You are on page 1of 80

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PETUNJUK UMUM

(1) Sifat pekerjaan


Dalam pelaksanaan proyek pembangunan GEDUNG PERPUSTAKAAN
Balikpapan secara keseluruhan, hal-hal yang memerlukan perhatian adalah
Konstruksi bangunan, agar para pengguna gedung ini merasa aman dan
nyaman.

Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah meliputi


pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dan penyediaan
tenaga kerja, material, alat-alat pelaksanaan, pekerjaan sementara dan segala
sesuatu yang secara permanen atau temporer diperlukan dalam
pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan,ditentukan dalam Kontrak.

(2)Syarat Umum Pelaksana Pekerjaan


“Alat-alat Pelaksanaan”, berarti semua peralatan atau perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pembangunan, penyelesaian ataupun pemeliharaan
pekerjaan atau Pekerjaan Sementara, akan tetapi tidak termasuk material
ataupun barang lainnya yang dipergunakan untuk membentuk pekerjaan atau
sebagian dari pekerjaan tetap.

Dalam Pelaksaan Pekerjaan Proyek Pembangunan GEDUNG


PERPUSTAKAAN Balikpapan ini, Kontraktor wajib memiliki Peralatan dan
Pekerja minimum sebagai berikut :
a. Peralatan minimal yang digunakan :
 1 (Satu) Alat Pengaduk bahan Beton yaitu Molen
 Alat-alat penunjang pekerjaan bidang beton maupun kayu
( Meteran, Bor, Ketam, Palu, Tang, Obeng, Siku, Linggis,
Sendok Semen, Cangkul, Sekop, dll. )
b. Personil minimal yang digunakan :
 2 (Dua) Orang berpendiikan STM

(3) Pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksaan Proyek adalah sebagai berikut :

a. “Owner”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan sebagai


Pemilik Proyek. ( Pemerintah Kota Balikpapan )

b. “Konsultan”, berarti Perusahaan / Badan atau perorangan yang


ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk melakukan perencanaan pada
proyek ini, khususnya dalam hal ini adalah Perencanaan Konstruksi.

c. “Engineer”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik


Proyek untuk melakukan Pengawasan atau menjadi Management
Konstruksi untuk pekerjaan pembangunan proyek ini.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
64
d. “Kontraktor”, berarti Perusahaan / Badan yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek untuk mengerjakan pembangunan proyek ini.

B. ACUAN PENGENDALIAN SELURUH PEKERJAAN

(1) Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standard
dan peraturan-peraturan sebagai berikut :

a) Peraturan-peraturan standar setempat yang biasa dipakai.


b) Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8.
c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
d) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan
Pekerjaan Umum (AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 1457.
e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Perencana/M.K.
f) Standar Normalisasi Jerman (DIN).
g) American Society for Testing and Material (ASTM).

Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan


normalisasi di Indonesia yang belum tercantum di atas, serta mendapat
persetujuan Perencana dan Pengawas.

(2) Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan menurut dokumen


kontrak, instruksi-instruksi tertulis dari Perencana.

(3) Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor


pada setiap saat, kelalaian Perencana dalam pengontrolan / pengawasan
terhadap kesalahan yang dilakukan Kontraktor. Kntraktor tetap bertanggung
jawab untuk memperbaiki sampai dengan disetujui Perencana dengan
seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

(4) Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) atau


gambar-gambar dan instruksi tertulis dari Perencana atau Pengawas harus
diperbaiki dengan semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

(5) Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus
mendapat persetujuan dari Perencana.
(6) Ukuran yang tertera dan terulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah
ukuran jadi, bukan ukuran bahan baku.

(7) Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan spesifikasi ini maka,
Kontraktor wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk
dibuatkan putusannya. Kontraktor tidak diperkenankan mengambil
keputusan sendiri.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
65
C. SETTING OUT

(1) Lokasi proyek ini telah disurvey/diukur oleh pihak Pemilik Proyek dengan
hasil sebagaimana tertera dalam gambar Rencana yang diberikan kepada
Kontraktor pada saat pemberian surat Perintah Kerja.

