You are on page 1of 5

Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm

dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan
membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57%
protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.

Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak


lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah
menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah
campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya
cacing sutra:

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note: Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan
membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang
dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan
petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar
bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau
dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.

4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra


Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah
satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra
cukup banyak dilirik orang.

Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing
sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing
sutra.
• Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.

• Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu,
kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi
cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.

. Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi
dengan baik. Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2
inci dengan panjang sekitar 15 cm.

. Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan
dan benda-benda keras lainnya.

Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.

. Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang
dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai
10 cm.

. Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat
rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.

. Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan


lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat
sama di semua bagian.

. Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan,
kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.

. Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm,
sesuai panjang pipa pembuangan.

. Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.

. Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang
dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.

. Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di
dalam baskom agar gumpalannya buyar.

. Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh
permukaan kolam secara merata.
. Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

7. Panen
Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari.

sumber : Bambang Sunarno, IN AzNA Books, 2010

Yak mari kita ngomongin cacing sutra lagi!


Cacing yang satu ini emang ga ada habisnye!!!
Setelah kemaren ngomongin global cara budidaya sekarang gw mau ngomongin
soal hasil dari budidaya dengan dikasih makan kotoran ayam yang telah di
fermentasi. Oh ya gw ngucaping trimakasih buat Roby Faddillah yang data hasil
penelitiannya banyak gw pake buat nulis artikel ini.
Cacing Sutra
1. Biologi
Lo cari aja di blog – blog gw sebelumnya. Gw males bahas lagi tapi yang harus lo
ngertiin nich cacing merupakan hewan hermaprodit so gunakan fitur search ya!!!
2. Habitat
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm dengan
perincian dibagi menjadi
• kedalaman 2-4cmJuwana 5gr
Nah seperti hewan air laen maka air memegang peranan penting buat
kelangsungan hidup nich cacing. Nach langsung aja dah parameter optimal nich
cacning gini nich
• pH : 5,5 -8,0
• Suhu : 25 – 28 C (suhu kamar aja oke kok!!)
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak : <3,6 (kalau ampe lebih tuch cacing bakal ko’it)
3. Makanan
Nach karena dia makluk hidup dia juga butuh makan tho? Makanannya tuch
bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan.
Cara makannya dia telen makanan bareng sama sedimennya skalian ntar dalam
tubuhnya dia punya mekanisme buat misahin sedimen ma makanan yang dia
butuhin
Persiapan Alat dan Bahan
1. Pemupukan
Nah sekarang gw mau cerita cara bikin pupuknya. Gw jelasin aja step by stepnya
ya?
• Pertama lo cari dah tuch yang mananya peternakan ayam. Lo beli yang namanya
tokai ayam – kalau gw dapet dari peternakan di Fakultas peternakan IPB dan itu
gratis trus lo jemur 6 jam.
• Trus Lo cari bakteri yang buat fermentasi tuch Tokai namanya (EM4) lo coba
aja cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan
• Lo aktifin dulu tuch bakteri caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 +
dalam 300ml air trus lo diemin bentar aja 2 jam aja cukup
• Trus lo campur cairan itu ke 10kg tokai yang dah di jemur tadi – inget ya
ngaduknya harus rata
• Trus masukin ke wadah yang ketutup rapet selama 5 hari baru lo guna’in
Kalo lo tanya ama gw kenapa harus fermentasi segala?
Gw jawab : kerena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik
bakal naek sampai 2 kali lipat
2. Wadah
Wadah ayng dipake berukuran 80 x 20 x 15 (PxLxT) lo bisa bikin tuch wadah dari
kolam, plastik, terpal, dll. Pokoknya kreatif dikit lah!!!
Cara Kerja
1. Persiapan Wadah
Wadah diisi lumpur sebanyak 3 liter (3,7kg) sama pupuk tokai 3 liter juga (3kg)
diaduk aduk ampe rata trus di sebar supaya tingginya 4 cm aja
2. Pemasukan Air
Masukin air sampai tingginya 2 cm dari subtrat trus diemin 10 hari dan biarin
bakteri yang bekerja tapi jangan lupa ama yang namanya aerasi + kalo bisa di
kasih aliran air gitu.
3. Penebaran Cacing
Setelah 10 hari lo tebar tuch cacing ke wadah. Caran gw dibagi aja tuch
gerombolan cacing jadi grombolan grombolan kecil trus baru tebar!!!
Dari Wira :
Nah tuch cacing lo pelihara aja gitu terus trus lo ambilin aja pas lo butuh jangan
lupa kasih makan tokai setiap 5 hari sekali sebanyak 1 kg
Kalau ga lo ambil maka setelah hari ke 40 maka populasi tuch cacing bakal
berkurang sendiri akibat persaingan sama keracunan amoniak
Trus sebaiknya kalau lo mau ngambil cacing ambilah yang dibagian bawah karena
tuch cacing udah dewasa dan dari pada jadi tua lapuk trus mokat mendingan lo
panen aja kan buat makan ikan lo!!!

Kalau ngga jelas lo koment aja atau YM gw kirim email ke gw ntar jelasin bagian
mana yang ga jelas

DAFTAR PUSTAKA
Fadillah, Roby. 2004.Pertumbuhan Populasi dan Biomassa Cacing Sutra
(Limnodrilus) pada Media yang Dipupuk Kotoran Ayam Hasil Fermentasi.
(Skripsi) : IPB

Category:Other
Cacing Tubifex / Cacing Rambut / Cacing sutra

Filum : annelid
Kelas : oligochaeta
Ordo : haplotaxida
Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm
dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup
dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini
memiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.

Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur
secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua
sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakanoleh cacing sutra adalah campuran
antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Teknik Budidaya Cacing Tubifek

Persiapan Bibit

Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa
bakteri patogen.

Persiapan Media

Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter


yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan
dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau
tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm

Pemupukan

Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 - 250 gr/M2
atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/M2.

Fermentasi

Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.


Penebaran Bibit

Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 - 5 Liter / detik
Pemanenan

Cacing Bisa dipanen setelah 8 - 10 hari.

You might also like