You are on page 1of 75

MANAJEMEN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.

N
G1P0A0 HAMIL 39 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS
PONDOK SALAM KABUPATEN PURWAKARTA
22 JULI 2010

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek klinik

Kebidanan I (Antenatal Care)

Dosen Pembimbing :
Hana Susilawati, S.ST

Disusun Oleh :
Dedeh Yusnimar
NPM : 044.175.09.013

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH PURWAKARTA


TAHUN 2010

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulilah dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas studi kasus pada praktek “Manejemen Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. N G1 P0
A0 Hamil 39 Minggu 2 Hari” di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta
periode 22 Juli 2010.
Laporan ini penulis susun sebagai tugas akhir dari Praktek Klinik Kebidanan I
(PPK I) semoga dengan adanya hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan
tentang kehamilan. Dalam menyusun studi kasus ini penulis mendapatkan masukan
serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Drs. H. Sumitra, M. Kes., selaku Ketua Yayasan Adhiguna Husada
Purwakarta beserta staff.
2. Hj. Lilik Susilowati, AM.Keb., M.Kes., selaku Direktur Akademi
kebidanan Bhakti Asih Purwakarta.
3. Lia Yulianti, AM.Keb., M.K.M., selaku PUDIR I Akademi Kebidanan
Bhakti Asih Purwakarta.
4. Ai Yeyeh Rukiyah S.Si.T., selaku PUDIR II Akademi Kebidanan
Bhakti Asih Purwakarta.
5. Meity Andriani, S.ST., Selaku PUDIR III Akademi Kebidanan Bhakti
Asih Purwakarta
6. D. Daniswara, S.K.M., selaku Kepala Puskesmas Pondok Salam
Purwakarta beserta staff.
7. Bidan Tati., selaku bidan koordinator di Puskesmas Pondok Salam
Purwakarta.
8. Hana Susilawati, S.ST., selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan
Bhakti Asih Purwakarta.
9. Seluruh staff Akademi Kebidanan bhakti Asih Purwakarta.
10. Orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi moril dan materil
serta spiritual sehingga studi kasus ini dapat diselesaikan.
11. Serta semua pihak yang telah memberikan semangat, bantuan dan
dorongan kepada penulis hingga terselesaikannya tugas ini tepat pada
waktunya.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada para
pembacanya dan dapat menambah wawasan bagi kita semua. Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Purwakarta, 22 Agustus 2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………….……… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….……… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………….…… 1
B. Tujuan Penulisan ……………………………………………….… 4
1. Tujuan Umum ……………………………………………..……. 4
2. Tujuan Khusus …………………………………………….……. 4
C. Manfaat Penulisan …………………………………………………. 6
a. Institusi Pendidikan ……………………………………………... 6
b. Institusi Kesehatan ………………………………………..…….. 6
c. Bagi Mahasiswa …………………………………………...……. 6
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………… 8
A. Definisi Kehamilan ……………………………………………….. 8
B. Fisiologi Kehamilan ……………………………………………… 9
C. Standar Asuhan kehamilan ………………………………………. 10
1. Timbang berat badan ………………………………………… 11
2. Ukuran tekanan darah …………………………………..…… 11
3. Ukuran tinggi fundus ………………………………………… 12
4. Pemberian imunisasi TT lengkap …………………………… 12
5. Pemberian tablet zat besi ……………………………………… 13
6. Tes terhadap penyakit menular seksual …………………….. 14
7. Temuwicara (konseling dan pemecahan masalah) ……..…… 14
D. Tanda dan Gejala Kehamilan ………………………………..…… 15
1. Tanda-tanda dugaan hamil …………………………………… 15
2. Tanda tidak pasti hamil ……………………………………… 17
3. Tanda pasti hamil …………………………………………….. 18
E. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu Hamil ………….……. 18
1. Uterus …………………………………………………………. 18
2. Serviks uteri …………………………………………………… 19
3. Vagina dan vulva …………………………………………….. 20
4. Ovarium ……………………………………………………… 20
5. Mammae ………………………………………………….…… 20
6. Pertambahan Berat Badan Pada saat Kehamilan …………… 21
7. Sirkulasi darah ………………………………………………… 21
8. Sistem Respirasi ……………………………………………… 23
9. Sistem Pencernaan …………………………………………… 23
10. Sistem Perkemihan …………………………………………… 23
11. Kulit ………………………………………………………….. 24
F. Indeks Massa Tubuh (IMT) 24
………………………………………..
G. Pemeriksaan Haemoglobin ………………………………….…….. 26
H. Pemeriksaan Kebidanan (status obstreticus) ………………...……. 26
I. Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan ………………………...……. 27
J. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan ………………………………. 28
K. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) …………………..……. 32
1. Definisi …………………………………………….……..…… 32
2. Tujuan ………………………………………………………… 32
3. Kebijakan Program Kunjungan Antenatal ………………….. 33
4. Standar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ………………… 34
BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………….……… 39
A. Pengkajian Data ………………………………………………… 39
1. Anamnesa…………………………………………………… 39
2. Pemeriksaan Fisik …………………………………………… 40
B. Interpretasi Data /Analisa Masalah …………………………….. 42
C. Masalah Potensial ………………………………………….…… 44
D. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera Kolaborasi
44
………………
E. Perencanaan ……………………………………………………… 44
F. Pelaksanaan …………………………………………..…….…… 44
G. Evaluasi …………………………………………………………. 47
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………..……… 49
A. Pembahasan mengenai Pengkajian Data ……………………… 49
B. Pembahasan Interpretasi Data ………………………………… 50
C. Pembahasan Masalah Potensial ………………………………… 52
D. Penetapan Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi… 52
E. Pembahasan Perencanaan Tindakan ……………………..……… 52
F. Pembahasan Pelaksanaan ……………………………………… 53
G. Evaluasi ………………………………………………………… 55
BAB V PENUTUP ………………………………………………...…… 56
A. Kesimpulan …………………………………………….……… 56
B. Saran ……………………………………………………………. 59
1. Untuk Institusi Kesehatan …………………………………… 59
2. Untuk Instansi Pendidikan …………………………………… 59
3. Untuk Mahasiswa …………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…….. 60
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses dimana tertanamnya hasil konsepsi dalam endometrium

dimana pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir

sampai permulaan persalinan. Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup

bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kahamilan postmatur. Kehamilan 28-36

minggu disebut kehamilan premature (Prawiroharjo, 2005).

Keberhasilan asuhan antenatal dipengaruhi oleh faktor presdiposisi perilaku kesehatan

yaitu perilaku ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan diantaranya dengan melakukan
kunjungan kehamilan pada cakupan K1 dan K4 (Admin, 2009). K1 adalah kunjungan baru

ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Sedangkan K4

adalah kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal, yang terdiri atas minimal satu kali kontak pada trimester pertama, satu kali

trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga (keluarga Sadar Gizi Depkes, 2004)

Adapun cakupan kunjungan ibu hamil (pelayanan antenatal) yang di tetapkan

departemen kesehatan RI secara nasional yaitu untuk K1 ( akses pelayanan ibu hamil yang

telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan

antenatal) sebesar 90%, sedangkan untuk K4 (gambaran ibu hamil yang

telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar atau kebijakan pelayanan antenatal)

yaitu sebesar 80 % (Dinas Kesehatan Kabupaten Bayuwangi, 2008).

Cakupan pemeriksaan ibu hamil juga merupakan indikator kesehatan wanita atau ibu.

Untuk cakupan pemeriksaan ibu hamil (antenatal care) dalam periode 1995-2002, Indonesia

pernah menduduki peringkat ke 3 di ASEAN dimana cakupan ibu hamil mencapai 89%

(WHO, 2005).

Cakupan K1 di Indonesia tahun 2007 sebesar 83 % di bawah target 100%, dan cakupan

K4 sebesar 65,90% dibawah target 95% (Depkes RI, 2008). Di Propinsi Jawa Barat tahun

2007 cakupan K1 sebesar 91% dibawah target 100%, dan K4 sebesar 77,34% dibawh target

95% ( Dinkes Prop. Jabar, 2008 ).

Sedangkan Kabupaten Purwakarta melaporkan bahwa pada tahun 2005 angka cakupan

kumulatif K1 sebesar 81% dan cakupan K4 baru mencapai 75%. Walaupun angka cakupan

tersebut cukup baik namun masih belum mencapai target standar pelayanan, karena target

pelayanan kebidanan yang diharapkan untuk K1 sebesar 90% dan cakupan K4 100% ( Dinas

Kesehatan Kabupaten Purwakarta, 2005 ).


Berdasarkan hasil pengamatan data di atas didapat kesimpulan bahwa masih banyak

kesenjangan antara target yang ditetapkan oleh Depkes RI jika dilihat secara nasional dengan

cakupan yang didapat, tetapi untuk Provinsi Jawa Barat tersebut sudah hampir mendekati

target yang telah di tetapkan.

Kesenjangan yang terjadi tersebut dikarenakan belum seluruhnya ibu hamil

memeriksakan kesehatannya ke sarana kesehatan, keadaan sosial ekonomi yang masih

rendah, dan jauhnya sarana pelayanan kesehatan dari rumah ibu. Hal ini juga dimungkinkan

karena ibu hamil banyak yang memeriksakan kehamilannya pada sarana kesehatan swasta

yang datanya tidak dilaporkan ke puskesmas.

Sedangkan peran dari pelayanan antenatal sendiri adalah untuk mendeteksi,

mengkoreksi, menatalaksanakan, mengobati sedini mungkin segala kelainan yang terdapat

pada ibu dan janinnya. Perlunya mendeteksi penyakit dan bukan penilaian resiko dikarenakan

pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efektif untuk menurunkan Angka Kematian

Ibu (AKI) (Wordpress, 2008).

Pendekatan pelayanan antenatal kini megenalkan pendekatan terbaru, yaitu antenatal

terfokus (Focused ANC), yang mengutamakan kualitas kunjungan dari pada kuantitasnya.

Antenatal Terfokus (Focused ANC) bergantung pada evidenced based. Goal directed

interventions yang layak untuk umur kehamilan dan ditunjukan secara khusus pada isu-isu

kesehatan yang paling utama bagi wanita hamil dan jabang bayi (Wordpress, 2008).

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh

karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode

antenatal yaitu 1 kali kunjungan selama trimester pertama (0-14 minggu), 1 kali kunjungan

selama trimester kedua (14-28 minggu), 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (28-36

minggu) (Wordpress, 2008).


AKI dan AKB dapat dikurangi dengan memberikan pelayanan antenatal (ANC) atau

pelayanan kebidanan. Tujuan memberikan pelayanan antenatal adalah untuk mendapatakan

hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan

kepercayaan jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan (Hindun, 2008).

Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa K1 dan K4 dibawah standar maka

pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Harapan untuk

mencapi target tersebut terletak pada bidan atau tenaga kesehatan yang merupakan ujung

tombak dalam melakukan pelayanan antenatal (Hindun, 2008).

