You are on page 1of 8

TUGAS KEWARGANEGARAAN

“KARAKTER BANGSA”
Pengertian dan Definisi Karakteristik Bangsa

Karakteristik bangsa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi eksistansi suatu Negara
Karena dengan adanya karakteristik suatu Negara memiliki suatu identitas yang berbeda dengan
Negara lain. Tetapi sebelumnya kita hars tahu pengertian dari definisi karakteristik bangsa.

a. Karakter
Karakter sering diberi padanan kata watak, tabiat, perangai atau akhlak. Dalam bahasa
Inggris character diberi arti a distinctive differentiating mark, tanda yang membedakan
secara tersendiri. Karakter adalah keakuan rohaniah, het geestelijk ik, yang nampak dalam
keseluruhan sikap dan perilaku, yang dipengaruhi oleh bakat, atau potensi dalam diri dan
lingkungan. Karakter juga diberi makna the stable and distinctive qualities built into an
individual’s life which determine his response regardless of circumstances. Dengan
demikian karakter adalah suatu kualitas yang mantap dan khusus (pembeda) yang
terbentuk dalam kehidupan individu yang menentukan sikap dalam mengadakan reaksi
terhadap rangsangan dengan tanpa mempedulikan situasi dan kondisi. Karakter secara
harfiah adalah stempel, atau yang tercetak, yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor
endogeen/dalam diri dan faktor exogeen/luar diri. Karakter membentuk ciri khas individu
atau suatu entitas suatu kualitas yang menentukan suatu individu atau entitas, sedemikian
rupa sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan individu atau
entitas lain. Kualitas yang menggambarkan suatu karakter bersifat unik, khas, yang
mencerminkan pribadi individu atau entitas dimaksud, yang akan selalu nampak secara
konsisten dalam sikap dan perilaku individu atau entitas dalam menghadapi setiap
permasalahan.
b. Bangsa
Bangsa menurut Kamus Besar Indonesia mempunyai pengertian kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bangsa serta wilayah tertentu di muka bumi. Ernest
Renan mengatakan bahwa bangsa adalah kesatuan solidaritas yang teriri dari orang-orang
yang saling merasa setia satu sama lain. Benedict Anderson medenfinisikan pengertian
bangsa adalah komunitas politik yang dibayangkan (imagined political community), yang
artinya tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Soekarno menyatakan bahwa persatuan
antara orang dengan tanah airnya sebagai syarat bangsa. Menurut Mohammad Hatta
bangsa adalah suatu persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan, sebagai suatu
persekutuan yang tersusun menjadi satu, yaitu terbit karena percaya atas persamaan nasib
dan tujuan. Jadi dari definisi diatas, bangsa adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal
di suatu wilayah yang telah dikuasai nya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa
nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui
negaranya sebagai tanah airnya.
c. Karakter bangsa
Pengertian karakter bangsa adalah karakter atau perangai yang dimiliki sekelompok
manusia yang dijadikan jatidiri suatu bangsa dan hal tersebut yang membedakan bangsa
satu dengan bangsa lainnya, dan merupakan penunjuk eksistansi suatu bangsa di mata
internasional. Karakter bangsa Indonesia tercermin dalam belief system yang terdapat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta tantangan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa yang akan datang, yang terjabar dalam nilai-
nilai dasar yang ingin diwujudkan, serta kompetensi-kompetensi yang perlu
dikembangkan.

Dasar Hukumdan Aturan-aturan

Berhubungan dengan karakteristik bangsa Indonesia di negeri ini terdapat beberapa dasar hukum
yang membuat karakteristik bangsa ini tetap dapat terjaga dan tetap mempunyai identitas di
dunia internasional yang membedakan dengan Negara lain. Dasar-dasar hokum dan aturan antara
lain sebagai berikut:

 Pancasila
Dasar Negara Indonesia ini merupakan dasar hokum yang paling utama di negeri ini yang
berisi tentang cita-cita para pendiri negeri ini, tenteng bagaimana karakter bangsa ini,
yang ber-agama, kemanusiaan, bersatu, adil, dan sejahtera.
 UUD 1945
- Pembukaan
Sifat dan tujuan Bangsa Indonesia antara lain ialah adalah anti penjajahan,
berperikemanusiaan dan berperikeadilan (alinea 1), menginginkan kemerdekaan,
persatuan, kesejahteraan (adil dan makmur) (alinea 2), kebebasan (alinea 3), dan
memiliki pemerintahan dengan arah menjadikan kesejahteraan umum, kecerdasan
bangsa, ketertiban, perdamaian, keadilan sosial dan berkedaulatan rakyat.
Kepribadian atau jati diri kita jelas berinti Pancasila yang tertulis sebagai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 ayat (3) menyebutkan :”Pemerintah
mengusahakan dan mneyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

 Undang-undang dan peraturan lain, antara lain:


- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3l
yang menjelaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
- Ketetapan (Tap) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor VI Tahun 2001
tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
- Pada waktu Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara
(LPPKB) menghadap Bapak Presiden R.I. pada tanggal 22 Pebruari 2005, Bapak
Presiden memberikan pesan kepada LPPKB agar menyampaikan suatu gagasan
mengenai “Membangun Kembali Bangsa Indonesia,” dengan jalan membangun
moral dan karakter bangsa, dengan mengutamakan (a) nation and character
building, (b) pembangunan konstitusionalisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan (c) mengembangkan etika kehidupan bernegara, dengan tidak
meninggalkan jatidiri bangsa
- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
disahkan untuk mengganti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Semangat Undang-undang tersebut adalah
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dan
angkutan jalan. Undang-undang ini membentuk karakter warga Indonesia yang
tertib dalam berlalu lintas.
- Undang- undang yang di buat untuk membentuk karakter bela Negara:
 Undang-Undang Dasar 1945 Bab X tentang Warga Negara
 pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa  “setiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia,
perihal bela Negara diatur pada Bab IV tentang Kewajiban Dasar
Manusia, pasal 68 bahwa “setiap warga Negara wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Bab III
tentang Penyelenggaraan Pertahanan Negara, pasal 9 bahwa “Setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara.
 Keputusan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2006 tentang Penetapan tanggal
19 Desember sebagai Hari Bela Negara.

- UU Pertahanan Negara No. 2 tahun 2002, disebutkan bahwa bela negara itu
mencakup hal-hal yang bersifat sumber daya nasional, terdiri atas sumber daya
alam, sumber daya buatan, sumber daya manusia, dan juga pertahanan nilai-nilai
termasuk lingkungan hidup.
- UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan melahirkan implikasi-
implikasi terhadapkeberadaan dan posisi KNPI serta organisasi kepemudaan dan
kemahasiswaan. Undang-undang ini bertujuan untuk membentuk karakteristik
para pemuda Indonesia.
- Tentang pembentukan karakteristik yang berhubungan dengan hukum:
 Pasal 27 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya".
 UU Nomor 24 Tahun 2003
 33 ayat (1) dan (2) tentang wewenang penyidik pegawai negeri sipil untuk
melakukan penyidikan tindak pidana.
-

Pendapat para ahli

Pembangunan karakteristik bangsa merupakan salah satu bahasan yang sedang banyak di
perbincangkan orang saat ini, yang dikarenakan bertambah banyaknya perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia yang menyimpang dari karakteristik bangsa
Indonesia. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan tersebut, seperti:
- Mahmud MD yang menjabat kepala MK berkata “Sudah Habis Teori di Gudang”,
menjawab pertanyaan mahasiswanya tentang teori apa lagi yang ias digunakan untuk
membawa bangsa ini keluar dari krisis (Kompas, 11 Oktober 2005).
- M. Hatta Rajasa yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara Republik
Indonesia berpendapat bahwa pada prinsipnya memang membangun sebuah bangsa
tidaklah cukup hanya dalam esensi fisik belaka. Perlu adanya suatu orientasi yang
sedemikian sehingga esensi fisik tersebut berlanjut dalam suatu internalisasi untuk
menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi
pada tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio
kemasyarakatan dan budaya. (www.setneg.go.id:2007).
- Prof Dr Fasli Djalal PhD yang menjabat sebagai Wamendiknas menyatakan,
pembangunan pendidikan karakter saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pendidikan nasional. Mengingat keberadaannya yang cukup penting, pendidikan karakter
harus melibatkan berbagai pihak sehingga sinergi dan koordinasi ias dilakukan secara
sistematis. (KR, 30 Mei 2010)
- KGPAA Paku Alam IX yang merupakan wakil gubernur DIY mengungkapkan bahwa
pendidikan dengan kebudayaan dalam rangka membangun karakter bangsa sangat tepat.
(KR, 30 Mei 2010)
- Prof. Armida S. Alisjahbana, MA yang menjabat Menteri PPN/Kepala Bappenas
menyatakan bahwa Pembangunan jati diri dan karakter bangsa dengan berlandaskan pada
nilai-nilai luhur telah memberikan kemajuan yang cukup berarti ditandai semakin pulih
dan terpeliharanya kondisi aman dan damai dilihat dari menurunnya ketegangan dan
ancaman konflik antarkelompok masyarakat, serta semakin kokohnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal
Ika.

Pendapat Mahasiswa

Pengertian karakter bangsa adalah karakter atau perangai yang dimiliki sekelompok manusia
yang dijadikan jatidiri suatu bangsa dan hal tersebut yang membedakan bangsa satu dengan
bangsa lainnya, dan merupakan penunjuk eksistansi suatu bangsa di mata internasional. Mungkin
sebagian orang awam seperti saya pertama kali mendengar kata karakter bangsa, maka langsung
yang terlintas adalah karakter, sifat atau tabiat para pejabat saja yang sering kali terlihat menjadi
suatu bangsa itu sendiri. Padahal yang sebenarnya adalah karakter bangsa adalah karakter dari
keseluruhan bangsa Indonesia, yaitu semua warga Negara Indonesia. Yang dahulu terkenal
dengan mempunyai karakter “ketimuran” yaitu memiliki kesopanan, keramahtamahan, murah
senyum dan banyak lagi sifat yang mncerminkan betapa luhurnya karakter bangsa Indonesia.

