You are on page 1of 70

Selamatkan Bumi dari Kehancuran

PEMANASAN
GLOBAL
- Global Warming -
Selamatkan Bumi dari Kehancuran

Pemanasan Global
- Global Warming -

Kementerian Komunikasi dan Informatika


Republik Indonesia
2010
Sambutan

G
lobal Warming atau yang kita kenal sebagai Pemanasan
Global adalah suatu peristiwa alam yang semakin
marak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini.

Hawa panas yang ekstrim, curah hujan yang tinggi,


meningkatnya permukaan air laut yang menyebabkan
banjir dan abrasi pantai, merupakan salah satu bentuk
konkrit dampak pemanasan global yang dapat kita jumpai langsung
dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai macam penyakit, terutama yang menyerang daya tahan


tubuh, muncul dan mengganggu kesehatan manusia. Kegagalan
panen akibat banjir dan kemarau panjang mengancam ketersediaan
pangan nasional yang juga akan berakibat pada kelangsungan dan
kesejahteraan umat manusia. Dan bencana alam mengerikan, baik
longsor, banjir dan lain sebagainya, siap mengancam keselamatan
manusia.

Semua itu hanyalah sedikit bahaya yang ditimbulkan dari


pemanasan global. Bahaya sesungguhnya jauh lebih besar bahkan
berakibat pada kehancuran kehidupan bumi, termasuk manusia di
dalamnya.

Manusia memiliki andil yang sangat besar terhadap terjadinya


pemanasan global, karena manusialah yang paling banyak
memanfaatkan dan mengolah kekayaan alam yang ada di bumi
ini. Kesalahan dalam proses pengambilan sumber daya alam dan
ketidakramahan dalam memperlakukan bumi berakibat pada
kerusakan. Kerusakan-kerusakan inilah yang memicu terjadinya
pemanasan global.

Tentu saja, sebagai sebuah proses, pemanasan global masih dapat


kita hambat bahkan kita cegah agar tidak menuju pada dampak yang
lebih destruktif. Untuk itulah berbagai upaya perlu dilakukan.

5
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Masyarakat dan pemerintah dapat bahu membahu dan mengambil
peran dalam menanggulangi pemanasan global. Dengan pengelolaan
dan pemanfaatan alam yang lebih bijak dan perubahan terhadap
cara kita memperlakukan bumi, kita dapat memastikan masa depan
yang lebih baik bagi bumi dan semua mahluk hidup yang tinggal di
dalamnya, termasuk anak-cucu kita kelak.

Demi mewujudkan hal itu, buku mengenai pemanasan global ini


terbit. Karena perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dimulai
dari tumbuhnya kesadaran semua insan. Oleh karena itu, mari kita
mulai membangun kesadaran. Semoga bermanfaat!

Freddy H. Tulung
Kepala Badan Informasi Publik
Kementerian Komunikasi dan Informatika

6
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Daftar Isi

Sambutan 5
Daftar Isi 7
1 8
Mengenal Global Warming
(apa, bagaimana, penyebab, Sumber)

2 24
Dampak Global Warming

3 31
Apa Yang Bisa Kita Lakukan?

4
Apa yang Pemerintah sudah Lakukan?
38

Penutup 67
Referensi Pendukung 68

7
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Mengenal Global Warming 1
Apa itu Global Warming ?

G
lobal Warming atau Pemanasan Global adalah proses
meningkatnya suhu permukaan bumi, termasuk
daratan, laut dan atmosfer bumi.

Salah satu dampak dari meningkatnya suhu


permukaan bumi adalah perubahan iklim ekstrim,
seperti yang terjadi baru-baru ini. Hawa panas yang
tinggi, curah hujan yang banyak, serta cuaca yang berubah cepat dari
panas ke hujan berdampak kerugian pada kehidupan manusia.

Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, kita tentu juga


menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena
alam yang cenderung semakin tidak terkendali. Mulai dari banjir,
puting beliung, semburan gas, kebakaran hutan, hingga curah hujan
yang tidak menentu dari tahun ke tahun.

Ini adalah sebagian kecil tanda-tanda alam yang menunjukkan


bahwa bumi ini sedang mengalami proses kerusakan yang semakin
parah.

Penyebab Global Warming

Meningkatnya suhu permukaan bumi ini, menurut International


Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari
1.300 ilmuwan terbaik dari seluruh dunia, sebagian besar disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca yang muncul
akibat aktivitas manusia.

Gas Rumah Kaca adalah jenis-jenis gas di atmosfer bumi


(seperti Karbon Dioksida/CO2, metana/CH4, Nitrogen Oksida/NO)
yang bertugas menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat.
Sementara itu, proses yang membuat temperatur bumi tetap hangat
ini disebut sebagai efek rumah kaca (gambar 1).

Mengapa disebut Gas Rumah Kaca? Hal ini disebabkan sistem


kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja

8
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
rumah kaca pada perkebunan yang berfungsi menahan panas
matahari didalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat.
Dengan demikian, tanaman didalamnya pun akan dapat tumbuh
dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.

Begitupula yang terjadi di atmosfer bumi. Setelah menerima


sebagian panas dari sinar matahari, bumi akan memantulkan kembali
panas tersebut ke atas. Gas Rumah Kaca akan mengisolasi sebagian
panas tersebut untuk menghangatkan bumi, sebagian lagi terlepas
kembali ke luar angkasa.

1. Bumi menerima
pantulan sinar matahari

2. Sebagian sinar matahari


dipantulkan lagi dalam bentuk
sinar infra merah oleh atmosfer,
sebagian lagi diteruskan ke
permukaan bumi

3. Permukaan bumi
memantulkan
kembali panas
tersebut, sebagian
diserap oleh gas
rumah kaca (CO2,
Metana, NO) di
atmosfer

4. Panas yang diserap


gas rumah kaca
dipantulkan kembali
ke bumi sehingga
bumi tetap hangat.

Gambar 1 . Efek Rumah Kaca

9
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Jadi, sesungguhnya planet kita sangat membutuhkan Gas Rumah
Kaca untuk menjaga agar bumi dapat tetap hangat, mengingat suhu
asal bumi hanya -18  °C. Dengan adanya efek rumah kaca, bumi
menjadi nyaman untuk dihuni.

Akan tetapi, apabila jumlah Gas Rumah Kaca tersebut berlebihan


di atmosfer, bumi akan terperangkap dalam hawa panas yang tidak
dapat terpantul ke luar bumi. Itulah mengapa kemudian bumi
mengalami peningkatan iklim panas secara global atau pemanasan
global yang kemudian memicu adanya perubahan iklim.


Selimut GRK dalam
jumlah seimbang
menjaga bumi tetap
hangat & nyaman

Selimut GRK
menebal dan
memanaskan
atmosfer

Bumi semakin
panas, es mencair,
bencana, perubahan
iklim

Gambar 2. Pemanasan Global

10
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Selain dari efek rumah kaca, terdapat hipotesa yang menyatakan
fenomena variasi matahari (siklus matahari) dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi juga memberikan efek pemanasan. Namun
sebagian peneliti menyatakan bahwa efek siklus matahari terlalu kecil
untuk berkontribusi terhadap pemanasan global, bahkan peneliti
Lockwood dan Fröhlich menemukan tidak ada hubungan sama sekali
antara pemanasan global dengan variasi Matahari.

Sementara itu, banyak orang tersadarkan dengan temuan IPPC


bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir-lah yang
membuat bumi semakin panas.

Pertambahan penduduk dunia yang luar biasa pesat memaksa


manusia mengembangkan cara-cara baru dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia menciptakan teknologi baru untuk
memudahkan aktivitas individu dan kolektif, membantu proses
eksplorasi sumber-sumber alam dan mengembangkan industri yang
seringkali mengabaikan kesehatan lingkungan dan alam. Dari aktivitas-
aktivitas inilah peningkatan yang sangat besar dari Gas Rumah Kaca
dihasilkan dan berdampak langsung terhadap pemanasan global.

Aktivitas Penyumbang Gas Rumah Kaca

Penggunaan Energi : Pembakaran


energi fossil (minyak, batu bara) sebagai
bahan bakar alat transportasi, industri
modern dan pembangkit listrik.

Penggunaan produk & proses industri :


Emisi industri mineral, kimia, metal dan
elektronik; penggunaan bahan bakar
dan pelarut.

11
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Penggunaan Energi : Pembakaran
energi fossil (minyak, batu bara) sebagai
bahan bakar alat transportasi, industri
modern dan pembangkit listrik.

Pembukaan ladang, lahan Pertanian,


kehutanan, dll : Hutan, lahan pertanian,
pemukiman, peternakan, aplikasi urea
dan kapur

Limbah padat dan cair, pembakaran


terbuka limbah, pengolahan air limbah
dan pembuangannya.

?
Bagaimana penggunaan
energi bisa memicu Pemanasan Global

Kehidupan manusia modern tidak lepas dari penggunaan energi,


baik untuk kepentingan individu, rumahtangga, maupun industri.
Energi yang paling banyak digunakan adalah energi fosil (minyak,
batubara, gas alam) dan listrik.

Pembakaran energi fosil, yang biasanya dimanfaatkan sebagai


penggerak alat transportasi, mesin dan pembangkit listrik,
menghasilkan banyak gas karbon dioksida yang pada akhirnya naik
ke udara dan berkumpul di lapisan atmosfer bumi.

12
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Menurut laporan PBB pada bulan November 2006, CO2 yang
dihasilkan alat transportasi, temasuk mobil, sepeda motor, truk-truk
besar, pesawat terbang, dan lain-lain, adalah sebesar 13%. Ini adalah
sumbangan yang cukup besar dalam memicu pemanasan global.

