Professional Documents
Culture Documents
NIM :A1C309050
DOSEN :
Air, yang merupakan sebuah zat cair istimewa untuk kehidupan, menutupi dua pertiga
dari permukaan bumi. Tahukah kamu mengapa air sangat lambat terbentuk pada kondisi-kondisi
ini adalah suhu. Pada suhu kamar, oksigen dan air bereaksi sangat lambat. Dalam keadaan bebas,
oksigen dan hidrogen ditemukan sebagai molekul H2 dan O2. Untuk bergabung membentuk
molekul air, keduanya harus bertubrukan. Sebagai hasil dari tubrukan ini, ikatan-ikatan yang
membentuk molekul hidrogen dan oksigen melemah, sehingga tidak ada lagi penghalang untuk
bergabungnya atom oksigen dan hidrogen. Suhu akan meningkatkan energi begitu juga kecepatan
molekul-molekul ini, sehingga jumlah tubrukan yang terjadi meningkat. Akibatnya, reaksi yang
terjadi dipercepat. Akan tetapi, sekarang ini, tidak ada lagi suhu yang cukup tinggi untuk
membentuk air di bumi. Panas yang diperlukan untuk pembentukan air disuplai selama
terbentuknya bumi ini, yang mana menghasilkan munculnya banyak air sebanyak yang menutupi
tiga perempat permukaan bumi.
Kita semua tahu bahwa air mendidih pada suhu 100°C dan membeku pada suhu 0°C.
Tetapi sebenarnya, pada kondisi normal, air seharusnya mendidih pada suhu +180°C bukan pada
suhu 100°C. Mengapa?
Dalam tabel periodik, sifat-sifat dari unsur-unsur yang terdapat di dalam golongan yang
sama bervariasi secara progresif dari unsur yang ringan sampai unsur yang berat. Fakta ini dapat
dilihat dengan jelas pada senyawa-senyawa hidrogen. Senyawa dari unsur-unsur yang segolongan
dengan oksigen dalam tabel periodik disebut sebagai “hidrida”. Jadi air (H2O) adalah “oksigen
hidrida”. Hidrida dari unsur-unsur lain dalam golongan ini memiliki struktur molekul yang sama
seperti molekul air.
Titik didih senyawa-senyawa ini berbeda-beda dan semakin meningkat dari unsur
belerang ke unsur yang lebih berat; akan tetapi, titik didih air tidak mengikuti pola ini. Air
(oksigen hidrida) mendidih pada suhu yang 80°C lebih rendah dari yang seharusnya. Situasi yang
mengherankan lainnya juga terjadi pada titih beku air. Lagi-lagi, menurut orde dalam sistem
periodik, air seharusnya membeku pada suhu -100°C. Akan tetapi, air tidak memenuhi kaidah ini
dan membeku pada suhu 0°C, sebuah suhu yang 100°C lebih tinggi dari titik beku seharusnya.
Ikatan hidrogen juga memungkinkan air untuk melawan perubahan suhu. Walaupun suhu
udara meningkat secara tiba-tiba, suhu air hanya meningkat perlahan, dan demikian juga, jika
suhu udara turun secara tiba-tiba, suhu air berkurang secara perlahan. Diperlukan perubahan suhu
yang besar agar perubahan suhu air berlangsung cepat. Energi termal air yang sangat tinggi
memiliki manfaat besar bagi kehidupan. Sebagai contoh sederhana, terdapat banyak air dalam
tubuh kita. Jika air beradaptasi dengan perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba di udara
dengan laju perubahan yang sama, maka kita akan mengalami panas demam atau membeku
secara tiba-tiba.
Begitu juga, air memerlukan energi termal yang sangat besar untuk menguap. Karena
begitu banyak energi termal yang digunakan saat menguap, suhunya menurun. Sebagai contoh,
lagi-lagi dari tubuh manusia, suhu normal tubuh adalah 36°C dan suhu tubuh tertinggi yang bisa
ditolerir adalah 42°C. Selisih 6°C ini tentu sangat kecil dan bahkan beraktivitas beberapa jam saja
di bawah sinar matahari bisa meningkatkan suhu tubuh sebesar itu. Sekalipun begitu, tubuh kita
menghabiskan banyak energi termal melalui keringat, yakni, dengan menyebabkan air yang
dikandungnya menguap, yang selanjutnya menyebabkan suhu tubuh menurun. Jika tubuh kita
tidak memiliki mekanisme otomatis seperti ini, maka beraktivitas di bawah sinar matahari
beberapa jam saja dapat berakibat fatal.
Ikatan hidrogen juga melengkapi air dengan sifat luar biasa lainnya, yaitu air lebih kental
dalam wujud cair dibanding dalam wujud padat. Sebenarnya, hampir semua zat di bumi ini lebih
kental dalam wujud padat dibanding dalam wujud cairnya. Akan tetapi, berbeda dengan zat-zat
yang lain, air mengembang saat membeku. Ini karena ikatan hidrogen mencegah molekul-
molekul air untuk berikatan satu sama lain dengan sangat rapat, sehingga banyak celah yang
tersisa diantara molekul-molekul tersebut. Ikatan hidrogen terputus apabila air berada dalam
wujud cair, sehingga menyebabkan atom-atom oksigen lebih berdekatan satu sama lain dan
membentuk sebuah struktur yang lebih kental.
Ini juga yang menyebabkan es lebih ringan dari air. Umumnya, jika anda melelehkan
logam manapun dan ke dalam lelehan tersebut dimasukkan beberapa lempeng logam yang sama,
maka lempeng-lempeng ini akan tenggelam langsung ke dasar. Akan tetapi, pada air hal yang
terjadi berbeda.
Protein X-ray kristalografi menghasilkan peta kerapatan elektron yang jarang mendeteksi
atom hidrogen individu atau membedakan antara karbon, nitrogen dan atom oksigen dalam
kepadatan elektron. Hal ini membuat sulit untuk mengorientasikan rantai samping dari Asn, dan
Gln-Nya, yang muncul simetris dalam kerapatan elektron, orientasi mereka biasanya dinilai
berdasarkan ikatan hidrogen. Berdasarkan pengamatan bahwa hampir semua terkubur donor dan
akseptor yang puas, kami telah mengembangkan suatu algoritma sederhana untuk
membandingkan konformasi alternatif residu ini dan, jika mungkin, identifikasi yang paling
menguntungkan. Dalam penampang struktur protein kami menemukan beberapa rantai samping
(15,0% dari Asn dan Gln dan 9,9% dari-Nya) yang akan lebih menguntungkan dalam orientasi
alternatif.
SUMBER:
http://fujiro.com/category/artikel