You are on page 1of 4

1.

Pengertian ASI eksklusif


2. Manfaat ASI eksklusif
3. Factor-faktor kekebalan di dalam air susu ibu
4. Dampak tidak diberikan ASI eksklusif
5.

ASI Eksklusif

Seorang ibu sedang berkampanye ASI eksklusif:

Sebelum bayi usia 4 bulan ebaiknya tidak usah ditambah susu botol  dulu.  Usahakan hanya ASI eksklusif sampai minimal
4 bulan, kalau bisa    6 bulan itu bagus sekali.

Kalau bayi terlihat masih kurang kenyang, jangan segera diberi susu  botol. Sebaiknya kita ibunya yang mengusahakan
produksi ASI bisa  meningkat  dan mencukupi si bayi.

Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 4 bulan walaupun ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB
alamiah sampai si  kecil 7 bulan. 

1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan,
semakin  sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.

2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan  semakin mempercepat produksi ASI.

3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar
setelah 15 menit  pertama   justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan bayi.  Jangan  lakukan posisi
menyusui tiduran sampe ketiduran kalau ibus  punya  kebiasaan tidur "pingsan". Bisa2 bayinya ketindihan dan gak bisa
bernafas.

4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah
makanan.  Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar  lebih cepat menghasilkan
daripada suplemen seperti Pro ASI atawa  Lancar  ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa  dilakukan 
kapan saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar  sementara  manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk
kecerdasan dan  daya  tahan tubuhnya.

5. Minum madu juga sangat bermanfaat

6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI  mendadak kering.

7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi
sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat  mengganggu
perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.

8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita
yaitu ASI.

Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi "caesar"
mengalami intensitas kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal  yang sudah mengalami
exercise dalam proses kelahiran sebelum  khirnya  muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan
memberikan ASI,  maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa  akit yang  diderita bayi. [Fn]

Berikut informasi lengkapnya.


Latar belakang diadakannya seminar ini adalah mewujudkan generasi Indonesia yang sehat,
cerdas dan tangguh dengan mengembangkan program pemberian ASI ekslusif (6) enam
bulan, mengingat ASI merupakan hak anak yang paling hakiki dan merupakan investasi
awal anak untuk tumbuh kembang dengan baik.

Pengertian ASI Ekslusif


Asi ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja ( tanpa makanan / minuman pendampg
termasuk air putih maupun susu formula ) selama enam bulan, untuk kemudian diteruskan
hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan /
minuman pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan pencernaan anak.
Manfaat ASI Eksulsif

 Mengandung semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan balita yang sehat


 Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi juga
mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah diserap
seluruhnya oleh bayi. Hal inilah yang membuat bayi ASI Ekslusif mudah “ Lapar “
dan sering menyusu.
 Memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare.
 Bayi ASI lebih siaga, percaya diri dan stabil dibandingkan bayi tanpa ASI
 Dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih saying yang kuat antara bayi dan ibu, dan
membuat keduannya merasa aman dan bahagia.
 Hemat, praktis dan ramah lingkungan, karena mengurangi sampah dari kaleng atau
dus.
 Mengurangi kemungkinan terkena kanker.
 Membantu Ibu untuk pemulihkan uterus, pendarahan dan efek kontraseptis
 Dan lain – lain.

Prinsip pemberian ASI

 Susui bayi segera dalam 30 – 60 menit setelah lahir.


 Semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar, Produksi ASI = Demand on
Supplai.
 Pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI.
 Ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu perlu
mengetahui “ cara menyusui “ yang benar.

Kendala – kendala pemberian ASI Ekslusif


 Kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI Ekslusif baik bagi para ibu
maupun tenaga kesehatan.
 Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara akan berubah.
 Kurangnya waktu bagi wanita pekerja untuk memberikan ASI secara langsung.
 Tidak adanya sarana dan prasarana penunjang untuk memerah ASI dan tempat
penyimpanan ASI di perusahaan tempat ibu bekerja.
 Adanya pelanggaran cara – cara promosi tertentu yang dapat menyesatkan para ibu
untuk mempercayai bahwa susu formula dan makanan pendamping tersebut sama
baiknya dengan ASI.
Upaya pemerintah untuk mendukung pemberian ASI Eksulsif
Dikarenakan Promosi Susu Formula dan MPASI lainnya lebih gencar dibandingkan dengan
promosi ASI Eklusif ini sendiri, maka program ASI Ekslusif ini kurang berjalan. Dan untuk
mengatur promosi Susu Formula dan MPASI serta melindungi dan mendorong peningkatan
pemberian ASI, Menteri Kesehatan menerbitkan Kepmenkes No 237/MENKES/SK/IV/1997
tentang Pemasaran Pengganti ASI ( MPASI ) dan Kepmenkes No. 450 tahun 2004 tentang
ASI Ekslusif.