(2) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran


ulang untuk mencocokkan areal proyek dengan apa yang tertera pada
gambar rencana. Survey ulang tadi harus mencakup hal-hal sebagai berikut
:
a. Posisi patok-patok dilapangan, jarak horisontal dan perbedaan tinggi
antara tiap patok.
b. Bangunan konstruksi-konstruksi lain, dan benda-benda yang berada
dalam daerah proyek, bentuk denah tanah (land configuration), dan
hal lain yang perlu.

(3) Kontraktor wajib memberi report tertulis tentang hasil survey ulang yang
dilakukannya.
Bila terjadi perbedaan-perbedaan, maka semua perbedaan tadi wajib
dilaporkan kepada Engineer untuk menentukan langkah selanjutnya, sedang
peng-koreksian gambar pengukuran harus dilakukan oleh kontraktor dengan
diperiksa dan disetujui Engineer.

(4) Sebagai patokan dasar dari ketinggian lantai bangunan, maka peil Arsitektur
lantai dasar ditentukan ketinggiannya adalah ± 0.00 cm dari tanah dasar.

(5) Posisi, ketinggian, dan letak bangunan harus sesuai dengan gambar rencana,
dengan tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros
bangunan.

(6) Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu
harus berkonsultasi dengan Engineer untuk mendapatkan persetujuannya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
66
D. L I NGK UP P EK E RJ AAN

Bangunan-bangunan pada Proyek GEDUNG PERPUSTAKAAN Balikpapan


meliputi :

1.GEDUNG MASA UTAMA

2.GEDUNG MASA PENERIMA 1

3.GEDUNG MASA PENERIMA 2

4.RUANG. POMPA, GENSET, GROUND TANK & TANKI AIR

Lingkup Pekerjaan secara keseluruhan :

I. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


II. PENGUKURAN & PEMASANGAN BOWPLANK
III. MEMBUAT SEROBONG KERJA
IV. PEMBONGKARAN BANG. YG AKAN DISAMBUNG
V. PENYEDIAAN AIR KERJA
VI. PENGGALIAN PONDASI / URUGAN
VII. PEMADATAN
VIII. PEMBUANGAN , MENDATANGKAN MATERIAL &
DRAINASE
IX. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
X. PEKERJAAN BEKISTING
XI. PEKERJAAN BESI BETON
XII. PEKERJAAN TIANG PANCANG
XIII. PEKERJAAN RAILING
XVI. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
XVII PEKERJAAN DINDING
XVIII. PEKERJAAN LANTAI
XIX. PEKERJAAN KOSEN & PINTU

XX. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
67
DAN PENGUNCI
XXI. PEKERJAAN ATAP
XXII. PEKERJAAN PLAFOND
XXIII. PEKERJAAN PENGECATAN
XXIV. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
XXV. PEKERJAAN SANITARY

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
68
E . U RAI AN / PE NJE L ASAN P E K E RJAAN

I. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Sebelum pekerjaan Pembangunan Operation Room dilaksanakan, persiapan-
persiapan yang perlu dilakukan adalah Penyediaan sarana tranportasi guna
penunjang pelaksanaan pekerjaan proyek.

II. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


Setelah lokasi selesai di survey hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan
pengukuran lapangan dan pemasangan bowplank yang di sesuaikan dengan
gambar rencana dari pihak Perencana. Bila ada ketidak sesuaian antara gambar
dan lokasi, Kontraktor Tidak berhak merubah sendiri rencana tanpa
persetujuan Perencana, dan Kontraktor wajib memberi laporan kepada pihak
Perencana untuk dicarikan Penyelesaiannya.

III. MEMBUAT SEROBONG KERJA


Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perlu
dipikirkan adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk
Pelaksana. Hak ini perlu agar bongkar muat material untuk pelaksanaan
proyek dapat dilakukan dengan mudah dan sebisa mungkin tempat kerja
sementara maupun tempat penyimpanan material tidak mengganggu aktifitas
kerja kantor yang dibangun, dan yang paling penting mempercepat kerja

IV. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG AKAN DISAMBUNG


(1) Sebelum pekerjaan bongkaran dilaksanakan pelaksana harus benar-benar
memperhatikan gambar rencana renovasi yang telah ada, agar tidak
terjadi kesalahan bongkaran ruang yang akan direnovasi.

