You are on page 1of 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Abses hati merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara
yang berkembang seperti di Asia terutama Indonesia. Prevalensi yang tinggi
biasanya berhubungan dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah
serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya
kasus abses hati di daerah perkotaan dengan kasus abses hati amebik lebih sering
berbanding abses hati pyogenik dimana penyebab infeksi dapat disebabkan oleh
infeksi jamur, bakteri ataupun parasit.

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi
dari peradangan akut saluran empedu.

Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang


pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% dari yang terinfeksi dapat
menunjukkan gejala. Insidensi penyakit ini berkisar sekitar 5-15 pasien pertahun.
Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemik ataupun
wisatawan yang ke daerah endemik dimana laki – laki tersering dibanding
perempuan dengan rasio 3:1 hingga 22:1 dan sering pada dewasa umur tersering
pada decade IV.

Ada beberapa mekanisme patogenesis dari abses hati seperti faktor


virulensi parasit yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor resistensi parasit,
berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cellmediated adalah
1. Penempelan E. Histolytica pada mukus usus
2. Pengrusakan sawar intestinal
3. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang disebabkan oleh endotoksin E.
Histolytica.
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri dan demam. Nyeri biasanya
terlokalisir di kuadran kanan atas, tapi mungkin dapat juga di daerah epigastrium.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan sampai sedang,


leukositosis berkisar 15.000/ml3 sedangkan kelainan faal hati didapatkan ringan
sampai sedang. Pemeriksaan lain-lain seperti foto toraks dan foto polos abdomen
digunakan untuk mendeteksi kelainan atau komplikasi yang ditimbulkan oleh
amebiasis hati. Diagnosa pasti adalah melalui USG dan CT Scan dimana
sensitivitasnya sekitar 85-95%.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan


disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat
terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak,
area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat
sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta Reference Library, 2004)

Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat
kerusakan jaringan, Hepar adalah hati (Dorland, 1996).

Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan
oleh infeksi.

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi
dari peradangan akut saluran empedu. (Robins, et al, 2002).

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Hepar merupakan organ berbentuk biji dalam tubuh kita dengan berat 1,5
kg pada orang dewasa. Letaknya, terdapat pada bagian atas dalam rongga
abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi tulang
iga.

Hepar terbagi atas dua lapisan utama; pertama, permukaan atas berbentuk
tembung, terletak di bawah diafragma, kedua, permukaan bawah tidak rata dan
memperhatikan lekukan fisura transfersus. Fisura longitudional memisahkan
belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi empat belahan;
lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus.

Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu; Arteri hepatica dan Vena
porta. Vena hepatica, keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darah dalam hati,
darah ini mempunyai kejenuhan 95-100 % masuk ke hati akan membentuk
jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler Vena, akhirnya keluar sebagai
Vena hepatica. Vena porta terbentuk dari lienalis dan Vena mesentrika superior
menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab
beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat
makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.

Hati dapat dianggap sebagai sebuah pabrik kimia yang membuat,


menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang
terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaan fungsi
ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus
gastrointestinal; kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua
nutrient ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh
untuk keperluan metabolik. Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam
pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan mengekresikan
empedu yang memegang peran uatama dalam proses pencernaan serta penyerapan
lemak dalam tractus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari
dalam aliran darah dan mensekresikannya ke dalam empedu.

Fungsi metabolic hati terdiri dari; mengubah zat makanan yang diabsorpsi
dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkannnya sesuai
dengan pemakaiannya dalam jaringan. Kedua; mengeluarkan zat buangan dan
bahan racun untuk diekresikan dalam empedu dan urin. Ketiga; menghasilkan
enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen. Keempat; sekresi empedu garam
empedu dibuat di hati di bentuk dalam system retikula endothelium dialirkan ke
empedu. Kelima; pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi
ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Keenam; menyimpan
lemak untuk pemecahan berakhir asam karbonat dan air. Selain itu hati juga
berfungsi sebagai penyimpan dan penyebaran berbagai bahan, termasuk glikogen,
lemak, vitamin, dan besi, vitamin A dan D yang dapat larut dalam lemak disimpan
di dalam hati. Hati juga membantu mempertahankan suhu tubuh secara luasnya
organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan
darah banyak mengalir melalui organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.

2.3 Epidemiologi

Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang


pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% dari yang terinfeksi dapat
menunjukkan gejala. Insidensi penyakit ini berkisar sekitar 5-15 pasien pertahun.
Individu yang mudah terinfeksi adalah penduduk di daerah endemik ataupun
wisatawan yang ke daerah endemik dimana laki – laki tersering dibanding
perempuan dengan rasio 3:1 hingga 22:1 dan sering pada dewasa umur tersering
pada decade IV.

2.4 Etiopatogenesa

Ada tiga bentuk utama dari abses hati, diklasifikasikan oleh etiologi :

 Pyogenic abses hati , yang paling sering polymicrobial, menyumbang 80%


dari kasus abses hati di Amerika Serikat.
 Abses hati amuba karena Entamoeba histolytica menyumbang 10% dari
kasus.
 Jamur abses, paling sering disebabkan oleh Candida spesies, menyumbang
kurang dari 10% kasus.

