You are on page 1of 4

KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL DAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT

A. Pengantar
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian mengapa harus
hidup bermasyarakat?. Memang apabila manusia dibandingkan dengan makhluk hidup
lainnya seperti hewan, dia tak dapat hidup sendiri.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang agaknya paling
penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan – hubungan tadi. Reaksi
tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas.

B. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok – Kelompok Sosial


Seorang sosiolog, didalam menelaah masyarakat manusia akan banyak
berhubungan dengan kelompok – kelompok sosial, baik yang kecil seperti misalnya
kelompok keluarga, ataupun kelompok – kelompok besar seperti masyarakat desa,
masyarakat kota, bangsa dan lain. Sebagai sosiolog, dia sekaligus merupakan anggota
salahsatu kelompok social ilmiawan peneliti akan kian sadar bahwa sebagian dari
kepribadiannya terbentuk oleh kehidupan berkelompok dan dia hanya merupakan unsure
yang mempunyai kedudukan dan peranan yang kecil.
Suatu kelompok social cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, akan
tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan – perubahan baik dalam aktivitas
maupun bentuknya. Kelompok tadi dapat menambahkan alat – alat perlengkapan untuk
dapat melaksanakan funsi – fungsinya yang baru didalam rangka perubahan – perubahan
yang dialaminya, atau bahkan sebaliknya dapat mempersempit ruang lingkupnya

C. Tipe – Tipe Kelompok Sosial


1. Klasifikasi Tipe – Tipe Kelompok Sosial.
Tipe – tipe kelompok social dapat diklasifikasi dari beberapa; sudut atau
atas dasar pelbagai criteria ukuran. Seorang sosiolog Jerman, George Simmel
mengambil ukuran besar – kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana
individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi social dalam kelompok
tersebut.
2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Seorang warga masyarakat yang masih bersahaja susunannya, secara
relative menjadi anggota pula dari kelompok-kelompok kecil lain secara
terbatas.
3. In-group dan Out-group
Dalam proses sosialisasi (socialization), orang mendapatkan pengetahuan
antara “kami”-nya dengan “mereka”-nya. Dan kepentingan suatu kelompok
social serta sikap – sikap yang mendukngnya terwujud dalam pembedaan.
Kelompok-kelompok susial tersebut yang dibuat oleh individu.
4. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (secondary
Group)
Didalam klasifikasi kelompok – kelompok social, pembedaan yang luas
dan fundamental adalah pembedaan antara kelompok – kelompok kecil
dimana hubungan antara anggota –anggotanya rapat sekali disatu pihak,
dengan kelompok – kelompok yang lebih besar dipihak lain.
5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota –
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta
bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan
batin yang memang telah dikodratkan.
6. Formal Groupdan Informal Group
Apabila beberapa orang bekerja, mungkin karena mereka bertujuan untuk
mencapai suatu sasaran. Kalau orang-orang tersebut setuju untuk melakukan
sesuatu, maka mereka akan memerlukan organisasi. Untuk mencapai tujan,
diperlukan suatu tata cara untuk bekerja.
7. Membership Group dan Reference Group
Pembedaan antara membership group dengan reference group berasal dari
Robert K. Merton. Membership group merupakan kelompok dimana setiap
orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
8. Kelompok Okupasional dan Volonter
Pada masyarakat seseorang mungkin saja melakukan berbagai pekerjaan
sekaligus. Artinya didalam masyarakat tersebut belum ada spesialisasi yang
tegas.

D. Kelompok – Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur


Setelah membicarakan kelompok social yang teratur maka kini tiba waktunya
untuk secara garis besar menguraikan kelompok – kelompok social yang secara relative
tidak teratur, misalnya kerumunan, public dan lain sebagainya, beserta bentuk –
bentuknya. Bermaca – macam bentuk kelompok – kelompok social yang tidak teratur
tadi, pada dasarnya dapat dimasukkan kedalam dua golongan besar yaitu kerumunan dan
public.
1. Kerumunan (Crowd)
Sangat sukar untuk menerima suat pendapat yang mengatakan bahwa
sekumpulan manusia, semata-mata merupakan koleksi dari manusia –
manusia secara fisik belaka.
2. Publik
Berbeda dengan kerumunan, public lebih merupakan kelompok yang tidak
merupakan kesatuan.

E. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Mastarakat Perkotaan


(Urban Community)
1. Masyarakat Setempat (Community)
2. Tipe-Tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat
criteria yang saling berpautan, yaitu:
a. jumlah penduduk,
b. luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
c. fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat,
d. organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
F. Kelompok – Kelompok Kecil (Small Group)
Didalam kelompok-kelompok besar, pasti akan timbul kelompok – kelompok
kecil. Hal itu disebabkan karena manusia mungkin tidak mempunyai kepentingan-
kepentingan sama, manusia memerlukan perlindungan dari rekan-rekannya, manusia
mempunyai kemampuan yang terbatas didalam pergaulan hidup dan lain sebagainya.

G. Dinamika Kelompok Sosial


Kelompok social bukan merupakan kelompok statis. Setiap kelompok social pasti
mengalami perkembangan serta perubahan. Untuk meneliti gejala tersebut, perlu ditelaah
lebih lanjut perihal dinamika kelompok social tersebut. Beberapa kelompok social
sifatnya lebih stabil daripada kelompok – kelompok social lainnya, atau dengan lain
perkataan, strukturnya tidak mengalami perubahan – perubahan yang mencolok. Adapula
kelompok – kelompok social yang mengalami perubahan-perubahan cepat, walaupun
tidak ada pengaruh-pengaruh dari luar. Akan tetapi pada umumnya, kelompok social
mengalami perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola
didalam kelompok tersebut, karena pengaruh dari luar.

You might also like