You are on page 1of 20

Diasampaikan Dalam Rangka Pemenuhan

Tugas Mata Kuliah pelestarian alam dan


pengelolaan marga satwa

TERRI REPI
0923207010

S2 PS. AGRONOMI UNSRAT/2010


PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Keberhasilan program domestikasi sangat menguntungkan


karena sumber daya genetik satwa liar akan lebih terjamin
kelestariannya, keanekaragaman satwa liar dapat tetap
dipertahankan, menambah keanekaragaman hewan domestik
sebagai sumber protein hewani, membuka peluang bagi
masyarakat  untuk mengembangkan peternakan satwa liar dan
meningkatkan pendapatan asli daerah
TUJUAN

Mengetahui hubungan antara objek, proses


dan sasaran dalam domestikasi satwa liar
Tinjauan Pustaka

Pada umunnya alasan utama manusia melakukan budidaya


satwa liar ialah karena alasan ekonomi

Nilai ekonomi satwa liar ini berasal dari bermacam-macam


produk, misalnya: daging, minyak, gading, tanduk, kulit
ataupun bulunya, dan nilai keindahan, kekhasan atau
kelangkaanya

Pengembangan domestikasi satwa liar diharapkan mampu


meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditi, dengan
memperhatikan kelestarian sumberdaya dialam
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Domestikasi satwa liar adalah urutan proses pembentukan jenis


(Speciation) dalam suatu populasi yang semakin lama semakin
disesuaikan dengan keadaan tidak liar, melalui mekanisme-
mekanisme genetika populasi, untuk mendekati/mencapai tuntutan
kebutuhan manusia (Helvoort, 1986 dalam Alikodra, 2010)

Domestikasi sebagai proses perkembangan organisme yang


dikontrol manusia, oleh Evans (1996) dinyatakan mencakup
perubahan genetik (tumbuhan) yang berlangsung
berkesinambungan semenjak dibudidayakan. Dengan demikian,
domestikasi berkaitan dengan seleksi dan manajemen oleh
manusia, dan tidak hanya sekedar pemeliharaan saja
TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Domestikasi

Asal usul domestikasi sekurang kurangnya berlangsung sejak akhir


abad Es (lebih kurang 12000 tahun yang lalu). Perkembangan
domestikasi bertepatan saatnya dengan perubahan kondisi ekonomi
masyarakat dari kehidupan sebagai pemburu pengumpul menjadi
cara-cara kehidupan pertanian yang lebih menetap (maden)
(Alikodra, 2010)

Menurut sejarahnya, ada tiga wilayah utama didunia yang berkaitan


dengan domestikasi yaitu:
1.Daerah Timur Tengah; terutama lembah Tigris/Eufrat di
Mesopotamia
2.Timur Jauh
3.Daerah Amerika Tengah dan Selatan: pusatnya dimeksiko dan
peru, yang menjadi pusat kebudayaan besar dunia ketiga.
TINJAUAN PUSTAKA

Tingkatan Domestikasi

Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai


manusia dalam upaya penjinakan hewan ke dalam suatu sistem
budidaya.  Tingkatan dimaksud, sebagaimana berlangsung pada
ikan, adalah sebagai berikut

1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah


dapat berlangsung dalam sistem budidaya.  Ikan asli Indonesia yang
demikian dicontohkan oleh gurami (Osphroneus gouramy), tawes
(Puntius javanicus), kerapu, bandeng, dan kakap putih.
2. Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya
dapat berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih
rendah.  Ikan asli Indonesia yang terjinakkan sedemikian dicontohkan
oleh betutu, balashark, dan arowana.
3. Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur
hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya.  Contohnya antara
lain : ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), dan tuna.
METODE

Metode yang digunakan dalam pembahasan makalah ini


adalah secara deskriptif dengan melakukan studi
leteratur.
PEMBAHASAN

Dalam ruang lingkup domestikasi, dapat dibedakaan


adanya tiga unsure pokok yang saling berkaitan yaitu
obejek, proses dan sasaran. Satwa liar merupakan
suberdaya alam, sebagai objek yang dapat dimanfaatkan
untuk mencapai sasaran pengembangan yaitu
meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi domestic.
Agar objek satwa liar dapat dimanfaatkan sebagai
komoditi domestic, diperlukan suatu proses domestikasi
(Alikodra, 2010).
PEMBAHASAN
Objek
Objek dalam kegiatan domestikasi ini adalah satwa liar yang
merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui

Menurut Alikodra (2010), terdapat beberapa persyaratan suatu satwa liar


layak dijadikan komoditi domestikasi diantaranya adalah:
1.Spesies yang hidup dengan kawanan yang besar yang terdiri atas betina
dan jantan dari segala umur, yang hidup bersama dalam system hirarki.
2.Memiliki daya cerna makanan yang baik dan evisien.
3.Memiliki kemampuan adaptasi yang baik dengan lingkungan sekitar.
4.Memiliki tingakat reproduksi yang tinggi, dengan perbandingan dialam,
angka natalitas lebih tinggi dari mortalitas. Ukuran untuk tingkat reproduksi
juga sangat diperhatikan dalam domestikasi satwa liar.
5.Memiliki struktur morfologi dan fisiologi yang baik, dalam artian untuk
produksi daging, kulit dan minyak misalnya, suatu satwa liar yang menjadi
sasaran domestikasi harus dipastikan memiliki struktur morfologi yang
menguntungkan, seperti memiliki bobot badan yang besar.
PEMBAHASAN
Terdapat empat criteria yang perlu diperhatikan untuk
mengembangkan komoditi satwa liar, (Alikodra, 2010) yaitu:

1.Objek (satwa liar): populasinya di alam masih mencukupi; keadaan


spesies (ukuran badan, prilaku) dan proses pemeliharaan serta
pemanfaatannya tidak berbeda dengan ternak-ternak yang ada;
diperlukan untuk mencukupi kebutuhan eksport (kulit, tanduk, dan
sebagainya), dan mencukupi kebutuhan untuk kegemaran/hobi
(berburu, binatang kesayangan dan lain sebagainya).
2.Penguasaan ilmu dan teknologi: meliputi pengetahuan tentang
ekologi satwa liar serta teknologi yang dikuasai sesuai dengan
perkembangan dunia.
3.Tenaga terampil: terutama untuk menggali data dasar ekologi,
ataupun cara pengelolaan pada proses domestikasi.
4.Masyarakat: social, budaya masyarakat untuk menerima
produk/komoditi yang baru.
PEMBAHASAN
Proses

Game
Farming

Komoditi
Satwa liar
Domestik

Game
Ranching

Gambar 1. Diagram hubungan antara objek, proses, dan sasaran dalam


rangka domestikasi satwa liar (Alikodra, 2010).
PEMBAHASAN
Game ranching

Game ranching mempunyai dua arti yang berbeda (Robinson dan Bolen,
1984 dalam Alokodra 2010). Pertama, suatu kegiatan penangkaran yang
menghasilkan satwa liar (pada umumnya jenis-jenis eksotik) untuk
kepentingan olah raga berburu. Pengertian kedua adalah kegiatan
penangkaran satwa liar terutama untuk menghasilkan daging, kulit, atau
pun binatang kesayangan. Pola ini telah berkembang di Afrika, Amerika
serikat, dan Australia.

Game ranching juga merupakan pengelolaan satwa liar secara ex situ.


Hewan dilepas dalam suatu habitat yang telah ditentukan. Tempat tersebut
biasanya daerah yang tidak dapat digunakan untuk pertanian tanaman
pangan ataupun untuk peternakan (misalnya di daerah yang curah hujannya
rendah, berbukuit-bukit dsb). Dapat diusahakan oleh Pemerintah maupun
swasta (Israil, I dkk, 1998).
PEMBAHASAN

Game farming

Game farming adalah kegiatan penangkaran satwa liar untuk menghasilkan


produk-produk tertentu seperti tanduk, kulit bulu minyak, ataupun taring.
Dalam proses ini, satwa liar juga dijinakan sebagai ternak kerja seperti gajah
di Burma yang digunakan tenaganya untuk pengangkutan kayu dari hutan.
Game farming telah diterapkan dibeberapa Negara seperti Ethopia dan
Taiwan (Alikodra, 2010).

Cara pengelolaan inilah yang menedekati ataupun menyerupai  apa yang


disebut “peternakan”. Kalau kata  “game” diganti dengan salah satu
komoditi hewan (misalnya kancil) maka pengelolaan tersebut akan menjadi
“ Mouse deer Farming” atau “Peternakan kancil”. Hewan dengan cara
pengelolaan ini, dipelihara relatif lebih intensif. Produksinya diperjual
belikan dalam keadaan hidup atau dalam bentuk karkas (sudah dipotong)
(Israil, I dkk, 1998)
PEMBAHASAN

Selain kegiatan penangkaran, proses domestikasi dapat dilakukan


dengan rekayasa genetika dan pemuliaan satwa liar (persilangan
genetik). Ternak-ternak dengan variasi genetik besar dapat
diarahkan untuk tujuan tertentu dengan seleksi genetik yang
didukung bioteknologi. Studi genom ternak menggunakan genetika
molekuler meningkatkan pemahaman variasi genetik pada tingkat
gen-gen individual
PEMBAHASAN

Sasaran

Sasaran utama dalam proses domestikasi adalah


memperoleh sumberdaya alternative bagi pemenuhan
kebutuhan manusia yang tersedia dari satwa liar sebagai
salah satu sumberdaya alam yang belum dikelola dengan
maksimal.

Sasaran domestikasi ini ditujukan terhadap jenis-jenis


satwa liar yang memenuhi syarat-syarat dan criteria
dalam proses domestikasi hewan.
PEMBAHASAN

Beberapa tujuan yang diharapkan dari proses domestikasi adalah:

1.Domestikasi akan dapat menjamin kelestarian sumber genetic


spesies bersangkutan,
2.Keanekaragaman satwa liar dapat tetap dipertahankan
3.Membuka peluang bagi masyarakat  untuk mengembangkan
peternakan satwa liar dan meningkatkan pendapatan asli daerah
4.Menambah keanekaragaman hewan domestik sebagai sumber
protein hewani
5.Mendorong usaha-usaha budidaya satwa liar yang telah ada agar
lebih maju dan dapat menghasilkan produk satwa harapan yang
lebih evisien.
6.Menghasilkan satwa liar yang lebih evisien dalam penggunaan
lingkungannya
PEMBAHASAN

Sasaran

Tujuan domestikasi dapat tercapai jika hubungan antara


objek, proses dan sasaran domestikasi satwa liar dapat
berjalan secara terintegrasi dan sinergis. Karena
keberhasilan domestikasi satwa liar di tentukan dari awal
memilih objeknya kemudian proses yang akan ditempuh
serta sasaran yang diharapkan.
TERIMAKASIH

You might also like