Oleh karena keadaan diatas penulis sangat tertarik memuat studi kasus ini untuk

mengetahui bagaimana pelayanan antenatal care yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan dan mengaplikasikannya. Dan penulis dalam membuat studi kasus ini beracuan

pada hasil praktek penilus di lapangan tepatnya di Puskesmas Pondok Salam di Institusi

Kesehatan yang telah ditentukan oleh pendidikan. Dimana pembuatan kasus ini mengacu

pada menegement kebidanan 7 langakh Varney yang berdasarkan data subjektif dan objektif

sehingga penulis mampu mengkaji sampai mengevaluasi data kasus tersebut.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diterapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu hamil pada Ny. N G1P0A0 Hamil

39 minggu 2 hari di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal

22 Juli 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk dikaji data subjektif dan objektif pada Ny. N G1P0A0 Hamil 39 minggu 2

hari di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal 22 Juli

2010.

b. Dilakukan analisa data dari Ny. N G1P0A0 Hamil 39 minggu 2 hari di Puskesmas
Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal 22 Juli 2010.

c. Dilakukan analisa masalah potesial yang mungkin terjadi pada Ny. N G1P0A0

Hamil 39 minggu 2 hari di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta

pada tangggal 22 Juli 2010.

d. Dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya

apabila ditemukan komplikasi pada Ny. N G1P0A0 Hamil 39 minggu 2 hari di

Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal 22 Juli 2010.

e. Dibuat rencana asuhan pada Ny. N G1P0A0 Hamil 39 minggu 2 hari di Puskesmas

Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal 22 Juli 2010.

f. Dilakukan asuhan sesuai rencana asuhan kebidanan pada Ny. N G1P0A0 Hamil 39

minggu 2 hari di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten Purwakarta pada tangggal

22 Juli 2010.

g. Dievaluasi hasil implementasi asuhan kebidanan yang benar terhadap Ny. N

G1P0A0 Hamil 39 minggu 2 hari di Puskesmas Pondok Salam Kabupaten

Purwakarta pada tangggal 22 Juli 2010.

h. Dilakukannya pendokumentasian semua hasil pemeriksaan.

C. Manfaat Penulisan

a. Institusi Kesehatan

Diharapkan dapat turut membantu tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatannya

di Puskesmas serta dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pelayanan kesehatan dalam

melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.

b. Institusi Pendidikan

Untuk mengembangkan ilmu kebidanan, dan dapat dijadikan bahan evaluasi hasil

praktek mahasiswa di lapangan. Dengan mahasiswa melakukan praktek dilapangan


diharapkan pihak pendidikan menjadi lebih terbantu dalam memberikan pelajaran pada

mahasiswa.

c. Mahasiswa

Dengan adanya Praktek Klinik Kebidanan I ini mahasiswa dapat mengaplikasikan

secara langsung teori yang telah didapat di perkuliahan mengenai gambaran umum

kesehatan ibu baik fisik dan psikologis saat kehamilan, dapat mengetahui dan mengenali

secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu

hamil.

D. Ruang Lingkup

Pada Praktek Klinik Kebidanan I yang dilaksanakan di Puskesmas Pondok Salam

pada tanggal 22 Juli 2010 yang ditujukan pada ibu hamil Ny. N G1P0Ao hamil 39

minggu dengan cara memberikan asuhan antenatal dengan menggunakan manajemen

kebidanan 7 langkah Varney’s, yang bertujuan untuk mengidentifikasi resiko dan

komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil. Data Subjektif yang diambil yaitu

dengan cara pengumpulan data secara primer atau dengan wawancara langsung kepada

ibu hamil dan Data Objektif dari hasil pemeriksaan Umum, obstetri dan Laboraturium.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan di mulai dari

opulasi plasenta ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, proses konsepsi, nidasi

(implantasi) pada endometrium, pembentukan plasenta dan tumbuhan kembang hasil

konsepsi hingga kira-kira 280 hari (40 minggu)dan tidak boleh lebih dari 300 hari (43

minggu) (Prawiharjo, 2005).


Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu

ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40)

(Federasi Obstetri Ginekologi Internasional).

Kehamilan adalah suatu proses fisiologis. Untuk itu perlu dilakukan suatu pemeriksaan

untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan. Kehamilan dikatakan fisiologis apabila selama

kehamilan tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun kesakitan pada ibu dan janin

yang dikandungnya (Prawirohardjo, 2005).

Perkembangan dunia internasional sangat ditujukan dalam pembangunan kesehatan

untuk meningkatkan kualitas SDM serta angka kesakitan dan angka kematian pada wanita

hamil dan bersalin harus dimulai sejak dini. Oleh karena itu kehamilan yang sehat sangat

mempengaruhi potensi dari penerus keturunan dikemudian hari (Prawirohardjo, 2005).

Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harapan kita untuk dapat melakukan

perhatian tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat

digunakan untuk menilai pencapaian hasil. Pelayanan / Asuhan Antenatal merupakan cara

penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan dalam kehamilan agar

nantinya dapat dicegah dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Prawirohardjo,

2005).

B. Fisiologi Kehamilan

Sesuai dengan definisi diatas setiap kehamilan harus ada spermatozoa dan ovum. Proses

konsepsi dan nidasi hasil konsepsi spermatozoa yang ada dihasilkan dari spermatid yang

memiliki jumlah kromosom setengah (n) dari jumlah spermatosit yang memiliki jumlah
kromosom setengah (n) dari jumlah spermatosit (2n). Spermatosit tersebut telah mengalami

mitosit dari embrional spermatogonium, dimana pada awal pubertas spermatogonium ini

dibawah pengaruh sel intertisial leydig (Prawirohardjo, 2005).

Sedangkan pembentukan ovum berawal dari embrionalogolium yang berkembang

menjadi folikel primer. Karena pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi

folikel de Graff hingga terjadinya proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Ovum yang

telah dilepas akan dihapus oleh fimbrae menuju arah ostium tuba abdominale dan telah siap

untuk di buahi (Prawirohardjo, 2005).

Dengan bersamaan jutaan spermatozoa yang di keluarkan di forniks vagina tapi hanya

satu yang mampu untuk membuahi sehingga terjadi proses fertilisasi di pars ampularis tuba.

Setelah mengadakan konsepsi ia mengalami pembelahan sel hingga blastula dan telah siap

untuk nidasi atau tertanamnya blastula kedalam endometrium yang memungkinkan terjadi

perdarahan pada luka desidua (Tanda Hartman) (Prawirohardjo, 2005).

Kehamilan terjadi kurang lebih sekitar 40 minggu, dihitung sejak saat fertilisasi

(pembuahan), maksimal kehamilan yaitu 42 minggu. Dalam istilah kebidanan periode

kebidanan dibagi menjadi 3 trimester yaitu :

a. Umur kehamilan minggu pertama - minggu ke 12 disebut trimester I

b. Umur kehamilan minggu ke 12 - minggu ke 28 disebut trimester II

c. Umur kehamilan minggu ke 28 – minggu ke 42 disebut trimester III

Ante Natal Care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan dan Prenatal Care

(JHPIEGO, 2003).

C. Standar Asuhan kehamilan

Menurut Abdul Bari Sarifudin, 2002 standar antenatal ini dikenal sebagai 7T

diantaranya adalah :

1. Timbang berat badan


Semua ibu hamil harus dimbang berat badan setiap kali memeriksakan diri, tetapi

bila berat badannya masih dalam batas normal yaitu Dalam referensi Sarwono

Prawihardjo, 2005 6,5-16,5 kg.

1) Penambahan berat badan trimester I kurang lebih 1-2 kg.

2) Penambahan berat badan trimester II kurang lebih 0,4-0,5 kg.

3) Penambahan berat badan trimester III kurang ebih 0,4-0,5 kg.

Penimbangan berat badan merupakan salah satu predictor untuk menilai

pertumbuhan kembang janin. Peningkatan berat badan menentukan kelangsungan hasil

akhir kehamilan. Bila ibu hamil terlalu kurus atau gemuk sebelum kehamilan akan

menimbulkan resiko pada janin, terutama apabila peningkatan atau penurunan berat

badan sangat menonjol. Bila ibu kurus maka kemungkinan bayi mengalami

pertumbuhan janin terhambat saat kehamilannya dan dapat melahirkan bayi dengan

berta badan rendah.

Sedangkan dengan ibu berat badan lebih atau obesitas dapat terjadi makrosomia dan

disproporsi. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan yang

mencolok yaitu multipara, idema hipertensi,makan berlebihan atau kurang. (Salmah,

2006)

2. Ukuran tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama

masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk memepertahankan fungsi

plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat

awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.

3. Ukuran tinggi fundus

Pengukuran tinggi fundus uteri dapat digunakan sebagai alat pemantau tumbuh

kembang janin, hal ini dapat dilihat dalam table berikut :


(Tabel 1 pengukuran TFU berdasarkan usia kehamilan)

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 minggu 1-2 Jari diatas simpisis
16 minggu Pertengahan antara sympisis dan pusat
20 minggu 2-3 jari dibawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 2-3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan antara pusat dan Prosesus Xifoideus (PX)
36 minggu 3 jari dibawah Prosesus Xifoideus (PX) / Setinggi PX
(Saifudin, 2002).

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

Ibu hamil minimal dalam kehamilannya harus mendapatkan imunisasi TT dalam

referensi Abdul Bari Saifudin, 2002 yaitu :

(table 2 jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil)

Interval (selang waktu Lama Perlindungan


Antigen
minimal) perlindungan (%)
Pada kunjungan antenatal
TT 1 - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 I tahun setelah TT 3 10 tahun 95 %
25 tahun / Seumur
TT 5 I tahun setelah TT 4 99%
hidup

5. Pemberian tablet zat besi

Dalam referensi Saifuddin (2006) yaitu Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

memerlukan tambahan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel

darah merah, janin dan plasenta. Sebagai gambaran berupa banyak kebutuhan zat besi

pada setiap kehamilan adalah sebagai berikut :


a) Meningkatkan sel darah merah ibu 500 mg fe.

b) Plasenta 300 mg fe.

c) Darah janin 100 mg fe.

Jika persediaan cadangan fe minimal maka setiap kehamilan akan menguras

persediaan fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia kehamilan karena darah ibu

hamil mengalami hemodialisis (pengenceran) dengan meningkat volume 30%-40% yang

puncaknya pada kehamilan 32 minggu sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah

18%-30% maka dengan terjadinya hemeodialisis, maka akan mengakibatkan anemia

pada saat hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr % pemeriksaan dan

pengawasan Hb dengan sahli dapat digolongakan sebagai berikut :

1. Hb 11 gr % tidak anemia.

2. Hb 9-10 gr % anemia ringan.

3. Hb 7-8 gr % anemia sedang.

4. Hb < 7 gr % anemia berat.

Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg,

minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh

atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

Menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) lain pada

kecurigaan adanya resiko IMS (PPIBI, 2008).

7. Temuwicara (konseling dan pemecahan masalah)

Anamnesa meliputi biodata, riwayat mentruasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien (Saifudin, 2002)

Kegiatan Pelayanan Atenatal tersebut meliputi:


1) Bidan menyarankan kepada pasien untuk :

a) Periksa hamil secepatnya dan sesering mungkin sesuai anjuran petugas.

Tujuan : agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada

masalah yang tinbul dalam kehamilan.

b) Timbang berat badan setiap kali periksa kehamilan.

Tujuan : agar berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam

kandungan.

2) Bidan menganjurkan menjaga kesehatan ibu hamil, mengenai :

a) Mandi menggunakan sabun setiap hari pagi dan sore hari, gosok gigi dua

hari sekali agar terhindar dari kuman.

b) Selalu mengganti celana dalamnya apabila sudah terasa basah.

D. Tanda dan Gejala Kehamilan

Dalam Referensi Manuaba(1999), terdapat beberapa tanda dan gejala hamil yaitu

sebagai berikut :

1. Tanda-tanda dugaan hamil

Terdapat beberapa tanda dugaan hamil diantaranya:

a. Amenore (terlambat datang bulan)

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Rasa mual dan muntah ini terutama sering terjadi pada pagi hari sehingga

disebut juga dengan morning sickness. Hal ini di pengaruhi oleh hormon estrogen

dan progesteron sehingga terjadi peningkatan atau pengeluaran asam lambung yang

berlebihan. Dalam batas fisilogis keadaan ini dapat diatasi. Akibat dari mual muntah

ini bisa menyebabkan nafsu makan ibu hamil berkurang.

c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan tersebut disebut

dengan ngidam.

d. Sinkope atau Pingsan

Keadaan seperti ini timbul karena terjadinya gangguan sirkulasi darah ke kepala

(sentral) sehingga menyebabkan iskema susunan saraf pusat. Keadaan ini akan

menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.

e. Payudara tegang

Pada saat hamil payudara akan terasa tegang dan membesar, hal ini di pengaruhi

oleh harmon estrogen dan progesteron serta somatomamotropin yang menimbulkan

deposit lemak, air dan garam pada payudara. Pada hamil pertama menyebabkan rasa

sakit karena ujung saraf-sarafnya tertekan.

f. Sering Miksi

Keadaan ini terjadi karena adanya desakan pada rahim ke depan sehingga

menyebabkan sering buang air kecil karena kandung kemih cepat terasa penuh. Pada

trimester II hal ini sudah menghilang.

g. Konstipasi atau obstipasi

Hal ini dipengaruhi oleh hormon progesteron yang dapat menghambat peristaltik

usus menyebabkan kesulitan buang air besar.

h. Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit dapat terjadi di daerah pipi yang disebut dengan Cloasma

gravidarum, disekitar perut yang disebut dengan striae nigra dan albican, linea alba

dan nigrae dan disekitar payudara terdapat hiperpegmentasi pada areola mamae,
puting susu yang makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol dan pembuluh

darah menifes sekitar payudara.

