You are on page 1of 23

Lampiran II : Hasil Rapat Penilaian Dokumen KA – ANDAL PT.

Agrindo Sukses Sejahtera


Nomor : 660/ /BLH-KAD/2010, Tanggal 4 Nopember 2010, Bertempat di Ruang Pertemuan Hotel Bumi Segah Kabupaten Berau.

NOTULENSI PEMBAHASAN DOKUMEN KA-ANDAL PT. Agrindo Sukses Sejahtera


NO. HALAMAN PERTANYAAN / SARAN PERBAIKAN PEMBERI SARAN

Sampul
Andi
1. dankata Sebutkan alamatlengkapnya diBerau
BLH
pengantar
Risdauli Sinaga
2. Cover Cantumkan alamat pemrakarsa di Kabupaten Berau. Begitu juga untuk kata pengantar.
(BLH Berau)
Masukan untuk Peraturan Menteri:
- Permen Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol Dan Label Pada Bahan Berbahaya Dan Beracun
- Permen Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
oleh Pemerintah Daerah
- Permen Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2010 Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri M. Teddy P, S.Hut
3. I Permen. Tenaga Kerja nomor : 03/Men/1986 tentang syarat-syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida
- (BLH Kab. Berau)
- Permen. Tenaga Kerja nomor: Kep.186/Men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
- Permen. Tenaga Kerja nomor : Kep.05/Men/1996 tentang managemen keselamatan dan keselamatan kerja
- Permen. Tenaga Kerja nomor :Kep.187/Men/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya

Pembangunan kebun kelapa sawit minimal akan berdampak terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat sekitar Kecamatan Segah,
namun dalam pendahuluan sama sekali tidak mengulas kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Hal ini sangat penting agar Risdauli Sinaga
4. I-1
terdapat gambaran jelas kondisi real saat ini di lokasi tersebut, sehingga akan dapat diprediksi perubahan yang akan dan mungkin terjadi akibat (BLH Berau)
adanya aktivitas perusahaan PT. Agrindo Sukses Sejahtera.
I – 1 dstnya Syamsuri, .Sos
5. Peta belum dicantumkan penanggung jawabnya
(BPPT)
Narasi pada pendahuluan sama persis dengan PT. General Aura Semari. Agar diperbaiki jangan dibuat demikian kalau memang tidak satu grup dengan Mukrim
6. I-1
PT. General Aura Semari. (BLH Prov)
I-3 Masrani, SP
7. BAB I. Tambahkan terkait dengan isu perubahan iklim tentang konsep perkebunan Sawit, rendah Karbon
(BLH Kab. Berau)
Bagaimana Komitmen Perusahaan terhadap lingkungan hidup melalui perkebunan dan pabrik kelapa sawit ini mengingat luas lahan perkebunan yang Muchlis
8. I-2
sudah dibuka seluas 233.427,80 ha, namun yang baru ditanami seluas 30.979 Ha (13,10 %). BLH Kabupaten Berau
Dalam Pendahuluan agar dicantumkan Permen 11/2006 tentang jenis usaha wajib Amdal. Risdauli Sinaga
9. I-3
(BLH Berau)
Sistematika penyusunan peraturan perundang-undangan agar dicermati kembali, baik tanggal, nomor dan tahun. Peraturan yang tidak berlaku agar
Risdauli Sinaga
10. I-5 tidak dicantumkan. Urutan-urutan peraturan dan judul agar disinkronkan. Tambahkan peraturan-peraturan tentang kelapa sawit dari kementerian
(BLH Berau)
lingkungan hidup. Seperti Kepmenlh No. 28 dan no. 29 dan lain-lain.
Tambahkan Undang-undang Uap Tahun 1930 ,
Iman Yosinata, W, ST
11. I-5 Tambahkan Peraturan Uap 1930
(Disnakertrans Berau)
Bambang Suprihatin, S.KM
12. I – 5 (Point 10) UU RI No. 23 Tahun 1992 diganti dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Diskes

Tertulis UURI No. 5 Tahun 1960 yang benar UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Imbawan
13. I-5
(BPN Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 1


UU/Keputusan/ Peraturan/ Instruksi Menteri hendaknya dipisahkan dan didahulukan yang lebih tinggi.

Peraturan-peraturan yang dicantumkan harus sesuai dengan peraturan yang terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan beserta alasan
singkat mengapa peraturan tersebut digunakan sebagai acuan mohon diteliti kembali, selanjutnya ada beberapa peraturan menteri yang harus
ditambahkan seperti :
- Permen LH No. 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL
- Permen LH No. 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi bagi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota

Keputusan Bupati Berau pada halaman I-15 agar diganti dengan yang terbaru yaitu :
- Keputusan Bupati Berau No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau
- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tim Teknis
Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau
- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau Nomor 25 Tahun 2009 tentang Susunan
Keanggotaan Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau

Masukan untuk UU:


- UU No 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah
- UU No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
UU No. 5 Tahun 1994 Keanekaragaman Hayati

Masukan untuk PP:


- PP No. 28 Tahun 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Dessy Rosalia, ST
14. I-5 s/d I-15
- PP RI No. 42 Th. 2008 Pengelolaan Sumber Daya Air (BLH Kab. Berau)
- PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
- PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3

Masukan untuk kepres:


- Kepres No. 10 Tahun 2000 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

Masukan untuk Permen:


- Permen Lingkungan Hidup No. 18 Tahun 2009 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
- Permen Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2010 Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri
- PerMenKes Nomor 472 Tahun 1996 Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kes
- Permen No. 18 tahun 2007 tentang PSDH/ DR

Keputusan Kepala Bapedal:


- Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-05/Bapedal/09/1995 Simbol dan Label Limbah B3
- Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-124/12/1997 Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis mengenai Dampak Lingkungan

Masukan untuk perda Berau:


- Perda Kab. Berau No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi lembaga teknis daerah Kab. Berau
- Perda Kabupaten Berau No. 09 Tahun 2007 Tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Berau, bukan tentang Kewenangan Pemerintah kabupaten
sebagai daerah Otonom.

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 2


 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1998 Tentang Pengaturan Kewenangan Pembinaan dan Pengembangan Industri (yang dimaksud disini
tahunnya bukan Tahun 1998 tetapi Tahun 1986). Safriansyah
15.
I-7  PP. No. 08 Tahun 1999 mohon tentangnya ditambah kata liar di akhir setelah kata satwa. Bagian Hukum & Perundang
 PP. No. 27 Tahun 1999 mohon kata Hidup dihapus dan ditambah kata (AMDAL). 2 an
 PP. No. 25 Tahun 2000 Tidak berlaku lagi dan diganti dengan PP No. 38 Tahun 2007
 PP. N0. 150 Tahun 2000 mohon kata Untuk Produksi Biomassa di hapus sehingga berbunyi PP. No. 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah.
 PP. No. 4 Tahun 2000 Mohon Kata Terhadap di hapus.
16.  PP. No. 13 Tahun 2004 bukan tentang pembenihan tanaman akan tetapi tentang penamaan pendaptaran dan penggunaan Varietas asal untuk Safriansyah
I-8 pembuatan Varietas tanaman esensional Bagian Hukum & Perundang
 PP. No. 6 Tahun 2007 Saran : Tolong dimasukkan kata Serta di antara hutan dan pemanfaatan hutan. 2 an
 Kata Penggunaan kawasan hutan di hapus sehingga berbunyi  Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan
Hutan.
 PP. No. 6 Tahun 2008 di hapus.
17.  Kepres RI No. 7 Tahun 1979 bukan tentang Atur Tertib pertanahan, tetapi tentang REPELITA. Safriansyah
I-9  Keppres No. 34 Tahun 2003 bukan tentang 9 wewenang Bupati, tetapi tentang kebijakan nasional.di bidang pertanahan. Bagian Hukum & Perundang
2 an
18. Bambang Suprihatin, S.KM
I–10 (Point 12) Dihapus saja, karena duplikasi dengan halaman I-12 Nomor 37
Diskes

Masukan Peraturan :
19. 1. Kepmenkes No. 289 tahun 2003 tentang prosedur pengendalian dampak pencemaran udara akibat kebakaran hutan.
Bambang Suprihatin, S.KM
I - 12 2. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 tahun 1997 tentang Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan KA-ANDAL.
Diskes
3. Keputusan Kepmen LH No. Kep-14/MenLH/3/1994 Tentang Identifikasi dampak Potensial dan Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam studi
AMDAL.
4. Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Domistik
20.  Perda No. 12 Tahun 2000 sudah dicabut, diganti dengan Perda No. 10 Tahun 2008, Tentang pembentukan organisasi lembaga Tehnis Daerah Safriansyah
I - 14 Kab. Berau. Bagian Hukum & Perundang
 Perda No. 13 Tahun 2000 sudah di cabut, diganti dengan perda No. 13 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kab. Berau. 2 an
21. Safriansyah
I - 15 Perda No. 15 Tahun 2009 berbunyi Perijinan Perkebunan di Kab. Berau Bagian Hukum & Perundang
2 an
- Lingkup Rencana Kegiatan agar ditambahkan kegiatan penanganan/pengelolaan CPO selanjutnya setelah diproduksi akan di kirim kemana dan
alat angkut apa.

- Tolong dipersyaratkan kepada perusahaan dalam menggunakan pestisida, herbisida yang mempunyai bahan ramah lingkungan (masukkan pula
bahan sesuai dengan peraturan yang diacu)

- Dimana tempat penyimpanan / gudang bahan pestisida, pupuk atau tempat penyimpanan B3 lainnya M. Teddy P, S.Hut
22.
II (BLH Kab. Berau)
- Mohon perhatian terhadap parameter kualitas air yang berada pada status di atas baku mutu lingkungan.

- baku mutu lingkungan daerah (propinsi) agar jadi rujukan.

- Pembuangan dari toilet agar tidak dilakukan langsung ke sungai. Untuk hasil pencucian pabrik PKS atau ruangan lain yang memerlukan
pembersihan dengan menggunakan air agar dibuatkan kolam pengendap/kolam pengelolaan sebelum dibuang kebadan sungai

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 3


Wawan Kustiawan
23. II - 1
Redaksi kalimat 2.1.1.1. Status studi Andal agar diperbaiki. Mohon ditegaskan status studi kelayakannya apakah sudah disetujui, sejak kapan. (PPLH Unmul)
Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah :
 Titik Koordinat Rencana Lokasi Kegiatan tidak ada.
 Berdasarkan Peta Tata Ruang Wilayah Popinsi Kalimantan Timur dan Peta Tata Ruang Kabupaten Berau dimana lokasi tersebut merupakan areal
KBNK legalitas peta tidak ada (tidak dijelaskan).
 Peta Tata guna lahan yang menyatakan lokasi kegiatan cocok untuk perkebunan legalitasnya tidak ada (tidak jelas). Muchlis
24. II-1
 2.1.1.3. Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak BLH Kabupaten Berau
Dalam kajian dokumen ANDAL semua kegiatan harus dimasukkan.
Susunan Tahap Prakonstruksi agar dapat disesuaikan sebagai berikut Terdiri dari : 1. Sosialisasi Rencana Kegiatan; 2. Pembebasan Lahan; 3.
Penerimaan Tenaga Kerja. 4. Penataan Lahan
 Perbatasan Lokasi Kegiatan Timur berbatasan .........., Barat berbatasan ............., Utara dan selatan.
Mohon ada penjelasan pada Peta tata Guna Lahan apa nama-nama perkebunan di sekitar PT. ASS, apakah perusahaan –perusahaan tersbut ada Wawan Kustiawan
25. II - 3
keterkaitan manajemen. (PPLH Unmul)
II - 4 Foto sosialisasi kegiatan agar dilampirkan Syamsuri, .Sos
26.
Batas kampung dengan kebun masyarakat yang ada di dalam agar diselesaikan dan 20 % plasma harus dibuatkan perjanjian (BPPT)
Risdauli Sinaga
27. II - 4 Penanganan Masalah Lahan diganti dengan Pembebasan Lahan
(BLH Berau)
Penanganan Masalah Tanah/lahan oleh Perusahaan dimasukkan dalam dokumen Amdal sesuai yang terdapat dalam izin lokasi, SK. Bupati No. 328 Imbawan
28. II - 4
Tahun 2010 yaitu pada pasal ketiga ayat 2, 3, 4 termasuk kuburan dan lahan masyarakat yang tidak dilepaskan. (BPN Berau)
Kegiatan Sosialisasi Rencana Kegiatan
29.  Pada dokumen di sampaikan bahwa lokasi kegiatan berada di Kampung Long Ayan, Long Ayap dan Long Laay, namun pada saat sosialisasi tidak Muchlis
II - 4
satu pun masyarakat long laay yang hadir, apakah tidak di undang atau ada yang lain. Sedangkan pada penjelasan kegiatan sosialisasi kampung BLH Kabupaten Berau
long laay tidak di cantumkan, ada apa ini .
Susunan Tahap Konstruksi agar dapat disesuaikan seperti di bawah ini 
1. Mobilisasi Kendaraan dan Material
2. Pembukaan Lahan
3. Pembangunan prasarana dan sarana Penunjang
4. Aktivitas Perbengkelan dan Genset
5. Persemaian dan Pembibitan
6. Konservasi tanah dan air
7. Penanaman Kelapa Sawit
8. Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dan IPAL
Penjelasan masing-masing tahapan agar menyesuaikan.
30. II – 5 s/d Susunan Tahap Operasi agar dapat disesuaikan seperti di bawah ini  Muchlis
seterusnya 1. Pemeliharaan Tanaman BLH Kabupaten Berau
2. Pemanenan
3. Pengangkutan TBS Ke Pabrik
4. Pengolahan TBS
5. Pengangkutan dan Penjualan CPO dan Kernel
6. Pengelolaan Limbah
7. Community Development/Coorporate Social Responsibility
Penjelasan/uraian masing-masing tahapan agar menyesuaikan.

