You are on page 1of 23

Fonem

Suprasegmental
Oleh:
Ailah Dahlia
Indria Hapsari
Mardhana Ksatrya
Niken Prameswari
Novita Raini
Venni Astria
Yofiandhy Dwi Indrayana
Selain vokal dan konsonan masih ada
lagi unsur ucapan lainnya, unsur
tersebut kemudian disebut unsur
suprasegmental. Unsur ini adalah
aksen, jeda atau pause, intonasi dan
prominen.
Aksen Nada
• Jenis aksen bahasa Jepang adalah aksen nada,
tinggi dan rendah. Berfungsi sebagai pembeda
makna. Contoh dari Amanuma:
Kata Aksen Makna
Kami Tinggi-rendah Tuhan/dewa
Kami Rendah-tinggi Kertas
Kashiya Rendah-tinggi- Toko kue
rendah
Kashiya Rendah-tinggi- Rumah kontrakan
tinggi
Aksen bahasa Jepang memiliki ciri-ciri:

1. Hanya ada 2 nada (tinggi dan rendah) yang bersifat relatif


2. Inti nada ada pada fonem vokal dari gugusan ucapan berkuran 1 haku
yang disebut Mora
3. Pergantian nada terjadi pada batas Mora
4. Bagian nada tinggi hanya ada satu dan tidak pernah terputus di tengah-
tengah. Ada pola: rendah-tinggi-tinggi, tapi tidak ada pola tinggi-rendah-
tinggi.
5. Bagian nada rendah bisa lebih dari satu. Contohnya: rendah-tinggi-
rendah
• Pola aksen di seluruh Jepang tidak sama – Amanuma dkk
– Ex: 頭(あたま)- Kepala
戦禍(せんか)- Punggung

Daerah Letak Geografis Pola Aksen 頭 Pola Aksen 戦禍

Tokyo Daerah ibu kota dan Rendah-tinggi-rendah Rendah-tinggi-tinggi


sekitarnya

Kyoto Daerah ibu kota lama - Tinggi-rendah-rendah Tinggi-rendah-rendah


+500km sebelah barat Tokyo

Nagoya Daerah Jepang Tengah, Rendah-rendah-tinggi Rendah-rendah-tinggi


antara Tokyo & Kyoto

Sapporo Daerah Jepang Utara, - Rendah-rendah-tinggi Rendah-tinggi-rendah


+500km sebelah utara Tokyo

Kochi -+200-300km sebelah barat Tinggi-tinggi-rendah


daya Kyoto, Shikoku
Hyogo Daerah tetangga sebelah Tingi-tinggi-tinggi
Kyoto
• Ditinjau dari segi pragmatik bahasa, dialek Tokyo
tidak bisa dikatakan sebagai Bahasa Jepang standar,
karena pengertian bahasa standar sesungguhnya
mengaburkan  Aksen Tokyo dan Osaka

• Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa ahli,


AL:
– Amanuma dkk : menurut linguistik geografis,
distribusi aksen tidak menunjukkan pola yang
merata, sehingga nilai aksen itu (menurut
pragmatik) menjadi menurun.
– Sugito Miyoko : Memperlakukan dialek-dialek
yang ada secara lazim berdasarkan daerahnya
masing-masing, sehingga menghapus kedudukan
politis dialek Tokyo sebagai bahasa Jepang standar.
(sugito 1998:12-16)

– Ueno Yoshimichi : Ia memperlakukan Bahasa


Tokyo bukan sebagai bahasa standar, melainkan
salah satu variasi bahasa Jepang.

– Saito Yoshio : Menyebutkan Bahasa Tokyo sebagai


Gendai Kyootsuu Nihongo (“Bahasa Jepang lingua
franca zaman sekarang”)(1997:127)
Jeda/pause
• Jeda adalah konsonan letup glotal yang tidak
meletup keluar, berarti tertahan di
tenggorokan

• Pause adalah jeda yang ditarik panjang atau


pengucapan yang berhenti sebentar di tengah
ujaran  berfungsi sebagai pembeda makna.
Contoh :
Kireina Meri-san no okaasan

Dua makna:
a) “Ibu dari si Merry yang cantik”
b) “Ibu si Merry, yang cantik”
Pengucapan berpause (ditandai
dengan ?) :
a) /kire:namerisaNno?oka:saN 
berakibat pemerian diantara /kire:na/
dan /merisaN/ menjadi berfungsi
sehingga yang cantik adalah Merry

b) /kire:na?merisaNnooka:saN 
berakibat hubungan pemeriannya
dengan kata /merisaN/ menjadi
terputus sehingga yang cantik adalah
ibunya
Intonasi
• Intonasi : Perubahan tinggi
rendahnya nada pada akhir
kalimat yang mengungkapkan
sisi psikologis dari penutur.

