You are on page 1of 4

Fungsi Taman Hutan 

Kota
9 Juli 2010 oleh infowanapal Tinggalkan sebuah Komentar

FUNGSI TAMAN HUTAN KOTA


Oleh: Prof. DR. Ir. Zoer’aini Djamal Irwan, M.S

Penghijauan perkotaan yaitu menanam tumbuh-tumbuhan sebanyak-banyaknya di halaman


rumah atau dilingkungan sekitar rumah maupun dipinggir jalan, apakah itu berbentuk pohon,
semak, perdu, rumput atau penutup tanah lainnya, di setiap jengkal tanah yang kosong yang
ada dalam kota dan sekitarnya, sering disebut sebagai ruang terbuka hijau (RTH). RTH
sangat penting, mengingat tumbuh-tumbuhan mempunyai peranan sangat penting dalam
alam, yaitu dapat dikategorikan menjadi fungsi lansekap (sosial dan fisik), fungsi lingkungan
(ekologi) dan fungsi estetika (keindahan). Berdasarkan kepada fungsi utama RTH dapat
dibagi menjadi:

1. Pertanian perkotaan, fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan hasilnya untuk konsumsi
yang disebut dengan hasil pertanian kota seperti hasil hortikultura.

2. Taman kota, mempunyai fungsi utama untuk keindahan dan interaksi sosial

3. Hutan kota, mempunyai fungsi utama untuk peningkatan kualitas lingkungan.

Hutan Kota dapat memberikan kota yang nyaman sehat dan indah (estetis). Kita sangat
membutuhkan hutan kota, untuk perlindungan dari berbagai masalah lingkungan perkotaan.
Hutan kota mempunyai banyak fungsi (kegunaan dan manfaat). Hal ini tidak terlepas dari
peranan tumbuh-tumbuhan di alam. Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen pertama dalam
ekosistem, mempunyai berbagai macam kegiatan metabulisme untuk ia hidup, tumbuh dan
berkembang. Kegiatan metabulisme tumbuh-tumbuhan dimaksud telah memberikan
keuntungan dalam kehidupan kita. Tidak ada satu makhlukpun yang dapat hidup tanpa
tumbuh-tumbuhan.

Untuk menghadapi kemajuan, kita perlu melakukan perubahan dan untuk itu kita perlu
melakukan pembangunan. Dalam pembangunan itu kita akan tahu tentang sejauh mana
kerugian kita, jika kita menebang pohon atau membabat tumbuh-tumbuhan tanpa
pertimbangan dengan alasan nanti toh tumbuh-tumbuhan itu akan tumbuh kembali. Mudah-
mudahan pelaku pembangunan dapat menyadari, bahwa tumbuh-tumbuhan itu adalah
makhluk hidup dan butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang.

BENTUK DAN STRUKTUR HUTAN KOTA.

Hutan kota meupakan suatu ekosistem dan tidak sama dengan pengertian hutan selama ini.
Hutan kota adalah komunitas tumbuh-tumbuhan berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh
di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk)
dengan struktur meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan
kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis.

Banyak kendala dalam membangun hutan kota. Kendala tersebut antara lain berkisar kepada
persediaan lahan untuk hutan kota, lahan semakin hari semakin sedikit untuk hutan kota dan
harga lahan di kota semakin hari semakin sangat mahal. Disamping itu pula terbentur kepada
peresepsi dari para perancang dan pelaksana pembangunan, maupun dari lapisan masyarakat
lainnya terhadap hutan kota belum sama dan belum terbangun. Melihat fungsinya maka kita
harus membangun dan mengembangkan hutan kota. Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa dengan membangun dan mengembangkan bentuk hutan kota
serta membangun dan mengembangkan struktur hutan kota, maka kendala lahan dapat di
modifikasi sehingga kita akan tetap dapat membangun dan mengembangkan hutan kota.
Disamping itu secara bertahap kita selalu berusaha membangun dan mengembangkan
persepsi tentang hutan kota.