Susunan pada Pasca Operasi adalah


1. Peremajaan tanaman
- Poin 1. Sebaiknya hanya mobilisasi alat berat dan material sedangkan tenaga kerja digabung pada point 2.
Risdauli Sinaga
31. II - 5 - Tabel 2. 1. Rencana Pengadaan Peralatan dan Kendaraan. Jumlah unit Dump Truk 6 unit. Tetapi pada II – 37 Tabel 2.14 Prakiraan Kebutuhan Oli
(BLH Berau)
Jumlah Dump Truck 10 unit. Sinkronkan juga dengan tabel 2.2.
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 4
Masdar,SE,MM
32. II – 6 s.d II - 8 Tabel 2.2. Kolom pendidikan belum tertulis pada penentuan jabatan
(BLH Berau)
2) Pengadaan Tenaga Kerja.
Sesuai penjelasan pada sub bab ini mencerminkan bahwa penerimaan tenaga kerja akan dilakukan seluruhnya pada tahap Konstruksi, sedangkan M. Teddy P, S.Hut
33. II-6
pada tahap Pra-Konstruksi dan Operasi tidak ada penjelasannya. (BLH Kab. Berau)
 Seharusnya ada penjelasan penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap tahapan Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Operasi.
Risdauli Sinaga
34. II - 6 Tabel 2.2. Rencana Penggunaan Tenaga kerja agar dicantumkan kualifikasi pendidikan.
(BLH Berau)
Tabel 2.2. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
- Tidak ada penerimaan tenaga kerja untuk tenaga medis yang bertanggungjawab pada klinik
Bambang Suprihatin, S.KM
35. II - 6 - Dalam Job diskripsi tenaga kesehatan, selain melakukan pengobatan hrus pula melakukan :
Diskes
a. Membuat laporan kasus penyakit kesehatan ke Puskesmas terdekat/Dinas Kesehatan.
b. Melakukan pengawasan/Pemantauann secara epidemiologis terhadap penyakit yang ada pada masyarakat disekitar wilayah perusahaan.
Struktur Organisasi setingkat Direktur harus ada dan di lampirkan dalam dokumen 
 Direktur Utama
 Direktur Operasional : 1. Manager Kebun 2. Manager Pabrik Muchlis
36. II 8 - 10
 Direktur Teknik : Manager Teknik 2. Manager Lingkungan BLH Kabupaten Berau
 Direktur Keuangan dan Administrasi : 1. Manager Keuangan 2. Manager Administrasi dan Perijinan
Sedangkan Struktur Kebun dan Pabrik menyesuaikan.
Gbr 2.3 struktur organisasi kebun Andi
37. II-9
Agar asisten ling. Hidup dan comdev dipisah BLH
Dari tabel 2.3, alokasi lahan didapat lokasi kantor, emplasemen dan pabrik dikeluarkan dari HGU, tetapi di peta berada di dalam areal ijin lokasi/ Andi
38. II-11
HGU. Mana yang benar? BLH
Tabel 2.3. Plasma hanya 900 Ha. Seharusnya plasma minimun 20 %. Jadi dari luasan ijin lokasi untuk plasma minimun 1221 Ha (Alokasi sesuai Perda
Risdauli Sinaga
39. II - 11 bukan termasuk sempadan jalan). Begitu juga dengan Hal II – 42 yang menyatakan kebun plasma adalah seluas 900 ha atau sekitar 2000 % dari luas
(BLH Berau)
areal efektif. Apakah tidak salah. Cek kembali perhitungannya.
- Pembukaan lahan. Untuk pembebasan tanahnya harus selesai ganti rugi kepada masyarakat pemilik tanah/kebun terlebih dahulu.
Imbawan
40. II - 11 - Untuk keluasan alokasi lahan perkantoran dan emplasemen serta pabrik PKS dan IPAL agar diwajibkan untuk mengajukan ijin lokasi sebagai
(BPN Berau)
persyaratan untuk dimohonkan HGBnya.

Mohon diteliti kembali alokasi lahan yang telah direncanakan, karena menurut dinas perkebunan kabupaten berau, alokasi untuk lahan plasma Agus Bambang Suharto
41. II-11
minimal 20% dari areal efektif. Khusus buffer harus diberikan penjelasan berapa lebarnya. (BLH Kab. Berau)

Ir. Sumaryono
42. II - 11 Tabel 2.3. Pembukaan lahan, ada perubahan lahan, sempadan sungai dan alokasi yang diminta penyerahan agar diperhatikan
(BLH Kabupaten Berau)

Daerah sempadan sungai untuk sungai besar (lebih dari 50 m, agar minimal 200 m sedang sungai kecil minimal 100 m, dari kiri kanan sungai Andi
43. II-12
mengingat berada di daerah hulu dan dampaknya sangar besar terhadap existensi sungai segah BLH

 Pada Tabel 2.4 Rencana Pembagian blok tanam kebun Inti dan flasma agar memperhitungksn aspek lingkungan seperti Curah hujan lima
44. tahunan, tofografi lahan dll. Muchlis
II–12
 Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit seluas 5.260 Ha perincian penataan lahan/afedeliing dalam metrik agar BLH Kabupaten Berau
dibuatkan dalam dokumen KA.

Luas lahan efektif 5.260 Ha, mana yang benar dengan lampiran seluas 5.407 Ha
45. II - 12 Masrani, SP
(BLH Kab. Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 5


Pada Peta Lancape 
 Hanya sungai segah saja yang tergambar sedangkan sungai dan anak sungai yang lain tidak tergambar (Tolong dicantumkan nama sungai dan
anak sungai yang lain), kalau anak sungai tidak ada namanya tolong di uraikan/dikaji tergolong sungai apa dia.
 Dimana lokasi rencana flasma seluas 900 Ha, ada sebagian lahan yang tofografinya di atas 15° sehingga tidak cocok untuk perkebunan kelapa
sawit, dan merupakan dekat bantaran sungai sehingga perlu dicarikan lokasi yang lain.
46. Muchlis
II - 13  Tolong dibedakan warna sempadan sungai antara lebar sungai >50 meter dengan < 50 meter.
BLH Kabupaten Berau
 Pembagian Blok RKT Tahun 2010-2012 sedangkan pada Tabel 2.4 Blok RKT Tahun 2011-2013 tidak sinkron, tolong disinkronkan kembali.
 Tolong jelaskan perhitungan sempadan sungai yang bapak tetapkan seluas 445 Ha dasarnya dari mana. Apakah sudah termasuk DAS dan Sub
DAS.
 Pada Peta kampung long ayap termasuk dalam wilayah rencana kegiatan dengan luas 511,48 Km2, apakah termasuk dalam ijin 6.106 Ha, atau
sudah di keluarkan, tolong jelaskan.
Pembagian jalan produksi, koleksi maupun penghubung dan panen sebaiknya bukan per Ha tapi per blok dimana satu bloknya (dalam peta) berdimensi Indra jaya ,SE
47. II-15
300 mX 1.000 m atau 30 Ha/ blok, karena tidak setiap hektar terdapat jalan produksi (DPTR)
Tertulis : Jalan transportasi dan jalan koleksi selama 3 tahun sepanjang 156 Km. Tetapi uraian berikutnya hanya 157 Km. Belum termasuk jalan Risdauli Sinaga
48. II - 15
panen. Sinkronkan. (BLH Berau)
II - 15 Lay out untuk sarana pendukung jalan, drainase, empalsemewn kantor, gedung agar dirinci berkaitan dengan masalah IMB Syamsuri, .Sos
49.
(BPPT)
Mansyur Aswadhi, SH
50. I – 15 (H) Mohon Perbup No. 7 Tahun 2006 Tentang Tata Cara, pengawasan dan Pengendalian Izin Lokasi di Kabupaten Berau
Pemerintahan
Pembangunan Prasarana dan sarana
 Pada Tahap ini semua rencana prasarana dan sarana yang akan dibangun dapat tergambar dengan jelas dalam bentuk metrik begitu juga
uraian/penjelasan teknik dan luasnnya masing-masing.
 Gambar/lay Out dari semua prasarana belum tergambar dalam dokumen
 Untuk Gambar/lay out emplasmen beserta treatmen limbah domistik
 Bangunan workshop/Bengkel dipisahkan dengan bangunan gudang BBM, bangunan genset dan TPS Limbah B3 yang masing-masing dilengkapi
dengan Oil trap dan agar dimasukkan dalam sarana dan prasarana perkebunan.
 Pembangunan jaringan jalan kebun dan drainase tidak ada gambarnya
 Perumahan karyawan yang dibuat dengan kondisi layak dan memadai harus dijelaskan apakah beton atau kayu, ukuranya harus jelas.
 Gambar jaring jalan agar dalam dokumen KA seperti
1. Jalan utama
2. Jalan Produksi
3. Jalan Koleksi (Jalan blok)
Muchlis
51. II – 15-16  Sket lokasi prasarana dan sarana perkebunan kelapa sawit PT. ASS agar dilampirkan. BLH Kabupaten Berau
 Sket lokasi perumahan karyawan beserta unit pengolahan limbah domistiknya.

