini memiliki kekhasan tersendiri, di mana pengarang menceritakan semua


pengalaman-pengalamannya secara detail. Memperkenalkan tokoh-tokoh secara detail
pula. Sehingga pembaca dapat merasa berada dalam cerita tersebut.

3
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Tema Buku

Buku ini bertemakan riwayat hidup masa kecil sang penulis sendiri.

Kritik Buku

Menurut saya buku ini sudah cukup bagus, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, yang ingin saya kritik hanyalah pada bagian penulisan. Mungkin karena pada
masa pembuatan novel ini, belum ditetapkan EYD. Sehingga banyak tata cara penulisan
yang tidak sesuai dengan EYD. Selain itu, ada beberapa alur certia yang monoton, sehingga
pembaca merasa bosan akan cerita tersebut.

Kesan Buku

Buku ini cukup bagus dan sesuai untuk setiap zaman. Saya salut dengan samg
pengarang, ibu N.H. Dini yang masih bisa mengingat masa kecilnya secara detail dan
menuangkannya dalam goresan pena.

TUBUH RESENSI

Sinopsis

Setiap orang pastilah menyimpan kenangan yang berasal dari masa kanak
kanaknya, baik kenangan yang manis maupun kenangan yang pahit. Akan tetapi, tidak
semua orang mampu mengungkapkannya kembali secara tertulis, seperti yang dilakukan
Nh. Dini. Dini mengiksahkan kembali peristiwa peristiwa yang dialaminya pada tahun tahun
terakhir zaman penjajahan Belanda hingga masuknya tentara Jepang. Diceritakan antara
lain: Pengalaman: ramai ramai menyerok ikan dai belakang rumah ketika banjir,
mengunjungi kakek nenek (dari pihak ayah + ibu), pertama kali masuk sekolah, ikut
mengungsi dan lain lain.

Sebuah novel yang bercerita tenang kehidupan dari sudut pandang seorang Dini
kecil, yang dibesarkan bersama dengan saudara-saudaranya ketika perang kemudian
berkecamuk. Bagi saya, novel ini adalah novel pertama yang saya baca yang menjadikan
seorang gadis kecil sebagai tokoh utama. Awalnya saya tidak begitu paham jika ternyata
gadis kecil itu adalah sang penulis saat ia masih kecil. Namun saat saya mengetahuinya,
kekaguman saya pada beliau menjadi sangat besar. Tidak mudah menurut saya
menyampaikan tulisan dari sudut pandang anak-anak sementara sang penulis sendiri telah
bertahun-tahun melewati masa itu. Kecuali jika memang masa kecil itu sangat berkesan
buat beliau. Hal ini yang menjadi nilai lebih buat saya, sebagai orang awam yang tidak
begitu paham tentang kepenulisan. Karya ini yang kemudian membuat saya merasa saying
untuk melupakan tentang masa kecil. Baik itu kesedihan, kesenangan, dan banyak hal
sepele yang kemudian saat ini menjadi begitu sangat bermakna.

4
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
N. H. Dini menceritakan kisahnya dengan begitu lugu dan sederhana. Mudah
dicerna dan seperti membawa saya pada saat-saat dimana kejujuran, kepolosan menjadi
kiblat saya waktu itu. Mungkin memang berbeda dengan saat ini. Ketika terkadang tanpa
kita sadari, kita telah melakukan kebohongan yang tidak hanya merugikan diri orang lain
tetapi juga kita sendiri. Hal ini yang kemudian membuat saya teringat untuk bias lebih
menghargai tingkah polah anak-anak yang berada di sekitar tempat tinggal saya. Betapa
terkadang kejujuran dan kepolosan mereka membuat kita para orang dewasa merasa sakit
hati. Tetapi itulah mereka. Sikap yang seharusnya kita tiru saat ini, dan bukannya menjadi
saling sikut dan saling menyakiti demi ambisi masing-masing.

Ulasan singkat

Unsur intrinsik buku

• Tema : Kenangan masa kecil


• Latar :
• Tempat : rumah, halaman belakang, rumah kakek,
rumah Pak De, sungai, sawah, desa Batan.
• Suasana : gembira, sedih, tegang, takut.
• Waktu : pagi hari, siang hari, petang, malam hari
• Alur : Alur maju
• Tokoh dan Penokohan :
• Dini :lugu, selalu ingin tahu, sopan,
penyabar
• Ibu : penuh kasih sayang, tegas
• Ayah : bijaksana, rajin, tegas
• Teguh : kakak yang baik hati, kadang usil
• Kakek : penyayang, religious
• Heratih : penyayang dan pengertian
• Maryam : penurut
• Nugroho : usil, bandel, dan baik hati
• Sarosa : penyayang, kekanak-kanakan

Keunggulan buku

• Buku ini dapat memberi banyak pembelajaran kepada para pembaca, dalam
buku banyak sekali norma-norma dalam masyarakat seperti tata cara makan
yang sopan, cara berbicara kepada yang lebih tua, bahkan bersosialisasi pada
pembantu dengan begitu akrabnya tanpa memandang status social dan lain-
lain.
• Penulis dapat menggambarkan dengan detail beragam peristiwa yang
dialaminya, walaupun peristiwa itu telah lama terjadi. Saya sangat kagum

5
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
terhadap NH Dini dikarenakan dapat mengingat peristiwa pada masa kecilnya,
dan menuangkannya dalam bentuk buku, deskripsinya pun tidak bertele-tele
langsung pad kejadian dan blak-blakan.
• Semua kejadian Nampak nyata, disebabkan oleh pemaparan yang mendetail.
• Banyak amanat yang dapat di petik dari membaca bukunya diantaranya, :
o Bersopan-santunlah dalam tindakan mu
o Lebih baik menjadi murid yang rajin dan pandai daripada murid yang
berbaju banyak dan bagus tetapi bodoh
o Berpuasalah bukan karena ingin masuk surga tapi berpuasalah untuk
beribadah kepda Allah SWT

Kelemahan buku

• Pada buku ini banyak sekali terdapat ksalahan cetak, saya tidak mengetahui
jelas apakah memang dari gaya bahasa yang digunakan begitu adanya atau
merupakan kesalahan terdapat pada pencetak….. (contoh= pada halaman 20
“… mempergunakan senduk (seharusnya sendok) dan garpu…” halaman 33 “
..dalam demo (seharusnya bemo) yang telah dipesan oleh ayah….”.
• Gaya bahasa yang digunakan penulis tidak sesuai dengan EYD, hal ini mungkin
disebabkan oleh tahun pembuatan novel yang sudah sangat lama, sehingga
penulis tidak mengetahui betul tentang aturan menulis ejaan yang benar.
• Ada beberapa cerita yang terlalu mendetail dan bersifat monoton, sehingga
dapat menyebabkan pembaca bosan.

Kerangka Buku

• Kerangka pertama, pengenalan keluarga Dini


• Kerangka kedua, kunjungan Dini dan keluarga ke rumah Kakek dan Pak De
• Kerangka ketiga, Dini masuk sekolah dasar
• Kerangka keempat, liburan bulan puasa
• Kerangka kelima, serangan awal Jepang terhadap Belanda

PENUTUP

Novel Sebuah Lorong di Kotaku sangat menarik untuk dibaca. Cocok untuk semua
kalangan usia. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, novel ini memiliki kekhasan cerita
tersendiri. Selain itu, dengan membaca novel ini kita bisa mendapat banyak hikmah dan
amanat yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian resensi dari saya,
semoga dapat bermanfaat.

6
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

7
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Lika-Liku Kehidupan pada Zaman Perjuangan Indonesia

Data buku :

1. Judul buku : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma


2. Pengarang : Idrus
3. Penerbit : Balai Pustaka
4. Tahun terbit : 1989
5. Cetakan : kedelapan
6. Tebal buku : 172 hlm. ; 21 cm

Pembukaan :

Abdullah Idrus Kota Padang, Sumatera Barat, 21


September 1921 – meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei
1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia
menikah dengan Ratna Suri, pada tahun 1946. Mereka dikaruniai
enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir.
Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus,
Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.

Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku
sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-
karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah
menghasilkan cerpen pada masa itu.

Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai
tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut,
membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan

8
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan dengan H.B. Jassin,
Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain.

Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan Angkatan ’45, ia tidak dapat


memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan
pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh
tempat terhormat dalam dunia sastra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang
dikukuhkan H.B. Jassin dalam bukunya.

Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya
sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan sastra, seperti Teknik
Mengarang Cerpen dan International Understanding Through the Study of Foreign
Literature. Kemampuannya menggunakan tiga bahasa asing (Belanda, Inggris, dan Jerman)
membuatnya berpeluang untuk menerjemahkan buku-buku asing. Hasilnya antara lain
adalah Perkenalan dengan Anton Chekov, Perkenalan dengan Jaroslov Hask, Perkenalan
dengan Luigi Pirandello, dan Perkenalan dengan Guy de Maupassant.

Karena tekanan politik dan sikap permusuhan yang dilancarkan oleh Lembaga
Kebudayaan Rakyat terhadap penulis-penulis yang tidak sepaham dengan mereka, Idrus
terpaksa meninggalkan tanah air dan pindah ke Malaysia. Di Malaysia, lepas dari tekanan
Lekra, ia terus berkarya. Karyanya saat itu, antara lain, Dengan Mata Terbuka (1961) dan
Hati Nurani Manusia (1963).

Di dalam dunia sastra, kehebatan Idrus diakui khalayak sastra, terutama setelah
karyanya Surabaya, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Aki diterbitkan. Ketiga karyanya itu
menjadi karya monumental. Setelah ketiga karya itu, memang, pamor Idrus mulai menurun.
Namun tidak berarti ia lantas tidak disebut lagi, ia masih tetap eksis dengan menulis kritik,
esai, dan hal-hal yang berkenaan dengan sastra di surat kabar, majalah, dan RRI (untuk
dibacakan).

Salah satu buku karangan Idrus adalah “ Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma “.
Buku ini memuat kisah-kisah dari zaman Revolusi. Buku ini mengumpulkan beberapa

9
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
karangan Idrus mulai dari kedatangan Jepang pada tahun 1942 dan sesudah 17 Agustus
1945. Buku ini bertemakan mengenai Kehidupan Sosial Zaman Revolusi.

Membaca buku ini, kita akan merasa seolah-olah sedang mengalami perjalanan
pada masa pemerinahan Jepang yang masih berkuasa di Indonesia. Selain itu, buku ini juga
imajinatif, mengajak para pembaca juga ikut membayangkan apa yang tertulis di buku ini,
seolah-olah isi yang berada di buku ini merupakan sesuatu yang hidup dan benar-benar
terjadi.

Buku ini berisi bermacam-macam cerita dengan isi yang berbeda-beda sehingga
mengakibatkan pembaca sulit menebak apa yang dipikirkan pengarang. Sebaiknya, cerita
buku ini saling berhubungan satu sama lain sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami maksud dari cerita tersebut.

Sinopsis Buku :

“ Ave Maria “

Pernikahan antara Zulbahri dan Wartini sangatlah bahagia walaupun mereka sudah
delapan bulanmenikah, tetapi belum ada tanda-tanda akan memiliki keturunan.Bahkan
kebahagian tersebut bertambah ketika karya sastra Zulbahri banyak mendapat perhatian
khalayak dan para ahli.

Tidak lama kemudian Zulbahri mendapat firasat bahwa kebahagiaan yang ia


rasakan akan sirna, bertukar dengan kesusahan dan kesengsaraan. Firasat tersebut mulai
tampak menjadi kenyataan ketika Zulbahri menerima surat dari adiknya,Syamsu, yang
berada di Shonanto, akan kembali ke Jakarta tinggal bersama Zulbahri. Dalam keadaan
demikian Zulbahri khawatir bahwa cinta monyet antara Wartini dan Syamsu yang sudah
padam akan menyala kembali. Surat dari Syamsu membuat pikiran Zulbahri kacau balau
dan terbengkelai pekerjaannya. Apabila Zulbahri menolak kedatangan Syamsu, tentu
Zulbahri dipandang rendah oleh orang-orang di kampungnya. Dalam hal ini Zulbahri merasa
menjadi perampok milik Syamsu.Kekalutan jiwa Zulbahri diutarakan kepada Wartini. Dalam
hal ini, Wartini menanggapi bahwa kekalutan Zulbahri terlalu berlebihan. Wartini
menjelaskan bahwa cinta Wartini kepada Syamsu tidak masuk ke dalam hati.Syamsu benar-
benar kembali ke Jakarta tinggal bersama Wartini dan Zulbahri.

10
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Pada suatu saat Zulbahri sedang sakit kepala dan tidur saja di kamarnya, Syamsu
bersama Wartini bermain musik. Wartini memainkan piano, Syamsu memainkan biola.
Mereka berdua memainkan lagu “Ave Maria” karya Gonnod. Mereka berdua memainkan
lagu itu penuh perasaan. Tanpa disadari, setelah lagu itu selesai, Wartini tibatiba menangis
dan Syamsu segera meletakkan biolanya di atas piano.Wartini menangis karena terkenang
masa silam ketika memainkan lagu itu bersama-sama. Wartini dengan tersedu-sedu,
perlahan mengungkap tanya kepada Syamsu sebagai berikut: “Syam, dapatkah seorang
perempuan mencintai dua orang laki-laki sekaligus?” kemudian Syamsu menjawab “Tidak,
Tini, hanya seorang ibu kepada anak-anaknya dapat. Engkau sehat, Wartini. Hanya
aku….”Dalam keadaan demikian, Zulbahri dari kejauhan mendengarkan baik-baik. Zulbahri
merasa tahu benar bagaimana hubungan antara Wartini dengan Syamsu. Meskipun
demikian ketika hal tersebut dikonfirmasikan, Wartini tetap mengelak.

Atas dasar hal itu, Zulbahri meninggalkan kota Jakarta, pindah ke kota Malang.
Zulbahri sangat sulit melupakan Wartini sehingga ia semakin hari semakin kurus. Hal ini
mengakibatkan Zulbahri sakit dan dirawat di rumah sakit selama tiga bulan. Setelah
Zulbahri sembuh, dokter melarang Zulbahri pergi ke Jakarta, namun perkataan dokter tidak
dihiraukan. Seminggu sesudah itu ia ke Jakarta untuk meminta Wartini kembali kepada
Syamsu. Di tengah perjalanan pulang ke Jakarta, timbul perasaan Zulbahri ingin membunuh
Wartini dan Syamsu, namun berdasarkan pertimbangan psikologis keinginan tersebut
diurungkan.

Setiba di Jakarta, Zulbahri langsung menuju rumah Wartini/Syamsu. Sesampai di


rumahnya, dari jendela, Zulbahri melihat Wartini sangat berbahagia sedang memainkan
lagu “Ave Maria” bersama Syamsu. Pandangan Zulbahri lebih tertuju pada Wartini yang
tampak menggenang, ia mengatakan “Sungguh berbahagia engkau Wartini. Tidak, tidak,
aku tidak akan mengganggumu.” Setelah itu ia lari meninggalkan Wartini dan Syamsu
menuju ke hotel. Zulbahri tidak dapat tinggal di hotel berlama-lama karena kondisi
keuangannya menipis.

Akhirnya ia tinggal di sebuah rumah bergang kecil. Di tempat tersebut ia mencari


hiburan membaca buku, namun sia-sia. Dalam keadaan demikian, pakaiannya tidak terurus.

11
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Setelah ia membaca cerita pendek dalam suatu majalah, ia sadar bahwa selama ini
hidupnya hanya memenuhi kepentingan pribadi. Oleh karena itu dengan arus kesadaran
yang sesadar-sadarnya, Zulbahri masuk barisan jibaku untuk kepentingan nusa dan bangsa

“ Kejahatan Membalas Dendam “

Ishak rela mengorbankan segalanya termasuk cinta demi cita-citanya. Hal itu
dibuktikan dengan ia pergi meninggalkan Satilawati yang merupakan tunangan Ishak.
Satilawati menganggap Ishak pengecut karena lari dari kenyataan.
Ishak pergi karena kritikan Pak Orok yang dianggap akan menjauthkan reputasinya. Suksoro
(ayah Satilawati) sangat membenci Ishak, Ia menganggap bahwa Ishak tidak bebakat
menjadi pengarang. Karena ketidaksukaannya terhadap hubungan anaknya, Suksoro
berniat untuk memisahkan Satilawati dengan Ishak yaitu dengan meminta bantuan bibinya
seorang perempuan tua yang datang dari Cianjur.

Perempuan tua tersebut adalah seorang dukun masyhur dalam menceraikan orang.
Namun, perempuan tua itu menolak untuk memisahkan Satilawati dari Ishak, karena ia tau
cucunya (Satilawati) sangat mencintai Ishak.

Suatu hari saat Satilawati sedang bercakap-cakap dengan neneknya tentang Ishak,
ia meminta neneknya tersebut untuk menyatukan kembali hubungannya. Namun,
neneknya tidak bisa karena itu bukan pekerjaannya. Meskipun Kartili (dokter, teman Ishak)
telah menyatakan bahwa Ishak memiliki penyakit keturunan yaitu gila, tetapi Satilawati
tetap mencintai Ishak.
Di hari yang sama Kartili dan Asmadiputera (meester in de rechten, teman Ishak) datang ke
rumah Satilawati untuk mempertahankan roman Ishak dan memperbaiki nama baik Ishak.
Setelah Asmadiputera bertemu dengan Pak Orok yang ternyata dia itu Suksoro menyatakan
bahwa Suksoro harus mau menerima roman Ishak dan menerima kenyataan yang
sebenarnya terjadi, namun Suksoro tetap menolak. Ia tetap pada pendiriannya.

Setelah Asmadiputera pulang, Sukroso dan perempuan tua bercakap-cakap.


Suksoro menanyakan jawaban tentang permintaannya, namun perempuan tua tetap pada
pendiriannya. Ia tidak mau memisahkan Satilawati dengan Ishak. Mendengar hal tersebut
Suksoro marah dan mengusir perempuan tua tersebut dari rumahnya.

12
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Setelah pulang ke rumahnya kembali, perempuan tua menemukan seorang pemuda sedang
menunggui rumahnya. Pemuda tersebut adalah Ishak, namun perempuan tua tidak
mengetahuinya. Perempuan tua memberikan semangkuk kopi dan makanan, namun tak
ada yang dimakan oleh Ishak. Ia terus menulis dan menulis sampai akhirnya tertidur.

Pagi harinya Ishak baru mengetahui kalau di rumah tersebut ternyata ada seorang
nenek. Ia bersujud dan meminta maaf karena semalaman ia terus menulis. Ishak pun tidur
terlelap di bangku luar rumah. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, yang datang ternyata
Kartili. Perempan tua kaget, Kartili datang untuk meminta tolong kepada perempuan tua.
Katanya ia sedang berkesusahan dan meminta perempan tua membinaskan seseorang.
Namun, perempuan tua menolak karena Kartili telah berbohong kepadanya.

Saat perempuan tua pergi keluar, Kartili menuangkan isi dari bungkusan kecil ke
dalam kopi perempuan tua tersebut lalu lekas kembali seperti tidak tahu apa-apa. Setelah
perempuan tua kembali masuk dan berkata bahwa ia tidak bisa menolong Kartili, Kartili
memberikan uang dan bergegas akan pergi.

Saat akan bertolak keluar, tiba-tiba pintu ditolakkan orang dengan keras dan
ternyata yang datang adalah Satilawati. Perempuan tua sangat terkejut melihat Satilawati,
ia menghampiri neneknya sambil menepuk mangkuk yang dipegang oleh perempuan tua.

Mangkuk jatuh. Satilawati berkata kalau Kartili hendak bermaksud membunuh


perenpuan tua tersebut. Ternayata Satilawati sudah datang dari tadi dan mengintip. Saat
Kartili hendak keluar, perempuan tua menahannya dan menunjukkan Ishak kepada Kartili
dan Satilawati. Satilawati dan Kartili terkejut.Perempuan tua menjelaskan pada Satilawati
bahwa Ishak sakit karena Kartili.

Satilawati datang ke rumah neneknya karena bertengkar dengan Suksoro. Ia telah


mengetahui semuanya. Namun, neneknya menyuruh Satilawati untuk kembali pada
ayahnya. Satilawati menolak. Namun karena bujukan dari neneknya akhirnya Satilawati
mau menuruti neneknya.

Setelah sailawati pergi, Ishak datang dengan bercucuran keringat. Ia mengeluh


kepada perempuan tua. Ia menyesal karena para petani yang mendengarkan pidatonya
tidak mengerti bahasa Indonesia dan Ishak tidak bisa bahasa Sunda.

13
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sebulan kemudian, saat Ishak dan perempuan tua sedang di tepi sawah Ishak
melihat para petani dengan girang bkerja dan menyerahkn padinya kepada pmerintah.
Ternyata perempuan tua telah mmberi tahukan kepada masyarakat tentang yang selama ini
dipidatokan oleh Ishak. Perempuan tua tersebut menyalinnya kedalam bahasa Sunda.

Di tepi sawah itu Ishak mengenang masa lalunya dan menceritakannya kepada
perempuan tua. Ishak terlihat sangat gembira, namun setelah ia mendengar bahwa Suksoro
dan satilawati akan datang hari itu ia langsung termenung dan pergi.

Tak lama kemudian Suksoro, Satilawati dan Asmadiputera datang ke sawah.


Satilawati melihat ishak bekerja dengan giat, sedangkan Asmadiputera pergi ke rumah
perempian tua untuk melihat tulisan Ishak selama ini.

Satilawati dan Suksoro mendekati Isahak yang sedang bekerja. Setelah melihat
Satilawati dan Suksoro, Ishak bergegas bersalaman pada Suksoro. Setelah lama berbincang-
bincang, perempuan tua dan Asmadiputera pun datang menghampiri Ishak. Asmadiputera
berniat untuk menerbitkan buku yang ditulis oleh Ishak.

Ketika sedang berbincang perempuan tua membakar azimat yang ia miliki dengan
maksud untuk memusnahkan ilmu hitamnya. Sementara itu Asmadiputera melihat Kartili
dengan rambut yang acak-acakan, ternyata Ia gila.

“ Kota Harmoni “

Seorang kakek tua yang terinjak kakinya dalan serangkai trem. Kakek itu bertanya
apakah orang menginjaknya itu tentara, atau keluarga tentara, yang diungkapkan dengan
rentetan pertanyaan yang tak ada habisnya, sampai-sampai yang membacanya bisa
mengelus dada.

“ Jawa Baru “

Orang-orang Nippon yang memiliki sifat yang sama dengan Belanda yaitu
mengambil harta benda masyarakat di pulau jawa. Banyak masyarakat yang menderita dan
melarat akibat tindakan orang Nippon. Kehidupan susah , dimana orang-orang
mengeluh,terjadi kelaparan, dan penderitaan yang sangat tragis merupakan gambaran
kehidupan masyarakat Jawa pada zaman itu.

14
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
“ Jalan Lain ke Roma “

Karangan ini bercerita tentang seorang guru yang bernama Open. Dari cerita ini
bisa dipetik pelajaran tentang keharusan setiap orang untuk berlaku jujur. Akan tetapi jujur
disini bukan berarti orang tersebut harus menceritakan semua hal tentang dirinya sendri,
apalagi kepada orang yang istilahnya tidak berkepentingan dengan orang itu, ataupun hal
yang diceritakan bukan merupakan hal yang penting untuk diceritakan. Akibatnya ya orang
itu celaka sendiri akibat perbuatan dan ucapannya sendiri.

Ulasan Singkat :

Karangan Idrus “ Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma “ memuat kisah-kisah dari
zaman Revolusi. Buku ini terdiri dari beberapa karangan mulai dari Kedatangan Jepang
Tahun 1942 dan sesudah 17 Agustus 1945. Buku ini berisikan sekumpulan cerita yang tidak
saling berhubungan tetapi memiliki setting yang sama, yaitu masa perjuangan Indonesia
yang berkisar sekitar pendudukan Jepang sampai kedatangan Sekutu. Judul cerita pertama
adalah 'Ave Maria' dan judul cerita terakhir adalah 'Jalan Lain ke Roma’, dan dikarang oleh
Idrus, salah satu pengarang seangkatan Chairil Anwar.

Karangan “ Ave Maria “ ceritanya sangat romantis dan mengharukan. Karangan “


Kejahatan membalas dendam “ disajikan dalam bentuk drama dan melalui karangan inilah
Idrus mencoba menulis karya sastra dalam bentuk sandiwara atau drama. Setelah itu,Idrus
mengarang “ Coret-Coret di Bawah Tana “ yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan
bersifat humoristis. Dalam novelnya yang berjudul “ Surabaya “, Idrus memberikan sesuatu
yang baru dalam prosa Indonesia. Ia menggambarkan tentang revolusi yang berkorban
dengan hebatnya dan disertai oleh semboyan-semboyan yang berapi-api.

Keunggulan dan kekurangan buku :

Keunggulan dari buku ini adalah bahasanya yang mudah dipahami, dengan cerita
yang begitu kaya akan semangat nasionalisme dan makna, pelajaran bagi kehidupan.
Apalagi ketika kita membaca buku ini, kita akan merasa seolah-olah kita sedang mengalami
perjalanan pada masa pemerinahan Jepang masih berkuasa di Indonesia. Selain itu, buku ini
juga imajinatif, mengajak para pembaca juga ikut membayangkan apa yang tertulis di buku

15
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
ini, seolah-olah isi yang berada di buku ini merupakan sesuatu yang hidup dan benar-benar
terjadi.

Kekurangan buku ini adalah terdapatnya kata-kata yang sulit saya pahami
maknanya, dan mungkin agak terkesan seperti bahasa Melayu. Disamping itu, kita yang
membaca juga sulit menebak apa yang dipirkan pengarang hingga menulis berbagai macam
cerita dengan isi yang berbeda-beda meskipun tidak saling berhubungan ceritanya.

Penutup :

Walaupun terdapat bebarapa kekurangan dalam buku ini, tetapi buku ini layak
dibaca karena buku ini begitu kaya akan semangat nasionalisme dan makna serta pelajaran
bagi kehidupan pembaca. Selain itu, melalui buku ini kita dapat mengetahui bahkan
merasakan bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Revolusi.

16
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

17
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
LAYAR TERKEMBANG

Judul : Layar Terkembang

Pengarang : Sutan Takdir Alisjahbana

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 2000

Tebal : 166 halaman

Pintu yang berat itu berderit terbuka dan dua orang gadis masuk kedalam gedung

akuarium. Keduanya berpakaian cara barat; yang tua dahulu sekali masuk memakai jurk

(dari bahasa belanda yaitu pakaian wanita eropa ), tobralko putih bersahaja yang berbunga

biru kecil-kecil. Rambutnya bersanggul model sala, berat bergantung pada kuduknya.

Pada paragraf diatas merupakan sepenggal cerita yang ada dalam buku ini. Buku ini

berjudul “Layar Terkembang” menurut saya maksud dari pengarang memilih judul tersebut

karena sang pengarang ingin jika wanita-wanita indonesia mampu untuk mengembangkan

layarnya dalam kehidupan yang fana ini. Pengarang buku ini ialah Sutan Takdir Alisjahbana

ia dikenal di mata para pelajar di indonesia sebagai seorang pengarang yang dalam setiap

karangannya selalu menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Namun itu hanya

dimata pelajar, mungkin berbeda dengan anggapan beberapa orang lainnya. Dimata

mereka ia mungkin seorang penulis yang sangat hebat sehingga mampu untuk memberikan

makna yang mendalam.

18
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Buku ini berisi tentang karya roman yang menceritakan tentang kisah hidup Maria dan Tuti.

Keduanya adalah saudara, namun dari kedua tokoh tersebut penulis dapat melukiskan

perbedaan yang selalu terjadi pada setiap wanita. Kedua tokoh tersebut mempunyai sifat

dan kelakuan yang amat sangat berlawanan. Maria merupakan wanita yang lincah dan

periang, sedangkan Tuti, kakaknya, selalu serius dalam berbagai kegiatan wanita. Ditengah-

tengah kedua wanita yang berlainan sifat tersebut muncul Yusuf. Ia adalah seorang

mahasiswa kedokteran, yang pada masa itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib

Tinggi.

Sejak pertemuannya yang pertama di sebuah pasar ikan, Maria dan Yusuf merasa mulai

timbul kontak batin diantara mereka. Akhirnya mulai saat itu mereka berdua sering saling

berkirim surat dan hubungan merekapun menjadi lebih dekat. Setelah cukup lama menjalin

hubungan tersebut akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bertunangan. Namun

sialnya ketika menjelang hari pernikahan mereka, Tuti jatuh sakit penyakitnyapun cukup

parah yaitu malaria dan TBC, sehingga Maria harus mendapat perawatan yang intensif di

rumah sakit. Anehnya disaat sakit Yusuf kekasihnya tersebut jarang menjenguknya di rumah

sakit. Setelah beberapa lama ia mengidap penyakit tersebut akhirnya ia meninggal dunia.

Namun sebelum ia meninggal dunia ia sempat berpesan kepada kakaknya, Tuti untuk mau

menerima Yusuf sebagai kekasihnya. Tutipun yang sebenarnya pada saat Maria sakit sudah

dekat dengan Yusuf tidak menolak permintaan terakhir adiknya tersebut. Karya roman

berjudul Layar Terkembang ini diakhiri dengan bertunangannya Tuti dengan Yusuf.

Cerita diatas merupakan isi pokok dari roman Layar Terkembang ini. Bidang kajian dari

novel tersebut ialah tentang kisah dua orang wanita kakak beradik yang berbeda sifat

namun mereka masih dapat hidup berdampingan. Sudut Pandang dari roman ini ialah sudut

pandang orang ke-3 diluar cerita. Gaya penulisan dari sang pengarang ialah gaya penulisan

19
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
formal, karena bahasa yang digunakan tidak ada yang yang menggunakan bahasa gaul.

Konsep sang pengarang sangat jelas dan gagasan sang penulis untuk menulis roman ini

sangat bagus. Penokohan yang ada menggambarkan bahwa kehidupan wanita di jaman

belanda seperti itu sangat rumit dengan bahasa pengarang yang juga sangat rumit ini

membuat para pembaca menjadi cukup sulit menafsurkan artinya jika hanya membaca satu

kali. Sesuai dengan tema dari buku ini yaitu tentang wanita dengan lika-liku hidupnya

pengambilan setting dari roman tersebut sangat tepat yaitu di masa dimana budaya

belanda masih kental sekali.

Buku ini pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1963. Buku ini merupakan

salah satu buku yang terjual sangat laris dipasaran. Menurut beberapa sumber buku ini

sudah terjual jutaan kopi. Hingga saat ini buku ini masih sangat digemari oleh beberapa

orang. Buku ini telah tercatat sebagai buku wajib untuk bacaan sastra di Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Karena itu penerbit harus mencetak lagi sebanyak-

banyaknya untuk meningkatkan minat baca para pelajar SMP dan SMA. Buku ini dapat juga

membantu pelajar memahami lebih dalam tentang karya sastra.

Buku ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan yang saya garis

bawahi ialah tentang isi dari roman tersebut. Isinya sangat menarik, selain itu yang menarik

ialah beberapa pernyataan yang mampu memberi inspirasi bagi orang lain dalam menjalani

hidupnya. Kekurangan dari buku ini menurut saya hanya terletak pada pemilihan kata-kata

yang ada di dalam naskah ini. Bahasanya sangat memusingkan pembaca.

Sayangnya novel ini sepertinya kurang diminati para remaja. Padahal temanya pun tak jauh

dari realita kehidupan kita. Tatanan bahasa yang dipakai adalah Melayu sehingga kurang

20
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
bisa dipahami para pembaca. Tatanan kalimatnya tidak efektif sehingga muncul berbagai

kalimat ambigu yang menimbulkan missunderstanding pembacanya. Pemakaian bahasa

yang tidak komunikatif dalam dialog antar tokoh, kurang menggugah para pembaca untuk

melanjutkan ceritanya hingga akhir.

Harapan dari buku ini agar terus direvisi ulang tatanan bahasanya sesuai EYD terbaru saat

ini. Sehingga menarik minat para pembaca khususnya para remaja dengan isi novel Layar

Terkembang. Selain itu secara tidak langsung dapat meningkatkan minat para generasi

muda terhadap kesusastraan lama Indonesia yang menjadi perintis sastra modern

Indonesia sekarang.

21
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

22
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
IDENTITAS NOVEL
Judul : Padang Ilalang di Belakang Rumah

Pengarang : NH. Dini

Cetakan : Kedua, Tahun 1989

Tebal : 98 halaman

“Padang Ilalang di Belakang Rumah”

Dini hidup dalam keluaraga yang sangat rukun dan berkecukupan. Dini adalah anak bungsu
dari lima bersaudara. Kakaknya yang paling tua adalah Heratih, Nugroho, Maryam, dan
yang terakhir adalah Teguh. Pada saat penjajahan Jepang ini, Dini masih duduk di bangku
SD. Rumah orang tua Dini lumayan besar dan mempunyai halaman yang cukup luas di
depan dan di belakang rumah. Keluarga Dini merupakan keluarga yang lumayan kaya yang
berada di desanya.

Sejak Jepang datang ke Indonesia, keadaan ekonomi keluarga Dini mengalami kemunduran.
Hal ini menyebabkan kedua orang tuanya harus bekerja keras. Ibunya mulai membuat kue
kering dan membatik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu halaman yang cukup
luas di depan dan belakang rumah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Halaman belakang dijadikan tempat untuk membuat kue dan membatik. Namun demikian,
kehangatan dalam keluarga tetap terjalin. Banyak cerita – cerita menarik yang selalu terjadi
di rumah tersebut. Diantaranya mencuri kue saat membantu membuat kue tersebut sampai
ketahuan, meramal nasib, dan terselip di pohon belimbing sehingga pohon tersebut harus
dipotong.

Selain Dini dengan orang tuanya, serta kakak – kakaknya yang tinggal di rumah tersebut,
terdapat pembantu yang membantu segala pekerjaan yang terdapat di rumah tersebut.
Selain itu paman Dini sering berkunjung dengan membawa anaknya. Dini sangat akrab
dengan anak dari pamannya. Mereka selalu bermain bersama, dan sering menginap.
Saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh anak bangsa, suasana jadi menakutkan
karena Jepang sering sekali melakukan tembakan – tembakan. Banyak mayat yang
tergeletak di jalan – jalan, semua warga harus mematikan lampu pada malam hari dan
harus menyerahkan harta benda kepada Jepang. Orang tua Dini melarang anak – anaknya
untuk keluar rumah karena suasana pada saat itu sangat menakutkan. Hanya ayahnya

23
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
bersama dengan warga – warga yang lain yang keluar dan memberi informasi yang terjadi
kepada keluarga yang ada di rumah. Setelah beberapa hari, keadan mulai tenang kembali
dan ada kabar yang sangat menggembirakan yaitu Indonesia telah merdeka.

2.Unsur Intrinsik Novel “Padang Ilalang di Belakang Rumah”

a.Tema
Keharmonisan yang terjalin dalam sebuah keluarga membuat ketenangan dan keakraban
seluruh anggota keluarga.
b.Latar atau Setting
Rumah orang tua Dini
Rumah Paman
c.Alur atau Plot
Alur yang digunakan dalam penulisan novel ini adalah alur maju.
Tahapan – tahapan alur :

1)Tahapan Permulaan
Keluarga Dini merupakan keluarga yang cukup kaya diantara keluarga – keluarga lain yang
terdapat di desanya. Rumah orang tua Dini lumayan besar dan memiliki halaman yang
cukup luas di depan dan di belakang rumah.
Dini merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Kakak – kakaknya yaitu Heratih,
Nugroho, Maryam, dan Teguh. Selain itu keluarga Dini juga memiliki beberapa pembantu.

2)Tahapan Pertikaian
Sejak jaman penjajahan Jepang, kehidupan menjadi semakin sulit. Hal ini sangat dirasakan
oleh keluarga Dini. Agar dapat bertahan hidup di jaman yang seba kekurangan, orang
tuanya memutuskan untuk memiliki satu pembantu saja. Itu pun dikarenakan pembantu
tersebut sudah mengabdi selama bertahun – tahun. Karena memiliki kemampuan dalam
membuat kue dan membatik, Ibu Dini memutuskan membuat kue untuk membantu
perekonomian keluarga.

3)Tahapan Perumitan
Usaha yang dilakukan oleh Ibu Dini lumayan maju, halaman yang terdapat di belakang
rumah dijadikan tempat untuk membuat kue dan membatik. Meskipun kehidupan susah,
namun keluarga Dini tetap harmonis.
Paman Dini sering berkunjung bersama anak istrinya, hal ini menambah keakraban Dini
dengan saudaranya.

24
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
4)Tahapan Puncak (Klimaks)
Saat keluarga Dini mulai bisa mengatasi keadaan ekonomi yang sulit dengan membuka
usaha, pemberontakan terjadi di mana - mana. Warga harus menyerahkan harta benda
kepada pemerintah Jepang, karena pada saat itu jepang membutuhkan biaya yang besar
untuk berperang melawan sekutu. Pemberontakan dari pemuda PETA pun terjadi. Ledakan
- ledakan banyak terjadi dan warga diharuskan memadamkan lampu pada malam hari.
Banyak mayat tergeletak di mana - mana.

5)Tahapan Peleraian
Paman Dini merupakan anggota PETA. Orang tua Dini sangat khawatir dengan keadaan
anak dan istri paman, tapi ternyata mereka selamat. Orang tua Dini melarang anaknya
untuk keluar rumah karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

6)Tahapan Akhir
Suasana yang menegangkan mulai mereda. Hanya ayahnya yang keluar rumah bersama
dengan warga – warga lainnya. Sedangkan anak – anak tetap harus berada di rumah. Dan
tidak lama kemudian terdengar kalau Indonesia telah merdeka.

d.Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama.

e.Penokohan

Dini : penurut

Ibu : bijaksana, baik

Ayah : bijaksana, kepala keluarga yang baik

Nugroho : suka mengejek tapi baik

Heratih : penyayang

Maryam : penurut

Teguh : bandel, baik

f.Gaya Penulisan
Novel ini merupakan kisah nyata dari kehidupan NH.Dini. menggunakan gaya bahasa yang
sangat menarik seperti personifikasi dan simile. Novel karya NH. Dini selalu berbeda dengan
karya – karya lainnya, karena dalam penulisannya selalu menggunakan sudut pandang
orang pertama sehingga pembaca akan selalu mengira bahwa novel – novel yang dibuat
olehnya merupakan kisah nyata. Padahal tidak semua karyanya merupakan kisah nyata.

25
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
g.Amanat
Manusia harus saling membantu dalam hal apapun. Setiap permasalahan yang dirasakan
berat akan terasa ringan jika dihadapi bersama – sama

BIOGRAFI PENGARANG
NH. Dini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setelah tamat SMA bagian sastra
( 1956), mengikuti Kursus Pramugari Darat GIA Jakarta ( 1956), dan terakhir mengikuti
Kursus B-I Jurusan Sejarah ( 1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta.
Setelah menikah dengan Yves Coffin, berturut – turut Ia bermukim di Jepang, Perancis,
Amerika Serikat, dan sejak 1980 menetap di Jakarta dan Semarang.
Karyanya : Dua Dunia (1956), Hati yang Damai (1961), Pada Sebuah Kapal (1973), La Barka (
1975), Namaku Hiroko ( 1977), Keberangkatan (1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1978),
Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu (1981), Amir Hamzah Pangeran dari Seberang
(1981), Kuncup Berseri (1982), Tuileris ( 1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang – orang
Tran (1985). Terjemahannya: Sampar ( Karya Albert Camus, La Peste, 1985).

26
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

27
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
KESIRAUAN TAKDIR SEORANG MALANG DILANDA KESENSARAAN

JUDUL BUKU : Tak Putus Dirundung Malang

PENGARANG : Sutan Takdir Alisjahbana

PENERBIT : PT DIAN RAKYAT

TAHUN TERBIT : 1929

TEMPAT TERBIT : Natal Sumatera Utara

TEBAL BUKU : 120 halaman

Sutan Takdir Alisjahbana adalah seorang sastrawan indonesia yang lahir di Natal, Sumatera
Utara, 11 Februari1908. Beliau meraih Mr. dari Sekolah Tinggi di Jakarta (1942), dan
menerima Dr. Honoris Causa dari UI (1979) dan Universiti Sains, Penang, Malaysia
(1987).Diberi nama Takdir karena jari tangannya hanya ada 4.

Pernah menjadi redaktur Panji Pustaka dan Balai Pustaka (1930-1933), kemudian
mendirikan dan memimpin majalah Pujangga Baru (1933-1942 dan 1948-1953), Pembina
Bahasa Indonesia (1947-1952), dan Konfrontasi (1954-1962). Pernah menjadi guru HKS di
Palembang (1928-1929), dosen Bahasa Indonesia, Sejarah, dan Kebudayaan di UI (1946-
1948), guru besar Bahasa Indonesia, Filsafat Kesusastraan dan Kebudayaan di Universitas
Nasional, Jakarta (1950-1958), guru besar Tata Bahasa Indonesia di Universitas Andalas,
Padang (1956-1958), dan guru besar & Ketua Departemen Studi Melayu Universitas Malaya,
Kuala Lumpur (1963-1968)..

Dalam kedudukannya sebagai penulis ahli dan kemudian ketua Komisi Bahasa selama
pendudukan Jepang,Takdir melakukan modernisasi bahasa Indonesia sehingga dapat
menjadi bahasa nasional yang menjadi pemersatu bangsa. Ia yang pertama kali menulis
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1936) dipandang dari segi Indonesia, buku mana masih
dipakai sampai sekarang,serta Kamus Istilah yang berisi istilah- istilah baru yang dibutuhkan
oleh negara baru yang ingin mengejar modernisasi dalam berbagai bidang. Setelah Kantor
Bahasa tutup pada akhir Perang Dunia kedua, ia tetap mempengaruhi perkembangan
bahasa Indonesia melalui majalah Pembina Bahasa yang diterbitkan dan dipimpinnya.
Sebelum kemerdekaan, Takdir adalah pencetus Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo.
Pada tahun 1970 Takdir menjadi Ketua Gerakan Pembina Bahasa Indonesia dan inisiator
Konferensi Pertama Bahasa- Bahasa Asia tentang "The Modernization of The Languages in
Asia (29 September-1 Oktober 1967). Direktur Cenfer for Malay Studies Universitas Malaya
tahun 1060-1968.

28
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Ibunya seorang Minangkabau yang telah turun temurun menetap di Natal, Sumatra Utara.
Ayahnya, Raden Alisyahbana gelar Sutan Arbi, ialah seorang guru. Selain itu, dia juga
menjalani pekerjaan sebagai penjahit, pengacara tradisional (pokrol bambu), dan ahli
reparasi jam. Selain itu, dia juga dikenal sebagai pemain sepak bola yang handal. Kakek STA
dari garis ayah, Sutan Mohamad Zahab, dikenal sebagai seseorang yang dianggap memiliki
pengetahuan agama dan hukum yang luas. Di atas makamnya tertumpuk buku-buku yang
sering disaksikan terbuang begitu saja oleh STA ketika dia masih kecil. Kabarnya, ketika kecil
STA bukan seorang kutu buku, dan lebih senang bermain-main di luar. Setelah lulus dari
sekolah dasar pada waktu itu, STA pergi ke Bandung, dan seringkali menempuh perjalanan
tujuh hari tujuh malam dari Jawa ke Sumatera setiap kali dia mendapat liburan. Beliau telah
banyak membuat novel,sebagai karya pertamanya novel yang banyak menjadi aspirasi
masyarakat pada masanya yakni Tak Putus Dirundung Malang.

Dan pada tanggal 17 Juli 1994 di Jakarta, sampai akhirnya hayatnya, dia belum mewujudkan
cita-cita terbesarnya, menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar kawasan di
Asia Tenggara. Ia kecewa, bahasa Indonesia semakin surut perkembangannya. Padahal,
bahasa itu pernah menggetarkan dunia linguistik saat dijadikan bahasa persatuan untuk
penduduk di 13.000 pulau di Nusantara. Ia kecewa, bangsa Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam, sebagian Filipina, dan Indonesia yang menjadi penutur bahasa melayu gagal
mengantarkan bahasa itu kembali menjadi bahasa pengantara kawasan.
Novel ini mengisahkan tentang realitas kehidupan satu keluarga yang disetiap harinya
dilanda kemalangan. Dalam novel ini diceritakan kisah dan perjuangan hidup seorang bapak
yang ditinggal pergi oleh istrinya menuju alam kematian dan kini hidup dengan seorang
putra dan seorang putri. Dikehidupannya yang tampak sederhana mendorong mereka
untuk hidup dengan perjuangan keras membanting tulang demi mencari nefkah untuk
kehidupannya. Mereka memulai hari-harinya dengan berjualan hasil panen durian di
kebunnya lalu berjualan hasil tangkapan ikan,yang dijual kepada orang-orang yang ada di
kota. Kemudian ketika suatu hari musibah menimpa mereka,sang bapak meninggal dunia
dan anaknya pun harus hidup dengan menghadapi berbagai cobaan yang diberikan setiap
harinya. Meskipun berbagai rintangan mereka hadapi hampir setiap harinya,mereka tetap
tabah menghadapinya tanpa tertanam dalam benak mereka untuk menyerah. Apa yang
hendak dikata nasi telah jadi bubur, kedua anak yatim itupun menyusul kedua orang tuanya
ke alam kematian.

Aduh,nasib yang ganas,yang buas,yang tak menaruh iba kasihan ! alangkah sampai hatimu
merebut apung- apung dari orang,yang baru hendak menyeberang lautan yang penuh
gelora. Memadamkan suluh orang yang hendak menempuh rimba yang lebat dalam gelap-
gulita!. Aduh nasib yang kejam, mengapakah engkau merendahkan yang telah rendah,
mematahkan yang telah terkulai ? dunia ini penuh keajaiban dan keheranan!. Disini orang

29
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
tak berhenti dirundung azab sengsara, disana orang seolah-olah diturut oleh
kemujuran,keuntungan,kesejahteraan, dan kemuliaan.

S.Takdir Alisjahbana menulis cerita ini dalam bentuk yang sederhana. Pengarangnya
yang peka melukiskan dengan halus dan teliti setiap konflik psikologis yang terjadi antar
pelakunya dengan sangat meyakinkan. Bahkan di dalamnya banyak terkandung pantun
pendidikan yang menggambarkan suatu keunikan pengarang dalam menggambarkan watak
pelaku,suasana,latar,dan juga nasehat. Hal ini bisa menambah wawasan pembaca dan
prinsip moralitas dalam menghadapi lika-liku kehidupan yang penuh dengan seribu macam
rintangan menghadang.