Terjadinya pigmentasi kulit tersebut disebabkan oleh Keluarnya melanophore

stimulating hormone hipofisis anterior.

i. Epulis

Yaitu hipertropi pada gusi atau tumor gusi yang berserabut (Kamus Kedokteran,

1996)

j. Varices atau penampan pembuluh darah vena

Keadaan ini di pengaruhi oleh estrogen dan progesteron sehingga terjadi

penampakan pernbuluh darah vena terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembuluh darah ini terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis.

Varises dapat menghilang setelah persalinan.

2. Tanda tidak pasti hamil

Tanda tidak pasti kehamilan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Rahim membesar. Pembesaran rahim harus sesuai dengan usia kehamilan.

b.Pada pemeriksaan dalam di jumpai Tanda Hegar, Tanda Chadwiks dan Tanda

Piscaseck.

c. Adanya Kontraksi Braxton Hiks.

d. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif tapi sebagai positif

palsu.

3. Tanda pasti hamil

a. Terdapat gerakan janin dalam rahim.

b. Adanya denyut jantung janin baik di dengar oleh stetoskop Laenec, alat

kardiografi, dopller atau dengan ultrasonografi.


E. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu Hamil

Pada saat kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat

genetalia interna dan pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon somatomammotropin,

ekstrogen, dan progesteron mempunyai peranan yang sangat penting, diantaranya perubahan-

perubahan tersebut adalah:

1. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh hormon

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini disebabkan

oleh hipertrofi otot polos uterus. Ukuran untuk akomodasi pertumbuhan janin,

rahim membesar akibat hipertropi dan hyperplasia otot rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua (Mochtar, 2000).

Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih

dari 400 cc, berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram

pada akhir kehamilan, bentuk dan kontitensinya pada bulan-bulan pertama

kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk

bulat. Dan akhirnya kehamilan seperti bujur telur. Rahim tidak hamil kira-kira

sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan seperti telur bebek, kehamilan 3 bulan

seperti telur angsa (Mochtar, 2000).

Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah

panjang, sehingga bila diraba teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim

tipis. Karena itu bagian-bagian janin dapat teraba melalui dinding perut dan

dinding rahim, posisi rahim dalam kehamilan. Pada 4 bulan kehamilan, rahim yang
tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati (Mochtar, 2000).

2. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon estrogen.

Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan

ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen

meningkat, dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi

lunak (Prawirohadjo, 2005).

Kelenjar-kelenjar diservik akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi

lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan

cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih

merupakan keadaan fisiologik (Prawirohadjo, 2005).

3. Vagina dan vulva

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah dan agak kebiru-biruan (livide), tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna

portio pun tampak lebih livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna

akan membesar, hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genitalia

tersebut meningkat. Apabila terdapat kecelakaan pada kehamilan atau persalinan

mengakibatkan kematian (Prawirohardjo, 2006).

4. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai

terbentuknya plasenta kira-kira pada kehamilan 16 minggu. Korpus luteum


graviditatis berdiameter kira-kira 3cm. Kemudian mengecil setelah plasenta

terbentuk. (Manuaba, 1998).

5. Mammae

Mamme akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,

estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.

Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone

menambah sel-sel asinus pada mamme. Somatomamotropin mempengaruhi

pertumbuhan pembuatan kasien, laktal bumin dan laktoglobulin. Dengan demikian

mamme mempersiapkan untuk laktasi. Disamping ini, dibawah pengaruh

progesteron dan somatomamotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-

kelompok alveolus, sehingga mamme menjadi lebih besar (Prawirohadjo, 2005).

Papilla mamme karena hipermegntasi, Glandula Montgomery tampak lebih

jelas menonjol dipermukaan areola mamme. Pada kehamilan 12 minggu keatas

dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.

Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi, sesudah

partus kolostrum ini agak kental dan berwarna agak kuning. Meskipun kolostrum

telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air susu sebelum berjalan oleh karena itu

prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktine Inhibhiting Hormon) (Prawirohadjo,

2005).

6. Pertambahan Berat Badan Pada saat Kehamilan

1. Wanita yang hamil bertambah berat

2. Dalam triwulan pertama penambahan berat kurang lebih 1 kg

3. Dalam triwulan kedua penambahan berat kurang lebih 5 kg


4. Dalam triwulan ketiga penambahan berat kurang lebih 5,5 kg

Penambahan berat ini disebabkan :

a. Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)

b. Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1000 gr)

c. Penimbunan lemak seperti di payudara, pantat, dll (1,5 kg)

d. Penimbunan zat putih telur (2 kg)

e. Retensi air (1,5 kg)

7. Sirkulasi darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester

pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya

pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat

sebanyak ±30% (Mochtar, 1998).

Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang

menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.

Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.

Protein darah, gambaran protein dalam serum berubah jumlah protein, albumin,

hemoglobin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada

akhir kehamilan.

Betaglobulin dan fibrinogen terus meningkat, hitung jenis dan hemoglobin

hematrokit cenderung menurun karena kenaikan relative volume plasma darah

(Mochtar, 1998).

Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport O2

yang diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, walaupun


sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang tidak hamil. Anemia

fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam kehamilan

leukosit meningkat sampai 10.000/CC, begitu pula dengan produksi trombosit

(Mochtar, 1998).

Nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester

kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra hamil (Mochtar, 1998).

Tekanan vena pada batas-batas normal pada ekstreitas atas dan bawah,

cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-

ratanya 84/menit. Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah

kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan

(Mochtar, 1998).

8. Sistem Respirasi

Seorang wanita hail pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh

tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada usia kehamilan 32

minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang tertekan ke arah

diagfragma, sehingga diagfragma kurang leluasa untuk bergerak. Untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20% ibu hamil perlu bernafas lebih

dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar kesisi (Sarwono, 2005).

9. Sistem Pencernaan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Ini

dikarenakan meningkatnya hormone estrogen. Tonus otat-otot traktus digestivus

menurun, sehingga mortilitas traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih

lama didalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada pula
dalam usus. Hal ini lebih baik untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulkan pula

obstipasi, yang memang salah satu keluhan utama ibu hamil (Sarwono, 2005).

10.Sistem Perkemihan

Pada bulan-bulan pertama kehamila, kandungan kencing tertekan oleh uterus

yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini menghilang

dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidrus keluar dari rongga panggul,

pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah kandung kencing

mulai tertekan kembali (Sarwono, 2005).

Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh

progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih besar dibandingkan ureter kiri. Hal

ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah kanan. Mungkin

karena ibu hamil tersebut bergeraknya lebih sering memakai tangan kanannya,

atau disebabkan letak kolon dan sigmoid yang berada dibelakang kiri uterus.

Akibat tekanan pada ureter sebelah kanan tersebut, lebih sering dijumpai

hidroureter dekstra dan pielitis dekstra (Sarwono, 2005).

11.Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigment dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.

Pigementasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanohone Stimulating Hormon

(MSH) yang mengingkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang juga

dikeluarkan oleh lobud anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen

pada dahi, pipi dan hidung, yang biasa disebut kloasma gravidarum (Sarwono,

2005).

F. Indeks Massa Tubuh (IMT)


Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan adalah sebesar 8 kg, pertambahan itu

sendiri terjadi karena penambahan berat dari kehamilan itu sendiri seperti dari janin (3kg),

plasenta (0,5kg), air ketuban (1kg), dari alat reprouksi ibu yaitu rahim menjadi 1kg,

penimbunan lemak pada mammae, pantat dan lain-lain (1,5kg), penimbunan zat putih telur

(2kg) serta air dalam tubuh ibu (1,5kg) (Prawirohardjo, 2006).

Perhitungan pertambahan berat badan ibu sendiri :

BBIH = BBI + (UH x 0,35)

= 44 + (28 x 0,35)

= 44 + 9,8

= 53,8 kg

dengan menggunakan Rumus : BBIH = BBI + (UH x 0,35 )

Dimana penjelasannya adalah :

BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.

BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm

(TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm (salmah, 2006).

Dengan menggunakan rumus ini maka pencapaian berat badan ideal dapat diukur

dengan tepat. Karena angka tersebut lebih spesifik dan tepat untuk setiap orang. Namun

terdapat cara lain untuk menghitung kenaikan berat badan ibu hamil yaitu menggunakan IMT

untuk ibu hamil yaitu sebgai berikut :


(table 3 jadwal Pertambahan Berat Badan)

G. Pemeriksaan Haemoglobin

Pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer untuk

mengetahui kadar haemoglobin dalam darah. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali

selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III.

Hasil pemeriksaan Hb menurut manuaba dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Hb 11

gr% dikatakan normal, Hb 9-10 gr% dikatakan anemia ringan, Hb 7-8 gr% anemia sedang

dan Hb < 7 gr% dikatakan anemia berat.

H. Pemeriksaan Kebidanan (status obstreticus)

Pemeriksaan Abdomen

a. Inspeksi

Dilihat pembesaran perutnya apakah membesar dengan arah memanjang atau

melebar, keadaan pusat, linea alba, adakah sriae gravidarum atau bekas luka.

b. Palpasi
Palpasi atau periksa raba dilakukan dengan cara Leopold 1 - 4.

Masing-masing pemeriksaan Leopold tersebut adalah sebagai berikut :

1. Leopold I

Pemeriksaan leopold I adalah untuk menetukan tuanya kehamilan dengan

mengukur tinggi fundus uteri dan menentukan bagian apa yang terdapat dalam

fundus.

2. Leopold II

Pemeriksaan leopold II dilakukan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di

kiri atau kana ibu(ekstremitas dan punggung).

3. Leopold III

Leopold III adalah untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan

apakah bagian bawah janin sudah masuk atau belum dalam pintu atas panggul

(Konvergen, sejajar atau divergen).

4. Leopold IV

Leopold IV adalah untuk menentukan seberapa bagian kepala masuk pintu atas

panggul dengan menggunakan perjarian (perlimaan)

I. Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan

Dalam referensi Prawirohardjo (2007), terdapat perubahan psikologi pada saat

kehamilan yaitu sebagai berikut :

a. Perubahan Psikologi Trimester I


Adanya perubahan hormonal seperti mual, payudara, benci dan merasa tidak sehat.

Selalu mencari tanda untuk menyakinkan diri, adanya hasrat seksual, merupakan masa

penyesuaian, bersifat ambivalen (bingung) kadang memiliki rasa menunggu dan cemas.

b. Perubahan Psikologi Trimester II

Merupakan periode kesehatan, evaluasi dari perawatan ibu menjadi perawatan bayi.

Terjadi sejumlah perubahan besar yaitu kehamilan yang benar-benar terjadi dan ibu

sudah merasa benar-benar sehat.

c. Perubahan Psikologi Trimester III

Merupakan periode menunggu dan waspada, rasa tidak nyaman akibat kehamilan

timbul, persiapan aktifitas menjelang persalinan, persalinan, persiapan aktifitas menjadi

orang tua, timbul sejumlah rasa ketakutan dan terjadi proses kesedihan.

J. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

Dalam referensi Prawirohardjo (2007), terdapat ketidaknyamanan pada saat kehamilan

trimester 3 yaitu sebagai berikut :

a. Trimester III diantaranya

1. Punggung pegal

Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan

menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar

sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang. Keluhan ini tentu saja

membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan sering kali terbangun.

2. Sulit tidur

Posisi tidur yang tidak nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi

tengkurap jelas mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat

nafasnya sesak satu-satunya posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila
posis terus menerus dilakukan sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan,

posisi ini juga umumnya dikeluhkan sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.

3. Dihantui kecemasan

Menjelang persalinan umumnya dihantui berbagai kecemasan, misalnya takut

persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan

rasa sakit saat bersalin. Angka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi

sulit tidur.

4. Sering buang air kencing

Keluhan yang sering muncul di trimester III adalah seringnya buang air kecil

(BAK). Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu.

Akhirnya, kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-bentar ingin

BAK, dorongan untuk bolak-balik kekamar mandi inilah yang mau tidak mau

mengganggu kenyenyakan tidur si ibu.

5. Gangguan psikis

Kondisi fisik yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka ketdak

nyamanan. Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui

atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu apalagi

di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini

jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan

tidur ibu hamil.

Berikut ini beberapa penanganan untuk mengurangi ketidaknyamanan ibu hamil

pada trimester III, yaitu :

a. Relaksasi
Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugrah dan tidak semua

perempuan mendapat kesempatan memperoleh anugrah istimewa itu. Jadi, jalani

kehamilan dengan relakss dan penuh syukur biarkan tubuh berubah sesuai tuntunan

kehamilan itu sendiri. Tak perlu takut tubuh melar, tentu bisa diakali dengan

penyesuaian penampilan. Misalnya, dengan baju-baju hamil yang mengikuti mode

yang nyaman saat dipakai. Sikap relaks membuat segalanya terasa lebih ringan

sehingga ibu bisa tidur lebih nyenyak.

Berdasarkan penelitian, mendengarkan alunan musik favorit terbukti amat

membantu kondisi ibu lebih tenang dan nyaman. Agar manfaat bisa dirasakan

maksimal, saat ini dikembangkan tetapi musik yag bisa diketemukan di klinik atau

rumah sakit. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantara jenis musik

yang cocok, intensitas dan suasana. Melalui terapi ini perasaan dan pikiran ibu hamil

akan digiring untuk lebih tenang hingga ibu bisa lebih relaks menjalani kehamilan

dan mudah tidur.

Selain bertujuan mengajarkan ibu apa yang harus dilakukan kelak saat

persalinan, senam hamil juga bermanfaat mengendorkan otot-otot tubuh yang kaku.

Pengaturan nafas dan gerakan-gerakan senam hamil akan membantu mengurangi

keluhan rasa pegal, kaku dan ngilu, sehingga akhirnya membuat kondisi ibu jadi

lebih relaks dan dapat tidur lebih nyenyak juga menjadi pilihan yang sama baiknya

dengan ibu hamil. Oleh nafas juga membuat otot-otot lebih relaks, pikiran lebih

tenang, tubuh lebih bugar, dan meningkatkan kemampuan berkonsentrasi yang

semuanya berpengaruh terhadap kenyenyakan tidur.

b. Minta bantuan ahli

Kehamilan dengan gangguan akan dirasakan sebagai beban yang teramat berat.

Contohnya, ibu mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan


yang membuatnya merasakan tertekan. Gangguan trimester pertama ini bisa saja

mengalami kesulitan tidur bila dirasa kelewat membebani, konsultasikan pada

ahlinya agar masalah ini segera terselesaikan.

c. Sering buang air kencing

Untuk mengatasi, disarankan agar 2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu

perut dikosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur namun agar

kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpengaruhi, sebaiknya minumlah lebih banyak

di siang hari.

d. Tidur miring kiri / kanan

Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri.

Posisi ini diyakinkan dapat mencegah varises, sesak nafas, bengkak pada kaki,

sekaligus mampu memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi

pertumbuhan janin. Khususnya untuk kehamilan trimester III, jangan lupa cermati

juga hasil USG. Bila terlihat posisi punggung janin berada di belahan kanan maka

posisi tidur ibu miring kekanan. Kalau ibu bertahan tetap pada posisi miring ke kiri

janin seolah-olah jatuh akibatnya, sikecil akan terasa terus-menerus meronta dan

membuat tidur ibu tertidur.

e. Gunakan bantal pengganjal

Bila ingin lebih relaks cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari paha hingga tumit.

Ambil posisi miring terlebi dahulu, lalu ganjal kaki mulai tumit hingga betis dengan

dua bantal dan dari lutut hingga pangkal paha dengan satu bantal tidur dengan posisi

ini memungkinkan ibu hamil merasa lebih nyaman karena seluruh bagian kakinya

memiliki penahanan. Namun agar saat tertidur, tubuh tidak balik terlentang, ganjal

pula bagian belakang tubuh dengan bantal atau guling.

f. Menjaga asupan
Akibat gangguan mual-muntah, di trimester pertama ibu hamil umumnya sulit

makan sehingga asupan gizi berkurang untuk menutup kekurangan tersebut, ibu

hamil tetap harus berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi. Kecukupan nutrisi mampu

membuat tubuh lebih bugar sehingga tidur pun jadi masalah.

K. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

1. Definisi

Pemeriksaan kehamilan atau sering disebut juga dengan antenatal care

merupakan pemeriksaan dan pengawasan sebelum persalinan yang terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan ibu serta janinnya secara berkala

diikuti dengan upaya koleksi terhadap penyimpangan atau kelainan fisik dan

psikologis yang ditemukan. (Prawirohardjo, 2005).

2. Tujuan

a. Memantau kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental atau sosial ibu dan

bayi.

c. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan komplikasi yang

mungkin terjadi saat kehamilan.

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi

dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan, dengan baik dalam memelihara

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.


Sedangkan secara khusus dari pemeriksaan antenatal ini adalah bertujuan untuk :

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyakit yang terdapat padasaat

kehamilan, saat persalinan dan nifas.

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan

kala nifas.

c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, kala nifas, laktasi dan asfek keluarga berencana.

d. Menurunkan angka kematian dan kematian ibu dan perinatal

3. Kebijakan Program Kunjungan Antenatal

Dalam Referensi Saifudin (2002), kunjungan antenatal untuk memantau

pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak. Sebaiknya dilakukan

paling sedikit empat kali selama kehamilan dan waktu sebagai berikut :

a. Satu kali kunjungan pada trimester I (<14 minggu)

b. Satu kali kunjungan pada trimester II (<14-28 minggu)

c. Dua kali kunjungan pada trimester III (<28-36 minggu dan sesudah minggu

ke 36).

Walaupun demikian disarankan kepada ibu untuk memeriksa kehamilannya

dengan jadwal sebagai berikut : sapai dengan kehamilan < 28 minggu pemeriksaan

kehamilan sebaiknya empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu

pemeriksaan kehamilan 2 minggu sekali dan kehamilan 36-40 minggu sekali

(Salmah, 2006).

4. Standar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Asuhan antenatal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menerapkan

diagnosa, rencana tindakan dan melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan


keleluasaan serta kesejahteraan janin selama periode kehamilan terutama pada

pemeriksaan antenatal pertama ataupun ulangan.

Adapun standar asuhan antenatal tersebut adalah :

a. Pengkajian

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap

dan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang diperlukan

ialah data subjektif dan objektif.

1. Data subjektif

Data yang diperoleh dari anamnesa seperti keluhan, riwayat penyakit

sekarang, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan yang lalu,

riwayat hamil ini, riwayat KB, riwayat sistemik, riwayat operasi, riwayat

penyakit keluarga, biopsikososiospiritual dan pengetahuan klien.

2. Data objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, observasi baik fisik,

laboratorium maupun USG, Pemeriksaan fisik ini dilakukan mulai dari tanda-

tanda vital hingga pemeriksaan sistematis (head to too), pemeriksaan sistematis

(pemeriksaan Leopold dan pemeriksaan Anogenital), pemeriksaan penunjang

berupa tes HB dan Ultranografi.

Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi sangat

menentukan sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data

mengambarkan kondisi yang sebenarnya (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

b. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang sudah dikumpulkan


diinterpretasi sehingga dapat merumuskan diagnosa, masalah serta kebutuhan

yang spesifik (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering

menyertai diagnosa (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

Dari keseluruhan interpretasi data seperti diagnosa dan masalah selain itu

diperlukan kebutuhan yang merupakan pemecahan dari diagnosa dan masalah

yang terjadi pada saat ini (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

Kebutuhan disini tidak hanya yang dibutuhkan oleh klien tapi yang belum

terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan

analisa data (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

c. Antisipasi Masalah atau Masalah Potensial

Langkah ini merupakan langkah ketika penolong melakukan identifikasi

diagnosa atau masalah potensial dan mengantisifasi penanganannya, pada

langkah ini kita mengidentifikasikan.

Langkah menunjukan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/masalah

potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini sangat penting sekali

dalam melakukan asuhan yang nyaman (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

d. Kebutuhan Tindakan segera

Pada langkah ini bidan menetapkan terhadap tindakan segera melakukan

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Pada langkah ini mencerminkan keseimbangan dari proses manajemen kebidanan

(Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).


Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan

prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus,

misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan (Asuhan Kebidanan

Antenatal, 2006).

e. Perencanaan Asuhan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditemukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di

antisipasi, pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dan di lengkapi

(Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang berkaitan tetapi juga

dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut (Asuhan Kebidanan

Antenatal, 2006).

f. Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien yang

aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke-5 dilakukan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lain oleh

anggota atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaan (misalnya :memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana)

g. Evaluasi
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan. Hal yang di evaluasikan meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah di identifikasikan rencana

tersebut dapat dianggap efektif bila memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif, sedangkan

sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan

suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari

awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk

mengidentifikasikan mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan

penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

BAB III

TINJAUAN KASUS

B. Pengkajian Data

1. Anamnesa

Pada tanggal 22 Juli 2009 jam 10.00 WIB di Puskesmas Pondok Salam,

datang Ny. N 26 tahun, Indonesia, Islam, SMU, Pegawai Swasta, pendapatan

perbulan Rp. 900.000,-. Dengan suami Tn, D 28 tahun, Indonesia, Islam, SMP,
Pegawai Honorer, pendapatan perbulan Rp. 500.000,- di Desa Salam Mulya Rt

14/04 Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta.

Ibu mengaku hamil 9 bulan, Ibu mengeluh sakit pinggang dan sering ingin

buang air kecil (BAK) pada saat setelah beraktifitas, seperti saat bekerja, mencuci

pakaian, mengepel, mencuci piring dan setelah minum air putih. Ibu mengeluh

sering buang air kecil (BAK) sejak memasuki usia kehamilan trimester ke 3 (28-

42 minggu) dan sampai sekarang.

Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilannya seperti Hipertensi, Anemia,

Jantung dan penyakit yang lainya.

Riwayat menstruasi tidak ada kelainan, dengan HPHT tanggal 20-10-2009,

dan tafsiran persalinannya adalah tanggal 27-07-2010 menikah 1 kali, umur 25

tahun, dengan suami 27 tahun lamanya 1 tahun belum mempunyai anak.

Saat hamil muda ibu mengeluh sering mual setelah makan hingga usia 16

minggu, ibu periksa kandungannya ke bidan saat hamil muda 2 kali,

hamil tua periksa kehamilan 4 kali selalu minum tablet zat besi, dan ibu mengaku

telah diberikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sebanyak 2 kali yaitu TT 1 tanggal

26-01-2010 dan TT 2 tanggal 27-02-2010, ibu merasakan gerakan janin pertama

kali saat usia kehamilan 16 minggu.

