You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaimana didefinisikan oleh American Association of Advertising


Agencies, Integrated Marketing Communication (IMC) adalah konsep perencanaan
komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang
komprehensif. Rencana semacam itu mengevaluasi peran strategis berbagai disiplin
komunikasi -misalnya iklan umum, tanggapan langsung, promosi penjualan
dan hubungan masyarakat- serta menggabungkan disiplin-disiplin ini untuk
memberikan kejelasan, konsistensi dan pengaruh maksimum melalui integrasi pesan-
pesan yang saling berlainan secara mulus.
Sayangnya masih banyak perusahaan yang mengandalkan satu atau dua alat
komunikasi untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasinya. Praktik ini masih
dipertahankan meski pasar massal telah terpecah-pecah menjadi begitu banyak
pasar kecil, yang masing-masing memerlukan pendekatan tersendiri, jenis-jenis media
baru telah tumbuh, dan konsumen sudah makin canggih. Begitu luasnya jenis alat
komunikasi, pesan dan pendengar telah membawa keharusan agar perusahaan beralih
ke arah komunikasi pemasaran terpadu/Integrated Marketing Communication(I MC).
Saat ini agen periklanan sudah ada yang menyediakan penawaran one stop
shopping, dimana tersedia pula agen untuk promosi, perusahaan public relation,
konsultasi rancangan kemasan, pembuat web site, dan untuk direct mail. Banyak
perusahaan internasional yang megalihkan komunikasi pemasarannya melalui satu
agen. Misalnya IBM, mengalihkan komunikasi pemasarannya ke Ogilvy untuk
mempertahankan branding yang seragam. Hasilnya adalah komunikasi pemasaran
yang terintegrasi/terpadu dan lebih efektif serta biaya yang lebih rendah.
Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) dapat membuat konsistensi pesan lebih
kuat dan dampak penjualan yang lebih besar. Ia memaksa manajemen untuk
memikirkan setiap cara konsumen mulai kontak dengan perusahaan, bagaimana
perusahaan mengkomunikasikan positioningnya, sisi-sisi penting, dan timing issues.
IMC dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk meraih konsumen yang tepat
dengan pesan yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi bisnis sangat diperlukan ditengah
persaingan usaha yang semakin hari semakin kompetitif, dalam hal ini komunikasi
bisnis lebih diarahkan kepada komunikasi pemasaran atau lebih tepatnya komunikasi
pemasaran eksternal atau promosi, sedangkan promosi adalah salah satu faktor yang
diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan
terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan
salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan
usaha. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak
mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoJeh dan berapa
harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan
perlu diberikan informasi yang jelas. Maka peranan promosi berguna untuk:
1. Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat. ·
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat
serta cara penggunaanya.
2. Memperkenalkan barang atau jasa baru Oleh karenanya adalah menjadi
keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang
tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus
sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana
yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang
dijalankan perusahaan.

Komunikasi Pemasaran Terpadu


Menurut Kotler (1997:228), komunikasi pemasaran terpadu merupakan konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari nilai tambah dari suatu rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi
misalnya, komunikasi umum, tanggapan langsung, promosi penjualan dan hubungan
masyarakat serta menggabungkan berbagai disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi, dan pengaruh komunikasi yang maksimum melalui integrasi menyeluruh
dari pesan-pesan yang berlainan. Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep
pemasaran dengan menerapkan 5 (lima) trategi pemasaran secara bersama, yaitu:
1. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pada saat perusahaan ingin berhubungan langsung dengan konsumen tanpa
melalui retailer, maka digunakanlah direct-response marketing, seperti: close-loop,
interactive, database-driven messaging system yang menggunakan banyak jenis media
untuk menciptakan respon behavioral. Direct marketing merupakan salah satu fungsi
IMC yang terdiri dari front-end dan back end operations. Front-end menyusun harapan-
harapan dari konsumen yang mencakup the offer (yakni segala sesuatu yang nyata
maupun tidak dijanjikan oleh perusahaan guna mencapai perilaku konsumen yang
diinginkan perusahaan, misal : penawaran harga khusus, garansi, dll), the database
(mendapatkan data konsumennya dan menggunakan data itu untuk penawaran
selanjutnya) dan the response (memberikan respon yang baik terhadap konsumen,
misal : dengan membuat toll-free-line untuk layanan konsumen) sedangkan backend
berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk, mencakup fulfillment
(yakni membuat produk atau informasi yang diminta oleh konsumen cocok, efektif dan
tepat waktu)
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Sales promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah yang
dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respons dari kosumen. Contoh dari
nilai tambah itu sendiri adalah “kesempatan untuk memenangkan hadiah”, potongan
harga (seperti diskon 20 %, sale 50 % off, dsb.), produk ekstra (seperti “isi teh kotak
30% lebih banyak”), sampel gratis dan hadiah tambahan (misalnya beli rinso dapat
piring cantik). Pada konsepnya, sales promotion digunakan untuk memotivasi kosumen
agar melakukan aksi dengan membeli produk yang dipicu dengan adanya penawaran
produk dalam jangka waktu terbatas.
3. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
PR dalam konsepsi IMC melakukanpekerjaan yang sangat luas dan beragam,
tidak hanya bertugas mengumpulkan opini publik saja, tetapi juga bertugas mengatur
corporatebrand dan menjaga reputasinya. Sedangkan MPR merupakan salah satu fungsi
PR yang digunakan sebagai media tanpa bayar untuk menyampaikan brand information
guna mempengaruhi calon konsumen (customer). MPR sendiri lebih fokus kepada
customer dan melengkapi strategi marketing yang lain dengan 4 cara :
A. meningkatkan kredibilitas brand message;
B. menyampaikan message sesuai targetnya berdasarkan aspek demografis,
psikografis, etnik atau khalayak secararegional;
C. mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang berpengaruhi.
D. melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada even spesial.