Pesawat terbang, kendaraan bermotor penyumbang gas kaca

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil,


terutama batu bara, juga merupakan peyumbang utamagas rumah
kaca. Perlu diketahui, betapa banyak emisi karbon yang dihasilkan
untuk menciptakan listrik. Untuk menghasilkan energi Listrik 1 kWh,
pembangkit Listrik yang menggunakan batubara menghasilkan emisi
sekitar 940 gram CO2, minyak Bumi menyumbangkan 798 gram CO2,
dan Gas Alam sekitar 581 gram CO2. Alangkah mahalnya biaya yang
kita keluarkan jika kita memboroskan energy secara percuma.
Pencemaran gas rumah kaca oleh pembangkit listrik berlangsung
selama proses penciptaan listik, dimana pembangkit listrik berbahan
bakar fosil menghasilkan gas sisa hasil pembakaran dari mesin rotasi
yang mengubah panas menjadi energi mekanik yang kemudian
mengoperasikan generator listrik.
Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus
energi, akan dibuang ke atmosfer. Gas sisa pembakaran inilah yang
mengandung karbon dioksida, uap air, juga substansi lain seperti
nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida,abu ringan (khusus batu
bara) dan mungkin merkuri, yang berkontribusi pada pemanasan
global.

13
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Gambar proses kerja pembangkit listrik barubara

Asap pembakaran Kerusakan lingkungan


pembangkit listrik akibat penambangan
batubara

Selain pemanasan global, pembakaran batubara menimbulkan


polusi udara dan memicuhujan asam. Untuk itu, kini diupayakan agar
pembangkit listrik dapat menggunakan sumber energi seperti angin,
nuklir, surya, dan energi terbarukan lainnya.

Namun, perlu diingat pula, hal ini tidak berarti kita bisa sebebas-
bebasnya menggunakan energi terbarukan, karena, misalnya saja
pembangkit listrik tenaga angin, meski tidak menghasilkan emisi yang
berarti, namun menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida yang
dapat mengotori atmosfir dan memiliki dampak pada kerusakan
lingkungan. Energi nuklir pun, jika terjadi kebocoran, memiliki
dampak yang membahayakan lingkungan dan mahluk hidup.

Oleh karena itu, mengingat efek yang ditimbulkan dari penggunaan


energi fosil dan tidak mudahnya menggunakan energi terbarukan
untuk menciptakan energi listrik, alangkah baiknya jika kita tidak

14
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
memboroskan listrik. Karena semakin banyak kita menghamburkan
listrik, semakin keras pula kerja pembangkit listrik menyumbangkan
gas rumah kaca pada atmosfir.

?
Bagaimana penggunaan produk & proses
industri menyebabkan Pemanasan Global

Teknologi memudahkan kita dalam melangsungkan aktivitas


sehari-hari. Namun kita harus berhati-hati akan banyaknya hasil
teknologi yang tidak ramah lingkungan dan berperan dalam
pemanasan global.

Produk-produk yang menggunakan Chloro Fluor Carbon


(CFC) misalnya pada alat pendingin (kulkas atau AC), gas semprot/
spray (aerosol) seperti pada pengharum ruangan, parfum, obat
nyamuk semprot, dan kosmetika rambut/ hairspray),

memiliki kontribusi dalam pemanasan global. Selain itu, CFC


juga digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan karet,
isiolator pada tenaga busa, dan bahan pembersih pada industri
elektronik.

CFC memang banyak digunakan berbagai industri


karena kestabilan sifatnya. Namun, penelitian membuktikan CFC
menyumbang 15 – 20 % terjadi pemanasan global. Akumulasi senyawa
ini di udara akan memperkaya gas rumah kaca dan akan merusak
lapisan ozon ketika terjadi pergesekan/ reaksi. Padahal lapisan ozon
sangat berguna menyerap sinar ultra violet yang berlebihan, sehingga
kita tercegah dari kanker kulit dan rusaknya tanaman dan biota di
perairan.

Penipisan lapisan ozon memang tidak sama dengan pemanasan


global namun keduanya saling berkaitan, dimana kerusakan lapisan
ozon akan memperparah pemanasan global. Radiasi UV akibat
penipisan lapisan ozon yang menerobos ke bumi dapat menurunkan
kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap CO2. Inilah yang
memicu meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer
sehingga terjadi pemanasan global.

15
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Saat CFC dilepaskan di atmosfer, zat yang mengandung klorin ini
akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkan klorin bereaksi
dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC
mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon.

Kabar baiknya, kini banyak negara di dunia, termasuk


Indonesia, telah melarang produksi dan penggunaan CFC pada
produk-produk industri dan rumahtangga. Sejak 1995 CFC tidak
diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan
secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan
kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara
sebagai pengganti CFC.

Selain bahaya penggunaan produk penyumbang CFC, seperti


yang disebutkan di atas, proses industri memiliki peran besar
dalam pemanasan global. Misalnya saja industri peternakan. Yang
mencengangkan adalah laporan IPPC tahun 2006, yang menyatakan
bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca
terbesar meski dibandingkan dengan gabungan emisi gas rumah
kaca dari semua jenis transportasi yang ada di seluruh dunia.

Begitu pula dengan temuan World Watch Institute, sebuah


organisasi independen AS yang berdiri sejak tahun 1974, yang
melaporkan pada tahun 2009 bahwa sektor industri, terutama
industri peternakan, telah menyumbang 51% gas rumah kaca.

Aktivitas industri peternakan hingga akhirnya menjadi daging


segar dan daging olah yang kita konsumsi sehari-hari ternyata
menghasilkan gas rumah kaca dari emisi alat transportasi pengangkut
pakan ternak, obat-obatan dan hormon, dan juga untuk distribusi
lintaskota.

Selain itu, pemeliharaan hewan ternak (sapi, unggas,babi, dll)


pada skala dunia menyedot energi listrik yang sangat besar untuk
lampu penerangan dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari
penghangat ruangan, mesin pemotong, dan juga mesin pendingin
penyimpan daging baik yang ada di peternakan, distributor daging,
pasar, rumah makan, maupun di rumah kita sendiri. Ini adalah
sumbangan besar pemborosan listrik yang berdampak pada kerja

16
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
keras pembangkit listrik.

Belum lagi sumbangan gas dari pernafasan dan pencernaan ternak.


Sapi, misalnya, selama proses mencerna makanan akan melepaskan
gas metana dari perutnya melalui sendawa. Demikian pula halnya
kotoran sapi yang mengandung gas senyawa NO (Nitrogen Oksida).

Perlu diingat, metana adalah gas dengan emisi rumah kaca


yang 23 kali lebih buruk dari CO2 dan Nitogen Oksida 300 kali lebih
berbahaya dibandingkan CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak
di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada
akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tak urung,
hampir 100 milliar ton metana dan nitogen oksida dihasilkan sektor
industri peternakan.

Mengingat banyaknya jumlah kotoran ternak dunia, hampir tak


mungkin menggunakan semuanya untuk hal berguna seperti pupuk.
Akibatnya, sisa kotoran yang banyak itu dibuang ke sungai atau ke
tempat lain hingga meracuni tanah dan air.

Mahalnya Energi Fosil Yang Digunakan

Untuk Industri Peternakan

1 cup brokoli, 0.0098 galon bensin

1 cup terong,

4 oz.kembang kol

8 oz. nasi

17
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
6 oz. steak sapi 0.1587 galon bensin = 16
kali lebih banyak

Yang tak kalah penting, peternakan membutuhkan lahan yang


tidak sedikit. Demi pembukaan lahan peternakan, begitu banyak
hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini masih diperparah lagi dengan
banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan ternak
tersebut (gandum, rumput, jagung, dll). Padahal akan jauh lebih
efisien bila tanaman tersebut diberikan langsung kepada manusia.

?
Bagaimana masalah hutan, pertanian,
peternakan & penggunaan lahan
berperan dalam Pemanasan Global

Hutan, yang menjadi surga bagi berbagai macam pohon dan


hewan, ibarat paru-paru dunia. Ia merupakan sumber udara bersih
bagi nafas bumi, pundi penyimpan cadangan air bersih bagi mahluk
hidup, dan pengikat tanah dan penjaga kualitasnya. Begitu pentingnya
hutan, kerusakan yang terjadi padanya akan menimbulkan masalah
yang sangat serius.

Indonesia kaya akan hutan yang membentang dari Sabang sampai


Merauke. Ketika modernisasi dan industrialisasi merambah wilayah-
wilayah Indonesia dalam bentuk pembangunan, tak ayal wajah hutan
pun berubah. Mengapa demikian? Industri menyedot hampir semua
sumber alam yang ada dan bisa digunakan untuk bahan baku dan ia
juga memerlukan lahan kerja yang tidak sedikit.

Pembukaan hutan menjadi lahan kerja seperti penambangan dan

18
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
penebangan pohon ilegal (ilegal logging) membuat hutan gundul.
Padahal butuh puluhan bahkan ratusan tahun untuk menghasilkan
kualitas pohon yang baik seperti yang ada di hutan.

Sementara pohon baru belum tumbuh, alam tetap berjalan


sebagaimana adanya. Ketika hujan datang, air akan bertubi-tubi
jatuh ke bumi. Namun, setelah hutan gundul dan pohon habis tak
bersisa, siapa yang akan menyerap dan menahan air hujan agar tidak
membanjiri bumi? Siapa pula yang akan menahan tanah dari erosi
atau longsor?

Sebagai sumber udara bersih, pohon mampu menyerap karbon


dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia, hewan, maupun
industri dan melepaskan oksigen. Namun setelah pohon lenyap
ditebangi, karbon dioksida akan terus berkumpul di udara dan
semakin menebal di atmosfer. Tentu saja ini tidak akan terjadi
seandainya hutan tetap lestari.

Ilegal logging

19
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Kebun Sawit ilegal

Ketika sebagian hutan telah gundul, dan gas-gas rumah kaca


semakin tebal memerangkap bumi, suhu bumi semakin panas.
Akibat peningkatan suhu tersebut, terjadi perubahan cuaca yang
ekstrem, seperti yang terjadi belakangan ini. Gelombang panas,
kemarau yang berkepanjangan di sebagian wilayah bumi, dan hujan
badai yang terus-menerus di wilayah lain. Sebagian wilayah bumi
dilanda kekeringan, sebagian bajir dan longsor. Hutan pun menjadi
korban. Sebagian hutan di Indonesia, yaitu di Kalimantan, seringkali
mengalami kebakaran yang hingga kini belum dapat diatasi.

Selain digunakan untuk kepentingan industri, hutan lainnya juga


dialihfungsikan sebagai lahan pertanian, ladang, dan peternakan
(unggas, sapi, kambing, ikan,dll), dan juga perumahan. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk dunia, semakin besar pula hutan
yang ditebang untuk dijadikan lahan penghasil pangan, baik untuk
manusia maupun ternak. Bukan hanya hutan, kawasan hijau lainnya
di perkotaan maupun di pedesaan pun tak luput dari penebangan.
Perluasan pemukiman, gedung-gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, dan tempat hiburan dibangun dengan meratakan
lahan hijau dan menebang pohon-pohon. Hasilnya, suhu perkotaan
maupun daerah pemukiman padat lebih panas daripada di pedesaan
yang belum padat pemukiman. Karena berkurangnya pohon dan
lahan, banjir akibat hujan pun tak dapat lagi dibendung lagi.

Dalam upaya penyelamatan hutan, Pemerintah Indonesia melalui


Kementrian Kehutanan mencanangkan prioritas kebijakan berupa :

20
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
• Pemantapan Kawasan Hutan.

• Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran


Sungai (DAS).

• Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan.

• Konservasi Keanekaragaman Hayati.

• Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan.

• Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan.

• Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan.

• Penguatan di Kelembagaan Kehutanan.

?
Bagaimana limbah
dapat merusak lingkungan

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari proses produksi


baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.

Hampir seluruh aktivitas manusia menghasilkan limbah, baik pada


skala rumah tangga (kita menyebutnya sebagai sampah) maupun
industry. Limbah industry berdasarkan karakteristiknya, digolongkan
menjadi limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel Limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Selain mengakibatkan pencemaran pada air dan tanah, industri


juga menyumbang peningkatan suhu bumi, terutama dari kategori
limbah gas dan B3.

21
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Misalnya saja limbah yang dihasilkan dari sektor industry pangan/
usaha kecil, kimia dan bahan bangunan, sandang kulit dan aneka
kerajinan, serta logam dan elektronika.

Limbah padat yang dihasilkan usaha kecil pangan, seperti


pembuatan tahu, tempe, tapioca, pengolahan ikan/ hasil laut, dan
industry pangan lainnya menimbulkan bau menyengat dan polusi
berat pada air dan udara. Air buangan (efluen) dari pengolahan
pangan dengan Biological Oxygen Demand (BOD), mengandung
polutan seperti larutan alcohol, panas, dan insektisida, yang jika
dibuang ke perairan dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem
air dan kematian pada ikan dan biota air lainnya.

Sementara itu, pada industry kimia seperti pembuatan alcohol,


prosesnya membutuhkan air dalam jumlah yang sangat banyak,
sehingga menyisakan limbah cair yang banyak pula. Air buangannya
mengandung mikroorganisme, senyawa organic dan anorganik, baik
yang terlarut maupun tersuspensi, serta senyawa tambahan yang
terbentuk selama proses fermentasi, yang dapat menjadi polutan
berbahaya ketika dibuang ke tanah/ aliran air.

Selain dari proses produksinya, industry alcohol juga menghasilkan


limbah dari air sisa pencucian peralatan, ampas sisa perasan, endapan
Ca SO4, gas berupa uap alcohol, yang menyebabkan limbah industry
ini tergolong dalam kategori bahan beracun berbahaya (B3).

Akibat yang ditimbulkan dari terpaparnya limbah jenis ini adalah


keracunan berupa sakit perut, lemas, kelainan pada kulit, kanker,
bahkan kematian. Gas-gas beracun juga dapat naik ke udara dan
turut memperkaya gas rumah kaca di atmosfer.

Seperti halnya industry kimia, sector sandang dan kulit seperti


pencucian batik, batik printing (pola batik yang dicetak mesin),
penyamakan kulit, dll, dapat mengakibatkan pencemaran karena
dalam proses pencucian memerlukan air dan membuang air sisa
dalam jumlah besar. Air buangan ini mengandung zat-zat pewarna,
BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah
B3 yang tinggi).

Begitu juga dengan produksi bahan bangunan, yang menggunakan


bahan baku dari benda galian seperti batako putih, genteng, batu
kapur/gamping dan kerajinan batu bata, juga memiliki andil dalam

22
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
kerusakan lingkungan. Akibat dari penggalian yang dilakukan terus-
menerus, terjadi penurunan kualias tanah karena bekas galian
tersebut tidak lagi mengandung hara dan tidak dapat lagi ditanami.
Ketiadaan pohon akibat kerusakan tanah tentu akan turut akan
menghambat penyerapan karbon di udara dan memperparah
pemanasan global.

23
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Dampak Pemanasan Global 2

P
emanasan global adalah sesuatu yang nyata dengan
dampak yang cepat ataupun lambat pasti menghampiri
kita.

Mengingat banyaknya perubahan fenomena alam


yang kita dengar bahkan kita alami sendiri, tentu kita kini
tidak bisa lagi menganggap pemanasan global sebagai
hal yang remeh dan mengada-ada.

Berikut adalah dampak membahayakan yang ditimbulkan


pemanasan global:

1. Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim.

Kita tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar kita


belakangan ini. Kedatangan musim hujan ataupun musim kemarau
tidak bisa diprediksi sehingga mengakibatkan kerugian, terutama
bagi petani, karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada
musim kemarau ternyata malah hujan. Kondisi ini akan menyebabkan
ancaman bagi kecukupan pangan kita.

Begitu pula dengan feneomena bencana yang sebelumnya jarang


sekali melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Hujan badai,
banjir, dan longsor yang terjadi, baik di wilayah perkotaan maun
pedesaan, menyebabkan masyarakat kehilangan sumber air bersih,
kehilangan mata pencaharian, memporakporandakan wilayah
pemukiman, merenggut harta bahkan nyawa.

24
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Perubahan cuaca ekstrim juga mempengaruhi kesehatan manusia,
seperti menurunkan daya tahan tubuh, kelainan pada kulit, dan lain-
lain.

2. Terjadinya gelombang panas (heatwaves).

Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi


semakin sering terjadi dan semakin kuat. Pada tahun 2003, daerah
Eropa Selatan seperti Perancis, Italia, Portugal, Spanyol, pernah
mendapat serangan gelombang panas hebat (350C-470C), bahkan
terdahsyat dan yang pertama kalinya bagi Inggris dalam 300 tahun
terakhir. Kejadian ini mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang
meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802
jiwa). Selain korban jiwa, gelombang panas ini juga menyebabkan
kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah Eropa.

Tahun 2007 di Amerika Serikat, terutama di Utah suhu tertinggi


mencapai 480C, bahkan di Death Valley, California, suhu mencapai
530C (Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu
kota Surabaya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 300C-
370C). Serangan di tahun itu memakan beberapa korban meninggal
(karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil
pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh
hewan-hewan ternak.

Tahun 2010, gelombang panas kembali melanda dunia seperti


Australia, China, dan Rusia. Pada awal tahun 2010, Australia dilanda
gelombang panas dengan suhu hingga 320C. Bagi Australia, ini
adalah yang terpanas sejak tahun 2002. Di China jalan-jalan aspal
meleleh akibat panas tinggi sehingga mengakibatkan banyak
kecelakaan lalu-lintas. Pada bulan Juli, di Bryansk, Rusia, gelombang

25
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
panas menyebabkan kebakaran hutan parah dan meluas, serta
menimbulkan kekhawatiran sisa-sisa partikel radioaktif dari ledakan
Chernobyl tahun 1986 yang sudah terserap kedalam tanah terlepas
kembali ke udara dan dapat membentuk awan radioaktif yang sangat
membahayakan. Sejumlah 56.ooo orang meninggal akibat peristiwa
ini akibat hipertemia, sesak nafas, dan penyakit yang ditimbulkan
akibat asap tebal beracun lainnya.

Gelombang panas di China dan Rusia

Indonesia memang tidak mengalami serangan gelombang panas


sebagaimana negara-negara tersebut, namun tak diragukan lagi
bahwa sebagian besar dari kita telah mengeluhkan betapa semakin
panasnya udara di sekitar kita. Ini disebabkan suhu di bumi yang kita
tinggali telah meningkat.

3. Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan dan


meningkatnya permukaan air laut.

Pemanasan global berdampak langsung terhadap mencairnya es


di daerah kutub. Es di Greenland telah mencair hampir mencapai
19 juta ton, sementara volume es di Artik pada musim panas 2007
hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya.

Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-


model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa
prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa
seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100.
Tetapi data es tahunan dan fenomena alam yang muncul di tahun-

26
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
tahun belakangan ini membuat kita harus berpikir ulang mengenai
kemungkinan itu.

Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414


kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika
runtuh.

Menurut peneliti, bongkahan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu


diyakini sudah berada di sana sejak 1.500 tahun lalu dan sangat jarang
runtuh. Karena suhu bumi meningkat, es abadi tersebut meleleh dan
pecah. Mengingat es di Benua Antartika ini jauh lebih dingin daripada
Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada
lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Tak heran jika
fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90
persen es di seluruh dunia itu mendapat perlu mendapat perhatian
yang sangat serius.

Gambar patahan Wilkins Ice Shelf dari satelit

Dampak dari mencairnya es sudah dapat kita rasakan saat ini.


Berbagai bencana alam seperti gempa dan tsunami terjadi dimana-
mana di belahan dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, gempa dan
tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, meletusnya

27
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Gunung Merapi di Jawa Tengah di tahun 2010 ini, diduga disebabkan
mencairnya es di kutub yang mengakibatkan lempeng seismik
semakin aktif. Es yang terus mencair membuat permukaan air naik
dan mengubah tekanan pada lempeng bumi. Jika lempeng bumi
terganggu, yang paling kena dampaknya adalah pulau dekat patahan
seperti Kepulauan Mentawai yang terkena tsunami.

Selain karena tsunami dan gempa, naiknya permukaan air laut


juga disebut sebagai penyebab tenggelamnya pulau-pulau kecil
di Indonesia. Sampai dengan pertengahan 2010, Indonesia telah
kehilangan 24 pulaunya akibat perubahan iklim. Misalnya saja
13 pulau dalam gugusan Pulau Banyak, kabupaten Aceh Singkil,
dipastikan hilang/ tenggelam. Dulu jumlah pulau di kawasan ini 99
buah, namun kini tersisa 86 saja. Begitu pula yang terjadi di Pulau
Kairore (2009) di Maluku, tiga pulau di Kepulauan Seribu, dan lima
pulau di Kepulauan Riau, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, abrasi pantai yang berkaitan dengan naiknya


permukaan air laut, menyebabkan luas daratan berkurang,
sebagaimana terjadi di daerah-daerah pesisir, termasuk peristiwa
amblasnya jalan R.E.Martadinata, Tanjungpriok, Jakarta Utara pada
September 2010.

4. Mencairnya gletser-gletser dunia.

Suhu bumi yang meningkat dapat melelehkan gletser yang ada


di seluruh dunia. Mengingat gletser sebagai sumber air bersih,
mencairnya gletser akan mengancam ketersediaan air bersih bagi
manusia.

NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah
gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang kurang lebih
8000m3.

28
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Cadangan air tanah kini sudah mulai menipis akibat penggunaan
sehari-hari oleh manusia, oleh karena itu jika gletser juga habis
meleleh karena peningkatan suhu, maka dapat air bersih, yang
menjadi sumber kehidupan semua mahluk hidup, akan menjadi
barang yang sangat langka di masa-masa mendatang.

5. Mencairnya Hidrat Metana (Methane Hydrates).

Ini adalah dampak potensial yang mungkin paling mengerikan


dari pemanasan global. Methane Hydrates adalah metana beku
yang tersimpan dalam bentuk es. Jumlahnya cukup mencengangkan
: 3.000 kali dari metana yang saat ini ada di atmosfer.

Gambar Metana Hydrates

Ketika Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair akibat pemanasan


global, metana beku yang tersimpan dalam lapisan es juga ikut
terlepaskan ke atmosfer. Para ilmuwan memperkirakan terdapat
400 miliar ton metana beku yang disimpan di Antartika dan ini
belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang

29
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
juga terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat
pemanasan global.

Sekali terpicu, siklus ini akan menghasilkan pemanasan global


yang sangat parah. Para ahli geologi menemukan bahwa malapetaka
besar ini pernah terjadi kurang lebih 250 juta tahun lalu di mana
semburan metana naik ke permukaan sehingga mengakibatkan
pemanasan bumi yang sangat cepat dan menyebabkan kematian
massal akibat turunnya level oksigen. Inilah yang kemudian perlu
dikhawatirkan mengingat saat ini kita memiliki deposit metana beku
yang luar biasa banyak, dengan makin besarnya wilayah es abadi
di kutub yang mencair, dengan makin panasnya suhu lautan, dan
dengan ditemukannya beberapa titik dimana metana beku mulai
menyembur ke permukaan bumi.

30
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Apa Yang Bisa Kita Lakukan ? 3

S
ebagai sebuah proses, pemanasan global masih bisa
dihambat bahkan dicegah agar tidak mengarah pada
kerusakan yang lebih buruk. Untuk itu, manusia sebagai
pengguna dan pengelola kekayaan alam terbanyak di
dunia, perlu mengambil langkah-langkah positif yang
harus dilakukan mulai saat ini juga.

Mulai hari ini, kita bisa mengubah kebiasaan lama dan melakukan
hal-hal sebagai berikut :

#1 Batasi Karbon Dioksida (CO2)

CO2 dihasilkan oleh bahan bakar fosil (minyak dan batubara).


Penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor serta
batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan tenaga
penggerak industri lainnya, menghasilkan karbon dioksida yang
sangat tinggi.

Oleh karena itu, terutama bagi penggunaan di kalangan industri,


harus dicari sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan
emisi CO2 atau paling tidak dengan kadar CO2 yang rendah seperti
tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain.

Untuk penggunaan individu, pembatasan karbon dioksida dapat


dimulai dengan :

• Memilih alat transportasi yang hemat energi seperti misalnya,


naik bus daripada naik kendaraan pribadi, memilih kendaraan
berbahan bakar bio fuel, elektrik, hibrida, bahkan hydrogen, atau
memilih menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor.

• Mengganti bahan bakar minyak dengan yang alami atau


mudah diperbarui. Di Indonesia, kita memiliki bio solar dan bio
pertamax.

• Mengurangi bepergian dengan kendaraan berarti mengurangi


emisi karbon di udara. Jika tidak dalam keadaan mendesak,

31
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
gunakan alat komunikasi seperti telepon, internet, dan lain-
lain.

Yang penting untuk diingat pula, walaupun kini ada penggunaan


energi alternatif seperti bio fuel, hidrogen, dan lain-lain, namun
tetap saja semua itu memiliki dampak yang kurang menguntungkan.
Bio fuel menyebabkan kerusakan lingkungan karena penanaman
tanaman bahan bakar tersebut membutuhkan pembukaan lahan
yang tidak sedikit, pupuk dan pestisida yang akan berpengaruh pada
polusi udara, serta air yang cukup banyak sehingga menurunkan
kualitas tanah. Sementara penggunaan hidrogen pun masih mahal
dan belum dapat diproduksi dengan efisien.

Jadi cara terbaik untuk mencegah sumbangan CO2 di atmosfer


bumi salah satunya adalah dengan membatasi emisi karbon
dioksida.

#2 Tanamlah Lebih Banyak Pohon.

Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya


dalam jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan
kembali CO2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan
mengikat CO2 dengan baik.

Dengan melestarikan pohon, berbagai bencana alam juga dapat


dicegah seperti banjir dan longsor. Penuhilah setiap ruang kosong
yang tersedia di lingkungan kita dengan tanaman hijau karena selain
membuat teduh, tanaman hijau merupakan satu-satunya penghasil
oksigen.

32
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Jadi, tanamlah pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan
ataupun dengan berpartisipasi dalam program penanaman pohon.
Kita juga bisa memulainya menyumbang bibit, dana, dll. Apapun
yang bisa kita lakukan dalam rangka memperkaya bumi dengan
pepohonan hijau.

#3 Hemat Energi.

Penghematan energy juga bisa mengurangi emisi CO2 dan gas


rumah kaca lainnya dalam jumlah besar. Yang bisa kita lakukan
adalah :

• Pilih produk hemat energi saat membeli peralatan elektronik.


Misalnya pilihlah TV LCD daripada TV CRT (TV tabung
konvensional), Carilah AC atau kulkas dengan konsumsi listrik
terendah, dll.

• Gunakan alat elektronik dengan baterai isi ulang, jika harus


menggunakan yang satu kali buang gunakan lithium-ion (Li-Ion)
and nickel metal hydride (NiMH).

• Jangan lupa mematikan lampu, peralatan elektronik (TV, AC,


radio, computer,dll) saat tidak digunakan. Jangan membiarkannya
dalam keadaan standby. Gunakan colokan lampu yang ada
tombol on-off-nya. Atau cabut kabel dari sumber listriknya.

• Hindari produk yang berlabel CFC seperti pada kulkas ataupun AC.

#4 Daur Ulang

• Lakukan daur ulang terhadap plastic, alumunium dan kertas.


Hal ini dapat mengurangi pencemaran dari proses pembuatan
plastic dan alumunium serta menghemat jumlah pohon yang
ditebang untuk pembuatan kertas.

• Pilih produk yang dapat didaur ulang. Hindari penggunaan benda-

33
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
benda sekali pakai, akan lebih baik lagi jika menggunakannya
berulang-ulang mengingat energi untuk membuat satu kaleng
alumunium (misalnya) setara dengan energi untuk menyalakan
TV selama 3 jam.

• Ganti pemakaian kantung plastik dengan kantung/ tas kain,


karena butuh waktu ratusan tahun untuk menghancurkan
plastic.

• Daur ulang sampah organic (sampah basah rumah tangga dan


pabrik, daun) menjadi pupuk/ kompos, dan sampah anorganik
(plastic, kaca, logam, kertas) menjadi hal-hal yang lebih berguna
bahkan bisa menjadi sumber penghasilan.

#5 Manfaatkan teknologi sebaik-baiknya.

• Jika memungkinkan, kurangilah bepergian dengan kendaraan,


gunakan teleconference dan fasilitas komunikasi via internet
lainnya.

• Maksimalkan penggunaan e-banking. Di zaman teknologi


canggih ini transaksi perbankan (transfer, cek saldo) bisa
dilakukan melalui telepon seluler/ internet. Selain hemat waktu
dan biaya, kita juga telah menghemat konsumsi BBM yang
dibutuhkan untuk pergi ke bank atau ATM, dan meyelamatkan
banyak pohon dan konsumsi CO2 untuk proses pembuatan
kertas.

34
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
#6 Batasi atau kurangi konsumsi daging.

Mengingat industry peternakan dapat menyumbang 50% emisi


gas rumah kaca, ada baiknya kita membatasi konsumsi daging.
Perbanyaklah sayuran, jika memungkinkan gantilah protein hewani
dengan protein nabati yang berasal dari sayuran atau bahkan menjadi
vegetarian.

Sumber protein nabati dan sayuran

#7 Perlakukan lingkungan dengan ramah.

Bumi telah mengalami banyak kerusakan dan pencemaran


akibat aktivitas manusia. Upayakan melakukan perubahan dalam
beraktivitas dengan selalu mengingat kebaikan dan kebersihan
lingkungan.