Sebelumnya ibu tidak menggunakan kontrasepsi, tidak mempunyai riwayat

penyakit sistemik, tidak mempunyai penyakit yang lalu keluarga atau operasi,

pola makan ibu 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk, sayur dalam porsi sedang,

makan buah-buahan, minum 8 gelas sehari dengan gelas sedang air putih ibu suka

minum susu dan ibu tidak mengidam.


Aktifitas sehari-hari yaitu ibu bekerja di perusahaan swasta (bekerja dengan

keadaan duduk) dan juga menjadi ibu rumah tangga (mencuci, memasak,

mengepel, dsb). Tidur malam 8 jam dan tidak pernah tidur siang.

BAB 1x/hari, konsistensi lembek warna kuning, BAK 10x/hari volume urine

sedikit warna kuning orange jernih, sexsual tidak ada keluhan (frekuensi 1 kali

seminggu selama hamil).

Kehamilan ini adalah kehamilan yang diharapkan, jenis kelamin laki-laki

atau perempuan sama saja, ibu tinggal dengan suami, ibu tidak memiliki

kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan umum, keadaan ibu baik (tampak sehat), kesadaran compos

mentis, TD 120/90 mmHg, S 360C, N 82x/menit, R 22x/menit, TB 159 cm, lila 26

cm, BB 65 kg, BB sebelum hamil 55 kg, penambahan BB 10 kg.

Pada pemeriksaan sistematis, bagian kepala (rambut bersih, tidak ada rontok,

berwarna hitam), muka (simetris, tidak ada odema), Mata,(palpebrae tidak

oedema, cojungtiva tidak anemis, sclera tidak ichterik, pupil mengecil saat

terkena cahaya), Telinga (tidak ada serumen, tidak OMP), Hidung (bersih tidak

ada secret, tidak polip), Mulut dan gigi (mulut bersih tidak berbau, tidak aptae,

gigi tidak karies, tidak ada gigi tanggal), Leher (tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening).

Dada dan axial, mammae membesar, simetris, tidak ada tumor, putting susu

menonjol, areola hyperpigmentasi, paru – paru normal ( tidak ada wheezing, rules

dan ronchi ), jantung normal bunyi lupdup. Axial tidak ada tumor.
Pemeriksaan abdomen, membesar memanjang sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada pelebaran vena, linea livide, dan terdapat striae nigra, tidak ada luka

bekas operasi, dan tidak ada kelainan. Palpasi : Leopold I, TFU 30 cm, Fu teraba

1 bagian bulat, lunak, dan tidak melenting yaitu bokong. Leopold II bagian kanan

teraba 1 tahanan besar, keras memanjang seperti papan (punggung), Bagian kiri

teraba 1 tahanan kecil merupakan bagian-bagian kecil (ekstremitas). Leopold III

teraba bagian bawah terisi 1 bagian bulat, keras, dan melenting (kepala). Dan

Leopold IV, sejajar, 2/5 bagian terendah janin sudah masuk PAP.

DJJ positif, Puntum maksimum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah

pusat, gerakan janin (positif), frekuensi DJJ 137x/menit, teratur. Tidak ada

cekungan pada perut ibu dan tidak ada nyeri tekan pada perut ibu, TBJ : (30 – 12)

x 155 = 2790 gram.

Pemeriksaan anogenital tidak dilakukan, pemeriksaan ekstremitas tungkai

simetris, oedema (negatif), refleks patella (positif), tidak ada kelainan.

Pemeriksaan laboratorium darah, Hb 11,2 gr%, protein urine negatif, reduksi

urine negatif, sedimen urine negatif.

3. Interpretasi Data /Analisa Masalah

1. Diagnosa

 G₁P₀A₀ hamil 39 minggu 2 hari,

 Janin tunggal hidup intra uterine,

 Presentasi kepala

 Dengan masalah ibu merasa sakit pinggang dan sering buang air kecil.
Dasar

 Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama,

 Ibu belum pernah melahirkan dan

 Ibu juga belum pernah abortus.

 HPHT 20-10-2009 dan

 TP 27-07-2010.

 Adanya pembesaran abdomen sesuai dengan usia kehamilan,

 TFU 30 cm (teraba pertengahan antara pusat dengan PX),

 Teraba bagian-bagian janin, adanya pergerakan janin, serta terdengar deyut

jantung janin.

 Pada saat janin bergerak ibu tidak merasakan sakit.

 Leopold I teraba 1 bagian agak bulat, lunak tidak melenting (bokong),

 Leopold II bagian kanan teraba I tahanan besar, keras memanjang seperti

papan (punggung). Bagian kitri teraba 1 tahanan kecil merupakan bagian-

bagian kecil (ekstremitas),

 Leopold III teraba bagian bawah terisi 1 bagian bulat, keras, dan melenting

(kepala) dan tidak bisa digoyangkan.

 Puntum maksimum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah pusat,

frekuensi 130x/menit, teratur.

2. Masalah

 Mengeluh sakit pinggang dan pegal-pegal pada punggung

 Ibu sering merasakan ingin buang air kecil (BAK)

Dasar
 Keluhan ibu (data subjektif), ibu mengatakan sering sakit pinggang dan

pegal pegal pada punggung, pada saat melakukan aktifitas, seperti saat

bekerja, mencuci baju, mengepel dan mencuci piring. Sakit pinggang ibu

rasakan adalah hal yang fisiologis. Ibu merasa sakit pinggang dan pegal-

pegal pada punggung sejak memasuki usia kehamilan trimester ke 3 dan

sampai sekarang.

 Keluhan lain yaitu, ibu mengatakan sering ingin buang air kecil (BAK),

keadaan yang ibu rasakan adalah hal yang fisiologis karena pada saat

kehamilan trimester 3, kantung kemih terkekan sehingga menyebabkan ibu

sering ingin BAK. Pada saat setelah beraktifitas, seperti mrncuci pakaian,

mengepel, mencuci piring dan setelah minum air putih.

3. Kebutuhan

 Informasi tentang hasil pemeriksaan, penkes tentang keluhan yang ibu

alami (mengenai ketidaknyamanan selama kehamilan).

 Penkes mengenai persiapan persalinan dan tanda-tanda bahaya kehamilan.

 Pemberian terapi tablet Fe ( 90 tablet), kalsium serta vitamin C

 Jadwal kunjungan ulang untuk memantau kemajuan kehamilan.

Dasar

 Keluhan ibu dan alasan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, serta untuk

pemantauan kemajuan kehamilan (kondisi ibu serta janin yang di kandung).

4. Masalah Potensial

Tidak ada potensial Masalah


5. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera dan Kolaborasi

Tidak ada tindakan segera ataupun kolaborasi

6. Perencanaan

 Beritahu informasi hasil pemeriksaan saat ini pada ibu maupun keluarga.

 Beritahukan tentang keluhan yang dialami ibu adalah hal fisiologis, selama

kehamilan serta upaya untuk mengatasinya.

 Berikan penkes mengenai persiapan persalinan.

 Beritahukan tanda-tanda bahaya kehamilan.

 Berikan terapi Roborantia. Beritahukan jadwal kunjungan ulang berikutnya.

 Dokumentasikan hasil pemeriksaan saat ini.

7. Pelaksanaan

 Memberitahukan atau menginformasikan kepada ibu mengenai hasil

pemeriksaan saat ini, bahwa kondisi ibu sehat ( TD : 120/90 mmHg, N :

82x/menit, R : 22x/menit S: 36 oC ). Usia kehamilan saat ini adalah 39

minggu 2 hari, posisi janin ibu bagus, bagian terbawah janin kepala.

 Memberikan penkes tentang keluhan yang dialami ibu, dimana ibu sering

merasakan sakit pinggang dan pegal-pegal pada punggung, anjurkan kepada

ibu agar tidak melakukan aktifitas yang berlebihan atau berat-berat dan juga

menyarankan ibu untuk cuti bekerja (karena pada usia kehamilan 39 minggu

atau 9 bulan bagian janin membesar dan semakin menurun kebawah sehingga
pinggang akan tertarik kedepan dan juga karena janin sudah masuk ke PAP)

untuk mempersiapkan kelahiran.

 Menganjurkan kepada ibu agar tidak minum air putih terlalu banyak pada

malam hari, dan sebelum tidur untuk buang air kecil terlebih dahulu.

Frekuensi kemih yang meningkat (lebih sering) merupakan keadaan yang

fisiologis, dimana keluhan ini akan ibu rasakan ketika kehamilan 3 bulan

terakhir yang disebabkan bagian terbawah janin yang mulai membesar

menekan kandung kemih.

 Menganjurakan kepada ibu untuk mulai merencanakan persiapan persalinan,

baik fisik maupun psikologis (jaga kesehatan ibu makan-makanan yang

bergizi dan jaga fisiologis ibu agar tidak setres pada saat menghadapi

persalinan), menyiapkan perlengkapan apa saja yang harus dibawa ketika

akan bersalin nanti, misalnya (1 set baju untuk ibu untuk ganti pada saat

pulang bersalin, keperluan untuk bayi). Saat ibu bersalin harus ada yang

keluarga yang menemani ibu bila ibu harus dirujuk dan uang harus di

persiapkan sebelum persalinan.

 Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, diantaranya : setiap

perdarah dari vagina, pengeluaran cairan yang baunya berbeda dengan bau

urin dari vagina, rasa nyeri perut yang hebat, tidak ada gerakan janin sama

sekali atau berkurang dari biasanya, suhu tubuh yang tinggi demam atau

menggigil, mual dan muntah yang berlebihan, sakit kepala yang hebat,

penglihatan yang kabur, urin yang keluar sedikit, pembengkakan pada tangan
dan kaki. Ibu harus segera memeriksakannya kepada tenaga kesehatan, agar

tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.

 Memberikan terpi tablet Fe (zat besi) dosis 1x1 perhari apabila mual diminum

pada malam hari sebelum tidur, dan anjurkan agar tidak minum dengan air teh

karena akan menghambat proses penyerapan Fe oleh tubuh ibu, menganjurkan

juga agar minum setiap hari agar ibu tidak kekurangan darah dan mempunyai

cadangan pada saat proses persalinan, memeberikan kalsium dengan dosis 1x1

perhari untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin dan ibu serta meningkatkan

kekuatan otot tubuh ibu selama kehamilan dan vitamin C diberikan dengan

dosis 2x1 perhari untuk mempercepat proses penyerapan zat besi oleh tubuh

ibu serta meningkatkan daya tahan tubuh ibu terhadap penyakit, anjurkan pula

ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti

(jeruk, jambu biji dan lain-lain).

 Memberitahukan ibu untuk memeriksakan kembali (kunjungan ulang) pada

minggu-minggu ini terutama jika ibu merasakan kontraksi, dimana kunjungan

ulang ini bermanfaat untuk memantau keadaan ibu dan bayi yang di kandung,

karena usia kehamilan ibu sudah mendekati persalinan. dan

mendokumentasikan hasil pemeriksaan saat ini.

8. Evaluasi

 Hasil evaluasi dari semua perencanaan dan pelaksanaan ibu sudah diberitahu

hasil pemeriksaan dan ibu sudah megerti dengan hasil pemeriksaan saat ini,

 Ibu sudah diberitahu tentang penkes keluhan yang ibu alami dan ibu mengerti

dengan penjelasan penkes yang telah diberikan,


 Ibu sudah diberitahu tentang mengenai persiapan persalinan,

 Ibu mengerti dan akan mempersiapkannya.

 Ibu sudah diberitahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan,

 Ibu sudah mengerti dan akan ketenaga kesehatan apabila ada tanda-tanda

bahaya kehamilan ibu sudah diberikan tablet Fe, kalsium dan vitamin C ibu

mengerti dan akan melaksanaakan.

