You are on page 1of 25

PENDAHULUAN

BAB I
PEMAHAMAN PENDIDIKAN PANCASILA
DI PERGURUAN TINGGI

1.1 Maksud Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila Di Mimbar


Perguruan Tinggi

a. Untuk memberikan pemahaman, peresapan dan penghayatan secara lebih


mendalam tentang pancasila dasar negara dan pandangan hidup bangsa indonesia
b. Guna meningkatkan pemahaman dan keyakinan yang lebih besar dan
mendalam mengenai kebenaran dan keampuhan pancasila dasar negara, ideologi
nasional dan pandangan hidup bangsa indonesia
c. Untuk semakin memperkokoh dan memantapkan ketahanan nasional bangsa
indonesia
d. Untuk memupuk kesadaran akan pentingnya penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai adat-istiadat, budaya, trdisi, pustaka dan kepercayaan bangsa sendiri
ditengah-tengah kehidupan mastyarakatnya

1.2 Tujuan

a. Tujuan Pendidikan
Diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang profesi tertentu

b. Tujuan Perkuliahan Pendidikan Pancasila Adalah Agar Mahasiswa Dapat


Atau Mampu :
1. Memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang di
hadapi oleh masyarakat bangsanya secara sinambung dan konsisten
dengan cita-cita yang digariskan dalam UUD 1945
2. Menghayati filsafat dan tata nilai filsafat pancasila, sehingga menjiwai
tingkah lakunya selaku warga negara republik indonesia

c. Tujuan Pendidikan Pancasila Ialah Mempersiapkan Mahasiswa Agar :


1. Dalam memasuki kehidupan masyarakat dapat mengembangkan
kehidupan pribadi yang memuaskan
2. Menjadi anggota keluarga yang penuh kesadaran moral dan berbahagia
lahir dan batin
3. Menjadi warga negara yang berkesadaran kebangsaan yang tinggi dan
bertanggung jawab terhadap negar kesatuan ri yang bersendikan pancasila
1.3 Kajian Pancasila Melalui Empat Tinjauan Secara Holistik Yaitu :

a. Tinjauan filosofis

Yang akan mengungkap pancasila sistim filsafat bangsa indonesia,


ideologi nasional dan pandangan hidup bangsa serta etika bangsa (tataran nilai-
nilai) yang dikandung pancasila, juga pandangan integralistik mengenai pancasila
yang akan membedakan dengan pandangan bangsa lain didunia

b. Tinjauan historis

Yang memaparkan masa kejayaan nasional, asal mula pancasila, latar


belakang keberadaan pancasila dan sejarah perkembangan pancasila, baik secara
etimologis, terminilogis maupun kronologis, sehingga akan terlihat bentuk,
susunan, sifat, dan sistem pancasila dalam wujud kebulatan yang utuh menyeluruh
dan sistematik

c. Tinjauan yuridis-konstitusional

Menguraikan status dan kedudukan pancasila dalam tata kehidupan bangsa


indonesia, keterkaitan pancasila dan norma-norma hukum yang ada dan berlaku
diindonesia

d. Tinjauan aktual atau etis

Merupakan aktualisasi pancasila dalam kehidupan kampus, pancasila


sebagai paradigmapembangunan poleksosbudhankam, pancasila sebagai
pembaharuan hukum dan HAM, sehingga nilai-nilai pancasila sebagai sumber
moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di indonesia

1.4 Beberapa Perbedaan Penyajian Pancasila

a. Pendidikan Moral Pancasila (PMP)


Disajikan secara teoritis mengenai adat istiadat, tradisi, budaya,
kepercayaan dan kepustakaan lokal

b. Pendidikan Pancasila
Hanya disajikan di mimbar perguruan tinggi, maksudnya kajian pancasila
itu untuk memahami etika bangsa indonesia dengan dilakukan pengkajian secara
obyektif ilmiah, artinya segi-segi filosofis, historis dan yuridis-konstitusional serta
aplikasi pragmatik di jadikan bahan pengkajian aktualisasi pancasila didalam
kehidupan bangsa indonesia
1.5 Landasan Pendidikan Pancasila

a. Landasan Historis
Bangsa indonesia harus memiliki visi, pandangan hidup yang kuat, agar
kokoh sebagai bangsa yang mandiri, maka dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berakar pada sejarah bangsanya akan terjuwud. Asalmula nilai-
nilai pancasila dari bangsa indonesia sendiri, tradisinya sendiri, budayanya
sendiri, kepustakaannya sendiri, dan kepercayaan atau keagamaannya sendiri,
maka bangsa indonesia menjadi kausa materialis.