Namun Kepmenkes ini masih kurang mempunyai hasil dan hukum positif yang dapat
memberikan sanksi perdata dan atau pidana terhadap pelanggarnya tetapi hanya berupa
sanksi administrative saja, untuk itu perlu dibuatnya peraturan yang lebih tinggi dari
Kepmenkes ini agar mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat lagi.

Apalagi sesuai dengan pengamatan YLKI, di Indonesia terjadi banyak pelanggaran promosi
Susu Formula dan MPASI baik disekitar pelayanan kesehatan maupun di tempat umum
lainnya. Jika ini dibiarkan terus tentunya hal ini akan membuat masyarakat mendapatkan
informasi yang tidak imbang bahkan cenderung menyesatkan.

Sementara itu, Depnaker RI baru memberikan kebijakan untuk perusahaan dapat


memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan dengan tujuan memberikan kesempatan bagi
pekerja wanita memulihkan pasca melahirkan sekaligus memberikan kesempatan bagi ibu
pekerja untuk menyusui secara langsung. Namun apabila masa cuti melahirkan sudah
selesai, ibu pekerja harus kembali masuk, dan pada akhirnya mereka menemui kendala
tersendiri dalam upaya memberikan ASI ekslusif terutama bagi perusahaan yang tidak
menyediakan sarana dan prasarana untuk memerah ASI dan menyimpan Asi atau Tempan
Penitipan Anak.

Untuk itu masih banyak “ Pekerjaan Rumah “ yang harus dikerjakan oleh semua pihak baik
masyarakat, tenaga kesehatan, serta pemerintah untuk mendukung dan menyukseskan ASI
ekslusif ini.

Usulan dan undangan peliputan seminar hubungi redaksi kami di 021-7397069


atau redaksi@medicastore.com

86% Bayi di Indonesia tidak Diberi ASI


Eksklusif
11-08-2008
Hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya
sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua
bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 1997-
2003 cukup memprihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sangat rendah.

Direktur Bina Gizi Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan (Depkes) Ina Hernawati
menjelaskan, fenomena semacam itu akan berimbas buruk bagi kesehatan balita. Ia merujuk pada
penelitian di Ghana, yang menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir bisa dicegah bila
bayi disusui pada hari pertama kelahiran. ''Angka harapan hidup bayi akan meningkat menjadi
22% jika bayi disusui pada 1 jam pertama setelah kelahiran,'' kata Ina di sela-sela kampanye
pekan ASI eksklusif sedunia di Jakarta, kemarin.
The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat
diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian
dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. Ina menyebutkan, sejatinya kelompok
masyarakat yang paling rentan terancam penyakit dan kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi,
remaja, dan usia lanjut. Depkes mencatat, dari 10 ibu hamil di Indonesia, kira-kira ada empat ibu
yang menderita anemia zat besi, dan dua ibu yang kekurangan gizi. Sementara itu, pada balita,
dari 10 balita, sekitar dua sampai tiga balita menderita kekurangan gizi.

''Bila kekurangan gizi pada balita ini tidak segera diatasi, kondisi gizi buruk akan tercipta.'' Kultur
sosial Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta
Swasono berpendapat, faktor sosial budaya ditengarai menjadi faktor utama pada pemberian ASI
eksklusif pada balita di Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula,
dan kurangnya fasilitas tempat menyusui di tempat kerja dan publik menjadi kendala utama.
''Seharusnya tidak ada alasan lagi bagi seorang ibu untuk tidak menyusui bayinya,'' kata Meutia.
Ia mengatakan faktor sosial budaya berupa dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif
menjadi faktor kunci kesadaran sang ibu untuk memberikan gizi terbaik bagi bayinya.

''Dukungan suami terhadap ibu untuk menyusui harus ditingkatkan. Keluarga dan masyarakat
juga harus memberikan arahan dan ruang bagi ibu menyusui,'' jelas Meutia. Pasalnya, minimnya
dukungan keluarga dan suami membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada
bayinya. Tidak sedikit bayi baru berumur dua bulan sudah diberi makanan pendamping karena
ketidaktahuan ibu terhadap manfaat ASI. Berdasarkan riset yang sudah dibuktikan di seluruh
dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi hingga enam bulan, dan disempurnakan hingga
umur dua tahun.

ASI, selain mengandung gizi yang cukup lengkap, mengandung imun untuk kekebalan tubuh
bayi. Keunggulan lainnya, ASI disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat gizi
cepat terserap. Berbeda dengan susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara dini
pada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus bayi. Pada akhirnya, bayi sulit buang air besar.
Apabila pembuatan susu formula tidak steril, bayi pun rawan diare. Kandungan gizinya pun tidak
sama dengan kandungan gizi pada ASI.

Sumber: Media Indonesia.com, 8 Agustus 2008

You might also like