 Ibu sudah diberitahukan jadwal kunjungan ulang, ibu mengerti dan akan

melaksanakannya.

 Ibu sudah mengerti dan akan melaksanankan untuk mengurangi aktifitas,

istirahat yang cukup,

 Ibu dapat menjelaskan kembali semua anjuran yang telah diberikan.

 Dan Semua asuhan telah didokumentasikan.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan mengenai Pengkajian Data

Dalam studi kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil ini, penulis menganalisa

hal-hal yang terjadi saat ini dengan menggunakan “Manajemen Asuhaan

Kebidanan”. Dalam menganamnesa untuk memperoleh data baik data subjektif

maupun objektif yang diperlukan pada Ny. N di Puskesmas Pondok Salam.

Penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti karena semua pernyataan yang

diberikan kepada klien dapat dijawab.


Selain ini klien merespon positif semua pertanyaan-pernyataan yang di

berikan penulis. Hanya saja terdapat data subjektif pada saat anamnesa kepada

klien lupa seperti, perhitungan gerak janin dalam sehari dan pola eliminasi.

Sedangkan pada data objektif penulis mengalami sedikit kesulitan dalam

pemeriksaan anogenital karena klien merasa malu.

Pada pemeriksaan fisik dan penunjang bidan menggunakan standar 7 T yaitu

timbang berat badan ibu saat ini adalah 65 Kg, berat badan sebelum hamil adalah

55 Kg, penambahan berat badan ibu selama hamil 10 Kg dan Body Masa Indeks

Ibu (BMI) adalah 65Kg : 159 x 100 = 24,4 (normal) Body Masa Indeks

normalnya 19,8-26,0 dan kenaikan berat badan ibu 10 Kg (normal), kenaikan

berat badan ibu normal karena rekomendasi penambahan berat badan ibu adalah

11,6 - 16Kg (Rukiah, 2009).

Untuk Tekanan Darah ibu dalam batas normal yaitu 120/90 mm/Hg. TFU

(Tinggi Fundus Uteri) ibu adalah 30 cm (Pertengahan antara pusat dan Prosesus

Xifoideus (PX) dimana kepala janin sudah masuk ke PAP, TFU ibu sesuai

dengan usia kehamilan. Usia kehamilan 30 minggu adalah pertengahan antara

pusat dan PX (Sariuidin, 2002).

Pemberian imunisasi TT pada klien sudah sesuai dengan standar pelayanan

yaitu TT 1 tanggal 26-01-2009 dan TT 2 tanggal 27-02-2009 (4 minggu setelah

TT pertama) (Saifudin, 2002 : 91).

Untuk pemberian tablet Fe di berikan pada saat kunjungan kedua dan ketiga

(usia kehamilan< 20 minggu) segera setelah rasa mual hilang. Dan teori ini

sesuai dengan teori dimana dosis untuk setiap hari 1 tablet (saifudin, 2006).
Temu wicara dan Tes PMS. Bidan telah melakukan semua standar tersebut

akan tetapi bidan tidak melakukan tes PMS karena keterbatasan peralatan yang

menunjang pemeriksaan PMS (Sarifudin, 2002).

B. Pembahasan Interpretasi Data

Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu hamil normal G₁P₀A₀ hamil

39 minggu 2 hari.

Diagnosa janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala. Hal ini sesuai

teori yang ada bahwa diagnosa di dasarkan dari data objektif dan subjektif yang

diperoleh, dimana ibu mengatakan ini adalah hamil yang pertama, belum pernah

melahirkan dan belum pernah keguguran, HPHT tanggal 20 Oktober 2009 dan

Taksiran Persalinan 27 Juli 2010.

Leopold I TFU Ibu 30 cm, FU teraba satu bagian lunak, bundar, tidak

melenting, yaitu bokong.

Leopold II Kanan teraba satu tahanan besara, memanjang keras seperti papan

yaitu punggung, bagian Kiri teraba bagian-bagian terkecil janin (ektremitas atas

dan bawah) seperti tangan dan kaki.

Leopold III bagian bawah teraba satu bagian keras, bulat, melenting, mudah di

gerakan yaitu kepala.

Leopold IV sudah masuk PAP. DJJ 137 x/menit. Ibu dikategorikan dengan

kehamilan normal karena ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetric

yang buruk serta ukuran uterus sesuai dengan kehamilan, dan pemeriksaan fisik

normal (saifuddin, 2006).


Setelah pengumpulan data di dapat beberapa keluhan-keluhan dan menjadi

masalah yang fisiologis pada saat kehamilan. Pertama ibu mengeluh sakit

pinggang, pegal-pegal pada punggung dan sering buang air keci (BAK)

umumnya ketidaknyamanan tersebut merupakan hal fisiologis yang terjadi saat

kehamilan trimester III.

Hal ini, sesuai dengan teori yaitu mulai adanya penurunan kepala bayi pada

trimester ini sehingga pada saat berdiri atau jalan ibu merasa sakit pinggang dan

sering buang air kecil. Ditambah pula dengan pergerakan pelviks yang

menyebabkan sakit pinggang dan ligamen pada saat ini. Tapi bukan berarti

relaksasi ligamen peviks ini bukan penyebab gejala sakit (Saifuddin, 2006).

C. Pembahasan Masalah Potensial

Setelah melakukan pengumpulan data dan mengidentifikasikannya penulis

tidak menemukan masalah potensial yang serius meskipun ada sedikit masalah

yang sifatnya masih fisiologis selama kehamilan. Dengan demikian penulis tetap

melakukan pemantauan secara adekuat karena kehamilan normal dapat

berkembang menjadi masalah ataupun komplikasi setiap saat.

D. Penetapan Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi

Pada langkah ini penulis tidak menemukan tentang kebutuhan segera atau

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.

E. Pembahasan Perencanaan Tindakan


Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah,

rencana tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien, pada perencana asuhan

sudah sesuai dengan kebijakan depkes 2006 yaitu meliputi : menginformasikan

hasil pemeriksaan saat ini.

Jelaskan pada ibu tentang fisiologis terjadinya keluhan sakit pinggang dan

sering buang air kecil pada kehamilan tua, anjurkan ibu untuk istirahat dan pijat

ringan pada pinggang dan anjurkan ibu untuk tidak minum air terlalu banyak

pada malam hari.

Berikan penkes mengenai persiapan persalinan. Jelaskan pada ibu tentang

bahaya pada kehamilan tua. Berikan ibu tablet Fe, kalsium dan vitamin C.

Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dengan teratur atau apabila ada keluhan dan

dokumentasikan hasil pemeriksaan. Anjurkan ibu mempersiapan persalinan dan

persiapan rujukan bila ada komplikasi yaitu BAKSOKUDO (JNPK-KR,2008).

F. Pembahasan Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan ini disesuaikan dengan teori Varney dimana pelakasanaan

asuhan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya, dan

teori yang dibahas. Pada pelaksanaan antenatal care tidak terdapat kesenjangan

antara teori dengan kenyataan.

Langkah pertama adalah memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa

kondisi ibu sehat usia kehamilan ibu saat ini adalah 39 minggu, pembesaran

rahim sesuai dengan umur kehamilan. Peningkatan BB ibu 10 Kg sudah cukup,

keadaan janin sehat, dan presentasi kepala posisi ini sudah tidak dapat berubah

lagi, karena kepala sudah masuk ke PAP (Rukiah, 2009).


Memberitahukan pada ibu untuk beristirahat setelah beraktifitas, karena hal

itu dapat mengurangi rasa sakit pinggang dan punggung ibu yang diakibatkan

adanya perubahan postur tubuh dimana bentuk tulang belakang cenderung

melengkung kedepan (lordose). Lengkungan ini disebabkan oleh membesarnya

perut. Disamping itu, keluhan ini juga dapat dipicu oleh adanya hormone relaksin

yang menarik persendian dipunggung bagian bawah dan panggul (Kushartanti,

2004).

Memberikan terapi tablet Fe (zat besi) dosis 1 x 1 perhari, diminum malam

hari dengan air putih dan anjurkan tidak dengan air teh, karena akan

menghamabat proses penyerapan Fe oleh tubuh ibu, efek samping yang tidak

berbahaya baik ibu atau janin diantaranya seperti feses yang berwarna agak gelap

(menghitam) serta rasa mual ketika selesai meminumnya, maka Fe dapat

diminum menjelang tidur malam untuk mencegah rasa mual. Kalk (Kalsium)

dengan dosis 1 x 1 perhari untuk kebutuhan kalsium janin dan ibu serta

meningkatkan kekuatan otot tubuh ibu selama kehamilan (Saifuddin, 2006).

Dan Vitamin C diberikan dengan dosis 2x1 perhari untuk mempercepat proses

penyerapan zat besi oleh tubuh ibu serta meningkatkan daya tahan tubuh ibu

terhadap penyakit, anjurkan pula ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan yang

mengandung vitamin C seperti (jeruk, jambu biji dan lain-lain) (Saifuddin, 2006).

Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti

Pendarahan pervaginam, Sakit kepala yang hebat yang tidak bisa hilang jika di

istirahatkan, nyeri ulu hati, sakit perut dibagian bawah, janin tidak bergerak

seperti biasanya, penglihatan kabur, pembengkakan pada muka dan tangan. Jika
ada salah satu tanda tersebut terjadi pada ibu secepat mungkin ibu harus segera

datang ke tempat tenaga kesehatan terdekat (Saifuddin, 2006).

Menganjurakan kepada ibu untuk mulai merencanakan persiapan persalinan,

baik fisik maupun fisiologis (jaga kesehatan ibu makan-makanan yang bergizi

dan jaga fisiologis ibu agar tidak setres pada saat menghadapi persalinan),

menyiapkan perlengkapan apa saja yang harus dibawa ketika akan bersalin

nanti, misalnya (1 set baju untuk ibu untuk ganti pada saat pulang bersalin,

keperluan untuk bayi) (Saifuddin, 2006).

Keluarga harus ada yang menemani dan uang harus di persiapkan sebelum

persalinan. Dan tanda-tanda persalinan diantaranya, kontraksi atau his yang

teratur dan semakin kuat yang terjadi setiap 10 menit (atau lebih sering), adanya

pengeluaran darah bercampur lendir dari vagina, bahkan yang di sertai pecahnya

ketuban (Saifuddin, 2006).

Memberitahukan ibu untuk memeriksakan kembali (kunjungan ulang) pada

minggu-minggu ini terutama jika ibu merasakan kontraksi, dimana kunjungan

ulang ini bermanfaat untuk memantau keadaan ibu dan bayi yang di kandung,

karena usia kehamilan ibu sudah aterm. dan Mendokumentasikan hasil

pemeriksaan saat ini dan persiapan rujukan bila ada komplikasi yaitu

BAKSOKUDO (bidan, alat, keluarga, surat, obat, kendaraan, uang dan donor

darah) ( JNPK-KR,2008).

G. Evaluasi

Dalam evaluasi ini ibu sudah mengerti tentang penjelasan hasil pemeriksaan

yang telah diberikan bidan. Ibu juga dapat menjelaskan kembali tentang kondisi
ibu dan janin, penjelasan mengenai persalinan, tanda-tanda bahaya kehamilan,

aturan meminum obat dan penkes yang diberikan.

Ibu mengatakan akan melaksanankan semua anjuran bidan dan akan datang

dengan segera bila ada tanda-tanda bahaya kehamilan dan apabila ada tanda-

tanda akan melahirkan. Semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah diberikan

telah sesuai dan didokumentasikan sesuai dengan manajemen 7 Langkah Varney.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian Data

Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa

asuhan kebidanan Antenatal Care pada Ny. N G1P0A0H 39 minggu 2 hari

secara keseluruhan mulai dari anamnesa, pengumpulan data subjektif sampai

data objektif tidak ada masalah karena klien dapat bekerjasama sehingga

pengkajian data berjalan dengan lancar.

