Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Nalia Anggraini
NIM. A1H008063
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Menentukan kurva pengeringan
2. Mengetahui laju pengeringan
3. Menentukan kadar air kesetimbangan
4. Menentukan waktu pengeringan
5. Menetukan konstanta pengeringan
6. Menganalisa mutu produk hasil pengeringan
I. TINJAUAN PUSTAKA
• Timbangan digital
• Thermometer
• Cawan
• Oven
• Desikator
• Penggaris
• Pisau
• Label
A. Bahan
• Buah jeruk
A. Prosedur kerja
A. Hasil
➢ Bahan : jeruk
➢ m total : 145,6 gram
5 − 0,7
= × 100%
0,7
= 614,29%
• Cawan 2 :
5 − 0,7
Kabk = × 100%
0,7
= 614,29 %
• Rata-rata : 614,29%
a) Kabb
• Cawan 1 :
mawal − makhur
Kabb = × 100%
mawal
5 − 0,7
= × 100%
5
= 86%
• Cawan 2 :
5 − 0,7
Kabb = × 100%
5
= 86 %
• Rata-rata : 86%
A. Pembahasan
Menggunakan udara panas sebagai medium pengering pada tekanan atmosferik. Pada
proses ini uap yang terbentuk terbawa oleh udara.
2. Pengeringan vakum
3. Pengeringan beku
Pengeringan yang melibatkan proses sublimasi air dari suatu material beku.
1. Diffusi
Pergerakan ini terjadi bila equilibrium moisture content berada di bawah titik
jenuh atmosferik dan padatan dengan cairan di dalam sistem bersifat mutually
soluble.
Contoh: pengeringan tepung, kertas, kayu, tekstil dan sebagainya.
2. Capillary flow.
Cairan bergerak mengikuti gaya gravitasi dan kapilaritas. Pergerakan ini
terjadi bila equilibrium moisture content berada di atas titik jenuh atmosferik.
Contoh: pada pengeringan tanah, pasir, dll.
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan
kehilangan kandungan air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama
dengan tekanan parsial uap air dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan
kandungan air yang berada dalam padatan disebut equilibrium moisture content. Pada
kesetimbangan, penghilangan air tidak akan terjadi lagi kecuali apabila material
diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative humidity yang lebih rendah
(tekanan parsial uap air yang lebih rendah).
Pindah panas dan pindah massa pada proses pengeringan.
Selama pengeringan air dari bahan pangan melalui pengeringan terjadi
proses pindah panas dan juga pindah massa secara simultan. Pindah panas terjadi
dalam struktur bahan pangan dan akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan uap air
antara permukaan bahan dengan bagian dalam dari bahan pangan. Pindah panas akan
dipengaruhi oleh konduktivitas panas bahan. Apabila panas dialirkan dengan cukup,
maka air akan berdifusi dari dalam bahan pangan ke permukaan, dan selanjutnya air
akan menguap dan ditangkap oleh udara.
Pengeringan dapat juga melibatkan berbagai bentuk pindah panas secara
konveksi, konduksi atau radiasi. Pada praktikum kali ini, kita menggunakan pindah
panas konveksi, dalam pengeringan ini digunakan udara sebagai medium pemanas
yang kontak langsung dengan bahan pangan. Selain pengeringan menggunakan oven,
seperti pada praktikum kali ini, pengeringan menggunakan pindah panas konveksi
juga digunakan pada fluidized bed dryer, spray dryer, flash dryer dan rotary dryer.
Proses pengeringan secara konveksi, dapat diilustrasikan sebagai berikut,
udara panas dialirkan ke dalam chamber pengering, sehingga melewati bahan pangan
di dalamnya. Akibat kontak langsung antara bahan pangan dengan medium pemanas,
maka air dari dalam bahan pangan yang berada dalam fase cair akan meningkat
suhunya dan akan berdifusi ke permukaan bahan. Selanjutnya air akan menguap
(evaporasi) dan akan ditangkap oleh udara kering. Untuk selanjutnya udara yang
membawa uap air akan keluar dari chamber pengering dalam keadaan jenuh. Dalam
proses pengeringan secara konveksi ini akan melibatkan panas sensible (panas untuk
meningkatkan suhu air ke titik didihnya) dan panas laten (panas untuk merubah fase
air menjadi uap).
I. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
5 − 0,7
= × 100%
0,7
= 614,29%
• Cawan 2 :
5 − 0,7
Kabk = × 100%
0,7
= 614,29 %
• Rata-rata : 614,29%
a) Kabb
• Cawan 1 :
mawal − makhur
Kabb = × 100%
mawal
5 − 0,7
= × 100%
5
= 86%
• Cawan 2 :
5 − 0,7
Kabb = × 100%
5
= 86 %
• Rata-rata : 86%
A. Saran
Keadaan atau suasana praktikum lebih di kondusifkan lagi. Sehingga bisa
membuat semua praktikan melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA