You are on page 1of 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1.1.1 Menentukan sistem kristal berdasarkan atas panjang sumbu,
posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk
antar sumbu pada bentuk kristal.
1.1.2 Menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri
dan jumlah sumbu kristal.
1.1.3 Mendeskripsikan bentuk kristal berdasarkan parameter
penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal dan bidang
kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal.
1.1.4 Menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann Mauguin
simbol.

1.2 Tujuan
1.2.1 Dapat menentukan sistem kristal berdasakan atas panjang
sumbu, posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang
dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal.
1.2.2 Dapat menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur
simetri dan jumlah sumbu kristal.
1.2.3 Dapat mendeskripsikan bentuk kristal berasarkan atas
parameter penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal
dan bidang kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal.
1.2.4 Dapat menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann
Mauguin simbol.

BAB II
DASAR TEORI

1
2.1 Definisi

Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang


mempelajari sIstem kristal. Kristalografi merupakan salah satu
cabang dari mineralogi yang mempelajari mengenai sistem-sistem
kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat
padat. Kata “kristalografi” berasal dari bahasa yunani crystallon =
tetesan dingin/beku, dengan makna luas kepada semua padatan
transparan pada derajat tertentu, dan graphein = menulis Kristalografi
mempelajari tentang kristal meliputi sifat geometri diantaranya letak,
panjang, jumlah sumbu kristal, bentuk bidang luar yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk kristal yang
masih dalam satu sistem kristal. Stuktur dalam dan sifat fisik kristal.
Kristal adalah bahan padat homogeny yang membentuk bagan
polyhedral yang teratur, biasanya anisotropy. Tersusun oleh komposisi
kimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi
oleh bidang permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri
tertentu.
Ada beberapa ketentuan agar dapat disebut sebagai Kristal,
diantaranya adalah padat, tidak dapat teruraikan menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan proses fisika, memiliki stuktur bentuk,
bidang serta sudut inklimasi pada setiap kristal tertentu.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat
kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek
besar pada sifat-sifat material tersebut. Meskipun istilah "kristal"
memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika
zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda
padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali
sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di
alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler

2
antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan
terciptanya kristal tersebut.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat
elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan
cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur
dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan
seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.
Kristalografi adalah ilmu - ilmu yang mempelajari tentang:
• Sifat geometri memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah
sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk atau bangun kristal
tertentu dan jumlah bidang luar serta bentuk yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar, bahwa
disamping mempelajari kombinasi serta antara satu bentuk kristal
yang terbentuk kemudian. Struktur dalam membicarakan susunan
dan jumlah sumbu kristal juga menghitung parameter dan
parameter rasio.
• Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur ( susunan atom-
atomnya ). Besar kecilnya kristal tidak dipengaruhi yang penting
bentuk yang dibatasi bidang-bidang kristal, sehingga akan dikenal 2
zat yaitu; Kristalin dan Non Kristalin.

2.1 Kimia Kristal

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat


mendasar, beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya.
Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung pada komposisi tetapi
juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan
antar atom-atom penyusun kristal/mineral.
Kimia kristal sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi
sinar X telah mengembangkan pengertian tentang hubungan antar
kimia dan struktur. Tujuannya adalah :

3
1. Mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi
kimia dari suatu jenis krisal.
2. Dalam bidang geokimia, mempelajari kimia kristal adalah
untuk memprediksi struktur kristal dai komposisi kimia
dengan diberikan temperature dan tekanan.

2.1 Daya Ikat dalam Kristal


Daya yang mengikat atom (atau ion atau grup ion) dari zat pada
kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat
berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan,
belahan daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien
ekspansi termal berhubungan secara lansung terhadap daya ikat.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi,
titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih
rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam,
yaitu : ionik, kovalen, logam dan van der waals.

2.2 Sistem Kristal

Hingga saat ini terdapat 7 sistem kristal. Dasar pengelompokan


atau penggolongan kristal tersebut adalah:
• Jumlah sumbu kristal
• Letak sumbu yang satu dengan yang lain
• Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu
kristal

Sistem kristal tersebut adalah sebagai berikut :


2.1.1 Sistem Isometrik
Sistem ini disebut juga sisem regular, bahkan
dikenal sebagai kubus atau kubik. Jumlah sumbu

4
kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. System
ini memiliki tiga kelas, dmana unsur simetrinya berbeda :

a. Kelas spinel atau holohedral, contoh :


magnetit, intan, spinel, dll.

b. Kelas pirit, contoh : pirit.

c. Kelas tetrahidrit, contoh : zinc blende

(a)

(b)

Gambar 2.4.1:
sistem kubik (a) asli dan (b) Modifikasi

2.1.1 Sistem tetragonal


Sistem ini memiliki kesamaan dengan sistem
isometrik dimana sistem ini juga memiliki 3 sumbu kristal
yang masing-masing tegak lurus. Sumbu a dan b
mempunyai satuan panjang yangsama sedangkan sumbu
c berlainan, dapat lebih panjang maupun lebih pendek
(umumnya lebih panjang). Contoh : Zerkon, Skeelit,
Kasiterit, Rutil, Idokras/ Vesuvianit, kalkopirit, melilit, dll.

5
(b)
(a)

(c)

(d)

Gambar 2.4.2: Sistem Tetragonal: (a) asli, (b) modifikasi, (c)


penampakan sumbu dan (d) scheelite

2.1.2 Sistem Rombis


Sistem ini dikenal juga dengan sebutan
orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling
tegak lurus dengan yang lainya. Ketiga sumbu kristal
tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Contoh:
Topaz, Selestin, Staurolit, Anhidrit, Barit, Aragonit, Brukit,
Enstatit, Lawsonit, Olivin, Silimanit, dll.

6
(a) (b)

(c)

Gambar 2.4.3: sistem rombis (a) asli dan (b) modifikasi, dan (c)
penampakan sumbu.

2.1.3 Sistem Heksagonal


Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana
sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lainnya.
Sumbu a, b, dan d masing-masing saling mebentuk sudut
120o terhadap satu dengan yang lainnya. Sumbu a, b, dan
d mempunyai panjang yang sama, sedangkan panjang c
berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (pada
umumnya lebih panjang). Sistim heksagonal dapat dibagi
menjadi sistim trigonal dan sistim heksagonal.
Perbedaanya adalah bahwa pada kristal – kristal yang
bersistim trigonal sumbu c merupakan sumbu simetri
bernilai tiga (3-fold symmetry), sedangkan pada sistim
heksagonal sumbu c merupakan sebuah sumbu simetri
bernilai 6 (6-fold symmetry). Contoh sistim heksagonal:
Kuarsa, Apatit, Beril, Nefelin, Turmalin, dll. Contoh sistim
trigonal: Brusit,Kalsit,Korundum, Dolomit , dan sebagainya.

7
(a)
(b)

(c)
(d) (e)

Gambar 4.4: sistem heksagonal


(a) asli, (b) modifikasi, (c)
vadadinit, (d) kuarsa, dan
(e) penampakan sumbu

2.1.4 Sistem Trigonal


Kebanyakan ahli memasukan sistem ini dalam
sistem heksagonal, demikian pula cara pengambarannya
memiliki kemiripan atau sama. Perbedaannya pada
trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk
segi 6 kemudian dibuat segitiga dengan menggabungan
dua titik sudut yang melewati satu sudutnya.

(a)
(b)

8
Gambar 4.5 : sistem trigonal (a) asli, (b) modifikasi dan (c) kalsit.
(c)

2.1.1 Sistem Monoklin


Monoklin hanya memiliki satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak
lurus terhadap sumbu b, sedangkan sumbu b tegak lurus
dengan dengan c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus
terhadap sumbu a. ketiga sumbu ini mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang yang paling
panjang dan sumbu b yang paling pendek. Sumbu a dan
b ini disebut sumbu klino dan sumbu orto. Contoh:
Ortoklas, Augit, Gipsum, Klorit, Diopsida, Vepidot,
Monazit, Muskovit, Sfen, Talk, dll.

(a) (b)

9
(c) (d)

Gambar 4.6 : sistem monoklin (a) asli, (b) modifikasi, (c)


mineral kroroit, dan (d) penampakan sumbu.

2.1.1 Sistem Triklin


Pada sistem ini memiliki tiga sumbu yang tidak
saling tegak lurus satu dengan yang lainanya. Pada
dasarnya ketiga sumbu itu memiliki panjang yang
bebeda-beda. Contoh: Plagioklas, Kianit, Rodonit,
Mikroklin, Wolastonit, dll.

(b)
(a)

(c)

(d)

10
Gambar 4.7 : sistem triklin (a) asli, (b) modifikasi, (c)
rodoksit dan (d) penampakan sumbu.

2.2 Sistem Lattice

Sistem ini dikenal dengan system penempaan ruang. Distribusi


dari 14 Bravais kisi-kisi jenis menjadi 7 sistem yang diberikan dalam
tabel berikut.

11
Sistem kisi-7 14 Bravais kisi

triclinic (paralelipiped)

sederhana berpusat

monoclinic (kanan
prisma dengan
genjang dasar; di sini
terlihat dari atas)

Berpusat berpusat berpusat


sederhana
pada dasar pada tubuh sisi

ortorombik (berbentuk
kubus)

berpusat
sederhana
pada tubuh

tetragonal (persegi
berbentuk kubus)

rhombohedral
(Trapezohedron
trigonal) α
=β=γ α = β =
γ

heksagonal (berpusat
reguler segi enam)

Berpusat berpusat
sederhana

12
Tabel 2.5 Sistem Lattice

Dalam geometri dan kristalografi, sebuah Bravais kisi adalah suatu


kategori grup simetri untuk translasi simetri di tiga arah, atau dengan
demikian, suatu kategori terjemahan kisi. Seperti kelompok simetri
terdiri dari terjemahan oleh bentuk vektor

di mana n 1, n 2, dan n 3 adalah bilangan bulat dan 1, 2, dan 3 tiga non-


Coplanar vektor, disebut primitif vektor.

Kisi ini diklasifikasikan menurut kelompok ruang kisi terjemahan


sendiri; ada 14 Bravais kisi dalam tiga dimensi; masing-masing dapat
diterapkan dalam satu sistem kisi saja. Mereka mewakili simetri
maksimum struktur dengan simetri translasi yang bersangkutan dapat
memiliki.

Semua bahan kristalin harus, secara definisi masuk dalam salah


satu pengaturan ini (tidak termasuk quasicrystals). Untuk kenyamanan
sebuah kisi Bravais digambarkan oleh sel unit yang merupakan faktor
1, 2, 3 atau 4 lebih besar dari ,sel primitif. Tergantung pada simetri dari
kristal atau pola lain, yang mendasar domain adalah lagi yang lebih
kecil, sampai dengan faktor 48.

2.3 Herman Mauguin Syimbol

Dari tujuh sistem Kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas


kristal. Pengelompokan ini berdasarkan pada unsure simetri yang
dimiliki kristal. System isometric terdiri dari lima kelas, system
tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas,
heksagonal mempunyai tujuh kelas, selanjutnya sistem monoklin
mempunyai tiga kelas.

13
Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut dengan
symbol. Ada dua cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu
sibolisasi schon_ies dan Hermann mauguin (simbolisasi internasional).
Simbol Hermann mauguin adalah simbolisme umum dala kristalografi
untuk menunjukan kelompok ruang poin dan kelompok. Pennjukan ini
setelah Carl Hermann dan Charles Victor Mauginn, kelompok titik.

Berikut merupakan table dari simbol hermann mauguin

AXES Hermann-
Maugin
System (1) Class Name (2) 2- 3- 4- 6- Planes Center Symbols
Fold Fold Fold Fold (3)
Tetartoidal 3 4 - - - - 23
Isometric
Diploidal 3 4 - - 3 yes 2/m 3
Hextetrahedral 3 4 - - 6 - 4 3m
Gyroidal 6 4 3 - - - 432
Hexoctahedral 6 4 3 - 9 yes 4/m 3 2/m
Disphenoidal 1 - - - - - 4
Pyramidal - - 1 - - - 4
Tetragonal Dipyramidal - - 1 - 1 yes 4/m
Scalenohedral 3 - - - 2 - 4 2m
Ditetragonal
- - - - 4 - 4mm
pyramidal
Trapezohedral 4 - 1 - - - 422
Ditetragonal- 4/m 2/m
4 - 1 - 5 yes
Dipyramidal 2/m
Pyramidal 1 - - - 2 - mm2
Orthorhombic Disphenoidal 3 - - - - - 222
2/m 2/m
Dipyramidal 3 - - - 3 yes
2/m
Trigonal
- 1 - - 1 - 6
Dipyramidal
Pyramidal - - - 1 - - 6
Hexagonal Dipyramidal - - - 1 1 yes 6/m
Ditrigonal
3 1 - - 4 - 6m2
Dipyramidal
Dihexagonal
- - - 1 6 - 6mm
Pyramidal
Trapezohedral 6 - - 1 - - 622
Dihexagonal 6/m 2/m
6 - - 1 7 yes
Dipyramidal 2/m
Trigonal Pyramidal - 1 - - - - 3
Rhombohedral - 1 - - - yes 3

14
Ditrigonal
- 1 - - 3 - 3m
Pyramidal
Trapezohedral 3 1 - - - - 32
Hexagonal
3 1 - - 3 yes 3 2/m
Scalenohedral
Monoclinic Domatic - - - - 1 - m
Sphenoidal 1 - - - - - 2
Prismatic 1 - - - 1 yes 2/m
Pedial - - - - - - 1
Triclinic
Pinacoidal - - - - - yes 1

15
BAB III
HASIL DISKRIPSI

3.1 Deskripsi 1

Gambar 3.1. Trigonal

Parameter dan parametral sumbu:

• 4 sumbu, a1┴c,a2┴c,a3┴c
• a1=a2=a3≠c
• c ٨a1=900
• a2 ٨a1=600

16
1) System Crystal : Trigonal
2) Symmetrical core : Exsist
3) Symmetrical lane :4
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 3
3 -fold = 1
4 -fold = -
5 -fold = -
6 -fold = -
5) Crystal Class : Hexagonal Scalenohedral
6) Hermann Maugin Symbols : 3 2/m
7) Examples Minerals : Alunite, Dravite, Quartz, Calsit.

Gambar 3.1.1 Alunite Gambar 3.1.2 Dravite

Gambar 3.1.3 Calsit Gambar 3.1.4 Quartz

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

17
3.2 Deskripsi 2

Gambar 3.2. Tetragonal

Parameters dan Parametral Sumbu


• 3 sumbu, a┴b┴c, a=b≠c
• a ٨b=900

18
• b ٨c=900
1) System Crystal : Tetragonal
2) Symmetrical core : Exsist
3) Symmetrical lane : 5
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 4
3 -fold = -
4 -fold = 1
5 -fold = -
6 -fold = -
5) Crystal Class : Ditetragonal – Dipyramidal
6) Hermann Maugin Symbols : 4/m 2/m 2/m
7) Examples Minerals : Diabolite, Wulfenite, Zyrcon,
Kasiterit

Gambar 3.2.1 Diabolite Gambar 3.2.2 Zyrcon

Gambar 3.2.3 Kasiterit


Gambar 3.2.4
Wulfeni te

Sumber :

http://www.google.com/gambar/mineral

19
3.3 Deskripsi 3
Gambar 3.3. Monoklin

Parameters dan Parametral sumbu


• 3 sumbu, a ≠b ≠c, a ┴b,b ┴c, c ٨a
• a:b:c=3:1:6
• b ٨a=900
• b ٨c=900

1) System Crystal : Monoklin


2) Symmetrical core : Exsist

20
3) Symmetrical lane :1
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 1
3 -fold = -
4 -fold = -
5 -fold = -
6 -fold = -
5) Crystal Class : Prysmatic
6) Hermann Maugin Symbols : 2/m
7) Examples Minerals : Gypsum, Epidote, Muscovite, Ortoclas

Gambar 3.3.1 Ortoclas Gambar 3.3.2 Muscovite

Gambar 3.3.3 Epidote

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

21
3.4 Deskripsi 4

Gambar 3.4 Triklin (Pedial dan Pinachoidal)

Parameters dan Parametral Sumbu:


• 3 sumbu, a ٨b ٨c, a ≠b ≠c
• a:b:c=1:2:6
• a ٨b=450
• b ٨c=800

22
1) System Crystal : Triklin
2) Symmetrical core : a) - , b) Exsist
3) Symmetrical lane :-
4) Symmetrical axes :
2 -fold = -
3 -fold = -
4 -fold = -
5 -fold = -
6 -fold = -
5) Crystal Class : a) pedial, b) Pinacoidal
6) Hermann Maugin Symbols : a) 1, b) 1
7) Examples Minerals : Plagioklas,Gardit, Kyanit

Gambar 3.4.1 Plagioklas Gambar 3.4.2 Kyanit

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

23
3.5 Deskripsi 5
Gambar 3.5 Ortorombik

Parameters dan Parametral Sumbu:


• 3 sumbu,a┴b┴c, a≠b≠c
• a:b:c=1:6:3
• b ٨a=90o
• b ٨c=90o

24
1) System Crystal : Orthorombik
2) Symmetrical core : Exsist
3) Symmetrical lane :3
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 3

3 -fold = -

4 -fold = -

5 -fold = -

6 -fold = -

5) Crystal Class : Dipiramidal


6) Hermann Maugin Symbols : 2/m 2/m 2/m
7) Examples Minerals : Topaz, Olivine, Sulfur, Natrolite

Gambar 3.5.1 Topaz


Gambar 3.5.2 Olivine

Gambar 3.5.3 Sulfur Gambar 3.5.4 Natrolit

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

25
3.6 Deskripsi 6

Gambar 3.6. Hexagonal

Parameters dan Parametral sumbu:


• 4 sumbu, a1┴c,a2┴c,a3┴c
• a1=a2=a3≠c
• a1^a2=120o
• a2 ٨c=90˚

26
1) System Crystal : Hexagonal
2) Symmetrical core : Exsist
3) Symmetrical lane :7
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 6
3 -fold = -
4 -fold = -
5 -fold = -
6 -fold = 1
5) Crystal Class : Dihexagonal Dipyramidal
6) Hermann Maugin Symbols : 6/m 2/m 2/m
7) Examples Minerals : Apatite, Beryl

Gambar 3.6.1 Apatite


Gambar 3.6.2 Beryl

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

27
3.7 Deskripsi 7

Gambar 3.7 Isometrik

28
Parameters dan Parametral Sumbu:
• 3 sumbu, a=b=c, a┴b ┴c
• a:b:c=1:3:3
• a ٨b=30˚
• b ٨c=90˚

1) System Crystal : Isometrik


2) Symmetrical core : Exsist
3) Symmetrical lane :9
4) Symmetrical axes :
2 -fold = 6
3 -fold = 4
4 -fold = 3
5 -fold = -
6 -fold = -
5) Crystal Class : Hexoctahedral
6) Hermann Maugin Symbols : 4/m 3 2/m
7) Examples Minerals : Galena, Diamond, Zinc blende,
Fluorit.

Gambar 3.7.1 Galena Gambar 3.7.2 Zinc blende

29
Gambar 3.7.3 fluorit Gambar 3.7.4 Diamond

Sumber : http://www.google.com/gambar/mineral

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010


Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 14

Gambar Peraga Deskripsi


1. System Crystal : Ortorombik
2. Symmetrical core : ada
3. Symmetrical lane :3
4. Symmetrical axes :
i. 2 -fold = 3
ii.3 -fold = -
iii.4 -fold = -
iv.5 -fold = -
v.6 -fold = -
5. Crystal Class : dipyramidal
6. Hermann Maugin Symbols : 2/m 2/m
2/m
7. Examples Minerals : olivine, topaz

30
Foto Mineral :

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010


Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : 245

Gambar Peraga Deskripsi


1. System Crystal : Heksagonal
2. Symmetrical core : -
3. Symmetrical lane :6
4. Symmetrical axes :
i. 2 -fold = -
ii.3 -fold = -
iii.4 -fold = -
iv.5 -fold = -
v.6 -fold = 1
5. Crystal Class : Dihexagonal pyramidal
6. Hermann Maugin Symbols : 6mm
7. Examples Minerals : apatite

31
Gambar Mineral : Foto Mineral :

32
DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010


Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KL 18

Gambar Peraga Deskripsi


1. System Crystal : Isometrik
2. Symmetrical core : ada
3. Symmetrical lane :9
4. Symmetrical axes :
i. 2 -fold = 6
ii.3 -fold = 4
iii.4 -fold = 3
iv.5 -fold = -
v.6 -fold = -
5. Crystal Class : Hexoctahedral
6. Hermann Maugin Symbols : 4/m 3 2/m
7. Examples Minerals : fluorit

Gambar mineral: Foto Mineral :