Pembangunan Sarana Air Bersih dan Listrik


 Gambar/lay out bangunan sarana air bersih dan listrik belum ada dalam dokumen KA
 Lokasi Sarana air bersih dan Listrik belum tergambar dalam dokumen.
 KepMenKes. No. 907/MenKes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum agar dimasukkan dalam penjelasan
pemenuhan kualitas air minum untuk perumahan karyawan.
 Diagram Alir/Lay Out Proses Pengolahan Air Bersih tidak dimasukkan dalam dokumen seperti penggunaan bahan kimia, penanganan/pengelolaan
endapan lumpur dan air sisa pembersihan filter dll.
 Kebutuhan air untuk pabrik dan domistik sebesar 1.400 m3/hari begitu juga dengan afdeling yang bersumber dari sungai keluk sementara debit
tahunan sungai keluk belum di ketahui, sehingga perlu dilakukan perhitungan untuk debit sungai kayak. Sedangkan pembuatan waduk berukuran
240.000 – 300.000 m3 apakah efektif, dan karena waduk tersebut belum masuk dalam perhitungan lahan yang digunakan sebagai tidak efektif,
sehingga Tabel 2.3 perhitungan ulang.
Pada halaman II-15 tertulis narasi pembangunan jaringan jalan kebun dan saluran drainase, sedangkan pada halaman II-25 juga terdapat item Agus Bambang Suharto
52. II-15 dan II-25
kegiatan pembuatan saluran drainase. Apakah pembuatan drainase ini berbeda, mohon diberikan penjelasan ? (BLH Kab. Berau)
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 6
Bambang Suprihatin, S.KM
53. II – 16 - B) Pembangunan kantor dansarana pendukung lainnya tidak disebutkan akan dibangunnya bangunan klinik kesehatan.
Diskes
- Jarak pabrik dari sungai keluk agar dicantumkan . Sebaiknya 1 km dari pinggir sungai
Risdauli Sinaga
54. II - 16 - Tambahkan setelah memperoleh izin operasional dari Distamben untuk keperluan genset
(BLH Berau)
- Bangunan gudang pupuk dan pestisida beluma ada dicantumkan
Ir. Amran Arief
55. II - 16 Waduk Ukuran 240.000 – 300.000 m3, apakah waduk buatan atau waduk alam tolong dijelaskan secara rinci. (Dinas Perkebunan Kab.
Berau)
II – 16 & Masdar,SE,MM
56. Pemanfaatan air permukaan dan operasional ketenagalistrikan harus mendapat izin dari Distamben.
II - 100 (BLH Berau)
Ada rencana pembangunan waduk dengan kapasitas 300.000 m3 ini masuk dalam alokasi lahan yang mana? Karena jika diasumsikan tinggi waduk 3 Indra jaya ,SE
57. II-16
m berarti ada 100.000 m2 = 10 Ha, luas waduk yang tidak dialokasikan pada tabel alokasi lahan bab II hal 11 (DPTR)
Risdauli Sinaga
58. II - 17 Sistem pembibitan hanya berisi penjelasan tentang tahapan pembibitan, tetapi tidak dijelaskan sistem apa yang akan digunakan di PT. ASS ini
(BLH Berau)
Risdauli Sinaga
59. II – 20 Apakah beda pembibitan untuk kebun plasma dan kebun inti. Seharusnya yang ada hanya satu. Untuk semua tabel agar dicantumkan sumber..
(BLH Berau)
II - 23 Tabel 2.10 dan seterusnya, sumber data dan tahun tidak dicantumkan Masrani, SP
60.
(BLH Kab. Berau)
Wawan Kustiawan
61. II - 24 Tabel 2.11. Di bawah tabel agar dituliskan sumbernya
(PPLH Unmul)
Sebaiknya pada peta digambarkan peta rencana pembangunan bangunan konservasi tanah dan air seperti teras, benteng, tanggul sinambung, dan Indra jaya ,SE
62. II-25
drainase di overlapkan dengan peta topografi dan morfologi setempat (DPTR)
Konservasi Tanah dan Air
 Gambar teras individu atau tapak kuda agar dimasukkan dalam dokumen beserta cara pencegahan erosi dengan pembuatan saluran drainase dan
LCC pada bagian mana dari desain tersebut.
63. Muchlis
II - 25  Perlu penjelasan rencana penanaman LCC (Leguminuceae Cover Crop) yang dilakukan 1 bulan sebelum penanaman kelapa sawit bagaimana
BLH Kabupaten Berau
hubungannya dengan pembukaan lahan.
 Rencana Pembuatan benteng/tanggul sinambung dan rorak pada lahan yang mempunyai kemiringan di atas 15° perlu dipertimbangkan kembali,
karena untuk lahan yang kemiringan di atas 15° tingkat pertumbuhannya jelek.
Penanaman tanaman penutup tanah kacangan
64. Muchlis
II - 26  Pada Rencana penanaman land cover crop dengan cara pemberian fosfat terlebih dahulu kemudian di bajak dan digaru apakah efektif dengan luas
BLH Kabupaten Berau
lahan 1.760 Ha yang harus dibajak dengan waktu hanya satu bulan.
 Kira-kira berapa Ha luas lahan yang terpakai untuk pembangunan konservasi tanah dan air tersebut mengingat inlet drainase utamanya saja
yangmemiliki 2,5 m bila hirakinya sejajar dengan jalan produksi berarti ada ± 11 Ha (2,5m X 44 Km) yang mana luasannya tersebut harus
Indra jaya ,SE
65. II-26 dimasukkan dalam alokasi lahanuntuk mendapatkan luas areal tanam efektip
(DPTR)
 Tidak ada peta kegiatan lain, peta penutup lahan dan label koordinat peta
 Saran : lay out rencana pembangunan gedung pabrik dibuat detail, perlu perhatian resapan air sungai segah dimana ulu sungai segah rawan banjir

Pengololahan Tanah
 Pada dokumen tidak dijelaskan jarak antara tanaman berapa
Muchlis
66. II - 27  Ukuran lubang sebesar 60x60x60 apakah tidak kelebaran, dikhawatirkan tanahnya akan longsor sebelum di tanam
BLH Kabupaten Berau
Penanaman Tanaman Kelapa Sawit
 Pada tahap penanaman tanaman, dalam dokumen tidak dijelaskan umur berapa tanaman boleh di tanam.

Apakah mungkin pembibitan tahun 2010, sedangkan pada saat ini masih dalam tahap pembahasan kerangka acuan. Seharusnya kelayakan Risdauli Sinaga
67. II - 28
lingkungan diterbitkan baru ada kegiatan di lapangan. (BLH Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 7


Pemeliharaan TBM dan TM
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berimplikasi penurunan kualitas air khususnya parameter phosfor, Nitrogen (NH3), Kalium, Magnesium, Boron,
dan senyawa sisa pestisida Yang digunakan untuk penyemprotan, harus dilakukan pengkajian beban pencemaran dengan metodhe Qual2 E untuk Muchlis
68. II – 29 s/d 36
mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap biota perairan terutama ikan dan manusia apabila terkonsumsi. Karena senyawa pestisida yang BLH Kabupaten Berau
digunakan tidak ada dalam PP 82 tahun 2001 dan semua senyawa pestisida yang akan digunakan harus di ukur terlebih dahulu pada saat
pengambilan rona awal, apalagi pemeliharaan ini berlangsung selama operasional kegiatan.
Ir. Amran Arief
69. II - 30 Pada TBS ..................... dst seharusnya TBM (Tanaman belum menghasilkan) (Dinas Perkebunan Kab.
Berau)
70. Tabel 2.13 Bambang Suprihatin, S.KM
II - 30 Dalam pengendalian penyakit yang menggunakan spraycan belum dijelaskan dimana dilakukan pencucian spraycan, mohon diuraikan. Diskes
- b) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
71. Baris ke 10 tertulis limbah bersifat cukup polutan, harap dijelaskan bagaimana sifat karakteristik polutannya, harap dijelaskan pula parameter apa Bambang Suprihatin, S.KM
II – 39
saja yang jadi indicator pemeriksaan limbahnya. Diskes
Jelaskan pula bagaimana mengatasi bau yang disebabkan oleh limbah.
- Kegiatan bengkel dan penggunaan genset. Jumlah genset yang digunakan sebenarnya berapa. Hal II – 16. 2 unit 12 KVA dan 4 unit 45 KVA. Hal II – Risdauli Sinaga
72. II - 36
36 . 6 unit 12 KVA dan 12 unit 45 KVA. (BLH Berau)
- Pemupukan agar tidak hanya dijelaskan pemupukan anorganik dengan pupuk kimia, juga agar dicantumkan teknis pemupukan organik dengan Lita Handini
73. II - 36
memanfaatkan limbah sawit dan limbah pabrik sesuai uraian tentang pemanfaatan limbah. (BLH Berau)
Andi
74. II-36 Jumlah genset agar disingkronkan dengan hal II-16
BLH
 Tangki BBM oil trapnya sendiri jangan disatukan dengan bengkel
Muchlis
75. II – 37 s/d 38  Pondasi Tangki BBM terbuat dari cor beton dan diberi tanggul cor keliling dimasukkan dalam dokumen.
BLH Kabupaten Berau
 Desain gambar/layout dimasukkan dalam dokumen
Risdauli Sinaga
76. II- 37 Tabel 2.14 dan 2.15 agar disingkronkan dengan tabel 2.1 hal II – 5. Mana yang benar
(BLH Berau)
- Butir d. Pemupukan. Dalam tindakan pemupukan agar memperhatikan status kesesuaian lahan yang tercantum dalam laporan studi kelayakan (FS) Wawan Kustiawan
77. II - 38
- Perlu ada tambahan informasi perlunya dibangun tempat/gudang penyimpanan pupuk dan pestisida (PPLH Unmul)
Masdar,SE,MM
78. II - 38 Desain Tangki Penyimpanan/Tangki BBM harus standar sesuai teknis yang ditetapkan Distamben dan seizin Distamben Berau
(BLH Berau)
II - 38 Lay out IPAL berupa jarak ke sungai Masrani, SP
79.
(BLH Kab. Berau)
Mampukah tankiBBM kapasditas 24. 000 lier mengcover kebutuhan BBM 107.880 l/bulan untuk tahap konstruksi dan 72.180 l/ bulan untuk Andi
80. II-37
operasional. Agar dihitung ulanng BLH
Jarak lokasi kawasan pabrik cpo dengan sungai Keluk agar ditentukan minimal 1.000 m Andi
81. II-38
Lampirkan lay out sarana prasarana dan pabriknya BLH

Pabrik PKS
 Beberapa Gambar/layout yang harus dimasukkan dalam dokumen KA antara lain :
 Desain Gambar/Layout Pabrik Kelapa Sawit
 Alur produksi CPO dan Kernel.
82. Muchlis
II - 38  Gambar/layout pabrik minyak Kelapa sawit PT. ASS.
BLH Kabupaten Berau
 Jarak Pabrik PKS dengan bantaran sungai kalau bisa + 1 Km
 Penempatan Pabrik dan IPAL hendaknya di lokasi yang agak tinggi.
 Buatkan Metrik Mesin Utama Pabrik Minyak sawit Kapasitas 30 ton TBS/jam
 Buatkan Metrik Banguan Penunjang dari PKS apa saja?

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 8


Instalasi Pengolahan Limbah :
 Pengolahan Limbah Sawit dengan “Anaerob/Fakultative ponding system” apa perbedaannya dengan system kolam anaerob primer, kolam
sekunder dan kolam kontrol.
83. Muchlis
II - 39  Pengolahan Limbah Sawit dengan “Anaerob/Fakultative ponding system” tolong di uraikan secara rinci cara kerjanya.
BLH Kabupaten Berau
 Ukuran setiap kolam belum di cantumkan dalam dokumen dengan kapasitas terpasang 30 ton TBS/jam
 Buatkan metrik spesifikasi teknis kolam limbah dan lama waktu tinggal air limbah.
 Perhitungan Debit limbah perhari agar dimasukkan = 30 ton TBS/Jam x Waktu pengolahan x 0,75 m3/ton.
84. Pengelolaan limbah (gas, padat, cair, hasil kebun) tolong dimasukkan kewajiban perusahaan dalam mentaati peraturan perizinan (tolong kongkritkan M. Teddy P, S.Hut
II – 39
sesuai dengan peraturan yang dijadikan acuan) dalam dokumen (BLH Kab. Berau)
II – 39 & Masdar,SE,MM
85. IPAL izin BLH Berau dengan kajian yang dilakukan pemrakarsa terlebih dahulu.
II - 106 (BLH Berau)
Masdar,SE,MM
86. II - 40 Gambar 2.7. Lay out pabrik belum tergambar TPS-LB3
(BLH Berau)
Masdar,SE,MM
87. II - 41 Gambar IPAL harus diperjelas, apakah limbahnya dibuang atau dimanfaatkan kembali
(BLH Berau)
Perbaikan KA :
88. II - 41 Ir. Amran Arief
Untuk unit pengolahan Limbah Cair menjadi Blok tanam.
Risdauli Sinaga
89. II - 41 Gambar 2.8. Air limbah akan dialirkan ke sungai setelah diolah. Apakah tidak sebaiknya dialirkan ke kebun sawit
(BLH Berau)
 Untuk kemitraan dengan masyarakat agar dilakukan pendalaman (konsultasi) lebih lanjut, tentang bentuk kemitraan yang sesuai dengan harapan
masyarakat. M. Teddy P, S.Hut
90. II – 42
 CSR lebih ditegaskan kepada pihak masyarakat bukan hanya sekedar mitra bila perlu sesuai dengan kegiatan sekarang untuk dikembangkan yang (BLH Kab. Berau)
lebih profesional dan jangan tergantung kepada perusahaan
CSR
- Antisipasi perilaku petani plasma yang terfokus pada keuntungan maksimal dalam waktu singkat sehingga menyebabkan penurunan produkstivitas Ade Rini Andhika (BLH
91. II - 42
lahan, mencemarkan lingkungan serta kemungkinan konflik sosial. Berau)
- Ada kemungkinan rendahnya daya serap inovasi teknologi oleh petani plasma. Jadi binteknya diberikan harus tepat guna.
Community Development (COMDEV)/Coorporate Social Responsibility
 Pengembangan masyarakat dalam bahasa asing COMDEV sedangkan CSR adalah Coorporate Social Responsibility. Bukan Community, cermati
 Kerja sama kemitraan dengan masyarakat dalam pembangunan plasma bagaimana dengan kebun masyarakat yang ada disekitar lokasi kegiatan.
 Di bawah ini Program COMDEV/CRS yang dapat di kembangkan di masyarakat agar dapat dimasukkan dokumen KA:
a. Pelatihan dan pengembangan tentang life skill yang sesuai kebutuhan masyarakat.
b. Pelatihan Kewirausahaan dan pengelolaan UKM Muchlis
92. II - 42
c. Pelatihan dan pengembangan kelembagaan masyarakat. BLH Kabupaten Berau
d. Pemberdayaan kelompok2 masyarakat sebagai mitra kerja.
e. Memberikan kesempatan kepada calon tenaga kerja lokal, pelajar, dan mahasiswa untuk magang dan praktek kerja di perusahaan.
f. Pemberian bantuan pembangunan prasarana dan sarana kesehatan.
g. Pemberian bantuan pembangunan dan renovasi rumah ibadah, jalan dan jembatan serta WC rumah.
h. Pemberian bantuan buku pelajaran dan kelengkapan sekolah dan biasiswa.
- CSR bukan Community Social Responbility tetapi Cooporate Social Responibility
Risdauli Sinaga
93. II - 42 - Pengembangan Masyarakat hanya berupa kebun plasma. Seharusnya Pengembangan Masyarakat ada yang lain, seperti bantuan terhadap
(BLH Berau)
pendidikan, agama, kesehatan dan lain-lain.
11) CSR
Bambang Suprihatin, S.KM
94. Program CSR bidang kesehatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, namun demikian disarankan agar bantuan tidak
II - 42 Diskes
bersifat medis saja, namun juga yang bersifat preventif.
Andi
95. II-42 Agar program pengembangan masyarakat dirinci programnya dan agar dipisahkan antara program CSR dengan program plasma
BLH