Bentuk tergantung kepada bentuk lahan yang tersedia untuk hutan kota. Bentuk hutan kota
dapat dibagi menjadi: a. Berbentuk bergerombol atau menumpuk adalah hutan kota dengan
komunitas tumbuh-tumbuhannya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah tumbuh-
tumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan. b. Berbentuk
menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas tumbuh-
tumbuhannya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-
gerombol kecil. c. Berbentuk jalur yaitu komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh pada lahan
yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai,
saluran dan lainnya. Struktur hutan kota adalah komposisi dari tumbuh-tumbuhan, jumlah
dan keanekaragaman dari komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota, dapat
dibagi menjadi: a. berstrata dua yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri
dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. b. berstrata banyak yaitu komunitas
tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak,
terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak
beraturan, dengan strata dan komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan
alam.

FUNGSI HUTAN KOTA

Fungsi hutan kota sangat tergantung kepada bentuk dan struktur hutan kota serta tujuan
perancangannya. Secara garis besar fungsi hutan kota yang sangat banyak itu dapat
dikelompokkan menjadi:

1. Fungsi lansekap. Fungsi lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial.

a.Fungsi fisik, yaitu berfungsi antara lain untuk perlindungan terhadap angin, sinar matahari,
pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau, sebagai pemersatu, penegas, pengenal,
pelembut, dan pembingkai. b. Fungsi sosial. Penataan tumbuh-tumbuhan dalam hutan kota
dengan baik akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat menyenangkan. Hutan
kota dengan aneka ragam tumbuh-tumbuhan mengandung nilai-nilai ilmiah sehingga hutan
kota dapat sebagai laboratorium hidup untuk sarana pendidikan dan penelitian. Fungsi
kesehatan misalnya untuk terapi mata dan mental serta fungsi rekreasi, olah raga, dan tempat
interaksi sosial lainnya. Fungsi sosial politik ekonomi misalnya untuk persahabatan antar
negara. Hutan kota dapat memberikan hasil tambahan secara ekonomi untuk kesejahteraan
penduduk seperti buah-buahan, kayu, obat-obatan sebagai warung hidup dan apotik hidup.

2. Fungsi Pelestarian Lingkungan (ekologi). Dalam pengembangan dan pengendalian kualitas


lingkungan fungsi lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya.
Fungsi lingkungan ini antara lain adalah: a. Menyegarkan udara atau sebagai “paru-paru
kota”. Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO2 dalam proses fotosintesis dan
menghasilkan O2 yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernafasan. CO2 diambil
dari udara, sedangkan air diambil dari dalam tanah melalui akar tanaman.

sinarmatahari 6 CO2 + 6 H2O —————-> C6H12O6 + 6 O2 khlorofil enzim

b. Menurunkan Suhu Kota dan meningkatkan kelembaban. Suhu disekitar tanaman menjadi
lebih sejuk. Uap air di atmosfir bertindak sebagai pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya
dapat menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang.
Hutan kota mempunyai pengaruh besar pada daerah-daerah yang suhunya tinggi, dan sangat
bermanfaat khususnya untuk daerah tropis.

