Professional Documents
Culture Documents
Sampul
Andi
1. dankata Sebutkan alamatlengkapnya diBerau
BLH
pengantar
Risdauli Sinaga
2. Cover Cantumkan alamat pemrakarsa di Kabupaten Berau. Begitu juga untuk kata pengantar.
(BLH Berau)
Masukan untuk Peraturan Menteri:
- Permen Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol Dan Label Pada Bahan Berbahaya Dan Beracun
- Permen Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
oleh Pemerintah Daerah
- Permen Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2010 Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri M. Teddy P, S.Hut
3. I Permen. Tenaga Kerja nomor : 03/Men/1986 tentang syarat-syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida
- (BLH Kab. Berau)
- Permen. Tenaga Kerja nomor: Kep.186/Men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
- Permen. Tenaga Kerja nomor : Kep.05/Men/1996 tentang managemen keselamatan dan keselamatan kerja
- Permen. Tenaga Kerja nomor :Kep.187/Men/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya
Pembangunan kebun kelapa sawit minimal akan berdampak terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat sekitar Kecamatan Segah,
namun dalam pendahuluan sama sekali tidak mengulas kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Hal ini sangat penting agar Risdauli Sinaga
4. I-1
terdapat gambaran jelas kondisi real saat ini di lokasi tersebut, sehingga akan dapat diprediksi perubahan yang akan dan mungkin terjadi akibat (BLH Berau)
adanya aktivitas perusahaan PT. Agrindo Sukses Sejahtera.
I – 1 dstnya Syamsuri, .Sos
5. Peta belum dicantumkan penanggung jawabnya
(BPPT)
Narasi pada pendahuluan sama persis dengan PT. General Aura Semari. Agar diperbaiki jangan dibuat demikian kalau memang tidak satu grup dengan Mukrim
6. I-1
PT. General Aura Semari. (BLH Prov)
I-3 Masrani, SP
7. BAB I. Tambahkan terkait dengan isu perubahan iklim tentang konsep perkebunan Sawit, rendah Karbon
(BLH Kab. Berau)
Bagaimana Komitmen Perusahaan terhadap lingkungan hidup melalui perkebunan dan pabrik kelapa sawit ini mengingat luas lahan perkebunan yang Muchlis
8. I-2
sudah dibuka seluas 233.427,80 ha, namun yang baru ditanami seluas 30.979 Ha (13,10 %). BLH Kabupaten Berau
Dalam Pendahuluan agar dicantumkan Permen 11/2006 tentang jenis usaha wajib Amdal. Risdauli Sinaga
9. I-3
(BLH Berau)
Sistematika penyusunan peraturan perundang-undangan agar dicermati kembali, baik tanggal, nomor dan tahun. Peraturan yang tidak berlaku agar
Risdauli Sinaga
10. I-5 tidak dicantumkan. Urutan-urutan peraturan dan judul agar disinkronkan. Tambahkan peraturan-peraturan tentang kelapa sawit dari kementerian
(BLH Berau)
lingkungan hidup. Seperti Kepmenlh No. 28 dan no. 29 dan lain-lain.
Tambahkan Undang-undang Uap Tahun 1930 ,
Iman Yosinata, W, ST
11. I-5 Tambahkan Peraturan Uap 1930
(Disnakertrans Berau)
Bambang Suprihatin, S.KM
12. I – 5 (Point 10) UU RI No. 23 Tahun 1992 diganti dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Diskes
Tertulis UURI No. 5 Tahun 1960 yang benar UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Imbawan
13. I-5
(BPN Berau)
Peraturan-peraturan yang dicantumkan harus sesuai dengan peraturan yang terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan beserta alasan
singkat mengapa peraturan tersebut digunakan sebagai acuan mohon diteliti kembali, selanjutnya ada beberapa peraturan menteri yang harus
ditambahkan seperti :
- Permen LH No. 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL
- Permen LH No. 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi bagi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota
Keputusan Bupati Berau pada halaman I-15 agar diganti dengan yang terbaru yaitu :
- Keputusan Bupati Berau No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau
- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tim Teknis
Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau
- Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau Nomor 25 Tahun 2009 tentang Susunan
Keanggotaan Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau
Masukan Peraturan :
19. 1. Kepmenkes No. 289 tahun 2003 tentang prosedur pengendalian dampak pencemaran udara akibat kebakaran hutan.