Entamuba histolitika mempunyai 3 bentuk, yaitu: bentuk aktif menembus


dinding usus untuk membentuk ulkus. Lokalisasi ulkus amebika biasanya di
sekum. Parasit tersebut merusak jaringan dengan cara sitolitik dan terdapat
kemungkinan pembuluh darah jugs terkena, sehingga dapat menimbul- kan
perdarahan. Adanya erosi di vena dapat menyebabkan terjadinya penyebaran
parasit melalui vena porta dan masuk ke hati, terutama di lobus kanan dan terjadi
abses hepar amebika.
Ada beberapa mekanisme patogenesis dari abses hati seperti faktor
virulensi parasit yang menghasilkan toksin, malnutrisi, faktor resistensi parasit,
berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan imunitas cellmediated adalah
1. Penempelan E. Histolytica pada mukus usus
2. Pengrusakan sawar intestinal
3. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang disebabkan oleh endotoksin
E. Histolytica.
4. Penyebarannya ameba ke hati mulai vena porta.
Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan
inflitrasi granulumatosa. Lesi membesar dan bersatu dan granuloma diganti
dengan jaringan nekrotik dimana jaringan nekrotik dikelilingi kapsul tipis seperti
jaringan fibrosa. Hal ini memakan waktu berbulan setelah kejadian amebiasis
intestinal.
Secara patologis, abses amebiasis hati ini berukuran kecil sampai besar
yang isinya berupa bahan nekrotik seperti keju berwarna merah kecoklatan,
kehijauan, kekuningan atau keabuan. Cairan abses biasanya kental berwarna
coklat susu yang terdiri dari jaringan rusak dan darah yang mengalami hemolisis.
Dinding abses bervariasi tebalnya,bergantung pada lamanya penyakit. Abses yang
lama dan besarberdinding tebal. Shaikh et al (1989) mendapatkan abses tunggal
85%, 2 abses 6% dan abses multiple 8%. Umumnya lokasinya pada lobus kanan
87%-87,5% karena disitu terdapat banyak pembuluh darah portal. Secara
mikroskopik di bagian tengah didapatkan bahan nekrotik dan fibrinous, sedangkan
di perifer tampak bentuk ameboid dengan sitoplasma bergranul serta inti kecil.
Jaringan sekitarnya edematous dengan infiltrasi limfosit dan proliferasi ringan sel
kupffer dengan tidak ditemukan sel PMN. Lesi amebiasis hati tidak disertai
pembentukan jaringan parut karena tidak terbentuknya jaringan fibrosis.

2.5 Manifestasi / Gambaran klinis

Gambaran seseorang dengan amebik abses hati, ialah adanya rasa nyeri di
perut terutama hipokondrium kanan, disertai dengan kenaikan suhu badan. Kalau
jalan membungkukke depan kanan sambil memegang bagian yangsakit,ada tanda
hepatomegali dan tanda Ludwig positif. Sebelum keluhantersebut di atas timbul,
didahului dengan diareberdarah dan berlendir.

Gejala – gejala abses hati berdasarkan anamnesa :


 Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama,
 Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk atau di tekan, rasa
sakit akan berubah saat berubah posisi dan batuk
 Batuk sebagai gejala iritasi diafragma
 Rasa mual dan muntah,
 Berkurangnya nafsu makan,
 Penurunan berat badan yang unintentional.
 Sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai
dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di
atasnya.( Herrero, M., 2005 )
2.6 Diagnosa
 Criteria Sherlock :
1. hepatomegali yang nyeri tekan
2. respon baik terhadap obat amoebisid
3. leukositosis
4. peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang
5. aspirasi pus
6. pada USG didapatkan rongga dalam hati
7. tes hemaglutinasi positif
 Kriteria Ramachandran (bi la didapatkan 3 atau lebih dari) :
1. hepatomegali yang nyeri
2. riwayat disentri
3. leukositosis
4. kelainan radiologis
5. respon terhadap terapi amoebisid
 Kriteria Lamont dan Pooler (bila didapatkan 3 atau lebih dari ) :
1. hepatomegali yang nyeri
2. kelainan hematologis
3. kelainan radiologis
4. pus amoebik
5. tes serologic positif
6. kelainan sidikan hati
7. respon yang baik dengan terapi amoebisid

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri tekan pada regio perut kanan dan
perbesaran hati 3-6 jari.
Kelainan pemeriksaan hematology pada amoebiasis hati didapatkan Hb
antara 10,4-11,3 g%, sedangkan leukosit berkisar antara 15.000-16.000/mm. Pada
pemeriksaan faal hati didapatkan albumin 2,76-3,05 g%, globulin 3,62-3,75 g%,
total bilirubin 0,9-2,44 mg%, fosfatase alkali 270,4-382,0 u/l sedangkan SGOT
27,8-55,9 u/l dan SGPT 15,7-63,0 u/l. Jadi kelainan laboratorium yang dapat
ditemukan pada amoebiasis hati adalah anemia ringan sampai sedang,
leukositosis. Sedangkan kelainan faal hati didapatkan ringan sampai sedang.