4. Penjualan Personal (Personal Selling)


Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual
menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam Personal Selling,
dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan kegiatannya pada sekarang ini
terfokus pada pemecahan masalah dan penciptaan nilai bagi customer (lebih dikenal
sebagai partnership). Dimensi dari partnership ini adalah, seorang sales person harus
memahami konsumennya dengan baik. Personal selling sendirimerupakan bagian dari
direct marketing, namun perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling, perusahaan
yang dijembatani sales person berinteraksi secara tatap muka dengan customer.
5. Periklanan (Advertising)
Advertising merupakan suatu bentuk dari presentasi non-personal dan promosi
dari suatu ide, barang atau jasa yang tidak gratis (berbayar) dan dilakukan oleh sponsor
(perusahaan) yang teridentifikasi. Karakteristik dari iklan sendiri adalah bersifat non-
personal, komunikasi satu arah, ada sponsor (khalayak yang peduli), dan bertujuan
untuk mengubah sikap dan perilaku. Biasanya advertising itu dipakai ketika suatu
perusahaan ingin mengubah customer dari unaware, menjadi aware terhadap suatu
brand. www.kili.multiply.com
Konsep ini makin dipahami dan dikembangkan. Tidak berhenti dengan meramu
kegiatan-kegiatan komunikasi agar akhirnya mempengaruhi persepsi khalayak. Lebih
dari itu, IMC dikembangkan dengan melibatkan stake holder untuk ikut berperan atau
mempengaruhi pesan dan mendorong dialog. Jadi, IMC menggunakan seluruh kontak,
berusaha menciptakan sinergi dan menjalin hubungan. Contoh yang mampu
menggambarkan hal tersebut bisa kita lihat pada TVC Dove, dengan talent Wynne
Prakusa dan Maia Ahmad. Mereka mengundang target untuk ikut memecahkan masalah
rambutnya. “kira-kira shampoo Dove apa ya, yang paling cocok untuk Maia?” dan
khalayak diundang untuk menjawab lewat SMS. Hal-hal seperti inilah yang memuat
perusahaan dekat dengan konsumennya. Konsumen seakan-akan ikut merasakan
sebagai pengambil keputusan. Dalam kenyataannya, hanya perusahaan- perusahaan
besarlah yang menerapkan IMC ini. Namun bukan berarti bahwa IMC tidak cocok
diterapkan untuk usaha kecil menengah. Konsep ini pada dasarnya juga cocok untuk
usaha kecil menengah. Karena IMC tidak otomatis berujung pada membengkaknya
anggaran. Paling tidak sebagai sebuah konsep, IMC bisa dipakai oleh perusahaan
berskala apapun. Bagaimana sebuah perusahaan memberi beban komunikasi kepada
“semua” hal, termasuk yang diluar promosi. Kita perlu menggunakan paradigma baru,
semua hal menyandang fungsi komunikasi. Memilih nama merek, logo, desain
kemasan, memilih tempat usaha, membangun ruangan yang mencerminkan positioning
kita, melatih frontliner, seragam mereka, menetapkan harga, semuanya punya bobot
komunikasi. Semuanya mempengaruhi brand image.
Kelebihan lain dari IMC ini adalah cara atau strategi yang digunakan sudah tidak
asing lagi dalam istilah pemasaran. Hanya saja, IMC menggabungkan ke lima strategi
diatas secara terpadu untuk menguatkan pemasarannya. Hal inilah yang menyebabkan
strategi ini disebut sebagai Komunikasi Pemasaran Teradu atau Integrated Marketing
Comunication (IMC).
BAB III
KESIMPULAN