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 9


Pengembangan masyarakat (CSR)
Marjoko
96. II - 42 Dalam pola inti plasma disini apabila masyarakat plasma dalam pengembangan tanaman kelapa sawit mendapatkan kegagalan waktu panen selama ±
(LSM Berau Lestari)
4 tahun, siapa yang akan menjamin/ menanggung biaya kredit lunak tersebut dan menurut masyarakat bahwa plasma adalah kwajiban PT. ASS
Andi
97. II-43 Apakah petani plasma yang sudah menanggung kredit bank, harus juga memelihara kebun plasmanya sendiri? Dimana tanggung jawab perusahan
BLH

II – 43 & II - Masdar,SE,MM
98.  Agar dibedakan antara CSR dan plasma
103 (BLH Berau)
 Program CSR harus dalam pelaksanaannya dimusyawarahkan dengan pemerintah setempat dan masyarakat umum.

Sistem Penjernihan Air


 Desai Gambar/Layout sistem penjernihan air belum ada. Muchlis
99. II - 52
 Bahan kimia yang digunakan apakah ada kalau ada tolong dimasukkan dalam dokumen BLH Kabupaten Berau
 Lumpur sisa pengendapan, dan limbah/sisa proses pengolahan air untuk boiler di buang ke mana
Harap ditegaskan saja penerapan land Application jangan ada kata apabila memungkinkan. Dengan kata lain perusahaan wajib menerapkan Mukrim
100. II - 53
sistemland application untukmengurangi pencemaran terhadap air sungai segah. (BLH Prov)
Point 3. a) pengelolaan limbah cair pada land application kalimat memungkinkan diganti dengan kalimat lain, jelaskan dengan lay out termasuk
II - 53 Masrani, SP
101.
jumlah sumur pantau ada berapa (BLH Kab. Berau)
a. pengolahan limbahcair Andi
102. II-53
Agar narasi dan gambar 2.8 hal II-41, design unit pengolah limbah cair, disingkronkan BLH
 Pengelolaan limbah kelapa sawit, terkait dengan land application, sebaiknya prosedurnya diuraikan agar lebih jelas
 Untuk Stabilisasi bahan apa yang akan ditambahkan agar limbah cair memenuhi persyaratan? M. Teddy P, S.Hut
103. II – 53
 Limbah Cair : selain cair hasil olahan PKS juga harus masukkan juga pembahasan terhadap limbah cair sumber mesin genset dan Pabrik sawit (BLH Kab. Berau)
yang setiap berkala akan mengganti pelumas mesin.

Pengelolaan Limbah Cair


 Dalam Dokumen dijelaskan bahwa apabila memungkin akan dilakukan pengelolaan limbah cair melalui sistem Land Aplication, tolong jelaskan
maksud kalimat apabila memungkinkan tersebut.
 Sebagai masukan bahwa Pabrik Kapasitas 30 ton TBS/jam akan menghasilkan limbah + 600 m3/hari atau 180.000 m3/tahun. Apabila di
aplikasikan dengan metode flat bed hanya untuk area seluas 180 Ha, dengan metode long bed seluas 300 Ha & dengan metode furrow seluas 120
Ha. Untuk Sprinkler tidak direkomendasikan karena pipa sprinkler sering tersumbat oleh padatan.
 Keuntungan dari Land Aplication adalah :
a. Secara financial + Rp. 200 Juta/tahun dari penghematan penggunaan pupuk, untuk Pabrik Kapasitas 30 ton TBS/jam.
b. Terjadi peningkatan produksi TBS
104. c. Keuntungan dari segi Lingkungan :
Muchlis
II - 53  Memperbaiki struktur tanah
BLH Kabupaten Berau
 Meningkatkan pertumbuhan akar
 Meningkatkan kandungan bahan organik
 Memperbaiki pH tanah
 Meningkatkan daya resap air ke dalam tanah.
 Meningkatkan kelembaban tanah
 Meningkatkan kapasitas pertukaran ton.

 Untuk mendapatkan keuntungan tersebut pengelolaan limbah cair pabrik sawit bagus dan pengawasan limbah ke kebun harus terawasi dengan
baik.
 Apabila menggunakan sistem land aplikasi, titik pantau sumur dan tanah harus jelas
 Buatkan peta rencana lahan yang akan di aplikasi supaya jelas.
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 10
Pengelolaan Limbah Padat :
 Buatkan metrik/Tabel Taksasi Volume Limbah padat dan Rencana Pemanfaatannya.
105. Pengelolaan Limbah Gas : Muchlis
II - 54
 Desain gambar/layout cerobong yang digunakan tidak ada dalam dokumen. BLH Kabupaten Berau
 Tolong masukkan dalam dokumen pengelolaan limbah gas dari Genset.
 Agar di tambahkan pada dokumen Kalimat Pada Cerobong boiler dan Cerobong Genset akan dibuatkan lobang sampli Emisi gas.
106. M. Teddy P, S.Hut
II – 54 Pada no. C limbah gas agar dipersyaratkan memakai teknologi filter yang efektif
(BLH Kab. Berau)
b. Pengolahan limbah padat
untukbottom ash, bagaimana pengelolaannya? Andi
107. II-54
c. pengelolaan limbah gas BLH
gas hasil pembakaran akan keluar melalui cerobong. Lampirkan design cerobong sesuai persyaratan teknis
- Sistem aplikasi lahan agar diuraikan dengan jelas dan rinci.
- Limbah cair yang telah diolah akan dialirkan ke kebun sawit sedang pada gambar 2.8 Hal II – 41 dialirkan ke sungai. Mana yang benar. Limbah cair
yang telah diolah akan dialirkan ke sungai setelah memperoleh izin pembuangan air limbah dari Bupati Berau atau Limbah cair yang telah diolah
akan dialirkan ke kebun sawit setelah memperoleh izin pemanfaatan air limbah dari Bupati Berau.
- Tandan kosong akan dijadikan pupuk dengan cara dibakar. Agar dijelaskan. Bagaimana dan di mana akan dibakar serta mengapa harus dibakar
Risdauli Sinaga
108. II - 54 karena akan menimbulkan polusi udara. Tetapi pada kalimat diatasnya, tandan kosong akan dijadikan mulsa pupuk dan bahan serat. Mana yang
(BLH Berau)
benar.
- Apa tidak sebaiknya limbah padat pabrik (tandan kosong, cangkang dan serabut) dimanfaatkan untuk budidaya jamur yang dimasukkan dalam
program CSR. Di mana perusahaan sebagai pembina dan membantu dalam pemasaran
- Pengelolaan limbah Gas. Agar design cerobong asap dilampirkan dan harus memenuhi persyaratan teknis cerobong sesuai lampiran III Kep. Ka.
Bapedal No. Kep. 205/ Bapedal/07/1996. Dan kalau terjadi bau bagaimana mengantisipasinya agar dicantumkan.
Pengelolaan limbah padat agar ditambahkan dengan limbah domestik karyawan dan limbah bekas kantung polybag dan limbah sisa pestisida dan Lita Handini
109. II - 54
karung pupuk yang semuanya harus dikelola secar spesifik sesuai dengan jenis limbahnya (BLH Berau)
Bagaimana dengan limbahB3 yang berasal dari accu bekas, kemasan bekas oli, greass dan perstisida serta bahan-bahan lain yang terkontaminasioleh Andi
110. II-55
oli bekas? Akan di kemanakan? BLH
Risdauli Sinaga
111. II - 56 Limbah dari klinik belum ada dicantumkan bagaimana penanganannya.
(BLH Berau)
M. Teddy P, S.Hut
112. II – 58 Mohon tambahkan daerah atau tempat yg wajib dilengkapi Apar
(BLH Kab. Berau)
Masdar,SE,MM
113. II - 61 TPS LB3 harus mendapat izin dari BLH
(BLH Berau)
Tahap pasca operasi agar ditimbulkan upaya penangan kerusakan lahan akibat pasca sawit apa yang dilakukan perusahaan sebelum diserahkan ke Lita Handini
114. II - 61
Pemda kembali. (BLH Berau)
Masdar,SE,MM
115. II – 62, 63 Perlu diperjelas program rona akhir lahan sebelum dikembalikan kepada pemerintah sewaktu izin perkebunan berakhir dan tidak diperpanjang.
(BLH Berau)

2. pengembalian lahan kepada pemerintah Andi


116. II-62
Agar dijelaskan apakah lahan beserta bangunannya nanti akan diserahkan ke pemerintah atau diperpanjang lagi, kalau diserahkan, bagaimana BLH
mekanismenya

Alternatif-alternatif yang akan dikaji belum dicantumkan. Yang ada hanya uraian yang dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006. Risdauli Sinaga
117. II - 63
Seharusnya dicantumkan alternatif-alternatif yang akan dikaji. Dan di dalam tabel identifikasi tercantum. (BLH Berau)

Pada sub bab alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL, mohon diberikan Narasi penjelasan tentang satu atau beberapa alternatif yang akan Agus Bambang Suharto
118. II-64
dikaji dalam dokumen ANDAL, mohon pula alternatif-alternatif ini dimasukkan pada matrik dan narasi dalam proses pelingkupan. (BLH Kab. Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 11


- Alternatif kajian agar dijelaskan rinci apa saja yang menjadi alternatif kajian nanti di Andal
- Agar posisi pabrik/IPAL dan teknis aplikasi pemupukan dijadikan alternatif kajian karena mengingat di lokasi kegiatan sering terjadi banjir dan sulit
diprediksi datangnya. Lita Handini
119. II - 64
- Pengelolaan sludge (lumpur) hasil pengerukan endapan IPAL agar dikelola dengan baik karena berpotensi mencemari sungai jika turun (BLH Berau)
hujan/banjir.
- Agar di dalam peta dicantumkan batas wilayah Kampung secara umum
Andi
120. II-64 Agar disebutkan alternatip-alternatip yang dikaji dalam Andal
BLH
Alternatif-Alternatif yang akan di kaji dalam ANDAL
Alternatif yang akan di kaji di ANDAL agar dimasukkan juga :
 Kesesuaian Lahan
121.  Konversi Hutan Alam Muchlis
II - 64
 Konversi Lahan Masyarakat BLH Kabupaten Berau
 Pembukaan Lahan seluas 1.760 Ha pertahun dengan kualitas dan debit sungai segah yang ada sekarang.
 Penataan Lahan

Iklim
122.  Periode Pengamatan Tahun 1996 – 2007 curah hujan rata-rata tahunan di areal studi 2.216,18 mm sedangkan pada tabel 2.17 sumber : Stasiun
Muchlis
II - 65 Meteorologi Bandara Kalimarau, Tg. Redeb, Periode pengamatan 2000 – 2009. Jadi mana yang benar.
BLH Kabupaten Berau
 Kelapa sawit cocok untuk temperatur 22-23°C sedangkan pada tabel 2.17 suhu udara berkisar antara 25,8°C – 26,9°C, apakah tidak
mempengaruhi tanaman yang akan di tanaman seluas 1.470 Ha pertahun. Tolong jelaskan.
Periode pengamatan 1996-2007, sumbernyq 2000 – 2009, yang benar yang mana
Saran, data Iklim yang disajikan pertahun dari 2000-2009
Contoh :
123. II - 65 Tahun Bulan Curah Hujan M. Hanafiah
(STIPER)
2000 1, 2, 3……….12
2001
2002
Foto/ gambaran rona awal agar dilampirkan
124. II - 65 Syamsuri, .Sos
Iklim di areal kebun data tahun 1996-2007 agar diganti dengan data terbaru (BPPT)
125. Data rona awal yang utama ditampilkan adalah rona – rona awal yang diperkirakan terkena dampak oleh rencana usaha dan/atau kegiatan. Deskripsi ini didasarkan pada Agus Bambang Suharto
II-65 s.d II-81 data sekunder yang bersifat aktual dan didukung oleh hasil observasi lapangan, sebagaimana Permen LH no. 08 tahun 2006. (BLH Kab. Berau)