Bambang Suprihatin, S.KM
I - 12 2. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 tahun 1997 tentang Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan KA-ANDAL.
Diskes
3. Keputusan Kepmen LH No. Kep-14/MenLH/3/1994 Tentang Identifikasi dampak Potensial dan Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam studi
AMDAL.
4. Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Domistik
20. Perda No. 12 Tahun 2000 sudah dicabut, diganti dengan Perda No. 10 Tahun 2008, Tentang pembentukan organisasi lembaga Tehnis Daerah Safriansyah
I - 14 Kab. Berau. Bagian Hukum & Perundang
Perda No. 13 Tahun 2000 sudah di cabut, diganti dengan perda No. 13 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kab. Berau. 2 an
21. Safriansyah
I - 15 Perda No. 15 Tahun 2009 berbunyi Perijinan Perkebunan di Kab. Berau Bagian Hukum & Perundang
2 an
- Lingkup Rencana Kegiatan agar ditambahkan kegiatan penanganan/pengelolaan CPO selanjutnya setelah diproduksi akan di kirim kemana dan
alat angkut apa.
- Tolong dipersyaratkan kepada perusahaan dalam menggunakan pestisida, herbisida yang mempunyai bahan ramah lingkungan (masukkan pula
bahan sesuai dengan peraturan yang diacu)
- Dimana tempat penyimpanan / gudang bahan pestisida, pupuk atau tempat penyimpanan B3 lainnya M. Teddy P, S.Hut
22.
II (BLH Kab. Berau)
- Mohon perhatian terhadap parameter kualitas air yang berada pada status di atas baku mutu lingkungan.
- Pembuangan dari toilet agar tidak dilakukan langsung ke sungai. Untuk hasil pencucian pabrik PKS atau ruangan lain yang memerlukan
pembersihan dengan menggunakan air agar dibuatkan kolam pengendap/kolam pengelolaan sebelum dibuang kebadan sungai
Mohon diteliti kembali alokasi lahan yang telah direncanakan, karena menurut dinas perkebunan kabupaten berau, alokasi untuk lahan plasma Agus Bambang Suharto
41. II-11
minimal 20% dari areal efektif. Khusus buffer harus diberikan penjelasan berapa lebarnya. (BLH Kab. Berau)
Ir. Sumaryono
42. II - 11 Tabel 2.3. Pembukaan lahan, ada perubahan lahan, sempadan sungai dan alokasi yang diminta penyerahan agar diperhatikan
(BLH Kabupaten Berau)
Daerah sempadan sungai untuk sungai besar (lebih dari 50 m, agar minimal 200 m sedang sungai kecil minimal 100 m, dari kiri kanan sungai Andi
43. II-12
mengingat berada di daerah hulu dan dampaknya sangar besar terhadap existensi sungai segah BLH
Pada Tabel 2.4 Rencana Pembagian blok tanam kebun Inti dan flasma agar memperhitungksn aspek lingkungan seperti Curah hujan lima
44. tahunan, tofografi lahan dll. Muchlis
II–12
Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit seluas 5.260 Ha perincian penataan lahan/afedeliing dalam metrik agar BLH Kabupaten Berau
dibuatkan dalam dokumen KA.
Luas lahan efektif 5.260 Ha, mana yang benar dengan lampiran seluas 5.407 Ha
45. II - 12 Masrani, SP
(BLH Kab. Berau)
Pengololahan Tanah
Pada dokumen tidak dijelaskan jarak antara tanaman berapa
Muchlis
66. II - 27 Ukuran lubang sebesar 60x60x60 apakah tidak kelebaran, dikhawatirkan tanahnya akan longsor sebelum di tanam
BLH Kabupaten Berau
Penanaman Tanaman Kelapa Sawit
Pada tahap penanaman tanaman, dalam dokumen tidak dijelaskan umur berapa tanaman boleh di tanam.
Apakah mungkin pembibitan tahun 2010, sedangkan pada saat ini masih dalam tahap pembahasan kerangka acuan. Seharusnya kelayakan Risdauli Sinaga
67. II - 28
lingkungan diterbitkan baru ada kegiatan di lapangan. (BLH Berau)
Pabrik PKS
Beberapa Gambar/layout yang harus dimasukkan dalam dokumen KA antara lain :
Desain Gambar/Layout Pabrik Kelapa Sawit
Alur produksi CPO dan Kernel.