c. Sebagai Ruang Hidup Satwa. Tumbuh-tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam
ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya, sebagai
burung, kupu-kupu, serangga. Burung sebagai komponen ekosistem mempunyai peranan
penting, diantaranya untuk mengontrol populasi serangga, membantu penyerbukan bunga dan
pemencaran biji. Hampir pada setiap bentuk kehidupan terkait erat dengan burung, sehingga
burung mudah dijumpai. Dengan kondisi tersebut diduga burung dapat dijadikan sebagai
indikator lingkungan, karena apabila terjadi pencemaran lingkungan, burung merupakan
komponen alam terdekat yang terkena pencemaran. Burung berperanan dalam rekreasi alam,
adanya taman burung selalu dikunjungi orang, untuk menikmati bunyi, kecantikan ataupun
kecakapan burung. Malahan sekarang hampir di setiap rumah orang memelihara burung.
Burung mempunyai nilai pendidikan dan penelitian. Keindahan burung dari segala yang
dimilikinya akan memberikan suatu kenikmatan tersendiri. Kebiasaan burung-burung
beranekaragam, ada burung yang mempunyai kebiasaan berada mulai dari tajuk sampai
kebawah tajuk. Ini menunjukkan bahwa bila hutan kota mempunyai komposisi banyak jenis,
berlapis-lapis dan berstrata akan memikat banyak burung. Hasil penelitian saya (1994)
menunjukkan bahwa burung lebih banyak dijumpai baik jenis maupun jumlahnya pada hutan
kota yang ditanami dengan tanaman produktif (berbunga, berbuah dan berbiji) pada struktur
hutan kota yang berstrata banyak. Kehadiran burung pada hutan kota yang berstara banyak
selain karena jumlah tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, juga pohonnya adalah jenis
buah-buahan (tanaman produktif). Tanaman produktif dalam hal ini adalah tanaman yang
menghasilkan bunga, buah, biji aroma, sehingga memberikan kesempatan lebih besar kepada
burung (herbivor) yang menyukainya untuk datang, mencari makan, bercengkrama atau
bersarang. d. Penyanggah dan Perlindungan Permu-kaan Tanah dari Erosi, sebagai
penyanggah dan melindungi permukaan tanah dari air hujan dan angin. Sehubungan dengan
itu hutan kota dapat membantu penyediaan air tanah dan pencegahan erosi. e. Pengendalian
dan Mengurangi Polusi Udara dan Limbah, sebagai pengendalian dan atau mengurangi polusi
udara dan limbah, serta menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa komponen
zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida,
timah hitam, asbestos, oksida besi,silika, jelaga dan unsur kimia lainnya. Berbagai hasil
penelitian lainnya menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan dapat mengakumulasi berbagai
jenis polutan (pencemar). Seperti pohon johar, asam landi, angsana dan mahoni dapat
mengakumulasi Pb (timah hitam) yaitu hasil pencemaran oleh kendaraan bermotor, pada
daun dan kulit batang. e. Peredaman Kebisingan. Kebisingan adalah suara yang berlebihan,
tidak diinginkan dan sering disebut “polusi tak terlihat” yang menyebabkan efek fisik dan
psikologis. Efek fisik berhubungan dengan transmisi gelombang suara melalui udara, efek
psikologis berhubungan dengan respon manusia terhadap suara. f. Tempat Pelesterian Plasma
nutfah dan bioindikator, yaitu sebagai tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator dari
timbulnya masalah lingkungan seperti. Karena tumbuhan tertentu akan memberikan reaksi
tertentu akan perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya. Plasma nutfah sangat
diperlukan dan mempunyai nilai yang sangat tinggi dan diperlukan untuk kehidupan. g.
Menyuburkan Tanah. Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh mikroorganisma dan
akhirnya terurai menjadi humus atau materi yang merupakan sumber hara mineral bagi
tumbuhan itu kembali.

3. Fungsi Estetika. Tumbuh-tumbuhan dapat memberikan keindahan dari garis, bentuk,


warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang, akar, bunga, buah
maupun aroma. Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa penilaian hutan kota yang berstrata
banyak mempunyai nilai estetika lebih tinggi, daripada hutan kota berstrata dua.

PENUTUP

Hutan kota dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan kepada. Apalagi bila kita dapat
mengembangkan dan membangun hutan kota yang berstruktur, dengan keanekaragam jenis
tumbuh-tumbuhan dan jumlah yang banyak serta ditata dengan baik. Diharapkan hutan kota
dapat memenuhi tingkat kenyamanan yang dikehendaki, karena hutan kota dapat
memodifikasi iklim mikro. Hutan kota yang berstrata banyak memberikan lingkungan
sekitarnya relatif lebih nyaman daripada yang berstrata dua, dan di dalam hutan akan kita
rasakan lingkungannya lebih nyaman dibandingkan dengan di luar hutan kota. Jangan lupa
bahwa yang paling penting kita perlu menanam jenis-jenis khas daerah sehingga hutan
kotanya akan mempunyai ciri spesifik, mungkin tiap daerah sudah menetukan maskot jenis
tanaman. Jangan lupa peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan sangat dominan, oleh
karena itu dalam semua kesempatan perempuan perlu diikutkan.

http://infowanapal.wordpress.com/

You might also like