b. Landasan Kulturil
Bangsa indonesia memiliki asas kulturil yang berbeda dengan bangsa lain.
Nilai-nilai kemasarakatan dan kenegaraan yang terkandung dalam sila-sila
pancasila, merupakan hasil karya besar dari tokoh-tokoh kenegarawan putra
indonesia sendiri, diantaranya ialah Mr.M.Yamin, Prof. Soepomo, Bung Karno,
Bung Hatta, dan lain-lainnya serta diangkat dari nilai-nilai kulturil bangsa
indonesia sendiri yang sangat luhur.

c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di perguruan tinggi
tertuang dalam undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistempendidikan
nasional pasal 39 yang menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalus dan
jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan
kewarganegaraan yang merupakan mata kuliah pengembangan kepribadian.

Dalam peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi


pasal 13 ayat 2 ditetapkan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur
oleh Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan. Perkuliahan Pendidikan diatur dalam
Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 38 / DIKTI / Kep. / 2002, yang merupakan
penyempurnaan lebih lanjut dari kurikulum Keputusan Dirjen Dikti No. 356 /
DIKTI / Kep. / 1995.

d. Landasan Filosofis
Kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa indonesia dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai dalam sila-sila
pancasila, yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa indonesia sebelum
mendirikan negara.
BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN FENOMENA

2.1 Kedudukan Dan Fungsi-Fungsi Pancasila

a. Kedudukan Pancasila Pertama

Pancasila menjadi Dasar Negara atau pangkal tolak yang melandasi


kehidupan bangsa indonesia, yang fungsinya merupakan azas negara, landasan
negara, fondamen negara, sendi-sendi negara, kepribadian bangsa, moralitas
bangsa,sumber segala sumber hukum dan filsafat bangsa indonesia

b. Kedudukan Pancasila Kedua

Pancasila menjadi pedoman hidup seluruh bangsa inndonesia yang


fungsinya adalah pegangan hidup, tumpuan hidup, penuntun sikap dan perilaku
bangsa, cara hidup, perjuangan hidup, dan rahasia hidup serta jalan hidup bangsa
indonesia

c. Kedudukan Pancasila Ketiga

Pancasila menjadi ideologi nasional yang fungsinya ialah pandangan


hidup, jiwa bangsa, cita-cita bangsa, tujuan hidup bangsa dan falsafah hidup
bangsa indonesia.

2.2 Fenomena Perubahan Sosial Budaya Dewasa Ini

Fenomena perubahan sosial budaya tercermin dalam masyarakat kita yang


dewasa ini sedang mengalami masa transisi simultan yaitu :

a. Masa transisinya masyarakat dengan budaya agraris-tradisional menuju


masyarakat dengan budaya industri-modern.
b. Masa transisinya masyarakat dengan budaya etnis-kedaerahan menuju
masyarakat dengan budaya nasional-kebangsaan
c. Masa transisinya masyarakat dengan budaya nasional-kebangsaan menuju
masyarakat dengan budaya global-mondial
2.3 Fungsi-Fungsi Pancasila Dalam Negara Kesatuan RI

Pancasila dijadikan dasar Negara Kesatuan RI oleh Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang berfungsi sebagai Badan Nasional,
rumusannya tercantum dalam pembukaan UUD’45 alinia ke-empat.

Fungsi-fungsi pancasila sebagai berikut :


1. Pancasila adalah kepribadian bangsa indonesia
2. Pancasila adalah sistem filsafat bangsa indonesia
3. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa indonesia
4. Pancasila adalah jiwa bangsa indonesia
5. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa indonesia
6. Pancasila adalah moralitas bangsa indonesia
7. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum
8. Pancasila adalah ideologi nasional
KEFILSAFATAN
BAB I
PANCASILA SISTEM FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
1.1 Sistem Filsafat Bangsa Indonesia

Pengertian sistem ialah kebulatan atau keseluruhan yang bagian-bagiannya


saling berkaitan, saling berpengaruh, saling tergantung dan saling mengisi secara
terpadu.

Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu


yang ada atau suatu kegiatan budi manusia untuk mencari hakekat segala sesuatu,
baik yang konkrit, yang abstrak maupun yang spiritual. Filsafat merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu sampai pada hakekatnya.

Pancasila adalah hasil pemikiran manusia indonesia untuk mencari


kebenaran hingga mendekati kesungguhan yang digenggamnya seirama dengan
ruang dan waktu. Pancasila yang terdiri dari lima sila, setiap silanya merupakan
suatu asas sendiri, fungsi sendiri, namun secara keseluruhan merupakan kesatuan
yang sistematis

1.2 Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Kesatuan sila pancasila dan sistem filsafat harus memiliki obyek, metoda,
sistem dan pendekatan yang sama, agar pancasila merupakan sistem filsafat
bangsa indonesia, pembuktiannya sebagai berikut :

a. Obyek filsafat secara formal ialah kebenaran hakiki dari segala sesuatu
yang ada, sedangkan obyek materialnya yaitu tuhan YME, manusia, dunia, dan
alam semesta.

b. Metoda filsafat dan pancasila adalah sama, yaitu metoda transendental


(metafisika).

c. Sistem filsafat dan sistem pancasila adalah sama, yaitu memiliki sistem
yang terbuka, artinya analisa-ilmiah yang digunakan dalam mencapai obyeknya
diterima secara terbuka.
d. Pendekatan yang digunakan filsafat dan pancasila juga sama yaitu induktif
dan deduktif
1. Pendekatan induktif filsafat, ialah sebagai ilmu pengetahuan murni, filsafat
dalam mencapai kebenaran hakiki menggunakan caranya sendiri, yang
nantinya berlaku secara obyektif, umum dan universal
2. Pendekatan induktif pancasila ialah karena pancasila lahir, tumbuh dan
berkembang dari persada nusantara kita sendiri yang berupa adat istiadat,
tradisi, budaya, pustaka dan keagamaan bangsa kita sendiri, maka kemudian
berkembang menjadi adat nasional, trdisi nasional, budaya nasional, dan
pustaka nasional
3. Pendekatan deduktif filsafat, sebagai ilmu pengetahuan filsafat mampu
menjadi jembatan bagi ilmu-ilmu lain dan sekaligus membantu memecahkan
problem-problem ilmu khusus.
4. Pendekatan deduktif pancasila, yaitu pancasila sebagai pemersatu seluruh
kehidupan bangsa indonesia yang beraneka corak-ragamnya atau berBhineka

1.3 Pancasila Adalah Dasar Negara Kesatuan RI

Tujuan dirumuskannya pancasila ialah untuk menjadi dasar negara RI.


Dasar yuridis dalam pembukaan UUD’45, Tap.No.XX/MPRS/1966 (jo Tap.MPR
No.V/MPR/1973 dan Tap. MPR No.IX/MPR/1978) menegaskan bahwa pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum indonesia
yang pada hakekatnya merupakan pandangan hidup bangsa indonesia kesadaran
dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta
watak bangsa indonesia.
BAB II
PANCASILA IDEOLOGI NASIONAL
2.1 Pengertian-Pengertian

Ideologi sebagai suatu konsep atau sebagai suatu sistem berpikir, pertama
kali di perkenalkan oleh Destutt de Tracy, filsuf prancis tahun 1796. di rusia Karl
Marx dalam bukunya ”The German Ideology” mengartikan ideologi menjadi
konsep yang penting dalam pemikiran politik dan ekonomi. Jeorge Larrain dalam
tulisannya tentang The Concept Of Ideology (2002) memberikan pengertian
”ideology as a set of beliefs” yaitu setiap individu atau kelompok masyarakat
memiliki suatu sistem kepercayaan mengenai suatu yang dipandang bernilai dan
menjadi kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok.

Ideologi adalah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu


bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata masyarakat dalam menegara.
Isi ideologi berupa kumpulan pikiran–pikiran rakyat yang mengandung
pandangan tentang keadaan bangsa, memuat prespektif atau harapan masa depan
bangsa dan memberi arah serta dorongan bagi seluruh kegiatan manusia.istilah
nasional artinya kumpulan masyarakat yang telah menetap dalam suatu negara.

Pancasila ideologi nasional artinya pancasila merupakan kumpulan atau


seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh pemerintah dan rakyat
indonesia dan digunakan oleh bangsa indonesia untuk menata/mengatur
masyarakat indonesia atau berujud ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah
dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik seseorang atau golongan
tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa indonesia secara
keseluruhan.

2.2 Selaku Ideologi Nasional Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi

1. Dimensi Idealitas artinya ideologi pancasila mengandung harapan-


harapan dan cita-cita diberbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai
masyarakatnya.

2. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya


bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya yang
menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.

3. Dimensi Normalitas artinya pancasila mengandung nilai-nilai yang


bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atau aturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif

4. Dimensi Fleksibelitas artinya ideologi pancasila itu mengikuti


perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka atau
demokratis, mempersegar diri, memberikan peluang masyarakatnya untuk
mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai yang dikandung di
dalamnya dan memperkokoh diri dari waktu ke waktu

2.3 Ideologi Terbuka Dan Ideologi Tertutup

Ideologi disebut tertutup jika tidak dapat menerima dan mengembangkan


pemikiran-pemikiran baru, tidak berinteraksi dengan perkembangan jaman, hanya
mengandung dimensi normalitas yang dipaksakan dan dimensi idealitas yang
bersifat semu, tidak demokratis dan lebih bersifat otoriter

Ideologi disebut terbuka jika ideologi itu dapat menerima dan


mengembangkan pemikiran baru dari luar yang tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasarnya.

