You are on page 1of 6

Pengideraan Jauh Fotografik

Latar Belakang
Penginderaan Jauh bisa dikatakan sebagai Ilmu karena memiliki berbagai karakteristik
yang jelas. Karakteristik yang jelas itu antara lain terdapat pada lingkup studinya, konsepsi
dasarya, metodologi, serta filosofinya. Bila Peninginderaan jauh digunakan digunakan oleh pakar
lain untuk menopang penelitian atau pekerjaannya, maka penginderaan jauh merupakan teknik
bagi mereka. Misalnya seorang pakar lingkungan hidup yang menggunakan bantuan citra satelit
untuk mengetahui kerusakan hutan
Sistem ialah serangkaian obyek atau komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama
secara terkoordinasi untuk melaksanakan tujuan tertentu. Sistem penginderaan jauh ialah
serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaaan jauh. Rangkaian komponen itu
berupa tenaga, obyek, sensor, data, dan pengguna data.
Input dalam penginderaan jauh berupa bermacam-macam data. Hasil proses rekaman data
penginderaan jauh tersebut berupa:
1. Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer.
2. Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data non citra untuk dianalisis
dengan cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data
non citra berupa garis atau grafik.
Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara yang di dalam
merekam obyek menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor, serta
memanfaatkan tenaga elektromagnetik dan citra non foto (non photographic image) dimana
gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera (citra infra merah thermal dan citra
gelombang mikro. Dalam makalah ini, citra penginderaan jauh yang akan dibahas adalah
mengenai citra foto (photographic image).

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dari
Pengindraan jauh fotografik
Penginderaan Jauh Fotografik
Pengertian Penginderaan Jauh Fotografik
Penginderaan jauh fotografik yaitu sistem penginderaan jauh yang di dalam merekam
obyek menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor, serta
memanfaatkan tenaga elektromagnetik. Perekaman obyek atau pemotrentann dapat dilakukan
dari udara maupun dari antariksa. Hasil rekamannya setelah diproses menjadi foto udara atau
foto satelit.
Penginderaan jauh fotografik pada umumnya menggunakan tenaga alamiah. Matahari
merupakan sumber tenaga yang utama, sedangkan sinar bulan dan sinar buatan bisa digunakan
pada waktu malam hari.
Obyek yang digambarkan pada foto udara terbatas pada obyek yang tampak, yaitu obyek
di permukaan bumi yang tidak terlindung oleh obyek lainnya. Obyek di bawah permukaan tanah
yang tertutup oleh vegetasi tidak dapat tergambar pada foto udara. Meskipun demikian, ada
obyek tak tampak tetapi dapat ditafsirkan berdasarkan obyek yang tampak. Sebagai contoh, jenis
batuan yang dapat ditafsirkan berdasarkan topografi, pola aliran, dan vegetasi penutupnya.

Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan
dengan menggunakan kamera. Guna melakukan pemotretan, kamera tersebut dipasang pada
wahana tertentu, contohnya layang - layang, balon udara, atau pesawat terbang. Hasil pemotreran
yang menggunakan wahana-wahana itu di sebut foto udara, sedangkan apabila wahana yang
digunakan adalah satelit hasilnya disebut foto satelit.
Citra foto dibedakan atas dasar spectrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu
kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, wahana yang digunakan, dan sistem wahananya.
a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 5
jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Citra foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet.
2) Citra foto ortokromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
tampak dari warna biru hingga sebagian warna hijau.
3) Citra foto pankromatik, yaitu citra foto yang dibuat demgan menggunakan seluruh
spektrum tampak.
4) Citra inframerah asli, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
inframerah.
5) Citra foto inframerah modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan
spectrum tampak dari warna merah dan sebagian warna hijau.

Dari kelima jenis citra foto tersebut yang paling banyak penggunaannya dalam indraja
sistim fotografi adalah citra foto panakromatik.
b. Posisi Sumbu Kamera
Berdasarkan posisi sumbu kamera terhadap permukaan bumi citra foto dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu citra foto vertical dan citra foto condong.
1) Citra foto vertikal, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera tegak lurus
terhadap permukaan bumi. kemiringan sumbu kamera sebesar 10 - 40
2) Citra foto condong, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring,
umumnya membentuk sudut sebesar 100 atau lebih. Citra foto condong dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
 Citra foto agak condong, yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada citra foto
 Citra foto sangat condong, yaitu apabila cakrawala tergambar tergambar pada citra
foto.
c. Jenis Kamera
Berdasarkan kamera yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra
foto tunggal dan citra foto jamak.
1) Citra foto tunggal, yaitu citra foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Oleh karena itu,
setiap objek hanya tergambar dalam satu lembar foto.
2) Citra foto jamak, yaitu citra foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan
objek liputan yang sama. Foto jamak dibuat dengan 3 cara, yaitu sebagai berikut.
 Multikamera, yaitu menggunakan beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke
satu objek.
 Kamera multilensa, yaitu satu kamera dengan beberapa lensa.
 Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
d. Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto berwarna dibedakan menjadi 2, yaitu citra
foto warna asli (true color) dan citra foto warna semua (false color).

e. Sistem Wahana
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu citra
foto udara dan citra foto satelit.
1) Citra foto udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang bergerak
di udara, contohnya laying-layang, balon udara, dan pesawat terbang.
2) Citra foto satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang
bergerak di ruang angkasa, umumnya satelit.

Kesimpulan
Penginderaan jauh fotografik yaitu sistem penginderaan jauh yang di dalam merekam
obyek menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor, serta
memanfaatkan tenaga elektromagnetik. Perekaman obyek atau pemotretan dapat dilakukan dari
udara maupun dari antariksa. Hasil rekamannya setelah diproses menjadi foto udara atau foto
satelit. Sumber tenaga Penginderaan jauh fotografik umumnya secara alamiah yaitu sinar
matahari pada siang hari dan sinar bulan atau sinar buatan pada malam hari.
Gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan
menggunakan kamera disebut citra foto. Perekaman obyek atau pemotretan dapat dilakukan dari
udara maupun dari antariksa. Hasil pemotreran yang menggunakan wahana-wahana seperti
layang, balon udara atau pesawat terbang di sebut foto udara, sedangkan apabila wahana yang
digunakan adalah satelit hasilnya disebut foto satelit. Citra foto dibedakan atas dasar spectrum
elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera,
wahana yang digunakan, dan sistem wahananya.
Daftar Pustaka
Makalah
Penginderaan Jauh Fotografik
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penginderaan Jarak Jauh

Kaulina Silvitiani 230210080016


Aufa Fadhli Pratomo 230210080018
Putri Indah Ayuningrum 230210080024
Sandra Kania 230210080031
Sepri Hudiansyah 230210080060
Cuncun Hendrayana 230210080070
Aldi Bishmar 230210070007

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

2009

You might also like