• Batasi penggunaan deterjen, sabun pembersih, dan bahan


pembersih lainnya yang dapat menjadi limbah rumah
tangga. Sebenarnya cuka dan baking soda bisa digunakan
untuk pembersihan hampir barang apapun. Campurlah cuka

35
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
dengan air hangat (50:50), larutan cuka-air tersebut dapat
digunakan sebagai pembersih serba guna. Baking soda pun bisa
digunakan untuk membersihkan bau pada karpet. Washing ball
atau bola keramik juga dapat menggantikan deterjen untuk
mencusci pakaian dengan daya pakai selama 2 tahun. Meski
harganya masih relative mahal, namun produk ini masih lebih
hemat jika dibandingkan membeli deterjen selama 2 tahun.

Gambar Washing Ball

• Cucilah pakaian dalam jumlah banyak. Hal ini dapat menghemat


deterjen, air, dan listrik.

• Berhemat air bersih. Jangan membiarkan keran menyala terus


menerus dan air terbuang percuma. Ingatlah bahwa persediaan
air bersih di dunia telah menipis.

• Jangan membuang sampah sembarangan dan membakarnya.


Asap bakaran akan memperkaya pencemaran di udara.

• Jangan membuang limbah industry ke tanah dan air secara


sembarangan. Buanglah limbah sesuai ketentuan atau tanyakan
cara pengelolaan limbah yang benar kepada instansi berwenang,
misalnya Bapedalda.

#8 Tanamkan pendidikan tentang lingkungan hidup,

kelestarian alam dan ancaman pemanasan global kepada anak-


anak dan keluarga di tingkat rumah tangga dan yang paling penting
adalah menjadi contoh duta lingkungan bagi lingkungan sekitar,
karena sesuai dengan bunyi Artikel 6 UNFCCC : Edukasi (pendidikan
dan pelatihan), Peningkatan kesadaran public, dan Pengembangan
partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terus menerus.

36
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Gambar suasana pendidikan lingkungan hidup dan pada pelajar

dan masyarakat umum.

37
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Apa yang Pemerintah Sudah Lakukan ? 4

T
ak ada satupun negara-negara di dunia yang dapat luput
dari pemanasan global. Dampak dari fenomena alam
ini tidak hanya menyangkut masalah kelangsungan dan
kualitas hidup di tingkat individu dan negara, melainkan
juga generasi penerus di masa depan.

Oleh karena itu, Pemerintah, selaku penyelenggara


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menyadari betul akan
perlunya upaya penanggulangan pemanasan global sedini mungkin.
Upaya ini tentunya akan melibatkan seluruh komponen masyarakat
Indonesia dan kerjasama dengan negara-negara lainnya di dunia.

Pemerintah telah menyusun langkah-langkah penghambat


pemanasan global, yang untuk selanjutnya disosialisasikan kepada
masyarakat. Yang paling utama, karena ini disebabkan ulah
manusia, maka harus terjadi pembenahan atas perilaku manusia
itu sendiri. Solusinya ada dua, yang pertama adalah mitigasi, kedua
adalah adaptasi. Mitigasi adalah upaya untuk memperlambat laju
pemanasan global, sedangkan adaptasi adalah bagaimana kita bisa
hidup akrab di tengah bencana tersebut, atau penyesuaian dengan
dampak perubahan iklim tersebut.

Secara garis besar, kegiatan yang dapat menghambat pemanasan


global digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Skema Upaya Pemerintah Menanggulangi Pemasan global

38
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Berdasarkan skema diatas, Pemerintah Indonesia telah
mencanangkan upaya reforestasi dan koservasi hutan dan
air, pengembangan sumber energy alternative, mendorong
penghematan energy, dan memprakarsai dan terlibat dalam aktivitas
penanggulangan pemanasan global di tingkat internasional.

Agar upaya tersebut efektif hingga ke seluruh wilayah, mekanisme


pelestarian lingkungan hidup akan sangat tergantung kepada gerakan
tiga aktor utama yakni :

• Pemerintah Daerah/Kota yang aspiratif & mampu menuangkan


dalam bentuk Program Pembangunan berwawasan Lingkungan

• DPRD yang peka dan paham akan aspirasi masyarakat di bidang


Pelestarian Lingkungan

• Masyarakat yang sadar lingkungan dan mempunyai Keberdayaan


untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kepentingan umum serta mendapat informasi
yang benar dan mutakhir

A. Mengatasi Ledakan Penduduk

Indonesia merupakan Negara berpenduduk terbesar ketiga. JIka


hal ini tidak mendapatkan perhatian yang serius, bukan tidak mungkin
terjadi ledakan penduduk yang lebih besar yang akan berakibat pada
kemiskinan, minimnya lapangan kerja karena luasnya persaingan.
Selain itu, ketika jumlah penduduk bertambah, lahan yang digunakan
untuk pemukiman dan pertanian juga akan bertambah. Berkurangnya
hutan akibat pembukaan sebagai lahan terbuka ini pada akhirnya
ikut memicu terjadinya pemanasan global.

Hingga saat ini Pemerintah masih terus aktif menggalakkan


program keluarga berencana (KB) dengan slogan “Dua Anak Cukup”
untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.

39
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
B. Reforestasi dan Konservasi kawasan hijau dan air

Reforestasi dan konservasi hutan dan sumber daya air


dilaksanakan dengan tujuan untuk mempertahankan cadangan
oksigen, penyerapan karbon, melindungi tanah, pengelolaan sumber
daya air, dan pembukaan lapangan kerja.

Untuk mencegah kerusakan hutan yang lebih parah,


Pemerintah telah menerapkan pelarangan keras terhadap
penebangan liar pohon-pohon di kawasan hutan yang kini dilindungi,
dengan dasar hukum sebagai berikut :

1. Pasal 50 Ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999


menyebutkan, “setiap orang[3] dilarang: menebang pohon atau
memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa
memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang”;

2. Pasal 50 Ayat (3) huruf f UUK menyebutkan, “setiap orang


dilarang: menerima, membeli atau menjual, menerima tukar,
menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang
diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan yang diambil
atau dipungut secara tidak sah”;

3. Pasal 50 Ayat (3) huruf h UUK menyebutkan: “setiap orang


dilarang: mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang
tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya
hasil hutan”;[4]

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

40
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Tindak Pidana Korupsi, Pasal 2 Ayat (1) menyebutkan, “Setiap
orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara,dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empt) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu
milyar rupiah).

Gambar penebangan liar dan Kerusakan yang ditimbulkan.

41
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pemerintah juga mengupayakan penurunan potensial emisi dari
kebakaran hutan, dengan menargetkan penanggulangan titik api di
wilayah-wilayah yang rawan atau mengalami kebakaran hutan.

Gambar Titik Api di Indonesia

Target penanggulangan titik api periode 2007-2025 sebagai


berikut :

2007-2009 -> Penurunan 50% titik api

2009-2012 -> Penurunan 75% titik api

2012-2025 -> Penurunan 95% titik api

Selain di kawasan hutan, penurunan emisi gas rumah kaca juga


dilakukan dengan penghijauan di wilayah perkotaan melalui program
Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Keseriusan pengembangan kawasan hijau diwujudkan Pemerintah


melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan menyatakan luas ideal
ruang hijau terbuka kawasan perkotaan (public dan privat) minimal
20% dari luas perkotaan.

Juga, Kebijakan RTH-KP dalam UU No. 6 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang yang menetapkan :

42
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
• Pola ruang wilayah kota: Kawasan lindung dan kawasan budidaya
kota;

• Rencana penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau


dan Ruang Terbuka Non Hijau.

• RTH -> minimal 30% dari luas wilayah kota (ukuran minimal utk
menjamin keseimbangan ekosistem kota: hidrologi, mikroklimat,
ekologi) -> RTH Publik (20 %) dan Privat (10 %).

• Distribusi RTH Publik -> sebaran penduduk dan hirarki pelayanan


-> Rencana Strukrur dan Pola Ruang

Penghijauan kota (taman kota, hutan kota, fasilitas public).

Selain di perkotaan, daerah tebing sungai dan bantaran sungai di


Daerah Aliran Sungai (DAS) juga mendapatkan perhatian Pemerintah
dengan upaya stabilisasi. Selain untuk penghijauan, penanaman
pohon dengan sistem pemasangan bambu penahan lubang tanam
di kawasan tersebut juga sebagai upaya menghindarkan longsor.
Program ini sudah berjalan di DAS Babon, DAS Cidanau (Banten),
kebun bibit desa (PES) di DAS Berantas.

43
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Program stabilisasi tebing dan bantaran sungai.

Pemerintah juga mendorong pengembangan kawasan


percontohan seperti Kampung Konservasi Kehati di Banjar Sari,
Cilandak Jakarta Selatan, dimana penghijauan dan kebersihan, dan
ketertiban lingkungan adalah tema utama dari program ini.

Kampung Konservasi Kehati Banjar Sari.

Naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global mengancam


ketersediaan sumber air bersih, untuk itu Pemerintah mensosialisasikan
program-program konservasi air seperti manajemen pengelolaan air
hujan, yang menyerukan agar masyarakat dapat memanfaatkan air
hujan dengan cara menampung air hujan pada bak penampung dan
pembuatan biopori.

44
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Kegiatan Menampung Air Hujan dengan Bak Tampung

Bipori adalah salah satu upaya meningkatkan cadangan air tanah


dengan cara memanen air hujan. Artinya, dengan membuat lubang
resapan berdiameter 10 -30 cm dan dalam < 100 cm dan kemudian
diisi dengan sampah organic yang dapat menyuburkan habitat fauna
tanah, diharapkan pada saat terjadinya hujan hewan tanah (seperti
cacing) yang membuat banyak liang di tanah dapat meningkatkan
laju resapan air hujan di dalam tanah.

45
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Kegiatan masyarakat membuat biopori.

C. Pengembangan Sumber Energi Alternatif

Dalam rangka mengurangi emis gas rumah kaca yang dihasilkan


bahan bakar fosil, Pemerintah telah mengembangkan program-
program yang mendukung penemuan sumber energy alternative.
Selain efisiensi gas karbon, efek positif dari pengembangan energy
alternatif ini adalah menemukan sumber energi terbarukan yang
ramah lingkungan, memperbaiki kualitas udara, ketahanan pasokan
energi (karena dapat diperbarui), efisiensi biaya, dan pembukaan
lapangan kerja.