• Intonasi dasar dalam bahasa


jepang: menaik dan menurun
• Contoh kata-kata tunggal yang lazim digunakan
dalam percakapan sehari-hari:

• Ket:
– / / berarti intonasi menaik
– / / berarti intonasi menurun

• Verba:
– Aruku? / /
“jalan kaki nih?”
– Aruku. / /
“ya, jalan kaki.”
• Adjektif:
– Ookii? / /
“ Apakah besar?”
– Ookii. / /
“Ya, besar.”

• Nomina:
– Gakusei? / /
“ Anda mahasiswa ya?”
– Gakusei. / /
“Ya, saya Mahasiswa”
Dalam kalimat tanya, intonasi menaik dan
menurun tetap digunakan, tetapi intonasi
menurun bukan berarti mengungkapkan
jawaban afirmatif, melainkan mengungkapkan
keheranan penutur akan jawaban yang
diberikan oleh lawan bicaranya. Contoh:

– Gakusei desu ka? / /


“Apakah anda mahasiswa?”

– Gakusei desu ka. / /


“Oh, Kalau begitu anda mahasiswa?!”
• Intonasi menaik: ditujukan kepada lawan
• Intonasi menurun: ditujukan kepada dirinya
sendiri

• Contoh:
– Soo desu ka? / /
“bukankah begitu? Bagaimana pendapatmu?”

– Soo desu ka. / /


“oh, begitu.”
Penggabungan intonasi menaik dan menurun

• Yamenasai! / /
“jangan begitu!” (melarang lawan)

• Yamenasai!? / /
“apa, tidak boleh!?” (mengejek larangan lawan)

• Ame. / /
“hujan.” (memberitahu lawan)

• Ame? / /
“Hujan ya?” (bertanya secara reflek)

• Ame!? / /
“apa betul nih hujan!?” (balik bertanya setengah tidak percaya)
Intonasi dasar atau intonasi penyambung
(setsuzokuchoo)
• Intonasi ini digunakan untuk mengungkapkan
makna penutur menjawab secara acuh. Contoh:
– …To omoundakedo… / /
“terserah sajalah…”

Ket: tanda / / berarti intonasi mendatar.


• Intonasi mendatar sering dipakai pada awal
pembicaraan di telepon.

• Contoh:
– Moshi moshi, yamada san no otaku desu ka.
Tanaka desu kedo… / /
“halo, apakah ini rumah tuan yamada? Saya
tanaka..” (memenggal pembicaraan sambil
menunggu jawaban lawan)
Prominen
• Prominen : Penekanan secara khusus pada bagian
kalimat tertentu agar lawan bicara fokus pada bagian itu
• Di luar intonasi:Amanuma, Ootsubo, Mizutani, Okumura
Mitsuo
• Menurut Amanuma dkk: Penekanan atau penegasan
pada kalimat tertentu secara sengaja supaya lawan
bicara tertarik
• Menurut Saito Yoshio: prominen sebagai penegasan
yang sengaja dilakukan penutur
• Di dalam intonasi:Sugito Miyoko dan Koori Shiro
• Bentuk penekanan dalam bahasa Jepang:
Oto no takasa (suara yang tinggi) atau oto no
tsuyosa (suara yang keras)

• Contoh:
1) Nakamura-san wa
/tinggi-keras/ kiraida to iimashita
rendah-lemah
2) kiraida
/tinggi-keras/
Nakamura-san wa to iimashita
rendah-lemah rendah-lemah
Makna:
1) “Ada yang berkata tidak menyukai Tuan
Nakamura.”

2)”Tuan Nakamura berkata bahwa dia tidak suka.”


Menurut Amanuma dkk, penghapusan makna
ambigus dari contoh tersebut menggunakan
prominen pause

Makna no.1 dengan pengucapan


/nakamurasaNwakiraida?toiimasyita/
Makna no.2 dengan pengucapan
/nakamurasaNwa?kiraidatoiimasyita/
• Contoh:
Anak: Mama, ittemo ii?
Ibu : Iya, daaa..me! Benkyoo ga aru kara
• Prominen yang digunakan berbentuk
pengucapan vokal /a/ pada /dame/ yang
ditarik panjang
• Dari kedua contoh, interpretasi yang
memisahkan prominen dari intonasibersifat
rasional
どうも
ありがとう
ございます。

You might also like