Selain keunggulan adapula kelemahan dalam isi novel tersebut,sebagaimana pepatah


cerita yang mengatakan bahwa dibalik keunggulan dalam diri seseorang juga tertanam
kelemahan sebagai butir-butir kekuasaan ALLAH SWT yang menciptakan manusia dengan
tiada kesempurnaan. Kelemahan yang menjadi kelemahan novel ini dibalik keunikannya itu
yakni penggunaan bahasa dalam novel ini agak sulit dimengerti sehingga membuat para
pembaca sedikit bingung dan bahkan menjadikan pembaca seolah-olah membayangkan
ilustrasi gambar dalam novel ini. Kesalahan yang dijumpai dalam novel tersebut yang paling
menonjol adalah banyak menggunakan kata kiasan dan konteks kalimatnya pun masih
banyak menyerap bahasa kedaerahan. Selain itu,yang menjadi kelemahannya juga yaitu
karena pembuatannya sudah merupakan produk keluaran terlama maka kertasnya sudah
agak buram kekuningan.

Sebagai hasil rekonstruksi manusia dalam kehidupan masyarakat ini terkadang terkandung
kebiasaan dalam diri setiap manusia untuk saling membandingkan kemampuan yang
dimiliki satu sama lain dalam segala aspek kehidupan. Berkenaan dengan hal itu jika jika
dibandingkan dengan novel lain dengan jenis yang sama tentu terdapat perbedaan
mendalam. Sebagai contonya jika dibandingkan dengan novelnya yang berjudul kisah Janda
Kembang yang memiliki sedikit karakteristik yang sama seperti halnya manusia antara
manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan namun adapula
perbedaannya. Berhubungan dengan perbedaan,hal ini yang memacu dan menjadikan
novel yang berjudul Tak Putus Dirundung Malang ini sedikit unggul yakni dengan tampilan
dan keunikan konteks kalimat dalam buku ini serta cara pengarang mengembangkan kisah
dari awal hingga akhir cerita yang saling berkaitan satu sama lain,berjalinan,dan
berkesinambungan yang sangatlah unik dan menarik perhatian dan memacu pemahaman
kita untuk mengartikan gambaran perumpamaan beberapa keadaan yang dialami tokoh
dalam cerita itu lebih unggul dibanding dengan cerita kisah janda kembang yang banyak
menggunakan kalimat berbelit-belit dan sulit untuk dimengerti.

Saran saya hanya sedikit yaitu untuk enerbit seharusnya lebih melestarikannya dengan
memperbaiki penggunaan kertasnya supaya lebih memikat masyarakat untuk
membacanya. Dan adapun saran untuk penbaca, jangan pernah melihat sesuatu dari
luarnya tapi yang terpenting adalah ilmu yang terkandung di dalamnya sama saja dengan

30
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
bergaul, jangan pernah menilai seseorang dari fisik dan penampillannya tapi liatlah orang
dari hatinya.

Novel ini sangat menarik perhatian dan tidak ada ruginya jika novel ini masuk bersama
koleksi buku-buku anda dirumah. Begitu banyak hal yang bisa anda pelajari dan ambil
hikmahnya. Novel ini menarik untuk dibaca dan layak untuk dibaca untuk semua
kalangan,mulai dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa.

31
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

32
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
AZAB DAN SENGSARA
(MERARI SIREGAR)

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Azab dan Sengsara

Pengarang : Merari Siregar

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 1995

Cetakan : XIII

Tebal Buku : 163 halaman

Warna Sampul : Hitam

PERKENALAN PENGARANG

Merari Siregar dilahirkan di Sipirok, Tapanuli, Sumatra Utara pada tanggal 13 Juli
1896. Merari Siregar meninggal di Kalianget, Madura pada tanggal 23 April 1941). Ia
meninggalkan tiga orang anak, yaitu Florentinus Hasajangu MS yang lahir 19 Desember
1928, Suzanna Tiurna Siregar yang lahir 13 Desember 1930, dan Theodorus Mulia Siregar
yang lahir 25 Juli 1932.

Semasa kecil, Merari Siregar berada di Sipirok. OIeh karena itu, sikap, perbuatan,
dan jiwa Merari Siregar sangat dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat Sipirok. Ia
menjumpai kepincangan-kepincangan khususnya mengenai adat, misalnya, kawin paksa
yang terdapat dalam masyarakat lingkungannya. Setelab dewasa dan menjadi orang
terpelajar, Merari Siregar melihat keadaan suku bangsanya yang mempunyai pola berpikir
yang tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Hati kecilnya ingin mengubah sikap orang-orang
yang berpandangan kurang baik khususnya orang-orang di daerah Sipirok.
Ia pernah bersekolah di Kweekschool ‘sekolah guru’ dan sekolah guru Oosr en West, ‘Timur
dan Barat’ di Gunung Sahari, Jakarta. Pada tahun 1923 Merari Siregar bersekolah di sekolah
swasta yang didirikan oleh vereeniging tot van Oost en West, yang pada masa itu
merupakan organisasi yang aktif memperakiekkan politik etis Belanda.
Setelah lulus dan sekolah, Merari Siregar mula-mula bekerja sebagai guru bantu di Medan
kemudian pindah bekerja di Jakarta, yakni di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo). Terakhir Ia pindah di Kalianget, Madura, dan bekerja di Opium end
Zouregie sampai akhir hayatnya.

Roman Azab dan Sengsara karya Marari Siregar dianggap sebagai pemula dalam
kehidupan prosa Indonesia Modern. Roman yang diterbitkan pada tahun 1920 ini
merupakan roman ash yang pertama diterbitkan oleh Balai Pustaka. Buku ini
mencerminkan permulaan kesusastraan prosa Indonesia modern, demikian dinyatakan oleh

33
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Teeuw. Gambaran itu semakin nyata terlihat pada roman Siti Nurbaya yang merupakan
karya puncak Angkatan Balai Pustaka. Di samping itu, Azab dan Sengsara ini adalah peniup
terompet pertama yang menyuarakan peftentangan kaum muda masa itu dengan adat
istiadat lama.

Tampaknya, buku Azab dan Sengsara ini ditulis berdasarkan pengalaman dan
pengamatan Merari Siregar sejak masa kedil. Awal penulisan Azab dan Sengsara bersamaan
waktunya dengan penyaduran buku yang kemudian terkenal dengan nama Si Jamin dan Si
Johan, demikian dinyatakan oleh Teeuw. Roman Azab dan Sengsara itu rupanya sebuah
cerita yang betul-betul terjadi tentang seorang gadis Batak yang hernama Mariamin. Dalam
roman ini Merari Siregar sering menyisipkan nasihat-nasihat langsung kepada pembacanya.
Nasihat ini tidak ada hubungannya dengan kisah tokohnya karena maksud pengarang
menyusun buku itu sebetulnya untuk menunjukkan adat dan kebiasaan yang kurang baik
kepada bangsanya. Di bawah ini dikutip tulisan pengarang yang menunjukkan hal tersebut.

Saya mengarang ceritera ini, dengan maksud menunjukkan adat dan kebiasaan
yang kurang baik dan sempurna di tengahtengah bangsaku, lebih-lebih di antara orang
berlaki-laki. Harap saya diperhatikan oleh pembaca.Hal-hal dan kejadian yang tersebut
dalam buku ini meskipun seakan-akàn tiada mungkin dalam pikiran pembaca. adalah benar
belaka, cuma waktunya kuatur—artinya dibuat berturut-turut supaya ceritera lebih nyata
dan terang.

PERBANDINGAN DENGAN BUKU SEJENIS

Pada ragam karya sastra prosa timbul genre baru ialah roman, yang sebelumnya
belum pernah ada. Buku roman pertama Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka
berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1920. Roman Azab dan
Sengsara ini oleh para ahli dianggap sebagai roman pertama lahirnya sastra Indonesia. Isi
roman Azab dan Sengsara sudah tidak lagi menceritakan hal-hal yang fantastis dan
istanasentris, melainkan lukisan tentang hal-hal yang benar terjadi dalam masyarakat yang
dimintakan perhatian kepada golongan orang tua tentang akibat kawin paksa dan
masalahadat. Adapun isi ringkasan roman Azab dan Sengsara sebagai berikut:

Cinta yang tak sampai antara kedua anak muda (Aminuddin dan Mariamin), karena
rintangan orang tua. Mereka saling mencintai sejak di bangku sekolah, tetapi akhirnya
masing-masing harus kawin dengan orang yang bukan pilihannya sendiri. Pihak pemuda
(Aminuddin) terpaksa menerima gadis pilihan orang tuanya, yang akibatnya tak ada
kebahagian dalam hidupnya. Pihak gadis (Mariamin) terpaksa kawin dengan orang yang tak
dicintai, yang berakhir dengan penceraian dan Mariamin mati muda karena merana.

Genre roman mencapai puncak yang sesungguhnya ketika diterbitkan buku Siti
Nurbaya karya Marah Rusli pada tahun 1922. Pengarang tidak hanya mempersoalkan
masalah yang nyata saja, tapi mengemukakan manusia-manusia yang hidup. Pada roman
Siti Nurbaya tidak hanya melukiskan percintaan saja, juga mempersoalkan poligami,
membangga-banggakan kebangsawanan, adat yang sudah tidak sesuai dengan zamannya,
persamaan hak antara wanita dan pria dalam menentukan jodohnya, anggapan bahwa asal
ada uang segala maksud tentu tercapai. Persoalan-persoalan itulah yang ada di masyarakat.

34
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sesudah itu, tambah membanjirlah buku-buku atau berpuluh-puluh pengarang
yang pada umumnya menghasilkan roman yang temanya mengarah- arah Siti Nurbaya.
Golongan sastrawan itulah yang dikenal sebagai Generasi Balai Pustaka atau Angkatan 20.

Genre prosa hasil Angkatan 20 ini mula-mula sebagian besar berupa roman.
Kemudian, muncul pula cerpen dan drama.

KEKHASAN BUKU

Novel Azab dan Sengsara ini merupakan novel pertama terbitan Balai Pustaka yang
pertama sekali, yaitu sekitar tahun 1920. Novel yang bertemakan kawin paksa ini dikarang
oleh Merari Siregar. Sepertinya penulis sangat menonjolkan suatu kesengsaraan dalam
karyanya ini, sehingga si pembaca dapat terbawa oleh alur cerita ini. Penulis juga
mengangkat adat istiadat yang berlaku di daerahnya.

Umumnya, para pengamat sastra Indonesia menempatkan novel Azab dan


sengsara ini sebagai novel pertama di Indonesia dalam khazanah kesusastraan Indonesia
modern. Penempatan novel ini sebagai novel pertama lebih banyak didasarkan pada
anggapan bahwa kesusastraan Indonesia modern lahir tidak dari peran berdirinya Balai
Pustaka. 1917, yang cikal bakalnya berdiri tahun 1908. Sungguhpun sebenarnya tidak
sedikit novel yang terbit sebelum Balai Pustaka berdiri, dalam hal pemakaian bahasa
Melayu sekolahan, Azab dan Sengsara yang mengawalinya. Dalam konteks itulah novel ini
menempati kedudukan penting.

TEMA BUKU

Tema Azab dan Sengsara sendiri yang mempermasalahkan perkawinan dalam


hubungan nya dengan harkat dan martabat keluarga, bukanlah hal yang baru. Novel-novel
yang terbit di luar Balai Pustaka-yang umumnya menggunakan bahasa Melayu rendah atau
bahasa Melayu pasar-juga banyak yang bertema demikian. Novel bahasa Sunda, Baruang ka
Nu Ngora (Racun Bagi Kaum Muda; 1914) karya D.K. Ardiwinata (1866-1947) yang
diterbitkan Balai Pustaka, juga bertema perkawinan dalam hubungannya dengan harkat dan
martabat keluarga. Jadi, secara tematik, novel Azab dan Sengsara, belumlah secara tajam
mempermasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan adat.

SINOPSIS

Di kota Siparok hiduplah seorang bangsawan kaya raya yang memiliki seorang anak
laki-laki dan seorang perempuan (yang perempuan tidak dijelaskan oleh pengarang).
Anaknya yang laki-laki bernama Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Apapun
yang dimintanya selalu dipenuhi dan bila ia melakukan kesalahan, ibunya selalu
membelanya. Akibatnya, setelah dewasa ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang angkuh,
bertabiat buruk, serta suka menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Kedua orang tuanya menikahkan Sutan Baringin dengan Nuria, seorang wanita yang
berbudi luhur pilihan ibunya. Namun, kebiasaan buruk Sutan Baringin tetap dilakukannya
sekalipun ia telah berkeluarga. Ia tetap berfoya-foya menghabiskan harta benda kedua
orang tuanya, bahkan ia sering berjudi dengan Marah Sait, seorang pokrol bambu sahabat

35
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
karibnya. Ketika ayahnya meninggal, tabiat buruknya semakin menjadi-jadi. Bahkan ia tidak
sungkan-sungkan untuk menghabiskan seluruh harta warisan untuk berjudi. Akibatnya,
hanya dalam waktu sekejap saja, harta warisan yang diperolehnya terkuras habis. Ia pun
jatuh bangkrut dan memiliki banyak utang.

Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak.
Yang satu adalah perempuan bernama Mariamin, sedangkan yang satunya lagi laki-laki
(yang laki-laki tidak diceritakan pengarang). Mariamin sangat menderita akibat tingkah laku
ayahnya. Ia selalu dihina oleh warga kampung, karena hidupnya sengsara, cinta kasih
wanita yang berbudi luhur ini dengan Aminuddin pun mendapat halangan dari kedua orang
tua Aminuddin.

Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya raya yang sangat
disegani di daerah Siparok. Sebelumnya, ayah Bagianda Diatas dengan ayah Sutan Baringin
adalah kakak beradik. Sejak kecil, Aminuddin bersahabat dengan Mariamin. Setelah
keduanya beranjak dewasa, mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mencintai
Mariamin. Dia berjanji untuk melamar Mariamin bila dia telah mendapatkan pekerjaan.
Kehidupan Mariamin yang miskin bukan merupakan penghalang bagi Aminuddin untuk
menikahi gadis itu.

Aminuddin memberitahukan niatnya untuk menikahi Mariamin kepada kedua


orang tuanya. Ibunya tidak merasa berkeberatan dengan niat tersebut. Dia telah mengenal
Mariamin. Selain itu, keluarga Mariamin sebenarnya masih kerabat mereka. Dia juga
merasa iba terhadap keluarga Mariamin yang miskin sehingga bila gadis itu menikah
dengan anaknya, keadaan ekonomi keluarga Mariamin bisa terangkat lagi.

Sebaliknya, ayah Aminuddin, Baginda Diatas, tidak menyetujui rencana pernikahan


tersebut. Dia tidak ingin dipermalukan oleh masyarakat sekitar kampungnya karena
perbedaan status sosial antara keluarganya dengan keluarga Mariamin. Dia adalah keluarga
terpandang dan kaya raya, sedangkan keluarga Mariamin hanyalah keluarga yang sangat
miskin. Namun, ketidaksetujuannya tidak ia perlihatkan kepada istri dan anaknya.

Dengan cara halus, Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Ia


mengajak istrinya untuk menemui seorang peramal yang sebelumnya telah ia pesankan
agar memberikan jawaban yang sangat merugikan pihak Mariamin. Baginda Diatas dan
istrinya pun menjumpai peramal itu. Dengan disaksikan langsung oleh istri Bagianda Diatas,
sang peramal yang telah bekerja sama dengan Baginda Diatas meramalkan perkawinan
Aminuddin dengan Mariamin. Dia memberikan jawaban yang sangat memihak Baginda
Diatas. Dengan tegas, dia mengatakan bahwa Aminuddin akan mengalami nasib buruk
apabila ia menikah dengan Mariamin. Setelah mendengar jawaban dari peramal tersebut,
ibu Aminuddin tidak bisa berbuat banyak. Dengan terpaksa, dia menuruti kehendak
suaminya untuk mencarikan jodoh yang sesuai untuk Aminuddin.

Setelah menemukan calon yang sesuai dengan keinginan mereka, orang tua
Aminuddin segera melamar wanita tersebut. Pada saat itu, Aminuddin sedang berada di

36
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Medan untuk mencari pekerjaan agar dia bisa segera melamar Mariamin. Baginda Diatas
segera mengirim telegram ke Medan yang isinya meminta Aminuddin untuk menjemput
calon istri dan keluarganya di Stasiun Kereta Api Medan. Menerima telegram tersebut, hati
Aminuddin merasa gembira. Dalam hatinya telah terbayang wajah Mariamin. Setelah ia
mengetahui bahwa calon istrinya bukan Mariamin, hatinya sangat hancur. Namun sebagai
anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dengan terpaksa dia menikahi perempuan
tersebut. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu kepada Mariamin.

Mendengar kenyataan itu, hati Mariamin sangat sedih. Dia langsung tidak sadarkan
diri. Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit. Setahun setelah kejadian tersebut, Mariamin
dan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang kerani di Medan. Pada waktu itu,
Kasibun mengaku belum beristri. Mariamin pun kemudian dibawa ke Medan. Namun,
sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebenarnya Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki
hidung belang. Sebelum menikah dengan Mariamin, dia telah beristri, yang ia ceraikan
karena hendak menikah dengan Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui
kenyataan itu. Namun, sebagai istri yang taat beragama, walaupun dia membenci dan tidak
mencintai suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya.

Kasibun sering menyiksa Mariamin. Ia memperlakukan Mariamin seperti pembantu.


Perlakuan kasar Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin datang
mengunjungi rumah mereka. Dia sangat cemburu kepada Aminuddin. Menurutnya,
sambutan istrinya terhadap Aminuddin melewati batas. Padalal, Mariamin menyambut
Aminuddin dengan cara yang wajar. Kecemburuan yang membabi buta dalam diri Kasibun
membuat ia kehilangan control. Ia bahkan menyiksa Mariamin terus menerus.

Perlakuan Kasibun yang selalu kasar kepadanya, membuat Mariamin menjadi hilang
kesabarannya. Dia tidak tahan lagi hidup menderitan dan disiksa setiap hari. Akhirnya, dia
melaporkan perbuatan suaminya kepada kepolisian di Medan. Sebelumnya, dia menuntut
cerai kepada suaminya. Permintaan cerainya dikabulkan oleh Pengadilan Agama Padang.

Setelah resmi bercerai dengan Kasibun, dia kembali ke kampung halamannya


dengan hati yang hancur. Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan penderitaan batin
dan fisiknya yang terus mendera dirinya menyebabkan ia mengalami penderitaan yang
berkepanjangan hingga akhirnya kematian datang menghampiri dirinya. Sungguh tragis
nasibnya.

37
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
ULASAN SINGKAT

Tokoh:
• Mariamin
• Aminu’ddin
• Sutan Baringin atau Ayah Mariamin
• Nuria atau Ibu Mariamin
• Baginda Mulia
• Baginda Diatas atau Ayah Aminu’ddin
• Ibu Aminu’ddin
• Kasibum
• Marah Sait

Latar:
Tempat: - di dalamrumahMariamin
- Rumah Aminu’ddin di kampung A
- di sawah
- di pondok
- di jalan
- di Stasiun
- di rumahkerabatAminu’ddin di Medan
- di perahu
- di rumahKasibun di Medan
- di kantorpolisi
- di kuburan
Waktu: - senja
- malamhari
- pagihari
- sianghari

Sudut Pandang:
Sudut pandang novel ini adalah orang ketiga.

Gaya Penulisan:
Gaya penulisan dalam novel Azab dan Sengsara ini menggunakan bahasa Melayu.
Selain itu, terdapat banyak majas, khususnya metafora dan personifikasi yang memberikan
kesan lebih indah dalam menceritakan novel tersebut.

KEUNGGULAN BUKU

Beberapa keunggulan buku ini, diantaranya penulis dalam ceritanya mengutamakan


penonjolan-penonjolan tokoh-tokoh lemah yang tunduk terhadap orang-orang yang berhati
kotor. Hal ini cukup mengundang simpati pembaca sehingga pembaca dapat merasa
terharu.

KEKURANGAN BUKU

38
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Namun dalam novel yang menggunakan sudut pandang orang ketiga ini pengarang
menuliskan ceritanya dengan alur kilas balik yang cukup berbelit-berbelit, sehingga
dibutuhkan kesabaran yang tinggi untuk menikmati novel ini. Selain itu tokoh-tokoh dalam
novel ini sering memberikan nasehat secara panjang lebar, sehingga berkesan bertele-tele.

PENUTUP

Novel yang menggunakan bahasa melayu ini, cukup mengangkat kesan azab dan
sengsara pada tokoh-tokohnya yang lemah. Oleh karena itu novel ini layak untuk dibaca.

39
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

40
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kalilah Wa Dimnah, Fabel Hikmah dan Inspirasi

Data buku

Judul buku : Hikayat Kalilah dan Dimnah

Judul asli : Kalilah Wa Dimnah

Pengarang asli : Baidaba

Penerjemah ke Bahasa Arab : Abdullah Ibnul Muqaffa

Penyalin dari Bahasa Arab : Ismail Djamil

Penerbit : Balai Pustaka

Cetakan : VIII.1988

Tebal : 198

Pembukaan

Perkenalan pengarang

Hikayat Kalilah dan Dimnah ditulis oleh Baidaba yang kemudian disalin ke dalam bahasa
Arab oleh Ibnu Muqaffa, tanpa mengubah inti arti karya aslinya, barulah cerita ini tersebar
luas mengikuti penyebaran agama Islam.Ia menyisipkan cerita-cerita berbingkai di dalam
karya tersebut. Menurut Bahnud Ibn Sahwan atau dikenal dengan Ali bin Syah al-Farisi,
tujuan Baidaba membuat karya Kalilah Wa Dimnah adalah atas permintaan raja Dabsyalim
dan untuk dipersembahkan kepada raja Dabsyalim, raja India pada abad ke-3 SM.[2]Setelah
karya ini selesai dibuat selama beberapa kurun waktu. Baginda raja Dabsyalim bermaksud
memberi penghargaan terhadapnya namun ia menolak untuk menerima imbalan tersebut.
Namun permintaannya kepada sang raja adalah agar sang raja bisa menjaga dan
menyimpan dengan baik kitab karyanya tersebut agar tidak ada yang mengambilnya.

Pada pertengahan abad VI atau tepatnya 672 M, Persia dipimpin raja yang bernama
Anusirwan Ibnu Qudaba. Ia mendengar bahwa di India ada karya Kalilah Wa Dimnah yang
terkenal atau masyhur. Karena Ia adalah orang termasuk suka terhadap ilmu pengetahuan
maka timbul dalam hatinya berambisi untuk memilikinya. Akhirnya Ia memerintahkan
Barzawy (seorang dokter istana dan orang kepercayaannya) untuk pergi ke India,
mengambil dan membawa kitab itu ke hadapannya. Rencananya itu berhasil. Barzawy
dapat membawa manuskrip itu kepada raja dan menerjemahkannya ke dalam bahasa
Persia atau bahasa Pahlewi.

41
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kemudian teks ini hilang, namun untungnya teks ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Syiria, sehingga melalui inilah karya Ibnu al-Muqoffa’ diterjemahkan dalam bahasa Arab
sehingga sampai sekarang bisa kita baca. Kitab ini ditulis berdasarkan teks sansekerta
berjudul pancatranta. Teks aslinya, pertama kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Tibet. Teks
asli dalam bahasa Sanskrit hilang dan tidak pernah diketemukan. Dan kemudian teks dalam
bahasa Tibet pun juga hilang. Yang dijumpai adalah teks yang terdiri dari lima bagian yang
disebut pancatranta, padahal sebelumnya terdiri dari tujuh bagian. Teks yang tidak lengkap
inilah yang kemudian banyak diterjemahkan ke dalam bahasa India.

Perbandingan “Hikayat Kalilah dan Dimnah” dengan hikayat lain

Karya ini begitu masyhur dibanding dengan karya-karya sezamannya. Kitab itu juga menjadi
inspirasi bagi karya-karya sastrawan sesudahnya, baik Timur maupun Barat.

Kekhasan buku

Buku Baidaba yang berjudul Hikayat Kalilah dan Dimnah: Fabel-Fabel Alegoris dan disusun
dalam lima belas bab ini merupakan salah satu buku yang berisi nasihat-nasihat bijak yang
dikemas dalam cerita-cerita binatang bagi para penguasa pada umumnya. Di dalamnya
tidak hanya menyinggung persoalan etika berpolitik. Bagi kaum awam, buku ini juga
menyingkap bagaimana idealnya sebuah persahabatan yang sejati dan menjalani hidup
mulia.

Kalilah dan Dimnah, sebuah warisan sastra klasik yang sarat kearifan dan nilai-nilai
kemanusiaan universal. Karya yang lahir di India sekitar tahun 300 M ini ditulis oleh
Baidaba, seorang filsuf pada zaman itu. Dua abad kemudian, karya ini dibawa dari India ke
Persia pada masa pemerintahan Kisra Anusyirwan untuk disadur. Akhirnya, pada tahun 730
M, edisi Persia tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Abdullah ibn al-
Muqaffa'. Edisi Arab inilah yang kemudian mendunia dan diapresiasi secara luas hingga kini,
termasuk di Indonesia. Bahkan, di Eropa, Kalilah dan Dimnah disejajarkan dengan karya-
karya Yunani klasik. Fakta ini membuktikan bahwa karya ini sangat berpengaruh dan tetap
bertahan dari generasi ke generasi. Karya ini dikemas dalam bentuk fabel (cerita binatang)
berbingkai yang sambung menyambung. Meski tokoh dan penuturnya adalah hewan,
namun sasaran utama pendidikannya adalah umat manusia agar dapat menjalani
kehidupan dengan baik. Tamsil-tamsilnya pun dirangkai semudah mungkin untuk dipahami
semua kalangan. Kandungan hikmah dalam buku ini begitu bernilai dan bermakna.

Tema buku

Hikayat ini berupa kumpulan cerita berbingkai yang berisi ajaran-ajaran moral dan
pendidikan. Tokoh-tokoh ceritanya adalah hewan yang mengisahkan sebuah cerita
sambung menyambung. Seluruh kandungan kisah dalam Kalilah wa Dimnah memuat ajaran
akhlak. Meski penuturnya hewan, tapi sasaran utama pendidikannya adalah manusia.

42
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kesan terhadap buku

Fabel Alegoris yang ditulis oleh Bidaba ini menjadi sumber kekayaan spiritual dan kearifan
yang unik dan tiada habis-habisnya. Penuturan kisah-kisah di dalamnya yang sastrais telah
menunjukkan betapa tradisi kesusastraan India memang layak diperhitungkan. Kisah-kisah
dalam buku ini merupakan salah satu contoh khas dari melimpah-ruahnya fabel India
tentang kearifan berpolitik, bersahabat, dan masih banyak lagi falsafah kehidupan manusia
tentang kebenaran hakiki.

Didalam cerita ini kita temui banyak kandungan nilai, terutama nilai moral dan pendidikan.
Sindiran-sindiran atau kritik-kritik sosial yang terdapat dalam kitab ini disampaikan secara
halus dan cukup segar. Paling tidak, apa yang terkandung di dalamnya bisa dijadikan bahan
renungan.

Tubuh Resensi

Sinopsis

Adalah hikayat dalam versi Arab yang terkenal di dunia Islam. Hikayat ini beripa kumpulan
cerita berbingkai yang berisi ajaran-ajaran moral dan pendidikan. Tokoh-tokoh ceritanya
adalah hewan yang mengisahkan sebuah cerita sambung menyambung. Seluruh kandungan
kisah dalam Kalilah wa Dimnah memuat ajaran akhlak. Meski penuturnya hewan, tapi
sasaran utama pendidikannya adalah manusia.

Dalam cerita pertama, tokoh Kalilah dan Dimnah adalah dua ekor anak serigala. Mereka
bertugas menjaga singa, si raja hutan. Saat Dimnah bertanya kepada Kalilah tentang
perilaku singa, Kalilah mengingatkan Dimnah agar pertanyaannya jangan sampai diketahui
si raja hutan. Ia tidak ingin sesuatu hal terjadi seperti pada cerita kera dan tukang kayu. Dari
sini, Kalilah mulai menceritakan kisah Kera dan Tukang Kayu, yang lalu berlanjut pada
cerita-cerita yang lain.

Dengan menggunakan bahasa-bahasa binatang di dalamnya, Kalilah Wa Dimnah adalah


cerita berbingkai yang berdasarkan binatang, dengan watak utamanya seekor serigala
bernama Dimnah. Dimnah berasa iri hati melihat betapa eratnya persahabatan antara Raja
Hutan Singa dan Lembu Satrabah. Maka, timbul perasaan dalam dirinya untuk memisahkan
tali persahabatan dan hubungan politik di antara kedua-duanya melalui tipu muslihat dan
fitnah yang disebarkan antara kedua-dua sahabat itu. Tujuan Dimnah melakukan semua
perkara itu tidak lain hanya kerana inginkan kuasa. Akhirnya fitnah dan dusta yang disemai
oleh Dimnah berhasil menghancurkan persahabatan dan hubungan politik mereka. Ketika
Dimnah berhadapan dengan Singa, Dimnah mengatakan bahawa Lembu Satrabah secara
tersembunyi menyimpan taktik dan rencana untuk merampas kuasa dari tangan Singa.
Begitu juga sebaliknya ketika Dimnah bertemu dengan Lembu Satrabah, Dimnah
melemparkan fitnah bahawa di sebalik sikap baik Singa itu ada cita-cita politik yang
berbahaya.

43
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Hasil daripada fitnah yang dilontarkan Dimnah kepada Satrabah dan Singa, membuatkan
kedua-duanya bermusuhan dan saling membenci. Dengan kebijaksanaan Dimnah, kedua-
duanya dapat dipengaruh oleh kata-katanya. Akhirnya Singa membuat perancangan untuk
membinasakan Lembu Satrabah yang pada asalnya teman baiknya. Dimnah memberitahu
Lembu Satrabah bahawa Singa ingin membunuhnya kerana Singa sebenarnya benci kepada
Lembu Satrabah. Oleh sebab Lembu Satrabah termakan hasutannya, akhirnya Lembu
Satrabah pun membuat persediaan dan taktik untuk menghadapi Singa. Namun, rancangan
Lembu Satrabah gagal kerana Dimnah telah membocorkan rancangannya kepada Singa.
Akhirnya Lembu Satrabah pun ditangkap dan kemudian dihukum mati.

Namun, akhirnya Singa mendapat tahu bahawa Dimnah sebenarnya telah menyebarkan
fitnah. Semua kata yang disampaikan kepada kedua-dua sahabat itu sebenarnya adalah tipu
belaka. Hal ini demikian kerana Dimnah mempunyai hati yang busuk serta berniat
menghancurkan persahabatan mereka. Akhirnya kejahatan Dimnah terbuka dan Singa
menjatuhkan hukuman berat kepadanya. Dimnah ditangkap lalu dimasukkan ke penjara
dan dihukum mati. Singa menyesal atas perbuatannya kerana termakan hasutan Dimnah.
Singa sedih apabila mengenangkan saat-saat indah ketika bersama Lembu Satrabah. Singa
berasa sunyi kerana tiada sahabat baik semenjak Lembu Satrabah dihukum bunuh. Dalam
cerita ini, tema “memutuskan tali persahabatan politik” dapat dianalisis dengan luas.
Namun, pembicaraan tentang niat dan ikhtiar pembunuhan politik tiada langsung
digambarkan sebagaimana percakapan antara Dimnah dengan sahabatnya Kalilah. Boleh
dikatakan bahwa melakukan pembunuhan politik tiada langsung dikemukakan dalam
bahagian cerita ini.

Ulasan singkat

Cerita berbingkai ini mengandung beberapa materi, yaitu: Pertama, Kitab ini dengan
menggunakan lisan binatang dan bukan bahasa manusia, agar bisa dibaca oleh orang yang
suka dengan lelucon dari kalangan muda sehingga memberikan motivasi untuk menyukai,
sebab ini adalah bagian dari tipu muslihat dan taktik yang digunakan oleh para binatang.
Kedua, Kitab ini memperlihatkan daya imajinasi dan kreativitas para binatang dengan
berbagai cara dan bentuk untuk menyenangkan hati para penguasa. Sehingga semangat
dan keinginannya untuk membaca kitab ini bisa bertambah. Ketiga, kitab ini dirancang
sedemikian rupa agar bisa dimanfaatkan oleh para penguasa dan orang-orang awam.
Keempat, karya ini memiliki tujuan khusus yang hanya diketahui sang filosof agung.
Kandungan karya ini begitu luas dan tinggi, memiliki nilai etika dan estetika, pesan moral
dalam bentuk lelucon, yang menggunakan bahasa binatang namun mengandung hikmah
dan pelajaran yang dapat dipetik.

44
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kelebihan buku

Kalilah Wa Dimnah bentuk fabel yang menggunakan dunia hewan untuk menjadi aktor
utama, setting, dan sarana yang merefleksikan dan mencerminkan dunia
manusia,Walaupun di dalamnya mengandung perumpamaan binatang tapi itu
menggambarkan relitas yang terjadi pada kehidupan manusia. Karya ini menggemakan nilai
etis-moral dan religiusitas bagi masyarakat. Di dalamnya tersurat tontonan akan tetapi
tersirat tuntunan. Sehingga untuk mengambil hikmahnya, tidak hanya sekedar dibaca,
namun harus difahami dan dihayati.Kitab tersebut merupakan sebuah karya yang tidak
diapresiasi di kalangan sufi, akan tetapi sebuah karya yang menjadi insnpirasi bagi kalangan
sastrawan dalam satu genre tertentu.Karya ini merupakan obat pelipur lara untuk
kehidupan yang carut-marut dan mengalami stagnasi. Dalam karya Ibnu al-Muqoffa’
menaruh pelajaran tentang politik kepada penguasa dan rakyatnya.karena pesan moral
yang diambil dari karya ini adalah pembelajaran etika dan estetika untuk seorang raja atau
pemimpin, dan rakyatnya menjadi baik. Dalam karya tersebut dijelaskan bagaimana
hubungan antara raja atau penguasa dan rakyat tidak harmonis. Sehingga bisa dipulihkan
gejolak social dan politik yang terjadi.

Kerangka buku

Kisah atau cerita yang masih tersisa dalam karya Baidaba adalah berjumlah lima buah cerita
pokok, sedangkan yang lainnya merupakan cerita-cerita sisipan Ibnu al-Muqoffah di dalam
karya itu. Kelima cerita-cerita utama tersbut adalah sebagai berikut:

Rangka pertama: Diceritakan seekor srigala bernama Dimnah memutuskan tali


persahabatan antara Singa dan lembu Syatrabah. Temanya mengenai bahaya fitnah dan
hasutan yang beryjung pada pembunuhan dengan motif politk.

Rangka kedua: Kebersalahan kelompok dhuafa yang berhasil mengalahkan musuh yang
kuat disebabkan mampu menghimpun solidaritas

Rangka ketiga: menceritakan persoalan yang menyangkut seluk-beluk politik dan siasat
dalam peperngan

Rangka keempat: Menceritkan bagaimana orang yang bodoh terpedaya oleh perkataan
yang ahlus dan bujuk rayu.

Rangka kelima: Menceritkan bahaya dari orang yang kurang pertimbangan dan suka
tergopoh-gopoh dalam melakukan sesuatu.

Pada cerita-cerita pokok tersebut terdapat cerita-cerita sisipan dari tulisa Ibnu al-Muqoffah
yang berjumlah dua belas dan cerita sisipan tersebut menyampaikan pesan moral untuk
melengkapi cerita pokoknya.

45
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Cerita-cerita sisipan tersbut sebagai berikut: Hikayat Singa dan Lembu, Hikayat Burung
Merpati dengan Tikus, Hikayat Burung Hantu dengan Gagak, Hikayat Kera dengan Kura-
kura, Hikayat Orang Saleh denga Cerpelai, Hikayat Tikus dengan Kucing, Hikayat Raja denga
Burung Kakatua, Hikayat Singa denga Srigala yang Saleh, Hikayat Singa Betina dengan
Pemanah, Hikayat Raja Balad dengan Permaisuri Irah, Hikayat Musafir dengan Tukang
Emas, dan Hikayat Anak Raja dan Kawan-kawannya

Tinjauan bahasa

Cara mentransformasikan pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari bahasa sebagai media
tunggalnya. Adanya metafor, kiasan dan alegori, tentu bukan hanya sebagai asesoris belaka,
tetapi alat vital untuk menyampaikan makna. Fabel hanyalah salah satu dari sekian banyak
cara untuk menjadikan pelajaran yang ingin disampaikan melekat dan meresap di kepala
setiap orang yang membacanya. Namun, tak jarang dalam kisah-kisah tersebut terkesan
lucu dan kasar yang merefleksikan hukum riba yang keras dalam kehidupan manusia.

Penutup

Ternyata Hikayat Kalilah dan Dimnah ( juga disebut Kalilah Wa Dimnah ) merupakan sebuah
karya yang menyimpan ilmu dan nilai keintelektualan yang tinggi. Sungguhpun haiwan-
haiwan menjadi watak-watak utamanya, namun bukan cerita haiwan yang ingin
diketengahkan oleh Baidaba. Sebaliknya nilai dan pengajaran yang ingin diungkapkan
kepada pemerintah khususnya. Semua alegori yang diselitkan mempunyai pengajarannya
yang tersendiri. Membaca Kalilah Wa Dimnah membuatkan pembaca harus berfikir dengan
lebih mendalam untuk memahami amanat dan pesanan yang ingin disampaikan.

Dengan membaca buku ini, kita akan memperoleh banyak pelajaran tentang akhlak.
Misalnya, keharusan untuk bersikap adil dan bijaksana, kewajiban menghormati sesama,
dan ajaran budi pekerti luhur lainnya yang berguna dalam pembentukan kepribadian.
Disampaikan dengan gaya tutur yang renyah dan mengalir, hikayat ini sangat menarik untuk
diikuti, sekaligus mendidik dan mencerahkan jiwa.

46
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

47
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Judul : Kalau Tak Untung

Penulis : Selasih

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 1992

Halaman : 156

Cetakan : XI

Buku ini mencoba menggambarkan bagaimana kisah cinta sepasang kekasih yang akhirnya
tak dapat bersatu karena hambatan ekonomi, fisik, dan kematian yang kemudian
menjemput kekasih sekaligus sahabat kecil Masrul, Rasmani. Penulis adalah seorang
intelektual jeblosan Meisjes Normaal School (MNS) pada tahun 1925. Beliau adalah seorang
guru yang berdedikasi pada dunia pendidikan, beliau berusaha menekuni pekerjaan sehari-
harinya sebagai seorang guru bahasa Belanda. Selain itu, beliau kerap kali aktif dalam
pertunjukan sandiwara yang bertemakan pendidikan.

Buku yang berjudul “Kalau Tak Untung” ini memang dicetak dalam jumlah yang terbatas.
Sejauh ini, buku karya Selasih tersebut dicetak untuk dimanfaatkan sebagai pembanding
oleh siswa(i) dan mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Indonesia khususnya.

Buku ini mnceritakan kehidupan seorang gadis yang tak berada dengan sahabat kecilnya
Masrul yang akhirnya jatuh hati padanya. Kehidupan cinta mereka sangat mengenaskan
sebab rintangan dan hambatan yang mereka lalui cukup tajam dan menanjak mulai dari
pihak keluarga Masrul yang tidak menyetujui sebab faktor ekonomi dan fisik yang dimiliki
Rasmani, sampai tuntutan pekerjaan yang membuat Masrul pada akhirnya harus
meninggalkan kampung halamannya. Namun, ternyata kepedihan Rasmani masih berlanjut
sebab Masrul sahabat yang dicintainya malah menikahi gadis yang baru saja ditemuinya di
Painan, tempatnya bekerja dikarenakan wajahnya yang begitu cantik, pendidikan yang
tinggi, dan kekayaan yang dimilikinya. Tetapi nyatanya, gadis itu memiliki perangai yang
buruk yang sebenarnya tidak sesuai dengan persangkaan Masrul dahulu akibatnya Masrul
mengalami banyak penderitaan selama berkeluarga bersamanya. Oleh karena itu, Masrul
menceraikan gadis itu dan kembali ke kampung halamannya untuk melamar Rasmani.

Masrul kembali mempermasalahkan pekerjaannya. Sehingga dia memutuskan untuk pergi


ke Medan mencari pekerjaan baru. Namun, setelah satu tahun Masrul mengirimkan surat
yang sangat mengejutkan Rasmani sehingga membuatnya jatuh sakit. Setelah membaik,
Masrul kembali mengirim surat kepada Rasmani yang isinya sangat berkebalikan dengan
suratnya yang lalu. Isi surat tersebut justru lebih memberatkan hati Rasmani sampai-sampai
dia divonis terkena penyakit jantung. Berita sakitnya Rasmani pun tersiar sampai pada

48
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Masrul, sayangnya Masrul terlambat sebab setelah ia kembali Rasmani pun telah
meninggalkan dirinya utnuk selama-lamanya.

Buku ini menyimpan banyak kesedihan yang terekspresi dengan gaya yang khas serta
bahasa yang santun. Bahasa yang digunakan pun termasuk bahasa melayu kuno yang cukup
berbelit-belit untuk dipahami dengan kehalusannya. Buku ini banyak menyibak adat-
istiadat daerah Bonjol kota kelahiran dari tokoh Masrul. Buku ini sangat syarat dengan
sastra dan kebudayaan yang memang masih melekat dalm kehidupan masyarakat saat itu.
Selain memberikan inspirasi kehidupan dengan konflik-konflik yang terjadi didalamnya
beserta penyelesaiannya yang begitu bersahaja, buku ini dapat dijadikan pelajaran hidup
bagi seseorang yang hendak berkeluarga.

Namun, untuk zaman sekarang, minat siswa untuk buku seperti ini memang sangatlah
minim karena bahasa yang digunakan cukup rumit dan alur yang saat ini memang sangat
umum.

Buku yang sederhana ini dapat menambah khazanah kebudayaan di tanah air khusunya di
daerah Sumatera.

49
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

50
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Judul Buku : Negeri 5 Menara


Penulis : A. Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : I, Juli 2009
Tebal : 416 halaman

Kegigihan Sahibul Menara

Man jadda wa jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Inilah hikmah pertama
yang dapat kita tangkap saat membaca novel Negeri 5 Menara. Hikmah yang juga diterima
oleh pengarangnya, A. Fuadi, saat belajar di Pesantren Gontor, dan menjadi semacam
doktrin yang harus diamalkan oleh para santri Pesantren Madani yang begitu ajaib dalam
novel ini.

Ada dalam satu mainstream dengan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sebagai novel
pendidikan, novel Negeri 5 Menara juga mengangkat romantika kehidupan siswa (santri) di
sebuah lembaga pendidikan yang terpencil di pedesaan. Para tokoh cerita dalam novel
Andrea Hirata dipanggil sebagai Laskar Pelangi, sedangkan para tokoh cerita dalam novel A.
Fuadi dipanggil sebagai Sahibul Menara.

Laskar Pelangi adalah sebutan bagi 10 siswa dari keluarga miskin yang bertahan di SD
(sampai SMP) Muhammadiyah di desa terpencil di Bangka. Saat berekreasi, mereka melihat
pelangi, dan guru mereka, Bu Muslimah, pun memanggil mereka sebagai Laskar Pelangi.
Sementara Sahibul Menara adalah sebutan bagi enam santri Pondok Madani yang suka
berkumpul di taman di kaki menara masjid Pondok Madani untuk berdiskusi tentang
banyak hal sambil menunggu azan Maghrib.

Baik Laskar Pelangi maupun Negeri 5 Menara sama-sama berbicara tentang tradisi dan
semangat belajar, cita-cita dan impian tentang masa depan. Kedua novel tersebut sama-
sama terinspirasi dari kisah nyata pengarangnya. Bedanya, latar cerita Laskar Pelangi
adalah sebuah sekolah Muhammadiyah di daerah terpencil yang nyaris dibubarkan karena
kekurangan murid, sedangkan Negeri 5 Menara adalah sebuah pesantren (juga di daerah
terpencil) yang ajaib karena santrinya mencapai ribuan dan penegakan disiplin serta sistem
pendidikannya yang begitu luar biasa.

Dibuka dengan cerita saat Alif Fikri berada di Washington DC sebagai wartawan sukses yang
akan berangkat ke London untuk mewawancarai Tony Blair, kisah kemudian meloncat

51
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
mundur jauh ke belakang, saat Alif masih menjadi siswa madrasah tsanawiyah (setingkat
SMP) di Agam, Sumatera Barat. Alif sangat bermimpi untuk dapat melanjutkan ke SMA
terbaik di Bukittinggi. Tapi, orang tuanya sangat menginginkan dia masuk ke sekolah agama.
Untuk anak seusianya Alif sangat mengingikan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah
Umum dengan beragam bayangannya tentang keindahan masa-masa SMU.Berkat informasi
dari Pak Etek Gindo, akhirnya Alif memilih masuk Pondok Madani, tempat pertama kali Alif
Fikri berkenalan dengan dunia jurnalistik dan kewartawanan.

Sebagian besar buku ini menceritakan tentang 6 sekawan yang dijuluki sahibul menara,
yakni: Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Raja dan Said dalam hari-hari mereka di Pesantren
Madani (PM). Senang, duka, cemas, takut dan bahkan terancam mereka lalui bersama. Ini
semua bermula ketika mereka berenam diringkus salah seorang dari bagian keamanan
bernama Sunjai (yang kemudian sahibul menara juluki Tyson karena perawakannya) karena
telat sholat maghrib 5 menit akibat mereka belum selesai mengangkat almari yang mereka
butuhkan (PM sangat menjunjung tinggi ketepatan waktu dan aturan, segala kegiatan PM
diatur oleh dentang sebuah lonceng raksasa), nah akibat kejadian itu mereka digelandang di
Mahkamah Keamanan Pusat, dimana tempat itu dijuluki tempat angker karena kebanyakan
dari para murid yang pernah menginjakkan kaki mereka merasa ketakutan saat disidang.
Setelah dari Mahkamah tersebut, keenamnya dihukum menjadi jasus alias pencatat
pelanggaran! Sejak saat itulah Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Raja dan Said menjadi sahabat
dekat, bahkan dianggap seperti keluarganya sendiri.

Tentang sahibul menara sendiri, itu karena kebiasaan mereka menghabiskan waktu untuk
bersenda gurau, belajar sampai bertukar pikiran di bawah sebuah menara masjid PM yang
besar. Maka dari itu mereka dijuluki sahibul menara atau pemilik menara. Awal mulanya
pun cukup sederhana, berawal dari hukuman yang mereka dapatkan mereka sering
berkumpul bersama untuk membicarakan segala hal, tetapi karna segala penjuru berisi
dengan orang-orang maka mereka memutuskan untuk mencari tempat lain yang tidak
menimbulkan keributan hingga sampai ketika said sang ketua kelas dan pemimpin mereka
berteriak untuk mengikutinya ke sebuah tempat di dekat mejid tepatnya di bawah kaki
menara. Semenjak itu, mereka selalu berkumpul tepat di bawah kaki menara. Itulah awal
mula mereka dijuluki sebagai sahibul menara, orang yang punya menara.