Bahan bakar minyak secara perlahan-lahan digantikan dengan


bahan bakar yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan gas,
biodiesel, hibrida. Sementara untuk pembangkit listrik batubara
mulai digantikan oleh pembangkit listrik tenaga air, angin, uap,
geothermal (panas bumi).

Panas bumi atau geotermal akan terus dikembangkan karena


merupakan energi yang lebih efisien dari segi biaya karena tidak
terpengaruh fluktuasi harga pasar dunia seperti halnya minyak,
dan dikenal ramah lingkungan. Dengan ketersediaan geotermal
yang cukup besar di bumi dan dengan potensi besar yang masih
terpendam, geotermal dapat dimanfaatkan terus-menerus dalam
waktu panjang.

46
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia seperti
misalnya di Bedugul-Bali, Aceh, Kamojang, Tampomas, dan lain-lain,
baru menghasilkan energi dari geotermal sekitar 1.179 megawatt
(MW). Mengingat Indonesia diperkirakan memiliki potensi energi
geotermal sekitar 27.000 MW dan merupakan cadangan terbesar di
dunia, maka jika potensi itu dimanfaatkan secara optimal, kebutuhan
listrik di seluruh wilayah Indonesia bisa dipenuhi.

Gambar biodiesel sebagai bahan bakar alternatif, Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP), dan pemakaian Bahan Bakar Gas untuk Transportasi.

47
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Di tingkat pemerintah daerah, Pemerintah Kota Balikpapan
misalnya, upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dilakukan
dengan cara :

• Mendorong industri, misalnya Pertamina untuk melakukan


pemanfaatan kembali gas Flare (gas suar bakar) menjadi salah
satu Produk Balikpapan yang dapat mereduksi CO2 hingga
252.599 ton/ tahun.

• Melakukan peremajaan angkutan kota yang telah berumur maks.


15 th. Hingga kini telah terdapat 263 unit yang diremajakan.

• Mengelola limbah Industri Rumahan Tahu-Tempe.

• Mengembangkan Proyek IPAL dengan sistem Biogas dengan


kapasitas 200 kg kedelai /hari.

• Membangun IPAL di Rumah Potong Hewan dengan sistem


Biogas.

48
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pemerintah Kota Yogyakarta juga berhasil mengembangkan :

• Budaya hemat energi terutama di kantor-kantor pemerintah,


melalui pemanfaatan AC dan penggunaan lampu secara efisien,
dan desain bangunan yang disesuaikan dengan konsep hemat
energi.

• Berdasarkan budaya hemat energi, Pemerintah Kota mampu


menghemat sekitar 500 juta /bulan dari penggunaan lampu
hemat energi untuk PJU (Penerangan Jalan Umum).

Pemerintah kota Bogor melakukan pengaturan ulang di bidang


transportasi sebagai upaya pengurangan emisi, yaitu dengan :

• Pembuatan dan penggunaan Sub Terminal dan rerouting


(pengaturan ulang rute/ jalur lintas kendaraan) untuk mengurangi
angkutan kota masuk ke wilayah pusat kota, contohnya rerouting
di sekitar Kebun Raya. Upaya ini menghemat konsumsi bahan
bakar 7.275.328 liter/tahun dan efisiensi biaya Rp 5.586.946.960
/tahun.

• Mengganti angkutan kota dengan bus ¾ dengan konsep satu bis


menggantikan tiga angkot (1000-1500 cc). Pelaksanaan ini masih
bertahap. Dengan upaya ini diharapkan dapat menghemat
Bahan Bakar, Emisi CO2.)

Upaya pengurangan emisi karbon di udara juga dilakukn dengan


pengolahan limbah. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Mengingat bumi semakin padat dan
ruang penampung limbah terbatas ada baiknya mengelola limbah
menjadi hal berguna.

49
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pengelolaan limbah dan sampah yang baik dan benar di Indonesia
ditegaskan dalam pasal 4 UU No. 18 Tahun 2008 yang berbunyi :
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya

Pemerintah mendukung pengelolaan sampah organik


seperti sisa sayuran, buah dan makanan untuk diubah menjadi
pupuk/ kompos. Sampah anorganik pun, seperti plastik, kaca,logam,
dan kertas dapat diubah menjadi pellet,atau barang kerajinan yang
berguna.

50
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pengolahan Sampah Organik

Sampah Organik Rumah Tangga & industry kecil

Dicacah dengan composter dan diperam

Menjadi kompos

51
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Pengolahan Sampah anorganik

sampah anorganik

Pemotong/ penghancur

Mesin pemanas

pelet

52
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Di Surabaya pengolahan limbah rumah tangga berhasil
dilaksanakan dengan baik. Pemerintah Kota Surabaya melakukan :

• Penelitian Komposting, menerapkan Takakura Home Method


(2003) dan penelitian dan pengelolaan sampah rumah tangga.
Komposting dengan metode Takakura dilakukan dengan
membiakan bakteri dan tidak menimbulkan bau ataupun cairan

• zero waste strategy, pengelolaan sampah berbasisi komunitas


dengan bekerjasam dengan (LSM, Fasilitator, dan kader
lingkungan), kampanye 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) serta
kompetisi kebersihan kawasan.

• Penerapan Takakura Home Method di tingkat rumah dan


komunitas (2004)

• Riset tentang sampah padat dari pasar tradisional (2005).

• Pengembangan dan pemanfaatan bank limbah dari pasar


tradisional (2006)

• Penghargaan Kota Bersih (Provision of City Excellent Award)


(2007)

Selain limbah rumah tangga, limbah peternakan juga dapat


dimanfaatkan misalnya sebagai pengganti bahan bakar (minyak
tanah), pakan ikan, bahkan diubah menjadi energi listrik, seperti
yang dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Gambar Skema Proses Pengubahan Limbah Ternak


menjadi Engeri Terbarukan

53
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Biodigester, alat yang mengubah limbah ternak menjadi energy listrik, pakan,
ternak, pengganti minyak tanah.

Di Pontianak, Kalimantan Barat, sistem pengumpul gas di Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) sampah, juga dikembangkan sebagai upaya
mengurangi gas rumah kaca akibat penumpukan dan pembakaran
sampah.

Pontianak LFG

Gambar Sistem Pengumpul Gas Pontianak LFG

54
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau,
pada tahun 2010 sedang mengembangkan pembangkit listrik dengan
memanfaatkan bahan baku dari limbah sawit. Limbah ini diperoleh
dari pabrik kelapa sawit. Limbah sawit yang digunakan adalah
cangkang sawit yang memang berlimpah di Rokan Hulu dengan
kapasitas 2 x 5 megawatt atau 10 megawatt. P e m b a n g u n a n
pembangkit listrik tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
listrik dan untuk mencukupi keterbatasan daya yang dimiliki PLN
cabang Rokan Hulu.    

D. Mendorong Penghematan Energi dan Antisipasi Pemanasan


Global

Dalam rangka mendorong penghematan energy, Pemerintah


melalui departemen-departemen terkait, seperti misalnya
Departemen Komunikasi dan Informasi, menyelenggarakan
sosialisasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik,
untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya, penyebab dan
penanggulangan pemanasan global.

Diharapkan setiap masyarakat Indonesia dapat memiliki kesadaran


dan keinginan untuk terus menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
sehat, dan melakukan perubahan positif untuk mewujudkan bumi
yang nyaman untuk dihuni.

Strategi komunikasi yang digunakan untuk menumbuhkan


kepedulian dan sikap ramah lingkungan sebagai antisipasi dampak
pemanasan global diterapkan sesuai dengan skala prioritas
berdasarkan isu utama yang terjadi di suatu wilayah, tingkat
pendidikan, dan juga corak budaya di di wilayah tersebut.

Strategi tersebut juga melibatkan media komunikasi berupa :

1. Media Cetak (koran, brosur, booklet, leaflet, poster, spanduk,


buku)

2. Media Elektronik (talkshow TV dan Radio, internet, layar display


audio-visual)

3. Lain-lain (sosialisasi/ penyuluhan)

55
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Untuk masyarakat di wilayah pedesaan, umumnya sosialisasi
penghematan energi dan dampak pemanasan global, berdasarkan
akses memperoleh informasi, bisa dilakukan dengan cara :

• Talkshow dan dialog interaktif di TVRI, TV swasta nasional, TV


lokal, dan TV berbayar

• Talkshow dan dialog interaktif di RRI , radio lokal, radio


berjaringan, radio komunitas

• Iklan di koran, majalah, tabloid.

• Layar teks berjalan (running teks) di TV

• Mengadakan pameran bertema hemat energi dan pemanasan


global di sekolah, tempat ibadah, ruang terbuka, dll.

• Produksi Cetakan. Pembagian buku gratis di sekolah, pamflet


dan poster yang ditempel di tempat-tempat umum, baliho dan
spanduk di ruang publik, stiker untuk ditempel di kendaraan,
penulisan jurnal diinstansi terkait, dll)

• Layar display audio-visual di media center, perkantoran, bandara,


pusat perbelanjaan, dll

• Media Tradisional (Drama dan seni tarian : Bangsawan, Ketoprak,


Lenong, Ludruk, Makyong,Manora,Wayang, dll)

• Media baru yaitu internet melalui facebook, twitter, mailing list,


IRC, chatting, dan interactive device lainnya.

• Temu wicara dan dinamika kelompok.

• Melakukan kemitraan dengan organisasi sosial kemasyarakatan


dan profesi, misalnya Kemitraan dengan Organisasi Profesi
(PERHUMAS, IDI, PWI, PGRI, dll).

• Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergi dengan


Lembaga Negara (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, Badan Publik,
Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota)

• Kemitraan dengan dunia usaha, misalnya dengan perusahan


industry/ pabrik dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan

56
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
(corporate social responsibility).