Demi survival pancasila ideologi nasional yang secara efektif mampu


mengulangi setiap tantangan, ancaman, hambatan, gangguan dan rintangan, maka
perlu diupayakan agar pada diri pancasila termuat unsur-unsur realitas, idealitas,
dan fleksibilitas.
BAB III
PANCASILA SISTEM ETIKA
BANGSA INDONESIA

3.1 Pengertian Etika,Moral Dan Norma

Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku


manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Etika membicarakan masalah-
masalah yang berkaitan dengan nilai, moral dan norma.

Nilai pada hakekatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
obyek namun bukan obyek itu sendiri. Moral merupakan patokan-patokan,
kumpulan peraturan lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup
dan bertindak agar menjadi manusia yang lebih baik. Norma adalah aturan-aturan
atau ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat atau kelompok
tertentu dan menjadi panduan, tatanan, patokan, padanan dan pengendali sikap
dan tingkah lakunya dalam hidup bermasyarakat.

3.2 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila

a. Secara Konsepsional

1. Nilai Dasar

Nilai dasar pancasila bersifat abadi, kekal, yang tak dapat


berubah, wujudnya ialah sila-sila pancasila. Juga dapat ditemukan
dalam empat alinia Pembukaan UUD’45 dan Pokok-Pokok Pikiran.

2. Nilai Instrumental

Berupa penjabaran nilai dasar yaitu arahan kinerja untuk kurun


waktu tertentu dan kondisi tertentu. Perwujudan nilai instrumental
adalah butir-butir sila-sila pancasila yang dulu 36 butir kini berubah
menjadi 45 butir. Nilai instrumental berpengaruh pada waktu, keadaan
dan tempat sehingga sifatnya dinamis, berubah, berkembang, dan
enovatif.

3. Nilai Praksis

Nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Praksis


harus selalu Pased on Values, sedangkan praktek biasa bersifat Value
Free, maka secara hierarkhis Praksis berada di bawah nilai
instrumental tersebut secara taat asas (konsisten)

b. Secara Ilmiah
1. Menurut Jenjangnya terdiri dari nilai religius, nilai spiritual, nilai
vitalitas, nilai moral, nilai material
2. Menurut Jenisnya terdiri dari nilai illahiah, nilai etis, nilai estetis, nilai
intelek.
3. Menurut Ragam-Ragamnya terdiri dari nilai instrinsik, nilai
instrumental, nilai inheren, nilai kontributif

3.3 Sikap Dan Perilaku Sesuai Nilai-Nilai Pancasila

Operasionalisasi Pancasila dengan Pendekatan Nilai Dasar ke dalam Nilai


Instrumental dan kedalam Nilai Praksis merupakan perwujudan konkrit sikap dan
perilaku manusia indonesia dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai
pancasila.
BAB IV
CITA NEGARA PERSATUAN RI

4.1 Negara Persatuan Republik Indonesia

Negara Indonesia merupakan Negara Persatuan Republik yang


Berkedaulatan Rakyat. Negara persatuan pada hakekatnya mendasarkana pada
sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sosial, negara yang memiliki
sifat persatuan bersama, berdasarkan kekeluargaan, bersifat monodualistik
kemanusiaan, tolong menolong atas dasar keadilan sosial, lebih mengutamakan
keseluruhan daripada bagian-bagian dan berprinsip satu untuk semua dan semua
untuk satu.

4.2 Pandangan Tentang Hakekat Manusia

Berdasarkan sifat kodratanya manusia dibedakan menjadi dua yaitu


manusia individu artinya manusia memiliki sifat sebagai pribadi atau AKU yang
berdiri sendiri dan terlepas dari orang lain keberadaannya, manusia sosial artinya
manusia memiliki sifat sosial yang berhubungan dengan orang lain, seluruh
kegiatannya terkait/tergantung pada keberadaan orang lain.

4.3 Pancasila Integralistik

Teori integralisme diperkenalkan oleh Prof.DR.Mr. Soepomo pada sidang


BPUPKI 31 mei 1945 dalam menjelaskan konsep dasar negara. Teori
integralistik ajaran dan Spinoza, A.Muller dan Hegel, mengajarkan bahwa negara
merupakan susunan masyarakat integral, yang mengatasi seluruh golongan yang
ada, tidak memihak kepada sesuatu golongan, maka keseluruhan sebagai awal
dari segalanya, negara persatuan yang organis tidak dapat dipisah-pisahkan, yang
utama ialah penghidupan bangsa seluruhnya.

Teori integralistik (paham negara persatuan) mengusahakan terbentuknya


keseimbangan lahir-batin dari semua unsur, terbentuknya semangat kekeluargaan
dan semangat gotong royong yang tinggi sehingga Pancasila mencerminkan
pandangan integralistik.

Perbedaan Cara Berpikir Bangsa Indonesia Dengan Bangsa-


Bangsa Lain :

 Ciri berpikir integralistik dikembangkan di negara


pancasila yaitu indonesia yang inti isinya ialah nilai kekeluargaan
 Berpikir individualistik dikembangkan dinegara-negara
liberal, yang diutamakan nilai kebebasan individu/perorangan, metoda
berfikirnya liberalistik

 Berfikir materialisme-dialektik dikembangkan dinegara-


negara komunis/persemakmuran, metoda berfikirnya materialisme-
dialektik, yang berkembang dari sejarah kehidupan sosialnya, kemudian
dinamakan materialisme-historik.

4.4 Perbedaan Dasar Dan Sikap Negara-Negara Dunia

 Negara Atheis yang memiliki dasar tidak percaya kepada Tuhan YME
 Negara Sekuler yang tidak berdasar kepada ketuhanan YME maupun
agama tertentu
 Negara Theis-Demokratis berdasarkan ketuhanan YME, bukan
berdasarkan salah satu dari agama
 Negara Theis-Theokratis berdasarkan ketuhanan menurut agama tertentu
KESEJARAHAN
BAB I
HISTORISITAS PANCASILA

1.1 Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Istilah pancasila berasal dari bahasa india (sansakerta), yaitu ”panca”


artinya lima dan ”syila” artinya (huruf l pendek) artinya sendi, alas, asas, dasar
dan fondamen; jadi pancasila berarti bersatu sendi yang lima (consisting of five
rocks)

Pengertian kedua ”panca” artinya lima dan ”syila” artinya (huruf l


panjang) artinya aturan tingkah laku yang baik, yang biasanya dilakukan para
penganut Agama Budha sesuai sejarah masuknya ke Indonesia. Pancasila berarti
lima aturan tingkah laku yang baik atau terpuji (five moral principles), antara
lain : dilarang membunuh, dilarang mencuri, dilarang berjudi, dilarang minum-
minuman keras dan dilarang berzina.

1.2 Pancasila Secara Kronologis

 Periodisasi Perkembangan Pancasila Dasar Negara Kesatuan RI, yaitu:

1. Perwatakan Asli bangsa Indonesia telah dimiliki berabad-


abad yang silam dan tersebar dalam adat-istiadat, tradisi, budaya,
kepustakaan dan keagamaan merupakan materi Pancasila
2. Sidang BPUPKI l tanggal 29 mei 1945 oleh Mr.M.Yamin
berpidato
3. Sidang BPUPKI ll tanggal 31 mei 1945 oleh Prof.DR.Mr.
Soepomo
4. Sidang BPUPKI lll 01 juni 1945 oleh Ir. Soekarno
5. Sidang BPUPKI tanggal 22 juni 1945 oleh Panitia 9
6. Tanggal 17 agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan RI,
kemudian tanggal 18 agustus 1945 Sidang PPKI
7. Tanggal 27 desember 1949 bentuk Negara Kesatuan RI
berubah menjadi Negara Serikat
8. Tanggal 17 agustus 1950 Konstitusi RIS dirubah menjadi
UUD’s 1950
9. UU No.7 tahun 1953 tentang Pemilu
10. Tanggal 10 oktober 1965 Rakyat dan ABRI manunggal dan
bangkit melawan kudeta Gerakan 30 September 1965 PKI
11. Tanggal 11 maret 1966 keluarnya SUPERSEMAR
12. Intruksi Presiden No.12 tahun 1968 Tanggal 13 april 1968
tentang perumusan dan tata urutan pancasila
13. Garis-Garis Besar Haluan Negara 1973 menegaskan bahwa
Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila
14. Tap.No.ll/MPR/78 penetapan pedoman penghayatan dan
pengamalan pancasila/ Ekaprasetia Pancakarsa
15. UU No.3 tahun 1985 penegasan bahwa semua partai politik
dan golongan karya berasaskan pancasila
16. UU No.8 tahun 1985 menegaskan bahwa semua Organisasi
Kemasyarakatan hanya berasaskan pancasila
17. GBHN 1988 menegaskan bahwa Pancasila menjadi satu-
satunya asas bermasyarakat berbangsa dan bernegara
18. Tanggal 21 mei 1998 ialah masa reformasi
BAB II
Asalmula/Causa Pancasila