33
DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010


Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 4

Gambar Peraga Deskripsi


1. System Crystal : Tetragonal
2. Symmetrical core :-
3. Symmetrical lane :4
4. Symmetrical axes :
i. 2 -fold = -
ii.3 -fold = -
iii.4 -fold = 1
iv.5 -fold = -
v.6 -fold = -
5. Crystal Class : Pyramidal
6. Hermann Maugin Symbols : 4
7. Examples Minerals : zyrkon

Foto Mineral :

Gambar mineral:

34
DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama : Fachrul Rozi R Tanggal : 30 maret 2010


Nim : L2L 009 052 Nomor Peraga : KR 19

Gambar Peraga Deskripsi


1. System Crystal : Trigonal
2. Symmetrical core :-
3. Symmetrical lane :3
4. Symmetrical axes :
i. 2 -fold = -
ii.3 -fold = 1
iii.4 -fold = -
iv.5 -fold = -
v.6 -fold = -
5. Crystal Class : ditrigonal pyramidal
6. Hermann Maugin Symbols : 3m
7. Examples Minerals : kuarsa

Gambar mineral: Foto Mineral :

35
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Gambar I


Pada pendeskripsian gambar pertama ini digolongkan kedalam
sistem kristal Trigonal. Banyak ahli menggolongkan sistem kristal ini
kedalam sistem heksagonal, tetapi perbedaannya terdapat bidang
dasar yang berbentuk segi enam kemudian dibuat segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya .
Sistem kristal trigonal ini memiliki pusat simetri. kesimetrian lainya
yaitu 3 bidang simetri – tiga bidang sumbu vertical dan 1 sumbu
simetri trigonal. Sumbu dari sistem ini ada 4, dimana sumbu a, b, dan
d sama panjangnya, tetapi sumbu c (sebagai sumbu horizontal)
berbeda. Jadi, bila sumbu a, b, dan d membentuk sudut 120o, maka
sumbu c terhadap ketiga sumbu itu membentuk sudut 90o.
Pada sistem trigonal ini memiliki pusat simetri pusat sumbu
simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri
serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila
ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain.
Sistem kristal ini memiliki bidang simetri sebanyak 4 (empat) bidang.
Pada gambar ini memiliki sumbu simetri putar 2 dengan penampakan
sebanyak 3 setelah diputar sejauh 180o dan sumbu simetri putar 3
dengan penampakan sebanyak 1 setelah diputar sejauh 120o. Pada
bangun ini tidak memiliki simetri putar 4 maupun 6 karena tidak
menunjukan kenampakan bidang sebanyak 4 maupun 6. Sistem
kristal trigonal ini tergolong dalam kelas heksagonal scalenohedral.
Pada herman maugin symbol dari sistem kristal yang dideskripsikan
ini adalah 3 2/m. kelompok mineral yang memiliki sistem kristal
trigonal adalah kuarsa, kalsit, dolomite, dll.

4.2 Deskripsi Gambar II

36
Pada pendiskripsi gambar ke dua ini merupakan sistem kristal
Tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu,
yaitu sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak
lurus sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus
dan sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut
sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai
sumbu a. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan
dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang
bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu bidang
akan muncul pada bidang yang lain dan jumlah bidang simetri 5.
Mineral-mineral yang sistem kristalnya termasuk kedalam
kelompok ini adalah zircon, kasiterit, rutil, kalkopirit, melilit, dll.
Tetragonal memiliki sumbu putar 2 bidang terdapat penampakan
sebanyak 4 buah setelah diputar sejauh 180o dan sumbu putar 4
bidang memiliki penampakan sebanyak 1 buah. Pada sistem kristal ini
tidak memiliki penampakan sumbu putar 3 dan 6 karena tidak terdapat
penampakan bidangnya. Pendeskripsian gambar ke 2 ini merupakan
tetragonal dengan kelas ditetragonal-dipyramidal dengan hermann
mauguin symbol adalah 4/m 2/m 2/m.

4.3 Deskripsi Gambar III


Pada pendeskripsi gambar nomor 3 ini digolongkan pada sistem
kristal monoklin. Sistem kristal monoklin adalah sistem simetri yang
luas dengan hampir ketiga dari semua mineral yang terdiri dari tiga
kelas Kristal. Sistem ini mengandung dua sistem yang tidak sama (a
dan b) bahwa garis tegak lurus pada setiap sisi dengan sis ketiga
dan poros ketiga (c) adalah menyinggung dengan mengenai poros
(a). Sistem kristal ini mempunyai sumbu pusat simetri dapat
dibuktikan dengan adanya pertemuan dua sumbu kristal pada satu
titik (sumbu a dan sumbu b), juga terdapat 1 bidang simetri.
Pada pendeskripsian sistem kristal Monoklin memiliki pusat
simetri. Pada dasarnya terdapat 3 sumbu yang masing-maing

37
sumbunya mempunyai panjang yang tidak sama (a≠b≠c). Namun
untuk monoklin terdapat perbedaan dengan sistem orthorombik,
dimana sudut yang terbentuk antara b dan a adalah 45 derajat.
Sumbu simetri putar 2 dengan penampakan bidang 1 buah. Namun
tidak terdapat simetri putar 3, 4, atau 6 karena tidak terdapat
kenampakan yang sama pada putaran 120o, 90o, atau 60o. Nama dari
kelas kristal ini berdasarkan keterangan pendeskripsian adalah
Prismatik, serta pada hermann mauguin symbol 2/m. Salah satu
contoh mineral dari sistem ini adalah gypsum, epidot, dll.