Sementara itu, pada masyarakat di wilayah perkotaan, sosialisasi


penghematan energi dan dampak pemanasan global, berdasarkan
akses memperoleh informasi, umumnya dilakukan dengan cara dan
media yang sama dengan pedesaan namun dengan media komunikasi
yang luas lagi perluasan, seperti :

• Media baru yaitu internet melalui facebook, twitter, mailing list,


IRC, chatting, dan interactive device lainnya.

• Kemitraan dengan dunia usaha, misalnya dengan KADIN.

• Kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi publik, sarasehan,


workshop, temu wicara, dinamika kelompok, outbond, Forum
Discussion Group (FGD), dan lain-lain.

57
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Kegiatan Forum Group Discussion (FGD)

FGD adalah sebuah forum diskusi kelompok terarah yang


mempertemukan pakar, pemangku kepentingan / kebijakan
lingkungan hidup, masyarakat, akademisi, dan media. Tujuan dari
diselenggarakannya FGD adalah :

1. Mendapatkan masukan para pakar tentang isu global warming


yang dikaitkan dengan program go green Indonesia;

2. Mengetahui kebutuhan informasi masyarakat tentang kebijakan


lingkungan hidup;

3. Mengidentifikasi penggunaan media informasi yang dipakai


masyarakat dalam mengakses informasi tentang kebijakan
lingkungan hidup;

4. Mengidentifikasi kendala atau hambatan dalam penyampaian


informasi kebijakan tentang lingkungan hidup;

5. Menemukan rumusan strategi efektif untuk mengembangkan


partisipasi masyarakat dalam sosialisasi tentang lingkungan
hidup;

6. Mengidentifikasi potensi sosial yang bisa dikembangkan untuk


mendukung efektifitas penyampaian informasi lingkungan hidup.

Metode yang digunakan dalam FGD adalah pengumpulan data


melalui wawancara dengan keterlibatan peneliti terkait untuk
memahami sikap dan perilaku khalayak. Data-data diperoleh secara
langsung dari informan yang mengikuti diskusi. Informan dipilih
melalui wawancara awal atau screening interview
FGD dilaksanakan dalam dua sesi dengan jumlah partisipan 12
orang/ sesi. Sesi pertama, membahas kebijakan pemerintah tentang
lingkungan hidup dan realitas di lapangan. Sesi kedua, membahas
strategi sosialisasi dan diseminasi informasi lingkungan hidup.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan Pendapat

58
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Umum, Badan Informasi Publik, Kementerian Komunikasi dan
Informatika bekerjasama dengan instansi terkait. Penanggung jawab
kegiatan adalah Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum.

Secara lebih detil, peserta diskusi adalah perwakilan dari :

Peserta Sesi I Sesi II


(Orang) (Orang)
Pemerintah Pusat Bidang Lingkungan 1 1
Pemerintah Pusat Bidang Komunikasi 1 1
Aparat Pemerintah Daerah 1 1
Anggota Komisi Lingkungan DPRD 1 1
Setempat
Akademisi Lingkungan 1 1
Akademisi Komunikasi / Psikologi / 1 1
Sosiolog
Perusahaan dengan Pengolahan 1 1
Berbasis Lingkungan
Media (Cetak dan Elektronik) 2 2
LSM Lingkungan Hidup 1 1
Pengurus Yayasan / Sekolah 1 1
Mahasiswa 1 1
Jumlah 12 12

FGD dilaksanakan di 3 (tiga) kota yang berada di 3 (tiga) provinsi


terpilih yang merupakan keterwakilan dari 3 wilayah waktu Indonesia
: Barat; Tengah, dan Timur, yang memiliki potensi sumber daya
lingkungan serta merepresentasikan keadaan demografis di wilayah
tersebut. Pada tahun 2010, kota-kota yang ditetapkan sebagai sampel
penelitian adalah Balikpapan, Ambon, Pontianak.
Pada FGD di Balikpapan tanggal 6 Mei 2010, isu utama yang
dibahas adalah mengenai :

59
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
• Perambahan Hutan Kota

• Penebangan areal/ kawasan Hutan Mangrove

• Perusakan Kawasan Hutan Lindung S. Wain dan Hutan Lindung


S.Manggar

• Banjir dan longsor di beberapa kawasan Kota

• Pencemaran Laut dan Pantai

• Penetapan strategi komunikasi mengenai bagaimana


mengkomunikasikan kepada masyarakat mengenai lingkungan
hidup.

Masalah yang tejadi di Kalimantan/ Balikpapann, yang merupakan


akibat dari ulah manusia ini telah memicu perubahan iklim dan
menyebabkan bencana seperti banjir, longsor, kebakaran hutan,
angin putting beliung, degradasi peraian.

Dari FGD ini diketahui strategi sosialisasi lingkungan hidup di


Balikpapan terkait dengan koordinasi dan sosialisasi 2 (dua) UU
yang terbaru yakni UU No. 32 tentang Perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup dan UU No. 18 tentang pengelolaan tambang
terkait dengan ini adanya kewajiban peran serta masyarakat dan
untuk pemerintah berkewajiban untuk menyampaikan informasi
mengenai status lingkungan hidup suatu wilayah/ kondisi wilayah
dilingkungan lain. Di lain pihak kita juga bekerja sama dengan LAPAN
terkait dengan citra satelit yang intinya bisa kita sebarluaskan kepada
masyarkat sebagai pusat informasinya.

Terkait dengan illegal logging, sosialisasi langsung kepada


mayarakat adalah yang terpenting karena masyarakat merasakan
dampak kegiatan tersebut. Dengan adanya sosialisasi maka
masyarakat akan melawan dan mencegah illegal logging sehingga
menumbuhkan efek jera kepada perusahaan penebangan hutan.

Sementara, kebijakan yang sudah dan terus dilakukan Pemerintah


Kota Balikpapan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup adalah :

a. Pelestarian Hulu Sungai Wain dan Manggar, Hutan Kota, Teluk


Balikpapan dan kawasan-kawasan konservasi lainnya

60
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
b. Pembangunan Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup dan
Kebun Raya Balikpapan

c. Mengembangkan penataan permukiman yang serasi dengan daya


dukung lingkungan melalui pengetatan IMB dan Amdal Sesuai
Tata Ruang.

d. Peningkatan dan pelestarian kebersihan dan keindahan kota.

e. Mengembangkan wisata bahari dan lingkungan serta wisata


belanja

Pada FGD di Ambon pada tanggal 10 Juni 2010, yang juga


membahas strategi komunikasi untuk menumbuhkan kepedulian
dan sikap ramah lingkungan sebagai antisipasi dampak pemanasan
global, dikemukakan konsep green strategi dalam rangka penyebaran
informasi publik dengan prioritas kegiatan yang sifatnya lintas
sektoral.

Selain mengenai lingkungan hidup, kegiatan lintas sektoral tersebut


juga menyangkut pembangunan karakter bangsa, pengentasan
kemiskinan, dan penanggulangan bencana, karena isu-isu ini tidak
dapat ditangani oleh satu instansi melainkan lintas sektoral.

Demikian pula halnya dengan masalah lingkungan hidup, meskipun


dipimpin oleh Kementerian Lingkungan Hidup, tapi masalah ini tidak
bisa diatasi sendiri, tapi juga bekerjasama dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian
Komunikasi dan Informasi.

Kementrian Komunikasi dan Informasi memilki beberapa cara


termasuk pemanfaatan media massa dan pemilihan semua media
komunikasi yang dianggap tepat.

Di Indonesia Timur, khususnya Ambon FGD mengangkat isu biota


laut, mengingat Maluku merupakan Pusat Lumbung Ikan Nasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, dibahas mengenai kerusakan terumbu
karang yang merupakan habitat bagi ikan akibat penggunaan bahan
peledak atau peracunan oleh nelayan. Selain itu, jumlah karang
juga berkurang akibat pemanfaatan oleh penduduk sebagai bahan

61
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
bangunan. Kondisi sempadan pantai juga terancam oleh kegiatan
pengambilan mangrove (bakau) untuk kayu bakar.

Pemerintah Daerah terus melakukan upaya pencegahan dan


penanggulangan penggunaan potasium di perairan laut sejak tahun
2001 dan penyebaran informasi tentang dampak peledakan dan
peracunan. Pemerintah juga melakukan pemberdayaan masyarakat
terutama wilayah pesisir agar mendapatkan mata pencaharian
alternatif, mencari cara mengatasi kelangkaan bahan bangunan
seperti semen, dan penggunaan bahan bakar alternatif untuk
keperluan rumahtangga.

Dampak pemanasan global juga sangat berpengaruh pada


kelestarian pulau di Maluku yang merupakan provinsi kepulauan.
Maluku telah kehilangan pulau akibat tenggelam akibat naiknya
permukaan air laut sehingga jumlahnya kini kurang dari 1000. Jika
pemanasan global semakin parah, dikhawatirkan pulau-pulau kecil
lainnya akan terus hilang atau tenggelam.

Dalam hal strategi komunikasi, penyebaran informasi dampak


pemanasan global di daerah perkotaan tidaklah sulit dilakukan.
Namun untuk daerah pedesaan atau terpencil, terdapat kesulitan
karena media komunikasi yang dapat dijangkau hanyalah radio yaitu
melalui RRI Stasiun Ambon, itupun tidak seluruh pelosok, seperti satu
kabupaten baru di Maluku Barat Daya. Melalui FGD, keterbatasan ini
akan ditindaklanjuti dengan pengadaan peralatan dengan jangkauan
radio yang lebih luas untuk mencakup seluruh daerah. Untuk
sosialisasi di pedesaan melalui media TV atau TVRI lebih ternyata
masih sulit.