82. Muchlis
II - 38 Gambar/layout pabrik minyak Kelapa sawit PT. ASS.
BLH Kabupaten Berau
Jarak Pabrik PKS dengan bantaran sungai kalau bisa + 1 Km
Penempatan Pabrik dan IPAL hendaknya di lokasi yang agak tinggi.
Buatkan Metrik Mesin Utama Pabrik Minyak sawit Kapasitas 30 ton TBS/jam
Buatkan Metrik Banguan Penunjang dari PKS apa saja?
II – 43 & II - Masdar,SE,MM
98. Agar dibedakan antara CSR dan plasma
103 (BLH Berau)
Program CSR harus dalam pelaksanaannya dimusyawarahkan dengan pemerintah setempat dan masyarakat umum.
Untuk mendapatkan keuntungan tersebut pengelolaan limbah cair pabrik sawit bagus dan pengawasan limbah ke kebun harus terawasi dengan
baik.
Apabila menggunakan sistem land aplikasi, titik pantau sumur dan tanah harus jelas
Buatkan peta rencana lahan yang akan di aplikasi supaya jelas.
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 10
Pengelolaan Limbah Padat :
Buatkan metrik/Tabel Taksasi Volume Limbah padat dan Rencana Pemanfaatannya.
105. Pengelolaan Limbah Gas : Muchlis
II - 54
Desain gambar/layout cerobong yang digunakan tidak ada dalam dokumen. BLH Kabupaten Berau
Tolong masukkan dalam dokumen pengelolaan limbah gas dari Genset.
Agar di tambahkan pada dokumen Kalimat Pada Cerobong boiler dan Cerobong Genset akan dibuatkan lobang sampli Emisi gas.
106. M. Teddy P, S.Hut
II – 54 Pada no. C limbah gas agar dipersyaratkan memakai teknologi filter yang efektif
(BLH Kab. Berau)
b. Pengolahan limbah padat
untukbottom ash, bagaimana pengelolaannya? Andi
107. II-54
c. pengelolaan limbah gas BLH
gas hasil pembakaran akan keluar melalui cerobong. Lampirkan design cerobong sesuai persyaratan teknis
- Sistem aplikasi lahan agar diuraikan dengan jelas dan rinci.
- Limbah cair yang telah diolah akan dialirkan ke kebun sawit sedang pada gambar 2.8 Hal II – 41 dialirkan ke sungai. Mana yang benar. Limbah cair
yang telah diolah akan dialirkan ke sungai setelah memperoleh izin pembuangan air limbah dari Bupati Berau atau Limbah cair yang telah diolah
akan dialirkan ke kebun sawit setelah memperoleh izin pemanfaatan air limbah dari Bupati Berau.
- Tandan kosong akan dijadikan pupuk dengan cara dibakar. Agar dijelaskan. Bagaimana dan di mana akan dibakar serta mengapa harus dibakar
Risdauli Sinaga
108. II - 54 karena akan menimbulkan polusi udara. Tetapi pada kalimat diatasnya, tandan kosong akan dijadikan mulsa pupuk dan bahan serat. Mana yang
(BLH Berau)
benar.
- Apa tidak sebaiknya limbah padat pabrik (tandan kosong, cangkang dan serabut) dimanfaatkan untuk budidaya jamur yang dimasukkan dalam
program CSR. Di mana perusahaan sebagai pembina dan membantu dalam pemasaran
- Pengelolaan limbah Gas. Agar design cerobong asap dilampirkan dan harus memenuhi persyaratan teknis cerobong sesuai lampiran III Kep. Ka.
Bapedal No. Kep. 205/ Bapedal/07/1996. Dan kalau terjadi bau bagaimana mengantisipasinya agar dicantumkan.