4.4 Deskripsi Gambar IV


Pada pendeskripsian ke 4 ini merupakan sistem kristal Triklin.
Pada sistem kristal Triklin terdapat 2 jenis kelas kristal yang berbeda.
Sistem ini dikenal dengan sistem yang mempunyai 3 sumbu yaitu
sumbu a, b, c yang tidak sama panjang dan masing-masing tidak
membentuk sudut 90o atau tidak saling tegak lurus satu sama lain.
Sumbu a, b, dan c saling menyudut tumpul. Sudut-sudut yang
mengarah ke muka dibuat lebih besar dari 90o. Pada contoh yang
pertama tidak terdapat pusat simetri karena tidak terdapat
perpotongan sumbu kristal dan juga bidang kristal pada satu titik,
dalam contoh ini juga tidak ditemukan bidang kristal karena tidak ada
bidang yang membagi kristal sama besar, tidak terdapat simetri putar
baik itu kenampakan 2,3,4 dan 6 karena tidak terdapat kedudukan
yang sama. Salah satu dari sumbu-sumbu tersebut sebagai sumbu c
yaitu sumbu vertical, dan dua sumbu lainnya adalah sumbu b lebih
panjang disebut sumbu makro dan sumbu a yang lebih pendek dari
yang lainnya disebut sumbu brakhia. Kesimetrian dari sistem triklin
dari kelas pedial yang tidak memiliki pusat simetri sedangkan yang
satunya lagi tergolong dalam kelas pinacoidal dimana hanya memiliki
sebuah unsur simetri . Hal ini diakibatkan dari susunan parallel dalam
membentuk Kristal. Mineral-mineral penting dalam sistem kristal ini
adalah beberapa mineral dalam kelompok plagioklas dan mineral

38
kianit sebagai mineral metamorfik. Pada hermann mauguin symbols
keduanya memiliki kesamaan, yaitu 1.

4.5 Deskripsi Gambar V


Pada deskripsi gambar nomor 5 ini merupakan sistem kristal
Orthorombik. Sistem orthorombik disebut juga sebagai sistem
orthorombis atau rombis. Sistem ini dikenal dengan sistem yang
mempunyai 3 sumbu kristal yaitu sumbu a, b, c yang panjangnya tidak
sama a tidak sama dengan b serta tidak sama dengan c, sumbu a
adalah sumbu terpendek sumbu b adalah sumbu menengah lalu
sumbu c adalah sumbu terpanjang, sumbu b disebut sebagai sumbu
makro dan masing-masing membentuk sudut 90o atau saling tegak
lurus satu sama lain. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri
dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta
bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik
garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain dengan
jumlah bidang simetri 3. Sistem ini memiliki tiga sumbu dan masing-
masing sumbu sangat berbeda jauh panjangnya. Namun pada
orthorombik antara sumbu b dan a membentuk sudut 30 derajat.
Kemudian pada sistem kristal yang dideskripsikan kali ini memiliki
kenampakan sumbu yaitu a tegak lurus b dan b tegak lurus c.

Adapun nama sistem kelasnya dypiramidal dan memiliki pusat


simetrinya. Bidang simetrinya ada 3, 1 horisontal dan 2 vertikal,
terdapat sumbu simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 3
buah. Pada hermann maugin symbol 2/m 2/m 2/m. Contoh mineral-
mineral dari sistem kristal ini adalah barit BaSO4, Markasit FeS2,
topaz, sulfur, olivine, dll.

4.6 Deskripsi Gambar VI


Pada pendeskripsian gambar nomor empat ini merupakan
sistem kristal Hexagonal, dimana sistem kristal ini memiliki 4 buah
sumbu yaitu sumbu kristal (sumbu a1, a2 ,a3 dan c) dari keempat

39
sumbu kristal hanya 3 sumbu kristal yang terletak pada 1 bidang
datar (sumbu a1, a2, a3) yang membentuk sudut 120o, ketiga sumbu
kristal ini mempunyai panjang yang sama. Yang keempat, (sumbu c)
berdiri tegak lurus pada ketiga sumbu lainnya dengan panjang lebih
dari ketiga sumbu mendatar tadi (sumbu a1, a2, dan a3).
Masing-masing sumbu ini dan panjangnya berupa a1=a2=a3 tapi
tidak sama dengan c. Adapun pernbandingan dari sumbu-sumbu yang
ada adalah a2:a3:c=3:1:6. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri dan
memiliki bidang simetri sebanyak 7 bidang dengan sumbu simetri
putar 2 memiliki penampakan sebanyak 6 buah setelah diputar
sebanyak 30o dan simetri putar 6 dengan penampakan sebanyak 1
buah. Pengelompokan sistem kristal ini termasuk dalam kelas
Dihexagonal Dipyramidal pada hermann maugin symbols dengan 6/m
2/m 2/m. beberapa contoh dari mineral-mirenal yang memiliki sistem
kristal ini adalah apatite, beryl, dll.