Morfologi
 Pertumbuhan tanaman dan produktifitas optimal kelapa sawit akan lebih baik jika ditanam di lokai 400 m dpl, sedangkan lokasi rencana kegiatan
terletak pada ketinggian antara 50 hingga 150 m dpl, apakah tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman apabila di lokasi tersebut tetap
126. dilakukan penanaman kelapa sawit. Tolong jelaskan. Muchlis
II - 66
 Berdasarkan Tabel 2.18, kelas kemiringan dimana dinyatakan bahwa terdapat areal dengan curam (26%-40%) seluas 117 Ha, hendaknya areal ini BLH Kabupaten Berau
jangan di tanami baik inti maupun plasma kalau bisa di masukkan ke areal buffer zone karena apabila ditanami juga tidak bagus pertumbuhan
tanamannya.
 Untuk areal agak curam 16%-25% seluas129 Ha, hendaknya di bilah daerah mana yang dapat ditanami sisanya dijadikan buffer zone

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 12


Tanah
127.  Pada Tabel 2.19. Jenis tanah yang dijumpai pada areal pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. ASS tolong dicek kembali dilapangan tentang Muchlis
II - 68
kebenaran jenis tanah tersebut. BLH Kabupaten Berau
 Jenis tanah Vertisol haplik, kambisol litik seluas 6.106 Ha apakah tanaman sawit dapat tumbuh dengan baik, tolong jelaskan.
Hidrologi
 Tolong Masukkan Anak sungai yang mengalir di sekitar lokasi kegiatan dan sebutkan ukuran dan namanya, masukkan dalam tabel 2.20.
 Debit sungai yang dicantumkan pada tabel 2.20 pada kondisi banjir atau kering, tolong jelaskan.
 Kedalaman sungai segah belum jelas pada kondisi banjir atau surut, tolong jelaskan.
128. Muchlis
II - 71  Debit Hulu dan Hilir sungai segah yang di cantumkan pada tabel 2.20 merupakan hasil pengukuran planimetris DAS areal PT. ASS atau hasil study BLH Kabupaten Berau
ANDAL PT. Berau Karetindo Lestari, mana benar.
 Pemberian nama sungai dan anak sungai (DAS dan Sub DAS) harus jelas dalam dokumen, hal ini dilihat dari volume/debit air sepanjang tahun dan
lebar, panjang dan kedalaman sungai, apakah termasuk anak sungai atau krek.
 Jarak antara kebun sawit dengan DAS dan Sub DAS tidak dijelaskan dalam dokumen dan Peta
Hidrologi, sumber air bagi keperluan pabrik berada di tengah kebun dekat dengan sungai Keluh sedangkan pada tabel 2.20 yang digunakan air Segah
129. II - 71 Syamsuri, .Sos
kalau bisa diganti menjadi sungai Keluh (BPPT)
- Agar disampaikan keberadaan sungai lain, selain sungai segah.
Wawan Kustiawan
130. II - 71 - Mohon dicek ulang kebenaran peta hidrologi (Gambar 2.17)
(PPLH Unmul)
Tabel 2.19. Karakteristk sungai agar dicantumkan untuk Sungai Keluh. Seharusnya dicantumkan sungai-sungai apa saja yan terkena dampak dari Risdauli Sinaga
131. II - 71
perkebunan kelapa sawit ini.Apalagi pada bab III ada sungai lian. Cermati kembali. (BLH Berau)
Mukrim
132. II - 71 Gambar 2.17. Agar diperbaiki kode penandaannya pada kolom keterangan Daerah aliran sungai
(BLH Prov)
Lita Handini
133. II - 71 Agar semua sungai (kecil maupun besar) di sekitar lokasi kegiatan agar diidentifikasi dan dianalisa
(BLH Berau)
Wawan Kustiawan
134. II - 73 Mohon dilengkapi nama ilmiah tumbuhan pada Tabel 2.21 dan dicek ulang kebenaran nama ilmiah yang sudah ditulis.
(PPLH Unmul)
Tumbuhan :
 Dalam dokumen agar di jelaskan cara/langkah yang ditempuh untuk mempertahankan jenis tanaman lokal seperti Terap, Tengkawang, Banggeris, Muchlis
135. II - 73
Gaharu, Langsat, Cempedak hutan, Lahung hutan, dan Kerutungan agar dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, dan jenis tanaman lokal BLH Kabupaten Berau
tersebut tetap sebagai tanaman khas segah dan Kab. Berau.
Masdar,SE,MM
136. II - 74 Tabel 2.22. Belum tertulis jenis pohon gaharu.
(BLH Berau)
Wawan Kustiawan
137. II - 75 Pada tabel 2.23, Kata Botani agar dibuang, karena isi kolomnya berisi nama bukan tambahan
(PPLH Unmul)
Point 2.2.2.3 Satwa Liar
Marjoko
138. Ii - 75 Dengan adanya perkebunan kelapa sawit PT. ASS hendaknya memerhatikan penghasilan masyarakt setempat yang mengandalkan berburu hewan
LSM Berau Lestari
seperti Babi hutan dan Rusa atau dibuatkan penangkaran hewan-hewan tersebut agar tidak punah serta melindungi pohon-pohon penghasil madu
Masdar,SE,MM
139. II - 76 Dengan adanya potensi kebakaran perlu dibangun menara pemantau titik api.
(BLH Berau)
Biota perairan, perlu adanya data jenis-jenis ikan yang ada di perairan sekitar proyek terutama jenis ikan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar dan
II - 76 M. Hanafiah
140.
jenis-jenis ikan yang dilindungi (STIPER)
Penduduk :
 Pada Tabe 2.24 Jumlah penduduk di wilayah kebun, Kampung Long Laai datanya kosong, kenapa.
141. Muchlis
II - 77  Tabel Kepadatan Penduduk belum ada
BLH Kabupaten Berau
 Tabel Prosentase Penduduk yang bekerja berdasarkan sektor pekerjaan belum ada.
 Tabel Rasio Jumlah Penduduk Bekerja Terhadap Penduduk Usia Produktif belum ada
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 13
142. II – 77 Kependudukan pada izin lokasi disebutkan 3 Desa tapi di tabel 2.24 tidak ada, agar dimasukkan data kampung Long Laai Syamsuri, .Sos
(BPPT)
143. Ii - 77 Point 2.2.3.1 Kependudukan, cantumkan Kampung Long Laai (Tabel 2.24) Masrani, SP
(BLH Kab. Berau)
Mata Pencaharian
 Tolong dibuatkan metrik/tabel mata pencaharian msyarakat kampung long laai, long ayap dan long ayan.
 Hampir 90% mata pencaharian masyarakat di rencana kebun dibidang pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Dengan rencana
144. perkebunan kelapa sawit maka akan terjadi defersi mata pencaharian pertanian padi dan palawija menjadi pekebun sawit.
Muchlis
II - 78
BLH Kabupaten Berau
Penataan Lahan
 Dalam dokumen tidak dimasukkan Penataan lahan pada hal kegiatan penataan lahan berdampak terhadap lahan masyarakat yang berdampingan
dengan lokasi kegiatan baik dampak perubahan lahan, atau dampak kerusakan tanaman/penurunan produksi hasil kebun/pertanian. Tolong
ditanggapi dan dimasukkan dalam dokumen KA..
Lita Handini
145. II - 79 Untuk rona lingkungan awal agar data-data tentang long laay dicantumkan.
(BLH Berau)
Masdar,SE,MM
146. II - 79 Tabel 2.26. Apakah benar ada TK negeri 10 unit di Kecamatan Segah.
(BLH Berau)
147. Tabel 2.27 jumlah Penduduk Bambang Suprihatin, S.KM
II - 79 - Pada kelompok umur tolong dimasukkan kelompok umur 0-1 tahun (bayi) bertujuan untuk mengetahui usia rentan penyakit. Diskes
Komponen Kesmas
- Data sepuluh besar penyakit harap disusun berdasarkan ranking dan dibuat table.

a. Masukan data dan penjelasan tentang :


1. Kemungkinan (perkiraan) penyakit apa yang akan meningkat kasusnya dengan adanya pembangunan.
2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan oleh insektisida
3. Potensi besarnya dampak terjadinya penyakit (Perkiraan 5-10 tahun berikut).
148. 4. Karakteristik spesifik penduduk yang berisiko.
II – 80 5. Kondisi sanitasi lingkungan (Jamban keluarga, perumahan, pengelolaan sampah)
6. Status Gizi Masyarakat.
7. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit (perubahan vegetasi yang dapat memperbanyak perindukan
vector) dan bagaimana upaya perusahaan dalam mengatasi hal tersebut.
Bambang Suprihatin, S.KM
8. Analisis Perilaku Masyarakat meliputi :
Diskes
 Penggunaan air
 Pemakaian insektisida untuk pencegahan nyamuk
 Kebiasaan berobat.
 Perilaku hidup bersih dan sehat.
149. II - 81 Dalam rona awal cantumkan data otentik jumlah terkena penyakit Masrani, SP
(BLH Kab. Berau)
150. Agus Bambang Suharto
II - 82 Tertulis matrik identifikasi dampak hipotetik seharusnya dampak potensial. Mohon diperbaiki.
(BLH Kab. Berau)
Andi
151. II-82 Konsistensikan antara tahapan kegiatan yang ada di hal depan dengan halaman berikutnya
BLH
Andi
152. II-82 Bagan alir proses pelingkupan agar dilampirkan
BLH
Tertulis pada Daftar Gambar hal x Bagan Alir Proses Pelingkupan hal II – 63 tetapi didalam dokumen tidak ada dicantumkan. Seharusnya pada
Risdauli Sinaga
153. II - 83 halaman pelingkupan.
(BLH Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 14


- Tabel 2.29. Matrik Identifikasi Dampak Potensial. Agar disinkronkan dengan Narasinya Hal II – 89 sseterusnya mengenai dampak begitu juga
dengan penulisannya terutama parameter fisik kimia. Contoh: Kegiatan Pembukaan lahan berdampak pada bulk density porositas tanah,
permeabilitas tanah, kandungan hara tanah, kandungan bahan organik tanah tetapi pada narasi Kegiatan Pembukaan lahan tidak berdampak Risdauli Sinaga
154. II - 84
terhadap bulk density porositas tanah, permeabilitas tanah, kandungan hara tanah, kandungan bahan organik tanah. Sinkronkan. Pada tabel Kadar (BLH Berau)
CO, Kadar SO2, Kadar NO2 dipisahkan sedangkan pada narasi digabung. Begitu juga dengan kegiatan yang lain. Cermati. Seharusnya pada
presentasi inisudah ada perubahan. Apalagi konsultannya sama untuk semua presentasi sebelumnya. Diharapkan untuk presentasi
Tabel 2.29. Metrik Identifikasi Dampak Potensial
 Tolong Komponen Lingkungan agar menyesuaikan usulan perbaikan pada point/nomor 2 dan 5
 Tolong Komponen lingkungan disederhanakan seperti
Kualitas Udara terdiri dari :
 Kadar Debu
Muchlis
155. II – 84 s/d 85  Nox
BLH Kabupaten Berau
 Cox
 SOx.
Dan seterusnya
 Kualitas Air sungai yang akan dikaji hanya parameter kekeruhan, TSS, COD dan BOD, sedangkan parameter yang lain bagaimana seperti pH, Nitrat,
Fe, Mn, Br, dll, tolong jelaskan.
Andi
156. II-84 Singkronkan tabel 2.29 matrik identifikasidampak potensial dengan uraiannya
BLH
1. Proses pelingkupan agar mengacu pada Permen LH No. O8 Tahun 2006
2. Agar dikonsistenkan antara dampak potensial yang tertulis dalam matrik dengan narasinya, demikian pula untuk rencana kegiatan serta parameter
lingkungan yang terkena dampak.
Sebagai contoh :
Agus Bambang Suharto
157. II-84 s/d II-146 a. pada halaman II-84 tertulis pada kegiatan narasi “pemeliharaan tanaman” sedangkan pada halaman II-28 tertulis pemeliharaan tanaman dan
(BLH Kab. Berau)
kebun, mana yang benar, mohon diperbaiki
b. Hal II-84 tertulis pada parameter lingkungan tertulis “kadar debu udara” sedangkan pada halaman II-87 Kadar debu udara ambien,mohon diperbaiki
c. Teliti/ periksa kembali juga yang lainnya, termasuk alternatif juga harus ditambahkan.
3. ...
Sikap dan persepsi masyarakat
II - 86 Disebutkan jenis peluang berusaha bagi masyarakat sekitar proyek M. Hanafiah
158.
(STIPER)
Sebutkan lapangan kerja apa saja yang bisa dilakukan oelh masyarakat setempat yang pendidikannya masih rendah
Mobilitas Alat Berat dan Material
Muchlis
159. II - 87  Lokasi tempat naiknya alat-alat berat tidak jelas dalam dokumen
BLH Kabupaten Berau
 Jalan dan Kampung yang dilalui alat berat tidak jelas dalam dokumen.
Aktivitas Perbengkelan dan Genset Muchlis
160. II - 100  Aktivitas perbengkelan juga dapat berdampak negatif terjadinya peningkatan limbah oli bekas yang tidak dikelola dengan baik yang berpotensi BLH Kabupaten Berau
terjadinya pencemaran tanah dan air sungai yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan pekerja.