Pengelolaan limbah padat agar ditambahkan dengan limbah domestik karyawan dan limbah bekas kantung polybag dan limbah sisa pestisida dan Lita Handini
109. II - 54
karung pupuk yang semuanya harus dikelola secar spesifik sesuai dengan jenis limbahnya (BLH Berau)
Bagaimana dengan limbahB3 yang berasal dari accu bekas, kemasan bekas oli, greass dan perstisida serta bahan-bahan lain yang terkontaminasioleh Andi
110. II-55
oli bekas? Akan di kemanakan? BLH
Risdauli Sinaga
111. II - 56 Limbah dari klinik belum ada dicantumkan bagaimana penanganannya.
(BLH Berau)
M. Teddy P, S.Hut
112. II – 58 Mohon tambahkan daerah atau tempat yg wajib dilengkapi Apar
(BLH Kab. Berau)
Masdar,SE,MM
113. II - 61 TPS LB3 harus mendapat izin dari BLH
(BLH Berau)
Tahap pasca operasi agar ditimbulkan upaya penangan kerusakan lahan akibat pasca sawit apa yang dilakukan perusahaan sebelum diserahkan ke Lita Handini
114. II - 61
Pemda kembali. (BLH Berau)
Masdar,SE,MM
115. II – 62, 63 Perlu diperjelas program rona akhir lahan sebelum dikembalikan kepada pemerintah sewaktu izin perkebunan berakhir dan tidak diperpanjang.
(BLH Berau)
Alternatif-alternatif yang akan dikaji belum dicantumkan. Yang ada hanya uraian yang dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006. Risdauli Sinaga
117. II - 63
Seharusnya dicantumkan alternatif-alternatif yang akan dikaji. Dan di dalam tabel identifikasi tercantum. (BLH Berau)
Pada sub bab alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL, mohon diberikan Narasi penjelasan tentang satu atau beberapa alternatif yang akan Agus Bambang Suharto
118. II-64
dikaji dalam dokumen ANDAL, mohon pula alternatif-alternatif ini dimasukkan pada matrik dan narasi dalam proses pelingkupan. (BLH Kab. Berau)
Iklim
122. Periode Pengamatan Tahun 1996 – 2007 curah hujan rata-rata tahunan di areal studi 2.216,18 mm sedangkan pada tabel 2.17 sumber : Stasiun
Muchlis
II - 65 Meteorologi Bandara Kalimarau, Tg. Redeb, Periode pengamatan 2000 – 2009. Jadi mana yang benar.
BLH Kabupaten Berau
Kelapa sawit cocok untuk temperatur 22-23°C sedangkan pada tabel 2.17 suhu udara berkisar antara 25,8°C – 26,9°C, apakah tidak
mempengaruhi tanaman yang akan di tanaman seluas 1.470 Ha pertahun. Tolong jelaskan.
Periode pengamatan 1996-2007, sumbernyq 2000 – 2009, yang benar yang mana
Saran, data Iklim yang disajikan pertahun dari 2000-2009
Contoh :
123. II - 65 Tahun Bulan Curah Hujan M. Hanafiah
(STIPER)
2000 1, 2, 3……….12
2001
2002
Foto/ gambaran rona awal agar dilampirkan
124. II - 65 Syamsuri, .Sos
Iklim di areal kebun data tahun 1996-2007 agar diganti dengan data terbaru (BPPT)
125. Data rona awal yang utama ditampilkan adalah rona – rona awal yang diperkirakan terkena dampak oleh rencana usaha dan/atau kegiatan. Deskripsi ini didasarkan pada Agus Bambang Suharto
II-65 s.d II-81 data sekunder yang bersifat aktual dan didukung oleh hasil observasi lapangan, sebagaimana Permen LH no. 08 tahun 2006. (BLH Kab. Berau)
Morfologi
Pertumbuhan tanaman dan produktifitas optimal kelapa sawit akan lebih baik jika ditanam di lokai 400 m dpl, sedangkan lokasi rencana kegiatan
terletak pada ketinggian antara 50 hingga 150 m dpl, apakah tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman apabila di lokasi tersebut tetap
126. dilakukan penanaman kelapa sawit. Tolong jelaskan. Muchlis
II - 66
Berdasarkan Tabel 2.18, kelas kemiringan dimana dinyatakan bahwa terdapat areal dengan curam (26%-40%) seluas 117 Ha, hendaknya areal ini BLH Kabupaten Berau
jangan di tanami baik inti maupun plasma kalau bisa di masukkan ke areal buffer zone karena apabila ditanami juga tidak bagus pertumbuhan
tanamannya.
