You are on page 1of 9

Just another UNS Social Network ™ weblog

• About

isbdti

Comments RSS
Entries RSS

MAKALAH PERUBAHAN
KEBUDAYAAN KARENA
PENGARUH DARI LUAR
Posted on November 9, 2009
Filed Under MAKALAH PERUBAHAN KEBUDAYAAN KARENA PENGARUH
DARI LUAR |

Pendahuluan

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam
masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas.
Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa
waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam


kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi
organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas
dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua
jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).

Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut
dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem
hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel.
Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena
interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik
dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan
menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap
kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan
kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan
(1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai
aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara
baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.

Latar belakang

Pertama-tama perlu saya kemukakan bahwa masih banyak di antara masyarakat awam
kita yang mengartikan “kebudayaan” sebagai “kesenian”, meskipun sebenarnya kita
semua memahami bahwa kesenian hanyalah sebagian dari kebudayaan. Hal ini tentulah
karena kesenian memiliki bobot besar dalam kebudayaan, kesenian sarat dengan
kandungan nilai-nilai budaya, bahkan menjadi wujud dan ekspresi yang menonjol dari
nilai-nilai budaya.

Dan di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara cara
tertentu membuat Dampak Positif dan Dampak Negatif nya sendiri Bagi Bangsa
Indonesia. Terutama dalam Bidang Kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai – nilai
Budaya kita oleh pengaruh budaya Asing yang masuk ke Negara kita.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan
Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu
melahirkan “nilai-tambah kultural”. Pakem-pakem seni (lokal dan nasional) perlu tetap
dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui dekomposisi dan
rekonstruksi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi, refungsionalisasi, disertai improvisasi
dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang
apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-
karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-
kultural” masyarakat.

Pembahasan masalah

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan


sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang
sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,
menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat
lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan
budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan
hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam
budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya
kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi
akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang
berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat
didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi
juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-
makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat
menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari
makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan
kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai
ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan
jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan,


menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh
budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli
negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak
dalam rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan

• Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset


yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki
Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya,
seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa
dimata Internasional.

• Kekhasan budaya Indonesia

Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan
tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat
yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain.
Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti
belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan
buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang
unik.
• Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa

Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili
identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi
dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

2. Kelemahan

• Kurangnya kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan
masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.

• Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman
tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan
perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

• Kurangnya pembelajaran budaya

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak
yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui
pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun
budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan
zaman.

3. Peluang

• Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai
negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.

• Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh


budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati
antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

• Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini
juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.

• Multikuturalisme

Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr
Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi
kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman
ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Tantangan

• Perubahan lingkungan alam dan fisik

Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara
untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan
fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah

• Kemajuan Teknologi

Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata


menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya,
sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan)
dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim
penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh
masyarakatnya.

• Masuknya Budaya Asing

Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga.
Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah
perkembangan zaman.

Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya


tersingkirkan

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari
adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara
mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-
batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada
globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara
menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang
bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari
kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi
siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak
dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji
melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak
kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang
betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali
dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu
mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya.

Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak
mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan
masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya
saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana,
selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi
pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan
kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita
lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya,
bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi.
Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni
pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja
kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang
Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional
Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian
Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini
tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari
mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian
tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai
ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan
berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.

Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami
perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan
diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat,
misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh
kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya
memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran
televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak
termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan
zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu
beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit
terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat,
baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian
stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap
malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik
gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa,
Museum Nasional.

Peran mahasiswa dalam kebudayaan

Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan
kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal
ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus
bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia
dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya
daerah.

Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan
dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan
jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa
(UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya
yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

a. Jalur Intrakurikuler

Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan
peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya
daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah
dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah
atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui
mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi
eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi
ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya
daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia,
sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam
kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya
seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa
mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia
dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata
kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami,
mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan
kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah
akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.

Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman


bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan
pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi
(KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan pengembangan
seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari
program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi
seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik Semarang,
arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang
Ngesthi Pandhawa.

b. Jalur Ekstrakurikuler

Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa


(Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu,
pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah.
Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-
upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan
berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk
kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung
pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan
budaya daerah.

Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional
(Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.
Kesimpulan

Dari Penulisan Makalah ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan Dinamis dan
arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan
pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya
Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan kita
lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai – nilai budaya
lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan peduli lagi
terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu kita harus memahami
arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sebagai
sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap terjaga dan
tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai
harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai
generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni
budaya kita demi masa depan anak cucu.

Daftar pustaka

http://tiuii.ngeblogs.com/2009/10/23/peran-budaya-lokal-memperkokoh-ketahanan-
budaya-bangsa-2/

http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/2009/07/23/peningkatan-kualitas-pembelajaran-
sejarah-dan/

http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-
kebudayaan-daerah/

You might also like