2.1 Asalmula Bahan Dari Pancasila

a. Bangsa Indonesia merupakan asal dari nilai-nilai Pancasila,


sehingga Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa indonesia
sendiri berupa nilai-niai adat istiadat, nilai tradisi, nilai-nilai kebudayaan,
nilai-nilai kepustakaan dan nilai-nilai religius

b. Sejarah Kebangkitan Nasional antara lain gerakan sosial,


kebudayaan dan keagamaan yang tujuannya mengangkat harkat dan derajat
Bangsa Indonesia

2.2 Asal Mula Bentuk/Bangun

Bentuk pancasila dirumuskan sesuai yang termuat dalam UUD’45


antara lain adalah:

a. Yang merumuskan dan membahas terutama dalam hal bentuk, rumusan,


nama, Pancasila ialah Bung Karno dan Bung Hatta bersama para anggota
BPUPKI lainnya

b. Tanggal 29 april 1945 terbentuklah BPUPKI yang memiliki tugas


menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan Kemerdekaan Indonesia,
BPUPKI membentuk beberapa panitia kerja antara lain: Panitia Perumus,
Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembelaan
Tanah Air

c. Bentuk Rumusan Pancasila yang Outentik sebagaimana inpres No.12


tahun 1968 tanggal 13 april 1968, rumusan dan tata urutan pancasila yang
resmi tersebut di gunakan dalam penulisan, pembacaan dan pengucapan.

2.3 Asalmula Tujuan


a. Yang menjadikan Pancasila Tujuan Hidup Bangsa Indonesia atau asalmula
tujuan ialah para anggota BPUPKI dan panitia kecil BPUPKI (Panitia
sembilan)
b. Yang menjadikan Pancasila Tujuan Hidup Bangsa Indonesia Yaitu
persidangan-persidangan BPUPKI
c. Terbentuklah PPKI yaitu setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya
kemudian dibubarkan

2.4 Asalmula Karya

a. Yang mengkaryakan dan menetapkan pancasila menjadi Dasar Negara RI


yaitu para anggota PPKI sebagai pembentuk negara pada tanggal 18
agustus 1945 setelah dilakukan pembahasan dalam sidang BPUPKI panitia
sembilan.

b. Proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945 merupakaan pernyataan


kemerdekaan bangsa indonesia. Suatu perjuangan seluruh bangsa yang di
ridhoi Tuhan YME. Pembukaan UUD’45 memberikan penjelasan,
penegasan, dan pertanggung jawaban terhadap dilaksanakannya
proklamasi Kemerdekaan RI 17 agustus 1945

c. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara RI oleh seluruh anggota PPKI,


dimaksud bahwa pancasila yang rumusannya termuat dalam pembukaan
UUD’45 alinia lV
YURIDIS-KETATANEGARAAN
BAB I
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

1.1 Pengertian UUD’45

UUD’45 ialah suatu naskah yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh
dan Penjelasan. Arti UUD’45 ialah konstitusi tertulis atau piagam-piagam tertulis
yang dikeluarkan Negara Republik Indonesia dan kemudian mejadi sumber
Perundang-undangan Negara. Konstitusi tertulis lebih menjamin kepastian hukum
walaupun bersifat kaku namun lebih tegas dan jelas formulasinya. Sedangkan
konstitusi tidak tertulis ialah tidak jelas dan tidak tegas formulasinya namun
bersifat lebih luwes dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan

1.2 Sifat UUD’45

Sifat UUD’45 ialah singkat dan fleksibel artinya:


a. Singkat artinya UUD’45 hanya memuat sendi-sendi pokok dari pada
Hukum Dasar Negara Indonesia dan hanya terdiri dari 37 pasal

b. Fleksibel artinya hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedangkan hal-


hal atau aturan-aturan yang menyelenggarakan terlaksananya aturan
pokok, cukup diserahkan kepada perundang-undangan lainnya

1.3 Cara Timbulnya UUD’45

UUD’45 sengaja dibuat oleh badan-badan negara kita, yang ditetapkan setelah
Negara Baru didirikan. Sebelum negara terbentuk para panitia BPUPKI membuat
rancangan UUD’45 dan secara aklamasi ditetapkan setelah Negara terbentuk

1.4 Masa Berlakunya UUD’45


UUD’45 berlaku selama 2 masa di Negara Kesatuan RI, yaitu pada
tanggal 18 agustus 1945 s/d 27 desember 1949 dan yang kedua pada tanggal 15
juli 1959 sampai sekarang ini.