4.7 Deskripsi Gambar VII

Pada pendiskripsi gambar 7 merupakan sistem kristal isometrik,


dimana sistem kristal ini memiliki tiga buah sumbu yang sama
panjangnya, dan membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus satu
sama lainya. Sumbu-sumbu tersebut sering disebut a1, a2, a3. Pada
gambar sistem kristal tersebut mempunyai pusat simetri. Sistem ini
mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya
perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1
titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut akan muncul
pada sudut yang lain juga apabila ditarik satu garis dari satu bidang
akan muncul pada bidang yang lain

Pada gambar ini terdapat 9 bidang simetri dalam gambar yang


mana memotong dua bagian kubus tersebut sama besar. Gambar
sistem isometrik ini mempunyai beberapa simetri putar, antara lain
mempunyai simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 6 buah,

40
simetri putar 3 dengan penampakan sebanyak 4, dan simetri puar 4
dengan penampakan sebanyak 3. Berdasarkan ciri-ciri kristal
isometrik diatas, kristal isometrik ini dimasukkan dalam kelas
hexoctahedral yang mempunyai hermann maugin simbol 4/m 3 2/m.
Adapun contoh dari sistem kristal isometrik ini adalah galena,
diamond, cuprum, fluorit, pirit, dll.

4.8 Deskripsi 3D Gambar VIII

Pada deskripsi kali ini merupakan deskripsi dari peraga mineral


3D dimana pada deskripsi nomor ini merupakan sistem kristal
Orthorombik, Peraga ini memiliki tiga sumbu yang tidak sama
panjang, sumbu tersebut membentuk sudut 900 atau saling tegak
lurus dengan lainnya.
Keterangan selanjutnya yang dimiliki oleh peraga kedua ini
yaitu adanya pusat simetri karena jika ditarik garis pada suatu sudut
akan muncul pada sudut yang lain juga jika ditarik garis pada suatu
bidang maka akan muncul pada bidang yang lain dan memiliki 3
bidang simetri. Peraga ini juga memiliki sumbu simetri putar 2
sebanyak 3 maksudnya apabila bangun ini diputar akan memiliki 2
kenampakan yang sama di 3 sumbu yaitu sumbu a, b dan c.
Pada pengelompokan dalam Hermann Mauguin symbol dengan
kelas Dipyramidal yang mana sistem kristal ini memiliki sumbu putar 2
fold 3 bidang dan herman maugin symbols 2/m 2/m 2/m dengan
contoh mineral topaz, sulfur, olivine, dll.

4.9 Deskripsi 3D Gambar IX

Pada pendeskripsian nomor 9 ini merupakan sistem kristal tipe


hexagonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang diberi
nama a1, a2 dan a3 serta memiliki sudut yang sama besarnya yaitu
120o. Sumbu vertikalnya adalah sumbu c dan tegak lurus terhadap
sumbu-sumbu horizontal dimana pada sistem kristal ini tidak memiliki
pusat simetri dengan bidang simetri sebanyak 6 bidang. Karakteristik

41
lain yang dimiliki oleh peraga ini adalah tidak memiliki pusat simetri
karena jika ditarik garis dari suatu sudut tidak muncul pada sudut lain
tetapi pada suatu bidang.

Pada sistem ini memiliki bidang putar 6 dengan penampakan


sebanyak 1. Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat
syarat jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah 6 saja,
jika terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka
penulisan simbolnya 6/m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring
sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring ruang) maka penulisan
simbolnya 6/m 2/m 2/m (misalkan) jadi pada peraga 245 ini masuk
pada kelas piramidal (karena hanya terdapat sumbu c) untuk sistem
kristal hexagonal Sistem kristal ini termasuk kedalam kelas
Dihexagonal pyramidal dengan herman maugin symbol nya adalah
6mm dan memiliki contoh mineral-mineralnya adalah apatite dan beryl
serta contoh-contoh lainnya.

4.10 Deskripsi 3D Gambar X

Deskripsi 3D pada gambar ini merupakan sistem kristal tipe


isometrik, Peraga ini memiliki tiga buah sumbu yang sama
panjangnya dan membentuk sudut 900 atau saling tegak lurus.
Karakteristik yang dimiliki oleh peraga ini adalah adanya pusat
simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri
serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila
ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain juga
apabila ditarik satu garis dari satu bidang akan muncul pada bidang
yang lain. Bangun ini memiliki 9 bidang simetri. Pada table Hermann
Mauguin symbol dikelompokan dengan kelas hexoctahedral dimana
hermann mauguin symbolnya adalah 4/m 3 2/m. Lalu Sistem Kristal
ini memiliki bidang simetri sebanyak 9 bidang. Serta memiliki sumbu
putar 2 dengan penampakan sebanyak 6 buah, sumbu putar 3
dengan penampakan sebanyak 4 buah dan sumbu putar 4 dengan

42
penampakan sebanyak 3. Adapun contoh mineral dari sistem kristal
ini adalah pirit, diamond, fluorit, dll.

