Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur senantisa kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karna atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan Makalah Tugas Hiperkes tentang Materi Kebisingan.
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai sarana untuk
menyempurnakan atau sebagai syarat dari mata kuliah praktikum hiperkes. Laporan tugas
hiperkes ini disusun berdasarkan pengamatan, dan materi-materi yang didapatkan dari media
cetak maupun media elektronik.
Penulis berharap, dengan adanya laporan ini dapat memenuhi persyaratan kelulusan mata
kuliah hiperkes, meskipun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
wawasan tentang keselamatan kerja, serta kurangya pengetahuan, maka penulis mengharap saran
dan kritik pada laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat. Amin
Penulis
A. Defenisi Kebisingan
Bising Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan
pendengaran baik secara kwantitatif [ peningkatan ambang pendengaran ] maupun secara
kwalitatif [ penyempitan spektrum pendengaran ], berkaitan dengan
faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau
yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik
Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)".
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan
ketulian.
Gangguan Pendengaran
Gradasi Parameter
Normal : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m)
Sedang : Kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak >1,5 m
Menengah : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >1,5 m
Berat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak >1,5 m
Sangat berat : Kesulitan dalam percakapan keras / berteriak pada jarak <1,5 m
Tuli Total : Kehilangan kemampuan pendengaran dalam berkomunikasi
Adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila
bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01 /MEN/ 1978,
Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk wwaktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam
sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut:
B. Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:
1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap
dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya
mesin, kipas angina, dapur pijar.
2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif
tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada prekuensi 500,
1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.
3. Bising terputus-putus (Intermitten). Bising di sini tidak terjadi secara terus menerus,
melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di
lapangan terbang.
4. Bising Implusif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB
dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya
tembakan, suara ledakan mercon, meriam.
5. Bising Implusif berulang. Sama dengan bising implusif, hanya saja disini terjadi
secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia , bising dapat dibagi atas:
1. Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi, susah
tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,
psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
4. Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala
pusing, mual dan lain-lain.
- Keadaan kesehatan
E. Pengendalian Kebisingan
Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap:
2. Pada dasarnya perjalanannya dan penerimanya. Selain itu dapat juga dengan melakukan
pengendalian secara teknis (Engineering control), pengendalian secara
administratif (Administrative control) dan langkah alat pelindung pendengaran.
4. Gunakan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan yang terpapar
langsung dengan kebisingan di tempat kerja dan APD yang digunakan harus
memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap
pemakainya.
SARAN
Semoga dengan disusunnya tugas ini bisa dijadikan pedoman dalam pembelajaraan
hiperkes materi kebisingan dan menambah wawasan bagi kita semua tentang materi ini, sehingga
jika suatu hari kita mendapatkan masalah seperti ini maka kita tidak perlu khawatir bagaimana
cara menyelesaikannya.