Hal yang menarik lainnya adalah ketika A. Fuadi bercerita panjang lebar tentang perantauan
Alif dalam mencari ilmu, yang sebagian besar mengisahkan Alif dan kawan-kawannya dari
berbagai daerah selama menuntut ilmu di Pondok Madani, serta pengalaman Alif menjadi
wartawan Harian Kilas 70--- sebuah majalah dinding Pondok Madani yang terbit tiap hari.
Alif dan kawan-kawannya (Sahibul Menara) tumbuh di tengah ketatnya penegakan disiplin
dan dorongan semangat untuk maju, dengan prinsip man jadda wa jadda yakni siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil, dan itu pulalah yang para sahibul menara terapkan
sehingga mereka bisa berhasil. Mereka harus belajar sejak bangun dini hari (04.30) sampai
menjelang tengah malam (22.00). Mereka tidak boleh terlambat sedikit pun dalam
mengikuti semua kegiatan pondok yang telah dijadwal secara ketat. Mereka hidup dalam

52
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
pengawasan petugas keamanan pondok (Kismul Amni) yang siap mencatat dan menghukum
tiap santri yang melanggar peraturan pondok tanpa pandang bulu.

Dengan deskripsi ruang yang nyaris sempurna, A. Fuadi berhasil memetakan seluk-beluk
dunia pesantren modern yang selama ini hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Pahit
dan getir, riang dan gamang kaum santri dengan humor khas pesantren ditandaskan
dengan modus pengisahan yang menakjubkan. Tengoklah berbagai alasan yang sengaja
dirancang sahibul-menara agar mereka beroleh izin keluar PM, bersepeda mengelilingi Kota
Ponorogo, dan tak lupa melintas di pintu gerbang pesantren putri, sekadar ''nampang''.

Begitu pula siasat Dulmajid yang memengaruhi ustad Torik agar memperoleh izin nonton
bareng pertandingan final bulu tangkis di lingkungan PM, padahal qanun (aturan pondok)
menegaskan, santri PM dilarang menonton TV. ''Ustad, lob antum itu mirip sekali dengan
punya Icuk dan smash antum mirip Liem Swie King. Kalau nggak percaya, kita tonton siaran
langsung besok malam” kata Dulmajid. Ustad Torik langsung takluk dan ter jadilah peristiwa
bersejarah itu: TV masuk PM.

Pada bagian yang mendominasi hampir seluruh bagian novel ini A. Fuadi merefleksikan
pengalamannya saat belajar di Pondok Modern Gontor. Sepertinya, hampir semua bagian
novel ini memang merupakan catatan pengalaman hidup A. Fuadi. Dia masuk Pondok
Modern Gontor atas permintaan ibunya. Di pondok ini dia menjalani jadwal belajar yang
ketat, dan di pondok ini pula dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan
dalam mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya
kepada rumus sederhana tapi kuat, man jadda wa jadda. Pengalaman menarik yang penuh
hikmah itulah yang dikemasnya menjadi sebuah novel setebal lebih dari 400 halaman.

Hal yang juga menarik dalam novel ini adalah kepiawaian A. Fuadi dalam menceritakan hal-
hal yang sebenarnya biasa, seperti hukuman bagi santri yang melanggar disiplin, menjadi
dramatis sekaligus jenaka. Misalnya, ketika Alif Fikri dan kawan-kawan sekamarnya
kepergok terlambat ke masjid. Mereka disergap oleh petugas keamanan pondok di tengah
lapangan. Karena sosok sang petugas mirip Mike Tyson, Fuadi pun menyebutnya sebagai
"sergapan pertama Tyson". Begitu juga kerja keras para kru Harian Kilas 70, yang intinya
hanya menggambarkan kesibukan para santri dalam menyiapkan majalah dinding harian
tersebut, bisa dikisahkan secara menarik, sekaligus mengandung makna man jadda wa
jadda. Misalnya, saat Alif yang bertubuh kecil harus berebut dengan para wartawan
professional untuk mewawancarai Panglima ABRI yang sedang berkunjung ke Pondok
Madani, dan bersama timnya ia harus menyiapkan edisi terbaru Kilas 70 hanya dalam waktu
beberapa jam agar dapat diberikan kepada sang panglima.

Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik, namun ada beberapa plot yang terasa
dipaksakan ditulis, beberapa plot yang sebenarnya tak terlalu penting banyak ditulis
sehingga cukup menghabiskan berlembar-lembar halaman.

Selain itu, novel ini juga kaya muatan tradisi lokal, baik tradisi pengajaran di Pondok
Pesantren maupun tradisi lokal masyarakat Agam (Minang) di Sumatera Barat. Bahkan,

53
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
perjalanan darat Alif Fikri dan ayahnya dari Sumatera Barat ke Gontor (Jawa Timur) pun ia
sebut sebagai semacam perjalanan budaya, karena di sepanjang perjalanan mereka
menyaksikan berbagai ekspresi budaya masyarakat daerah-daerah dan kota-kota yang
dilaluinya.

Karena itu, kita patut menyambut gembira kehadiran novel pendidikan ini. Apalagi, jika
ternyata juga laris di pasar buku novel Indonesia. Kehadiran novel-novel semacam itu dapat
menjadi penyeimbang, atau bacaan alternatif, di tengah maraknya novel-novel sekuler yang
rata-rata juga laris.

Larisnya novel-novel semacam itu, dan semoga juga Negeri 5 Menara, mengindikasikan
bahwa masyarakat juga membutuhkan dan menyukai bacaan-bacaan (fiksi) yang
mencerahkan. Ini juga merupakan indikasi bahwa masyarakat tidak hanya memerlukan
bacaan yang menghibur, tapi juga mengandung hikmah atau semacam vitamin kehidupan
yang membuat mereka dapat terdorong untuk bersikap lebih positif dalam menjalani
kehidupan yang penuh tantangan dan godaan duniawi.

54
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

55
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Robohnya Surau Kami
Penulis : Ali Akbar Navis

Biografi Singkat Penulis :

Ali Akbar Navis atau yang lebih dikenal publik dengan sebutan A.A. Navis lahir di Padang
Panjang pada tanggal 17 November 1924. Navis belajar di INS Kayutanam dari tahun 1932
sampai 1943. Sejak tahun 1968 kembali mengabdi untuk lembaga pendidikan yang didirikan
oleh Muhammad Syafei itu. Lebih dari 20 buku sudah dihasilkan olehnya. Mulai dari
kumpulan cerpen, puisi, novel, kumpulan esai, hingga penulisan biografi dan otobiografi.
Pada tahun 1956, ia menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yang merupakan
karya monumental dalam dunia sastra Indonesia. Tiga bukunya yang diterbitkan Gramedia
adalah kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami, Bertanya Kerbau pada Pedati dan Novel
Saraswati.

Ukuran : 14 x 20 cm

Tebal : 139 halaman

Terbit : Januari 1986

Jenis Cover : Soft Cover

ISBN : 979-403-046-5; 20186046

Kategori : Fiksi dan Sastra/Bacaan Sastra dan Puisi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, PT.

Berat Buku : 98 gram

Dimensi (L x P) : 14 X 20

Sinopsis

Di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Hanya karena seseorang yang
datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat, surau itu
hingga kini masih tegak berdiri. Orang itulah yang merawat dan menjaganya. Kelak orang ini
disebut sebagai Garin.

Meskipun orang ini dapat hidup karena sedekah orang lain, tetapi ada yang paling pokok
yang membuatnya bisa bertahan, yaitu dia masih mau bekerja sebagai pengasah pisau. Dari
pekerjaannya inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, kue-kue
atau rokok.

56
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kehidupan orang ini agaknya monoton. Dia hanya mengasah pisau, menerima imbalan,
membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau dan bekerja hanya untuk
keperluannya sendiri. Dia tidak terlalu serius dalam bekerja karena dia hidup sendiri. Hasil
kerjanya tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya yang tidak pernah
terpikirkan.

Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Lalu,
keduanya terlibat perbincangan yang mengasyikan. Akan tetapi, sepulangnya Ajo Sidi,
penjaga surau itu murung, sedih, dan kesal. Karena dia merasakan, apa yang diceritakan Ajo
Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya.

Dia memang tak pernah mengingat anak dan istrinya tetapi dia pun tak memikirkan
hidupnya sendiri sebab dia memang tak ingin kaya atau bikin rumah. Segala kehidupannya
lahir batin diserahkannya kepada Tuhannya. Dia tak berusaha mengusahakan orang lain
atau membunuh seekor lalat pun. Dia senantiasa bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa
kepada Tuhannya. Apakah semua ini yang dikerjakannya semuanya salah dan dibenci Tuhan
? Atau dia ini sama seperti Haji Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi dimata
Tuhan dia itu lalai. Akhirnya, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka. Penjaga surau itu begitu
memikirkan hal ini dengan segala perasaannya. Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu.
Kemudian dia memilih jalan pintas untuk menjemput kematiannya dengan cara menggorok
lehernya dengan pisau cukur.

Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat di sana. Semua orang berusaha mengurus


mayatnya dan menguburnya. Kecuali satu orang saja yang tidak begitu peduli atas
kematiannya. Dialah Ajo Sidi, yang pada saat semua orang mengantar jenazah penjaga
surau dia tetap pergi bekerja.

Unsur Intrinsik

Tema

Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya

Latar

Latar Tempat

Latar tempat yang ada dalam cerita adalah di kota, dekat pasar, dan di surau

Latar Waktu

Latar jenis ini, yang terdapat dalam cerita ini adalah pada waktu subuh dan pagi
hari

Latar Suasana

Latar suasana dalam cerita ini adalah kegembiraan, kesedihan, kemelaratan,


kematian, ketaatan dan penyesalan

57
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Latar Sosial

Dari cerita ini tampak latar sosial berdasarkan usia, pekerjaan, dan kebisaan atau
cara hidupnya.

Alur (plot)

Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang
telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin

Tahapan Permulaan

Di suatu tempat ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Hanya karena seseorang
yang datang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat,
surau itu hingga kini masih tegak berdiri. Orang itulah yang merawat dan
menjaganya. Kelak orang ini disebut sebagai Garin. Meskipun orang ini dapat hidup
karena sedekah orang lain, tetapi ada yang paling pokok yang membuatnya bisa
bertahan, yaitu dia masih mau bekerja sebagai pengasah pisau. Dari pekerjaannya
inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, kue-kue atau
rokok

Tahapan Pertikaian

Kehidupan orang ini agaknya monoton. Dia hanya mengasah pisau, menerima
imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau dan bekerja hanya
untuk keperluannya sendiri. Dia tidak terlalu serius dalam bekerja karena dia hidup
sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan istrinya yang
tidak pernah terpikirkan.

Tahapan Perumitan

Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu.
Lalu, keduanya terlibat perbincangan yang mengasyikan. Akan tetapi, sepulangnya
Ajo Sidi, penjaga surau itu murung, sedih, dan kesal. Karena dia merasakan, apa
yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya.

Tahapan Puncak (Klimaks)

Dia memang tak pernah mengingat anak dan istrinya tetapi dia pun tak memikirkan
hidupnya sendiri sebab dia memang tak ingin kaya atau bikin rumah. Segala
kehidupannya lahir batin diserahkannya kepada Tuhannya. Dia tak berusaha
mengusahakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun. Dia senantiasa
bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa kepada Tuhannya. Apakah semua ini yang
dikerjakannya semuanya salah dan dibenci Tuhan ? Atau dia ini sama seperti Haji
Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi dimata Tuhan dia itu lalai. Akhirnya,

58
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
kelak ia dimasukkan ke dalam neraka. Penjaga surau itu begitu memikirkan hal ini
dengan segala perasaannya

Tahapan Peleraian

Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk
menjemput kematiannya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau cukur.

Tahapan Akhir

Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat di sana. Semua orang berusaha


mengurus mayatnya dan menguburnya. Kecuali satu orang saja yang tidak begitu
peduli atas kematiannya. Dialah Ajo Sidi, yang pada saat semua orang mengantar
jenazah penjaga surau dia tetap pergi bekerja.

Penokohan

Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.

Ajo Sidi adalah orang yang suka membual

Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai
orang lain.

Haji Soleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri.

Gaya

Di dalam cerpen ini pengarang benar-benar memanfaatkan kata-kata, dan majas


alegori, dan sinisme.

Titik Pengisahan / Sudut Pandang

Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama (akuan
sertaan) sebab secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita. Selain itu
pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita tentang
Haji Soleh di depan tokoh aku.

Amanat

Amanat pokok yang terdapat dalam cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis
adalah: “Pelihara, jaga, dan jangan bermasabodoh terhadap apa yang kau miliki.”
Hal ini dapat dilihat dari beberapa amanat berikut :

Jangan cepat marah kalau ada orang yang mengejek atau menasehati kita karena
ada perbuatan kita yang kurang layak di hadapan orang lain

Jangan cepat bangga akan perbuatan baik yang kita lakukan karena hal ini bisa saja
baik di hadapan manusia tetapi tetap kurang baik di hadapan Tuhan itu.

59
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kita jangan terpesona oleh gelar dan nama besar sebab hal itu akan mencelakakan
diri pemakainya.

Jangan menyia-nyiakan apa yang kamu miliki, untuk itu cermati sabda Tuhan

Jangan mementingkan diri sendiri, seperti yang disabdakan Tuhan dalam cerita

60
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

61
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Resensi Novel Nonfiksi

Judul Buku : Maryamah Karpov

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka

Tahun terbit : 2008

Cetakan : Cetakan Pertama, November 2008

Cetakan kedua, November 2008

Tebal buku : xii + 504 halaman; 20,5 cm

Andrea Hirata lahir di Belitong, dia telah menempuh pendidikan master di Inggris dan
Prancis pada bidang economics science melalui beasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa
Andrea Hirata adalah sosok yang sangat mengagumkan dan pastinya sangat pintar.
Maryamah Karpov adalah buku keempat dari tetralogi Laskar Pelangi,setelah Sang
Pemimpi dan Edensor.

Seperti yang kita ketahui, bahwa tertralogi Laskar Pelangi berhasil meraih prestasi
sebagai buku yang fenomenal. Bahkan, film Laskar Pelangi yang disebut sebagai cultural
movie, berhasil mencapai Box office. Hal ini menunjukkan bahwa buku tetralogi dari Andrea
Hirata termasuk Maryamah Karpov adalah buku yang sangat cocok untuk dibaca, disamping
itu buku ini dikemas dengan memadukan aspek sains, sosiologi orang melayu dan edukasi.
Bagi siapa saja yang membaca pasti dapat merasakan betapa setiap kalimat yang diciptakan
memiliki kekuatannya sendiri.Hal ini disebabkan karena setiapkata dari buku ini, diambil
dari kata-kata yang tidak biasa. Bahkan, sering ditemukan kalimat-kalimat yang sangat
puitis dan diramu dengan cukup baik.

Karya sastra yang bening nan teduh ini berhasil melahirkan nafas baru dan
memperbanyak improvisasi dari kiblat penulisan di Indonesia. Inspiratif dari awal hingga
akhir, kulminasi tertinggi dan permainan emosi yang selalu berada di puncak berhasil
diatraksikan dengan baik oleh buku ini. Tidak hanya menggambarkan sisi positif kreativitas
sang penulis, ragam pilihan kata yang diambil juga melambangkan kekayaan bangsa
Indonesia akan budaya berbahasa yang mau tidak mau menyita perhatian seluruh rakyat
pecinta bahasa untuk merambahnya lebih dalam lagi.

62
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Buku ini membawa unsur budaya melayu yang sangat kental dan menceritakan
tentang keringat besi orang-orang melayu kelas bawah akibat perekonomian yang rendah,
serta segi geografis kelautan berhasi dipadukan dalam latar kejadian-kejadian di Maryamah
Karpov.

Jika dalam cerita tetralogi sebelumnya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan
Endensor menceritakan tentang masa kecil serta perjalanan hidupnya tahap demi tahap,
maka dalam novel Maryamah Karpov ini lebih menekankan pada cerita percintaan Ikal
kepada Aling yang lama menghilang.

Di dalam Maryamah Karpov, Andrea menceritakan petualangan Ikal yang merupakan


dirinya sendiri mulai dari dia menyelesaikan thesis-nya di sorbone, saat dia sidang, hingga
kehidupannya setahun setelah ia lulus kuliah. Novel ini berisi tentang perubahan hidup
yang Ikal akami , dari megahnya kota Paris, dia harus kembali ke Belitong yang merupakan
daerah terpencil. Kisah-kisah kocak, haru, dramatis dan tragis mengenai kehidupan ikal dan
orang-orang yang ada dilingkungan sekitar ikal.

Novel ini juga menceritakan tentang kekuatan cinta yang Ikal miliki terhadap gadis
pujaannya dari kecil yaitu Aling. Hampir tiap mozaik dari novel ini menceritakan tentang
kerasnya perjuangan Ikal untuk menemukan Aling yang tak tahu ada dimana. Mulai dari
keinginannya untuk membuat perahu, yang mendapat tanggapan negative dan ejekan dari
masyarakat belitong. Sampai pada akhirnya, ada sekelompok orang yang berinisiatif
membantu Ikal, mereka tak lain adalah sahabat-sahabat Ikal di sekolah Laskar Pelangi.

Disamping itu, sedikit diceritakan tentang Arai, sepupu Ikal yang telah mencapai
impiannya, yaitu menikahi gadis pujaannya dan kembali melanjutkan beasiswanya di luar
negeri. Kembali ke Ikal, sampai suatu saat, ejekan orang-orang terhempaskan karena
ternyata Ikal dan Laskar Pelangi mampu membuat Kapal besar yang diberi nama Mimpi-
mimpi Lintang. Tentu ada alasan, Ikal menamai kapalnya seperti itu, ini karena Lintanglah,
sang master fisika itu, yang mendapat rumus-rumus untuk membuat kapal yang besar itu.
Hal ini menunjukkan, bahwa kemampuan rakyat kecil seperti Lintang tidak boleh dipandang
sebelah mata, karena mereka juga mampu melakukan perubahan yang besar.

Tidak sampai disitu perjuangan Ikal, setelah kapalnya selesai, perjuangan yang
sesungguhnya baru dimulai, dia harus pergi berlayar ke daerah terlarang yaitu Batuan demi
mencari Aling, dan harus menghadapi para penguasa-penguasa kelautan seperti Tuk Bayan
Tula, Dayang Kaw dan Tambok. Sampai akhirnya dia menemukan Aling.

Selain cerita menegangkan, cerita humor juga bisa kita dapat dari novel ini. Tentu
kalian akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal dengan taruhan-taruhan orang-orang
sekitarnya terhadap Ikal yang berujung penuh misteri dan membuat penasaran. Kesintingan
tingkah laku orang-orang melayu banyak membuat anda tertawa(seperti kelakuan si
pelupa) dan membuat anda jengkel (seperti si eksyen).

Namun, pada akhir cerita, saya dibuat kecewa dan jengkel, karena Ayah Ikal yang
tidak merestui hubungan Ikal dengan Aling. Hal ini membuat saya merasakan bahwa semua
perjuangan Ikal yang terlalu berat, akhirnya tidak memberikan hasil yang menyenangkan.
Walaupun. Aling berhasil diselamatkan, tetapi,sama saja jika Ikal tidak bisa memiliki Aling
sebagai istrinya. Selain itu, kekecewaan saya juga karena novel ini hanya sedikit

63
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
menceritakan tentang Maryamah Karpov sendiri. Kira-kira hanya satu mozaik yang
menceritakan bahwa Maryamah Karpov, memiliki anak yang pandai bermain biola, dan
gadis yang ada di sampul dari Maryamah Karpov adalah anak dari Maryamah Karpov
sendiri.

Tetapi, setelah dipikir lagi, inilah keunikan dari novel ini. Pasti orang-orang yang
pertama kali melihat novel ini, akan mengira bahwa gadis yang ada di sampul adalah
Maryamah Karpov dan dia adalah pemeran utama dari novel ini.

Setelah membaca, saya mendapati bahwa kelebihan dari novel ini jauh lebih banyak
dari kekurangan yang saya dapat. Saya menyimpulkan bahwa novel ini sangat layak untuk
menjadi koleksi yang amat berharga untuk dimiliki oleh pencinta novel Indonesia.

64
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

65
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
SALAH PILIH

Judul : Salah Pilih

Pengarang : Nur Sultan Iskandar

Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta

Cetakan : 13

Tahun Terbit : 1989

Tebal : 231 halaman

TUBUH RESENSI

Pada awal cerita, dapat dilihat dari judul buku ini yang merupakan “Salah Pilih” dapat
diterka bahwa seseorang yang telah salah dalam menentukan pilihannya. Asnah dan Asri
sudah seperti keluarga sendiri dimana mereka sudah seperti kakak adik saja. Di mata
ibunya, hanya Asnah yang bisa merawatnya dengan baik. Tidak ada orang lain yang bisa
merawat nya selain Asnah.

Tema dalam cerita ini kurang lebih merupakan tema tentang kehidupan tetapi juga
dibumbui oleh cerita percintaan Asri yang sebenarnya hanya menganggap Asnah sebagai
saudara dekat, tidak pernah terbesit di pikirannya untuk menyukai atau mencintai Asnah.
Asnah yang dengan polosnya mencintai Asri dengan segenap hati menunggu – nunggu saat
dimana kapan yang memungkinkan bagi Asri untuk membalas cinta Asnah. Karena adat
daerah Padang yang tidak memungkinkan bagi Asnah dan Asri bersatu, bagaimanapun juga
mereka dianggap masih satu darah, maka dari itu kemungkinan sangat kecil untuk mereka
untuk bersatu.

Dalam cerita ini, tema tersampaikan jelas oleh sang pengarang. Dalam cerita ini, para
pembaca sudah dapat merasakan unsur lika – liku kehidupan, unsur adat, bahasa, dan juga
unsur percintaan. Tetapi menurut saya tema pokok dari cerita ini merupakan cerita tentang
percintaan. Karena menunjukkan hubungan Asri dan Asnah yang tidak memungkinkan bagi
mereka untuk bersatu karena adat istiadat yang menuntut dan juga unsur saudara jauh
yang tidak bisa mereka langgar.

Dari sampul buku ini, saya dari awal sudah menerka bahwa dua orang yang berdampingan
tersebut memiliki hubungan darah, karena seniman yang mengilustrasikan sampul buku itu
membuat kombinasi warna di sampul buku itu hampir serupa.

66
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
SINOPSIS

Buku Salah Pilih ini merupakan sebuah roman yang menampilkan adat Minangkabau. Asri
dan Asnah dijadikan pelaku utama di dalamnya. Asnah, yang masih mempunyai hubungan
keluarga dengan Asri, sejak kecil telah menjadi anak angkat ibu Asri. Namun begitu kedua
anak tersebut, berkat pendidikan yang mereka peroleh, dapat hidup rukun seperti kakak
beradik saja.

Kedua remaja ini berpisah, ketika Asri harus meneruskan sekolah-nya di Jakarta. Lama
mereka tidak saling bertemu, dan tatkala keduanya bertemu kembali ternyata perasaan
bersaudara itu telah berubah.

Baik Asri maupun Asnah mengetahui bahwa menurut adat mereka tidak boleh menikah,
sebab masih sesuku yang berasal dari satu kaum. Asri pun lalu menikah dengan anak
seorang bangsawan yang masih berpegang teguh pada tradisi lama. Ternyata perkawinan
ini tidak membawa kebahagiaan, dan dalam suatu kecalakaan istri Asri meninggal dunia.

Akhirnya Asri menikah dengan Asnah dan keadaan memaksa mereka hidup di Jawa, tetapi
dengan penuh kebahagiaan. Ketika keduanya kembali lagi ke kampungnya masyarakat
desanya menyambut mereka dengan meriah. Asri mendapat jabatan penting dan
masyarakat pun mengharapkan bimbingannya.

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Cerita Salah Pilih ini sebenarnya memiliki cerita cinta yang menarik pembaca untuk
membacanya. Cerita cinta dari Asnah dan Asri yang paling menarik dan mengundang para
pembaca untuk meneruskan untuk membaca cerita ini. Karena kurang lebih cerita ini
serupa dengan cerita cerita cinta di sinetron – sinetron Indonesia dengan gaya bahasa yang
dramatis dan terkadang berlebihan. Kata- katanya puitis terlebih disaat Ibunda mereka
terbaring sakit dan mengatakan kata – kata yang terbilang dramatis seperti disaat bahwa Ia
mengatakan hanya Asnah yang dapat merawatnya tetapi dalam kata – kata yang dramatis.

Dalam cerita ini menampilkan adat Minangkabau, di mana terdapat kata-kata yang sulit
dicerna oleh pembaca.

PENUTUP

Sebuah Roman “Salah Pilih” ini patut anda baca karena berisi tentang kehidupan
seseorang dalam menentukan sebuah pilihan di mana jika kita salah memilih maka nantinya
akan menyesal dan roman ini tidak hanya berisi tentang percintaan melainkan juga
bertemakan kekeluargaan, bagaimana seorang anak berbakti kepada orang tuanya. Dari
novel ini kita bisa mengambil banyak hikmahnya.

67
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

UNSUR INTRINSIK NOVEL

Tema

Tema dalam novel ini adalah kekeluargaan dan percintaan

Novel ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Asnah dan Asri beserta ibunya
yang damai . Seorang ibu yang sangat rindu kepada kedua orang anaknya.

Novel ini juga bertemakan percintaan di mana Asri sangat menyayangi dan
mencintai Asnah (saudara angkatnya).

Latar atau Setting

Tempat

Rumah gedang (Kamar)

“…. Kata Sitti Maliahdengan takzim kepada seorang perempuan tua yang gelisah
berbaring di atas tempat tidurnya.”

“Asnah, Asnah ! di mana engkau ? Ada di dalam ? Bukakan pintu, Adik!”

Dapur

“ Perempuan yang masak di dapur itu menoleh ke belakang ….”

“ Seharusnya saya sensiri di dapur. Makcik tak usah bekerja lagi”

Kebun

“Ke kebun, ya ? Aku tunggu engkau di sana.”

Di ruang tengah rumah berukir

“Di ruang tegah rumah berukir di Negeri terbentang sehelai permadani yang amat
indah.”

Ruang Tengah

Dalam pada kopi itu ditating oleh Asnah ke ruang tengah.”

Meja Makan

“Kebiasaan kita selama ini tidak boleh kita hilangkan, kita mesti makan bersama-
sama jua.”

Waktu

68
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Pagi hari

“Hari ahad pagi-pagi. Jam besar yang bergantung di dinding ruang tengah sudah
berbunyi lima kali, alamat sudah menunjukkan pukul lima subuh.”

Siang hari

“Kebetulan Maharaja yang telah tersebul dari balik bukit Malalak …… hari siang
sudah!”

Petang (sore hari)

Petang Kamis malam jumat Asri dan Asnah duduk berjaga bersama-sama dekat
ibunya.

Suasana

Bahagia

“ Ha, dating engkau, anakku! Baru sebang hatiku rasanya.”

“Jadi cita-cita mereka itu tercapai sudah. Asnah telah menjadi istri Asri dengan
sah!”

“Untung Asnah, untung besar ! di sini kita akan hidup berbahagia selama-lamanya,”
ujar Asri.

Sedih

“Pada air muka orang tua itu tampaklah kesedihan hatinya.”

“Tidak, tidak, saya mesti pergi dari sini- jauh-jauh,” pikirnya, sedang hatinya
menjadi kecut sebab sangat sedih

“Mengapa kakak lukai hati saya dengan segala kata-kata dan pandang kakak itu ?”

“Akan Asnah, hatinya seolah-olah takkan dapat dihiburkan selama-lamanya. Ia


berguling-guling dan menjerit-jerit dengan sedihnya.”

“Saniah, … Saniah,” kata Asri dengan terharu sangat.

Terkejut

“Asnah terkejut sedikit. Matanya berbinar-binar, tetapi matanya agak pucat


menanti kedatangan Asri,”

Marah (emosi)

69
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Saniah memandang kepadanya dengan amarah. “rupanya engkau memperolok-
olokkan bunda.”

Penyesalan

“Rupanya inilah sesal tak putus, yang biasa timbul sesudah kawin,”

“Asnah, tapi janganlah kaukabarkan kepada orang lain, bahwa aku sangat menyesal
akan perkawinanku ini,”

“Wahai, Kanda,’katanya,” jiwaku …” dan kalau tidak takut kepada bundanya,


niscaya diusulkannya supaya haluan oto dihadapkan pulang kembali. Sungguh,
belum pernah ia berasa rindu sekeras dan segairat itu terhadap suaminya,”Ampun,
Kanda suamiku …..

Penghinaan

“Ya, Allah alangkah ingar-bingarnya! Bagaimana orang dapat tertawa seriuh-


rrendah itu ? Rupanya orang di sini tak tahu bahasa, tidak beradat…..”

“Sangakaku, engkau hendak mencampuri perkara, orang berlaki-istri, - apa


pedulimu akan hal itu ? Gadis tak bermalu, gatal.”

“Harus aku ingatkan sekali lagi kepadamu, supaya perangaimu yang kemanja-
manjaan itu engkau lenyapkan.”

Tidak tenang (Cekcok)

“Tidak,” katanya kuat-kuat,” ia takkan pergi dari sini, - idak sekali-kali. Ia harus
selalu tinggal bersama kami.

“Bagaimana aku akan senang, kalau kakanda …., kalau orang yang kakanda
katakana keluarga kakanda itu tidak …. Ya, tidak lurus.”

“Apa ? Asnah tidak lurus ?”

“Memang tidak, dan berbulu mataku melihat dia.”

Khawatir

“Rupanya semakin lama semakin nyata kehendak orang akan menjauhkan Asnah
dari sisi kita ini. Apa pikiranmu tentang hal itu ?”

“Tidak, Ibu,”jawab Asri dengan mata yang berapi-api, “aku tidak suka sekali-kali.”

Kecelakaan

“Sebelum bahaya itu dapat diketahui oleh orang yang duduk dalam oto itu,
kecelakaan sudah terjadi.”

70
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Alur atau Plot

Alur Maju

Menceritakan bagaimana kehidupan Asri bagaimana ia memilih pendamping


hidupnya setelah ia menikah dengan Saniah dan menyesal, lalu meninggalnya ibu
Asnah dan Asri, kecelakaan yang dialami oleh Saniah dan ibunya yang mencabut
nyawa mereka, dan akhirnya Asnah menikah dengan asri dan hidup bahagia. Semua
cerita tersebut merupakan alur maju karena tidak bercerita tentang masa lalu.

Penokohan

Asnah

Penyayang

“Dengan hati yang penuh kasih sayang Asnah mulai bekerja membuka verban dan
membersihkan bengkak pada kaki ibunya itu.

Rajin

“Dan tentu saja ia amat kasih kepada Asnah, - siapa takkan kasih kepada anak yang
rajin itu!”

Baik hati

“Makcik, biar saya sendiri menjaga ibu; pekerjaan makcik tentu banyak lagi yang
lain-lain, bukan?

Sabar

“Kakak boleh melukai hati saya dan menghinakan saya seberapa kakak sukai – saya
takkan melawan – dan saya takkan minta perlindungan kepada siapapun jua.”

Sitti Maliah

Sabar

“ Kalau tidak kakak minum, tentu saja tidak akan member faedah rebusan ini,”
jawab Sitti Maliah dengan sabar sambil duduk bersimpuh di sisi kanan ibu Mariati.

Ibu Mariati

Keras Kepala

“ Ah, pergi dari sisni, Liah! Ayuh, keluar! Takkan member faedah obatmu itu
kepadaku.”

71
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sakit-sakitan

“Masa o bat seperti itu dapat menyembuhkan sakit kakiku ini. Bawa keluar.”

Penyayang

Asri

Perhatian

“Ya, Adinda, mengapa adinda bermuran durja ? Mari, adinda, mari kita duduk
bersama-sama keluar.”

Saniah

Jahat

“Ia pun berkata dengan cemooh dan ejeknya,” Ah Rus, lebih baik engkau bersenang
hati, sebab sudah dapat beristirahat sebentar.”

“harus aku ingatkan sekali lagi kepadamu, supaya perangaimu yang kemanja-
manjaan itu engkau lenyapkan.”

Cinta Materi (Matre)

“gajinya adakah diberikannya kepadamu tiap-tiap bulan ?”

“pandai jua engkau menguasai dia.”

Rangkayo Saleah

Keras

“benar didikan kita tidak demikian, lain sekali, ya, ajaran bunda kepada kita terlalu
keras …..”

“hal itulah yang kutakuti sejak dahuu, “aku tak suka sekali-kali, anak itu tinggal di
rumah mentuamu.”

Sudut Pandang

Menggunakan sudut pandang orang ketiga di luar cerita.

Amanat

Berpikir dahulu sebelum menentukan pilihan (tidak terburu-buru)

Saling tolong-menolong

Sabar dalam menghadapi cobaan

72
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Saling menghargai antarsesama

Hadapi semua masalah dengan kepala dingin

Melaksanakan amanat yang diberikan oleh orang lain

73
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

74
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Burung-Burung Manyar

Pengarang : Yusuf Biliarta Mangunwijaya

Penerbit : Djambatan, Jakarta

Tahun Terbit : Agustus, 1981

Cetakan : ke-5, Oktober 1988

Tebal : VI + 262 halaman

Warna Sampul : Coklat muda

Y.B Mangunwijaya adalah seorang sastrawan yang lahir di Ambarawa, 6 Mei 1929. Ia
dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik
(bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Dia juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama
Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa).

Roman ini berbeda dengan roman lainnya karena kisah dan kejadian yang terdapat di
dalamnya sangat khas dan menarik pembaca. Selain itu sering terjadi hal-hal yang tak
terduga dan membuat kita bertanya-tanya bagaimana akhir dari roman ini. Dalam novel ini
banyak sekali kejadian masa lampau yang sering dialami oleh masyarakat sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.

Novel Ini bertemakan kisah percintaan. Dalam novel ini terlalu banyak diceritakan masalah
yang bukan merupakan inti dari cerita sehingga terkesan terbelit-belit. Namun, novel ini
mengajarkan kita bagaimana cara mencintai seseorang. Selain itu banyak pesan moril yang
dapat kita petik hikmahnya. Novel ini sangat mengesankan bagi pembaca yang menyukai
atau mengalami kisah percintaan yang begitu runit. Tetapi apakah kisah percintaan ini
berlangsung rumit hingga akhir cerita?

Novel ini menjadikan kisah yang rumit sebagai daya tarik bagi pembacanya. Kisah
percintaan yang berakhir dengan kebahagiaan sudah banyak ditulis oleh penngarang lain.
Namun, novel ini berakhir dengan sesuatu yang tak terduga dimana akhir dari cerita ini
adalah kesedihan dan keharuan.

Novel ini mengisahkan tentang Setadewa dan Larasati. sejak kecil Setadewa dan Larasati
berteman akrab. Ayah Setadewa bernama Brajabasuki, seorang kapten pada Koninklijk
Nederlands Indisch Leger (KNIL), tentara Kerajaan Hindia Belanda. Ibunya bernama Marice,
seorang perempuan keturunan Belanda. Setadewa lahir sebagai anak Kolong, anak serdadu
yang tinggal di tangsi. Setadewa mempunyai nama panggilan Teto, sedangkan Larasati
dengan nama Atik.

75
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Saat Teto kecil, ayahnya menghilang. Saat itu, hidup Teto dan Ibunya berubah dan
memutuskan untuk tinggal sementara waktu di rumah keluarga Antana yang tidak lain
adalah keluarga Atik. Disana, Teto memutuskan untuk bersekolah dan setelah Ia lulus dari
sekolahnya dan keluar dari asrama Ia mengetahui bahwa Ibunya telah menyerahkan diri ke
Jepang demi menyelamatkan nyawa ayahnya. Ibunya pun dijadikan pelacur Jepang. Saat
mengetahui itu semua, hidup Teto hancur, Ia sangat membenci Jepang dan memutuskan
mengikuti latihan Militer bersama Jenderal Verbruggen tanpa sepengatahuan keluarga
Antana.

Sementara itu, Atik adalah seorang gadis nasionalis yang sangat membenci orang-orang
Belanda. Bahkan, Ia bekerja sebagai relawan administrasi di sebuah lembaga milik
pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, Teto tetap mencintai Atik dan menghormati ayah
Atik, Antana. Saat berpatroli Ia mengunjungi rumah Atik yang sudah kosong. Ia bertemu
Atik. Atik menyadari bahwa Teto adalah musuh bangsa yang dibelanya. Teto merasa benci
pada dirinya sendiri dan memutuskan untuk pergi menjauh dari Atik

Bertahun-tahun lamanya Ia menyadari bahwa Atiklah yang ia cintai. Ia berusaha mencari


Atik dan keluarganya namun tak berhasil. Akhirnya, Teto memutuskan untuk melanjutkan
studinya ke Belanda. Setelah Ia pulang ke Indonesia akhirnya Ia bertemu Atik. Atik telah
menikah dengan Janakatamsi dan mempunyai tiga anak. Tentu saja Ia kecewa mengetahui
hal tersebut namun Teto memutuskan untuk tinggal bersama Atik sebagai kakaknya.
Karena telah lama tinggal bersama, Teto tak mampu menyembunyikan perasaannya pada
Atik. Saat Atik sedang di perjalanan melaksanakan Ibadah Haji Ia dan suaminya mengalami
kecelakaan yang merenggut nyawa mereka. Teto amat sedih dan memutuskan mengangkat
ketiga anak Atik sebagai anaknya.

Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju, yang menceritakan kisah percintaan
sejak zaman kolonial Belanda, zaman pendudukan Jepang, hingga setelah Indonesia
merdeka. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Setadewa yang berwatak keras dan
pendendam, sedangkan Larasati berwatak lembut dan setia. Dalam novel ini pembaca
diberikan gambaran mengenai situasi kota dan istana keraton selain itu suasana dan waktu
Belanda berperang melawan Indonesia. Y.B Mangunwijaya tidak berada di dalam cerita
melainkan diluar cerita. Kisah yang bertemakan percintaan ini mengandung amanat bahwa
kita harus menentukan jalan hidup yang akan kita pilih dan menjalaninya dengan sepenuh
hati.

Keunggulan buku ini adalah Prawayang, yang tidak banyak dimiliki oleh novel-novel lain.
Novel ini pun bisa dianggap sebagai novel sejarah yang menggambarkan kondisi bangsa
Indonesia pada tiga zaman: pertama, masa penjajahan Belanda; kedua, masa pendudukan
bangsa Jepang; dan yang ketiga, masa kemerdekaan bangsa Indonesia dan sesudahnya.
Selain itu, Pada tahun 1983, Novel yang berjudul Burung-burung Manyar ini memperroleh
sebuah penghargaan dari South East Asia Write Award, Thailand. Ia juga telah
diterjemahkan ke dalam tiga bahasa asing: Jepang, Belanda, dan Inggris. Dengan itu, karya
Mangunwijaya ini memiliki salah satu kekuatan tersendiri,dari beberapa faktor non-literer

76
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
lainnya. Sedangkan kelemahan buku ini adalah rangkaian ceritanya kurang runtut dan
terlalu padat namun tak jelas.

Cerita pada novel ini berpusat pada Teto, sehingga mayoritas ceritanya berkitar-kitar pada
kehidupan pribadi Teto dan pergumulan batinnya. Di beberapa bagian cerita, Atik memang
diceritakan, akan tetapi naratornya bukan orang pertama, melainkan orang ketiga. Sejak
awal cerita, Mangunwijaya langsung mengajak pembaca untuk berdialog. Konflik kejiwaan
macam apa yang dialami si tokoh yang menyebut dirinya Aku?. Hal itu membentang
sepanjang lima belas bab novel ini, dari jumlah keseluruhan dua puluh dua bab. Bagian
pertama terdiri dari empat bab, bagian kedua terdiri sembilan bab, dan bagian ketiga terdiri
sembilan bab juga.

Pada bagian kedua cerita ini, Mangunwijaya dalam menentukan judul babnya selalu
menggunakan kiasan dari nama-nama binatang, seperti: harimau, merpati, singa, banteng,
macan tutul, elang, dan lain-lain. Teto pun disimbolkan sebagai Manyar jantan, sedangkan
Atik sebagai Manyar betina.

Dari segi aspek bahasa, novel ini menggunakan bahasa Indonesia ejaan lama, yang
terkadang digunakan juga bahasa Belanda dan Jawa. Sering juga digunakan kata dan
kalimat baku. Tetapi kata dan kalimat tak baku juga digunakan

Novel ini layak dibaca oleh kalangan usia dewasa,karena banyak unsur dan adegan
kedewasaan. Selain itu, kisah ini sulit dipahami untuk kalangan remaja karena menyangkut
problema lelaki dewasa sehingga dapat dijadikan pelajaran bagi kalangan dewasa dalam
bertindak dan memberikan keputusan.

77
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

78
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Identitas Buku
Judul : ATHEIS
Pengarang : Achdiat K. Mihardja
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : cetakan pertama 1949
Tebal halaman : 232 halaman
Ukuran buku : 13,5 x 20 cm

PEMBUKAAN
Atheis adalah buku novel karya Achdiat Karta Mihardja tahun 1949 yang
menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang, dimana ketika kecil dididik menjadi anak
yang saleh. Tetapi ketika menginjak usia pertengahannya, karena jauh dari orang tuanya,
dia mengalami kemerosotan mental. Akibatnya dia menjadi seperti orang atheis yang lupa
akan segala-galanya. Semua itu berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis yang
kemudian menjadikan hatinya yang keras dan saleh itu, menjadi berhati lemah dan lupa
akan kebesaran asma tuhan..

1. Tentang Pengarang
Achdiat Karta Mihardja (lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911).
Berpendidikan AMS-A Solo dan Fakultas Sastra dan Filsafat UI. beliau pernah bekerja
sebagai guru Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan
Jakarta Raya, dosen Fakultas Sastra UI (1956-1961), dan sejak 1961 hingga pensiun dosen
kesusastraan Indonesia pada Australian National University, Canberra, Australia. Achdiat
juga pernah menjadi redaktur harian Bintang Timur dan majalah Gelombang Zaman (Garut),
Spektra, Pujangga Baru, Konfrontasi, dan Indonesia. Di samping itu, beliau pernah menjadi
Ketua PEN Club Indonesia, Wakil Ketua Organisasi Pengarang Indonesia, anggota BMKN,
angggota Partai Sosialis Indonesia, dan wakil Indonesia dalam Kongres PEN Club
Internasional di Lausanne, Swiss (1951).

79
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956) mendapat Hadiah Sastra
BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949) memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah
RI tahun 1969 (R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan
Sjuman Djaya mengangkatnya pula ke layar perak tahun 1974) dengan judul yang sama.

2. Tema Cerita
Cerita ini bertemakan tentang perubahan jiwa seorang pemuda yang sebelumnya
sangat taat beragama dan telah dididik menjadi anak shaleh sejak kecil, namun karena
keluguannya, ia terpengaruh pemikiran kaum materialistis atau falsafah kebendaan
sehingga ia kehilangan keyakinan akan kekuasaan tuhan dan ia mulai meninggalkan norma-
norma agama.

3. Perbandingan dengan Buku Sejenis


Jika di bandingkan dengan novel The Kite Runner karya Khaled Hosseini sangatlah
berbeda. Novel ini sarat dengan makna dan cerita-cerita religius, sedangkan novel The Kite
Runner bercerita tentang persahabatan yang umumnya terjadi di kehidupan sehari-hari.

4. Kekhasan Buku
Novel ini menggunakan 3 sudut pandang sekaligus yang sangat jarang ditemukan di
novel-novel lainnya dan sarat dengan cerita-cerita religius yang menyentuh batin dan
pikiran kita tentang peran iman dan akhlak dalam ehidupan sehari-hari.

5. Kritik Terhadap Buku


Novel ini sudah jarang ditemukan di toko buku, sehingga sangat sulit untuk
mencarinya. Selain itu tulisan-tulisan dalam buku ini sangat berdempet, sehingga membuat
kita susah untuk membacanya. Buku ini juga menyajikan alur yang terlalu berlarut-larut
sehingga kadang-kadang membuat kita bosan untuk membacanya.

6. Kesan Terhadap Buku


Cerita di dalam novel ini sarat akan cerita religius yang menyentuh dan bahasanya
cukup mudah dimengerti. Cerita dalam novel ini juga cocok dengan cerminan yang sering
terjadi di masyarakat, dimana pada era modern saat ini, kebanyakan manusia hanya karena

80
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
bujukan-bujukan yang terasa nikmat, membuat mereka hanya memburu kesenangan dunia
tanpa memikirkan adanya kehidupan abadi yang kekal setelah kematian..

TUBUH RESENSI
1. Sinopsis
Hasan adalah seorang pemeluk Islam yang taat beribadah, begitu juga dengan
orang tuanya adalah pemeluk Islam yang fanatik. Oleh orang tuanya Hasan disekolahkan di
MULO. Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Rukmini.
Hubungan keduanya semakin akrab hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Rupanya
kisah cinta mereka tidak bisa berlangsung lama, oleh orang tuanya, Rukmini disuruh
kembali ke Jakarta karena akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Karena Rukmini
adalah anak yang berbakti pada orang tuanya, sudah sepantasnya membahagiakan
keduanya, ia lalu menuruti nasihat orang tuanya dengan menerima pinangan suadagar kaya
tersebut meski pernikahan itu tidak disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustasi, untuk
menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang
telah lama dianut orang tuanya. Walaupun dalam masa sulit, Hasan tdak meninggalkan
ajaran agama, bahkan ia semakin taat beribadah, tetapi kehidupanya berubah ketika dia
bertemu teman lamanya, yaitu Rusli. Rusli datang bersama seorang wanita cantik bernama
Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulanya bebas. Ia juga seorang janda.
Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini, alasanya Kartini memiliki
karakter yang hampir sama dengan Rukmini.
Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan teman-teman
Kartini. Karena memiliki dasar agama yang kuat. Hasan mencoba untuk menyadarkan
Kartini dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya, tetapi karena Rusli juga pandai
bicara. Kemudian dialah yang berbalik menasihati Rusli. Tanpa disadari, pemikiran-
pemikiran Rusli ternyata melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak terpengaruh.
Namun keyakinanya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya
Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang ketuhanan begitu luas. Sejak saat itulah
pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan.