- Mengingat berdasarkan evaluasi dampak penting pembukaan lahan memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan (tanah, air dan udara)
maka agar benar-benar dilakukan kajian sehingga nanti pada dokumen amdal ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkecil
Lita Handini
161. II - 108 dampak tersebut, apalagi di sekitar lokasi banyak kegiatan usaha yang sejenis yang turut memberikan beban yang berat terhadap lingkungan.
(BLH Berau)
- Agar diperhitungkan apakah batas bufferzone pinggir DAS 100 m itu cukup untuk mencegah erosi/sedimentasi pada sungai (walaupun hal tersebut
sesuai aturan).

Lita Handini
162. II - 109 Agar ditambahkan dampak penting akibat beroperasinya pabrik/IPAL adalah kebauan dan berkembangnya vektor penyebab penyakit (lalat)
(BLH Berau)

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 15


 Gambar 2.20. Bagan alir evaluasi dampak Potensial Tahap Konstruksi,  Pembangunan Pabrik PKS dan IPAL belum masuk, dan antara sumber
II – 109 s/d dampak ======dampak primer dan dampak sekunder yang ditimbulkan tidak sinkron. Muchlis
163.
110  Gambar 2.21. Bagan alir evaluasi dampak Potensial Tahap Operasi, Pengolahan TBS belum masuk, dan antara sumber dampak ======dampak BLH Kabupaten Berau
primer dan dampak sekunder yang ditimbulkan tidak sinkron.
- Tabel 2.30. Matrik Evaluasi Dampak dan Narasi. Dampak dan Penulisan parameter agar disinkronkan. Begitu juga dengan dampak penting dan
Dampak Tidak Penting agar disinkronkan, ada yang ditebali da ada yang tidak ditebali. Sinkronkan. Cermati kembali.
Risdauli Sinaga
164. II - 111 Contoh: Pada tabel 2.30. Kegiatan Pembukaan Lahan berdampak penting untuk parameter Kadar NO2 sedangkan pada narasi hal II – 118,
(BLH Berau)
Kegiatan Pembukaan Lahan berdampak negatif tidak penting untuk parameter Kadar NO2. Sinkronkan dan cermati lagi untuk parameter dan
kegiatan lainnya. Begitu juga pengelompokan berdasarkan keterkaitan Ha. II – 144 baik parameter maupun dampaknya. Cermati kembali.
Andi
165. II-111 Tabel 2.30, matrik evaluasi dampak penting singkronkan dengan narasinya
BLH
Terdapat narasi yang kontradiktif antara yang satu dengan lainnya yaitu : pada kegiatan mobilisasi alat berat dan material bahwa setelah dilakukan
evaluasi dampak potensial ternyata untuk dampak kadar debu udara ambien, Kadar SO2, NO2 dan CO, serta kebisingan dinyatakan sebagai dampak
negatif tidak penting. Hal ini menjadi kontradiktif karena dampak sekundernya yaitu kesehatan masyarakat tergolong sebagai dampak negatif penting, Agus Bambang Suharto
166. II - 115
inikan berarti kadar pencemar dari primer yang besar sehingga dampak sekunder kesehatan masyarakat dianggap dfampak negatif penting. Mohon (BLH Kab. Berau)
diperbaiki.
Mohon dampak lainnya juga diteliti kembali.
Debit Puncak Aliran Permukaan :
Dengan terbukanya lahan akan menimbulkan debit air limpasan cukup tinggi, tolong dihitung dan masukkan dalam dokumen AMDAL debit air
limpasan yang keluar dengan luasan 1.760 Ha pertahun dengan intensitas curah hujan yang ada dan koefisien air limpasan atau dengan Rumus Q
Muchlis
167. II - 119 = C I A,
BLH Kabupaten Berau
Hitung juga Volume/Debit sungai segah pada ketinggian puncak air permukaan atau data yang sudah ada (Kajian PT. Berau Karetindo)
Dengan hasil perhitungan tersebut apakah sungai segah mampu menampung debit air limpasan tersebut, dan tidak akan terjadi banjir, atau
berapa kenaikan air permukaan sungai segah dari hasil perhitungan tersebut.
Risdauli Sinaga
168. II - 136 Pengembangan masyarakat (Comumnity Sosial Responsbility). CSR seharusnya Cooporate Social Responibility
(BLH Berau)
Wawan Kustiawan
169. II - 136 Istilah pengembangan masyarakat lebih baik diterjemahkan sebagai community development
(PPLH Unmul)
Risdauli Sinaga
170. II - 146 Hasil proses pelingkupan agar disinkronkan dengan matrik evaluasi dampak penting.
(BLH Berau)
Batas ekologis tidak jelas. Sungai apa saja yang menjadi batas ekologis. Bukan hanya pengertian batas ekologis yang dicantumkan. Seharusnya nama- Risdauli Sinaga
171. II - 148
nama sungai. (BLH Berau)
Risdauli Sinaga
172. II - 149 Batas sosial tidak jelas. Kampung-kampung apa saja yang menjadi batas sosial.
(BLH Berau)
Andi
173. II-149 Batas sosial agar dijelaskan meliputi kampung mana saja?
BLH
Mukrim
174. II - 150 Peta kegiatan lain di sekitar Batas Proyek belum ada tergambar, agar dibuat juga Peta Kegiatan Lainnya di sekitar proyek
(BLH Prov)
1. Pada Bab ini haruslah berisi metode-metode yang digunakan untuk pelaksanaan studi ANDAL yang dapat menjawab berbagai dampak penting
hipotetik hasil proses pelingkupan (Permen LH No.08 Tahun 2006). Untuk itu agar dicermati kembali karena yang diberikan narasi dan perhitungan
/ analisis serta alat yang digunakan haruslah secara jelas disampaikan karena akan dilakukan proses penyusunan ANDAL, RKL, RPL bedasarkan
III KA-ANDAL yang sedang disusun ini. Agus Bambang Suharto
175.
(BLH Kab. Berau)
2. Sebaiknya dibuat dalam bentuk tabel metode dan alat yang digunakan dalam proses penghitungan dan analisis.
3. Tambahkan Skala kualits lingkungan bagi parameter yang terkena dampak dan hilangkan SKL yang memang tidak ada parameternya.
4. Penentuan Besaran dampak dan kepentingan dampak agar dicermati dan diteliti kembali.
Andi
176. III-2 Tabel 3.1 rekapitulasi jenis dan cara pengumpulan data agar disingkronkan dengan narasinya
BLH
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 16
Risdauli Sinaga
177. III - 2 Antara tabel 3.1. dengan narasinya agar disinkronkan.
(BLH Berau)
Kualitas Air. Untuk sifat fisk agar ditambahkan parameter yang diukur yaitu bau dan warna. Begitu juga dengan Sifat Kimia. Agar ditambahkan Risdauli Sinaga
178. III - 3
parameter sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001. Begitu juga untuk tabel 3.2. Arahan Penentuan lokasi Pengambilan Sampel. (BLH Berau)
Parameter yang diukur pada tabel agar disinkronisasikan dengan penjelasan dan metodologi studi, misalnya parameter kemantapan tegakan, tidak Wawan Kustiawan
179. III - 4
tercantum pada tabel tersebut. (PPLH Unmul)
Eko Siswadi, S.KM
Parameter yang diukur paa Kesmes : Tertulis Pemajaman harap diganti dengan Pemajanan, begitu pula yang terdapat pada halaman lain. Hingga
180. III – 7 Dinas Kesehatan Kab.
halamam III-10
Berau
Tabel 3.2, arah penentuan lokasi pengambilan sampel
 kualitas udara agar ditambahi lokasiuntuk lokasi rencana pabrik
Andi
181. III-8  kebisingan agar ditambah lokasi untuk lokasi rencana pabrik
BLH
 untuk inlet-outlet DAS, agar disebutkan DAS mana saja yang akan diambil sampelnya
 hama dan penyakit tanaman agar ditambah lokasi untuk daerah pemukiman
- Tabel 3.6 lokasi pengambilan sampel hidrologi
Andi
182. III-11 - Tabel 3.7 lokasi pengambilan sampel kualitas air BLH
Agar DAS/sub DAS ditambah, karena dari peta terlihat bukanhanya S. Segah, Keluk dan lian saja tetapimasih banyak sungai-sungai yang lain
 Lokasi Pengambilan sampel kualitas air dinyatakan 6 (Enam) titik sedangkan dalam peta hanya 3 (tiga) titik.
 Sungai yang di jadikan penelitian tolong cek kembali dilapangan (nama, panjang, lebar, dalam sungai, kecepatan dan debit) tidak ada dalam Peta.
(Peta Hidrologi agar dilengkapi dengan nama sungai, nama subdas dan nama sub-subdas.
Muchlis
183. III - 11 Kualitas Air
BLH Kabupaten Berau
 Agar data primer yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan, hendaknya laboratorium yang digunakan untuk pengukuran kualitas air adalah
Laboratorium yang terakreditasi dan dirujuk berdasarkan SK. Gubernur.
 Pengambilan Sampel Kualitas air sungai dan sub sungai agar dilakukan 2 (dua) Titik yakni hulu sungai dan hilir sungai.
Risdauli Sinaga
184. III - 11 Kualitas udara. Parameter yang akan diuji disesuaikan dengan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
(BLH Berau)
 Lokasi Pengambilan sampel kualitas air dinyatakan 6 (Enam) titik sedangkan dalam peta hanya 3 (tiga) titik.
 Sungai yang di jadikan penelitian tolong cek kembali dilapangan (nama, panjang, lebar, dalam sungai, kecepatan dan debit) tidak ada dalam Peta.
(Peta Hidrologi agar dilengkapi dengan nama sungai, nama subdas dan nama sub-subdas.
Muchlis
185. III – 11 Kualitas Air
BLH Kabupaten Berau
 Agar data primer yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan, hendaknya laboratorium yang digunakan untuk pengukuran kualitas air adalah
Laboratorium yang terakreditasi dan dirujuk berdasarkan SK. Gubernur.
 Pengambilan Sampel Kualitas air sungai dan sub sungai agar dilakukan 2 (dua) Titik yakni hulu sungai dan hilir sungai.
 Peta Pengambilan Sample belum ada dicantumkan untuk lokasi pengambilan sample Udara.
Risdauli Sinaga
186. III – 14  Lokasi pengambilan sample hidrologi tertulis sungai lian. Perlu diantisipasi apakah ini sungai atau crek. Harap penambahan titik sample untuk (BLH Berau)
masing-masing sungai. Yaitu di Hulu dan di Hilir. Pertemuan sungai Keluk dan Sungai Segah. Begitu juga dengan Sungai Lian.
D. Tanah. Dalam uraian metode studi tentang tanah, agar ditambahkan Tabel Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah dan Tabel Kriteria Penilaian Status Wawan Kustiawan
187. III - 16
Kesuburan Tanah untuk mengevaluasi hasil analisis sifat kimia tanah (PPLH Unmul)
Wawan Kustiawan
188. III - 31 Bila sudah diketahui potensi kayu agar ada penjelasan tindak lanjutnya
(PPLH Unmul)
Paramater :
Eko Siswadi, S.KM
189. 1. Fecal Coliform
Dinas Kesehatan Kab.
III - 44 Sangat baik : 5 : 0 / 100 ml sampel
Berau
2. Total Coliform
Sangat baik : 5 : 0 / 100 ml sampel
190. Tabel 3.22 Eko Siswadi, S.KM
III - 48 Parameter Kesmas harap ditambahkan : Dinas Kesehatan Kab.
Kualitas sangat baik skala 5 : Kriteria : Tidak terjadi kasus keracunan pestisida. Berau
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 17
Risdauli Sinaga
191. III - 48 Tabel 3.22. Skala 1 dan 5 belum ada tercantum.
(BLH Berau)
Penentuan tingkat kepentingan tidak boleh menggunakan dua aturan (PP 27 tahun 1999 dan KepKaBapedal 056 tahun 1994), mohon dipelajari dan Agus Bambang Suharto
192. III-49
pilih salah satu saja. (Diskes Kab. Berau)
- Poin 2. Luas Wilayah Persebaran Dampak. Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi..... Darimana analisa ini didapat atau
pendapat siapa atau ahli siapa. Seharusnya jelas. Risdauli Sinaga
193. III - 51
- Tulisan dalam penetapan kesimpulan penting tidaknya dampak.....maka dampak ditetapkan penting apabila terdapat satu kriteria yang penting agar (BLH Berau)
dihapus.
Wawan Kustiawan
194. III - 53 Tabel 3.16. Disarankan bukan contoh matriks evaluasi, tetapi matriks yang isinya benar-benar kegiatanstudi Andal perusahaan ini.
(PPLH Unmul)
Risdauli Sinaga
195. III - 55 Pemilihan Alternatif terbaik dan Telaahan sebagai Dasar tidak perlu dicantumkan di sini melainkan pada dokumen Amdal Pengelolaan
(BLH Berau)
Risdauli Sinaga
196. III - 56 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan tidak perlu dicantumkan melainkan pada dokumen Amdal.
(BLH Berau)
Point 10. Pembangunan Pabrik
Pengolahan kelapa sawit dan IPAL Marjoko
197. III - 135
Harus benar-benr dikaji karena berdampak kepada kekeruhan air sungai saat tahap operasi pembukaan lahan yang akan berdampak kepada (LSM Berau Lestari)
komponen lain
Lampiran Kampung Long Laai termarjinalkan dari studi KA-ANDAL, apa penyebabnya Masrani, SP
198.
(BLH Kab. Berau)
- Semua peta kebun ditandatangani oleh pembuat dan penanggungjawab peta. Masdar,SE,MM
199. Lampiran
- Dampak pembangunan pabrik, agar ditambah dan secara menyeluruh. (BLH Berau)
Lampiran Lampiran Legalitas : Mansyur Aswadhi, SH
200.
Legalitas Agar dapat dilampirkan Rekomendasi Camat dan Kepala Kampung dalam rangka pemberian izin lokasi. pemerintahan
Lampiran  B. Indikator Kualitas Hidup RT Eko Siswadi, S.KM
201. Kuesioner Point 6 rumah dan bangunan di tambah : Jumlah penghuni Rumah = ............... Jiwa. Dinas Kesehatan Kab.
Lembar 2 Dalam rumah/bak air : a. Terdapat jentik b. Tidak Terdapat jentik Berau
Indra jaya ,SE
202. Peta Pada area lahan plasma dipeta tidak ada buffer di sungai-sungai kecil
(DPTR)