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk membantu menegakan


diagnosa yaitu
a. Foto dada
kelainan foto dada pada amoebiasis hati dapat berupa : peninggian kubah
diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru dan
abses paru.
....

....

Fig. 1.87A-D. Early roentgen changes in thoracic amebiasis. As the subphrenic liver abscess
develops, the adjoining lung segment becomes edematous. (A) Lateral chest radiograph shows a
bulge in the posterior portion of the right hemidiaphragm. (B) The same patient 10 days later. The
outline of the diaphragm is indistinct and the posterior basilar segment of the right lower lobe
shows patchy increased density. At this stage, adequate antiamebic treatment may return the lung
to normal. (C) In a different patient, a PA chest film shows a markedly elevated right
hemidiaphragm with a slightly indistinct outline and an amebic cloud in the lung above it. ( D)
Three months later, after treatment, the diaphragm has returned to a more normal position although
still slightly elevated. Diaphragmatic motion is almost normal and the right lung base is now clear.

b. Foto polos abdomen


kelainan yang didapat tidak begitu banyak, mungkin dapat berupa gambaran ileus,
hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati jarang didapatkan berupa air
fluid level yang jelas.
c. Ultrasonografi
untuk mendeteksi amoebiasis hati, USG sama efektifnya dengan CT atau MRI.
Gambaran USG pada amoebiasis hati adalah :
1. bentuk bulat atau oval
2. tidak ada gema dinding yang berarti
3. ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal
4. bersentuhan dengan kapsul hati
5. peninggian sonic distal

d. tomografi komputer
sensitivitas tomografi komputer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk melihat
kelainan di daerah posterior dan superior.
CT- Scan (abdomen) of first patient showing multiloculated tubercular liver
abscess.

e. Pemeriksaan serologi
ada beberapa uji yang banyak digunakan antara lain indirect haemaglutination
(IHA), counter immunoelectrophoresis (CIE), dan ELISA. Yang banyak dilakukan
adalah tes IHA. Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Titer 1:128
bermakna untuk diagnosis amoebiasis invasive.

2.8 Komplikasi Abses Hepar


· septikaemia/bakteriemia
· Ruptur abses hati,
· peritonitis generalisata
· empiema,
· fistula hepatobronkial,
· ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum.
· efusi pleura,
· pneumonia.
2.9 Penatalaksanaan
Medikamentosa
1. Metronidazole : 3×750 mg selama 5-10 hari dan ditambah dengan ;
2. Kloroquin fosfat : 1 g/hr selama 2 hari dan diikuti 500/hr selama 20 hari,
ditambah;
3. Dehydroemetine : 1-1,5 mg/kg BB/hari intramuskular (maksimum 100
mg/hr) selama 10 hari.
Tindakan aspirasi terapeutik
Indikasi :
1. abses yang dikhawatirkan akan pecah
2. respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.
3. abses di lobus kiri karena abses disini mudah pecah ke rongga perikerdium
atau peritoneum.
3. Tindakan pembedahan
Pembedahan dilakukan bila :
1. abses disertai komplikasi infeksi sekunder.
2. abses yang jelas menonjol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.
3. bila terapi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.
4. ruptur abses ke dalam rongga intra peritoneal/pleural/pericardial.
Tindakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun terbuka, atau tindakan
reseksi misalnya lobektomi.
Penatalaksanaan
· drainase terbuka secara operasi dan
· antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat
didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa
aspirasi cairan abses.

BAB 3
KESIMPULAN
Abses hepar seringkali muncul didaerah yang banyak menagndung
E.Histolitica seperti daerah sanitasi buruk, perekonomian lemah, dan status gizi
yang kurang baik. Dengan anamnesa yang jelas, pemeriksaan fisik yang cermat
serta dibantu dengan pemeriksaan laboratorium dan foto ronten dengan
pembacaan yang tepat akan dapat lebih meyakinkan dalam penegakan sehingga
dapat tepat dalam pemberian terapi.

DAFTAR PUSTAKA

Julius : Abses Hati Amoebik ; dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman,
dkk (editor), jilid I edisi pertama, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001, hal 328-
332.
S.A. Abdurachman, Abses Hati Amobik, dalam buku Gastroenterohepatologi, H.
Aziz, jilid 3, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal 395-402.
Elizondo G, Weissleder R, Stark DD et al, Amoebic Liver Abcess : Diagnosis and
Treatment Evaluation with MRI imaging, Radiology, 1987. Hal 563-568
http://info-medis.blogspot.com/2008/11/abses-hati-liver-abscesses.html
http://www.irwanashari.com/2010/04/abses-hati.html
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/abses-hati/
http://netral-collection-knowledge.blogspot.com/2009/07/abses-hepar.html

You might also like