81
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Hasan semakin tersesat dari agama, pergaulanya semakin bebas. Ia kemudian menikahi
Kartini, tetapi pernikahan itu tidak diakui secara Islam karena tidak sesuai dengan
syariatnya. Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka.
Pernikahan mereka ternyata tidak bahagia, kehidupan rumah tangga mereka
berantakan. Pergaulan Kartini semakin bebas. Lama-kelamaan Hasan cemburu karena
hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh,
tetapi kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan
merasaber dosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman
yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan. .
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang ke kampung
halamannya. Ia ingin meminta maaf pada Ayahnya. Sesampainya di kampung, ia menjumpai
ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau memaafkan Hasan, bahkan sampai
maut menjemputnya, ayah Hasan tetap berada pada pendirianya. Hasan merasa bahwa
semua ituterjadi karena perbuatan Anwar. Ia dendam pada Anwar dan berniat ingin
membunuhnya. Suatu malam, ia berencana ingin membunuh Anwar, kemudian ia mencari
Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, maka diberlakukan jam malam.
Namun, naas menimpa Hasan, belum sempat ia membunuh Anwar, ia malah tertembak
peluru dipunggungnya, tetapi sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan
berkali-kali menyebut asma-Nya.
2. Kutipan
”ejekan kartini biasanya disertai dengan tertawa kecil yang mencetus dari
mulutnya seperti anak kuda yang meringkik. Dan entahlah, tak tahan lagi aku, kalau aku
mendengar ringkikan kuda seperti itu. Sampai-sampai aku lupa. Kutempaleng kartini
sehingga menjerit....”
”besar kecuirigaanku... bahwa orang itu tak lain tak bukan adalah Anwar sendiri.
Dengan hilangnya kepercayaan dan timbulnya kecurigaan antara kami, maka api neraka
sudah mencapai puncaknya....”
”baru sekali ini aku bertengkar dengan orang tua. Dan alangkah hebatnya
pertengkaran itu pertengkaran paham, pertengkaran pendirian, pertengkaran
kepercayaan.”
”Tapi ah, mengapa aku tidak bersandiwara saja ? mengapa aku harus berterang-
terangan memperlihatkan sikapku yang telah berubah itu terhadap agama ? karena Anwar
tidak setuju dengan sikap sandiwara itu. Dengan huichelarij” seperti katanya...

82
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
”Tiba-tiba tar tar tar aduh ...”
”Hasan jatuh tersungkur. Darah menyerobot dari pahanya. ia jatuh pingsan. Peluru
senapan menembus daging pahanya sebelah kiri. Darah mengalir dari lukanya, meleleh
diatas betisnya. Badan yang lemah itu berguling-guling sebentar di atas aspal, bermandikan
darah. Kemudian dengan bibir melepaskan kata ”Allahu Akbar” tak berteriak lagi...
”Mata-mata ya mata-mata orang jahat berkeru”

3. Ulasan Singkat
Novel Atheis sarat akan makna-makna religius. Novel ini menceritakan bahwa
seseorang bisa saja berubah dengan cepat apabila dia sudah kehilangan keyakinan
terhadap agamanya, dan itulah yang sering terjadi di masyarakat. Novel ini juga penuh
dengan cerita-cerita religius yang menyentuh yang menyadarkan kita betapa pentingnya
agama di dalam kehidupan.

4. Tokoh - tokoh
a. Hasan, seorang pemuda desa, yang awalnya sangat taat beragama. Namun, karena
pengaruh pergaulan dengan orang-orang aliran materialisme, atau aliran kebendaan, dia
mengalami goncangan jiwa. Keyakinannya terhadap Tuhan menjadi lemah.
b. Rusli, salah seorang teman akrab Hasan. Dia beraliran materialisme sejati. Dialah yang
sangat berperan dalam mempengaruhi pikiran-pikiran Hasan dalam hal filsafah kebendaan
dan mempertanyakan keberadaan Tuhan.
c. Orang tua Hasan, orang tua yang taat beragama. Mereka adalah pengikut suatu aliran
tarekat tertentu.
d. Rukmini, seorang gadis baik-baik yang sangat dicintai Hasan. Dia kemudian menikah
dengan seorang saudagar dari Jakarta.
e. Kartini, seorang perempuan khas kota besar yang modern, bergaul bebas. Dia kemudian
menjadi kekasih Hasan.
f. Anwar, seorang penganut aliran materialisme sejati. Dia sangat anarkis atau tidak percaya
dengan keberadaan Tuhan. Dialah yang berhasil mempengaruhi pikiran Hasan.

5. Setting / Latar
Latar di pedesaan sangat mendukung karakter tokoh utamanya karena pada
umunya lingkungan di daerah pedesaan sangat penuh dengan nilai-nilai ajaran agama dan

83
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
adat-istiadatnya masih kental dengan nilai-nilai agama serta kepolosan orang desa yang
mudah terpengaruh dan dibujuk terhadap sesuatu hal yang baru dicerminkan dengan
sangat bagus oleh penulis pada tokoh Hasan.

6. Nilai – nilai
1. Nilai moral yang dapat kita ambil dari novel ini seperti yang diperlihatkan dalam
tokoh Hasan. Dia adalah seorang anak yang sejak kecil telah belajar agama dan bersasal dari
orang tua yang taat beribadah pula, tetapi setelah Rukmini meninggalkanya dia menjadi
orang yang mengasingkan diri hingga pada akhirnya dia menemukan seseorang yang
mempunyai karakter sama dengan Rukmini, yaitu Kartini. Mereka lalu menikah, tetapi
dalam kehidupan rumah tangganya tidak pernah bahagia karena Kartini adalah orang yang
bebas dan mempunyai pergaulan bebas. Sementara Hasan sudah terlanjur mengingkari
ajaran agama dan tidak mengakui keberadaan Tuhan, tetapi dalam kejadian itu dia mulai
sadar bahwa apa yang dilakukanya selama ini salah sehingga dia memutuskan untuk
bercerai dengan Kartini danpulang ke kampungnya untuk bertobat dan meminta maaf
kepada ayahnya Kejadian tersebut mengajarkan pada kita bahwa kita harus pandai bergaul
dengan orang lain dan jangan sampai kita salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah
tersesat bahkan sampai mengingkari ajaran agama serta kita harus senantiasa berpegang
teguh pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam. Nilai
moral yang kedua adalah hendaknya kita maumemafkan kesalahan orang lain yang sudah
bertobat. Jangan seperti tokoh ayah Hasan yang tidak mau memafkan kesalahan anaknya
bahkan sampai ajal menjemputnya Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia
pasti mempunyai kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar. Jika
Tuhan saja maha pengampun, pengasih, dan penyayang, mengapa manusia tidak bisa,
apalagi demi memaafkan anaknya sendiri.
2. Novel ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan sastra Indonesia, karena
kedudukanya dalam sastra Indonesia sangat penting, maka studi tentang penelitian novel
ini masih sering dilakukan oleh para sarjana maupun peneliti, baik dalam bentuk buku,
skripsi, artikel, dan bentuk karya yang lain.

7. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihan :

84
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
• Bahasa yang digunakan dalam novel ini cukup mudah dipahami oleh khalayak umum,
sehingga dapat mudah untuk dimengerti.
• Dalam novel ini adalah menggunakan tiga sudut pandang sekaligus dan jarang
dilakukan oleh penulis – penulis novel lainnya.
•Keseluruhan unsur tersebut sangat mendukung tema dan alur penceritaan tentang
kepercayaan dan kesadaran diri tentang agama
Kekurangan :
• Tulisan yang berdempetan membuat pembaca sulit dalam membaca novel ini.
• Bukunya sudah tidak terbit lagi, dan sekarang bukunya pun sangatlah tua jika itu ada.

8. Kesalahan Cetak
Tidak terdapat kesalahan cetak pada novel ini.

PENUTUP
Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja, bila dilihat dari berbagai segi memang
sangatlah bagus. Cerita-cerita yang religius dan mendidik akan menambah kekhasan dari
buku ini. mungkin novel ini cukup susah ditemui saat ini. Akan tetapi novel ini sangat baik
untuk dibaca oleh berbagai kalangan karena pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam
novel ini dapat menyadarkan kita untuk dapat lebih memperhatikan agama dalam
kehidupan kita.

85
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

86
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
KATAK HENDAK JADI LEMBU

Data Buku
1. Judul buku
:Katak Hendak Jadi Lembu
2. Pengarang
: N.St.Iskandar
3. Penerbit
: Balai Pustaka
4. Tahun penerbit serta cetakannya
: Cetakan kedelapan,1990
: Cetakan kesembilan,1992
: Cetakan kesepuluh,1993
5. Tebal buku
: 174 halaman
6. Berat Buku
: 0.35
7. Jenis Cover
: Soft Cover
8. Dimensi (LxP)
: 15 x 21 cm
9. Warna sampul
: Kuning,Orange,Putih
Pembukaan
1. Memperkenalkan pengarang
: Nur Sutan Iskandar.Pujangga yang telah menulis tak kurang dari 80
judul.Setelah mengalami pendidikan pada sekolah Melayu lalu diangkat jadi
guru.Ketika pindah ke Balai Pustaka mula-mula bekerja sebagai korektor hingga
akhirnya diangkat menjadi redaktur kepala.Selaain menampilkan karya-karya sastra
ia juga menulis bacaan untuk pelajar SD,SMP,SMA.
Sebagai pejuang kemerdekaan ia dianugrahi tanda kehormatan oleh Departemen
Sosial berupa Perintis Kemerdekaan dan dalam lapangan kebudayaan beliau
dianugrahi Setyalencana.
Beberapa karyanya: Apa Dayaku Karena Aku Perempuan, Cinta Yang Membawa
Maut, Salah Pilih, Hulubalang Raja, Neraka Dunia, Mutiara.
2. Membandingkan dengan buku sejenis
: Buku yang berjudul Katak Hendak Jadi Lembu jika dibandingkan dengan buku atau
novel sejenisnya, sama saja. Dari penggunaan bahasa serta kalimatnya. Tetapi, alur
ceritanya sangat menarik. Karena, novel ini menceritakan tentang kesombongan
seseorang.
3. Memaparkan kekhasan buku atau pengarang

87
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
: Khasan buku terdapat pada kata-katanya yang selalu mendeskripkan sesuatu dan
menggunakan kata-kata yang indah dan puitis.Sehingga membuat para
pembacanya seakan ikut dalam alur cerita tersebut.

4. Merumuskan tema buku


: Karena buku ini mengisahkan seorang yang sangat sombong dan angkuh serta
tidak mempedulikan orang disekitarnya.Maka,tema yang tepat ialah Masalah
bangsawan Sunda yang tidak mau bekerja keras yang terlalu bangga terhadap
kebangsawanannya. Atau masalah manusia yang suka berbuat sesuatu dan
mengharapkan sesuatu diluar batas kemampuannya sendiri.

5. Mengungkapkan kritik terhadap buku


: Dari penggunaan bahasanya menggunakan bahasa melayu dan banyaknya istilah-
istilah yang jarang didengar oleh pembaca.Namun,terdapat sebuah tanda ( - ) yang
tidak dicantumkan artinya sehingga para pembaca kurang mengerti akan makna
tanda tersebut.Penggunaan bahasanya juga menggunakan bahasa yang banyak
mengandung majas sehingga membuat pembacanya seakan ikut berperan dalam
cerita tersebut.
a. Menyisipkan pelajaran yang penting dalam hidup
Buku ini menarik untuk dibaca dan dapat memberikan pelajaran bagi kita
semua. Terutama bagi para dermawan atau para pejabat-pejabat tinggi. Sebab
yang dikisahkan adalah perjalanan seorang yang mencari kedudukan tinggi dengan
mengorbankan apapun tanpa memikirkan perasaan orang lain dan hanya harga
dirinyalah yang paling penting dalam hidupnya.Kehormatan yang sangat dijunjung
tinggi olehnya tanpa memperdulikan satupun orang yang pernah menjalin kisah
dengannya. Tapi, yang lebih penting adalah apa sebenarnya tujuan penulis buku
dengan bukunya ini? Dalam buku ini mengajarkan kepada kita untuk tetap bekerja
keras demi mendapatkan sesuatu dan tidak terlalu bangga dengan kebangsawanan
yang dimilikinya.
b. Menyisipkan Pandangan penulis lain
Hubungan pandangan hidup (filsafat) dan sastra sangatlah erat dalam
masyarakat. Sastra seringkali mengungkapkan eksperi yang mendalam melalui
sebuah tulisan.
Maka, buku karya N.St.Iskandar lebih mengarah kepada keluh kesah orang-
orang,mengerang-erang karena kesempitan,tetapi si Katak dalam cerita ini tak lain
niatnya hendak melebihi si Lembu yang jauh lebih besar dan kuat daripadanya.
Dalam novel Katak Hendak Jadi Lembu ini adapun pendapat dari ahli
bahasa eropa Dr.Teeuw katanya “Lain daripada mengandung segala kebaikan
karangan-karangan Iskandar,Juga tentang komposisi dan psikologi,buku itu pun
mempunyai kebaikan-kebaikan yang menurut perasaan saya membuatnya jadi
karangannya yang terbagus”

88
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
d. Mengungkapkan buah dari kesombongan dan keangkuhan
Hal yang paling mendasar yang ditawarkan penulis, adalah buah dari sikap
yang terlalu semena-mena dengan kesombongan dan keangkuhan seorang yang
mengakibatkan keterpurukan yang mendalam dan seseorang yang mengharapkan
sesuatu yang terlalu tinggi tanpa disertai kerja keras dan usaha untuk
mendapatkannya.
Dalam dunia filsafat, Kesombongan dan keangkuhan hanyalah sebuah
sikap yang mampu membuat seseorang masuk kedalam sebuah pintu keterpurukan
yang tak mampu dikendalikan tanpa adanya kemauan yang begitu besar.
Maka dari itu, Katakan Hendak Jadi Lembu memberikan ajaran tentang janganlah
bersikap sombong dan angkuh apabila tidak ingin masuk dalam keterpurukan yang
dapat merusak hidup seseorang dan bekerja keraslah dalam mencapai apa yang
ingin engkau capai.

e.Mengungkapkan kesan terhadap buku


: Kesan yang saya dapat dari buku ini sangat banyak terutama dalam hal
bersikap.Dalam bertingkah laku seseorang harus memikirkannya terlebih dahulu
dengan sebaik-baiknya karena satu kesalahan yang dilakukan mampu memberikan
dampak yang sangat sulit untuk dikendalikan.Dalam novel ini pun mengajarkan agar
janganlah terlalu sombong dan angkuh dengan apa yang dimiliki karena sesuatu
yang kita punya tak akan abadi dan setiap saat akan pergi kembali.Jagalah sikap
dalam bergaul dan bertingkah laku sopanlah terhadap orang lain.
6. Mengajukan pertanyaan
:Dalam novel ini terdapat sebuah tanda ( - ) yang membuat pembacanya kurang
mengerti akan makna tanda tersebut
Tubuh resensi
1. Sinopsis buku
Buku tersebut mengisahkan seseorang yang menginginkan kekusaan dan
kehormatan yang tinggi. Awalnya, Di suatu hari yang amat menyegarkan itu hiduplah
seorang bernama Suria yang sudah mempunyai dua orang anak pula. Kedua anak itu
bernama Saleh dan Aminah. Mereka hendak berangkat ke sekolah. Ayahnya adalah
seorang menteri kabupaten di Sumedang. Ayahnya bernama Suria. Sedangkan ibunya
bernama Zubaidah. Ia hanya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai kebiasaan
bekerja di ruang belakang atau yang sering disebut dengan dapur. Di dalam rumah ini
sebenarnya ada lagi seorang anak sulung dari Suria dan Zubaidah yang bernama
Abdullhalim. Ia adalah anak yang sering dibanggakan oleh Suria di mana saja ia berada
dan tidak lepas dengan congkak saat Suria menceritakan anaknya ini. Saat ini
Abdulhalim masih melanjutkan sekolahnya di Osvia, Bandung.

Setelah itu, Suria berangkat ke kantor untuk mencari nafkah. Tidak jauh kantornya
karena Suria hanya menaiki sepeda untuk sampai ke sana. Saleh dan Aminah pun juga
pergi ke sekolah mereka masing-masing untuk menuntut ilmu juga. Tak lama kemudian
setelah Suria berangkat, entah mengapa Zubaidah merasa kesepian dan termenung

89
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
sendiri layaknya seeorang yang tidak punya teman karena ia ingin mengungkapkan
sesuatu namun ia sendiri bingung harus bicara pada siapa selain dengan dirinya dan isi
hatinya sendiri. Tiba-tiba Zubaidah merasa tidak enak dengan ayahnya yang bernama
Haji Zakaria itu. Awalnya hanya merenung tentang keluarga sewndiri. Tetapi lama-lama
menuju pada kesadaran bahwa rupanya ia belum sempat membahagiakan orang
tuanya dan mulai itupun ia berpikiran akan selalu tepat dengan anggaran belanja dan
belanja hanya untuk yang dibutuhkan dengan benar-benar saja.

Saat itu, Patih ingin memberi sebuah surat kepada Suria. Namun Suria belum
datang ketika itu. Patih sudah akan pergi dari kantornya pagi itu. Dengan cara lain, Patih
menyuruh seorang pesuruh untuk menitipkan surat bahwa ia akan pergi ke suatu
tempat. Tak lama kemudian setelah Patih pergi, Suriapun datang. Setelah Suria sampai
di kantor, tak lama kemudian ada sebuah surat dari Patih yang disampaikan lewat
pesuruhnya tadi. Saat menerima surat itu Suria sedang duduk santai-santai di kursi
kantornya. Sehingga sepucuk surat itu tidak langsung dibuka oleh Suria melainkan
hanya dilihatnya saja surat itu, belum isinya. Beberapa menit setelah itu, datanglah Haji
Junaedi yang disambut dengan tidak ramah kedatangannya oleh Suria. Tetapi tidak
lama kemudian setelah Patih datang, Haji Junaedi disambut cukup baik olehnya.

Setelah hari berganti dengan hari, Suria pergi ke sebuah desa bernama
Rancapurut. Itu adalah daerah di mana Haji Junaedi tinggal. Di siru, Suria disambut
dengan hangat terutama Haji Junaedi. Entah mengapa Haji Junaedi yang sudah tidak
diperlakukan kurang sopan ketika di kantir Suria, namun masih saja Haji Juanedi berbaik
hati kepada Suria. Sungguh tulus hati Haji Junaedi. Tetapi justru di sini Suria menjadi
lebih sombong dan nampak sekali sifat gila hormat Suria. Obrolannya dengan Haji
Junaedi membuat Haji Junaedi terkadang sedikit emosi namun mau tak mau emosi itu
harus ditahan sementara karena ia sedang berhadapan dengan Suria. Apalagi ketika
Suria menanyakan tentang Fatimah anak Haji Junaedi itu yang sempat terlintas bahwa
ia cantik. Entah apa maksud Suria menanyakan tentang Fatimah. Akhirnya saat sore
tiba, Haji Junaedi memberikan burung kepada Suria untuk oleh-oleh pulang ke rumah.
Burung adalah hewan kesukaan Suria. Jadi Suria sangat senang ketika itu.

Sesampainya di rumah, Suria dan Zubaidah mengobrol. Topik mereka kali ini adalah
tentang dirinya ketika di rumah Haji Junaedi. Tak luput juga diceritakan ketika Suria
disambut sangat baik di sana. Sungguh Suria memang orang yang gila hormat. Tidak
lupa Zubaidah juga ingin mengungkapkan isi hatinya yang telah terisi ketika sedang
selalu termenung di rumah. Mulai di sini malah menjadi perpecahan pembicaraan
karena pembicaraan malah menjadi serius. Keduanya menjadi dingin.

Setelah semuanya berlalu dengan sendirinya. Keesokan harinya seorang asisten


meminta Kosim untuk mengantar surat penting ke asisten-residen. Semua itu haru
dilalui melalui Suria dengan meminta surat ijin darinya. Kosim adalah seorang yang
menjadi pesuruh. Ia adalah seorang yang sedang magang. Entah mengapa Kosim lama-
kelamaan tidak menyukai sikap Suria yang menganggap Kosim hanya seorang buda

90
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
sehingga saat malam hari datang Kosim berniat membunuh Suria namun digagalkan
oleh seorang juru tulis di kantornya itu. Kosim pun mengerti sebenarnya perbuatan itu
jikalau dilakukan sungguhan berarti ia adalah orang yang tidak manusiawi karena hanya
mengandalkan emosi sesaat dan ketika itupun ia juga sedang naik darah dengan
cepatnya sehingga bisa hampir melakukan sesuatu tanpa pemikiran terlebih dahulu.

Gila pangkat pun juga salah satu sifanya yang akhirnya muncul. Ketika itu ia
meminta dinaikkan jabatannya dan permintaan ini diajukan kepada Patih. Ia sudah
bercita-cita lama untuk menjadi seorang residen. Sampai-sampai ia mengadakan pesta
dan membeli barang-barang sewperti layaknya seorang residen. Tentu diketahui seperti
apa barang-barang residen, bukan uang dalam jumlah kecil yang keluar dari
kantongnya. Ia juga sampai berhutang kepada orang lain untuk membeli segala
macamnya itu. Tambah menumpuk hutang-hutangnya. Zubaidahpun ikut khawatir
dengan kondisi ini, namun Suria tetap diam saja dan masa bodoh dengan perbuatan ini.

Suria seharusnya sedih melewati hidupnya ini. Bagaimana tidak jika setiap hari
penaguih hutang selalu datang kerumahnya setiap hari. Selalu saja ada wajah-wajah
yang berbeda selalu ditemuinya bukan untuk urusan lain kecuali uang. Tetapi di sini
Suria lebih terlihat picik lagi. Tidak pernah mau dia keluar untuk menemui penagih
hutang-hutang tersebut. Menurutnya lebih baik Zubaidah yang menghadap semua
penagih hutang yang datang kerumahnya. Namun akhirnya manusia juga ada batasnya
ketika harus bersabar dan bersabar. Apalagi ketika Zubaidah diberi kiriman uang oleh
orang tuanya untuk membayar sekolah Saleh dan Aminah. Uang kiriman itu diminta
Suria untuk melunasi hutang-hutangnya. Setelah itu Zubaidah sempat marah kepada
Suria. Sungguh tega sampai harus merelakan pendidikan yang sedang ditempuh kedua
anaknya.

Beberapa hari telah berlalu. Abdulhalim akhirnya sudah bisa pulang ke rumah dan
bertemu dengan kedua orang tuanya juga dengan kedua adiknya itu karena sudah
tamat sekolahnya di Osvia. Sempat di sini Suria banayk diperbincangkan untuk menjadi
topic oleh para petinggi. Tambah sombong Suria mengetahui hal itu. Ia senang, tetapi ia
tidak sadar apa yang diperbuatnya itu adalah hal yang salah dan selalu menimbulkan
keresahan bagi keluarganya.

Setelah ia bersenang-senang dengan anak-anaknya ketika itu, sempat terlintas


dalam pikirannya tentang jabatan barunya itu. Ia sangat menginginkannya sampai-
sampai ia harus memikirkannya berulang kali. Tidak seperti biasanya, Suria dating pagi-
pagi benar. Ketahuilah sendiri kalau Suria biasa dating kesiangan atau terlambat sampai
ke kantor. Tetapi yang namanya gila pangkat, ia harus rela pagi-pagi benar dating ke
kantor untuk mengetahui apakah ia akhirnya jadi residen atau tidak. Setelah didengar
kabarnya itu, ia harus menerima semuanya. Kosim lebih dipilih daripada Suria.

Suria berulang kali terpikir hal itu lagi. Ia tidak berhasil menjadi residen. Tambah
bingung utnuk mecari pengganti hutang-hutangnya itu. Tapi ia teingat pada satu sosok.
Suria sanagt licik pada hal ini. Ia ingin meminta tolong pada Haji Junaedi. Sempat ia

91
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
terpikir untuk menikahi anaknya, Fatimah yang baik parasnya itu untuk dinikahinya dan
ingin hartanya. Mungkin ia lupa akan Zubaidah yang selalu menyayanginya dan selalu
menyempatkan diri untuk menunggu Suria pulang ke rumah sehabis kerja.

Tambah sedih lagi Suria ketika itu. Suria harus menerima segalanya saat Suria ingin
menikahi Fatimah dan bertanya kepada Haji Junaedi melalui surat menyurat. Kosim
adalah jodoh Fatimah ternyata. Kosim yang selalu dijelek-jelekkan, dianggap budak, dan
selalu direndah-rendahkan oleh Suria ini sudah mengambil dua kali keinginan Suria
yang telah gagal. Pertama adalah pangkat. Hanya dari pesuruh, Kosim bisa menjadi
residemn, bahkan Suria yang seorang menteripun tidak bisa. Kedua adalah jodoh
Fatimah. Ternyata Haji Junaedi bisa memilih dengan baik mana pasangan yang cocok
untuk anaknya. Saat hari pernikahannya pun, Suria tidak hadir di situ. Mungkin ia telah
terlanjur sakit hati.

Tanpa sebab yang pasti saat Suria sudah mulai surut dengan pekerjaannya, ia
ditanyai oleh Paih mengapa bisa menjadi demikian. Saat ditanya seerti itu, Suria
menjawab dan juga sekaligus meminta berhenti dari pekerjaan sampai-sampai
memaksa Patih untuk bisa berhenti dari pekerjaannya walaupun Patih sudah sempat
melarang Suria. Ternyata Suria menggunakan kas gubernemen dan ia takut dengan hal
itu. Ia takut semua hilang termasuk nama baiknya. Maka ia memutuskan untuk cepat-
cepat pergi dari pekerjaannya itu tetapi ia sudah menyempatkan diri untuk melunasi
hutang-hutang yang ada pada dirinya. Setelah itu Suria dan keluarganya harus
berpindah rumah. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke rumah anak sulungnya,
Abdullhalim yang sudah mapan itu. Sebelumnya dia sudah menulis surat kepada
anaknya itu bahwa dia dan istrinya serta anak-anaknya hendak tinggal di rumah
Abdullhalim.

Sebagai anak yang hendak berbakti kepada orang tuanya, jelas Abdullhalim tak
merasa keberatan kalau kedua orang tuanya bermaksud tinggal di rumahnya. Setelah
beres-beres, Suria dan istrinya langsung berangkat ke rumah Abdulhalim. Rupanya
tingkah laku pola Suria betul-betul tak pernah berubah, walaupun dia jelas-jelas tinggal
di rumah anaknya dan sekaligus menantunya itu, namun Suria merasa dialah sebagai
kepala rumah tangga dalam rumah tangga itu. Yang paling menderita melihat tingkah
laku Suria yang diluar batas itu adalah Zubaedah. Hatinya hancur lebur, karena
kehidupan keluarganya berantakan akibat ulah suaminya itu.

Akibatnya Zubaedah sakit-sakitan sampai meninggal dunia dengan menanggung


penderitaan batin yang teramat dalam. Kesadaran Suria baru muncul, yaitu ketika
istrinya meninggal itu. Dia merasa malu yang dalam , karena telah mengganggu
kedamaian kehidupan Zubaedah istrinya itu. Karena merasa malu dan menyesal, Suria
kemudian mengambil keputusan meninggalkan keluarganya dan pergi entah ke mana
tanpa tujuan. Dia hilang pergi entah kemana, dengan membawa semua penyesalan,
malu serta segala kesombongan dan keangkuhan yang sudah mendarah daging itu.

92
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
2. Ulasan singkat
a. Tema: Buah dari kesombongan dan keangkuhan
b. Latar:
i. Latar Tempat :
Rumah,Kantor,Sawah
ii. Latar Waktu:
Pagi,Siang,Malam
iii. Latar Suasana
Sedih,Tegang,Senang
c. Alur: Alur Maju
d. Tokoh dan penokohan:
i. Zakaria : Baik,patuh,penurut,sopan
ii. Suria : Sombong,angkuh,tidak memperhatikan perasaan
orang lain
Mudah putus asa,mengharapkan sesuatu diluar
batas kemampuannya
iii. Haji Hasbullah : Baik,Sopan
iv. Zubaedah : Baik,Perhatian
v. Raden Prawira : Suka menolong,baik,sopan
vi. Abdullah Kosim : Baik,sabar,rajin,tekun
e. Gaya Bahasa: Masih menggunakan bahasa melayu dan terdapat banyak
majas
1. Majas Hipoerbola : Lalat yang masih berhal antara lelap
dan jaga,telah terbang mendengung didalam kamar antara
lelap dan jaga,telah terbang mendengung didalam
kamar.Malam yang sudah binasa.
2. Majas Personifikasi : Keluh kesah sang malam hampir tak
terdengar lagi.Dunia yang menahan napasnya

f. Sudut Pandang
: Orang Pertama
g. Amanat
• Jangan sombong, angkuh
• Jangan memaksakan kehendak
• Jangan boros / Jangan suka berfoya – foya
• Harus patuh pada orang tua
• Sabar dalam menghadapi cobaan / Masalah
h. Keunggulan buku
1.Mencantumkan arti dari istilah yang sulit dipahami
2. Menggunakan kata-kata yang seakan-akan membawa pembacanya ikut
dalam cerita
3.Cover buku yang tebal sehingga lebih tahan lama

93
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
i. Kelemahan buku
1.Kertasnya yang terlalu tipis
2.Terdapatnya sebuah tanda yang tidak dijelaskan sehingga membuat
pembaca kurang
Kurang memahami makna dari tanda tersebut.
3.Covernya yang kurang menarik bagi pembacanya
3. Kerangka buku
a. Tiada Waswas
b. Rumah Tangga
c. Di Kantor
d. Berjalan-jalan ke Desa
e. Kewajiban
f. Perselisihan
g. Belum Beranak Sudah Ditimang
h. Bulan Madu
i. Di Rumah Bola
j. Lenyap Pengharapan Sebuah
k. Timbul Pengharapan Lain
l. Kosim Lagi
m. Hendak Bersenag-senang dengan Anak ?
n. Hidup Menumpang
o. Ke Mana ?
4. Tinjauan pustaka

5. Kesalahan cetak
: terdapatnya tanda ( - ) yang mungkin berisikan sebuah kata yang tidak dituliskan
dalam buku ini

Penutup
Buku ini layak bagi pembaca karena dapat mengajarkan kita untuk tidak sombong
dan angkuh, tidak memaksakan kehendak sendiri tanpa memperhatikan orang sekitar,
Jangan berfoya-foya dengan apa yang telah dimiliki,harus patuh terhadap orang tua
dan sabar dalam menghadapi cobaan atau masalah.
Buku ini mengajarkan pula kepada kita untuk selalu melakukan yang terbaik dalam
hidup apabila kita mengharapkan sesuatu dan selalu bekerja keras dalam mencapai apa
yang diharapkan.
Buku ini juga memberikan pembelajaran yang bisa menuntun kita kearah yang baik
dalam bersikap dan melakukan sesuatu yang lebih berguna dalam hidup.Hal ini sesuai
dengan judul buku Katak Hendak jadi Lembu yang menggambarkan keluh kesah,
mengerang-ngerang karena kesempitan hidup,tetapi si katak tak lain niatnya melainkan
hendak menjadi si lembu yang jauh lebih besar dan kuat daripadanya.Hal yang paling
berharga yaitu “Lakukanlah yang terbaik untuk hidupmu,masa depanmu dan untuk

94
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
orang yang ada disekitarmu”.Namun janganlah lupa diri akan apa yang telah kau capai
dalam hidupmu karena semuanya tiada yang abadi.

95
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

96
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
JADIKAN NORMA HIDUP SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
Judul Pada Sebuah Kapal

No. ISBN 9789792249729

Penulis Nh. Dini

Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Tanggal terbit September - 2009

Jumlah Halaman 352

Berat Buku -

Jenis Cover Soft Cover

Dimensi(L x P) 140x210mm

Kategori Romance

Bonus -

Text Bahasa Indonesia ·

“Pada Sebuah Kapal” adalah sebuah novel yang ditulis oleh seseorang NH Dini,
berhubungan kepada cerita hidupnya dengan tema romans, atau percintaan. Nh Dini
adalah salah satu dari sekian banyak penulis perempuan yang ikut mewarnai dunia sastra
Indonesia. Menganalisis karyanya menunjukan bahwa ia berprespektif feminis. Melalui
tulisannya, Nh Dini menjadi wakil wanita untuk menyampaikan usul dan protes serta
menjadi suara dari kebisuan perempuan.

Nama Nh. Dini merupakan singkatan dari Nurhayati Srihardini, dilahirkan dari
pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya wafat
semasih duduk di bangku SMP. Bakat menulisnya tampak sejak berusia sembilan tahun. Ia
mengikuti kursus B1 jurusan sejarah (1957). Di samping itu, ia menambah pengetahuan
bidang lain, yaitu menari Jawa dan memainkan gamelan. Karena berprespektif feminis,
karya-karya Nh Dini termasuk novel ini digugat sebagai “sastra seksual”.Lalu apa
sebenarnya tujuan dari pengarang ini selalu melukiskan unsur seksual dalam setiap novel
yang ditulisnya ?

Dibandingkan dengan novel sejenisnya, dalam novel ini NH Dini melukiskan


perbedaan yang sangat jauh antara budaya timur dengan budaya barat,menyuarakan
kemarahan kepada kaum laki-laki dan cara dalam mencari cinta sejati yang akhirnya
melanggar norma adat dan norma agama yang dulu sangat dijunjung tinggi. keunikan dari
novel ini adalah pemakaian tata bahasa dan diksi yang sekarang sudah jarang didengar.
Mungkin karena novel ini ditulisnya sekitar tahun 1970.

Pada novel ini juga diceritakan seseorang yang menyuarakan aura ketidakadilan
bagi kaumnya wanita yang diterima dari masyarakat, tetapi ia sendiri melakukan seks di
luar nikah. Bagaimana perempuan mau dihargai kalau menjaga kehormatannya sendiri saja

97
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
tidak bisa? Tidak usahlah kita selalu menyalahkan kaum lelaki dan peraturan masyarakat,
tetapi introspeksi diri sendiri dululah.

Novel Pada Sebuah Kapal ini terdiri dari dua bagian, “penari” dan “pelaut”. Di
bagian pertama, Sri, seorang perempuan Jawa, menjadi narator tokoh. Dalam “penari”
sejumlah peristiwa dalam kehidupan Sri disajikan secara kronologis mulai ia berusia tiga
belas sampai tiga puluh tahun. Masa kecilnya di Semarang dan tahun-tahun bekerja di
Jakarta diceritakan secara bertahap. Plot novel ini dimulai dengan pengantar latar belakang
keluarga Sri dan juga kebun yang mereka punya. Sri, seperti kakak-kakaknya yang lain,
dimasukan ke sekolah tari oleh ayahnya, tetapi pada saat berumur 13 tahun, ayahnya
meninggal. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Sri bekerja sebagai penyiar radio
selama 3 tahun sampai dia mulai merasa jenuh. Dia mencoba mengikuti pendidikan
pramugari dan akhirnya mendapat kesempatan untuk diuji di Jakarta. Sri mengikuti
berbagai macam tes. Bedasarkan hasil tes yang diterima, Sri mengidap sakit paru-paru
sehingga dia tidak diterima menjadi pramugari. Demi menyembuhkan penyakitnya, Sri
melakukan pengobatan di Salatiga dan tidak bekerja selama 2 bulan.

Setelah sembuh, Sri pindah ke Jakarta dan tinggal di rumah pamannya yang dulu
ditempati oleh Sutopo, kakaknya. Selain menjadi penyiar radio, Sri menjadi penari untuk
menari di Istana pada perayaan tertentu. Sewaktu di Jakarta, rekan kerja Sri tidak ada yang
menyukainya karena dia sering kali mengganti jadwal kerjanya karena kesibukan
menarinya. Lewat Narti, teman kecil Sri, dia berkenalan dengan Mokar dan Saputro yang
bekerja sebagai pilot angkatan udara.

Setelah tunangannya (= Saputro) tewas dalam kecelakaan pesawat terbang,


akhirnya Sri menikah dengan Charles Vincent; pasangan ini kemudian bermukim di Kobe,
Jepang. Meskipun sudah memperoleh seorang anak dari diplomat Perancis itu, Sri
sesungguhnya tidak merasa bahagia.

Di bagian kedua, Michel, seorang warga negara Perancis yang ditemui Sri pada
perjalanan kapal dari Saigon ke Marseilles, mengambil alih peran tersebut. Sri menemukan
kembali kemesraan dan kelembutan yang telah sekian lama didambakannya itu pada
Michel Dubanton, komando kapal yang sudah beristeri dan mempunyai dua orang anak. Sri
yang tidak mencintai suaminya sejak semula itu pun menjalin kasih dengan Michel yang
kecewa dengan isterinya (= Nicole) !.

Peristiwa-peristiwanya tidak dikisahkan secara kronologis, melainkan diselang-


selingi kilas balik tentang masa lalu Michel. “Pelaut” berhenti dengan kabar dari Sri kepada
Michel bahwa ia, suami dan anaknya akan pindah ke Paris. Novel itu berakhir di sini, dengan
menyisakan kemungkinan bahwa Sri dan Michel akan meneruskan hubungan diluar nikah.
Simaklah betapa jelasnya NH Dini melukiskan suasana hati yang dialami tokoh dalam novel
pada setiap konflik.

Hal yang paling terasa saat membaca novel ini adalah kelebihan penulis yang begitu
terbuka mengungkapkan jalannya cerita. Kemudian, terdapat diksi yang terasa aneh untuk
pembaca masa kini dan tata bahasa yang jarang didengar, seperti kakakku perempuan.
Peresensi juga dipermudah untuk membandingkan unsur budaya Timur dengan Barat yang

98
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
terasa perbedaannya, seperti hal perzinahan yang merupakan hal yang wajar bagi budaya
Barat, namun tidak demikian dengan budaya Timur. Mungkin, novel ini bisa menginspirasi
kaum wanita untuk tidak terjebak dalam perselingkuhan apalagi perzinahan. Dan untuk
kaum pria, novel ini bisa dijadikan tempat untuk mengevaluasi diri supaya tidak membuat
istri kesal.

Melalui novel ini penulis mengajarkan dan menyampaikan pesan kepada pembaca
agar harus selalu sabar dalam menghadapi semua masalah kehidupan. Sri berusaha sabar
menghadapi suaminya yang terlalu egois.
Harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat. Sri terlanjur menolak nasehat
Sutopo, kakaknya, dan Sri harus menerima keputusan yang telah diambilnya dengan
dinikahi oleh Charles yang ternyata kehidupannya begitu pahit.
Harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil. Saputro telah berhubungan
badan dengan Sri sebelum Sri menikah dengan Charles, maka dari itu Saputro bersedia
menikahi Sri dengan terlebih dahulu Saputro membawakan gelang emas dan cincin berlian
untuk Sri sebagai tanda pertunangan.
Ambillah keputusan dengan pertimbangan yang matang. Sri telah menolak untuk dijadikan
isteri oleh Carl karena Carl menurut Sri terlalu sombong dan memiliki gaya hidup yang
berbeda dengannya.
Selingkuh bukan merupakan sarana yang tepat untuk meluapkan rasa kerinduan yang
terpendam.

Peresensi belum menemukan banyak keunggulan dari novel karangan NH Dini ini,
yang ada malah menemukan beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan yang saya
rasakan adalah pelannya jalan cerita.karena konflik yang sebanarnya baru terjadi pada bab
8 dari novel ini. Yang saya rasakan setelah membaca beberapa bab dari buku ini adalah
betapa banyaknya masalah yang akan dilewati dalam hidup ini, dan yang lebih penting,
betapa besar kasih sayang orang tua (terutama ibu) walaupun mereka terlihat acuh dan
tidak peduli kepada anak-anaknya.Ceritanya juga terlalu vulgar, contohnya “meraba dada
perempuan”, ”berusaha mengisap bibirku”. Juga terdapat pemakaian kalimat yang tidak
efektif dan beberapa kata yang tidak baku, seperti : tilpon, tilgram, napsu, pasip, kerasan,
Sopir, dan Eropah.

Setelah membaca novel ini, sebagai seorang yang ingin selalu menjunjung tinggi
budaya bangsa, saya hanya bisa berkata “ jadikan norma hidup sebagai pedoman hidup “.
Sebab seperti yang telah diceritakan di dalam novel bahwa Sri yang hanya mendapatkan
kesenangan sesaat akibat perselingkuhan yang dilakukannya akhirnya mengalami
penyesalan yang panjang dan kecewa dengan dirinya sendiri akibat ketidakmampuannya
menyaring budaya yang baik bagi dirinya dan sesuai dengan budaya tanah airnya.

Sebagai bahan untuk introspeksi diri, buku ini layak dibaca terutama bagi para
remaja agar mengetahui cara bergaul yang baik dan tidak terjerumus pada lembah

99
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
pergaulan bebas. Kisah Sri dalam novel ini hendaknya dijadikan suatu pelajaran dengan
selalu mengingat Tuhan Yang Maha Kuasa.

100
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

101
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kepuasan Duniawi

Judul novel : Namaku Hiroko

Pengarang : Nh. Dini

Tahun terbit : 2002

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Kota terbit : Jakarta

Cetakan : Cetakan keduanya Juni 1989

Cetakan ketiga Desember 1990

Cetakan keempat September 1992

Cetakan kelima Oktober 1994

Cetakan kedelapan 2002

Tebal : 247 halaman

Nh. Dini merupakan singkatan dari Nurhayati Srihardini Siti Nukatin.


Nh. Dini dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang,
Jawa Tengah. Ia adalah anak kelima (bungsu) dari empat
bersaudara. Ayahnya, Salyowijoyo, seorang pegawai perusahaan
kereta api. Ibunya bernama Kusaminah. Bakat menulisnya tampak
sejak berusia sembilan tahun. Pendidikannya SD di Semarang
(1950), SMP di Semarang (1953), SMA bagian sastra (1956). Ia
mengikuti kursus Kursus Pramugari Darat GIA Jakarta 1956, kursus
B1 jurusan sejarah (1957). Di samping itu, ia menambah
pengetahuan bidang lain, yaitu menari Jawa dan memainkan gamelan. Meskipun demikian,
ia lebih berkonsentrasi pada kegiatan menulis. Hasil karyanya yang berupa puisi dan cerpen
dimuat dalam majalah Budaya dan Gadjah Mada di Yogyakarta (1952), majalah Mimbar
Indonesia, dan lembar kebudayaan Siasat, Di Pondok Salju,Dan Dua Dunia (1956),Hati Yang
Damai (1961),Pada Sebuah Kapal (1973),La Barka (1975),Keberangkatan dan Namaku
Hiroko (1977),Sebuah Lorong di Kotaku (1978),Pada Ilalang di Belakang Rumah dan Langit
Dan Bumi Sahabat Kami (1979),Sekayu dan, Amir Hamzah Pangeran dari Seberang (1981),
Kuncup Berseri dan, Tuileries (1982),Segi dan Garis (1983),Orang-orang Tran, Sampar
(terjemahan Albert Camus, La Paste (1985), Pertemuan Dua Hati (1986),Jalan Bendungan
(1989), Hidup Memisahkan Diri (2008). Pada tahun 1955 ia memenangkan sayembara
penulisan naskah sandiwara radio dalam Festival Sandiwara Radio di seluruh Jawa Tengah.
Tahun 1963 Di Pondok Salju, memenangkan Hadiah Kedua Majalah Sastra,Tahun 1987

102
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
memenangkan hadiah pertama lomba mengarang cerita dalam bahasa Perancis, Le Monde
dan Radio France International. Ia pernah bekerja di GIA, Kemayoran Jakarta tahun 1957-
1960.

Novel-novel NH. Dini memiliki beberapa ciri yang tetap. Seluruh kejadian datang secara
berurutan bersama tokoh utama. Orang-orang datang dan pergi dalam kehidupan tokoh
utama. Tokoh utama itu selalu seorang wanita, yang meskipun tidak cantik benar, dia
memiliki daya tarik tersendiri bagi kaum laki-laki, dalam novel ini Hiroko mempunyai tubuh
yang sintal, buah dada besar dan pantat yang menonjol, sehingga protagonis ini selalu
mempunyai kekasih atau pengagum yang cukup banyak. Pengagum-pengagum tersebut
biasanya dari berbagai bangsa. Akibatnya, tokoh utama ini menjadi seorang yang pemilih. Ia
menjadi seorang pemilih laki-laki yang ahli.

Faktor ini ditambah dengan gaya penceritaan orang pertama yang berupa uraian kenangan
masa lampaunya atau sebuah catatan harian, sehingga kita mengenal benar watak dan
kepribadian si pencerita ini. Tokoh wanita ini menceritakan riwayatnya sendiri, seluruh
kejadian dia nilai berdasarkan nilai-nilai yang dia anut. Seperti hal yang menyangkut dengan
hubungan intim dengan lawan jenis secara bebas tanpa memperdulikan norma umum
masyarakat dan penilaiannya terhadap laki-laki yang disukai dan tidak disukainya.

Tema cerita pada setiap karya Dini tidak pernah berubah sejak dasawarsa 1050-an. Dini
selalu menempatkan protagonisnya sebagai seorang wanita muda yang berada dalam
kondisi sulit dan terdesak oleh lingkungannya tetapi selalu berjuang untuk lepas dan
memperoleh kebahagiannya. Kadang-kadang perjuangan tokoh tidak berhasil, tetapi
beberapa dari hasil karyanya digambarkan tokoh yang berhasil. Di dalam novel Namaku
Hiroko ini menceritakan perjuangan tokoh wanita yang berhasil.

Di dalam novel Namaku Hiroko, kita mengetahui bahwa unsur lokalitas Jepang sangat
kental membangun keutuhan isi cerita. Dengan membaca novel ini, kita pun mengetahui
segala persoalan perempuan Jepang, salah satunya kedudukan sosial, selain itu di dalam
novel ini juga terlihat bentrokan yang terjadi antara tradisi dan modernitas yang ada di
dalam novel Namaku Hiroko. Namun, bagaimankah persoalan kedudukan perempuan
jepang? Kedudukan perempuan tersebut terbagi di dalam lingkungan rumah tangga,
pekerjaan, dan lingkungan pendidikan.

Di dalam lingkungan rumah tangga, kedudukan perempuan dalam tokoh tersebut dapat
terlihat dengan jelas dari kedudukan istri terhadap suaminya dan anak perempuan dengan
ayahnya. Hubungan antara istri dan suaminya, dapat terlihat pada kutipan berikut ini.

“Tuan sering pulang malam bersama pemuda itu. Mereka pulang mendekati pagi.
Jika mereka pergi nyonya tidak tidur semalaman menunggunya. Segera setelah terdengar
suaranya di lorong samping, nyonya melompat lalu menunggunya di depan pintu,
bersimpuh menurut cara negeri kami2. Wanita setengah umur itu membiarkan si pemuda
asing masuk ke dalam rumah. Kemudian nyonya membuka tali sepatu tuan sambil
mengucapkan pertanyaan-pertanyaan yang beruntun seraya mendengarkan jawabannya.