Untuk areal agak curam 16%-25% seluas129 Ha, hendaknya di bilah daerah mana yang dapat ditanami sisanya dijadikan buffer zone
- Mengingat berdasarkan evaluasi dampak penting pembukaan lahan memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan (tanah, air dan udara)
maka agar benar-benar dilakukan kajian sehingga nanti pada dokumen amdal ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkecil
Lita Handini
161. II - 108 dampak tersebut, apalagi di sekitar lokasi banyak kegiatan usaha yang sejenis yang turut memberikan beban yang berat terhadap lingkungan.
(BLH Berau)
- Agar diperhitungkan apakah batas bufferzone pinggir DAS 100 m itu cukup untuk mencegah erosi/sedimentasi pada sungai (walaupun hal tersebut
sesuai aturan).
Lita Handini
162. II - 109 Agar ditambahkan dampak penting akibat beroperasinya pabrik/IPAL adalah kebauan dan berkembangnya vektor penyebab penyakit (lalat)
(BLH Berau)
Pada peta kampung Long Ayap berada didalam areal perkebunan dimana pada tabel alokasi lahan (II-11) telah dimasukan buffer kampung tetapi
Indra jaya ,SE
203. Peta belum jelas menunjukan berapa luas kampung sebenarnya yang terbufferi? Hal ini akan berpengaruh dengan perkembangan kampung long ayap 30
(DPTR)
tahun kedepan
Disarankan untuk mengkonsultasikan dan koordinasi antara Pemrakarsa dan Konsultan penyusun terutama tentang rencana usaha dan/atau
205. kegiatan yang sebenarnya, baik untuk kegiatan kebun maupun pabrik. Setelah itu baru dilakukan kegiatan penentuan / identifikasi dampak potensial Agus Bambang Suharto
Umum
dengan melihat rona lingkungan hidup awal. Mengapa ini disampaikan, mengingat setelah membaca dokumen dampak yang ditimbulkan sebenarnya (BLH Kab. Berau)
ada beberapa yang dapat digabung, sehingga lebih efektif dan efisien.
Pada kata pengantar tertulis KA-ANDAL ini berdasarkan Permen LH No. 08 Tahun 2006, namun setelah membaca secara garis besar masih terdapat
206. beberapa hal yang belum mengacu pada Permen LH tersebut. Sebagai contoh saja pada Bab I Pendahuluan yang mana dalam dokumen tertulis 1.1
Agus Bambang Suharto
Umum Latar Belakang dan 1.2 Tujuan dan kegunaan pembangunan perkebunan dan pabrik Pengolahan kelapa sawit. Padahal dalam Permen LH sub bab 1.2.
(BLH Kab. Berau)
seharusnya Tujuan dan manfaat.
Periksa dan teliti kembali juga yang lainnya
209. Wawancara atau meminta informasi baik yang berhubungan dengan banjir, data penduduk atau apa saja hendaknya dilakukan pada kampung yang Muchlis
Umum
terkena dampak. BLH Kabupaten Berau
PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada lampiran dijelaskan ada 9 (sembilan) parameter Baku Mutu Udara Ambien
Nasional di tambah 4 (Empat) parameter khusus Kawasan Industri Kimia, sedangkan dalam dokumen KA hanya 4 (Empat) parameter yakni SOx,
210. Muchlis
Umum CO, Nox dan Debu apa dasar pengurangan.
BLH Kabupaten Berau
Penjelasan Alat yang digunakan untuk mengambil sampel agar disamakan dengan PP. 41 Tahun 1997.
Dalam Dokumen KA titik sampling Iklim mikro, Kualitas udara dan kebisingan belum jelas, lokasi, kampung.
215. Perlu dilakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat yang ada di 3 (tiga) Kampung agar pelaksanaan kegiatan perkebunan dapat berjalan Ir. Amran Arief
Umum
dengan baik. (DInas Perkebunan)
217. Tabel 2.29. Metrik Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Kebun Kelapa sawit dan PKS PT. AAS tidak sinkron dengan penjelasan Identifikasi
Muchlis
Umum dampak potensial (Halaman II-86 s/d 108), dan gambar 2.20. Bagan alir Evaluasi Dampak Tahap konstruksi dan gambar 2.21 Tahap Operasi tolong di
BLH Kabupaten Berau
sinkronkan kembali..