Sebagai tambahan, strategi komunikasi yang digunakan di


pedesaan di Maluku menggunakan pendekatan kultural, bersifat
sangat sederhana sehingga dapat diterima oleh kelompok masyarakat
yang ada di desa-desa dengan menggunakan bahasa masing-masing.
Ini berarti, tokoh-tokoh adat atau tokoh-tokoh yang berpengaruh
diperlukan keterlibatannya

Mengenai hambatan teknis dalam penyampaian informasi ke


pedesaan, Pemerintah melalui Depkominfo juga sudah menggodok
program Desa Berdering, yaitu sampai dengan tahun 2014 seluruh
desa di Indonesia sudah memiliki telepon. Selain itu juga akan

62
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
dikembangkan lagi desa pintar, yaitu desa yang sudah mempunyai
akses internet. Pemerintah sedang mengupayakan masalah hardware
dan aplikasi internet di seluruh desa. Program ini memiliki keterkaitan
dengan Program Nasional Palapa Ring, yang mana jika sudah siap
dilakukan, seluruh pedesaan di Indonesia termasuk di Maluku dan
Papua dapat menikmatinya.

E. Mendorong Terwujudnya Perjanjian/ Hukum Internasional


tentang Lingkungan Hidup/ Penanganan Pemanasan Global

Selain aktif dalam upaya penanggulangan pemanasan global


di dalam negeri, Pemerintah juga turut ambil bagian dalam upaya
penanganan skala dunia internasional.

Beberapa perjanjian internasional di bidang lingkungan telah


diratifikasi pemerintah Republik Indonesia. Di antaranya:

1. Konvensi Viena (Wina)

Kesepakatan internasional yang diadakan di Wina, Austria


pada 22 Maret 1985 dan pertemuan di Montreal, Kanada pada 16
September 1987 itu kemudian menghasilkan Konvensi Wina dan
Protokol Montreal.

2. Protokol Montreal

Merupakan kelanjutan konvensi Wina tentang Perubahan Iklim.


Protokol Montreal ini mengatur kesepakatan antarnegara yang
meratifikasi untuk mengurangi secara bertahap penggunaan CFC
sampai menjelang tahun 2000.

Tujuan protokol ini adalah untuk melindungi kesehatan manusia


dan lingkungan dari dampak negatif kegiatan manusia yang merusak
lapisan ozon. Sebagai catatan, Kerusakan lapisan ozon memang tidak
sama dengan pemanasan global namun keduanya saling berkaitan,
dimana kerusakan lapisan ozon akan memperparah pemanasan

63
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
global.

Indonesia juga telah menjadi negara yang turut menandatangani


Konvensi Vienna maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya
Keputusan Presiden No 23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan
Presiden itu, Indonesia punya kewajiban untuk melaksanakan
program perlindungan lapisan ozon (BPO) secara bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk


menghapus penggunaan BPO (Bahan Perusak Lapisan Ozon) pada
akhir tahun 2007, termasuk menghapus penggunaan freon dalam alat
pendingin pada tahun 2007. Untuk mencapai target penghapusan
CFC pada tahun 2007, Indonesia telah menyelenggarakan beberapa
program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam
bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF),
di mana UNDP menjadi salah satu lembaga pelaksana. Dengan
dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek
investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri
di sektor pendinginan.
Untuk mengatasi jumlah CFC, pemerintah mengembangkan
investasi alih teknologi pada industri pengguna BPO (Foam,
Refrigerasi, Aerosol, Solvent, Halon, Tembakau, Methyl Bromida) dan
bantuan sarana/peralatan untuk penerapan daur ulang BPO.

64
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
3. Protokol Kyoto

Protokol Kyoto mengatur kerangka kerja tentang konvensi


perubahan iklim. Protokol ini dilengkapi dengan dua Annex, yaitu
Annex A dan Annex B. Annex A mengenai gas-gas rumah kaca yang
terdiri dari atas: CO2, CH4, N2O, PFC, dan FC6. Annex B mengenai
kategori energi, industri energii, industri manufaktur. Annex ini
merupakan perhitungan pembatasan atau reduksi gas-gas rumah
kaca yang menjadi komitmen para pihak.

4. Konvensi Basel

Lengkapnya adalah: Convention on thr Control of Transboundary


Movements on Hazardous Waste and their Disposal. Konvensi ini
mengatur tentang pengawasan perpindahan lalu lintas batas limbah
B3 dan pembuangannya/penyimpanannya.

Konvensi ini melarang ekspor limbah beracun ke negara yang


tidak mampu mengelola secara berwawasan lingkungan. Indonesia
telah meratifikasi konvensi Basel melalui Keputusan Presiden Nomor
5 tahun 1993

5. Deklarasi Rio

Kesepakatan  tidak mengikat (nonlegally binding) yang dihasilkan


dalam KTT Rio 1992 memuat Pinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam Kerangka   Pembangunan Berkelanjutan.
Prinsip- prinsip Deklarasi Rio meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan


lingkungan harus menjadi bagian integral dari proses
pembangunan dan tidak terpisah dari proses tersebut.

b. isu-isu lingkungan harus ditangani dengan partisipasi dari rakyat


dalam tiap langkahnya.

c. negara harus memfasilitasi dan mendorong kesadaan masyarakat


dan partisipasi mereka dengan menyediakan informasi secara
luas.

65
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
6. Konvensi Keragaman Hayati

Konvensi ini mengatur perlindungan keragaman hayati. Setiap


neagra mempunyai hak berdaulat  untuk memanfaatkan sumber
daya hayatinya sesuai dengan kebijakan lingkungannya. Konvensi
ini bertujan mengatur pemanfaatan komponen-komponennya
secara berkelanjutan  dan membagi keuntungan yang dihasilkan dari
pemanfaatan sumber daya genetik secara adil dan merata.

Indoensia meratifikasi Undang-Undang nomor 5 tahtn 1992


tentang Pengesahan Konvensi Keragaman Hayati tanggal 1 Agustus
1994.

7. Konvensi tentang Perubahan Iklim

Konvensi tentang perubahan Iklim dihasilkan melalui KTT Rio


1992. Konvensi ini bertujuan untuk mencapai kestabilan konsentrasi
gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang dapat mencegah
kondisi yang membahayakan sistem iklim dalam jangka waktu cukup
agar ekosistem dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
Indonesia meratifikasi Undang-Undang  Nomor 6 tahun 1994 tentang
Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim tanggal 23 Agustus 1994.

8. Agenda 21

Agenda 21 merupakan dokumen yang dihalirkan pada saat KTT Rio,


bersifat sangat penting karena sifatnya yang komprehensif. Agenda ini
memuat program dan strategi rinci untuk mendorong pembangunan
berkelanjutan di seluruh negara di dunia namun agenda ini bersifat
Non-legally Binding. Untuk menjaga penerapan Agenda-21 UNCED
membentuk Commission for Suistainable Development (CSD)

66
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Penutup 5

M
enyadari pentingnya dan betapa mendesaknya masalah
yang ditimbulkan oleh pemanasan global, Pemerintah
Indonesia memiliki komitmen penuh terhadap
penurunan jumlah karbon dan emisi gas rumah kaca
lainnya.

Oleh karena itu di bidang industri, pelaksanaan


komitmen tersebut akan dimulai secara bertahap dan konsisten,
dengan skala prioritas pada industry yang paling banyak menyedot
energy. Pemerintah juga akan memfasilitasi upaya-upaya penurunan
emisi gas rumah kaca, baik secara administratif maupun dana
insentif.

Pemerintah akan terus menggiatkan kerjasama dengan negara-


negara lain dalam hal penanggulangan pemanasan global dan yang
terkait dengannya, baik dengan organisasi internasional dan institusi
keuangan lain, untuk mendapatkan akses alih teknologi dan sumber
dana bantuan.

Demi terwujudnya bumi yang layak dan nyaman untuk dihuni,


pemerintah akan terus melaksanakan konsep Pembangunan
Berkelanjutan dan Berawawasan Lingkungan yang ditopang asas-
asas yang juga sesuai dengan ketentuan Badan PBB, UNCED, yaitu
dengan memperhatikan keadilan antargenerasi (intergenerational
equity), keadilan dalam satu generasi (intra-generational equity),
prinsip pencegahan dini (precautionary principle), perlindungan
keanekaragaman hayati (conversation of biological diversity), dan
internalisasi biaya lingkungan (internalisation of environment cost
and incentive mechanism).

Bumi bukan milik kita saat ini, bumi milik anak-cucu-cicit dan
generasi lanjutannya kelak. Dengan konsep terpadu dan kesadaran
dari seluruh komponen masyarakat, negara, dan bangsa-bangsa
di dunia akan pentingnya menjaga kelestarian bumi, tentu saja
pemanasan global bisa kita hambat agar tidak menuju pada dampak
yang lebih destruktif.

67
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
Referensi Pendukung

Buku dan Internet

John Houghton, Global warming: The Complete Briefing, (Cambridge:


Cambridge University Press,Third Edition 2004)

Agus R. dan Rudy S., “Global Warming: Mengancam Keselamatan


Bumi”, hiduplebihmulia.wordpress.com, Edisi Pertama, April 2008

“Pemanasan Global”, http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Sumber Foto

R. Lelawaty Simamora, “Strategi Komunikasi & Edukasi Perubahan


Iklim”, Jayapura Oktober 2008

R. Lelawaty Simamora, “Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di


Wilayah Pesisir dan Laut”, Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sulawesi, Maluku, Papua, Palu 22 Oktober 2008

R. Lelawaty Simamora, “Peran Keluarga dalam Mengatasi Perubahan


Iklim”, disampaikan pada acara seminar IWABA, 24 Februari 2010

The New York Times, 27 Januari 2008

http://science.nationalgeographic.com

Ir. Puspa Dewi Liman, MSC, “Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim
Sektor Kehutanan”

“Wilkins Ice Shelf dari satelit”, National Snow and Ice Data Center
(NSIDC), 6 Maret 2008

“Bimbingan Teknis Kajian dan Adaptasi PI (Vulnerability and


Adaptation Assessment to Climate Change)”, Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional
Sulawesi Maluku dan Papua, Makasar 28 Oktober 2009

Agus R. dan Rudy S., “Global Warming: Mengancam Keselamatan


Bumi”, hiduplebihmulia.wordpress.com, Edisi Pertama, April 2008

http:/www.google.co.id

68
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global
70
Selamatkan Bumi dari Kehancuran
Pemanasan Global

You might also like