103
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
…. Dan selama itu nyonya tetap bersimpuh di depan pintu sehingga suaminya habis
menceritakan kejadian malam itu. Barulah nyonya berdiri memberi jalan kepada suaminya
masuk ke kamar dan tidur”. (NH: 17–18)

Dari kutipan di atas, jelas terlihat bahwa di dalam rumah tangga, perempuan Jepang
berkedudukan di bawah suaminya. Stereotip yang tercipta adalah sebagai seorang istri,
perempuan harus setia menunggu suaminya pulang. Sebagai istri yang baik, perempuan
harus melayani suami dengan segenap hati seperti yang terlihat pada kutipan di atas,
majikan Hiroko menunggu suaminya pulang dan dengan ketaatan sebagai istri, dia
bersimpuh dan melayani suaminya dengan membukakan tali sepatunya.

Dalam bidang pekerjaan, di dalam novel Namaku Hiroko, terlihat jelas perbedaan
kedudukan perempuan dan laki-laki. Di dalam novel tersebut hanya sedikit perempuan
yang diceritakan mempunyai jabatan pekerjaan yang tinggi. Kebanyakan diceritakan seperti
stereorip yang ada bahwa perempuan adalah ibu rumah tangga, istri yang hanya bekerja
mengurus rumah, suami, dan anak, bahkan diceritakan kebanyakan perempuan desa di
Jepang bekerja sebagai pembantu. Kalaupun ada, yang diceritakan adalah kesuksesan
perempuan dengan pekerjaan yang tidak layak, seperti pemilik bar dan toko tetapi hal itu
merupakan pemberian dari suami orang lain, ada juga diceritakan seorang perempuan yang
sukses ketika menjadi penari telanjang sehingga mempunyai uang yang banyak.

Sebaliknya, di dalam novel ini diceritakan kesuksesan laki-laki atau para suami yang
mempunyai pekerjaan yang bagus dengan gaji yang besar. Memang ada satu bagian yang
menceritakan kesuksesan seorang perempuan yang berhasil dalam pengelolaan toko tetapi
rumah tangganya diceritakan hancur. Hal ini membuktikan bahwa peranan laki-laki di
dalam rumah tangga lebih besar dibandingkan perempuan. Dengan kata lain, jika
perempuan di Jepang ingin sukses, dia harus rela tidak memiliki hubungan yang baik di
dalam rumah tangganya.

Kedudukan dalam pendidikan di Jepang (abad ke-19) antara perempuan dan laki-laki
ternyata dibedakan. Selama masa pendidikan wajib 6 tahun, baik anak laki-laki maupun
anak perempuan memperoleh pengajaran secara bersamaan; tidak ada diskriminasi dalam
pelajaran-pelajaran yang diberikan. Perbedaan timbul pada tingkatan yang kedua: anak laki-
laki melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah (5 tahun) atau pendidikan keterampilan,
sedangkan anak-anak perempuan memasuki Sekolah Menengah Khusus bagi mereka (4
atau 5 tahun) (Okamura, 1983: 53-54).

Karya sastra memiliki nilai universal. Inilah yang menjadikan kasrya sastra yang satu dengan
karya sastra yang lainnya memiliki persamaan. Namun demikian, tidak menampik bahwa
perbedaan karya sastra tersebut memiliki perbedaan. Contohnya persamaan yang terdapat
dalam Namaku Hiroko dan Memoirs of a Geisha, ialah berupa latar belakang tokoh, seorang
geisha, dan mencoba melawan patriaki. Sedangkan perbedaan di antara keduanya ialah
pada Hiroko menjadi wanita penghibur akibat keinginannya kepada kemewahan diri,
sedangkan Chiyo lebih kepada ketiadaktahuannya ia dimasukkan ke dalam sekolah geisha.
Selain itu perbedaan yang lain ialah sebelum menjadi geisha, Hiroko memiliki pekerjaan

104
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
lain, sedangkan Chyo tidak demikian, dan perbedaan yang terakhir yakni Hiroko tidak
memiliki konflik persaudaraan, sedangkan Chiyo memiliki. Adanya perbedaan tersebut
mengisyaratkan bahwa Memoirs of a Geisha bukan sebuah plagiatisasi dari Namaku Hiroko.

Sinopsis

Hiroko adalah seorang gadis desa anak sulung dari keluarga petani miskin. Ibu kandung
Hiroko meninggak saat Hiroko berumur 4 tahun kemudian ayah Hiroko menikah lagi dan
dari ibu tirinya itu Hiroko mempunyai dua adik laki-laki.

Karena kehidupan Hiroko yang miskin, Hiroko tidak mampu meneruskan pendidikannya ke
tingkat yang lebih tinggi. Hiroko hanya lulusan sekolah rendah saja.

Suatu hari ayah Hiroko pulang dari ladang bersama seorang tengkulak namanya Tamura-
san. Beliau mengatakan bahwa saudaranya membutuhkan seorang pembantu rumah
tangga. Setelah terjadi kesepakatan bersama akhirnya beberapa hari kemudian
berangkatlah Hiroko dari desanya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Hiroko bekerja di rumah pasangan suami istri yang sudah berumur lanjut. Di sana Hiroko
mulai merasakan perbedaan kehidupan antara di desa yang serba kesusahan dengan
kehidupan kota yang memanjakan.

Di keluarga majikannya Hiroko tidak lama bekerja karena kemudian datang kabar dari desa
bahwa neneknya meninggal dunia. Akhirnya Hiroko pun kembali pulang ke desanya.

Tak terasa sudah sepuluh bulan lamanya Hiroko tinggal di desa, sampai suatu saat Hiroko
bertemu dengan teman lamanya, Tomiko. Tomiko mengajak Hiroko untuk kembali ke kota
karena kata Tomiko di kota sekarang banyak lapangan kerja membutuhkan pekerja atau
pembantu rumah tangga. Dengan ijin ayahnya berangkatlah Hiroko bersama Tomiko ke
kota Pelabuhan Kobe. Di sana Hiroko bekerja di rumah keluarga konsul bahasa Perancis.
Maka untuk sementara Hiroko pun tinggal bersama Tomiko. Sampai akhirnya suatu hari
Hiroko mendapat pekerjaan baru, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Majikan
Hiroko yang baru adalah pasangan suami istri yang masih muda, mereka memiliki seorang
bayi laki-laki.

Di rumah majikannya yang baru Hiroko mendapat pengalaman baru, Hiroko mengenal
cinta, Hiroko menyukai adik majikannya yang bernama, Sanao. Dan rupanya Sanao pun
begitu dia menyukai Hiroko. Akan tetapi keadaan dan perbedaan statuslah yang
menjadikan jurang pemisah sehingga membuat mereka tidak bisa menyatukan cintanya.
Hingga suatu malam Sanao berhasil “menyentuh” Hiroko untuk pertama kalinya.

Setelah pengalaman pertamanya dengan Sanao kehidupan Hiroko berubah. Majikan Hiroko
menjadikannya sebagai budak nafsunya. Sampai akhirnya Hiroko tidak tahan lagi dan
memilih untuk keluar dari pekerjaannya.

Hiroko kemudian berhenti bekerja dari rumah majikannya itu dan kembali bersama Tomiko
sahabatnya.

105
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sambil menunggu pekerjaan baru Hiroko membantu pekerjaan Tomiko di rumah
majikannya itu.

Hiroko kembali mendapat pekerjaan, dia diterima bekerja di sebuah toko besar. Di sana ia
bertugas sebagai penerima tamu yang datang ke toko itu. Walau gajinya kecil Hiroko sangat
menyukai pekerjaan yang baru itu. Suatu waktu Hiroko berkenalan dengan seorang pria
bernama, Kishihara Yukio seorang pria yang berpenghasilan cukup tinggi dan menyukai
Hiroko. Akan tetapi Hiroko tidak begitu menyuainya. Hiroko hanya menyukai pemberian
materinya saja.

Setelah lama bekerja di toko itu Hiroko berhasil mengambil hati salah seorang atasannya,
Nakajima-san namanya. Ia begitu memperhatikan dan mendorong kemajuan Hiroko dalam
bekerja.

Atas saran Nakajima-san Hiroko tinggal di sebuah apartemen kecil di atas sebuah bar
bernama, Manhattan. Di tempat tinggalnya yang baru Hiroko mengenal kehidupan malam
di kotanya. Di sana juga Hiroko berkenalan dengan Soeprapto mahasiswa asal Indonesia
yang tinggal di Jepang, akan tetapi persahabatannya dengan Soeprapto tidak berjalan
lama, karena Soeprapto harus kembali ke Indonesia.

Setelah lama Soeprapto menghilang, Hiroko mendapat surat undangan yang isinya
meminta Hiroko untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan dalam surat itu Soeprapto secara
langsung berniat untuk mempersunting Hiroko. Namun Hiroko menolaknya secara halus.
Hiroko tetap datang ke Indonesia memenuhi undangan Soeprapto atas saran Nakajima-
san.

Setelah berada di Indonesia, Hiroko diajak berkunjung ke beberapa tempat wisata. Hiroko
begitu mengagumi keramahan bangsa Indonesia dan keluhuran budayanya. Yang paling
membuat Hiroko tertarik adalah kerajinan kain batik khas Jogja. Hirokopun berniat
memperkenalkan corak kain batik tersebut ke masyarakat Jepang.

Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah juga. Hingga
atas pertimbangan itu pula Nakajima-san mempercayakan Hiroko untuk mengambil
keputusan penting demi kemajuan toko tempat Hiroko bekerja.

Pada suatu kesempatan Hiroko berkenalan dengan Natsuko, seorang gadis keluarga kaya.
Natsuko yang pendiam begitu percaya pada Hiroko dan menganggap Hiroko sebagai teman
sejatinya.

Keinginan Hiroko untuk mendapatkan segala kesuksesan hidup, menjadikannya


menghalalkan segala cara asal tidak mencuri.

Atas dasar itu pula Hiroko menjadi penari kabaret di sebuah klub malam. Kecantikan dan
kemolekan tubuhnya, membuat keberuntungan bagi Hiroko sehingga menjadi terkenal. Ia
dibayar cukup mahal untuk setiap pertunjukannya.

106
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida, seorang pengusaha
kapal terkenal di kota Kobe. Yoshida begitu tergila-gila pada Hiroko sehingga apapun
kemauan Hiroko selalu dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena
ternyata Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida hanya
menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja tanpa kejelasan status istri yang sah.

Di akhir cerita Hiroko menjadi pemilik dari bar Mahattan tempat dahulu ia tinggal. Sebagian
besar saham toko tempatnya bekerja pun berhasil dikuasainya. Bahkan rumah Nakajima-
san atasan Hiroko dahulu berhasil dimilikinya, Yoshida yang membelikan rumah itu untuk
bekal Hiroko di hari tua.

Atas jerih payahnya itu, kini Hiroko berhasil menjadi seorang yang sukses di kota besar. Dia
bisa menyekolahkan dua adik tirinya dan membiayai kehidupan kedua orang tuanya di
desa.

Ulasan Singkat

Tokoh dan Penokohan

Adapun tokoh/penokohan yang memerankan cerita novel Namaku Hiroko, antara lain
sebagai berikut.

- Hiroko : Seorang gadis lugu, jujur dan rendah hati, selalu belajar
dari kesalahan yang diperbuatnya, berkeinginan kuat
untuk memperbaiki kehidupan pribadi Hiroko dan
keluarganya.

- Ayah Hiroko (Uneo-san) : Seorang pekerja keras, petani.

- Ibu tirinya : Seorang ibu yang baik hati dan selalu berusaha
menyenangkan hati anak-anaknya, seperti dilakukannya
kepada Hiroko. Dia memperlakukan Hiroko seperti
- Dua adik laki-laki anaknya sendiri.

: manja dan susah diatur.

- Tomiko : Seorang sahabat teman lama yang selalu membantu


setiap kesusahan teman-temannya.

- Emiko : Sahabat Tomiko yang tegas pada pendiriannya tapi


bijaksana yang juga sebagai kepala pembantu rumah
tangga.

- Michiko : Teman Tomiko yang sama-sama jadi seorang perantau


dari desa yang terbilang paling modern di antara yang

107
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
lainnya.

- Nakajima-san : Seorang atasan yang bijaksana yang selalu


memperhatikan Hiroko karena secara pribadi ada
kesamaan nama dan nasib.

- Sanao : Cerdas, tampan, berpendidikan tinggi tetapi kurang


teguh pendirian dan selalu mementingkan dirinya
sendiri.

- Soeprapto : Baik, berpendidikan cukup tinggi dan menjunjung tinggi


adat ketimuran.

- Kishihara Yukio : Berpendidikan dan mempunyai pendidikan penting,


segala sesuatu diukur dari materi.

- Yoshida : Suami Natsuko, seorang pengusaha sukses, mempunyai


kesamaan fisik dengan Sanao hanya sifatnya yang
berbeda Yoshida lebih peduli dan selalu membahagiakan
Hiroko.

- Natsuko : Istri Yoshida yang lugu, penurut dan sifatnya sangat


tertutup.

Tema

Novel Namaku Hiroko secara keseluruhan, mulai dari kata pengantar sampai biodata
penulis dapat disimpulkan bahwa tema yang dijadikan inspirasi oleh penulis adalah tentang
perubahan perilaku masyarakat Jepang secara umum akibat dari kemajuan ekonomi dan
industri pasca Perang Dunia Ke-2.

Sebagai bangsa yang paling maju di Asia dalam bidang ekonomi Jepang mengalami
kemunduran dalam hal kebudayaannya. Budaya asing (Barat) telah menjajah masyarakat
Jepang.

Di sini penulis berusaha membandingkan budaya Jepang dengan budaya Indonesia lewat
hadirnya tokoh Soeprapto.

Latar

Novel ini mengisahkan kehidupan masyarakat Jepang pada masa sekitar tahun 1960-an
atau + 13 tahun setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Ke-2.

108
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kota Pelabuhan Kobe dijadikan kota utama karena menurut pengamatan penulis dari
pelabuhan Kobelah segala pengaruh budaya asing atau barat mulai meracuni kehidupan
masyarakat Jepang pada umumnya. Selain kota pelabuhan kobe terdapat juga kejadian di
kabaret tempat tinggal Hiroko.

Alur

Dilihat dari cerita Novel ini, Namaku Hiroko termasuk alur maju artinya kejadian dan urutan
ceritanya disusun secara runtut dari awal sampai akhir.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel
Namaku Hiroko sudut pandang yang digunakan adalah pandangan orang pertama yaitu
“aku” yang menjadi tokoh utama. Hal ini membuat para pembaca seolah ikut mengalami
dan merasakan petualangan si aku.

Amanat

Dalam novel ini mungkin secara keseluruhan penulis berusaha menyampaikan pesan bahwa
kemajuan industri/ekonomi suatu bangsa dapat memundurkan budaya masyarakatnya.
Tetapi kemajuan budaya suatu bangsa, seharusnya bisa memajukan ekonomi bangsa atau
masyarakatnya.

Adapun secara khusus, pesan yang disampaikan oleh penulis dengan penokohan Hiroko
adalah jalani hidup seperti air mengalir, selalu jujur dan rendah hati.

Gaya Penulisan

Novel ini merupakan cetakan ke-8 dari PT. Gramedia Pustaka Utama, Tahun 2002. Tapi gaya
penulisan novel ini masih bersih dari istilah bahasa asing walaupun ada kutipan dari bahasa
Jepang, itu hanya sekedar pemanis yang dapat membawa pembaca lebih mendalami isi
cerita.

Seperti dapat diambil contoh pada penulisan kata kebendaan, lahiriyah dan sebagainya.
Mungkin untuk penulis novel angkatan sekarang (muda) kata itu diganti dengan kata
materi, fisik dan sebagainya. Terbukti setelah mengamati salah satu Novel yang ditulis pada
masa tahun 1960-1970-an terdapat kesamaan dalam gaya penulisannya, yakni tidak disisipi
istilah asing.

Melalui novel ke-4nya ini, NH Dini menggambarkan ganasnya kota di Jepang tahun 70-an,
tempat para lelaki berhubungan dengan orang lain sesuka hati. Kehidupan malam
membawa pengaruh kurang baik terhadap pendatang baru seperti Hiroko.

109
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Bahasa yang digunakan ringan dan mudah dicerna oleh pelajar SMA tetapi gaya tuturnya
serius sehingga kurang nikmat. Penokohan pria pun kurang bervariasi. Semua dikisahkan
sebagai lelaki hidung belang. Membaca buku ini memerlukan penghayatan agar nilai-nilai di
dalamnya tersampaikan. Secara keseluruhan, novel Namaku Hiroko adalah karya sastra
yang baik untuk dibaca kalangan remaja dan dewasa di Indonesia.

Novel ini memiliki kelebihan dibanding novel-novel yang ada. Adapun kelebihannya adalah
struktur bahasanya yang terbilang kompleks mampu membawa pembaca untuk dapat
memahami setiap kata-kata, sehingga novel ini sangat menarik. Selain itu, melalui novel ini,
kita dihadapkan terhadap kerasnya kehidupan di kota, yang memaksa kita untuk dapat
bertahan hidup. Namun dibalik itu masih ada kekurangannya. Struktur bahasanya yang
terbilang kompleks mungkin saja akan membuat pembaca cepat merasa bosan, dan satu
hal lagi.

Setelah membaca novel ini, sebagai pelajar SMA novel ini terlalu memperlihatkan pembaca
tentang cara seks yang dilakukan tokoh-tokoh. Tidak sewajarnya novel yang akan dibaca
oleh siswa SMA terkandung di dalamnya cerita-cerita yang seperti itu karena akan merusak
moral bangsa sendiri. Ini sama halnya siswa membaca cerita-cerita porno. Sebaiknya dalam
pembuatan berikutnya cerita-cerita yang menggambarkan cara bercinta dikurangi kalau
bisa malah dihilangkan. Buku ini layak dibaca oleh para readers sebab buku ini tentang
tatanan kehidupan sehari-hari di Jepang. NH Dini sebagai pengarang buku ini pun adalah
seorang pengarang buku yang eksistensinya tidak perlu ditanyakan lagi sebab telah banyak
buku menakjubkan yang dia hasilkan. NH Dini pun telah banyak memperoleh pengahargaan
sebagai best writer di masanya.

Buku ini sangat menarik dan membuat pembaca tidak ingin selesai ditengah jalan untuk
membacanya. Saya sendiri yang tadinya hanya ingin mengerjakan tugas resensi jadi
keterusan memabaca buku ini hingga selesai.

110
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

111
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Tugas Resensi.

IDENTITAS BUKU

Judul novel : Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)

Pengarang : Marah Rusli

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 2001

Tempat Terbit : Jakarta

Cetakan ke : 36

Halaman : 271

Ukuran buku: Panjang: 21cm; Lebar: 15cm; tebal: 1,3cm

SINOPSIS

Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik
awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup
bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang
pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang
pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.
Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal
itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan
keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik
Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan
tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan
yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak
berdaya agar melunasi semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas,
asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk
Maringgih.
Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup
lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan
oleh Datuk Maringgih.
Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda
belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit
katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di

112
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan
ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan.
Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya,
terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang
dialami keluarganya.
Pada suatu hari ketika Samsulbahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu
empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih.
Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti
Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda
Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas
terakhir.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi
penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali
ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk
Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya
untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tangan
Datuk Maringih. Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan
kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.
Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun
yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu
terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh
diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak
meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak
kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah
berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah
namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan
Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri
menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat
membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.
Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir
menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu
merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahu 1922. Buku yang
berjudul Siti Nurbaya ini berhasil menempatkan diri sebagai puncak roman di antara roman-
roman lain yang dianggap orang sebagai puncak roman dalam Sastra Indonesia Modern.
Penilaian itu tidak didasarkan pada temanya, tetapi berdasarkan pemakaian bahasa dan

113
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
gayanya yang tersendiri. Buku ini menggunakan bahasa melayu. Oleh karena itu, orang
melayu pasti akan lebih mudah membaca dan segera mengerti isinya. Karena terkenalnya
sampai-sampai zaman itu dinamai zaman Siti Nurbaya.
Roman karyanya ini berhasil pula merebut hadiah tahunan dalam bidang sastra, yang
diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1969.
Membaca roman Siti Nurbaya kita diajak mengikuti liku-liku kehidupan masyarakat
Padang pada masa itu, khususnya kisah cinta yang tak kunjung padam dari sepasang anak
manusia, Siti Nurbaya dan Samsulbahri. Buku in juga sangat menarik karena dilengkapi
dengan ilustrasi.
Untuk era saat ini, bahasa melayu yang digunakan sulit untuk dimengerti dan sudah
tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK ROMAN

• Unsur Intrinsik :

Tema : Kawin paksa


Alur : maju
Tokoh :
- Siti Nurbaya :seorang wanita yang santun, berbudi baik, berbakti kepada orangtua
dan penyayang. Seorang yang sangat mencintai Samsulbahri.
- Samsulbahri: tokoh yang baik, menghargai perempuan, sangat menyayangi Sitti
Nurbaya dan ibunya, berbakti kepada orangtua, menghormati orang di sekitarnya,
ramah, rendah hati dan berpendirian tegas.
- Datuk Maringgih : tokoh yang jahat, kikir, serakah, sombong dan buruk prilakunya.
Sangat tidak disukai oleh semua orang.
- Baginda Sulaiman : seorang yang kaya raya, baik, pekerja keras sabar, bijaksana,
menyayangi anak dan istrinya dan merupakan orang kepercayaan Sultan Mahmud
- Sultan Mahmud : ayah dari Samsulbahri, penyayang, bertanggung jawab, tegas,
sangat membela kebenaran.

Sudut pandang : orang ketiga serba tahu. Dalam roman ini pengarang tidak terlibat secara
langsung dalam alur cerita. Pengarang hanya menjelaskan karakter setiap
tokoh.

Setting (latar) :

- tempat : Padang ; Jakarta


- Waktu : sekitar tahun 1800an
- Suasana : menyenangkan, mengharukan, menegangkan

Gaya bahasa : melayu

114
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Amanat :

- Sebuah pengorbanan tidak akan sia-sia


- menjadi orang yang berpendirian tegas dan baik kepada semua orang.
- Sebagai seorang anak, kita harus berbakti pada orang tua
- Berusaha untuk menjadi orang yang setia
- Jangan memutuskan sesuatu karena emosi
- Janganlah menjadi orang yang sombong dan kikir

• Unsur ekstrinsik :

Kepengarangan :

Marah Rusli ini lahir di Padang pada tanggal 7 Agustus 1889 dan meninggal di
Bandung pada tanggal 17 Januari 1968.
Pengarang ini telah menamatkan SD di Padang pada tahun 1904 dan menamatkan
Sekolah Raja (Hoofdenscool) di Bukit Tinggi pada tahun 1910. Setelah tamat Sekolah Dokter
Hewan di Bogor pada tahun 1915, ia diangkat menjadi adjunct dokter hewan di Sumbawa
Besar, kemudian (1916) menjabat Kepala perhewanan di Bima. Tahun 1918 pindah menjadi
kepala peternakan hewan kecil di Bandung, kemudian mengepalai daerah perhewanan di
Cirebon. Tahun 1919 menjabat kepala daerah perhewanan di Blitar, tahun 1920 menjadi
asisten leraar Kedokteran Hewan Bogor, tahun 1921 menjadi dokter hewan di Jakarta,
tahun 1925 pindah ke Tapanuli. Sejak tahun 1929 sampai datang revolusi 1945 menjadi
dokter hewan kotapraja Semarang. Selama revolusi tinggal di Solo, kemudian bekerja pada
ALRI di Tegal. Tahun 1948 diangkat menjadi lektor di Fakultas Dokter Hewan Klaten dan
dalam tahun 1950 kembali ke Semarang. Sejak tahun 1951 menjalani masa pensiun di
Bogor, tetapi masih tetap menyumbangkan tenaganya di Balai Penelitian Ternak Bogor
sampai akhir hayatnya.
Di samping profesinya sebagai dokter hewan, Marah Rusli terkenal pula sebagai
sastrawan karena romannya yang berjudul Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai).
Dalam karya-karyanya berjudul Siti Nurbaya, Marah Rusli ingin merombak adat yang
berlaku pada masa itu dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Pelaku utamanya pada roman ini adalah Siti Nurbaya, Samsulbahri, dan Datuk Maringgih.
Membaca roman Siti Nurbaya kita diajak mengikuti liku-liku kehidupan masyarakat
Padang pada masa itu, khususnya kisah cinta yang tak kunjung padam dari sepasang anak
manusia, Siti Nurbaya dan Samsulbahri.
Pengarang, dalam hal ini Marah Rusli sebagai pemuda terpelajar memiliki pemikiran
jauh lebih maju daripada masyarakat disekitarnya. Ia telah mengenal tata cara hidup dan
kebudayaan asing yang sedikit banyak sangat berpengaruh terhadap jiwanya. Dari dasar itu
timbul gejolak pemberontak ingin menerobos adapt lama yang mengungkung dengan ketat
dan dianggap oleh Marah Rusli sebagai sesuatu yang tidak perlu terjadi.

115
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

• Nilai moral

Pengarang mengajak kita untuk memetik beberapa nilai moral dari romannya
yang terkenal ini, antara lain :

- Demi orang-orang yang dicintainya seorang wanita bersedia mengorbankan apa


saja meskipun ia tahu pengorbanannya dapat merugikan dirinya sendiri. Lebih-lebih
pengorbanan tersebut demi orang tuanya.
- Bila asmara melanda jiwa seseorang maka luasnya samudra tak akan mampu
menghalangi jalannya cinta. Demikianlah cinta yang murni tak akan padam sampai
mati.
- Bagaimanapun juga praktek lintah darat merupakan sumber malapetaka bagi
kehidupan keluarga.
- Menjadi orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan
hanya untuk menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat
penyesalan yang tak terhingga.
- Dan kebenaran sesungguhnya di atas segala-galanya.
- Akhir dari segala kehidupan adalah mati, tetapi mati jangan dijadikan akhir dari
persoalan hidup.

116
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

117
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Resensi novel yang berjudul Badai Sampai Sore

Judul resensi : Istri yang Berkhianat

Identitas buku :

Judul buku : Badai Sampai Sore

Pengarang : Motinggo Busye

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun terbit: 2001, cetakan keenam

Kota terbit : Jakarta

Tebal buku : 50 halaman

Desain sampul: Adjie Soesanto

Gambar sampul: B.L. Bambang Prasodjo

Warna sampul : hitam

Motinggo Busye bernama asli Bustami Djalid, lahir di Kupangkota, Bandar Lampung, 21
November 1937. Ia adalah seorang sutradara dan seniman.

118
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Novel yang berjudul Badai sampai Sore hampir sama dengan buku roman yang biasanya.
Namun didalam novel ini terdapat banyak manfaat yang kita peroleh setelah membacanya,
mulai dari arti dari persahabatan, percintaan dan pengkhianatan seorang istri terhadap
suaminya. Terlihat lebih matang dalam bereksperimen. Misalnya, cerpen ini dibagi dalam
beberapa keadaan tetang keadaan Salmun dan Sunarto yang sangat berbeda.

Teknik penceritaan bagaikan permainan puzzle. Jadi, pembaca yang telah mengikuti alur
cerita sampai

Akhir cerita, misalnya, ada kemungkinan harus membaca kembali bagian pertama lagi
karena ada petunjuk

teknis dari pengarang bahwa penyebab atau alasan tertentu terdapat di bagian pertama.

Novel ini bertemakan kisah percintaan yang tiada hentinya menunggu seseorang yang
harus ada di sampingnya pada saat ia sakit ataupun bahagia. Namun seseorang yang ia
tunggu adalah seseorang yang sudah berkhianat kepadanya dan tega meninggalkanya di
waktu ia masih berbaring di rumah sakit karena sakit parah yang dialaminya. Walaupun ia
dendam kepada istrinya, ia tetap sayang kepadanya.

Novel tidak terlalu menarik, karena dalam paparannya tidak terlalu jelas. Sehingga para
pembaca kurang memahami isi cerita pada novel yang berjudul Badai Sampai Sore. Namun
novel ini mengajarkan tentang bagaimana seseorang harus sabar dalam menunggu istrinya
yang ia sayangi. Namun apakah ia dapat bertemu pada istrinya dan melepaskan semua rasa
rindunya?

Cerita yang terjadi pada Salmun tidak semulus apa ia harapkan, dikarenakan ia terlalu
bahagia karena ia mendengar kabar bahwa sore ini istrinya akan datang. Namun terlalu
senang, Salmun meninggal dikarenakan penyakitnya yang ia derita.

Cerita ini tidak berakhir dengan kebahagian yang biasa cerita roman yang lainya. tapi cerita
ini berakhir dengan sebuah kematian yang belum sempat bertemu pada orang yang ia
sayangi.

119
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Inti cerita:

Badai Sampai Sore

Novel ini menceritakan tentang 2 pria penderita sakit paru-paru (TBC). Mereka berdua tidur
dalam satu kamar, disuatu Rumah sakit umum dikota kecil Tanjung karang.
Mereka berdua adalah Sunarto dan Salmun. Sunarto adalah seorang pelukis yang hebat dan
masih lajang, dia sangat baik terhadap Salmun. Sedangkan Salmun adalah mantan guru
Sekolah Rakyat yang sudah menikah.

Salmun adalah seorang suami. Setiap suami mempunyai kenang-kenangan yang terindah
tentang istrinya. Sebenarnya ocehannya tentang Jaenab sudah cukup memuakan untuk
didengar oleh telinga-telinga orang sehat pikirannya, Tapi Sunarto tidak demikian. Jika saja
hal ini terjadi atas dirinya, pada waktu hatinya sedang pekat dia akan pulang kerumah
untuk menemui istrinya. Seorang perempuan memang harus direbut dan tidak boleh
dibiarkan begitu saja. Ia sukar untuk datang sendiri, kecuali dia yang bodoh. Maka kejarlah
mereka sampai dapat urat nadinya. Tetapi salmun adalah seorang yang tiada kuasa untuk
merebut, karena itu ia lebih sudi menanti dan menanti.

Sudah empat bulan sebelas hari Salmun sakit,Tetapi Istrinya Jaenab tidak menjenguknya.
Ketika Dokter datang ingin memeriksa Salmun. Salmun lagi dalam perasaan tertekan
berkata sambil menunduk “Sekarang saya mengakui bahwa saya adalah orang termalang di
Dunia. Tidak dicintai. Punya istri seperti melihara itik saja. Ia pergi pagi-pagi ketika saya
ingin mengajar dan baru pulang sore hari ketika saya tengah duduk dibaranda rumah.
Ya,saya selalu duduk menunggunya. Sampai,sekarangpun saya menunggunya.”
Dokter itu tidak mengucapkan lain,selain”Suatu kali dia akan datang. Siapa tahu sore ini”.
Mendengar kata itu Salmun menjadi senang. Tapi tiba-tiba Salmun menjadi ketakutan. Dia
mendapat bisikan dari malaikat maut bahwa dia akan dicabut nyawanya. Dan Ia merasa
bahwa Jainab akan datang hari ini untuk menjenguknya. Lalu Salmun pun mengganti
piamanya yang masih putih yang ada lambang huruf S hasil jahitan tangan Jainab yang baru
dia pakai . Sapaya Jainab senang melihatnya.

Ketika Dokter Mengabarkan Jainab akan datang Salmun sangat Bahagia hinga dia tidak
berhenti berteriak. Sampai-sampai keluarlah gumpalan darah dari mulut Salmun yang
akhirnya Salmun meninggal. Tetapi sayangnya Jainab sudah menikah lagi dan mempunyai
anak dari suami barunya.

Hal yang perlu dikritik adalah dimulai dari segi bahasa, yang masih ada yang menggunakan
bahasa melayu, sehingga ada sebagian yang sulit di diketahui. terlepas dari keberhasilannya
membangun teknik penceritaan yang mengedepankan aspek alur, pengarang hanya
menggiring pembaca ke suatu paradigma, yaitu bahwa pengembangan estetika sungguh tak
terbatas. Di sinilah seorang pengarang akan diuji: apakah seorang pengarang berperan
sebagai pencerita yang piawai atau hanya melanjutkan klise bahwa kerja mengarang
terjebak pada gaya-gaya tertentu yang seolah-olah menjadi pakem, baik realis, surealis,

120
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
absurd, maupun yang lainnya tanpa dapat memperbaikinya, misalnya dari sisi teknik
penceritaan. Bagi saya, alternatif teknik penceritaan yang dikembangkan misalnya teknik
bercerita seperti permainan puzzle dan cerita berbingkai, telah mengonkretkan kredonya
sendiri bahwa sebaiknya cerpen-cerpen ditulis dengan cara yang berbeda-beda. Sedangkan
dari segi tulisan, ada beberapa kata yang salah cetak. Selain itu tentang aspek keluasan
halaman yang hanya sampai lima puluh halaman menyebabkan gambaran suasana pada
novel tidak terlalu jelas. Padahal jika mau dikembangkan lagi, cerpen tersebut dapat lebih
menarik

Bagi saya, novel yang berjudul Badai Sampai Sore menggambarkan sesuatu hal tentang arti
persahabatan dan kesabaran dalam menghadapi banyak masalah duniawi. Banyak pesan
moral yang disampaikan pengarang kepada para pembaca. Sehingga novel ini layak untuk
diceritakan kepada masyarakat pada umumnya.

121
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

122
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
TUGAS BAHASA INDONESIA

Judul : “ZIARAH”

Pengarang : Iwan Simatupang

Angkatan : 1966

Penerbit : Djambatan

Tebal : 148 Halaman

Sinopsis

Novel Ziarah karya Iwan Simatupang adalah novel yang menceritakan seorang pelukis
terkenal seantero negeri yang dibuat terkapar tidak berdaya alias shock dan trauma setelah
ditinggal mati istrinya yang sangat dia cintai.Istri yang dia kawini dalam perkawinan secara
tiba-tiba.Suatu ketika pelukis mencoba bunuh diri karena ketenaran karya lukisnya yang
memikat semua orang dijagat bumi ini mengakibatkan ia memiliki banyak uang dan
membuat dia bingung.Karena kebingungannya ini sang pelukis berniat bunuh diri dari lantai
hotel dan ketika terjun dia menimpa seorang gadis cantik.Dan tanpa diduga pula sang
pelukis langsung mengadakan hubungan jasmani dengan si gadis diatas jalan raya,Hal ini
membuat orang-orang histeris dan akhirnya seorang brigadier polisi membawa mereka ke
kantor catatan sipil dan mengawinkan mereka.

Hidup bahagia bersama sang istri membuat pelukis benar-benar kehilangan.Apalagi setelah
dia tahu bahwa istrinya mati karena telah melihat ibu kandung ada bersama gerombolan
nona-nona tua yang menyaksikan kebahagiaan mereka saat hidup dalam gubuk tepi
laut.Pelukis pun langsung pergi kekantor sipil guna mengurusi penguburan istrinya tetapi
tak ada tanggapan positif dari pengusaha penguburan.Itu terjadi karena pelukis tak tahu
apa-apa tentang istrinya.Yang dia tahu hanyalah kecintaan pada istrinya.Sehingga mayat
istrinya terkatung-katung karena tak memiliki surat penguburan yang syah.Pelukis pun
menghilang ketika dicari walikota (merupakan walikota kedua dalam novel ini,dia adalah
wakil walikota yang diangkat menjadi walikota setelah walikota pertama gantung diri
karena tak bisa memecahkan masalah mengundang pelukis saat akan ada kunjungan tamu
asing) yang ikut menghadiri penguburan istri pelukis.

Sampai akhirnya pengusaha penguburan itu menyesali perbuatannya dan dengan


keputusan walikota akhirnya mayat istri pelukis dikuburkan.Sampai penguburan usai
pelukis tak kelihatan.Saat kembali ke gubuknya dia melihat wanita tua kecil.Tak tahu itu
siapa,ternyata adalah ibu kandung dari si gadis.Bercerita panjang tentang masa lalunya
yang suram dan sampai saat terakhir dia bertatapan dengan anaknya yang justru membuat
delima bagi si anak.Lalu pergi sambil menagis.Dan sesaat kemudian pelukis ada dalam
gubuknya,memandangi keadaan sekitar yang penuh karangan bunga,membakarnya sampai
habis.Hingga tersisa beberapa yang ia bawa ke kuburan istrinya.Ia titipkan karangan bunga
pada centeng perkuburan.Ziarah tanpa melihat makam istrinya.

Setelah itu hidup pelukis semakin tak tentu arah.Ia seolah tak pernah percaya bahwa
istrinya telah mati.Pagi harinya hanya digunakan untuk menunggu istrinya ditikungan entah

123
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
tikungan mana dan malam harinya dituangkan arak keperutnya,memanggil
Tuhannya,meneriakkan nama istrinya,menangis dan kemudian tertawa keras-keras.

18.11.09 00:27
senyapjiwa

Re: Ziarah by: iwan simatupang

Hingga akhirnya datang opseter perkuburan yang meminta dia mengapur tembok
perkuburan kotapraja yang sebelumnya telah berbekas pamplet-pamplet polisi bahwa dia
dicari.

Pelukis menerima tawaran itu dan esoknya ia mulai bekerja mengapur tembok perkuburan
kotapraja itu 5 jam berturut-turut tiap harinya, sedangkan opseter perkuburan mengintip
dari rumah dinasnya.Pekerjaan baru pelukis ini membawa perubahan tingkah laku pelukis
sehingga membuat seluruh negeri geger.Hingga walikota akan memberhentikan opseter
perkuburan.Tetapi ketika mengantar surat pemberhentian kerja itu,walikota malah mati
sendiri karena kata-kata opseter tentang proporsi.Sebelumnya juga pernah terjadi
kekacauan dinegeri karena opseter pekuburan memakai rasionalisme dalam kerjanya dan
hanya memberi instruksi kerja pada selembar kertas pada pegawainya.

Setelah beberapa hari pelukis mengapur tembok perkuburan pada suatau hari dia bergegas
pulang sebelum 5 jam berturut-turut.Opseter perkuburan heran kemudian mendatanginya
dan ternyata pelukis ingin berhenti bekerja.Opseter kebingungan tetapi pelukis
menjelaskan bahwa dia tahu maksud opseter memperkerjakannya.Bahwa selain untuk
kepentingan opseter sendiri,Opseter ingin pelukis menziarahi istrinya yang sudah tiada
itu.Keesokan harinya Opseter ditemukan gantung diri.Pekuburan geger,tetapi hanya sedikit
sekali empati dari pegawai-pegawai pekuburan.Maklum mereka hanya mengenal Opseter
lewat instruksi kerjanya saja tanpa pernah bertemu dan mengenalnya.Penguburan opseter
berlangsung cepat.Setelah penguburan,Pelukis bertemu Maha guru dari Opseter yang
kemudian menceritakan riwayat Opseter.

Diakhir cerita,pelukis akhirnya pergi ke balai kota melamar menjadi Opseter


Pekuburan.Untuk Ziarah yang terus-menerus pada mayat-mayat manusia,pada mayat
istrinya.

Unsur Instrinsik Novel

a.Tema :Ziarah Kubur

Utama: Pelukis,Istri Pelukis,Opseter Perkuburan

b.Tokoh Antagonis : Istri

Protagonis : Pelukis

Tritagonis : Opseter PekuburanMahaguru Opseter

124
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Pembantu:Walikota,Wakil Walikota,maha guru Opseter,Ayah Opseter,orang Buta


profesional,kepala Negara,perdana menteri,Nona-nona tua,brigadier polisi,mandor dan
pegawai pekuburan,kepala dinas pekerjaan umum,official,centeng pekuburan

c.Alur : Alur dalam novel ini memang sedikit membingungkan pembaca,

pengarang sengaja menggunakan alur “Flash Back”.Pembaca dia-

jak untuk mengernyitkan dahi karena cerita diawal novel bukanlah awal cerita,melainkan
awal cerita baru diceritakan dibagian berikut dalam novel.Alias pembaca diajak ke waktu
sebelumnya oleh pengarang dengan sentuhan filsafat yang amat menarik dan
berkesinambungan.

18.11.09 00:28
senyapjiwa

Re: Ziarah by: iwan simatupang

Ini jelas terlihat diawal novel saat disebutkan sang pelukis begitu kehilangan setelah
ditinggal mati istrinya,tetapi dibagian belakang malah pembaca diajak untuk mengikuti
kisah pertemuan pelukis dengan istri,kehidupan mereka yang mengundang banyak
pesona,dan saat-saat terakhir istrinya mati.Bukan hanya pelukis dan istri saja saja tetapi
pengarang juga mengajak pembaca untuk mengikuti kisah balik kehidupan opseter sebelum
menjadi opseter.

Pengenalan :P engenalan-pengenalan Tokoh-tokoh novel,baik pelukis,opseter dan juga istri


opseter yang tersaji bukan hanya diawal novel.

Pemunculan konflik :Kematian istri pelukis,yang menjadi awal derita pelukis.

Konflik :Opseter pekuburan menyuruh pelukis untuk mengapur tembok luar komplek
pekuburan.

Antiklimaks :P elukis tahu tujuan sebenarnya opseter pekuburan memperkerjakannya

Peleraian :Mahaguru opseter menceritakan semua tentang riwayat opseter pekuburan.

d.Sudut pandang:Orang ketiga (Dia,nya)

e.Setting Tempat

di tikungan :”….disalah satu tikungan….(1)

Rumah kecil :”…kekamar kecil.disatu rumah kecil….(1)

Di kakilima :”…langkah-langkahnya dikakilima…(6)

125
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Di kedai arak :”sekencang-kencangnya ke kedai arak..(2)

Di pekuburan :”..suasana pekuburan di tengah hari…(10)

Di rumah dinas opseter:” ..jendela rumah dinasnya…(11)

Kantor dinas walikota:”..sidang darurat badan pekerja harian.(12)

Di alun-alun kota :”…orang-orang dialun-alun ikut….(19)

Diistana Negara :”…kabinet kepada parlemen…(35)

Dilintasan lari :”…bertulisan benar-benar :FINISH..(55)

Di hotel :”..kamarnya ditingkat empat hotel itu (73)

Diaspal jalan raya :”..yang sedang asyik diatas aspal panas(73)

Di kantor catatan sipil :”..eh catatan sipil,supaya hal yang…(74)

Digubuk tepi pantai :”..kegubuk yang masih utuh di pantai (89)

Rumah nyonya tua :”..rumah kami dilalui serdadu serdadu(119)

LPAYLITK :“..lembaga pemeliharaan anak-anak yang

Lahir dari Ibu Yang Tidak Kawin…(120)

LPWTYS :.”.Lembaga Pemeliharaan Wanita-wanita

Tua Yang Sendiri..(122)

Tembok luar perkuburan:”dia melompat turun dari tembok…(126)

Balai kota :”…ke balai kota…(140)

Waktu

Pagi hari :”… saya minum arak sepagi ini…(7)

….paginya dia selalu gembira…(1)

….esoknya pagi-pagi benar kepala…(30)

Tengah hari :”…persis tengah hari mereka…(10)

….lepas sedikit tengah hari…(11) Sore hari/senja :”…menjelang benamnya matahari


dia..(11)

126
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

…matahari segera akan tenggelam…(104)

Malam hari :”…begitu malam jatuh perutnya…(1)

…persis jam 12 tadi malam…(31)

…kepanas makanan malamnya….(134)

18.11.09 00:30
senyapjiwa

Re: Ziarah by: iwan simatupang

Suasana

Gembira :”..menggegar suatu tawa gempita..(15)

Sunyi :”..sunyi senyap di pekuburan itu…(133)

Takut :”..bukan sorak sorai!tapi teriakan…(55)

Ramai :”..ketengah orang ramai itu……..(55)

Panic :”Hadirin geger…..(55)

Kacau :”mandor melihat opseter keluar rumah.(52)

Gelisah :”..dia mulai gelisah.dia melihat…(89)

Hening :”sesudah itu hening sehening-heningnya(3)

Sedih :”.demi satu titik membasah dimatanya(123)

f.Karakteristik:

Ceritanya sangat menarik,sentuhan filsafat pengarang benar-benar tersaji dalam novel


ini.Tak kurang dalam setiap bagian novel terdapat kalimat-kalimat yang merupakan ilmu
filsafat.Contoh kalimat itu seperti “Balas dendam memerlukan
persiapan,pemikiran,memerlukan system filsafat tersendiri yang merentangkan
isi,tujuan,faedah dan dalih balas dendam itu nanti kepada dirinya sendiri,kepada anak
cucunya dan apabila masih aa juga umat manusia da kemanusiaan sesudah kurun sejarah
kini-juga kepada umat manusia dan kemanusiaan yang akan datang…(20)”

Juga dalam kalimat “selanjutnya,filsafat murni hanya didapat pada suasana disebelah dalam
dari tembok-tembok itu…(46).

127
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Gaya humor pengarang juga samar-samar,pembaca harus benar-benar mengerti maksud
pengarang dulu sebelum dibuat tertawa membayangkan bahwa itu sangat lucu.Ada
beberapa bagian dalam novel yang bisa dikatakan sebagai penunjuk bahwa pengarang
memiliki daya humor yang cukup tinggi.Seperti saat ketika opseter dan walikota saling
melihat bola mata.Dan saling terkejut dan saling berteriak.Tentu saja mengundang tawa
bagi pelukis yang menyaksikannya…(14-15).Juga saat menceritakan kisah ketenaran
pelukis,yang justru membuat dia hampir bunuh diri sebelum akhirnya mengawini seorang
gadis…(68-74)

Dalam menghadirkan sebuah masalah pengarang tidak sungkan untuk mendramatisir,tapi


endingnya juga sangat mengaggumkan.Karena dengan penambahan cerita yang
didramatisir itu justru semakin membuat semangat pembaca.Ini terlihat saat menceritakan
kematian walikota setelah gemetar mendengar kata-kata proporsi dari opseter..(18-26) dan
saat sang istri kehilangan giginya…(90-91) yang dibuat begitu terasa dihati pembaca.

g.bahasa :dalam Penulisan novel ini,pengarang masih tetap memakai bahasa

Indonesia walaupun banyak sekali ejaan-ejaan yang tak

Baku,,ungkapan-ungkapan ataupun konotasi,dan majas-majas

terutama majas personifikasi serta terdapat juga istilah-istilah

berbau filsafat yang diolah menjadi kesatuan kalimat

yang benar-benar membawa pembaca ke arah pemikiran-

pemikiran logis dan membenamkan pembaca dalam novel yang memiliki keindahan ilmu
filsafat dari pengarang sendiri.