(2) Bila dalam pekerjaan pembongkaran dijumpai pipa-pipa saluran yang


sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa tadi sedapat mungkin
dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang kesemua
langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Engineer. Sedangkan bila
dijumpai instalasi-instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum,
pipa gas, jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib
secepatnya melaporkan hal tersebut kepada Engineer dan pihak
berwenang lainnya untuk mendapat petunjuk-petunjuk lebih lanjut dalam
menanganinya.

(3)Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa


sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di ruang yang
akan di reovasi tidak rusak. Bila terjadi kerusakan maka biaya reparasi
ditanggung oleh pihak kontraktor.

V.PENYEDIAAN AIR KERJA


Meliputi penyediaan Air untuk kebutuhan pelaksanaan Proyek Pembangunan
Gedung Perpustakaan Balikpapan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
69
VI.PENGGALIAN PONDASI & URUGAN

PENGGALIAN PONDASI

Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk
tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekas-bekas
bangunan, dan benda-benda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan.

Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk


mengamankan patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan
pondasi khususnya penentuan patok-patok untuk galian pondasi.

(1) Semua penggalian pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


(a) Penggalian biasa
Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah
liat, lanau, pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak
besar (boulders), tetapi bukan tipe rock atau weathered rock.

(b) Penggalian pada Weathered Rock (batuan pelapukan)


Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material
yang memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau
alat pemecah khusus lainnya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan
effisien.

(c) Penggalian pada Rock


Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat
digali tanpa melakukan peledakan (blasting) untuk memecah dan
menghaluskan batuan tadi (rock foundation atau rock fragment).
Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type
(a).

(2) Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-syarat
yang sudah ditentukan, baik mengenai kedalaman atau pun dimensinya
harus sesuai dengan gambar rencana yang disetujui Engineer. Lubang galian
harus digali dengan kemiringan yang seperlunya untuk keperluan stabilitas
lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer.

(3) Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus dilakukan
dengan bantuan turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan
longsornya dinding galian. Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus
sudah termasuk semua material, upah, dan semua biaya untuk penurapan,
pompa dll.

(4) Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti
hingga mencapai ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan-
kemiringan yang direncanakan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
70
(5) Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari material-
material yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam
mendukung beban yang direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila
dianggap perlu harus diperiksa oleh Engineer.

(6) Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang


diakibatkan modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai
pekerjaan untuk pekerjaan-pekerjaan galian, beton, bekisting, dan urugan
kembali, tetap didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang tercantum
dalam Bill of Quantities.

(7) Bila kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari segi
daya dukung tanah, Engineer dapat memerintahkan penggalian diteruskan
atau memperbaiki kondisi tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral
tebal 15 cm yang dipadatkan dengan baik.

(8) Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman rencana


atau ukuran lebar yang melebihi ukuran rencana, maka terhadap dasar galian
pondasi ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan
dengan lapisan gravel seperti tersebut di atas atau memperbesar dimensinya,
dengan beban biaya Kontraktor sendiri.

URUGAN

(1) Seluruh pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Engineer,


yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum
digunakan. Engineer juga akan mempersiapkan macam-macam test yang
diperlukan sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau
laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Engineer.

(2) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian pondasi
baru dapat dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting
beton pondasi selesai dilakukan.

(3) Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu baik
untuk bahan urugan, yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun
mendatangkan dari tempat lain yang kesemuanya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Engineer. Urugan harus dilakukan dengan
lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum
30 cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis
yang disetujui Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90
% standart proctor.

(4) Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan sesuai
dengan gambar rencana.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
71
VII.PEMADATAN

(1) Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka


perlu disediakan alat-alat percobaan :
a. Speedy moisture test
b. Cone penetrometer
Pengambilan sampel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah
minimal 2 (dua) buah.

VIII.PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL, DAN DRAINASE

(1) Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan urugan,
harus segera dibuang ke luar sesuai pengarahan Engineer.

(2) Kelebihan material bekas galian setelah pengurugan kembali, harus


diratakan dengan mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan
kelebihan material yang didatangkan untuk urugan kembali harus
dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya Kontraktor sendiri.