Berkat penerapan konsep baru komunikasi pemasaran terpadu (integrated


marketing communications atau IMC) di Indonesia kini dikenal jabatan baru: manajer
promosi dan kehumasan, manajer komunikasi pemasaran, manajer komunikasi dan
pemasaran, atau general manager hingga vice president untuk bidang itu. Ada lima
premis dasar yang mendasari upaya ini: 1. Keterpaduan (integrasi) adalah proses tak
berbatas dan berujung, karena mencakup berbagai jenjang; 2. IMC bukan pekerjaan satu
fungsi, melainkan lintas-fungsi; 3. Semua pihak yang terkait dengan perusahaan
(stakeholder) penting untuk ditangani secara proporsional, tidak lagi terfokus hanya
pada pelanggan semata; 4. Perusahaan perlu mendengar masukan dari semua pihak
(stakeholder) termasuk pelanggan; 5. Setiap titik kontak dengan publik menyebarkan
pesan komunikasi, mulai dari kemasan produk, logo perusahaan, pengalaman
menggunakan produk, iklan, layanan pelanggan, situs dan blog perusahaan, berita di
media massa, sampai rumor yang mampu menyebar secara berantai.

Konsep IMC telah diperluas dari sekedar untuk kepentingan pemasaran secara
sempit, menjadi lebih komprehensif dan menyentuh berbagai aspek terkait perusahaan.
Bila dikupas satu persatu, IMC mencakup empat jenjang: Pertama, aspek filosofis,
mulai dari visi yang dijabarkan jadi misi, hingga dirumuskan menjadi sasaran korporat
yang jadi pedoman semua fungsi dalam perusahaan. Kedua, menyangkut keterkaitan
kerja antar fungsi, yakni operasi, sumber daya manusia, litbang, pemasaran, distribusi,
penjualan. Ketiga, menjaga keterpaduan atau integrasi berbagai fungsi tersebut untuk
mewujudkan tiga hal: konsistensi positioning untuk meraih reputasi yang diharapkan,
memelihara interaksi sehingga terjalin ikatan hubungan yang kokoh dengan, dan
menerapkan pemasaran berbasis misi untuk mendongkrak nilai tambah di mata
stakeholder. Keempat, memantapkan jalinan hubungan untuk membina loyalitas dan
memperkuat ekuitas merek (produk dan korporat) terhadap stakeholder. Menjaga
keterpaduan antar fungsi dalam perusahaan merupakan tahapan yang paling menyita
waktu dan energi. Ada tiga tugas penting dalam hal ini:
1. Menjaga konsistensi positioning supaya mengarah pada reputasi yang
diharapkan. Memelihara interaksi komunikasi sehingga terjalin hubungan kokoh
dengan stakeholder. Ini bisa dicapai melalui keterkaitan media, pemanfaatan
basis data, dan dialog berkesinambungan. Upayakan keterkaitan antara media
cetak, elektronik, interaktif, digital, media luar ruang, dan komunikasi getok
tular. Himpun data pelanggan dan stakeholder, pupuk dialog intens untuk
memperoleh manfaat timbal balik.
2. Menerapkan pemasaran berbasis misi untuk mendongkrak nilai tambah. Misi
perusahaan diwujudkan dengan program pemasaran dan kehumasan simpatik.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha D.H. MBA, 1990, Manajemen pemasaran Modern,


Liberty:Yogyakarta,
Gitosudanno, Indriyo, 1994, Manajemen Pemasaran, BPFE Yogyakarta,
Phillip Kotler, 2000, Marketing Management, Prentice Hall: New Jersey,
Stanton, William, J, 1986,Prinsip Pemasaran, Erlangga,
Sutojo Siswanto, 1981, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, LPPM,
Ishikawa, K. dan David, J.L. 1992. Pengendalian Mutu terpadu. Penerbit P.T.
Remaja Rosdakarya:Bandung
14Mr.Lifenoreply@blogger.com
www.google.com

You might also like