4.11 Deskripsi 3D Gambar XI


Pada gambar 11 pada 3D kali tergolong pada sistem kristal tipe
tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu, yaitu
sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus
sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus dan
sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut sering
menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai sumbu a.
Sistem ini tidak mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan
dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang
bertemu pada 1 titik tengah tetapi apabila ditarik garis dari suatu titik
akan muncul pada bidang yang lain (pada sumbu tegak).
Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat syarat
jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah 4 saja, jika
terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka
penulisan simbolnya 4/m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring
sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring ruang) maka penulisan
simbolnya 4/m 2/m 2/m (misalkan) jadi penggolongan kristalnya
termasuk kedalam pyramidal dimana model 3D ini memiliki 4 sumbu
simetri dengan sumbu putar 4 dengan penampakan sebanyak 1
bagian. Contoh mineral-mineral yang memiliki sistem kristal ini adalah
kalkopirit, zircon, melilit, dll.
4.12 Deskripsi 3D Gambar XII
Pada gambar terakhir dari model 3D ini tergolong dalam
sistem kristal trigonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang
sama panjang dan membentuk sudut yang tidak saling tegak lurus
yaitu 120o. Sedangkan sumbu yang tegak, yaitu sumbu c memiliki
panjang yang lebih dari sumbu horizontal.
Keterangan lain yang dimiliki oleh peraga ini yaitu tidak adanya
pusat simetri, jika kita tarik garis dari suatu sudut maka tidak akan

43
muncul pada sudut lain dan memiliki 3 bidang simetri. Peraga ini juga
memiliki sumbu simetri putar 3 sebanyak 1 maksudnya apabila
bangun ini diputar akan memiliki 3 kenampakan yang sama di 1
sumbu yaitu sumbu c. Pada Hermann mauguin symbols sistem
kristal ini tergolong dalam ditrigonal pyramidal dengan symbol 3m.
contoh mineral yang mengandung mineral ini adalah kuarsa, kalsit,
dolomite, dll.

44
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

∗ Bentuk-bentuk sistem kristal ditentukan oleh panjang sumbu,


jumlah sumbu, dan kedudukan sumbu (besar derajat sumbu).
Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan
sumbu terdapat 7 sistem kristal yaitu : Isometrik, Tetragonal,
Trigonal, Heksagonal, orthorombik (rombis), Monoklin, dan Triklin.
• Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan
sumbunya maka dapat disimpulkan :
 Pada pendeskripsian sistem trigonal, pada gambar terdapat
sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta
simetri putar seperti yang dijelaskan, sehingga dapat
digolongkan dalam kelas hexagonal scalenohedral
 Pada pendeskripsian sistem tetragonal, pada gambar terdapat
sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta
simetri putar seperti penjelasan sebelumnya, maka dapat
digolongkan sebagai kelas ditetragonal-dipiramidal.
 Pada pendeskripsian sistem monoklin, pada gambar tidak
terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri
tetapi terdapat simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas
spenoidal
 Pada pendeskripsian sistem triklin, pada gambar tidak terdapat
sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta
simetri putar maka, digolongkan sebagai kristal kelas pedial
dan gambar kedua termasuk kedalam kelas pinachoidal karena
mempunyai pusat simetri.

45
 Pada pendeskripsian sistem orthorombik, pada gambar
terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri
serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas dipiramidal
 Pada pendeskripsian sistem heksagonal, pada gambar terdapat
sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta
simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas diheksagonal
dipyramidal
 Pada pendeskripsian sistem isometrik, pada gambar terdapat
sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta
simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas hexoctahedral
 Kristal dengan nomor peraga KR 14 termasuk dalam sistem
kristal orthorombik dan kelas kristalnya dipyramidal
 Kristal dengan nomor peraga 245 termasuk dalam sistem kristal
heksagonal dan kelas kristalnya dihexagonal pyramidal
 Kristal dengan nomor peraga KL 18 termasuk dalam sistem
kristal isometrik dan kelas kristalnya hexoctahedral
 Kristal dengan nomor peraga KR 4 termasuk dalam sistem
kristal tetragonal dan kelas kristalnya pyramidal.
 Kristal dengan nomor peraga KR 19 termasuk dalam sistem
kristal trigonal dan kelas kristalnya ditrigonal pyramidal
• Dalam penetuan kelas kristal berdasarkan Hermann Maugin
simbol ada beberapa syarat, yakni :
➢ Terdapat sumbu c
➢ Terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c
➢ Terdapat sumbu linier (sumbu miring sisi) dan sumbu
intermediet (sumbu miring ruang)

5.2 Saran
 Pada pelaksanaan pendeskripsikan mineral dilakukan dengan
teliti karena akan sangat berpengaruh pada pembacaan tabel
Hermann Mauguin simbol jika salah, bias jadi data tidak akurat.

46
 Pendiskripsian atau pewarnaan bidang sistem kristal, sebaiknya
menggunakan warna yang berbeda, agar mempermudah dalam
pembedaan bidangn.
 Persiapan alat yang lengkap akan memperlancar pelaksanaan
praktikum dan mempermudah kinerja praktikan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Graha. doddy setia, 1999, batuan dan mineral, bandung: nova.


http://www.wikipedi.org/kristalografi
http://www.wikipedia.org/kristalogi
http://www.google.com/hermann-mauguin-symbol.html
http://www.google.com/Crystal_structure.html
http://www.google.com/Daftar_mineral.html
http://www.google.com/kristalografi-dasar%202.html
http://www.google.com/Space_Group_Notation.html
http://www.google.com/node7.html

48
Laboratorium Mineralogi
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Fachrul Rozi Ramadhan


NIM : L2L 009 052
Praktikum : Mineralogi “kristalografi”
Semester : II
Tahun Akademik : 2009 / 2010
Asisten Acara : Eko Suko Widiyatmoko

No Tanggal Keterangan Paraf

49
50

You might also like