Seperti terlihat dalam beberapa contoh:

*Ejaan tak baku=Tilpon,enpelop-enpelop,kattelebelleces,dsb

*Ungkapan-ungkapan atupun konotasi

=kedua matanya yang redup,zenith bertemu nadir…(26)

18.11.09 00:31
senyapjiwa

Re: Ziarah by: iwan simatupang

=Hanya untuk memprsaksikan sepasang merpati yang sedang asyik di atas aspal panas
itu…(73)

=yang mulia ini bersama staf ahli-ahlinya juga Cuma garuk garuk kepala saja…(35)

128
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

=fraksi-fraksi pro dan kontra sama-sama tarik urat lehernya…(35)

=seolah udara kutub menghembus masuk ke dalam tubuhnya melalui rongga


mulutnya..(46)

Dsb…

*Majas Personifikasi

=rasa riang mendaki dalam dirinya…(2)

=berpikiran setan…(9)

=praktek-praktek menjilat atasannya…(20)

=mereke terbang ke pintu gerbang…(28)

Dsb..

*Majas hiperbola

=Tuan adalah nabi seni lukis masa datang

*Istilah filsafat

=kebenaran dari jenis subtil,yakni:yang memperhitungkan apa yang disebut nuans.Ya


!nuanslah yang terlalu sedikit sekali diperkirakan dalam undang-undang dasar tiap-tiap
Negara.Dan kini demi nuans itu dia harus membangkang

..(17)

=Yes,truly;for,look you,the sins of the father are to be laid upon the children;therefore,I
promise yes,I fear you.I was always plain with you,and so now I speak my agitation of the
matter;therefore be of good cheer,for truly I think you are damn’d.The is but one hope in it
that can do you any good;and that is but a kind of bastard hope neither..(38)

Beberapa hal diatas hanyalah beberapa contoh penggunaan bahasa Indonesia yang dibuat
begitu menarik oleh pengarang.Kesatuan dari beberapa hal diataslah yang membuat novel
ini mengena dihati pembaca.

h.kepengarangan: Iwan Martua Lokot Dongan Simatupang,atau biasa dipanggil Iwan


Simatupang,beliau dilahirkan di Sibolga 18 Januari 1928 dan meninggal di Jakarta 4 Agustus
1970.Sebelum menulis novel ini,beliau menulis beberapa novelnya yang terkenal,seperti
Merahnya Merah yang mendapat hadiah nasional 1970 dan novel Ziarah itu sendiri dalam
terjemahan Bahasa Inggris yang mendapat hadiah roman ASEAN terbaik tahun 1977.

129
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

130
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

RESENSI NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT

1. Identitas buku
• Judul buku : Sengsara Membawa Nikmat
• Pengarang : Tulis Sutan Sati
• Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta
• Tahun terbit : 2001
• Cetakan : Ketiga belas
• Tebal buku : 192 halaman

2. Pembukaan
• Perkenalan pengarang
Tulis Sutan Sati lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal pada
zaman Jepang. Karya-karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik roman
maupun syair. Karya-karyanya yang asli berbentuk roman adalah Sengsara
Membawa Nikmat (1928), Tidak Tahu Membalas Guna (1932), Tak Disangka
(1932), dan Memutuskan Pertalian (1932), sedangkan karya-karya sadurannya
dalam bentuk syair adalah Siti Marhumah Yang Saleh (saduran dari cerita
Hasanah yang saleh), Syair Rosina (saduran tentang hal yang sebenarnya
terjadi di Betawi pada abad lampau), Sabai nan Aluih (saduran dari sebuah
kaba Minangkabau dalam bentuk prosa beriman).
• Membandingkan dengan buku sejenis
Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu karya sastra
yang terbit pada tahun 20-an. Karya yang dihasilkan pada masa itu umumnya
berupa roman dan novel. Karya-karya tersebut masih terpengaruh unsur-
unsur sastra lama yang menjadi latar cerita. Unsur-unsur tersebut antara lain
adat, kebiasaan, etika, dan bahasa. Novel berjudul Siti Nurbaya juga
merupakan novel tahun 20-an. Jika dibandingkan, keduanya hamper tidak
memiliki perbedaan. Kedua novel tersbut sama-sama menampilkan kebiasaan
atau adat yang merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-
temurun dilakukan. Kebiasaan ini terkait latar belakang budaya dalam cerita
novel tersebut. Bahasa yang digunakan pada karya sastra angkatan 20-an ini
pun dipengaruhi oleh bahasa daerah. Penggunaan ungkapan dan
perbandingan sebagai bentuk kiasan banyak dijumpai dalam karya sastra
angkatan 20-an seperti Sengsara Membawa Nikmat dan Siti Nurbaya.
• Kekhasan buku/pengarang

131
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Dalam novelnya Tulis Sutan Sati menggunakan unsure-unsur karya
sastra lama yang mengungkap unsur-unsur budaya Minang yang sangat kental.
Dalam penulisannya pun pengarang lebih banyak menggunakan bahasa
melayu yang tidak lain yakni bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Minangkabau.
• Tema buku
Tema yang cocok dengan novel Sengsara membawa Nikmat ini adalah
Kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup.

3. Tubuh resensi
• Synopsis
Novel Sengsara Membawa Nikmat bercerita tentang kehidupan seorang
pemuda bernama Midun. Midun adalah pemuda yang tidak kaya. Walaupun
anak orang miskin, namun ia sangat disukai oleh orang-orang kampungnya.
Sebab Midun mempunyai perangai yang baik, sopan, taat agama, ramah serta
pintar silat. Midun tidak sombong seperti Kacak. Seorang pemuda bernama
Kacak, karena merasa Mamaknya adalah seorang Kepala Desa yang dikuti,
selalu bertingkah angkuh dan sombong. Dia suka ingin menang sendiri. Kacak
paling tidak senang melihat orang bahagia atau yang melebihi dirinya. Kacak
kurang disukai orang-orang kampungnya karena sifatnya yang demikian.
Sementara Midun banyak disukai orang, maka Kacak begitu iri dan dengki
pada Midun. Kacak sangat benci pada Midun. Sering dia mencari kesempatan
untuk bisa mencelakakan Midun, namun tidak pernah berhasil. Dia sering
mencari gara-gara agar Midun marah padanya, namun Midun tak pernah mau
menanggapinya. Midun selalu menghindar ketika diajak Kacak untuk
berkelahi. Midun bukan takut kalah dalam berkelahi dengan Kacak, karena dia
tidak senang berkelahi saja. Ilmu silat yang dia miliki dari hasil belajarnya pada
Haji Abbas bukan untuk dipergunakan berkelahi dan mencari musuh tapi
untuk membela diri dan mencari teman.
• Unsur Instrinsik
- Tema : Kesabaran seseorang dalam menerima
penderitaan
- Tokoh dan Penokohan :
1. Midun adalah seorang pemuda berbudi, sopan, taat pada agama, serta
penyabar.
2. Tuanku Laras adalah seorang Kepala Kampung yang sangat kaya. Dia
sangat ditakuti dan disegani dikampungnya.
3. Kacak adalah seorang pemuda yang mempunyai sifat dan tingkah laku
kurang baik. Dia angkuh, kasar, serta suka berpoya-poya.
4. Haji Abbas adalah seorang penghulu dan guru ngaji serta guru silat.
5. Maun adalah seorang pemuda berbudi, sopan, serta taat kepada ajaran
agama. Dia sahabat kental Midun.
6. Halimah adalah seorang gadis yatim. Dia tinggal dengan ayah tirinya

132
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
yang kaya raya. Dia termasuk perempuan berbudi dan taat pada agama.
7. Pak Karto adalah seorang sipir penjara tempat Midun sewaktu
dipenjara di Jakarta. Dia mempunyai hati yang baik.
8. Syekh Abdullah Al-Hadramut adalah saudagar kaya keturunan Arab.
Hatinya kurang baik. Dia terkenal sebagai seorang rentenir.
9. Tuan Hoofdcommissaris adalah seorang kompeni dengan jabatan
sebagai Kepala Komisaris. Dia mempunyai hati yang baik.
10. Manjau adalah pemuda baik-baik, adik kandung Midun.
- Alur : Maju
- Latar :
Latar tempat
a. Padang
b. Bogor
c. Jakarta
Latar Suasana
a. Sedih
b. Menegangkan
c. Haru
Latar Waktu
a. Sore hari
b. Pagi hari
c. Malam hari
- Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu
- Gaya Penulisan : Bahasa melayu
- Amanat :
# Rajinlah menuntut ilmu setinggi-tingginya.
# Janganlah jadi orang yang mudah sirik pada sesame.
# Janganlah menjadi orang yang pendendam dan dengki.
# Bersabarlah dalam menjalani kehidupan.
# Ambillah hikmah dari cobaan yang dihadapi.
# Jangan mudah terhasut perkataan orang lain.
# Jadilah orang yang saling membantu sesama tanpa pamrih.
# Pandai-pandailah mengemudikan hawa nafsu.

• Keunggulan dan kelemahan


Keunggulan dari novel Sengsara Membawa Nikmat ini adalah jalan
ceritanya yang menggambarkan tentang kejadian-kejadian dalam kehidupan
seseorang. Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak muda
yang disukai banyak orang melawan seseorang anak lainnya yang mudah
dendam dan dengki serta menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan orang
lain. Novel ini memberi motivasi kepada para pembacanya. Pada novel ini juga
kental akan tradisi atau adat Minangkabau yang menjadi latar cerita pada

133
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
novel ini. Memang sudah menjadi ciri khas nove tahun 20-an yang
menggunakan unsur sastra lama seperti adat dan bahasa melayu yang sangat
kental.
Kelemahan novel ini adalah penggunaan bahasa melayu yang sukar untuk
dimengerti. Penggunaan bahasa melayu khususnya bahasa Minangkabau yang
sangat kental membuat tidak semua orang dapat mengerti arti kata-kata
dalam novel ini. Ada beberapa kata yang tidak dapat diartikan atau dimengerti
masyarakat umum sehingga membuat pembaca tidak dapat mengerti secara
keseluruhan isi novel tersebut.

4. Penutup
Novel Sengsara Membawa Nikmat ini layak untuk dibaca samua khalayak.
Cerita yang sesuai dengan kenyataan dan sangat memotivasi membuat novel ini
mempunyai manfaat besar bagi pembacanya. Untuk orang-orang yang tertarik
pada sastra lama, novel ini bisa menjadi salah satu bahan bacaan yang menarik.

***

134
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

135
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
KENANGAN TOTTO-CHAN
Judul buku : Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Judul asli : Modogiwa No Totto-chan (Jepang)

Totto-chan: The Little Girl At The


Window (Inggris)

Pengarang : Tetsuko Kuroyanagi

Penerjemah : Widya Kirana

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tanggal terbit : April 2008

Jenis sampul : Sampul keras /hard cover

Jumlah halaman : 227 halaman

Dimensi : 135 X 200 mm

Sebagai seorang gadis cilik dengan segudang rasa rasa ingin tahu, Totto-chan sering
bertingkah laku aneh di sekolah. Mulai dari membuka tutup laci mejanya, hingga
memanggil penyanyi jalanan, dan bahkan berdiri berjam-jama di depan jendela selama
pelajaran berlangsung untuk berbicara pada burung walet! Gurunya tidak tahan lagi dengan
tingkah laku Totto-chan yang masih berada di kelas 1 sehingga ibunya yang bijak
memutuskan untuk tidak memberitahu Totto-chan kalau ia telah dikeluarkan dari sekolah.
Sebaliknya, ibu Totto-chan menemukan sebuah sekolah yang sangat cocok dengan
anaknya. Nama sekolah itu adalah Tomoe Gakuen. Sekolah unik ini dikepalai oleh Sosaku
Kobayashi, dengan metode pengajaran yang jauh berbeda dengan sekolah konvensional
saat itu. Sekolah Tomoe mengedepankan rasa ingin tahu anak dan ada beragam hal
menarik di sana, mulai dari kelas yang berupa gerbong kereta api, kebun yang indah,
sampai metode pengajaran di mana para siswa dapat memilih pelajaran apa yang ingin
mereka pelajari hari ini secara individual! Setiap siswa dari satu kelas dapat memilih
aktivitas yang berbeda-beda, dengan minat yang berbeda pula, taoi semangat mereka
begitu mengebu-gebu untuk mempelajari sesuatu. Namun sayangnya sekolah itu tidak
dapat bertahan lama, sebuah bom meratakan seolah itu dengan tanah. Saat itu Perang
Pasifik telah pecah, dan pada saat itu sang kepala sekolah, Sosaku Kobayashi, berdiri tegar

136
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
menatap terbakarnya sekolah yang terbuat dari uang pribadinya sendiri. Ia bahkan
bertanya kepada anaknya tentang sekolah seperti apa yang akan ia buat lagi selanjutnya!
Meskipun demikian, Tomoe Gakue akan selalu menjadi kenangan manis dalam hidup siswa-
siswanya, termasuk Totto-chan. Tema dari novel ini sangatlah menarik yaitu pendidikan.
Novel ini adalah sebuah kejadian nyata dan dituliskan oleh Totto-chan sendiri, atau disebut
juga Tetsuko Kuroyanagi. Karena latar belakang dari novel ini dalah sebuah pengelaman
hidup yang nyata, deskripsi yang diberikan penulis begitu lengkap dan membuat kita
seakan-akan turut berada di sana.

Penulis mengambil teknik penulisan yang sederhana dengan sudut pandang yang
sederhana dengan sudut pandang orang ketiga. Diselingi dengan ilutrasi yang yang lucu,
novel ini sangatlah menarik untuk dibaca.

Penokohan yang digunakan oleh peulis tercermin melalui adegan-adegan nyata dan dialog
yang digunakan oleh penulis tercermin melalui adegan-adegan nyata dan dialog yang
diucapkan masing-masing karakter. Melalui novel ini, sang penulis juga mengenang teman-
temannya dimasa kanak-kanak yang masih lekat dalam ingatannya sebagai kenangan yang
terindah yang tidak akan ia lupakan. Kepiawaian penulis dalam menuliskan cerita sangat
tampak dalam bahasanya sebagai seorang anak-anak. Meskipun saat ini Tetsuko sudah
dewasa, ia seolah kembali ke masa kanak-kanaknya dan bercerita kepada para pembaca
dengan begitu lancarnya.

Amanat yang terkandung dalam novel ini luar biasa banyaknya. Mulai dari kebijaksanaan
sang ibu untuk tidak memberi tahu anaknya yang saat itu masih duduk di sekolah dasar
kelas 1 bahwa ia telah dikeluarkan. Bayangkan apabila sat itu sang ibu masih menyalahkan
Totto-chan? Ia pasti tidak dapat merasakan begitu bersemangat dan menjalani hari dengan
bahagia sejak hari pertamanya bersekolah di Tomoe Gakuen!

Sebagai pelajar, adakah seorang dari kita yang merasa begitu bersemangat dan tidak sabar
menunggu pagi hanya untuk pergi ke sekolah? Beberapa di antara kita malah mungkin
merasa muak dan malas untuk pergi kesekolah. Rutinitas yang terasa membosankan, atau
beragam faktor lainnya turut menghambat motivasi kita untuk pergi ke sekolah. Mari kita
melihat para siswa dan siswi dari Tomoe Gakuen. Mereka begitu bersemangat untuk pergi
ke sekolah. Menjalani metode pembelajaran yang memang membangkitkan rasa ingin tahu,
bukan hanya sekadar memaparkan teori-teori saja. Inilah amanat yang harus diperhatikan

137
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
oleh kita semua. amanat yang terkandung di dalm novel ini juga dapt diterapkan dalam
membina jiwa pemimpin yang ada di dalm diri kita. Melalui sosok seorang kepala sekolah
bernama Sosaku Kobayashi. Kita dapat belajar tentang bagaimana berani untuk bertindak
berbeda sesuai dengan keyakinan dan prinsip hidup masing-masing. Bagaiman beliau berani
mencoba dan mempelajari sesuatu yang dianggap tidak biasa dengan beragam tanggapan
dari orang – orang. Bagaimana beliau sebagai kepala sekolah mendekatkan diri dengan para
anak muridnya melalui perhatian yang benar-benar tulus dari dalam hati. Juga tentang
bagaimana untuk bersikap selalu tegar dalam situasi apa pun, termasuk ketika kita sedang
mengalami kegagalan terbesar dalam hidup. Pada akhirnya, saya sangat
merekomendasikan novel ini untuk dibaca segala kalangan oleh karena segala nilai indah
yang dapat kita petik darinya.

138
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

139
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

RESENSI NOVEL 5 CENTIMETER

Judul Buku : 5 CM

Penulis : Donny Dhirgantoro

Penerbit : PT.Grasindo

Tahun terbit : November 2007

Tebal Buku : 381 halaman

SINOPSIS

Buku 5cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak manusia yang bernama
Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-
masing. Arial adalah sosok yang paling ganteng diantara mereka, berbadan tinggi besar.
Arial selalu tampak rapi dan sporty. Riani adalah sosok wanita berkacamata, cantik, dan
cerdas. Ia mempunyai cita-cita bekerja di salah satu stasiun TV. Zafran seorang picisan yang
berbadan kurus, anak band, orang yang apa adanya dan kocak. Ian memiliki postur tubuh
yang tidak ideal, penggila bola, dan penggemar Happy Salma. Yang terakhir adalah Genta.
Genta selalu dianggap sebagai “the leader” oleh teman-temannya, berbadan agak besar

140
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
dengan rambut agak lurus berjambul, berkacamata, aktivis kampus, dan teman yang easy
going.

Lima sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka
jenuh akan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama. Terbesit ide untuk tidak saling
berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide tersebut pun disepakati.
Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya
dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya
terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dalam perjalanan tersebut mereka
menemukan arti manusia sesungguhnya.

Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya
terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa,
Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat
berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat menggapai cita-cita
yang mereka impikan sejak dulu.

Setengah dari buku 5 cm. bercerita tentang keseharian lima sahabat ini, dari sifat-sifat
mereka yang berbeda satu dengan yang lain sampai dengan perilaku dan aktifitas mereka
yang penuh canda tawa, diselingi cerita tentang permasalahan antar-sahabat. Setengahnya
lagi, buku ini menuliskan petualangan kelima sahabat dalam mendaki gunung Semeru.

”…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu.


Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama
dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali
lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan
selalu berdoa…percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu”

ANALISIS INTRINSIK

TOKOH DAN PENOKOHAN

Arial : Di dalam novel, Arial digambarkan sebagai orang yang sporty, selalu tampil rapi
dan simpel. Arial adalah sosok yang tenang, pembawaannya selalu senyum, jarang
mengejek, asik, cool, dan pembawa suasana ramai karena jika tertawa suaranya paling
keras.

Kutipan dalam novel :

“...., pokoknya sporty deh, Arial yang selalu rapi ...”

“Arial adalah orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena
Cuma dia yang bisa tenang, pembawaanya banyak senyum, dan jarang khilaf.”

141
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
“... orang yang biasa aja, tapi asik, ..., jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling
keras, makanya kalau ada dia jadi ramai.”

Riani : Di dalam novel ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan
mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana,
cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang
gemar membaca dan banyak belajar. Dia juga suka berdebat.

Kutipan dalam novel :

“Riani pakai kacamata, cantik, cerdas dan seorang N-ACH sejati”

“ Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok. Selalu dominan dimana-
mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapapun juga”

“Riani seorang aktivis kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia banyak
banyak dan banyak belajar”

Zafran : Didalam novel, tokoh zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar.
Zafran punya kelakuan yang berantakan . Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja
yang ingin dia bilang. Tokoh zafran memiliki tubuh yang kurus dan berperan sebagai vokalis
band.

Kutipan dalam novel :

“Seorang penyair yang selali bimbang”

“..., kesan kedua, buat para cowokpasti punya persepsi nih anak pintar banget”

“..., Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya standar seniman”

“Zafran adala orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, ... “

Ian : Didalam novel, ian adalah tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka
makan terutama indomie. Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa
(17tahun ke atas)

Kutipan dalam novel :

“Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, ...”

“..., untuk membeli ‘piece of lust’ kalo diterjemahkan ke bahasa ilmiah adalah ‘VCD
Bokep’.”

142
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
“..., dan ngefans indomie, Manchester United, dan juga Happy Salma.”

Genta : Di dalam novel ini, Genta adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani.
Genta adalah orang yang peduli terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain
dibanding dirinya sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat
dikagumi teman-temannya.

Kutipan dalam novel :

“The Leader”

“Enggak ada yang tahu kalo Genta adalah fans beratnya Riani, ...”

“aktivis kampus, ...”

TEMA

Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan
keyakinan

LATAR BELAKANG

Tempat : Jakarta, Yogyakarta, Bogor

Rumah Arial : Kamar Arial, Secret Garden

SMA

Stasiun kereta api Senen

Stasiun Lempuyungan, Yogyakarta

Ranu Pane

Ranu Kumbolo

Puncak Mahameru

Waktu : Setiap saat (Pagi sampai malam)

Suasana : Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan

ALUR

143
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Dilihat dari cerita Novel ini, 5 centimeter termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita
terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

SUDUT PANDANG

Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel 5
centimeter sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.

AMANAT

Kita harus menanamkan satu keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di
dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal
tersebut

Jangan menganggap kritik suatu kemunduran atau serangan. Tapi, kalau kita dikritik buat
cetak biru dipikiran kita. Kalo kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin
telah mengorbankan rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai teman atau rekan kerja.
Tapi sebenarnya hal itu semata-mata untuk membuat diri kita lebih baik.

Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah apabila ia menjadi manusia yang bisa memberi
manfaat bagi orang lain bukan orang yang mementingkan diri sendiri dan terlalu mencintai
dirinya sendiri

Jadikan mimpi kita menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kita, biar dia
nggak pernah lepas dari mata kita.Dan kita bawa mimpi dan keyakinan kita itu setiap hari,
kita lihat setiap hari, dan percaya bahwa kita bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri
kita sendiri, kalau kita percaya sama keinginan itu dan kita nggak bisa nyerah. Bahwa kita
akan berdiri lagi setiap kita jatuh, bahwa kita akan mengerjarnya sampai dapat, apapun itu,
segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri. Dan yang kita butuhkan Cuma lapisan
tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari
biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa.

Janganlah menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah sama keadaan.
Tapi, jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinyalah yang harus mengatur keadaan,
bukan dirinya yang diatur oleh keadaan yang harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai
awalan me- bukan kalimat pasif yang selalu pake awalan di-.

Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih. Selanjutnya tinggal
masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang sama makhluknya. Ia menjaga tingkat
ketidakpastian-Nya, ketidakpastian alam semesta ini dengan ketidakjelasan dan
ketidakpastian, supaya kita terus belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara
pada-Nya. Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih

144
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang telah
diberikan Tuhan semenjak kita lahir. Jadi semuanya ke masalah pilihan.

Terimalah dengan apadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita. Tidak
semua orang memiliki nilai plus seutuhnya. Nilai plus tersebut pasti akan selalu didampingi
dengan nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kelebihan
dan kekurangan teman kita.

GAYA BAHASA

Bahasa yang digunakan dalam novel 5 centimeter adalah bahasa yang mengikuti
perkembangan zaman sekarang(modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang
sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL

KELEBIHAN NOVEL :

Kelebihan buku ini adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, dan alur cerita yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca
buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga
memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.

Buku “5cm” karya Dony Dhirgantoro dengan sampul hitam legam. Di sampul depannya ada
beberapa tulisan yang fontnya juga hitam dan di bagian tengah sampul depannya ada juga
tulisan “5cm” dengan font yang agak besar berwarna putih. justru yang tampilannya sok
misterius kayak gini ini biasanya isinya ga jelas tetapi setelah saya baca ternyata, Buku 5cm
mempunyai karakter yang cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan berisi kisah-
kisah yang inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus, idenya menarik, tentang
persahabatan. Penulisnya sendiri sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik
lagu, film, artis-artis Hollywood, sampe ke filsafat-filasafat Yunani kuno, dan orang terkenal
lainnya (Plato, Socrates, Einstein dll), dunia kerja, politik (walaupun sedikit), dan juga
humanisme.

Kehebatan penulis terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari
Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di
sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan
menakjubkannya puncak Mahameru.

Dalam novel ini sangat banyak memuat hal yang berkaitan dengan jiwa para generasi muda,
filosofi, idealisme, dan terutama musik yang intensitasnya sangat sering disebut disertai
dengan lirik-lirik lagunya. Nuansa jiwa muda sangat kentara di 5 cm, semangat dan tekad
yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan sahabat dalam novel ini.

145
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya tetapi meresapi makna
kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat menambah motivasi dan
kepercayaan diri untuk bias meraih impian dengan bekal semangat dan tidak kenal lelah.
Bagi pemuda, 5 cm sangat mudah dipahami dari segi bahasanya karena menggunakan
bahasa-bahasa familiar kaum muda.

KEKURANGAN NOVEL :

Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara
sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi
sifat-sifat orangtuanya dan semuanya sebaya, seumuran. Bagi saya, akhir cerita di novel ini
terlalu naif. Sekelompok sahabat itu masih saja mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah
memiki keturunan dan hal tersebut terasa juga pada anak-anak yang masih TK tetapi
“jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa. Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit
membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda
dan mana pula yang anak-anak.
Bahasa yang begitu kental dengan dunia musik menjadikan sebagian pembaca yang hanya
biasa saja mengerti musik akan sulit memahami tokoh dalam novel. Sepertinya penulis
ingin mennunjukkan dirinya daripada tokoh karyanya seperti yang disebut dalam novel
tersebut yang mengatakan bahwa sang tokoh percaya “lupus sebenarnya tidak suka makan
permen karet tetapi yang suka adalah Hilman sang pengarang. Begitu pula 5 cm bahwa
geng anak muda itu sebenarnya tidak suka musik tetapi mas Donny Dhirgantoro lah yang
sangat maniak musik.

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini
menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa
putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena
kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan
membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat sang
Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.

Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala
kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan
pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru
mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia berhasil
mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika
bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga
menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.

146
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

147
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Judul Resensi : Novel Zaman Penjajahan hingga Zaman Reformasi yang sarat akan nilai
budaya

Identitas Buku :

1. Judul : Jalan Bandungan


2. Pengarang : Nh.Dini
3. Penerbit : Djambatan
4. tahun terbit : 1989
5. Cetakan : ke-2 (2000)
6. tebal buku : 380 halaman
7. harga buku : Rp60.000,-
8. kertas kulit : Art Carton 260 gram/m2
9. kertas isi : HVS 70 gram/m2
10. percetakan : karya Unipress

Ulasan tentang novel :

Novel yang berjudul Jalan Bandungan dikarang oleh seorang wanita yang bernama
Nh Dini. Ia lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setamat SMA bagian Sastra (1959),
ia mengikuti kursus Pramugari Darat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti kursus B-1
Jurusan Sejarah (1957). Nh.Dini mulai menulis sejak tahun 1951. Pada tahun 1953 cerpen-
cerpennya mulai dimuat di majalah Kisah, Mimbar Indonesia, dan Siasat. Selain menulis
cerpen, Dini juga menulis sajak dan sandiwara radio, serta novel. Berbagai penghargaan
telah diterimanya, antara lain pemenang Lomba Penulisan Naskah Skenario untuk
sandiwara radio se-Jawa Tengah (1955), mendapat hadiah pertama untuk Lomba Penulisan
Cerita Pendek dalam Bahasa Prancis se-Indonesia untuk cerpennya Sarang Ikan di Teluk
Jakarta (1988). Pada tahun 1989 ia mendapat Hadiah Seni dari Kementerian PdanK untuk
bidang Sastra. Pada tahun 1991 Dini kembali memperoleh Piagam Penghargaan
Upapradana dari Pemda TK I Jawa Tengah. Selain terus berkarya, Dini juga sibuk menerima
undangan-undangan ceramah mengenai sastra dan budaya di dalam dan luar negeri. Selain
itu, ia juga mengelola sebuah taman bacaan untuk remaja dan anak-anak di Semarang, yang
kegiatannya mencakup latihan Bahasa Indonesia dan diskusi. Baginya hidup adalah
menyelesaikan tugas-tugas hidup dan menuliskannya. Membaca buku-buku Nh Dini adalah
membaca sebuah kehidupan dari masa ke asa. Hampir sepanjang hidup ia menulis dan
mencatat peristiwa-peristiwa. okoh-tokoh dalam bukunya lebih banyak bertipe the girl next
door. Begitu ekat dengan kita, begitu nyata. Tidak muluk-muluk.

Sebagai penulis ia telah melakukan tugas dengan baik, konsisten, tidak bolong-bolong, tidak
banyak bicara. Ia memiliki daya tahan mengagumkan. Ia telah menemukan estetikanya
sendiri dalam menulis. Seandainya anggota pasukan, maka ia akan termasuk yang khusus,
karena berlatih tekun, militan, memutuskan satu tindakan tepat dan cepat. Dalam satu
percakapan lewat email, JJ Kusni berkata bahwa Les Miserables karya Victor Hugo (1802-

148
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
1885), pemimpin Gerakan Romantisme Perancis, merupakan tonggak penting sejarah
bangsa Prancis. Buku itu menjadi bacaan wajib di sekolah menengah di Prancis hingga kini.
Oka Rusmini, penulis perempuan asal Bali, telah juga mengupayakan agar bukunya, Tarian
Bumi (2000), menjadi buku bacaan wajib pelajar SMA. Beberapa alasan mendasari hal
tersebut. Salah satunya pendapat Majalah Horison Juli 2001, yang membandingkan novel
Tarian Bumi dengan ujaran novelis Inggris Graham Greene yang merasa telah menemukan
India yang sebenarnya justru dalam novel-novel dan cerita-cerita pendek yang ditulis RK
Narayan.

Buku-buku Nh Dini bahkan memiliki keistimewaan, ia mencatat berbagai peristiwa secara


detail, sehingga ketika ia menulis satu buku, cerita dalam buku itu berasal dari catatan yang
akurat dan lengkap, seperti peristiwa sejarah dari masa ke masa hidup Dini. Catatan harian
Dini masih tersimpan dengan baik di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Metode sama
telah dilakukan BJ Habibie, mantan Presiden kita, menulis buku Detik-detik yang
Menentukan (2006) berdasarkan catatan peristiwa penting di awal pemerintahannya, tidak
mengandalkan ingatan.

Dini menggambarkan keadaan umum yang terjadi sehari-hari di keluarga, lingkungan,


keadaan sosial dan finansial masyarakat, kehidupan serta perkembangan seni, transportasi,
jenis makanan. Secara tak langsung Dini melukiskan mental manusia Jawa hidup di masa
itu. Menarik mengetahui bagaimana orang-orang dalam masyarakat berpikir dan bertindak.

Karena cerita-cerita cukup detail dan cenderung datar, risiko respon pembaca amat
mungkin seperti yang diakui Sigit Susanto, bahwa ia lebih sering mengantuk membaca buku
Nh Dini. Tapi buku-buku Dini menjadi serupa referensi yang tidak terhindarkan. Sungguh
semarak bila penulis (daerah) Indonesia melukiskan keadaan manusia, masyarakat, masalah
sosial lokal daerah masing-masing dalam bukunya. Perempuan penulis asal India, Arundhati
Roy, menulis hal detail satu keluarga di Kerala dengan setting tahun 1960-an dalam buku
The Gods of Small Things. Jhumpa Lahiri, menulis The Namesake yang menampilkan detail
peristiwa dan konflik istiadat yang terjadi dalam satu keluarga, yang merupakan refleksi
masyarakat pada masa itu serta mengekspresikan pengalaman dan pemahaman tentang
kehidupan. Antropolog Koentjaraningrat (alm) berpendapat pada hakikatnya fenomena
sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan
didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena tersebut dapat dimunculkan kembali
sehingga menjadi wacana baru dengan proses kreatif mengamati, menganalisis,
menginterpretasikan, merefleksi, membayangkan, dan yang lain.

Budi Darma mengungkapkan bahwa sastra Indonesia tidak memiliki semangat besar
feminisme. Menurutnya, dari sekian banyak karya perempuan pengarang, hanya Nh Dini
yang secara terus menerus menyuarakannya. Karya-karya Dini sejak tahun 1950-an sampai
akhir abad-20 diikat oleh aspirasi yang kurang lebih sama, yaitu memarahi laki-laki.
Mungkin Dini tidak membayangkan hal itu dalam novel dan buku-buku kenangannya.
Seperti yang ia ungkapkan, ia hanyalah menulis kenyataan hidup. Ia mengaku bahwa
kegiatan mengarang, selain untuk menarik keuntungan kebendaan, ia menginginkan supaya
orang, dalam beberapa hal kaum lelaki, mengenal dan mencoba mengerti pendapat dan
pikirannya sebagai wakil wanita pada umumnya (Sekayu, 76). Secara tegas ia berkata
bahwa ia tidak mau disetir pihak tertentu untuk menulis sesuatu dengan data
diselewengkan demi maksud komersil. Ia menelurkan karya-karyanya secara menyeluruh,
takkan menyelesaikan karangannya sebelum ada rasa puas dihatinya. Bahkan, satu novel

149
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Dini yang dianggap penting, yaitu La Barka, proses pengumpulan data-data detail
dilakukannya selama sepuluh tahun sementara untuk mengetiknya hanya diperlukan waktu
satu bulan saja.

Sinopsis Jalan Bandungan

Jalan Bandungan adalah sebuah jalan di kota Semarang di mana terletak sebuah
rumah yang menjadi saksi bisu cinta kasih yang murni seorang sahabat, cinta kasih dan
keraguan suami, serta kebusukan hati mantan suami. Di dalam rumah di jalan Bandungan
ini hidup tokoh utama wanita, Muryati, diperkaya dan dimatangkan. Membaca novel ini,
pembaca akan merasakan kemarahan Nh. Dini, sang penulis, yang ditampilkan melalui
tokoh-tokoh wanitanya terhadap laki-laki, baik individu maupun tradisi yang berorientasi
pada kepentingan laki-laki. Kemarahan terhadap individu ditampilkan lewat tokoh utama
wanita, yaitu: Muryati dan ditujukan kepada Widodo, tokoh utama laki-laki, yang selalu
merendahkan dan menindas dirinya. Lewat tokoh utama wanita dan tokoh-tokoh wanita
lainnya, Nh. Dini menunjukkan kemarahannya terhadap tradisi yang merugikan kaum
wanita dimana wanita diposisikan sebagai objek.

Kemarahan Muryati muncul karena sebagai istri, dia diperlakukan Widodo dengan
semena-mena. Pernikahan yang seharusnya menjadi tempat suami istri mencurahkan dan
menikmati cinta, dalam novel ini justru menjadi sumber penderitaan bagi sang istri. Sebagai
suami, Widodo, memperlakukan Muryati hanya sebagai objek. Akibatnya, Muryati
kehilangan kepribadiannya sendiri. Keinginan suaminya menjadi keinginannya. Hal itu
terjadi karena Muryati tidak leluasa mengatur hidupnya sendiri. Widodo selalu mengatur
dan memaksakan kehendaknya. Sebagai suami, Widodo selalu ingin dilayani dan dituruti
semua kehendaknya termasuk di dalam berhubungan intim.

Dalam hal keuangan Widodo begitu pelit sehingga Muryati harus membanting
tulang dan menerima bantuan dari ibunya yang sudah menjanda untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya. Usaha Muryati untuk mengkomunikasikan kebutuhan rumah
tangganya tersebut selalu kandas karena Widodo tidak pernah meresponsnya. Komunikasi
yang coba dibangun Muryati selalu dirobohkan dengan palu emosi. Kebutuhan mendesak
yang ada di depan mata tidak membuat nalar Widodo bekerja. Sebagai contoh, dalam
keadaan hamil tua, Mutyati harus mengangkat ember air. Widodo tidak berusaha untuk
membantu ataupun mencari pembantu yang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Contoh
yang lain, uang gaji Widodo yang diberikan kepada Muryati guna memenuhi kebutuhan
rumah tangga tidak bertambah jumlahnya selama lima tahun meskipun kebutuhan semakin
bertambah dan harga-harga semakin naik. Widodo tidak berusaha untuk mencari tambahan
penghasilan. Dapat dikatakan, tidak ada komunikasi yang baik diantara mereka berdua.
Setiap kali masalah keuangan datang, Muryati harus menghadapinya sendiri dan mencari
solusi untuk dapat menyelesaikannya. Dia harus membanting tulang untuk mencari
tambahan uang guna memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Kemesraan, perlindungan, pengertian dan perhatian seakan haram diberikan


Widodo kepada Muryati. Perlakuan tersebut tentu saja menibulkan kemarahan pada diri

150
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Muryati dan akhirnya kemarahan tersebut menjelma menjadi dendam; dendam yang
bercampur dengan keputusasaan karena dia tidak mampu mengubah keadaan. Apa yang
dilakukannya hanyalah memenuhi kewajibannya sebagai istri, tidak lebih dari itu. Karena
Muryati tidak mempunyai keberanian untuk menentang, maka dendam tersebut hanya
dapat disimpan di hati saja. Bukit dendam terus meninggi ketika rahasia keterlibatan
Widodo dengan PKI terbongkar karena di mata Muryati, Widodo telah berkhianat terhadap
keluarga karena telah mempunyai kegiatan yang disembunyikan, yang merampasnya dari
istri dan anak-anakknya. Widodo telah mengorbankan keluarga demi kepentingan
partainya. Widodo telah mengabaikan kesejahteraan dan keselamatan istri serta anak-
anaknya demi kepentingan partainya. Muryati menganggap bahwa pengabdiannya selama
ini ternyata sia-sia belaka. Karena kekecewaan yang begitu dalam dan dendam yang tidak
dapat dihapuskan, Muryati akhirnya memutuskan untuk mengambil sikap menentang
Widodo.

Sementara itu, penahanan dan pembuangan Widodo ke pulau Buru semakin


melengkapi penderitaan Muryati dan anak-anaknya. Uang dari Widodo untuk keperluan
sehari-hari, meskipun tidak mencukupi, berhenti datang. Sementara itu, cemooh dari
berbagai pelosok datang bertubi-tubi. Meskipun dalam kondisi seperti itu, Muryati tidak
berniat mengajukan perceraian, seperti yang dilakukan istri-istri tahanan yang lainnya
karena dia yakin bahwa perceraian tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Perceraian dapat menggoncangkan jiwa anak-anaknya. Prinsipnya, cukup dia saja yang
menderita.

Dalam novel ini digambarkan bahwa segala cobaan dan kesulitan hidup dapat
Muryati lalui dengan baik karena kedekatannya dengan Tuhan, Dia percaya bahwa Tuhan
menyuruh manusia memilih, kemudian mengolah nasibnya sendiri. Jika dia sekarang
menderita itu disebabkan kesalahannya dalam menentukan pilihan, bukan kesalahan
Tuhan. Dia yakin bahwa meskipun dia telah melakukan kesalahan dalam memilih, Tuhan
tidak akan meninggalkannya sendirian menanggung penderitaan, Dia akan memberi
penghiburan dalam kesusahan.

Sebagai buktinya, dalam kesendiriannya tanpa suami ternyata Muryati tidak


kesepian. Orang tua, saudara dan sahabat-sahabatnya baik laki-laki maupun wanita tidak
pernah meninggalkannya. Mereka bahu-membahu menolongnya setiap kali dia
membutuhkan bantuan. Dukungan yang tanpa pamrih tersebut membuat kepercayaan diri
Muryati tumbuh semakin kuat sehingga dia semakin cepat dapat bangkit dari
keterpurukannya untuk memulai hidup yang baru. Hidup mandiri untuk menciptakan
kebahagiaan buat anak-anak dan dirinya sendiri. Dia selalu berjuang untuk meningkatkan
potensi dirinya. Salah satu bukti kerja kerasnya adalah diterimanya bea siswa untuk
menempuh pendidikan di negara Belanda. Usaha Muryati untuk meningkatkan kemampuan
dirinya tidak berhenti sampai di situ. Dia pun meneruskan pendidikannya di Perguruan
Tinggi.

151
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Muryati memutuskan untuk mengajukan
perceraian. Dia sadar bahwa perceraian merupakan jalan terbaik untuk benar-benar lepas
dari bayang-bayang Widodo. Tekadnya untuk menguasai dan mengatur sepenuhnya
kehidupannya sendiri tak terbendungkan lagi. Pertimbangan lainnya adalah status sebagai
istri tahanan pulau Buru menghalangi langkahnya untuk maju.

Seiring dengan berjalannya waktu, Muryati dapat membuka hatinya kembali untuk
seorang pria, Handoko, yang tak lain dan tak bukan adalah adik kandung Widodo sendiri.
Meskipun mereka bersaudara, kepribadian mereka sangat berbeda. Handoko yang berusia
jauh lebih muda, tahu betul bagaimana membuat Muryati bahagia. Komunikasi di antara
mereka berdua terjalin dengan sangat baik. Apa yang tidak diperoleh Muryati dari Widodo,
seperti kemesraan, perlindungan, pengertian, perhatian, dan kepuasan seks, dapat
diperolehnya dari Handoko. Mereka hidup berbahagia sebagai suami istri selama lebih
kurang lima tahun.

Perkawinan tersebut akhirnya mendapat ujian. Widodo yang kembali ingin


memanfaatkan Muryati berusaha mengintimidasi Handoko dan, seperti masa muda dahulu,
dia berhasil. Handoko meragukan kesetiaan Muryati. Perkawinan mereka pun berada di
ujung tanduk. Mereka sepakat berpisah namun tidak bercerai. Kembali Muryati harus
menyiapkan mentalnya untuk menghadapi tantangan dalam hidupnya sendiri dan sendiri
lagi. Tantangan hidup Muryati memang semakin bertambah tetapi, tidak diragukan lagi,
kekuatan pun semakin meningkat. Selain kedekatannya dengan Tuhan, kekuatannya pun
meningkat akibat pemahamannya yang semakin dalam akan Toto Urip, Toto Kromo and
Toto Laku, nilai-nilai hidup yang selalu menjiwai tindakannya.

Keunggulan Buku :

Novel Jalan Bandungan sarat dengan nilai-nilai budaya Jawa serta mengisahkan
perjuangan gigih seorang wanita dalam menghadapi tantangan dalam hidupnya. Seperti
diketahui bersama dalam era globalisasi, tantangan bukan hanya semakin sedikit,
melainkan semakin banyak dan semakin bervariasi. Jadi, terdapat dua manfaat yang dapat
diambil dari novel ini yaitu: mengenal budaya Jawa dan belajar bagaimana memperlakukan
tantangan hidup sehingga dapat bertahan bahkan keluar sebagai pemenang.

Topik feminisme perlu ditampilkan di sini karena topik tersebut memang masih
menarik untuk dibicarakan dikarenakan sistem Patriarki yang masih lekat di budaya
Indonesia pada umumnya. Topik yang berkaitan dengan perjuangan wanita tersebut perlu
juga ditampilkan karena mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita. Tokoh utama wanita
dalam novel ini dapat menjadi contoh teladan bagi wanita lainnya untuk berani
menghadapi tantangan hidup dan keluar sebagai pemenang. Bila kaum wanitanya kuat,
negarapun akan kuat. Bila kaum wanitanya maju, negarapun akan maju. Selain wanita, laki-
lakipun perlu mempelajari apa yang dilakukan tokoh utama wanita tersebut agar laki-laki
pun dapat memahami penderitaan wanita dan akhirnya ikut memajukan wanita karena
perjuangan untuk memajukan kaum wanita tidak dapat dilakukan oleh wanita sendiri tetapi
harus dilakukan bersama, bahu-membahu dengan kaum laki-laki.

152
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Banyak pembaca yang tidak terlalu memahami budaya Jawa bahkan ada dari
mereka yang sama sekali tidak mengetahui budaya Jawa meskipun dilahirkan di pulau Jawa.
Dengan demikian, novel ini juga dapat dijadikan usaha untuk melestarikan budaya Jawa.
Pembaca bukan hanya diperkenalkan dengan budaya Jawa tetapi juga diajak melihat
norma-norma mana yang cocok dan tidak cocok dalam menyambut globalisasi. Lebih
tepatnya, mereka perlu mengenal norma-norma mana yang merugikan dan
menguntungkan wanita dalam menyongsong globalisasi.

Kelemahan Buku :

Novel ini sarat dengan banyak pelajaran-pelajaran penting terutama untuk para
remaja yang telah terseret oleh arus globalisasi dunia, tetapi sangat disayangkan karena
novel ini tidak dapat membawa daya tarik bagi remaja untuk membacanya. Terlihat dari
gaya bahasanya yang sangat formal dan cara penyajian novel yang memiliki huruf yang kecil
dan sangat rapat, sehingga dapat menimbulkan kebosanan bagi pembacanya. Bahasa yang
sangat erat dengan bahasa daerah dan beberapa darinya tidak dicantumkan dengan artinya
sehingga bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa ini, sukar untuk memahami
keseluruhan isi novel.

Penutup :

Akhirnya, dapat saya simpulkan bahwa novel ini sangat berguna bagi masyarakat
umum utamanya para remaja yang dalam masa pertumbuhan di zaman globalisasi ini,
terlebih lagi untuk para wanita karena dalam novel ini sangat ditekankan kemandirian dan
kedisiplinan dalam menghadapi segala tantangan.

153
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

154
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Identitas Buku

Judul :LOLITA

Pengarang : Vladimir Nabokov

Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta

Tahun terbit : Cetakan I, Maret 2008

Tebal halaman : 529 halaman

Ukuran buku : 13 x 20,5 cm

PEMBUKAAN

Inilah mahakarya kontroversial dari Vladimir Nobakov (1899-1977), penulis kelahiran Rusia
yang kemudian menetap di Amerika Serikat. Walau telah diakui sebagai salah satu karya
sastra klasik dunia, novel ini sempat dilarang beredar dan ditolak oleh beberapa penerbit
Amerika karena tema dan isinya dianggap tidak senonoh dan melanggar standar moral
masyarakat pada zaman itu

Novel ini diterbitkan untuk pertama kalinya dalam bahasa Prancis oleh Olympia Perss, pada
15 Sept 1955. Olympia Perss adalah penerbit yang biasa menerbitkan buku-buku serius dan
beberapa buku “dewasa”. Di negara itu novel ini seketika menjadi best seller dan terjual
5.000 kopi. Karena kontroversi yang timbul, pada Desember 1956 pemerintah Prancis
melarang peredaran novel ini selama hampir dua tahun lamanya.

Di Amerika Serikat, edisi pertama novel ini diterbitkan dua tahun setelah edisi pertama di
Perancis. Penerbitnya G.P. Putnam's Sons. Sama seperti di Prancis, novel ini langsung
menjadi best seller dan terjual 100 seribu kopi pada tiga minggu pertama setelah
diterbitkan.