2. Interpretasi Data

Dari hasil pengkajian data baik data subjektif maupun objektif diperoleh

diagnosa bahwa ibu G1P0A0H 39 minggu 2 hari. Keadaan ibu dan janin dalam

keadaan baik, Janin tunggal hidup intra uterine dengan presentasi kepala. Ibu

melalui kehamilannya dengan normal meskipun terdapat beberapa

ketidaknyamanan yang dialami ibu yaitu sering kencing, gatal pada vagina

dan sakit pinggang, namun ketidak nyamanan tersebut tidak mengganggu

proses kehamilan.

3. Masalah Potensial

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil intrepetasi data diperoleh bahwa ibu

mengalami kehamilan dengan normal sehingga tidak ada masalah serius yang

mungkin akan mengancam keselamatan ibu dan janin, namun demikian


pemantauan terhadap Ny. N G1P0A0H 39 minggu 2 hari harus tetap

diperhatikan.

4. Tindakan Segera

Untuk tindakan segera dalam pemeriksaan yag telah dilakukan tidak

terdapat masalah yang berarti terhadap ibu. Maka dalm langkah ini bidan tidak

perlu melakukan tindakan segera.

5. Perencanaan

Disusunnya perencanaan asuhan yang akan diberikan kepada klien sesuai

dengan kebutuhannya. rencana yang disusun diantaranya, beritahukan hasil

pemeriksaan pada ibu, beri ibu tablet Fe, beri penkes tentang tanda bahaya

kehamilan.

Beritahu ibu penyebab sering kencing yang dialaminya, beritahu ibu untuk

mengurangi minum di malam hari. Beri ibu penkes mengenai cara mengatasi

sakit pinggang.

Anjurkan ibu untuk melakukan vulva higine yang baik, anjurkan ibu untuk

mengatur pola istirahat. dan anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

kembali untuk memantau keadaan janin karena sudah aterm.

6. Pelaksanaan

Penulis menyusun pelaksanaan asuhan terhadap Ny. N G1P0A0H 39 minggu

2 hari disesuaikann dengan kebutuhan pasien yang sebelumnya telah disusun

dalam perencanaan. Asuhannya yaitu memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu. Memberikan Fe untuk diminum 1x sehari. Memberikan ibu

penkes tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.


Memberitahukan kepada ibu bahwa sering kencing yang dialaminya adalah

hal yang wajar yang terjadi karena penekanan rahim yang membesar terhadap

kandung kencing. Memberitahukan ibu untuk mengurangi minum di malam

hari agar tidur ibu tidak terganggu. Memberitahu ibu cara mengatasi sakit

pinggang.

7. Evaluasi

Evaluasi dari semua pelaksanaan ini adalah ibu sudah diberi tahu hasil

pemeriksaan, ibu sudah di beri Fe, Ibu sudah mengerti dan dapat menjelaskan

kembali tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Ibu sudah mengerti

tentang penyebab sering kencing yang dialaminya, ibu mengerti dan akan

melaksanankan anjuran bidan untuk mengurangi minum pada malam hari.

Ibu sudah mengerti dan tahu penyebab sakit pinggang yang dialaminya.

Ibu mengerti tentang cara mengatasi sakit pinggang. Ibu mengerti penjelasan

bidan tentang cara vulva higine yang baik. Ibu mengerti anjuran bidan

terbukti dengan dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh

bidan. Ibu akan kembali berkunjung apabila ada keluhan.

B. Saran

1. Untuk Institusi Kesehatan

Diharapkan dalam pelaksanaan praktek mahasiswa dan institusi kesehatan

dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar di semua jaringan

pelayanan kesehatan umumnya, dan untuk bidan khususnya, salah satunya

dengan melaksanakan ANC sesuai dengan SOP.


2. Untuk Instansi Pendidikan

Diharapkan dalam pembahasan teori-teori mengenai kehamilan dan

Antenatal Care lebih mendetail dan dikembangkan kembali sehingga

mahasiswa memiliki bekal pengetahuan yang lebih banyak, serta

mengembangkan kemitraan dengan lahan praktek yang mempunyai sarana dan

prasarana yang lebih menunjang.

3. Untuk Mahasiswa

Diharapkan setiap mahasiswa pada saat pemeriksaan kehamilan dilakukan

secara sistematis sesuai manajemen kebidanan yang ada dan mampu

mengaplikasikan semua teori yang telah di pelajari ke lapangan, serta menjalin

komunikasi yang baik dengan pasien.


Pedoman Penilaian

Praktek Asuhan Kebidanan I

Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta

Nama Mahasiswi : Dedeh Yusnimar

NPM : 044.175.09.013

Jenis Keterampilan : Manajemen Kebidanan Ibu Hamil

Lahan Praktek : Puskesmas Pondok Salam Tanggal : 22 Juli 2010

I. PENGKAJIAN DATA

a. Identitas

1) Nama klien : Ny. Nia Nama suami : Tn. Dede

2) Umur : 26 Tahun Umur : 28 Tahun

3) Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

4) Agama : Islam Agama : Islam

5) Pendidikan : SMA (lulus) Pendidikan : SMP (lulus)

6) Pekerjaan : Pegawai Swasta Pekerjaan : Pegawai Honorer

7) Pendapatan : Rp. 900.000/Bulan Pendapatan : Rp. 500.000/bulan

8) Alamat : Salam Mulya Rt 14/04 Alamat : Salam Mulya Rt14/04

Purwakarta Purwakarta.
b. Anamnesa Data Subjektif

Pada tanggal : 22 Juli 2010, Pukul : 10.00 WIB

1) Tes periksa kehamilan : (+) , tanggal : 26 Januari 2010, oleh : Bidan

2) Keluhan Utama : Pegal-pegal pada punggung dan sering buang air kecil

(BAK)

3) Riwayat Penyakit sekarang : tidak ada riwayat penyakit yang menyertai.

4) Riwayat Menstruasi :

a) Menarche : umur 12 thn, teratur / tidak teratur : teratur

b) Siklus : 28 hari, lamanya : 7 hari

c) Banyaknya : 3x ganti pembalut, sifat darah : merah,encer

d) Dismenorhoe : tidak ada, HPHT : 20-10-2009

(Taksiran Persalinan) : 27-07-2010

4) Riwayat Perkawinan :

a) Status Perkawinan : syah, kawin : 1 kali

b) Kawin 1 : 25 thn, dengan suami umur : 27 thn

c) Lamanya : 1 thn, Anak : tidak ada

5) Riwayat Kehamilan Lalu : (G1 P0 A0 hamil 39 minggu 2 hari)

Tgl/Thn Umur Jenis Anak Keadaan anak


No. Penolong Penyulit Nifas
JK BB
Partus Hamil Pers sekarang
Hamil
1.
saat ini

6) Riwayat hamil Ini


a) Trimester ke I : 0-12 minggu

- Keluhan : sering mual dan pusing

- ANC : 2 kali, dengan : Bidan, teratur : ya

- Imunisasi (TT) : 1 kali TT1 : 26-01-2010

- Konsumsi Fe : ya/tidak : ya , 1 tablet/hari

b) Trimester ke II : 13-28 minggu

- Keluhan : Tidak ada keluhan

- ANC : 3 kali, dengan : Bidan, teratur : ya

- Imunisasi (TT) : 1 kali

- Pada tanggal : 27-02-2010

- Konsumsi Fe : ya/tidak : ya, 1 tablet/hari

- Pergerakan fetus pertama kali : 16 minggu

- Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 5 kali

c) Hamil Trimester ke III : 29-42 minggu

- Keluhan : sakit pinggang, dan ibu sering buang air kecil.

- ANC : 4 kali, dengan : Bidan, teratur : ya

- Imunisasi (TT) : -

- Konsumsi Fe : ya/tidak: ya , 1 tablet/hari

- Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 8 kali

7) Riwayat Keluarga Berencana : Belum pernah menggunakan KB

8) Riwayat Penyakit Sistemik : tidak ada penyakit sistemik

9) Riwayat Penyakit yang Lalu / riwayat operasi : tidak ada penyakit yang lalu yang

menyertai.

10) Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada penyakit keluarga yang

menyertai.
11) Riwayat Kebiasaan (merokok, jamu, alcohol, dll) : tidak ada

12) Riwayat kebiasaan dan Psikososial :

a) Kebiasaan

1) Diet/makan

- Makan pagi : nasi, sayur dan lauk

- Makan siang : nasi, telor dan buah

- Makan malam : nasi dan ayaur

- Minum sehari-hari : ± 8 gelas/hari ditambah susu ibu hamil 1

gelas perhari

- Perubahan Pola Makan : tidak ada

2) Pola Eliminasi :

- BAK : 10 kali/hari, warna : kuning orange jernih

- BAB : 1 kali/hari, konsistensi : lembek warna : kuning

- Aktifitas Sehari-hari : bekerja, mencuci, memasak dan mengepel

3) Pola Istirahat dan Tidur : 8 jam/hari pada malam hari

4) Seksualitas : 1 kali/minggu

b) Riwayat Sosial :

- Kehamilan ini adalah: yang di inginkan

- Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-Laki atau Perempuan Sama saja

- Susunan Keluarga yang tinggal di rumah : Suami dan Istri

Jenis
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status
Kelamin
1. Tn. Dede 28 Tahun SMP Pegawai Honorer Laki-laki Suami
2. Ny. Nia 26 Tahun SMA Pegawai Swasta Perempuan Istri
13) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas: tidak ada.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis

b) Tanda vital

a. Tekanan darah : 120/90 mmHg Denyut nadi : 82x/menit

b. Suhu Tubuh : 360C Pernafasan : 22x/menit

c. Berat badan : 65 kg Tinggi Badan : 159 cm

d. Berat badan sebelum hamil : 55 kg

e. Penambahan berat badan selama hamil : 10 kg

2) Pemeriksaan Sistematis

a) kepala

a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak berbau

b. Muka : Simetris, tidak ada odema

c. Mata : Conjungtiva : Tidak Anemis Sclera : Tidak Ichterik

Palpebrae : Tidak Oedema

d. Mulut : Bersih, Tidak Bau, Tidak Aptae (Sariawan)

e. Gigi : Tidak Caries, Tidak ada Gigi Tanggal, Tidak ada Gigi Palsu.

b) Leher :

1) Insfeksi : Simetris

2) Palpasi : Tidak ada Tumor

a. Kelenjar thyroid : Tidak ada Pembesaran Kelenjar thyroid

b. Kelenjar getah bening : Tidak ada Pembesaran Kelenjar Getah Bening.


c. tumor : Tidak ada Nyeri tekan : Tidak ada Nyeri tekan

c) Dada

d) Payudara :

a. pembesaran : Ya

b. Putting susu : Menojol

c. Simetris : Ya

d. Benjolan : Tidak ada

e. Pengeluaran : Ya

f. Rasa nyeri : Tidak ada

g. Lain-lain : Tidak ada

e) Jantung : Normal terdengar Lupdup

f) Paru-paru : Normal tidak ada Wheezing, ronchi, ralles, dll

g) Axilla : tumor : Tidak ada Nyeri : Tidak ada

h) Ekstremitas atas

a. Oedema : Tidak ada

b. Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada

c. Varices : Tidak ada

d. Refleks : Positif

e. kel. Lain : Tidak ada

3) Pemeriksaan khusus Obstetri

a) Abdomen :

1) Inspeksi :

a. Bekas luka operasi : Tidak ada

b. Membesar :dengan arah : memanjang sesuai usia kehamilan


c. Pelebaran vena: linea nigra

d. Striae albican/livide : Tidak ada

e. Kelainan lain : Tidak ada

2) Palpasi :

a. Leopold I : TFU: 30 cm

FU terisi : Teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak

melenting (bokong)

b. Leopold II: kanan : Teraba satu bagian keras, panjang, seperti papan dan

ada tahanan (Punggung)

Kiri : Bagian-Bagian kecil, kosong yaitu (Ekstremitas)

c. Leopold III : bagian bawah terisi satu bagian keras, bulat, dan melenting

yaitu (kepala).