Pada peta kampung Long Ayap berada didalam areal perkebunan dimana pada tabel alokasi lahan (II-11) telah dimasukan buffer kampung tetapi
Indra jaya ,SE
203. Peta belum jelas menunjukan berapa luas kampung sebenarnya yang terbufferi? Hal ini akan berpengaruh dengan perkembangan kampung long ayap 30
(DPTR)
tahun kedepan

204. Ir. Amran Arief


Umum Perlu di cantumkan UURI No. 32 Tahun 2009 tentang
(DInas Perkebunan)

Disarankan untuk mengkonsultasikan dan koordinasi antara Pemrakarsa dan Konsultan penyusun terutama tentang rencana usaha dan/atau
205. kegiatan yang sebenarnya, baik untuk kegiatan kebun maupun pabrik. Setelah itu baru dilakukan kegiatan penentuan / identifikasi dampak potensial Agus Bambang Suharto
Umum
dengan melihat rona lingkungan hidup awal. Mengapa ini disampaikan, mengingat setelah membaca dokumen dampak yang ditimbulkan sebenarnya (BLH Kab. Berau)
ada beberapa yang dapat digabung, sehingga lebih efektif dan efisien.

Pada kata pengantar tertulis KA-ANDAL ini berdasarkan Permen LH No. 08 Tahun 2006, namun setelah membaca secara garis besar masih terdapat
206. beberapa hal yang belum mengacu pada Permen LH tersebut. Sebagai contoh saja pada Bab I Pendahuluan yang mana dalam dokumen tertulis 1.1
Agus Bambang Suharto
Umum Latar Belakang dan 1.2 Tujuan dan kegunaan pembangunan perkebunan dan pabrik Pengolahan kelapa sawit. Padahal dalam Permen LH sub bab 1.2.
(BLH Kab. Berau)
seharusnya Tujuan dan manfaat.
Periksa dan teliti kembali juga yang lainnya

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 18


Penerimaan Tenaga kerja
 Penerimaan tenaga kerja yang tidak selektif atau pilih kasih dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang berdampak pada terjadi konflik sosial
antara masyarakat pendatang dan perusahaan
207.  Pendapatan masyarakat juga dapat meningkat dengan cara membuka warung makan, kopi, sayur-sayuran, buah-buahan dll, namun dalam Muchlis
Umum
dokumen dinyatakan belum dapat dikaji karena belum diberi upah atau gaji. Masyarakat yangmenjadi tenaga kerja. BLH Kabupaten Berau
Mobilisasi Peralatan
 Pada saat mobilisasi peralatan jalan yang dilewati atau lokasi tempat naiknya peralatan hendaknya masih di dalam batas wilayah study, sehingga
kampung yang terkena dampak tidak banyak dan gangguan lalu lintas dapat ditekan sekecil mungkin. Tolong ditanggapi
208. Saran : Mansyur Aswadhi, SH
Umum Dalam rangka pengelolaan Perkebunan kelapa sawit diharapkan kedepannya dapat merealisasikan tahapan dalam pengelolaan perkebunan. pemrintahan

209. Wawancara atau meminta informasi baik yang berhubungan dengan banjir, data penduduk atau apa saja hendaknya dilakukan pada kampung yang Muchlis
Umum
terkena dampak. BLH Kabupaten Berau

 PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada lampiran dijelaskan ada 9 (sembilan) parameter Baku Mutu Udara Ambien
Nasional di tambah 4 (Empat) parameter khusus Kawasan Industri Kimia, sedangkan dalam dokumen KA hanya 4 (Empat) parameter yakni SOx,
210. Muchlis
Umum CO, Nox dan Debu apa dasar pengurangan.
BLH Kabupaten Berau
 Penjelasan Alat yang digunakan untuk mengambil sampel agar disamakan dengan PP. 41 Tahun 1997.
 Dalam Dokumen KA titik sampling Iklim mikro, Kualitas udara dan kebisingan belum jelas, lokasi, kampung.

211. Ir. Amran Arief


Umum Perusahaan harus menyediakan cadang lahan yang mempunyai nilai konservasi tinggi untuk tidak dimanfaatkan.
(Dinas Perkebunan)
212. Umum Dari 3 kampung wilayah studi bagaimana dengan konsep kearifan lokal terhadap pengelolaan hutan lindung Masrani, SP
(BLH Kab. Berau)
213. Umum Agar di lampirkan SITU, SIUP, TDP, Rekomendasi Kampung Long Ayap, Kampung Long Ayan dan kampung Long Laai (Domisili) Syamsuri, .Sos
(BPPT)
214. Ir. Amran Arief
Umum Menjadikan SDM Lokal sebagai tenaga trampil dan asset perusahaan sehingga perlu dilakukan peningkatan SDM melalui pelatihan, beasiswa dll.
(DInas Perkebunan)

215. Perlu dilakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat yang ada di 3 (tiga) Kampung agar pelaksanaan kegiatan perkebunan dapat berjalan Ir. Amran Arief
Umum
dengan baik. (DInas Perkebunan)

Dalam dokumen KA agar dimasukkan :


216.  Alat pelindung keselamatan kerja bagi tenaga kerja guna meminimalisasi reseko kecelakaan kerja. Muchlis
Umum
 Sistem penggajian menurut Dinas tenaga kerja dengan jam kerja selama 7 jam selama 6 hari kerja dan 1 hari libur, dan pemberian upah lembur BLH Kabupaten Berau
apabila karyawan melakukan lembur.

217. Tabel 2.29. Metrik Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Kebun Kelapa sawit dan PKS PT. AAS tidak sinkron dengan penjelasan Identifikasi
Muchlis
Umum dampak potensial (Halaman II-86 s/d 108), dan gambar 2.20. Bagan alir Evaluasi Dampak Tahap konstruksi dan gambar 2.21 Tahap Operasi tolong di
BLH Kabupaten Berau
sinkronkan kembali..

218. Muchlis
Umum Peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau yang syah agar dilampirkan dalm dokumen KA.
BLH Kabupaten Berau

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 19


Hal. Bab IV. Pelaksanaan Studi
1. Dimana Alamat Kantor PT. ASS Kantor Perwakilan di Tg. Redeb di cermati.
2. Saran :
Informasi yang terkait dengan rencana usaha dan kegiatan hasil konsultasi dan Diskusi, dokomentasi/foto dilampirkan.
3. Saran :
Untuk PT. ASS apa kendalanya untuk Kampung Long ayap dan long laai tidak hadir dalam pembahasan KA.
4. Saran :
219. Bidang Komunikasi dan Pemberdayaan masyarakat sangat mendukung kegiatan PT. ASS Kebun sawit dan Pabrik harus sesuai dengan Aidil Fitriansyah
Umum peraturan perundang-undangan meliputi pelestarian : (BLH Kab. Berau)
 Hutan Lindung
 Sumber Daya Air
 Keanekaragaman hayati
 Kualitas Udara
 Warisan alam dan warisan budaya
 Kenyamanan Lingkungan Hidup
 Nilai-Nilai budaya yang yang ...................... dengan lingkungan hidup.
220. Ir. Amran Arief
Umum Penggunaan temik 10G yang sudah dilarang Departemen Pertanian melalui Komisi Pestisida.
(Dinas Perkebunan)
221. Ir. Amran Arief
Umum Kebun Plasma bukan program CSR, karena merupakan kewajiban perusahaan.
(Dinas Perkebunan)
222. Ir. Amran Arief
Umum CSR harus jelas, apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan perusahaan dan masyarakat, serta tahun berapa kegiatan tsb dilaksanakan.
(Dinas Perkebunan)
223. Pemanfaatan tenaga kerja lokasl diharapkan, bukan semata pekerja/buruh saja, namun perlu dilakukan pengembangan SDM, melalui beasiswa dan Ir. Amran Arief
Umum
pelatihan. (Dinas Perkebunan)
224. Ir. Amran Arief
Umum Pengamanan lahan yang mempunyai nilai Konservasi tinggi perlu dilakukan.
(Dinas Perkebunan)
Saran :
 Hendaknya pihak perusahaan bener-bener memperhatikan pengelolaan pestsida agar tidak menimbulkan pencemaran.
225. Eko Siswadi, S.KM
 Hendaknya pihak perusahaan memperhatikan K3 bagi karyawan yang bekerja pada bagian bersentuhan langsung dengan bahan-bahan
Umum Dinas Kesehatan Kab.
berbahaya.
Berau
 CSR bidang kesehatan harap benar-benar dilaksanakan sesuai dengan rencana.
 Bagaimana upaya pemrakarsa mengatasi bau yang disebabkan oleh limbah.
 Kebun Masyarakat, Kuburan dll agar diperhatikan kalau bisa 1 Kilometer dari pinggir sungai dan jangan di jadikan bufferzone
 Permintaan hubungan yang baik antara pemerintah dengan pengusaha sehingga ada masalah dibelakang dapat diselesaikan dengan baik
musyawarah-mufkat.
 Pabrik lokasinya dekat dengan sungai keluh, sebagai sumber kehidupan masyarakat, liimbahnya jangan dibuang ke sungai, kalau bisa dijadikan
pupuk.
 Perusahaan nanti akan membuat Jalan poros, kalau msyarakat long ayan, long ayap mau lewat tolong jangan ditutup sehingga masyarakat dapat
lewat menuju ke Tg. Redeb.
226.
Umum  Bagaimana Pengelolaan Limbah dari Kelapa sawit (Tehnologi yang digunakan). Camat Segah
 Pabrik diharapkan di dalam HGU
 Potensi yang akan dimusnahkan berupa log, potensi kayu akan di apakan, dijual , dibakar, kalau dijual berapa persen vie untuk perusahaan dan
berapa lagi untuk masyarakat.
 Masyarakat Minta agar jatah untuk plasma masyarakat minta tetap 20% dari ......... jangan dikurangi.
 Badan Pengelola Kampung Long Ayap & Long Ayap agar dapat sewaktu-waktu di undang dalam rapat
 Sempadan sungai kalau bisa 200 meter dari pinggir/tepi sungai jangan dimasukkan dalam HGU
 Ada jalinan silaturrahim pihak perusahaan dgn masyarakat juga dengan muspika supaya apabila ada permasalahan dapat diselesaikan dgn baik