1. Tentang Pengarang

Vladimir Vladimirovich Nabokov (22 April 1899, Saint Petersburg – 2 Juli


1977, Montreux) adalah seorang pengarang Rusia-Amerika. Awalnya ia
menulis dalam bahasa Rusia, namun menjadi terkenal secara internasional
atas novel-novel yang dibuatnya dalam bahasa Inggris. Lolita (1955), karya
Nabokov, disebut sebagai salah satu novel yang paling penting dari abad 20.

155
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Karya-karyanya menampilkan keahlian Nabokov dalam permainan kata dan detil yang
deskriptif.

2. Tema Cerita

Novel ini bertemakan cinta terlarang antara seorang lelaki dewasa (duda) terhadap gadis
kecil berumur 12 tahun. Humbert humbert yang jatuh cinta pada Lolita, dan berusaha
dekat dengan sang pujaan hati dengan menikahi ibu Lolita. Sementara Lolita dengan
lihainya memainkan perasaannya bak perempuan dewasa dan membalas cinta sang ayah
tiri.

3. Perbandingan dengan Buku Sejenis

4. Kekhasan Buku

Sebagian pembaca mungkin akan menganggap novel ini bukan novel yang mudah
dimengerti karena Nabokov banyak mengeksplorasi kondisi kejiwaan dan lamunan-
lamunan Humbert. Selain itu, novel ini juga banyak menggunakan simbol yang baru akan
dimengerti oleh pembacanya setelah melahap habis novel ini hingga lembar terakhir.
Namun sebagian pembaca lainnya mungkin justru melihat hal-hal itulah yang menjadikan
novel ini mengasyikan untuk dibaca hingga tuntas. Buku ini juga memiliki kekhasan dari
tema yang tak lazim dalam standar moral masyarakat pada umumnya.

5. Kritik Terhadap Buku

novel ini banyak menggunakan monolog-monolog panjang dan simbol yang baru akan
dimengerti oleh pembacanya setelah melahap habis novel ini hingga lembar terakhir.

6. Kesan Terhadap Buku

Dilihat dari isinya, Lolita bisa disebut sebagai novel komedi tragis. Meski kisah birahi
seorang lelaki setengah baya yang meledak-ledak kepada seorang gadis puber terkesan
menggelikan, novel ini hadir kuat sebagai novel kelam. Jalan hidup yang ditempuh Lolita
sebelum dan setelah lepas dari Humbert Humbert adalah jalan hidup yang kelabu, dan
tindakan keras yang diambil Humbert Humber dengan pistol di tangannya adalah pilihan
mengundang petaka. Tidak ada yang berbahagia di penghujung novel yang rawan. Meski
harus diakui, tindakan Humbert mengindikasikan jenis kekuatan cinta yang bisa sangat
menyentuh dalam hidup manusia kendati itu cinta terlarang.

TUBUH RESENSI

1. Sinopsis

156
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Humbert Humbert lahir di Paris dan tumbuh di Riviera. Di sana dia bertemu Annabel Leigh,
bocah perempuan cantik yang lebih muda beberapa bulan darinya. Cinta monyet mereka
kandas karena Annabel meninggal dunia akibat tifus 4 bulan setelah pertemuan mereka.
Menurut Humbert, pengalaman cinta yang gagal dengan Annabel telah menciptakan
ketertarikannya pada gadis-gadis muda berusia antara 9 sampai 14 tahun yang disebutnya
sebagai nymphet (peri asmara).

Dua puluh empat tahun setelah pertemuannya dengan Annabel dia berjumpa dengan peri
asmara berusia 12 tahun, Dolores. Pernikahan Humbert Humbert dengan perempuan
bernama Valeria yang mengalami kegagalan ternyata tidak bisa menepis selera ganjilnya
pada gadis-gadis kecil. Dia pindah ke Amerika untuk bekerja, tetapi penyakit yang
menyerangnya secara tak terduga meretas jalan ke rumah seorang janda bernama
Charlotte Haze. Dalam sebuah rumah di Ramsdale, New England, ini Humbert menemukan
peri asmara yang membuat dirinya mabuk kepayang.

“Dia adalah Lo yang biasa-biasa saja di pagi hari, setinggi seratus lima puluh senti,
mengenakan sebelah kaus kaki. Dia adalah Lola saat mengenakan celana panjang longgar.
Dia adalah Dolly di sekolah. Dia adalah Dolores pada data isian bertitik-titik. Namun, dalam
pelukanku dia adalah Lolita,” demikian ungkap Humbert (hlm.15) mengenai kekasih
kecilnya.

Bagi Humbert, Lolita adalah titisan Annabel, tak bakal ada Lolita jika ia tidak pernah jatuh
cinta pada Annabel di masa kecilnya. Pesona Lolita berhasil menahan Humbert di Ramsdale
ketika lelaki setengah baya ini berniat meninggalkan kota kecil itu. Tetapi, untuk meraih si
gadis kenes pembangkang ke dalam pelukannya, ternyata tidak gampang. Untuk itu
Humbert terpaksa menikahi ibu si peri asmara yang sangat egois. Karena jika tidak,
Humbert harus meninggalkan keluarga Haze.

Ada keinginan yang menggoda Humbert untuk mencelakakan Charlotte demi meraih
putrinya. Tetapi sebelum niat itu menjadi tindakan, Charlotte tewas dalam sebuah
kecelakaan setelah mengetahui kalau Humbert tidak mencintai dirinya dan menginginkan
tubuh putrinya.

Peluang terbuka bagi Humbert. Dia meninggalkan Ramsdale, menjemput Lolita di


perkemahan musim panas. Dia mengatakan pada Lolita jika Charlotte sedang sakit.
Kebohongannya tidak sempat menua. Ketika Lolita tahu, tak ada pilihan lain, dara kecil ini
terpaksa mengikuti Humbert menjelajahi berbagai negara bagian. Dalam perjalanan yang
memakan waktu ini Humbert akhirnya bisa mereguk kenikmatan dari tubuh molek si peri
asmara. Kendati menemukan dirinya bukan lelaki pertama yang menjelajahi tubuh Lolita
(Lolita telah melakukan hubungan seks dengan teman sekolahnya), Humbert tidak berniat
melepaskan Lolita dan meninggalkan dirinya sendiri. Bahkan pada saat-saat Lolita
menghilang dalam waktu-waktu tertentu, Humbert menjadi lelaki tua pencemburu.

157
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Humbert tidak pernah menduga cinta dan kemanjaan yang ia berikan pada putri tirinya
hanya bertepuk sebelah tangan. Lolita tidak mencintainya. Lolita jatuh cinta kepada
seorang lelaki yang diam-diam membayang-bayangi perjalanan mereka, seorang lelaki
pedofil yang berniat mendapuk Lolita sebagai bintang film pornonya. Hingga suatu hari,
Lolita meninggalkan Humbert tanpa pamit.

2. Kutipan

“Dia adalah Lo yang biasa-biasa saja di pagi hari, setinggi seratus lima puluh senti,
mengenakan sebelah kaus kaki. Dia adalah Lola saat mengenakan celana panjang longgar.
Dia adalah Dolly di sekolah. Dia adalah Dolores pada data isian bertitik-titik. Namun, dalam
pelukanku dia adalah Lolita,” halaman 15.

“Lo kecil sayangnya tidak termasuk dalam rencana sama sekali. Lo kecil dari perkemahan
itu akan langsung masuk ke sekolah asrama yang bagus dengan disiplin kuat dan
pendidikan agama yang kuat. Sehabis itu – kampus Beardsley. Semuanya sudah
direncanakan. Kau tidak perlu cemas.” Halaman 144.

“Ya, aku diajari untuk hiduo dengan bahagia dan sejahtera bersama yang lainnya, dan
untuk mengembangkan kepribadian yang utuh.” Halaman 198.

“Psikiater yang memperlajari kasusku sangat ingin agar aku mengajak Lolita-ku pergi ke
pinggir pantai agar aku meraih “kepuasan” atas doronga seumur hidupku
danmembebaskan diri dari obsesi “bawah sadar” akan percintaan masa kanak-kanak yang
tak tuntas dengan Nona Annabel Lee kecil.” Halaman 289.

3. Ulasan Singkat

Alur : maju

Kisah dalam novel ini merupakan pengakuan seorang laki-laki efebofil yang namanya
disembunyikan di balik pseudonim Humbert Humbert. Ia menulis dalam bentuk memoar
yang mengungkapkan latar belakang kejahatan yang dia lakukan dan sempat menghiasi
koran-koran pada bulan September 1952. Menurut Humbert, pengalaman cinta yang gagal
dengan Annabel telah menciptakan ketertarikannya pada gadis-gadis muda berusia antara
9 sampai 14 tahun yang disebutnya sebagai nymphet (peri asmara).

4. Tokoh – tokoh

Dolores haze : sangat misterius , susah ditebak, baik dan periang.

Humbert Humbert : sangat menyukai anak kecil di bawah umur, perhatian memiliki nafsu
yang tinggi.

Charlotte : orang yang ramah, baik hati dan penyayang.

5. Setting / Latar

158
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
waktu : pagi, siang, sore dan malam.

tempat : di rumah lolita, Amerika, Ramsdale, New England

suasana : menegangkan, menggelikan, memalukan dan menyenangkan.

6. Nilai – nilai

Nilai yang terkandung dalam novel ini adalah nilai moral. Di mana novel ini menjelaskan
betapa kompleksnya permasalahan moral yang dialami oleh Humbert Humbert. Masalah
batin yang dialami oleh seorang laki-laki dewasa yang menyukai gadis kecil di bawah umur.
Nilai ini menggambarkan bahwa keadaan psikologi laki-laki zaman sekarang masih perlu
diperhatikan, jangan sampai kasus seperti itu tidak terjadi lagi. Selain itu disampaikan
kepada orang tua agar menjaga anak gadisnya baik-baik. Jangan sampai mengalami nasib
atau mempunyai kepribadian ganda seperti Lolita.

Selain nilai moral, nilai sosial. Novel ini menggambarkan suatu hubungan sosial yang bebas
dan seenaknya. Hubungan sosial tanpa norma-norma dan aturan yang mengatur hubungan
antara keluarga dan orang lain. Hubungan yang tidak wajar antara ayah tiri dan anaknya
merupaka bukti nilai sosial yang kurang baik.

7. Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan :

Cerita di dalam novel ini sangat menarik. Rangkaian kegiatan dalam cerita di ceritakan
dengan sangat baik dan teratur. Novel ini juga sangat pandai dalam mempermainkan emosi
pembaca hingga pembaca penasaran dan membaca buku ini sampai habis.

Kekurangan :

Novel ini menggunakan banyak monolog panjang untuk memulai satu adegan atau kegiatan
baru, sehingga pembaca merasa malas dan berat membacanya. Novel ini juga memasukkan
kata-kata yang detail menggambarkan adegan dan tidak segan-segan menuliskan salah satu
anggota tubuh yang menjelaskan adegan dalam cerita.

8. Kesalahan Cetak

Tidak terdapat kesalahan pencetakan atau pun penulisan dalam novel ini.

PENUTUP

Inilah mahakarya kontroversial dari Vladimir Nobakov (1899-1977), penulis kelahiran Rusia
yang kemudian menetap di Amerika Serikat. Walau telah diakui sebagai salah satu karya
sastra klasik dunia, novel ini sempat dilarang beredar dan ditolak oleh beberapa penerbit

159
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Amerika karena tema dan isinya dianggap tidak senonoh dan melanggar standar moral
masyarakat pada zaman itu.

160
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

161
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

PERJALANAN KEMANUSIAAN UNTUK


ANAK-ANAK DUNIA

1. Identitas buku
• Judul : Totto-chan’s children
• Pengarang : Tetsuko Kuroyanagi
• Penerbit : PT Gramedia Building
• Tahun terbit : 2010
• Cetakan : 23 Februari 2010
• Tebal Buku : 328 halaman
• Berat buku : 378 gram
• Panjang buku : 20 cm x 13,5 cm
• Harga Buku : Rp. 50.000,-

2. Pembukaan
• Tentang si Pengarang

Kuroyanagi dikenal secara internasional untuk karya amal dan


penggalangan dananya. Ia mendirikan Yayasan Totto, dinamai protagonis
eponymous dan otobiografinya buku Totto-chan, Little Girl di Window .
Foundation kereta aktor profesional itu, menerapkan visi Kuroyanagi tentang
membawa teater untuk orang tuli.

Pada tahun 1984, sebagai pengakuan atas karya-karya amal nya, Kuroyanagi
diangkat menjadi Duta untuk UNICEF, menjadi orang pertama dari Asia untuk
memegang posisi ini. Selama akhir 1980-an dan 1990-an, ia mengunjungi
banyak negara berkembang di Asia dan Afrika untuk karya amal dan misi
goodwill, membantu anak-anak yang menderita dari bencana dan perang serta
meningkatkan kesadaran internasional situasi anak-anak di negara-negara
miskin . Kunjungannya ke Angola pada tahun 1989 adalah kunjungan VIP
pertama kali tercatat dari Jepang ke negara ini, dan ditandai tonggak untuk
hubungan diplomatik antara Jepang dan Angola. Kuroyanagi telah
mengumpulkan lebih dari $ 20 juta untuk program UNICEF bahwa dia telah
terlibat dalam melalui kampanye televisi penggalangan dana . Dia juga
menggunakan royalti dari bukunya yang laris, Totto-chan, untuk memberikan

162
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
kontribusi terhadap UNICEF. Kuroyanagi juga berpartisipasi dalam UNICEF
internasional 'Katakanlah Ya untuk Anak', kampanye selebriti lainnya.

Pada tahun 1997, Kuroyanagi menerbitkan buku "Totto-chan Anak", yang


didasarkan pada pengalamannya bekerja sebagai UNICEF Goodwill Ambassador
1984-1996. Kuroyanagi adalah direktur cabang Jepang Wildlife World.

Kuroyanagi telah dua kali membawa Amerika Teater Nasional dari Tuli ke
Jepang bertindak dengan mereka dalam bahasa isyarat.

• Perbandingan dengan buku sejenis

Buku totto-chan children ini agak sedikit berbeda dengan buku sejenis
lainnya yang menceritakan pengalaman pribadi dari si pengarang sendiri.
Buku totto-chan’s children ini unik dan akan menarik minat pembaca .
Pada buku dijelaskan mulai dari perjalanan seorang duta kemanusiaan
yang berkeliling ke Negara-negara berkembang akan tetapi kehidupan
masyarakatnya sangatlah serba kekurangan dan lebih dominan
menceritakan tentang bagaimana kehidupan anak-anak yang sangat
mengiris hati mulai dari anak yang terkena berbagai macam penyakit,
kehilangan orang tua hingga menceritakan kehidupan anak yang masih
bisa bertahan hidup namun tak bisa melakukan apapun karena penyakit
yang dideritanya.

• Kekhasan buku dan pengarang

Perjalanan seorang duta kemanusiaan yang ingin menyampaikan kepada


seluruh dunia bahwa di Negara-negara berkembang khususnya Negara
yang si pengarang kunjungi tersebut sangat memebutuhkan bantuan
dari kita semua saudara mereka. Buku yang penuh dengan cerita
kehidupan anak-anak penuh duka juga tentang si pengarang yang
merupakan seorang artis terkenal di Jepang yang sangat sayang dan
peduli kepada anak-anak, karena masa kecilnya yang juga sempat berada
di masa perang.

• Tema buku
Tema yang cocok untuk buku Totto-chan’s children adalah
“Kemanusiaan”.

• Kritikkan terhadap buku


Kritik :
a. Foto yang ditampilkan kurang dan tidak berwarna.

163
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

• Kesan terhadap buku


Kesan :
a. Sampul yang indah sehingga bisa menarik minat pembaca.
b. Menceritakan tentang kehidupan anak-anak yang tinggal di Negara
yang berkembang.
c. Mengajak kita untuk selalu peduli tentang pentingnya saling berbagi
kepada sesama khususnya pada anak-anak.
d. Menceritakan kehidupan social

3. Tubuh Resensi
• Sinopsis

Apa yang Totto-chan sampaikan di masa dewasanya, tidak terlepas dari


pengalaman masa kecilnya, ketika ia mulai masuki Tomoe Gakuen, yang
diceritakan dalam buku karangan Kuro yang sebelumnya dalam Totto-chan –
Gadis Cilik di Jendela. Dimana, selain belajar, ia juga mendapatkan banyak
pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai
orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Totto-chan kini sudah dewasa . Ia sekarang menjadi aktris terkenal dan


punya banyak penggemar. Tapi Totto-chan tak pernah m elupakan masa
kecilnya karena itulah Totto-chan langsung setuju ketika UNICEF
menawarinya untuk jadi Duta Kemanusiaan.

Sejak itu, Totto-chan berkunjung ke banyak Negara dan menemui


berbagai macam anak. Di negara-negara yang mengalami kekeringan hebat
atau t erkena dampak perang, anak-anak yang sebenarnya polos dan tak
berdosa selalu jadi korban.Ternyata masih banyak sekalianak-anak dunia yang
tidak bisamakan, tidak bias sekolah, tidak bias dirawat ketika sakit, bahkan
mengalami trauma hebat akibat perang.

Lewat buku ini Totto-chan ingin menceritakan pengalamannya saat


bertemu anak-anak manis itu supaya semakin banyak orang bias membantu
anak-anak dunia menggapai masa depan yang lebih baik.

• Ulasan singkat

Kisah Tetsuko Kuroyanagi adalah kisah tentang cinta dan belas kasih
untuk anak-anak di seluruh dunia, untuk setiap anak dan setiap ibu
yang ditemuinya dalam tugas kemanusiaannya bersama UNICEF.

• Keunggulan buku

a. Unik dan mempunyai khas tersendiri.


b. Tidak terlalu tebal.

164
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
c. Mengugah minat untuk membaca karena selalu membuat
penasaran.

• Kelemahan buku

a. Ceritanya lumayan berbelit-belit.


b. Halamannya tidak berwarna.

4. Unsur intrinsik

• Tema

Tema buku ini adalah berceritakan tentang “ kemanusiaan”

• Latar

 Latar tempat

Latar tempat yang ada dalam buku ini adalah di Negara- Negara
yang sedang mengalami perang seperti Tanzania, Nigeria, India,
Mozambik, Kamboja, Vietnam, Anggola, Bangldes, Irak, Etopia,
Sudan, Rwanda, Haiti, Bosnia-Herzegovina.

 Latar waktu

Latar waktu yang terdapat pada buku ini adalah waktu pagi,
siang , sore dan malam hari.

 Latar suasana

Latar suasana dalam cerita ini adalah kesedihan yang mendalam


yang selalu dirasakan oleh para m asyarakat di Negara-negara
yang mengalami perang dan hidup serba keterbatasan dan
harus rela kehilangan anggota keluarga yang sangat mereka
sayangi.

 Latar social

Dari cerita ini tampak latar social berdasarkan usia, pekerjaan,


kebisaan atau cara hidupnya, dan perbedaan harta dan
kekayaan.

• Alur (plot)

Alur buku ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa
yang telah berlalu.

165
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
• Sudutpandang

Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama
(akuan sertaan) sebab secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita

• Amanat

Amanat pokok yang terdapat dalam buku “Totto-chan’s Children adalah


bahwa pentingnya rasa peduli terhadap sesame kita tanamkan dalam hati
kita.

5. Penutup
Novel ini patut dibaca karena akan mengajak kita untuk selalu peduli kepada
sesame dan tidak saling membeda-bedakan antara harkat dan derajat. Selalu ingin
berbagi kepada saudara yang membutukan.

166
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

167
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Awan Hitam di Bumi Sarasah
udul Buku : Ketika Merah Putih Terkoyak
Pengarang : Carl Chairul
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : 1, Maret 2001
Tebal : 268 halaman
Warna Sampul : Merah Hitam
Carl Chairul, seorang penulis yang lahir di Talatang, desa
kecil sebelah utara Bukittinggi, tanggal 9 Oktober 1945. Mulai
berkarya sebagai penulis tahun 1969 di surat kabar Singgalang
dengan nama Yun Chairul. Sejak itu ia sudah menulis 50 cerpen
dan artikel yang dimuat di Singgalang, Selecta, buletin
perminyakan, dan The Jakarta Post. Ayah dua anak ini mengaku
telah melalui liku-liku hidup yang semrawut, sebab pekerjaan
yang ditekuninya (sebagai karyawan perusahaan minyak) tidak
sesuai dengan latar belakang sekolah pertanian dan cita-
citanya untuk jadi wartawan.
Kali ini, Carl Chairul menulis sebuah novel fiksi dengan tema Perang Saudara yang
sempat menghantui masyarakat Indonesia. Perang saudara yang berkecamuk antara
pemerintahan Soekarno dan Pemerintah revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang
bermarkas di Sumatera Tengah (sekarang Sumatera Barat, Riau, dan Jambi) telah
mengguratkan berbagai kenangan, setidaknya di hati Carl Chairul, penulis novel ini. Dia,
yang sempat mengalami kejamnya perang saudara, menulis buku ini sekedar untuk
menceritakan hal yang banyak tidak diketahui orang, terutama kawula muda.
Buku “Ketika Merah Putih Terkoyak“ ini, secara tidak langsung membuat ketertarikan
ingin membacanya. Yang paling mempengruhi itu adalah judulnya, yang memberi rasa
penasaran untuk membacanya. Dalam buku ini, tidak hanya menceritakan tentang keadaan
ketika merah putih terkoyak, tetapi novel ini juga diwarnai dengan roman cinta remaja.
Turiki, seorang pemuda berumur 17 tahun, yang masih tetap saja duduk dibangku
kelas lima Sekolah Rakyat (setara Sekolah Dasar). Meskipun begitu, ia tidak pusing apalagi
kecewa dengan hal ini, karena baginya sekolah hanyalah pengisi waktu menjelang cukup
dewasa dan diperbolehkan jadi kusir bendi. Selain itu, ia juga membantu pamannya di kota
untuk mengumpulkan garobak demo, gerobak beroda tiga.

168
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Sepulang dari kota dan mengantarkan Mak Sati, pamannya pulang, ia berkewajiban
menjemput Anna, pujaan hatinya. Anna adalah salah satu bunga desa yang sedang mekar-
mekarnya yang sekarang hanya tinggal berdua dengan Biay Lipah, ibunya.
Turiki adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia mempunyai seorang adik
perempuan yang bernama Suridam dan seorang kakak laki-laki, Badurai namanya. Ayah
Turiki adalah seorang penghulu, pimpinan kaum keluarga suku Tambua di daerahnya. Turiki
dan semua keluarganya lahir dan dibesarkan di Tibarau, daerah yang damai dan permai.
Namun, sekarang sudah banyak yang merantau ke kota besar.
Tibarau adalah salah satu diantara sepuluh kanagarian di kecamatan Sarasah, terletak
sepuluh kilometer sebelah timur Bukittinggi. Daerah yang dipimpin seorang Angku Palo ini
memiliki adat istiadat yang sangat dijunjung tinggi. Tibarau terletak di antara beberapa
bukit dan danau, sehingga daerah ini menampakkan keindahan yang luar biasa.
Namun, semuanya menjadi berubah ketika Merah Putih mulai terkoyak oleh
pemerintah pusat yang otoriter. Turiki sangat terpuruk dalam kemelut negeri yang
berkepanjangan. Perpecahan yang terjadi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
telah menyebabkan Sarasah yang permai porak-poranda. Sarasah tidak hanya menderita
kerusakan akibat serangan pesawat-pesawat tempur dan berbagai mesin perang, tetapi
juga diterpa angin perpecahan antar sesama warga, intimidasi dan teror yang dilancarkan
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, terjadi eksodus besar-
besaran. Turiki semakin terpuruk ketika mengetahui bahwa ibunya menjadi korban dari
perpecahan tersebut. Setelah kepergian ibunya, ia memutuskan untuk tetap tinggal di
Tibarau dengan Be Liam, neneknya. Ia sudah tidak peduli dengan perang yang akan
membahayakan dirinya.
Pada saat itulah, Turiki ditugaskan mengantar Anna, yang kini menjadi tunangan
sepupunya ke tempat pengungsian. Tetapi nasib menuntun mereka ke sebuah lembah di
tengah belantara Bukit Barisan, dan kedua remaja yang sudah sejak lama saling memendam
cinta itu tak kuasa menahan godaan iblis. Anna hamil, dan mereka memutuskan untuk
tinggal di lembah itu.
Setelah lama tinggal di lembah tersebut, akhirnya keberadaan mereka terbongkar.
Pembaharuan hukum adat yang disetujui pemerintah pusat menyebabkan keduanya terusir
dari Sarasah. Tapi mereka tidak sendiri, golongan yang tidak setuju dengan perubahan
moral dan tradisi juga memutuskan untuk meninggalkan Sarasah, mencari negeri baru yang
lebih menjanjikan harapan.

169
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Setelah membaca buku “Ketika Merah Putih Terkoyak” karya Carl Chairul, banyak
sekali hikmah yang bisa diambil. Selain itu, buku ini juga menjadikan kita sadar dalam
menjalani hidup ini, karena buku ini menggambarkan bagaimana perjuangan mereka yang
hidup ketika perang saudara mengancam kehidupan mereka. Kelebihan yang menonjol dari
buku ini, yaitu penulis memberikan ulasan yang sangat jelas tentang tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam buku ini, sehingga pembaca dapat mengenal bagaimana
karakteristik dari setiap tokoh dan penulis juga memperkenalkan budaya serta tata bahasa
Ranah Minang.
Sebagai karya seorang penulis yang hanya manusia biasa, buku ini juga mempunyai
kekurangan, yaitu buku ini juga menceritakan romantisnya percintaan remaja yang tidak
pantas jika dibaca anak-anak dibawah umur.

170
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

171
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Cinta Kasih Ayah

6. Identitas buku
• Judul : Surat-surat Kepada Karen
• Judul Buku Asli : Letters to Karen
• Pengarang : Charlie W. Shedd
• Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
• Tahun terbit : 2009
• Cetakan : kesembilan
• Tebal Buku : 226 halaman
• Edisi buku : Soft cover
• Panjang buku : 13,5 x 17 cm
• ISBN : 9789792244151
• Kategori : Inspirasional & Spiritualitas
• Harga : Rp 25.000,00

7. Pembukaan
a. Tentang Pengarang
Charlie W. Shedd adalah seorang pendeta yang berpengalaman
membicarakan berbagai masalah perkawinan dengan sejumlah besar pasangan.
Keseharian Charlie bnyak melewatkan waktu dengan kaum ibu maupun kaum
bapak secara sendiri-sendiri. Charlie menulis surat-surat ini kepada putrinya
Karen disertai doa agar bermanfaat untuk seorang wanita dan pasangan hidup
yang dicintainya .

172
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Rangkaian surat-surat dari seorang ayah (Dr. Shedd) kepada putrinya, berisi
nasihat-nasihat yang membahas masalah perkawinan dan mengajukan saran-
saran yang mudah diterima dan dilaksanakan dan terutama berdasarkan
pengetahuan tentang kebutuhan psikologis dan fisik para suami dan istri.
Surat-surat ini sengaja dibuat oleh Charlie dengan harapan bukan hanya
untuk putrinya semata melainkan khalayak banyak, mereka yang masih muda,
maupun sudah tua, sebagaimana mereka telah bersedia menerima tantangan
yang terkandung dalam perkawinan.
Charlie telah menuliskan buku ini sebelumnya dalam bahasa Inggris dengan
judul “Letters to Karen” kemudian ia terjemahkan ke bahasa Indonesia.

b. Perbandingan dengan buku sejenis


Novel Surat-surat kepada Karen ini agak lumayan berbeda dengan buku
sejenis lainnya yang menceritakan pengalaman pribadi dan keluarga dari si
pengarang sendiri. Novel Surat-surat Kepada Karen akan menarik minat
pembaca dengan isi ditawarkan yang sangat menyentuh hati seorang ayah
kepada anak putrinya. Pada buku di jelaskan mulai dari perjalanan seorang anak
yang meminta kepada ayahnya untuk menuliskan kembali hal-hal yang telah ia
lewati bersama selama beberapa tahun yang lalu sebelum ia menjalani
pertuanangannya agar ia tahu kenangan perjalanan hidupnya hingga sampai
saat ini.

c. Kekhasan buku dan pengarang


Perjalanan seorang gadis remaja bersama ayahnya yang sangat penyayang.
Menjadi inspirasi bagi banyak orang dan berbagai remaja dan seorang ayah yang
akan melepas anaknya untuk hidup mandiri bersama pasangan hidupnya.
Sekaligus memberikan gambaran dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju
lebih baik dengan mempelajari keseharian Karen.

d. Tema buku
Tema yang cocok untuk buku Surat-surat Kepada Karen adalah Inspirasional
dan spiritual.

e. Kritikkan terhadap buku


Kritikan novel Surat-surat Kepada Karen ialah pengarang masih belum
mempublikasikan biografi resminya, sehingga menemui kendala dalam identitas
pengarang. Isi novel ini juga berupa surat-surat yang pada dasarnya berisi
tentang perjalanan kehidupan sehingga sulit dalam menyimpulkan inti cerita
yang di kehendaki.

Isi novel ini terbatas hanya untuk kalangan dewasa atau remaja yang akan
melepas masa lajangnya sehingga, pembacanya pun tidak diperuntukkan

173
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
kalangan anak-anak atau pun yang lainnya dengan kata lain novel khusus
kalangan tertentu.

Referensi pun mengenai novel ini masih sangat kurang di muat diberbagai
referensi sehingga dibutuhkan pemahaman yang sangat baik agar isi bacaan
dimengerti.

f. Kesan terhadap buku


e. Sampul yang cukup menarik sehingga menimbulkan minat untuk
membaca.
f. Menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga yang
menggambarkan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
g. Menginspirasi banyak keluarga utamanya seorang ayah untuk selalu
mengikuti perekembangan anaknya agar suatu ketika anak menanykan
tentang dirinya dimasa lalu, bisa dijelaskan dan dipelajari kedepannya.
h. Banyak pesan dan doa kepada anaknya yang menyangkut kesehatan
dan kebahagiannya.

8. Tubuh Resensi
a. Sinopsis
Surat-surat seorang ayah kepada putrinya yang berisi nasihat indah penuh
kasih sayang:
"Dalam perkawinan, kita tidak mencari pribadi yang tepat, tetapi menjadi
pribadi yang tepat."
Karen Shedd adalah seorang gadis beruntung yang memiliki ayah yang
bijaksana dan penuh cinta kasih. Ketika masih kuliah dan sudah bertunangan, dia
menulis surat kepada ayahnya untuk meminta nasihat dan saran bagaimana
caranya agar kekasihnya bisa mencintainya selama-lamanya.
Dr. Shedd, pendeta sekaligus ayah lima anak, mulai menulis serangkaian
surat kepada Karen yang kemudian diterbitkan dan menjadi salah satu buku
yang paling banyak dikutip dan paling banyak terjual.
Dengan kata-kata indah, penuh pengertian, disertai kebijaksanaan yang
matang, Dr. Shedd membahas masalah-masalah perkawinan dan mengajukan
saran yang mudah diterima dan dilaksanakan, berdasarkan pengetahuan
tentang apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan psikologis dan fisik para suami
istri.
Rangkaian surat-surat dari seorang ayah (Dr. Shedd) kepada putrinya, berisi
nasihat-nasihat yang membahas masalah perkawinan dan mengajukan saran-
saran yang mudah diterima dan dilak sanakan dan terutama berdasarkan
pengetahuan tentang kebutuhan psikologis dan fisik para suami dan istri.

b. Ulasan Singkat

174
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kisah Charlie W. Shedd beserta putri kesayangannya adalah sosok yang
patut menjadi inspirasi kepada banyak orang yang ingin segera membina
hubungan rumah tangga.

c. Keunggulan buku

d. Mempunyai khas tersendiri.


e. Halaman buku yang tidak masih dalam batas kewajaran.
f. Memberi ketertikan kepada pembaca karena tampilan buku yang tidak
seperti bisanya pada novel lain.

g. Kelemahan buku

c. Alur ceritanya tidak sistematis.


d. Jenis kertas yang kualitas standar.
e. Tulisan judul setiap surat dalam novel kurang jelas.
f. Tidak ada data jelas mengenai biografi pengarangnya.

9. Penutup

Novel ini bisa mnjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin segera mengakhiri
masa lajangnya dan kepada keluarga yang ingin mendapat banyak pelajaran dari
sosok Chrlie W. Shedd sebaiknya membaca novel ini.

175
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

176
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

I. IDENTITAS NOVEL
Judul Buku : Ketika Cinta Bertasbih (Episode 1)

Pengarang : Habiburrahman El Shirazi

Penerbit : Republika-Basmala

Tanggal Terbit : Maret 2007

Kategori : Romance

Jumlah Halaman : 477

Ukuran : 20,5 cm × 13,5 cm

Bahasa : Indonesia

Jenis cover :Soft Cover

II. ISI RESENSI


Hidup memang mengharuskan kita untuk senantiasa berjuang dan berkorban. Novel
ini mengangkat tema tentang pendidikan, perjuangan dan pengorbanan dalam
menghadapi dilema hidup yang keras dipandang dari sisi kehidupan sosial dan percintaan
secara islami. Sesuai dengan judulnya ”Ketika Cinta Bertasbih”, konflik cinta di novel ini
dieksplorasi dengan sangat indah. Jauh dari kesan norak `dan cengeng seperti kisah-kisah
cinta di sinetron-sinetron kita. Kisah cinta setiap tokoh dibuat agar tidak menabrak
koridor-koridor syar’i tetapi menyentuh jiwa. Selama novel ini tidak lepas dari pandangan
mata kita dalam rangkaian kata-katanya banyak hal terduga mengenai pasangan-
pasangan mana yang ternyata telah dijodohkan oleh Allah sebenarnya, hal ini
membuktikan bahwa sebesar apa pun seseorang berikhtiar menentukan sesuatu
(khususnya mengenai jodoh), hanya Allah yang akan memutuskan mana yang terbaik
buat hambanya.

Di novel ”Ketika Cinta Bertasbih” ini menceritakan tentangperjuangan dan


pengorbanan seorang mahasiswa Indonesia dari pelosok desa di Pulau Jawa yang

177
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
melanjutkan studi di Cairo, Mesir, karena mendapat beasiswa selepas menamatkan
Aliyah di desanya. Namanya Abdullah Khairul Azzam (28 tahun). Sebenarnya dia adalah
mahasiswa yang berprestasi, terbukti di tahun pertamanya di Mesir ia mampu naik
tingkat dengan predikat jayyid jiddan, karena memang ia termasuk pemuda yang
memiliki idealisme yang tinggi, sehingga ia ingin menyelesaikan pendidikannya sebaik
mungkin. Akan tetapi, takdir tak selamanya sesuai dengan harapan manusia. Azzam yang
punya tekad untuk kuliah, belajar dan lulus dengan nilai mumtaz atau jayyid jiddan atau
cum laude serta berharap memecahkan rekor dengan mudah menjadi Doktor tercepat,
ternyata harus mengubur cita-cita tersebut. Sembilan tahun sudah Azzam kuliah di Al-
Azhar, tetapi S1 belum dapat diselesaikannya. Bukan karena dia pemalas atau tidak pintar
tetapi karena semenjak ayahnya meninggal, ia menjadi tumpuan keluarga dan harus
membiayai ibu dan beberapa adiknya di Indonesia, hingga dengan keikhlasan hati harus
berkorban menjadi penjual bakso dan pembuat tempe di Mesir, ia harus merelakan
waktu belajarnya untuk berjualan demi mendapatkan uang.

Azzam tinggal di sebuah flat dengan kelima temannya. Nasir, Nanang, Fadhil, Ali dan
Hafez. Mereka sama-sama dari Indonesia tetapi berbeda daerah. Di novel ini seiap dari
mereka memiliki konflik masing-masing dan digambarkan begitu menyentuh. Terutama
Fadhil yang harus berkorban melupakan cinta yang pernah dipendam sekian lama kepada
Tiara, karena mereka tahu cintanya belum halal. Tetapi karena rasa tinggi hati dan tidak
mau mengakui cinta, mereka harus rela mengorbankan cinta demi sebuah persahabatan.
Hafez yang merasakan cinta setengah mati kepada adik Fadhil, Cut Mala. Kemudian, Nasir
hampir berurusan dengan mafia.

Sebagai mahasiswa kawakan yang dikenal jago masak, Azzam sering kali diminta
bantuannya untuk menjadi juru masak di hampir setiap acara KBRI dan berkat
pengorbanannya, ia berhasil menjadi jalan bagi kesuksesan adik-adiknya, yaitu Husna
berhasil menyelesaikan S1 Psikologi, Lia juga berhasil menyelesaikan D3-nya dan menjadi
PGSD serta guru favorit di SDIT Al-Ksutsar Solo. Sementara Sarah si bungsu hampir
khatam menghafal Al-quran. Karakter Azzam di sini digambarkan memiliki jiwa
pengusaha,semangat yang tinggi dan pengorbanan yang luar biasa terhadap keluarganya.
Walaupun di Mesir dia tidak terkenal dari sisi akademik, namun Azzam cukup terkenal di
kalangan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dan mahasiswa Indonesia di sana,
karena bakso dan tempenya yang bermutu dan murah. Sehingga dia punya banyak

178
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
kenalan. Salah satunya adalah Eliana Pramesthi Alam, putri dari Duta Besar Indonesia di
Mesir. Eliana adalah sosok wanita cerdas lulusan dari Prancis. Kecerdasan, wajahnya yang
cantik dan penampilan yang modis seringkali mengundang perhatian banyak orang.
Bahkan, Eliana juga telah ditawari oleh salah satu film produksi Hollywood, juga untuk
film layar lebar dan sinetron di Jakarta. Azzam sempat jatuh hati pada gadis itu, tapi
Eliana ini bukan wanita idaman Azzam yang sesungguhnya, kekaguman Azzam pada
Eliana berhenti sampai di situ saja karena ternyata Eliana adalah sosok wanita yang dari
segi agama tidak memenuhi kriterianya. Pergaulan bebasnya selama berkuliah di Prancis
membuat Eliana seolah tak merasa bersalah ketika dia berniat memberikan ciuman
kepada Azzam. Spontan Azzam menolak hadiah tersebut dan terus memelihara kesucian
dirinya baik secara lahir maupun batin, sejak saat itu Eliana telah terhapus dari hatinya.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Pak Ali, sopir KBRI. Ada seorang wanita
sholehah dan cerdas yang sedang mengambil S2-nya di Mesir, S1-nya di Alexandria. Selain
sholehah, kabarnya wanita ini juga sangat cantik. Azzam pun meminta tolong kepada
Ustadz Mujab untuk melamar Anna namun ternyata Ustadz Mujab menyuruh Azzam
untuk mundur. Secara halus beliau mengatakan bahwa Azzam bukanlah tipe laki-laki
pilihan Anna karena Azzam tidak mampu lulus juga dan hanyalah penjual bakso dan
tempe. Di sisi lain ternyata Anna sudah dilamar oleh orang lain, yang tak lain adalah
sahabat Azzam sendiri yaitu Furqon. Sejak penolakan itu, Azzam kembali menata hati dan
memutuskan untuk tidak memikirkan pernikahan dulu. Dia berusaha lebih keras lagi
dalam bisnis bakso dan tempenya. Seluruh penghasilannya dia kirimkan ke Indonesia
untuk membiayai sekolah dan kuliah adik-adiknya.

Beberapa alur cerita tambahan juga mengalir menceritakan tentang permasalahan


teman-teman serumah Azzam. Azzam adalah kepala rumah tangga dalam rumah
tersebut. Karena dialah yang paling tua diantara teman-teman lainnya. Sebuah tragedi
terjadi di rumah mereka, ketika salah seorang teman Azzam membawa orang Mesir asli
yang ternyata adalah teman serumah Azzam yaitu Fadil sempat pingsan dan dilarikan ke
rumah sakit

Tidak lama kemudian, sekitar dua bulan sebelum ujian final, Azzam mendapatkan
kabar gembira dari adiknya Husna. Husna telah berhasil menyelesaikan S1 Psikologi, Lia
juga berhasil menyelesaikan D3-nya dan menjadi PGSD serta guru favorit di SDIT Al-
Ksutsar Solo. Sementara Sarah si bungsu hampir khatam menghafal Al-quran. Semenjak

179
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
manerima kabar tersebut, Azzam merasa perjuangannya selama ini tidak sia-sia dan telah
menuai hasil. Kerinduan Azzam terhadap keluarganyapun semakin mendalam, ia bertekat
untuk menyelesaikan kuliahnya pada tahun itu juga dan setelah lulus dia berniat pulang
ke Indonesia. Namun tak disangka-sangka ketika dia pulang, ternyata dia satu pesawat
dengan Eliana dan Eliana mengajaknya duduk bersebelahan. Kepulangan Azzam ke tanah
air membuat keluarganya bahagia, di sini banyak menceritakan tentang adiknya Husna
yang sekarang jadi seorang novelis, ibunya yang sudah sangat menginginkan menantu,
juga perjalanan pencarian cinta Azzam yang semakin berliku. Apakah Azzam mampu
menemuka cinta sejatinya ? ( Baca edisi berikutnya!)

Pada novel ini, kita banyak mendapatkan pelajaran tentang perjuangan dan
pengorbanan. Berjuang karena hidup ini tidaklah mudah. Berkorban karena takdir tidak
selamanya sesuai dengan harapan kita. Kita tidak tahu apa yang direncanakan Allah untuk
hidup kita, karena hanya Allah yang menentukan segalanya. Kita hanya bisa berencana
dan berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidup kita, tapi kita harus yakin
dan jangan pernah berhenti berusaha karena Allah selalu melihat setiap ikhtiar yang kita
lakukan. Sekecil apapun itu pasti ada harganya di mata Allah. Seperti halnya dengan
jodoh. Sebesar apapun sesorang berikhtiar menentukan sesuatu (khususnya mengenai
jodoh), hanya Allah yang akan memutuskan untuk yang terbaik bagi hambanya.

Novel ini juga mengajari kita untuk mengelola cinta. Kita sebagai manusia normal juga
merasakan cinta. Tetapi kadang yang tersulit adalah mengelolanya. Cinta seharusnya
bukan membawa kehinaan melainkan kemuliaan. Kemuliaan menuju keridhaan Allah.
Novel ini memberikan pencerahan kepada kita untuk mengelola cinta agar lebih baik.
Cinta di dalam novel ini tidak akan membuat kita cengeng atau menangis sedih.
Melainkan akan membawa kemuliaan dan kekuatan untuk senantiasa menjaga keikhlasan
kita dalam berjuang dan berkorban.

Novel ini dapat dijadikan pembangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi
serta menjadi setitik cahaya di tengah rasa pesimisme anak muda negeri ini untuk teguh
memegang prinsip-prinsip islami dalam kehidupan mereka. Isi dari novel ini sangat kuat
memotivasi pembacanya untuk berani hidup mandiri, untuk tidak menyerah, untuk terus
maju meraih anugerah Allah. Selain untuk mengajak menyucikan jiwa, dwilogi ”Ketika
Cinta Bertasbih” ini menyadarkan apa makna prestasi yang sebenarnya.

180
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Dalam novel ini juga dikatakan bahwa tidak setiap lulusan perguruan tinggi atau
dengan kata lain yang menyandang gelar sarjana harus selalu bekerja di sebuah instansi
atau perusahaan terkenal. Tokoh Azzam yang lulusan Universitas Cairo mampu
membuktikan bahwa seorang sarjana bukan untuk bekerja, tapi untuk berwirausaha dan
menciptakan lapangan kerja, itulah tugas seorang sarjana sejatinya. Selain itu, tokoh
Azzam juga mengajarkan kita tentang kedewasaan dalam berilmu, bersikap maupun
berbisnis.

Novel ini memiliki kelebihan berupa banyaknya kisah yang terjadi secara tiba-tiba di
luar dugaan para pembaca. Namun secara keseluruhan, kesinambungan cerita dari satu
tokoh yang ditampilkan di bagian lainnya, masih tetap menjadi satu ciri khas dari karya-
karya penulis yang mampu membuat decak kagum para pembacanya.

Penulis juga terlalu lihai menceritakan keseharian dalam kehidupan pesantren,


tentunya ini mungkin karena sesuai dengan latar kehidupan penulis itu sendiri. Kemudian,
satu per satu keilmuan tentang fikih, aqidah, dan lain sebagainya tetap menjadi suguhan
utama yang beliau munculkan dalam bagian cerita ini, tanpa sedikitpun membuat para
pembaca merasa digurui.

Di samping itu,gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti membuat kita seakan
dapat melihat apa yang diperlihatkan oleh penulis dan merasakan apa yang dirasakan
oleh penulis. Selain itu,

Novel ini juga sarat akan pengetahuan. Ilmu-ilmu dalam bidang lain juga sempat
diselipkan diantara jalannya cerita. Ada juga puisi-puisi yang terangkai begitu indah, baik
karya penulis sendiri maupun kutipan dari para pujangga.

Dilihat dari sudut pandang sastra, bahasa yang digunakan penulis memang biasa-
biasa saja. Bahasa yang digunakan tidak seperti bahasa karya sastra lainnya yang
cenderung puitis dan kadang sulit dipahami. Justru disitulah kekuatan karya penulis
(Habiburrahman). Semua kalangan bisa menikmatinya tanpa harus berpikir keras untuk
memahami rajutan kata tersebut.

Novel ini termasuk novel cinta sekaligus novel dakwah yang mencerdaskan dan juga
merupakan novel fikih yang ditulis dalam alur cerita yang tak mudah ditebak. Penulis
melakukan terobosan-terobosan baru menjelaskan kaidah-kaidah fikih melalui novel.

181
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Tokoh utama dalam novel in jugai lebih membumi, tidak seperti dalam ”Ayat-Ayat
Cinta” yang menjadikan tokoh utama yaitu Fahri laksana malaikat karena memang seperti
sosok sempurna. Namun, tetap saja penulis konsisten dengan bayang-bayang sosok
teladan yang harus ditiru pemuda masa kini yaitu ulet, pekerja keras dan pantang
menyerah.

Dwilogi ”Ketika Cinta Bertasbih” juga mengandung banyak hikmah. Kaya dengan
nasehat-nasehat, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Bahkan , dalam bab tertentu
tanpa sungkan penulis menuliskan kutipan dari kitab karya ulama klasik. Kitab Tasawuf
terkenal, misalnya Al-Hikam.

Novel ini tidak menjenuhkan, karena mampu meminkan persaan pembaca dan
menghadirkan berbagai macam nuansa dan disalingi beberapa cerita lucu.