d. Leopold IV : Tangan sejajar

Perjarian : 3/5 sudah masuk PAP

e. cekungan pada perut : Tidak ada nyeri tekan : Tidak ada

f. Osborn test :

g. Taksiran Berat Janin (TBJ) : 30– 12 x 155 = 2790 gram.

h. His : frekuensi : - lama : -

Kekuatan : - relaksasi : -

3) Auskultasi

DJJ : (+) Punctum maximum (pm) : Kuadran Kanan bawah 3 jari bawah pusat

Frekuensi :teratur 137 x/menit

b) Ano-genital :

1) Inspeksi
a. Vulva vagin : tidak ada flour albus

b. Anus haemoroid : tidak ada hemoroid

2) Inspekulo : (Dilakukan bila ada indikasi)

a. vagina : -

b. portio : -

3) Vaginal/toucher : (Dilakukan bila ada indikasi)

a. Vulva / vagina : Tumor/varices/livide/kel.bawaan

b. Portio : arah penipisan nyeri

Konsistensi Pembukaan

c. Ketuban :

d. Bagian bawah anak teraba :

Dengan penunjuk : arah

bagian lain yang teraba :

e. Ukuran panggul dalam promontorium : teraba/tidak

f. konjugata vera : cm

g. linea inominata :

h. spina ischiadika :

i. sacrum :

j. os coccygis :

k. arcus pubis :

l. kesan panggul :

m. IFP (Imbang Feto Pelviks ) :

c) Ekstremitas bawah

a. Oedema : Tidak Ada

b. Kekakuan otot dan sendi : Tidak Ada


c. Varices : Tidak Ada

d. Refleks : positif

e. kel. Lain : Tidak Ada

d. Pemeriksaan Laboratorium

1) Darah : Hb 11,2 gr% , gol. Darah : -

2) Urine : Negative (-) Protein : Negative (-) Reduksi : Negative (-)

II. ANALISIS MASALAH / INTERPRETASI DATA

Diagnosa Dasar
- Ibu G1P0A0 H 39Minggu 2 hari. - Ibu mengaku hamil yang pertama.
- Janin: Tunggal, Hidup, Intrauterine, - Ibu mengatakan belum pernah melahirkan dan
dengan presentasi kepala tidak pernah abortus.
- HPHT : 20-10-2009.
- TP : 27- 07-2010.
- Dengan usia kehamilan ibu 39 minggu 2 hari.
- Pada saat palpasi :Leopold I teraba satu bagian
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong),
Leopold II, Bagian kanan teraba satu bagian
keras, panjang, seperti papan dan ada tahanan
yaitu (Punggung), Bagian kiri teraba bagian-
bagian kecil, kosong, yaitu (Ekstremitas),
Leopold III Bagian bawah teraba satu bagian
keras, bulat, melenting, yaitu (Kepala).
- Pada saat Aukultasi terdengar DJJ 137x/menit
secara teratur.
- Intrauterin : Pada saat palpasi ibu tidak merasa
sakit, pada saat janin bergerak ibu juga tidak
merasa sakit, pada bagian-bagian terkecil janin
sulit diraba.

Masalah Dasar
- Mengeluh sakit pinggang dan pegal- Dari data subyektif yang di peroleh dari ibu
pegal pada punggung melalui anemnesa
- Sering merasakan ingin buang air
kecil (BAK) pada saat setelah
beraktifitas
Kebutuhan Dasar
- Informasi tentang hasil - Keluhan ibu dan alasan ibu melakukan
pemeriksaan, pemeriksaan kehamilan,
- penkes tentang keluhan yang ibu - serta untuk pemantauan kemajuan
alami (mengenai ketidaknyamanan kehamilan (kondisi ibu serta janin yang
selama kehamilan) di kandung)
- Penkes mengenai persiapan
persalinan dan tanda-tanda bahaya
kehamilan
- Pemberian terapi tablet Fe ( 90
tablet), kalsium serta vitamin C
- jadwal kunjungan ulang untuk
memantau kemajuan kehamilan.

III. ANTISIPASI MASALAH / POTENSIAL MASALAH

Diagnosa Dasar

Tidak ada potensial Masalah Tidak Ada

IV. TINDAKAN SEGERA (BILA ADA)

Tidak Ada Tindakan Segera

V. PERENCANAAN TINDAKAN

Beritahu informasi hasil pemeriksaan saat ini pada ibu maupun keluarga.

Beritahukan tentang keluhan yang dialami ibu selama kehamilan serta upaya untuk

mengatasinya. Berikan penkes mengenai persiapan persalinan. Beritahukan tanda-

tanda bahaya kehamilan. Berikan terapi tablet Fe, kalsium dan vitamin C.

Beritahukan jadwal kunjungan ulang berikutnya. Dokumentasikan hasil pemeriksaan

saat ini.

VI. PELAKSANAAN TINDAKAN


Memberitahukan atau menginformasikan kepada ibu mengenai hasil

pemeriksaan saat ini, bahwa kondisi ibu sehat ( TD : 120/90 mmHg, N :82x/menit,

R : 22x/menit S: 36 oC). Usia kehamilan saai ini adalah 39 minggu 2 hari, posisi

janin ibu bagus, bagian terbawah janin kepala.

Memberikan penkes tentang keluhan yang dialami ibu, dimana ibu sering

merasakan sakit pinggang dan pegal-pegal pada punggung, anjurkan kepada ibu agar

tidak melakukan aktifitas yang berlebihan atau berat-berat dan juga menganjurkan

ibu untuk cuti bekerja karena pada usia kehamilan 39 minggu atau 9 bulan bagian

janin membesar dan semakin menurun kebawah sehingga pinggang akan tertarik

kedepan dan juga karena janin sudah masuk ke PAP agar mempersiapkan kelahiran.

Menganjurkan kepada ibu agar tidak minum air putih terlalu banyak pada malam

hari, anjurkan kepada ibu sebelum tidur untuk buang air kecil terlebih dahulu, karena

dimana frekuensi kemih yang meningkat (lebih sering) merupakan keadaan yang

fisiologis, dimana keluhan ini akan ibu rasakan ketika kehamilan 3 bulan terakhir

dikarenakan bagian terbawah janin yang mulai membesar menekan kandung kemih.

Menganjurakan kepada ibu untuk mulai merencanakan persiapan persalinan,

baik fisik maupun fisiologis (jaga kesehatan ibu makan-makanan yang bergizi dan

jaga fisiologis ibu agar tidak setres pada saat menghadapi persalinan), menyiapkan

perlengkapan apa saja yang harus dibawa ketika akan bersalin nanti, misalnya (1 set

baju untuk ibu untuk ganti pada saat pulang bersalin, keperluan untuk bayi).

Keluarga harus ada yang menemani dan uang harus di persiapkan sebelum

persalinan.

Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, diantaranya (setiap

perdaraha dari vagina, pengeluaran cairan yang baunya berbeda dengan bau urin dari

vagina, rasa nyeri perut yang hebat, gerakan janin yang berlebihan atau cepat, tidak
ada gerakan janin, suhu tubuh yang tinggi demam atau menggigil, mual dan muntah

yang berlebihan, sakit kepala yang hebat, penglihatan yang kabur, urin yang keluar

sedikit, pembengkakan pada tangan dan kaki) ibu harus segera memeriksakannya

kepada tenaga kesehatan, agar tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.

Memberikan terpi tablet Fe (zat besi) dosis 1x1 perhari apabila mual diminum

pada malam hari sebelum tidur, dan anjurkan agar tidak minum dengan air teh karena

akan menghambat proses penyerapan Fe oleh tubuh ibu, menganjurkan juga agar

minum setiap hari agar ibu tidak kekurangan darah dan mempunyai cadangan pada

saat proses persalinan, memeberikan kalsium dengan dosis 1x1 perhari untuk

memenuhi kebutuhan kalsium janin dan ibu serta meningkatkan kekuatan otot tubuh

ibu selama kehamilan dan vitamin C diberikan dengan dosis 2x1 perhari untuk

mempercepat proses penyerapan zat besi oleh tubuh ibu serta meningkatkan daya

tahan tubuh ibu terhadap penyakit, anjurkan pula ibu untuk mengkonsumsi buah-

buahan yang mengandung vitamin C seperti (jeruk, jambu biji dan lain-lain).

Memberitahukan ibu untuk memeriksakan kembali (kunjungan ulang) pada

minggu-minggu ini terutama jika ibu merasakan kontraksi, dimana kunjungan ulang

ini bermanfaat untuk memantau keadaan ibu dan bayi yang di kandung, karena usia

kehamilan ibu sudah aterm. dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan saat ini.

VII. EVALUASI

Hasil evaluasi dari semua perencanaan dan pelaksanaan ibu sudah diberitahu

hasil pemeriksaan dan ibu sudah megerti dengan hasil pemeriksaan saat ini, ibu

sudah diberitahu tentang penkes keluhan yang ibu alami dan ibu mengerti dengan

penjelasan penkes yang telah diberikan, ibu sudah diberitahu tentang mengenai
persiapan persalinan, ibu mengerti dan akan mempersiapkannya. Ibu sudah

diberitahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu sudah mengerti dan akan

ketenaga kesehatan apabila ada tanda-tanda bahaya kehamilan Ibu sudah diberikan

tablet Fe, kalsium dan vitamin C ibu mengerti dan akan melaksanaakan. Ibu sudah

diberitahukan jadwal kunjungan ulang, ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

Ibu sudah mengerti dan akan melaksanankan untuk mengurangi aktifitas,

istirahat yang cukup, dan ibu dapat menjelaskan kembali semua anjuran yang telah

diberikan. Dan Semua asuhan telah didokumentasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Taufik Noor (2007). Jurnal Kesehatan. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2010

http://lrc-kmpk.ugm.ac.id

Depkes, RI (2000). Materi Anjar Modul save mortherhood. UI, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kab. Purwakarta.(2006). Kebijakan dan Evaluasi Program


Kesehatan Tahun 2005 dan Program Unggulan Tahun 2006. Purwakarta.

Ida, Bagus Gede (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan.EGC,Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede (1999). Memahami Reproduksi Wanita. ARCAN, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono (2007). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono (2002). Buku Pedoman Pelayanan Maternaldan Neonatal,

Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Rukiah, Ai Yeyeh dkk, (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan),Trans info media,

Purwakarta.

Saepudin, Abdul Bari dkk (2004). Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal.

Edisi I, cetak 3. Yayasan Bina PUstako Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Saepudin, Abdul Bari dkk (2002). Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal.

Edisi I, cetak 3. Yayasan Bina PUstako Sarwono Prawiroharjo,Jakarta.

Salmah, dkk (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal .EGC, Jakarta.

Varney, Helen. (1997). Varney’s Midwifery, Boston : Blackwell scientific

Wiknjosastro, Hanifa (2001). Standar Pelayanan Kebidanan. Depkes RI, Jakarta

Wordpress. (2008). Mengukur Status Gizi Ibu Hamil dengan BMI (Body Mass

Indeks). Diakses pada tanggal 31 Agustus 2010 : http://creasoft.wordpress.com/


LEMBAR KONSUL PKK I

AKADEMI KEBIDANAN

BHAKTI ASIH PURWAKARTA

TAHUN AKADEMIK

2009-2010
Nama : Dedeh Yusnimar

NPM : 044.175.09.013

Dosen Pembimbing : Hana Susilawati, S.ST

Judul Tugas : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y G1P0A0H 39 minggu

2 hari Di Puskesmas Pondok Salam Periode 22 Juli 2010

Tanggal Paraf Dosen


No. Pokok Bahasan
Bimbingan Pembimbing
Catatan : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................

Mengetahui Purwakarta, Agustus 2010

Pudir 1 Dosen Pembimbing

Lia Yulianti, AM.Keb, M.K.M Hana Susilawati, S.ST

You might also like