Tetapi sekarang dengan terus berkembangnya jaman, yang diikuti perkembangan tekhnologi
secara pesat, yang menyebabkan bertambahnya karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
yaitu modern, canggih, hitech, hal ini diindikasikan dengan seringnya generasi muda Indonesia
yang mendapat penghargaan di dunia internasional seperti di lomba science, robot, dan banyak
lagi. Tapi bersamaan dengan itu kita juga mendapati bahwa semakin hari kebudayaan luhur yang
kita punya semakin tergerus oleh kebudayaan asing yang kita dapatkan dari luar. Bagai pedang
bermata dua kemajuan iptek yang sangat pesat ini memberikan dampak positif dan negative yang
sama-sama sangat besar dampaknya bagi karakter bangsa Indonesia.

Dan akhir-akhir ini sangat banyak kasus-kasus yang menunjukkan bahwa warga Indonesia kita
sudah mulai kehilangan atau lupa pada karakter bangsanya sendiri. Kekerasan terjadi dimana-
mana mulai dari warga tingkat rendah sampai kelas tinggi seperti pejabat tidak segan-segan
melakukan kekerasan pada saat rapat atau sidang yang notabenenya kegiatan itu diliput oleh
televisi dan ditayangkan keseluruh Indonesia dan di tonton oleh semua lapisan penduduk.
Harusnya mereka berpikir bagaimana dampak mpsikologis rakyat yang melihat wakil yang telah
dipilihnya, yang digaji dengan pajak yang dibayarnya melakukan tindakan seperti itu.Dimana
karakter bangsa ini yang disebut-sebut sebagai bangsa yang ramah?. Ada juga masalah korupsi
yang terjadi di hamper semua tingkat di birokrasi Indonesia. Mulai dari tingkat RT sampai
ketingkat pemerintah pusat semua hampir tidak ada yang bebas dari jeratan para koruptor-
koruptor yang sepertinya tidak pernah jera dalam “mengutil” uang-uang rakyat kedalam sakunya
sendiri. Dan sepertinya mereka hampir tak tersentuh hokum. Dimana karakter kejujuran yang
dimiliki oleh bangsa ini?. Dan pada saat ini bangsa kita diguncang oleh kelakuan amoral dan
asusila yang dilakukan oleh para public figure yang seharusnya memberi contoh yang baik bagi
orang yang menontonnya. Dengan beredarnya video asusila yang diperankannya telah member
“hiburan” bagi warga. Mengapa saya mengatakan sebuah “hiburan” karena warga bukannya
membenci video tersebut tetapi malah berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Kemana
kesopanan bangsa ini yang menjadi karakter yang sering disebut-sebut dunia internasional itu.

Hendaknya kita kembali kepada kebudayaan kita lagi yang berkarakteristik sangat luhur, dengan
kembali menghormati apa yang di sebut dengan adat ketimuran. Dengan kita kembali
kekebudayaan asli Indonesia bukan berarti kita tidak boleh menerima hal dari luar. Kita harus
mengambil hal-hal yang baik dari budaya lain tapi tetap harus sesuai dengan karakter bangsa ini,
dan tidak bertentangan dengan hokum agama yang kita peluk. Dan menurut saya filter yang
paling baik untuk menjaga karakteristik bangsa ini adalah filter agama. Karena apabila kita
mempunyai iman yang baik maka kita tidak akan berbuat yang tercela.
Daftar Referensi

- Pengertian
 http://lppkb.wordpress.com/2008/08/05/karakter-bangsa-3/
 http://lppkb.wordpress.com/2008/06/09/karakter-bangsa-2/
 Drs.Sunarso, M.Si..2006.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:UNYPress
- Dasar hokum
 http://lppkb.wordpress.com/2008/06/09/karakter-bangsa-2/
 http://news.id.finroll.com/nasional/273119-program-karakter-bangsa-jangan-
diterapkan-seperti-p-4.html
 http://edukasi.kompas.com/read/2009/05/07/18453912/Pendidikan.Belum.Memba
ngun.Karakter.Bangsa
 http://www.bungzhu.web.id/2009/10/memotret-karakter-bangsa-di-jalan-
raya.html
 http://www.dmcindonesia.web.id/modules.php?name=News&file=print&sid=898
 http://www.pendidikan-diy.go.id/?view=baca_berita&id_sub=1719
 http://dunialppkb.wordpress.com/bina-karakter-bangsa/

- Pendapat ahli
 http://www.kamusilmiah.com/sosiologi/karakter-bangsa-indonesia/
 http://www.setneg.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=529&Itemid=116
 http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=216851&actmenu=36
 http://www.bappenas.go.id/node/116/2543/dialog-pembangunan-karakter-bangsa-di-
uin-syarif-hidayatullah-jakarta/

You might also like