Namun dibalik semua itu, novel ini memiliki sejumlah kekurangan, diantaranya
terdapat deskripsi alam yang berteletele sehingga membuat kesan kurang renyah dibaca.
Hal ini bukannya memperindah dan memperlihatkan kelihaian penulis memainkan kata-
kata, melainkan justru mengurangi bobot novel ini.

Di samping itu, diksi yang digunakan terkesan asal-asalan, sepertinya kata dan
kalimat yang berbaris di dalamnya asal keluar tanpa diolah lagi, kalaupun ada yang tidak,
itu selalu diprolog (pembukaan kisah). Disini biasanya bahasa penulis menyentuh dan
indah. Tapi akan berubah justru setelah masuk ke dalam cerita.

III. PENUTUP
Pada hakikatnya, novel ini sanagt layak dibaca dan cocok untuk semua kalangan karena
mengandung dengan nilai yang selaras dengan kehidupan, terutama bagi para penuntut
ilmu.

182
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

183
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Jatuh bangun seorang single mother

Karya Yunita Tri Damayanti

Judul : Cinta Setengah Hati

Penulis : Yunita Tri Damayanti

Penerbit : PT. Lingkar Pena Kreativa, Jakarta

Cetakan : Pertama, Februari 2010

Penyunting : Ratno Fadillah

Pewajah Sampul : Windu Tampan

Tebal : 20,5 cm

Jumlah Halaman : 322 halaman

Yunita Tri Damayanti, lahir di Jakarta, 11 Juni 1975.Alumnus Diploma Sastra Inggris
Fakultas Sastra (sekarang Ilmu Budaya) UI dan alumni S1 Sastra Inggris Universitas
Gunadarma.Beberapa kali pernah memenangkan lomba penulisan cerita islami yang
diadakan majalah Ummi dan majalah Annida.Novelnya yang telah terbit berjudul Nuansa
Bening Cinta (Lingkar Pena Publishing House, 2005) dan Dalam Sujud Cinta (Lingkar Pena
Publishing House, 2008).

Novel ini berbeda dari kebanyakan novel islami yang terbit di Indonesia.
Kebanyakan novel islami yang terbit di Indonesia menggunakan tema cinta, tetapi dalam
novel ini menggunakan tema kekeluargaan tetapi ada sedikit unsur percintaan di dalamnya,
karena novelnya menceritakan kisah sebuah keluarga muslim yang mengalami perpecahan
dalam rumah tangga. Perpecahan ini diakibatkan sang suami berselingkuh dan kedua anak
mereka menderita suatu penyakit saraf yang menyerang otak kedua anak mereka. Hingga
pada akhirnya suami-istri tersebut bercerai. Sang suami menikah lagi dengan perempuan
lain. Sedangkan sang istri tetap teguh untuk merawat kedua malaikat kecilnya yaitu Faris
dan Arik.

184
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Adapun ulasan singkat mengenai isi dari novel Cinta Setengah Hati, sebagai berikut:

 Unsur Intrinsik

• Tema : Kekeluargaan “Jatuh bangun seorang single mother”


• Alur : Alur yang digunakan ialah alur campuran.
• Penokohan:
- Tokoh Utama:
1. Reina = Istri Bagas. Istri yang baik, sayang terhadap keluarga, ikhlas dalam
membantu sesama, perhatian, dan pekerja keras.
2. Bagas = Suami Reina. Suami yang jahat, tidak punya rasa kasihan terhadap
kedua anaknya, dan tidak bertanggungjawab terhadap keluarganya.
3. Faris = Anak Pertama Reina. Anak yang lugu, menderita penyakit disleksia
dan sulit bicara, sering merengek, baik hati, dan penyabar.
4. Arik = Anak Kedua Reina. Anak yang super aktif, menderita penyakit sulit
berkomunikasi dengan orang lain, sering melamun, pendiam, sering
merengek, sering menyendiri, dan berkeinginan keras (apapun yang diminta
harus diberikan).
5. Nick = Lelaki asing berasal dari Belanda. Orangnya baik hati, suka
membantu sesama, senang dengan anak kecil, perhatian, setia dan dan
bertanggung jawab.
6. Desi = Teman dekat Reina. Oranganya baik hati, simpatik, tegas, perhatian
dan sering menolong sesama.

- Tokoh Pendukung :
1. Mbak Lasmi (pembantu di rumah Reina)
2. Bude Ambar (kakak Reina)
3. Nabila (anaknya bude Ambar)
4. Ibu Tati (wali kelas dari Faris)
5. Lina (istri kedua Bagas)
6. Mila (anak Lina dan Bagas)
7. Salma (teman Reina)
8. Gusti (suami Dinda)
9. Rifa (teman Reina)
10. Dinda (istri Gusti)
11. Raka (kakak Dinda)
12. Farel (anak pertama Dinda dan Gusti)
13. Fira (anak kedua Dinda dan Gusti)
14. Pak Ari (Karyawan di klinik Mentari)
15. Pak Gunawan (Karyawan di klinik Mentari)
16. Hasan (anaknya pak Ari)
17. Mbak Sulis
18. Tito

185
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
19. Nessa
20. Ibunda Bagas
21. Ibunda Dinda
• Latar (Setting)
a. Tempat = rumah, klinik Mentari, kafe “The Coffee Bean”, dan
puncak.
b. Waktu = pagi, siang, dan malam.
c. Suasana = menyenangkan, menyedihkan, menyebalkan, dan
mengharukan.
• Sudut Pandang : Sudut pandang orangpertama.
• Gaya Bahasa : Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang modern
dirangkaikan dengan bahasa asing.
• Amanat :
Amanat yang dapat kita petik dari novel di atas sebagai berikut:
1. Setiap manusia yang hidup akan diberikan ujian dari Sang Pencipta-Nya.
Sehingga apabila dalam menjalani kehidupan kita mendapatkan kesulitan,
kita harus tetap tabah dan ikhlas menghadapinya serta dalam mengambil
sebuah keputusan diperlukan pertimbangan sebelumnya.
2. Bagi orang tua yang memiliki seorang anak yang menderita
keterbelakangan mental, sebaiknya tidak memojokkan anak tersebut serta
tidak pula meninggalkannya begitu saja. Anak seperti itu hendaknya
diperhatikan, dijaga sebaik-baiknya, serta diberikan kasih sayang yang
cukup agar anak itu tidak merasa dikucilkan oleh orang tuanya sendiri.

• Sinopsis :

Pasangan suami-istri yang dikaruniai dua orang anak dengan keterbelakangan


mental yang sama.Reina harus menerima kenyataan pahit, bercerai dengan suaminya, saat
pernikahan mereka baru berjalan 3 tahun.Bagas, sang suami, tidak bisa menerima
kenyataan bahwa anak pertamanya yang bernama Faris menderita disleksia. Ia malu
dengan pertumbuhan Faris yang lambat.

Reina pun harus membesarkan buah hatinya itu sendiri. Tidak hanya Faris, tapi juga
Arik, anak keduanya yang lahir tak jauh setelah ia bercerai. Ujian kembali menggedor
pertahanan Reina, karena Arik juga mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang
lain.Walaupun begitu, Reina tetap setia menjaga kedua malaikat kecilnya itu.Dan Reina
merasa bersyukur terhadap keadannya sekarang, meski dia harus bercerai dengan
suaminya.

Di tengah kisahnya, Reina yang harus mengasuh sendiri kedua anaknya itu,
bertemu dengan pria asing berkebangsaan Canada yang bernama Nick. Nick adalah seorang
doctor psikologi klinis, lulusan kedua terbaik di Yale University di Canada. Di Indonesia, Nick
tinggal bersama Desi yang juga merupakan sahabat dari Reina. Desi sudah sangat lama

186
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
mengenal Nick, karena sewaktu SMA kelas tiga, Desi homestay di Canada, tepatnya di
rumah Nick.

Nick mulai berkerja di klinik yang sama dengan Reina dan Desi, klinik itu bernama
“Klinik Mentari”. Setelah sekian lama, Nick bekerja sebagai seorang trainer dalam program
Parenting Class di klinik tersebut, Nick sudah sangat akrab dengan pegawai, pasien anak-
anak, serta orang tua pasien di klinik tersebut. Nick juga sangat akrab dengan Faris dan Arik
anak dari Reina yang juga menjadi salah satu pasien di klinik itu.

Reina sangat senang dengan kedekatan anak-anaknya bersama Nick.Tetapi, ada


juga rasa tak enak hati di benak Reina, karena Nick harus sering mengasuh kedua anaknya
itu jika pengasuh kedua anaknya pulang kampung.Tapi, bagi Nick itu hal yang biasa dan
sudah sewajarnya Nick harus saling membantu temannya yang kesulitan.

Setelah lama tinggal di Indonesia, Nick memutuskan untuk kembali ke Canada


untuk melanjutkan kembali studinya disana. Tetapi sebelum Nick pergi, Nick ingin
mengungkapkan perasaannya kepada Reina. Nick sangat senang dengan pribadi Reina yang
baik, tidak mudah menyerah, serta perhatian dan sayang kepada kedua anaknya itu. Tetapi,
perasaan yang selama ini dipendam oleh Nick berbeda dengan perasaan yang ada di dalam
diri Reina.

Hingga akhirnya Nick pulang ke Canada.Setelah kepergian Nick tersebut, Reina


merasa gelisah dan sering memikirkan pria asing itu. Benih-benih rasa suka kepada Nick
sudah tumbuh di sanubari Reina.Tapi hal itu sudah terlambat, kini Nick sudah pergi jauh ke
Canada.

Di Canada, Nick sering chatting dan berkirim email dengan salah satu teman Reina
yaitu Dinda. Nick mengingat kembali kejadianyang dilakukannya kepada Dinda. Nick merasa
bersalah kepada Dinda, sehingga Dinda harus bercerai dengan suaminya. Nick kemudian
merasa simpati kepada Dinda, hingga Nick ingin membalas perbuatannya itu dengan
menikahi Dinda. Mendengar kabar tersebut, hati Reina sangat tersakiti, Reina sadar bahwa
kenyataan tatakla dia sudah bisa merengkuh sesuatu, namun ternyata sudah jauh di luar
jangkauan, tak mungkin bisa Reina gapai lagi.

Di akhir cerita, Reina mendapatkan undangan pernikahan Nick dengan Dinda. Surat
yang terakhir Reina terima adalah surat dari Nick, yang berisi permintaan maaf atas janji
yang tak bisa di tepati oleh Nick serta alasan kenapa dia harus menikah dengan Dinda.

• Keunggulan buku:
Novel ini dapat memberi banyak pembelajaran kepada para pembaca, dalam novel
ini banyak sekali hal-hal yangperlu diketahui bagi sebuah keluarga yang memilki
anak dengan berkebutuhan khusus seperti Farik dan Aris. Novel ini juga mampu
memberikan pemahaman tentang penderita disleksia, suatu kelainan saraf pada
otak seseorang sehingga siapapun yang mengidapnya akanmengalami kesulitan

187
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
membaca.Novel ini juga merupakan suatu pembuktian bahwa setiap orang tua
selalu ingin membahagiakan anak-anaknya sekalipun mereka menderita
keterbelakangan mental. Dalam novel ini juga membuktikan kepada kita kekuatan
seorang ibu dalam mengasuh anaknya yangberkebutuhan khususdapat menjadi
sebuah reverensi kehidupan yang tidak terhindarkan.

• Kelemahan buku :
- Menurut saya novel ini cukup menghibur. Hanya saja, gaya bahasa yang digunakan
penulis masih perlu diperhatikan. Gaya bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan
EYD sehingga penulis masih perlu mengetahui ilmu tentang aturan menulis ejaan
yang benar.
- Jalan cerita yang ada dalam novel ini sudah sangat baik. Tetapi di bagian tengah
dari jalannya cerita diatas agak sedikit membosankan, tapi novel ini dapat menjadi
sebuah reverensi kehidupan yang tidak terhindarkan.

Penutup
Novel ini sangat layak dibaca oleh para pembaca yang ada di luar sana, sebab novel
ini menyimpan banyak cerita, makna, serta amanat yang dapat membangun diri
pribadi seorang wanita.Novel ini juga sangat menghibur, bertutur tentang cinta
seorang ibu dalam mengasuh kedua anaknya yang berkebutuhan khusus.Banyak
hal-hal positif yang akan kita dapatkan setelah kita membaca novel ini.

188
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

189
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

Judul Resensi
Kehidupan Kelam sang Wanita Malam
Data Buku
A. Judul buku
Tuhan, Izinkan aku menjadi pelacur!
B. Pengarang
Muhidin M. Dahlan
C. Penerbit
ScriPta Manent dan Melibas
D. Tahun penerbit serta cetakannya
Cetakan pertama (Melibas): Oktober 2003
Cetakan kedua, Maret 2007
E. Tebal buku
264 halaman
F. Warna sampul
Hitam, Jingga dan Kuning

Pembukaan
Muhidin M. Dahlan. Biasa disapa Gus Muh. Lahir pada tengahan 1978.
Pernah aktif di Pelajar Islam Indonesia(PII), pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kuliah di Universitas
Negeri Yogyakarta (Teknik Bangunan) dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(Sejarah Peradaban Islam). Dua-duanya tidak rampung.
Sehari-harinya, selain terus membaca dan menulis dan jalan-jalan, juga
begiat di Indonesia Buku (iBUKU) Jakarta.
Beberapa karyanya: Kabar Buruk dari Langit, Tuhan, Izinkan Aku Menjadi
Pelacur!, Aku-Buku-dan Sepotong Sajak Cinta, Mencari Cinta, Di Langit Ada
Cinta, Terbang Bersama Cinta dan sebagainya.
Buku yang berjudul Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur jika dibandingkan
dengan buku atau novel sejenisnya, sama saja. Dari penggunaan bahasa serta
kalimatnya. Tetapi, alur ceritanya sangat mengerikan. Karena, novel ini selalu
memburuk-burukkan Tuhan.
Khasan buku terdapat pada kata-katanya yang selalu mendeskripkan
sesuatu. Tentang suasana latar atau pun suasana hati sang tokoh. Kebanyakan
dari kalimatnya hanya berupa pendeskripsian, jarang ditemukan adanya
percakapan-percakapan langsung. Buku ini juga memiliki kata-kata yang indah.
Sangat puitis.

190
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Karena buku ini mengisahkan seorang muslimah yang patah hati kepada
Tuhannya dan sangat gampang berputus asa. Maka, tema yang tepat ialah
Muslimah yang mudah berputus asa.
Ada pun kriktikan yaitu dari penggunaan bahasanya sudah bagus tetapi
jalan ceritanya begitu vulgar. Itu karena dia terlalu menjelek-jelekkan Tuhan.
Tuhan adalah Pencipta kita dan tidak seharusnya kita menjelek-jelekkan Tuhan
apalagi disaat Dia sedang memberikan kita cobaan atau pun musibah.
Seharusnya kita bersyukur karena Tuhan masih memperhatikan kita, masih
memberikan kita ujian agar kita dapat lebih mendekatkan diri denganNya.
Bukan malah kita menjelek-jelekkannya. Mengatakan bahwa manusia lebih baik
dari pada Tuhan dan Tuhan hanya mengincar-incar sebuah pujian.
a. Stigma Negatif Terhadap Gerakan Islam
Buku ini menarik untuk dibaca dan menantang. Terutama bagi para
aktivis gerakan Islam. Sebab yang dikisahkan adalah perjalanan seorang aktivis
gerakan Islam. Tapi, yang lebih penting adalah apa sebenarnya tujuan penulis
buku dengan bukunya ini? Dengan melihat maraknya seruan menerapkan
Syariat Islam belakangan ini, maka buku ini dapat dipahami posisinya. Yaitu
secara tidak langsung ingin membentuk citra negatif bagi gerakan Islam yang
ingin menegakkan Syariat Islam. Caranya adalah mengekspos perilaku oknum
mantan anggota gerakan yang justru kontradiksi dengan Syariat Islam itu
sendiri, seperti mengkonsumsi narkoba dan seks bebas. Juga dengan
mengekspos perilaku bejat oknum anggota DPRD yang konon dari fraksi yang
memperjuangkan Syariat Islam. Semua ini bertujuan agar masyarakat tidak
mempercayai lagi perjuangan untuk menegakkan Syariat Islam, karena toh
perilaku para aktivisnya sangat munafik, bejat, dan amat jauh dari Syariat.
Seharusnya, kita bisa melihat secara dewasa fenomena tersebut. Ide-ide
(sebagian) gerakan Islam yang dirasakan sebagai dogma, memang faktual
adanya. Tapi itu tentu tidak bisa digeneralisir. Apakah semua gerakan Islam
mendogma para aktivisnya? Apakah semua gerakan Islam memperlakukan
aktivisnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya tanpa boleh berpikir dan
mendiskusikan ide-ide gerakan?
Begitu pula perilaku menyimpang dari Syariat Islam, juga faktual adanya
pada sebagian aktivis. Tapi apakah itu berarti Syariat Islam yang salah? Apakah
ide Negara Islam yang salah? Apakah Tuhan yang salah? Mengapa kita tidak
menyalahkan sistem sosial sekuler yang menciptakan ruang-ruang bagi perliaku
liberal yang bejat? Mengapa kita tidak menolehkan perhatian kita pada struktur
masyarakat kapitalis sekarang, yang melahirkan ketidakadilan dan ketimpangan,
sehingga lahir orang-orang termarjinalkan seperti anak jalanan dan pelacur?
Mengapa semua keburukan ini mesti dialamatkan kepada Tuhan? Mengapa?

191
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
b. Menyisipkan Pandangan Kufur
Hubungan pandangan hidup (filsafat) dan sastra sangatlah erat. Sastra
seringkali meruapkan ekspresi dari pandangan hidup atau filsafat yang dianut
penulisnya.
Maka, buku karya Muhidin M. Dahlan ini juga dapat dianggap sebagai
pengungkapan ideologi atau pandangan-pandangan hidup penulisnya.
Sayangnya, bukan ide Islam yang menjadi substansi atau roh dari karyanya,
melainkan ide-ide kafir. Misalkan saja, pandangan penulis bahwa agama adalah
candu masyarakat, yang menipu manusia dari hakikat kehidupan, benar-benar
sejalan. Perhatikan ungkapan penulis:
“Kuberitahukan kepada kalian semua. Hai semuanya: masyarakat bumi
adalah masyarakat pecandu yang sudah sangat jauh lari dari esensi mereka
hidup. Mereka bisa bertahan hidup hanya dengan candu. Kulihat mereka
sekarang dalam kondisi mabuk. Hidup mereka menjadi stagnan, mandek.
Bagaimana tidak, inti hidup sendiri, yang memandu kehidupan mereka, ialah
keyakinan tentang Tuhan yang tak pernah jelas dan sesungguhnya rapuh.”
Ide-ide kafir lainnya yang cukup kental dan bisa dirasakan adalah
kebebasan (liberalisme). Dalam arti tidak adanya keterikatan dengan sebuah
norma yang baku. Norma agama dianggap sebagai dogma yang MUSTI
dihancurkan. Ini juga khas filsafat Barat, khususnya filsafat eksistensialisme yang
sangat menuhankan kebebasan. Maka ketika penulis mempropagandakan
kebebasan dengan melukiskan Nidah Kirani yang menikmati eksistensi dirinya
sebagai pelacur, yang begitu melecehkan pernikahan, yang mempersetankan
agama dan Tuhan, semua itu jelas adalah ekspresi dari kebebasan. Yang kufur,
liar, dan tidak bertanggung jawab.
c. Bahasa Vulgar
Jika kita hendak mencari karya sastra dengan bahasa yang vulgar, kasar,
buku Muhidin M. Dahlan dapat diambil sebagai sampelnya. Bahkan saking
vulgarnya, ada dua halaman dalam buku itu yang disensor dengan tinta hitam,
sehingga beberapa kata atau sebaris kalimat tidak bisa dibaca.
Diksi (pilihan kata) yang disajikan terkadang mengesankan, bahwa penulis
adalah orang yang tidak punya tata-krama dan tidak berpendidikan. Dengan
permohonan maaf, kami sajikan contohnya:
“Hubunganku dengannya tak kurang dan tak lebih semata hanya seksnya saja
untuk pelampiasan kekosonganku.Lain tidak. Cinta? Taik.”
Mungkin saja, buku ini bagi orang dewasa hanya sebagai entertainment
saja. Tapi bagi orang muda yang sedang mencari jatidiri, yang belum matang,
pilihan kata penulis buku akan menjadi semacam “ayat suci” yang akan
menentukan sikapnya kelak. Maka, kekasaran jiwa, kevulgaran yang telanjang,

192
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
sikap tak mengenal kehalusan bahasa dan kesantunan kata, akan berpotensi
semakin merusak mental bangsa kita (yang sudah rusak ini) untuk jangka
panjang. Muhidin M. Dahlan akan turut bertanggung jawab untuk hal ini.
d. Meawarkan Kegelapan
Hal yang paling mendasar yang ditawarkan penulis, adalah kegelapan.
Betapa Nidah Kirani digambarkan mengalami kekosongan jiwa dan pikiran
setelah melalui petualangannya yang hancur-hancuran (hal. 243). Tidak ada
tawaran secercah sinar yang bisa membimbing. Buku ini menawarkan
kehampaan, kekosongan, ketiadaan. Nihil.
Dalam dunia filsafat, kekosongan dan kegelapan adalah ciri khas dari
sastra yang beraliran eksitensialisme. Dan itu, sebenarnya bukan lagi
pemberontakan terhadap agama, tetapi malah sebuah agama alternatif yang
sengaja dibuat oleh para eksistensialis, untuk menjadi pembimbing kehidupan
dalam situasi modern.
Maka dari itu, tawaran Muhidin M. Dahlan sebenarnya adalah suatu
agama alternatif. Dia bikin agama baru. Tuhannya adalah hawa nafsu manusia.
Ada pun kesan yang saya dapat dari buku ini sangat banyak. Dari kesan
positif dan negative. Seperti yang saya katakan jikalau buku ini selalu menjelek-
jelekkan Tuhan. Ini adalah kesan negative saya. Ada pun kesan positif saya, yaitu
sebelum tokoh di buku ini yaitu Kiran menjelek-jelekkan Tuhan. Dia adalah
seorang wanita muslimah yang sangat patuh kepada perintah agama. Selalu
mengikuti kegiatan-kegiatan agama serta pengajian-pengajian. Tetapi, karena
Kiran salah memasuki Jemaah, dia menjadi patah hati pada Tuhan dan
melupakan segalanya dan menjadi muslimah yang buruk.

Tubuh resensi
Kiran seorang wanita muslimah yang demi kesempurnaan imannya dia
berniat mengabdikan diri di jalan Allah SWT. Dalam menjalankan keinginannya
tersebut kiran mendapat dukungan penuh dari Rahmi, yakni kawan cakapnya di
pondok ki Ageng. Rahmi selalu mengajak kiran apabila ada pengajian, pengajian
rutin yang selalu diikutinya. Ketekunan beribadah Rahmipun tertular pada Kiran.
Hingga suatu hari Kiran merasa sedih yang teramat karena kawan diskusinya yaitu
Rahmi harus pergi meninggalkannya. Untuk kembali pulang menemani Ibunya di
rumah. Sampai akhirnya Kiran memilih untuk selalu berdiam diri di bawah
pepohonan rindang di halaman pondok ki Ageng.

193
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kiran tak ingin ibadahnya menurun, sampai pada suatu hari selesai
mengikuti mata kuliah pertama, Kiran mengumpulkan beberapa kawan sekelasnya
dan berniat membuat sekelompok pengajian yang ternyata didukung pula oleh
dewan mahasiswa di kampusnya. Kini Kiran memiliki aktivitas baru di kampus. Tapi
di tengah perjalanan imannya, Kiran diterpa badai kekecewaan. Dahiri salah seorang
anggota forum diskusi pengajian yang Kiran buat mengajaknya untuk ikut serta
dengan jemaah yang dijelaskannya merupakan organisasi peruangan Islam. Kiran
berpikir itu merupakan organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat
Islam di Indonesia yang diidealkannya bisa mengantarkannya berIslam secara kafah.
Ternyata semua itu malah merampas keimanannya.
Setiap Tanya yang Kiran ajukan kepada para pengurus organisasi tersebut
selalu mendapatkan hasil yang nihil. Berkali-kali digugatnyakondisi itu, tapi hanya
kehampaan yang hadir. Sehingga Kiran berpikir mengapa Tuhan yang diagung-
agungkannya selam ini tidak menghalangi kejadian ini seperti lari dari tanggung
jawab keluhan Kiran.
Dalam keadaan kosong dengan spiritual, Kiran terjerembab dalam dunia
hitam. Kemudian Kiran melampiaskan prustasinya dengan free sex mengkonsumsi
obat-obatan terlarang dari petualangan sex kiran terungkap topeng-topeng
kemunafikan dari para aktivis yang menidudi dan ditidrinya, yang selama ini lantang
meneriakan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap Dosen kampus yang
bersedia menjadi germo dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota
DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat
Islam di Indonesia.
Kiran merasa kecewa dengan Tuhan, dengan agama, dengan semua konsep
cinta laki-laki terutama, firman-firman. Kiran merasa tertolak, terutama oleh Tuhan.
Kiran merasa Tuhan tidak adil dan tidak melihat atau mendengar apa yang
dilakukannya selama ini demi memperjuangkan tegaknya agama Islam.
Ada pun ulasan singkat dalam novel ini adalah
1. Tema: Tema yang terdapat dalam novel ini Tuhan Izinkan Aku Menjadi
Pelacur mengenai kekecewaan seorang muslimah terhadap Tuhannya.
2. Latar:
a. Latar Tempat :
Cerita pada novel ini berlatarkan di pondok ki Ageng, dekat
kampus barek pos jemaah yang tepatnya matahari terbit
kaliurang, wonosari (tempat dibesarkannya Kiran) yang semua itu
terletak di daerah istimewa Yogyakarta.
b. Latar Waktu:
• Pagi
MASJID Tarbiyah Yogyakarta di pagi hari (halaman 23)

194
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
• Malam
Tepat tengah malam ketika jarum jam belum lama condong
ke kanan dari posisi tegak lurusnya dengan angka awal
hitungan waktu, lolos juga semua-mua pakaianku (halaman
128)
c. Latar Suasana
• Kegelisahan
Aku dihampiri rasa gelisah. Kugeledahi lemari itu untuk
menyankinkan bahwa pakai Rahmi masih ada. (halaman 29)
• Kekecewaan
Pernahkah kalian rasakan bagaimana pedihnya patah hati?
Sakit, sungguh-sungguh sakit patah hati itu (halaman 98)
Ah, aku rasakan seolah-olah semua pengabdian yang telah
kuberi dibuang saja olehNya. Sungguh, aku sangat kecewa-
tidak hanya kecewa, tapi patah hati (halaman 100)
• Ketakutan
Kuceritakan padanya bahwa aku sangat takut dikejar,
dibunuh. (halaman 118)
• Mengaksyikkan
Hanya satu pikiran yang ada dalam benakku: sangat
mengasyikkan ini cowok buat pelampiasan ketimbang
memikirkan Tuhan yang sudah mengecewakanku… (halaman
121)
3. Alur/ Plot
Alur maju adalah alur yang terdapat dalam novel ini, karena
dalam cerita ini penulis tidak bercerita mengenai masa lalu,
melainkan selau berpikir ke depan mengenai perencanaan hidup
yang digambarkan dalam tokoh utama yaitu Kiran.
4. Tokoh dan penokohan:
a. Kiran
Cerdas dan memiliki semangat beribadah yang baik namun
mudah rentan dengan frutasi akibat kekecewaan yang dialami,
dan pendendam.
b. Rani
Merupakan sosok wanita muslimah yang patut ditiru karena
kebaikannya, kecerdasannya, dan ketekunan ibadahnya.
c. Dahiri
Memiliki kemampuan untuk meyakinkan seseorang melalui
perkataannya dengan penuh kewibawaan.

195
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
d. Auliah
Cantik dan perhatian.
Ketika pertama kali bertemu dengannya, berloncatan kesan di
benakku, wah cantik juga ini perempuan, suaranya lembut, aura
dari wajahnya meronakan kesejukan. Aku kagum. Ia sangat
perhatian (halaman 50)
e. Pak Tomo
Licik dan genit.
Dia sering mengirimkanku sms, sering menelponku. Puncaknya
adalah ajakannya untuk check in di Losmen Kahyangan
Parangtritis (halaman 208)
f. Daārul
Tidak bertanggung jawab sebab seusainya dia bercumbu dengan
Kiran. Dia lalu meninggalkan Kiran begitu saja.
5. Konflik
Ketika Kiran merasa kecewa dan sakit hati oleh Tuhannya,
karena di saat dia terjerumus ke dalam aliran yang sesat, dia merasa
Tuhan-Nya itu tidak membantu dia bahwa jalan yang dipilih itu bukan
jalan yang benar. Karena kekecewaan dan sakit hatinya itu dia
sampai meninggalkan ibadahnya dan setiap ada pria yang
mendekatinya selalu dia tanggapi seperti halnya kupu-kupu malam.
Dia melakukan itu semua karena ingin Tuhannya melihat dia,
memang apa yang dilakukannya itu sangatlah berdosa tapi Kiran
ingin Tuhan-Nya memberikan respon atas apa yang telah dia
perbuat.
6. Gaya Bahasa
• Personifikasi
Tak hanya meniupkan dingin dalam gulita, lereng mulai uapkan
asap kabut putih (halaman 242)
Angin terus memuntahkan dinginnya (halaman 240)
• Parabel
“Midas, manusia itu sebetulnya bisa menjadi Tuhan.”
“Bercanda kamu. Mana bisa manusia yang makhluk itu bisa
menjadi Tuhan yang notabene keduanya berada dalam lokus yang
berbeda.”
“Aku serius. Sangat serius. Iblis sendiri yang mengatakan itu.”
(halaman 149-150)
• Tropen

196
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Aku harus mampu bertaham dari hanyut yang menenggelamkan
lalu berbalik menentang arus sejarah yang terpenggal di
pertengahan kisah hidupku (halaman 104)
• Pleonasme
Lantaran semangatnya, kami terus mendaki, berdebuman dengan
semangat bertemu Tuhan dalam ganasnya lahar pegunungan aktif
Merapi (halaman 156)
• Tautologi
Dan aku semakin absurd: tentang Tuhan, tentang agama, tentang
cinta, tentang laki-laki (halaman 135)
• Asindenton
Makin pekat ini malam (halaman 240)
• Anapora
Dunia seakan kosong. Dunia seakan melompong. Dunia seakan
kosong-melompong
7. Amanat
Sebagai seorang muslimah, janganlah kita berputus asa. Jika kita
salah pilih Jemaah dan mengecewakan diri kita. Itu bukanlah sebuah
penghianatan Tuhan. Tetapi itu adalah salah satu ujian Tuhan untuk
kita. Kegagalan juga. Karena kesuksesan terjadi adalah jika kita telah
melalui ribuan kegagalan.

Selain itu, novel ini memiliki kelebihan antara lain, memiliki kata-kata
yang indah yang sangat puitis dan mudah dipahami oleh pembaca,
pendeskripsiannya sangat jelas, dari segi suasana hati tokoh atau pun
suasana latar dari dalam cerita, memperkenalkan kita akan dunia Islam yang
begitu indah, memberikan kita contoh yang baik dalam berIslam, kita dapat
mengikuti contoh tersebut untuk lebih meningkatkan atau mendekatkan kita
lagi kepada Allah, memberikan kita contoh yang buruk dalam berIslam
sehingga kita tidak boleh mengikuti contoh tersebut dan contoh tersebut
bisa dijadikan suatu pembelajaran yang dapat diambil dampak positifnya.
Selain kelebihan, ada pun kekurangannya yaitu, Alur ceritanya sangat
sulit dimengerti oleh pembaca, kata-katanya begitu sulit, sehingga bagi
pembaca pemula sulit untuk menganalisa maksud dari cerita, ceritanya
sangat vulgar, merendahkan kaum wanita dan kaum pria dan di dalam
ceritanya selalu menjelek-jelekkan Tuhan yang menjadi Pencipta kita.
Di dalam novel ini terdapat beberapa bagian atau bab, antara lain :
1. Tuhan, Rengkuh Aku dalam Hangat CintaMu
Kiran mempunyai seorang sahabat bernama Rahmi. Sahabatnya
sangat alim. Segala hal yang berhubungan dengan ibada dia pasti
tahu. Tentu saja, sebagai sahabat, Kiran tertular kealimannya.
Akhirnya, Kiran pun sama seperti Rahmi.

197
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Suatu ketika, Rahmi harus pulang kampung karena panggilan
keluarganya. Karena hal itu, Kiran menjadi sedih. Tetapi dia semakin
mempermantap keimanannya secara sufi.
2. Kupilih Jalan Dakwah untuk Menengakkan Hukum-hukum Tuhan di
Indonesia
Kiran bertemu dengan Dahiri dan Dahiri mengatakan bahwa
untuk berdakwah, kita harus masuk ke dalam suatu Jemaah dan
menengakkan Hukum-hukum Tuhan di Indonesia. Tanpa berpikir
panjang, Kiran pun memasuki suatu Jemaah. Setelah dibaitat dan
diambil janjinya. Dia pun menjadi anggota dan harus membayar uang
infaq
3. Ketika Bibit-bibit Kecewa Menumbuh
Di dalam Jemaah itu, Kiran selalu bertanya tentang perjuangan.
Tetapi, teman-temannya yang dengan kata lain seniornya di Jemaah
itu tidak peduli. Selain itu, Jemaah ini tidak pernah mempunyai
kegiatan-kegiatan untuk menengakkan agama Islam dan juga
keIslaman jemaah tersebut biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial.
4. Ketika Nalar dan Imanku Disiakan
Karena Jemaah tersebut dalam beribadah biasa saja. Tidak ada
yang special. Maka, Kiran pun muak. Apalagi di saat Kiran kembali ke
kampungnya dan membawa beberapa orang untuk diambil
sumpahnya. Tetapi, Kiran dianggap membawa ajaran sesat dan
akhirnya dia diasingkan dari Jemaahnya selama beberapa bulan.
Setelah kembalinya dia kejemaahnya, dia begitu kecewa.
Kekecewaannya pun mengantarnya kabur dari Jemaahnya.
5. Tubuhku Pun Terluka
Setelah dia kabur dari Jemaahnya, dia tinggal dikos-kosan. Di
sana dia sendirian. Tidak ada teman atau pun keluarga. Lalu, suatu
ketika datang Daārul. Daārul menemaninya di saat ia terluka. Di
suatu malam, Daārul mengajak Kiran ke kosnya. Kiran tidak menolak.
Akhirnya, di kos Daārul dan malam tersebut Kiran melepaskan
keperawanannya. Dia pun memberontak kepada Tuhan karena
Tuhan telah mengecewakannya.
6. Lelaki, Losmen dan Luka
Setelah kejadian tidur-meniduri tersebut. Kiran menjadi wanita
gampangan. Setiap lelaki yang mendekatinya selalu dia lampiaskan
pemberontakannya kepada Tuhan. Dia selalu berhubungan seks
dengan semua pacarnya.
7. Absurditas, Tragedi dan Bunuh Diri
Di malam dia berhubungan seks dengan temannya. Ayahnya
meninggal dunia. Dia begitu frustasi. Karena mengapa di malam dia
diperkosa dengan lelaki lain, ayahnya meninggal? Akhirnya dia pun
membeli obat tidur dan memakannya secara berlebihan. Dia pun

198
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
hampir tewas tetapi untunglah ada seorang temannya yang
menyelamatkan hidupnya dari maut.
8. Sebab Nikah adalah Ide Teranek yang Pernah Kutahu
Di tengah perjalanan seksnya dengan para lelaki. Ada seorang
lelaki mengajaknya untuk menikah. Dia sangat mencintai Kiran
sampai-sampai dia langsung melamar Kiran tetapi Kiran menolaknya.
Kiran tak ingin menikah sebab dia tidak ingin diikat oleh seorang
manusia yang bernama suami. Dia mengatakan bahwa apa bedanya
antara pelacur dan istri. Sebab mereka mempunyai pekerjaan yang
sama. Yaitu melayani lelaki.
9. Dosenku, Germoku
Di tengah kuliahnya. Dia disuruh untuk membuat skripsi. Guru
pembimbingnya bernama pak Tomo. Pak Tomo begitu cuek terhadap
Kiran. Akhirnya Kiran pun memakai caranya sendiri untuk
mendekatinya. Tentu saja dengan cara genitnya. Akhirnya pak tomo
termakan rayuan Kiran dan suatu ketika Kiran diajak ke Losmen. Di
Losmen, Kiran tidak bisa bermain seks dengan pak Tomo. Mereka
hanya ciuman dan bercerita masing-masing kehidupan mereka.
Suatu ketika, pak Tomo mengatakan dia bersedia menjadi Germo
Kiran sebab dia tahu pejabat-pejabat yang berhidung belang.
10. Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!
Setelah mengenal pak Tomo yang menjadi germonya. Dia
menyewa Villa dan menginap. Dia menenangkan pikirannya di villa
dan mempersiapkan dirinya untuk kehidupan barunya kelak.
Kehidupannya mejadi pelacur.
11. Datangnya Sang Putri Api
Dia datang dalam kehidupan pelacurannya dan berniat akan
menyebar bubuk-bubuk kebencian serta kejahatan. Seumur
hidupnya, dia akan menyebar kejahatan dan selalu menggoda
keimanan manusia terutama lelaki. Dia menyebut dirinya Sang Putri
Api yang berarti seorang putri yang berasal dari Api(neraka).

Penutup
Buku ini layak bagi pembaca yang memang sudah mengetahui dan
mendalami agama Islam dengan sangat. Sebab, jika pembaca yang membaca novel
ini adalah yang memiliki agama non Islam atau pun Islam yang asal-asalan, bisa jadi
pembaca akan terpengaruh dari cerita ini.
Saya juga tidak bisa mengatakan bahwa buku ini tidak pantas untuk dibaca
sebab buku ini juga bisa menjadi pelajaran kita. Kita jangan terlalu banyak belajar
dari orang-orang sukses tetapi kita juga harus belajar dari orang yang terpuruk
sekali pun. Itulah mengapa semua orang ingin menjadi sukses tetapi tidak semua
sukses? Kita dapat mengambil pelajaran dalam buku ini bahwa kita sebagai seorang

199
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
muslim atau pun muslimah haruslah taat dan patuh kepada Agama. Dan jika Agama
atau Tuhan mengecewakan kita, itu bukanlah semta-mata kekecewaan. Itu
hanyalah sekedar ujian untuk kita agar kita bisa lagi lebih mengenal Tuhan dan agar
kita ditambah dekatkan olehNya serta mendapat rahmatNya.

200
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011

201
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
REMAJA DAN MIMPI

Judul : Sang Pemimpi

Penulis : Andrea Hirata Seman

Penerbit : Bentang

Cetakan : IV,Desember 2006

Tebal : ix + 289

PEMBUKAAN

ANDREA HIRATA memiliki nama lengkap Andrea Hirata Saman Said Harun lahir di Belitong,
provinsi Bangka Belitung, tanggal 24 Oktober 1967. Meskipun latar belakang
pendidikannya adalah bidang ekonomi, ia sangat menggemari sains: kimia, fisika, biologi,
astronomi. Selain itu, ia juga menggemari sastra. Selepas dari Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of science di Universitas de
paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United kingdom. Tesis Andrea di
bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua Universitas tersebut
dan menghantarkannya lulus dengan predikat cum laude. Tesis tersebut kemudian menjadi
buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Sebagai
sastrawan, Andrea telah mengeluarkan beberapa karya, yaitu Laskar pelangi, Sang
pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.

Membandingkan buku dengan buku sejenis

Jika Laskar Pelangi melibatkan sebelas orang anak SD, pada Sang Pemimpi cerita berpusat
pada tiga orang anak (SMA) saja. Mereka adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Latar cerita masih
tetap di Belitong, kampung halaman ketiga anak muda itu. Tak jauh dari kampung mereka,
kira-kira 30 km, kini berdiri satu unit bangunan sekolah SMA Negeri. Sebelumnya, SMA
terdekat ada di Tanjong Pandan, berjarak 120 km dari kampung tempat para pegawai PN
Timah bermukim. Sepantasnyalah seluruh penduduk kampung tersebut bersuka-cita
dengan kehadiran SMA yang dirintis oleh Pak Mustar, sang Wakil Kepala Sekolah. Pada Sang
Pemimpi Andrea Hirata terlalu memusatkan perhatiannya pada bagaimana menciptakan
sebuah kisah emosional, menghanyutkan pembaca ke dalam peristiwa dan situasi emosi
para tokohnya sebagaimana dalam Laskar Pelangi. Dalam hal ini ia cukup berhasil.
Kelakarnya berhamburan, mengundang senyum, cukup menghibur, dan ketika harus
bersentimentil ia juga mampu menyentuh hati pembacanya. Namun,
di beberapa bagian ia melalaikan hal-hal ”kecil” yang cukup mengganggu logika cerita. Ia
tampak mengabaikan urutan waktu dan kejadian, sehingga masing-masing bab seperti
berdiri sendiri dan membuat pembaca kehilangan panduan waktu. Dibandingkan dengan
Sang Pemimpi, Laskar Pelangi lebih menarik dan lebih emosional. Keduanya memiliki
kelebihan berupa kekayaan diksi dan metafora yang menawan.

202
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Merumuskan tema buku

Novel ini bertema perjuangan untuk mewujudkan mimpi. Di mana dalam cerita ini arai dan
ikal yang memiliki cita-cita untuk sekolah di prancis dan mejelajahi eropa sampai afrika. Dan
untuk mewujudkan mimpi mereka itu mereka rela dan mau melakukan apa saja dan
bekerja sambil sekolah.

Kesan terhadap buku

Sang Pemimpi berisi kisah-kisah lucu, sedih, pahit, mengharukan, semasa SMA. Misalnya,
sewaktu pembagian rapor. Bagi ayah Ikal, saat pembagian rapor anak-anaknya adalah saat
istimewa yang membanggakan. Lantaran itu, ia senantiasa menyiapkan segala sesuatu pada
hari pembagian rapor. Ia akan mengambil cuti dua hari, memangkas rambut serta
merapikan kumisnya, dan tak lupa mengenakan busana terbaik miliknya, yakni baju safari
yang dijahit istrinya tahun 1972. Itu baju keramat yang hanya dipakai pada acara-cara
penting saja. Bagian ini amat menyentuh, memperlihatkan kasih sayang seorang ayah yang
lugu dan tulus kepada putranya tercinta. Bagi Ikal, dialah ayah juara satu seluruh dunia.

Kritik terhadap buku

Dalam Sang Pemimpi ia lupa mengingat keterangan yang pernah ditulisnya sendiri untuk
seorang tokohnya: Arai. Pada saat Arai merayu gadis pujaan hatinya, Nurmala, dengan lagu
I Can’t Stop Loving You, ia digambarkan sebagai siswa yang jago berbahasa Inggris. Namun,
ketika ”terdampar” di emper rumah makan Kentucky Fried Chicken di Bogor, ia berubah
menjadi seorang dengan kemampuan bahasa Inggris yang buruk, sampai-sampai tak tahu
makna kata fried, malah memelesetkannya menjadi Tuan Fred.

pertanyaan

Di Laskar Pelangi nama Arai belum pernah disebut satu kalipun. Agak mengherankan
sebetulnya, sebab dalam Sang Pemimpi dituturkan, Arai telah bersama-sama dengan Ikal
sejak kelas 3 SD. Mereka tinggal di kamar yang sama dalam rumah yang sama. Mengaji
bersama. Bermain bersama. Sejak menjadi yatim piatu, Arai diasuh oleh kedua orang tua
Ikal. Pertanyaannya: di mana Arai bersekolah waktu SD dan SMP?

Ketika Ikal bercerita soal baju safari kebanggaan sang ayah: ”Aku ingat, tahun 1972, setelah
bertahun- tahun menjadi tenaga langkong, semacam calon pegawai PN Timah, akhirnya
ayahku diangkat menjadi kuli tetap. Bonus pengangkatan itu adalah kain putih kasar
bergaris- garis hitam. Oleh ibuku kain itu dijadikan lima potong celana dan baju safari

203
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
sehingga pada hari raya Idul Fitri 1972, ayahku, aku, adik laki-lakiku, dan kedua abangku
memakai baju seragam: safari empat saku! Kami bersilaturahmi keliling kampung seperti
rombongan petugas cacar” (hlm.89).

Jika pada saat Ikal bercerita itu tahun 1988/1989 dan ia— taruhlah— berusia 17 atau 18
tahun (usia anak SMA umumnya), berarti ia lahir tahun 1971. Artinya pada 1972 ia baru
berumur 1 tahun. Mungkinkah ia mampu mengingat peristiwa yang dialami ketika ia umur
1 tahun? Rasanya akan lebih masuk akal bila ditulis dengan kalimat: ”Aku ingat, ibuku
pernah bercerita, bahwa pada tahun 1972...”

Satu hal lagi: apabila Ikal berumur 1 tahun, berapa umur si adik pada saat itu? Logikanya,
pasti si adik masih bayi usia bulanan.Janggal rasanya anak bayi diberi busana baju safari
empat saku. Entahlah, apakah ini kekeliruan penulis akibat kurang teliti atau karena luput
dari pengamatan editor.

TUBUH RESENSI

Sinopsis buku

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA. Tiga
tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal- alter egonAndrea Hirata, sedangkan
Arai adalah saudara jauh yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota
keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron
adalah seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias
terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di
SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di
pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka
menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru mengaji mereka , kisah cinta
Arai dan Jimbron, perpisahan Jimbron dengan ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di
Jakarta yang akhirnya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di
Perancis. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi
yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari
latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.

Keunggulan buku

• Cover yang menarik

• Jalan cerita yang bagus dan selalu membuat orang-orang penasaran

• Bahasa-bahasa yang digunakan sangat menarik, saintifik, dan bermakna luas

• Bentuk novelnya dan ukurannya mudah dibawa kemana-mana

204
XII IPA 1
SMA Negeri 5
2010/2011
Kelemahan buku

• Jalan ceritanya tidak sistematis

• Jalan ceritanya seperti mozaik-mozaik yang berdiri sendiri

• Banyak cerita-ceritanya yang tidak bersesuaian

• Banyak tokoh-tokoh baru yang akhir kehidupannya tidak diketahui

PENUTUP

Sebut saja novel Sang Pemimpi sebagai sebuah karya sastra bergaya saintifik dengan
penyampaian cerdas dan sangat menyentuh.Membaca novel inspiratif ini akan membuat
anda mengerti arti mimpi yang sebenarnya.Novel ini patut Anda baca.

205

You might also like