218. Muchlis
Umum Peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau yang syah agar dilampirkan dalm dokumen KA.
BLH Kabupaten Berau
Berdasarkan Perda Kab. Berau No. 15 Tahun 2009, Perizinan perkebunan di kab. Berau pasal 12 Ijin pembukaan perkebunan kepentingan pembibitan
Dedi Agus Supian, A.md
243. Umum max. 30 Ha selaras ketentuan berlaku dalam hal ini Permenhut no. P.58/Menhut-II/2009 : Penggantian nilai tegakan dari IPK pasal 24 butir: untuk
(Dinas Kehutanan)
tegakanǾ > 30 cm kurang dari 50 m³ (potensi tegakan tidak ekonomis) bisa langsung melakukan kegiatan pembukaan lahan
Saran agar bersama-sama PT.MID karena wilayah kerja sama pada 2 kampung yang sama secara real administrasi untuk mengajak sekali lagi Dedi Agus Supian, A.md
244. Umum
pemerintah daerah agar tidak terjadi gangguan usaha (Dinas Kehutanan)
Andi
246. Umum Penyusunan dokumen KA-ANDAL agar mengacu pada permen Lhno. 08 tahun 2006
BLH
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau 22
Perumusan comdev atau CSR harus transparan dengan melibatkan
1. Pemkab (Disbun)
2. Pemerintah Kecamatan (Camat)
3. Kampung (Kepala Kampung)
4. Perguruan Tinggi
5. LSM
6. Pemrakarsa
Sektor pendidikan pada program CSR agar menseleksi tenaga pelajar untuk pendidikan lanjutan bidang perkebunan yang pada akhirnya menjadi
asset perusahaan untuk direkrut menjadi karyawan siap pakai Drs. H. M. Nazaruddin, M.Si
247. Umum
(BLH Kab. Berau)
Pembangunan oil trap agar disesuaikan dengan volume pemakaian bahan pelumas sehingga oli bekas yang ditampung sesuai dengan bak-bak
penampungan / pengolahan yang dibangun, hal ini mencegah terjadinya overflow dan berakibat tercemarnya lingkungan
Buffer zone untuk diperhatkan 100 meter ditambah 100 meter cadangan plasma masyarakat sehingga kebun inti dibangun setelah 200 meter dari
badan sungai Segah selanjutnya penentuan titik koordinat pabrik 1000 meter (1 KM) dari sungai Segah guna menghindari perembesan limbah cair
dari pabrik dan kolam pengendap / IPAL
Penyelesaian persoalan yang dihadapi PT. ASS dengan masyarakat Long Ayap untuk segera diselesaikan ditandai dengan Surat Pernyataan dari
masyarakat Long Ayap (ajukan permohonan mediasi kepada Kabag. Pemerintanan guna penentuan mediator) penyelesaian masalah ini
Sungar sumber nekton untuk ikan, agar ada alternatif yang dikaji dan untuk lokasi pabrik masukkan kajian alternative untuk pabrik
Tindak lanjuti dengan berkoordinasi dengan aparat kampung setempat berkaitan dengan ketidak hadiran 2 kampung, kampung Long Ayap dan
Long Laai
Terkait dengan 20 % lahan agar dialokasikan kepada masyarakat untuk lahan plasma
Metode pembukaan lahan dari sempadan sungai ke dalam, agar dijadikan arahan dalam pembukaan lahan Ir. Sumaryono
248. Umum
(BLH Kabupaten Berau)
Masalah-masalah sosial yang yang mempunyai nilai sakral untuk kegiatan budaya agar dikeluarkan dari izin lokasi
3 item pada limbah cair jangan menggunakan kata-kata ‘membuang’ tapi di “kelola”
Pencemaran udara dan air untuk barang yang tidak bergerak agar dikelola
Dalam rangka indentifikasi 118, dampak yang dikaji dalam penjelasan ada 81, sedangkan sisanya 30 tidak dikaji, alasannya apa
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab. Berau Kepala Bidang AMDAL & Hukum Lingkungan
selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Kab. Berau Selaku Sekretaris Komisi Penilai AMDAL Kab. Berau