1.5 Hukum Dasar Negara Tertulis

a. Memiliki kekuatan mengikat pemerintah, lembaga-lembaga negara,


lembaga-lembaga masyarakat, warga negara dan penduduk.
b. Berisi norma-norma dasar atau aturan dasar.
c. Merupakan sumber hukum atau sumber perundang-undangan dan alat
kontrol terhadap perundangan dibawahnya.
1.6 Ciri-Ciri Khas Negara Hukum

a. Adanya pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang


mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, ekonomi dan
kebudayaan

b. Tegaknya peradilan yang bebas dan tidak memihak atau tidak dipengaruhi
oleh suatu kekuatan atau kekuasaan apapun

c. Adanya legalitas dalam segala bentuknya atau jaminan kepastian hukum


artinya ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan serta aman
dalam pelaksanaannya
BAB II
PEMBUKAAN UUD’45

2.1 Asalmula Pembukaan UUD’45

Pembukaan UUD’45 yang di susun oleh Panitia Perumusan tanggal 22


juni 1945, berasalmula dari: para pembentuk Negara, yakni PPKI yang dipelopori
oleh Komite Nasional yang hakekatnya wakil dari seluruh rakyat indonesia sejak
18 agustus 1945, di Negara RI berlakulah pembukaan UUD’45 mulai berlaku pula
Tertib Hukum Indonesia, yang sebelumnya berlaku tertib hukum Kolonial

2.2 Sifat Pembukaan UUD’45

Secara menyeluruh ada 4 macam sifat pembukaan UUD’45 yaitu :

1. Pembukaan UUD’45 sebagai pokok kaidah Negara yang


Fundamental artinya menurut ilmu hukum mengandung beberapa unsur
mutlak

2. Pembukaan UUD’45 bersifat tetap tidak dapat diubah artinya


selamanya terlekat dalam kelangsungan hidup bangsa indonesia sepanjang
masa didalam menegara

3. Pembukaan UUD’45 bersifat Konkrit/jelas artinya dengan adanya


pembukaan UUD’45 sebagai kata pengantar UUD Negara RI maka adanya
Negara Kesatuan RI menjadi konkrit/jelas

4. Pembukaan UUD’45 bersifat tertulis memiliki kekuatan yang


dapat dipaksakan, tegas dan jelas formulasinya

2.3 Pokok-Pokok Pikiran Dalam Pembukaan UUD’45


Dalam sidang BPUPKI Prof. Soepomomengungkapkan pokok-pokok
pikiran tentang kehendak beliauapabila Negara Indonesia nanti tebentuk, antara
lain :

1. Negara hendaknya Negara Persatuan yang meliputi segenap


bangsa indonesia seluruhnya
2. Negara hendaknya mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
3. Negara hendaknya yang Berkedaulatan Rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyarawatan/perwakilan
4. Negara hendaknya berdasarkan atas Ketuhanan YME menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
5. Negara hendaknya yang masuk wilayah Asia Timur Raya

2.4 Status Pembukaan UUD’45

Pembukaan UUD’45 berstatus sebagai pokok Kaidah negara yang


Fundamental artinya Norma hukum yang pokok disebutkan sebagai pokok Kaidah
negara yang fundamental yang dalam hukum memiliki kedudukan yang tetap,
kuat an tak dapat berubah bagi kelangsungan hidup bangsa. Pembukaan UUD’45
merupakan sumber tertib hukum indonesia yaitu bahwa semua peraturan hukum
bersama yang ada dalam suatu negara dapat dikatakan Tertib Hukum (Legal
Order).
BAB III
BATANG TUBUH UUD’45

3.1 Pengertian Batang Tubuh UUD’45

Arti batang tubuh UUD’45 ialah peraturan Negara yang memuat


ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi sala satu Sumber daipada perundang-
undangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara itu.