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 20


Mengingatkan :
227.
Umum  Agar Pihak perusahaan selalu berkoordinasi baik kepada Camat, Ka. Kampung Kapolsek dan Danramel. Kapolsek Segah
 Kuburan dan Lahan Masyarakat sangat rawan sehingga perlu diperhatikan.
Mengingatkan :
 Lahan pinggir sungai, kalau bisa 200 meter jangan 100 meter tolong dipertimbangkan kembali.
228.  Ijin 6.106 Ha dari Bupati sedangkan HGU 4. ............ Sekian, tolong dijelaskan kepada masyarakat, sehingga di belakang hari tidak ada masalah. Danramil Segah
Umum
 Kayu Tegakan Ijin IPK, Masalah Pembagian hasil Pembagian untuk 3 kampung tolong yang adil dan berapa.
 Masalah banuan harus sama jangan ada yang istemewakan.
 Lapang an pekerjaan untuk masyarakat 3 (tiga) Kampung.
229. Beasiswa untuk masyarakat tolong diperhatikan
Umum Ka. Kampung Long Ayan
Areal pembibitan merupakan lahan masyarakat tolong diperhatikan
230.
Umum Apakah Ketua adat dan Ka. Kampung ikut juga dalam penyelesaian masalah. Ketua BPK Long Ayan
LPM Harapannya :
 Supaya permasalahan rencana pembangunan pabrik agar melibatkan LPM erutama lokasi2 historis seperti kuburan.
Tokoh Masyarakat :
 Jarak Sungai 200 Meter Ke atas baru kemudian di atasnya kebun plasma. LPM/Tokoh Masy & Ketua
231.
Umum  Pembukaan lahan dari pinggir sungai ke darat, dampak akibat satwa yang masuk ke kebun dan lahan pertanian. Adat
 Pembukaan Lahan dan Pabrik : Apabila ada gejala kesehatan bagaimana penyelesainnya. Melki kireng
 Tenaga Kerja : Supaya anak2 dan adik2 kami dapat ditempatkan pada posisi yang baik untuk menguatkan/peningkatan SDM bagi mereka agar
dapat di sekolahkan.
 Kemitraan Kebun masyarakat dengan perusahaan terutama masalah bibit dan pupuk, bagaimana.
 Perlu dikaji perubahan pola penduduk dari bertani menjadi plasma .
 Tim Penyusun Amdal ada 8 orang. Yang hadir 4 orang. Agar dicantumkan surat alasan ketidakhadiran.
 Izin lokasi dekat dengan areal KBK. Seharusnya patok harus jelas dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
 Tidak ada photo-photo rona lingkungan awal
232.  Belum ada penjelasan hasil produksi akan dikemanakan dan mengenai pelabuhannya. Risdauli Sinaga
Umum
 Agar dikaji bagaimana dengan luasan kebun yang dibuka setiap tahun dengan limpasan air yang akan terjadi. (BLH Berau)
 Apakah kajiannya sama dengan perkebunan kelapa sawit yang berbeda areal dan administrasi. Seharusnya berbeda. Agar dikaji ulang.
 Bagan alir pelingkupan belum dicantumkan.
 Perlu dicantumkan kebutuhan kelapa sawit untuk pabrik agar dicantumkan.
 Untuk sempadan sungai jaraknya harus minimal 200 meter untuk menghindari terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
233. Saran :
Mansyur Aswadhi, SH
Umum Dalam rangka Pembebasan lahan di sarankan untuk memperhatikan kepentingan dan hak-hak masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Perundang-
pemerintahan
Undangan yang berlaku.
Kaji kemungkinan energi alternatif dengan berbasisi lingkungan dengan pemanfaatan limbah padat (tandan sawit kosong) menjadi listrik selain
menjadi pupuk dan mengisi cekungan.
- Tandan diperas agar kadar air berkurang menjadi 50% kemudian tandan dibakar untuk memdidihkan ketel air sehingga uap yang dihasilkan dapat
234. Ade Rini Andhika (BLH
Umum menggerakkan turbin dan generator.
Berau)
- Dengan kapasitas pabrik kelapa sawit 30 Ton TBS/jam diprakirakan dapat menghasilkan listrik + 3 MW
- Dapat mengurangi konsumsi solar dan melaksanakan clean development medianisasi
- Listrik juga dapat disistribusikan ke masyarakat sebgai program CSR
Dalam dokumen KA agar diuraikan :
235.  ganti rugi pembebasan lahan inti Muchlis
Umum
 Langkah yang ditempuh apabila masyarakat tidak setuju dengan penggantian rugi (pembebasan lahan) BLH Kabupaten Berau
Dijelaskan Aspek-Aspek yang dapat menimbulkan dampak dan Aspek-Aspek yang ditempuh

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 21


- Lingkungan kerja dievaluasi dampaknya pada pekerja
- Harus ada evaluasi mengenai metode pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
236. - Harus ada evaluasi alat pelindung diri (APD) yang wajib disediakan perusahaan
Iman Yosinata, W, ST
Umum - Harus ada komitmen (pernyataan) dari pengusaha untuk melaksanakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
(Disnakertrans Berau)
- Harus ada komitmen (pernyataan) dari pihak pengusaha/pemilik untuk memasukkan seluruh pekerja untuk kepentingan perusahaan dalam program
jaminan sosial tenaga kerja.
- Harus ada evaluasi mengenai waktu kereja, sistem perjanjian kerja (kontrak kerja) yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
 Afdeling yang dibuka harus disesuaikan dengan tabel 2.4 rencana pembagian blok.
237.  Rencana Luas Areal yang akan Dilakukan Penyiapan untuk penanaman untuk emplasment, jaringan jalan kebun, lahan pembibitan dan areal Muchlis
Umum
pembibitan harus diperhitungkan dalam tabel dan tahun berapa. BLH Kabupaten Berau
 Luas kebun inti dan kebun plasma pembagiannya harus jelas untuk menghindari luas bukaan dan antisifasi erosi tinggi.
238. Ir. Amran Arief
Umum Perlu jelaskan pembagian plasma terhadap 3 (tiga) Kampung yang ada sesuai proporsinya.
(Dinas Perkebunan)
239. - Untuk plasma, dengan cara bagaimana/dari keuangan apa pembiayaan sertifikat tanahnya dan dimasukkan dalam dokumen Imbawan
Umum
- Apa yang akan direncanakan/diperbuat oleh perusahan pasca operasional. Dan harus dituangkan dalam dokumen Amda. (BPN Berau)
- Pada dasrnya untuk rencana kegiatan pembangunan kelapa sawit danpabrik pengolahan kelapa sawit kapasitas 30 ton TBS/jam oleh PT. ASS dapat
dilaksanakan sepanjang tidakbertentangan dengan tata ruang dan berada di lokasi arela perkebunan sendiri.
- Segala bentuik perizinan yang belum dimiliki oleh PT. ASS sebagai pendukung pembangunan kelapa sawit dan pabrik kelapa agar segeramungkin
240. dilengkapi. Bastian
Umum
- Untuk menghindari terjadinya pencemaran akibat pembangunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit oleh PT. ASS, disarankan agar PT. ASS dalam (Bappeda)
bekerja selalu mempedomani Amdal dan peraturan yang berlaku khususnya memperhatikan sempadan sungai
- Disarankan untuk daerah agak curam dan curam yang memiliki kecuraman lereng di atas 15 % tidak dibuka dan dipertahankan keberadaannya di
lapangan.
241. Lita Handini
Umum Agar diuraikan secara rinci tentang pembagian lahan plasma, apa hak dan kewajiban perusahaan dan apa hak dan kewajiban masyarakat.
(BLH Berau)

242. Jenis hama dan penyakit perlu di cantumkan :


Ir. Amran Arief
Umum  Layu Kalimantan (Lethal Yellowing)
(Dinas Perkebunan)
 Jamur Ganoderma

Berdasarkan Perda Kab. Berau No. 15 Tahun 2009, Perizinan perkebunan di kab. Berau pasal 12 Ijin pembukaan perkebunan kepentingan pembibitan
Dedi Agus Supian, A.md
243. Umum max. 30 Ha selaras ketentuan berlaku dalam hal ini Permenhut no. P.58/Menhut-II/2009 : Penggantian nilai tegakan dari IPK pasal 24 butir: untuk
(Dinas Kehutanan)
tegakanǾ > 30 cm kurang dari 50 m³ (potensi tegakan tidak ekonomis) bisa langsung melakukan kegiatan pembukaan lahan

Saran agar bersama-sama PT.MID karena wilayah kerja sama pada 2 kampung yang sama secara real administrasi untuk mengajak sekali lagi Dedi Agus Supian, A.md
244. Umum
pemerintah daerah agar tidak terjadi gangguan usaha (Dinas Kehutanan)

Agar dijelaskan didokumen, hasil cponya akan dikenanakan? Andi


245. Umum
Bagaimana pengangkutannya, menggunakan transportasiapa?, jika dikapalkan, apakah akan menggunakan pelabuhan sendiri ataupihak ke 3, kalau BLH
pelabuhan sendiri, dimana akan dibangun, bagaimana spesifikasinya?

Andi
246. Umum Penyusunan dokumen KA-ANDAL agar mengacu pada permen Lhno. 08 tahun 2006
BLH
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 22
Perumusan comdev atau CSR harus transparan dengan melibatkan
1. Pemkab (Disbun)
2. Pemerintah Kecamatan (Camat)
3. Kampung (Kepala Kampung)
4. Perguruan Tinggi
5. LSM
6. Pemrakarsa

Sektor pendidikan pada program CSR agar menseleksi tenaga pelajar untuk pendidikan lanjutan bidang perkebunan yang pada akhirnya menjadi
asset perusahaan untuk direkrut menjadi karyawan siap pakai Drs. H. M. Nazaruddin, M.Si
247. Umum
(BLH Kab. Berau)
Pembangunan oil trap agar disesuaikan dengan volume pemakaian bahan pelumas sehingga oli bekas yang ditampung sesuai dengan bak-bak
penampungan / pengolahan yang dibangun, hal ini mencegah terjadinya overflow dan berakibat tercemarnya lingkungan

Buffer zone untuk diperhatkan 100 meter ditambah 100 meter cadangan plasma masyarakat sehingga kebun inti dibangun setelah 200 meter dari
badan sungai Segah selanjutnya penentuan titik koordinat pabrik 1000 meter (1 KM) dari sungai Segah guna menghindari perembesan limbah cair
dari pabrik dan kolam pengendap / IPAL

Penyelesaian persoalan yang dihadapi PT. ASS dengan masyarakat Long Ayap untuk segera diselesaikan ditandai dengan Surat Pernyataan dari
masyarakat Long Ayap (ajukan permohonan mediasi kepada Kabag. Pemerintanan guna penentuan mediator) penyelesaian masalah ini
 Sungar sumber nekton untuk ikan, agar ada alternatif yang dikaji dan untuk lokasi pabrik masukkan kajian alternative untuk pabrik
 Tindak lanjuti dengan berkoordinasi dengan aparat kampung setempat berkaitan dengan ketidak hadiran 2 kampung, kampung Long Ayap dan
Long Laai
 Terkait dengan 20 % lahan agar dialokasikan kepada masyarakat untuk lahan plasma
 Metode pembukaan lahan dari sempadan sungai ke dalam, agar dijadikan arahan dalam pembukaan lahan Ir. Sumaryono
248. Umum
(BLH Kabupaten Berau)
 Masalah-masalah sosial yang yang mempunyai nilai sakral untuk kegiatan budaya agar dikeluarkan dari izin lokasi
 3 item pada limbah cair jangan menggunakan kata-kata ‘membuang’ tapi di “kelola”
 Pencemaran udara dan air untuk barang yang tidak bergerak agar dikelola
 Dalam rangka indentifikasi 118, dampak yang dikaji dalam penjelasan ada 81, sedangkan sisanya 30 tidak dikaji, alasannya apa

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab. Berau Kepala Bidang AMDAL & Hukum Lingkungan
selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kab. Berau Selaku Sekretaris Komisi Penilai AMDAL Kab. Berau

Drs. Basri Sahrin Drs. H.M. Nazaruddin, M, Si


Pembina Utama Muda Pembina Tingkat. I
NIP. 19581003 198203 1 006 NIP. 19601028 198703 1 009

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 23

You might also like