3.2 Isi Batang Tubuh UUD’45

Batang Tubuh UUD’45 terdiri dari :


a. 16 Bab
b. 37 Pasal, terbagi 5 bagian antara lain :
Bentuk dan kedaulatan negara = pasal 1
Lembaga tertinggi negara = pasal 2,3
Lembaga tinggi negara = pasal 4-15, 16, 18, 19-22
Unsur-unsur kesejahteraan negara = pasal 23, 29, 31-37
Unsur-unsur pemerintahan negara = pasal 17, 24, 25, 26-28, 30
c. 4 pasal aturan peralihan
d. 2 ayat aturan tambahan

3.3 Sifat Batang Tubuh UUD’45

Batangtubuh UUD’45 memiliki 3 sifat utama yaitu :


Fleksibel, Elastis dan Soepel artinya dapat mengikuti
perkembangan jaman, kapan saja dapat berlaku, sejak dulu hingga sekarang
dan sampai kapanpun
Rigid (tidak kaku) artinya isi Batang Tubuh UUD’45 dapat
diselami setiap warga negara Indonesia secara keseluruhan, siapa saja jadi
WNI mampu menyelaminya

Luwes (gemulai) maksudnya dapat dilaksanakan oleh setiap


warga negara Indonesia disemua tempat, di sembarang ruang dan dimana saja
dapat dipraktekkan

BAB IV
HUBUNGAN ANTAR
KOMPONEN-KOMPONEN NEGARA

4.1 Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD’45

Secara formal atas pengaruh pembukaan UUD’45 pancasila tidak dapat


diubah, jika pancasila berubah berarti pembukaan UUD’45 juga berubah, pada
saat kini tidak ada lagi penguasa negara yang lebih tinggi kedudukannya dengan
UUD’45

Secara material pancasila juga tetap tidak dapat diubah, jika pancasila
berubah yang berubah hanya sifat tertulisnya saja, sedangkan isi materinya tetap
terlekat pada kelangsungan hidup bangsa indonesia sepanjang masa.

4.2 Hubungan Antara Pancasila dengan Batang Tubuh UUD’45

a. Pancasila sebagai dasar negara RI dan Batang Tubuh UUD’45


sebagai sumber peraturan perundangan negara RI, maka sifat hubungannya
causal-fungsional, artinya secara timbal balik menjabarkan, menegaskan dan
mempertanggung jawabkan

b. Setiap sila pancasila dijabarkan didalam pasal-pasal Batang Tubuh


UUD’45
c. Pancasila menjadikan landasan yang kokoh berlakunya Batang
Tubuh UUD’45 dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

4.3 Hubungan Antara Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan


RI

a. Pancasila sebagai dasar Negara RI merupakan realisasi berdirinya Negara


RI atas Proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945

b. Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945 memberikan penegasan dan


semangat di jadikan Pancasila Dasar negara RI, Pandangan Hidup Bangsa
dan Ideologi Nasional

c. Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 merupaka pernyataan


kemerdekaan RI dan Pancasila sebagai Dasar Negara RI yang tetap tidak
berubah, maka hubungannya bersifat holistik, artinya saling mengisi,
saling melengkapi, saling tergantung.

BAB V
SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA INDONESIA

5.1 Negara Kesatuan RI

a. Negara Kesatuan RI bersifat Monodualis-Kemanusiaan atau dwitunggal.


Sifat negara RI yang demikian ini dalam istilah populernya disebut : satu buat
semua, semua buat satu, dan semua buat semua.

b. Tujuan negara RI sesuai apa yang tercantum dalam pembukaan UUD’45


yaitu tujuan nasional (kedalam) antara lain memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap dan seluruh tumpah
darah indonesia

5.2 Sistem Pemerintahan Negara RI

a. Sistem pemerintahan negara RI, ditegaskan dalam UUD’45


b. UUD’45 tidak menganut sistem pembagian kekuasaan
c. Pembagian kekuasaan menurut UUD’45 yaitu:

1. Kekuasaan legislatif adalah pada DPR dalam Bab VII UUD’45


2. Kekuasaan eksekutuf pada presiden tentang Kekuasaan Pemerintahan
Negara Bab III UUD’45
3. Kekuasaan yudikatif berada di MA mengenai Kekuasaan Kehakiman
Bab IX UUD’45

5.3 Mekanisme Kepemimpinan Lima Tahunan

1. Keseluruhan anggota MPR & DPR harus selalu hasil pemilu. Yang
luber dan jurdil
2. Setiap sidang umum MPR, berhasil menetapkan Tap MPR,
menetapkan GBHN, memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
3. Pelaksanaan tugas Presiden/Mandataris MPR berlandaskan
UUD’45 & GBHN, juga pertanggung jawaban Presiden/Mandataris dilakukan
pada akhir jabatannya
4. Tugas-tugas Presiden/Mandataris MPR ialah mengangkat anggota
DPA dan BPK, melaksanakan pemilu, mengajukan RAPBN setiap tahun,
membentuk UU dengan persetujuan DPR
5. DPR mengawasi pelaksanaan tugas Presiden melalui Hak Budget
dan persetujuan atas RUU
6. Pelaksanaan tugas masing-masing kelembagaan negara
berdasarkan UUD’45

You might also like