(3) Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama pelaksanaan


pekerjaan untuk mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak
mengganggu lingkungannya setempat, sesuai gambar rencana ataupun
sebagaimana diinstruksikan oleh Engineer.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
72
IX.PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

Pasal 1
STANDARDS

Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam SK-SNI T-
15-1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Engineer. Bila
terdapat hal-hal yang tidak tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-
ketentuan berikut ini dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan
memintakan ijin dari Engineer. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai
berikut :
ASTM C 150 Portland Cement
ASTM C 33 Concrete Agregates
ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete
ASTM A 615 Deformad and Plain Reinforcing Bars for Concrete
Reinforcement
ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement

Pasal 2
SEMEN

(1) Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, semen yang digunakan adalah semen
Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti
ketentuan SK-SNI T-15-1991-03. Semen yang digunakan harus merupakan
produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan Engineer terlebih
dahulu.

(2) Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk setiap


pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi telah memenuhi
sesuatu test standard yang lazim digunakan untuk material itu.

(3) Engineer berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima
atau tidak semen-semen tersebut.

(4) Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada


tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama
sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30
cm dari permukaan tanah.

(5) Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari
dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya.
Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
73
penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan
dari lapangan.

(6) Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Engineer bila
dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap
bagian kerja.

Pasal 3
AIR UNTUK ADUKAN

(1) Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pemasangan dan
grouting, bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar
yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti
minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau), Kadar Silt (lanau)
yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan
beratnya. Kadar sulfat maximum yang diperkenankan adalah 0.5 % atau
5 gr/lt, sedangkan kadar chloor maximum 1,5 % atau 15 gr/lt.

(2) Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air
yang berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan
terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus
ada jarak vertikal 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat
pengambilan tadi.

(3) Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari
suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam
mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui;
maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test
tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test
tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu
pengerasannya. Dallam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan mencari
sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Engineer.

Pasal 4
AGREGAT HALUS (PASIR)

(1) Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan


bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Pasir buatan:Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
b. Pasir alam:Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau
pasir alam yang didapat dari persetujuan Engineer.
c. Pasir paduan:Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan
perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (susunan butiran)
yang dikehendaki.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
74
(2) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain
sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber
yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus
mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya dan harus membayar
semua sewa atau lain-lain biaya yang bersangkutan dengan hal tersebut.

(3) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai


persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam
tersebut, dan kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi
satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan.

(4) Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir alam, pasir
hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat
gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang
merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak
terselaput oleh material lain.

(5) Pasir yang ditolak oleh Engineer, harus segera disingkirkan dari lapangan
kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran ataupun grouting,
pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Engineer
mengenai mutu dan jumlahnya.

(6) Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali,
bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat
subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %.

(7) Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan
persyaratan pada SK-SNI T-15-1991-03.

Pasal 5
AGREGAT KASAR (KORAL)

(1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah, atau
campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air
yang merata dan stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat,
tidak porous, dan tidak terselaput material lain. Dalam penggunaannya koral
harus dicuci terlebih dahulu dan diayak agar didapat gradasi sesuai yang
dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7.5 atau
bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai dengan SK-SNI T-15-
1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5 mm harus
disingkirkan.

(2) Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum
mendapat persetujuan dari Engineer baik mengenai mutu ataupun
jumlahnya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
75
(3) Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk
adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu
beton yang direncanakan, memberikan kepadatan maximum, baik
workability-nya, dan memberikan kondisi watercement ratio yang minimum.

Pasal 6
BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)

(1) Penggunaan bahan admixture harus dengan harus dengan ijin tertulis dari
Engineer, dan admixtures ini harus merupakan bagian yang integral dari
adukan beton yang dibuat.
Pasal 7
BAJA TULANGAN

(1) Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03


dengan mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2) untuk
diameter lebih besar dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil
digunakan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2).

(2) Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan tidak
bercacat seperti retak dll.
- Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed
(deformed-bar).

(3) Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai
sesuai dengan petunjuk dari Engineer. Batang percobaan diambil dengan
disaksikan Engineer sejumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis
baik mutu maupun pengiriman massal atau bilamana terjadi keraguan
terhadap mutu baja yang dikirim ke proyek. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Sedangkan
panjang setiap benda uji adalah 100 cm.

Pasal 8
TRANSPORTASI DAN PENIMBUNAN MATERIAL

(1) Pengangkutan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terlindung


dari lembab dan sinar matahari. Semen harus dikirim ke lapangan dalam
jumlah yang harus mendapat ijin dari Engineer terlebih dahulu, dengan
memperhatikan kemajuan pekerjaan beton.

(2) Segera setelah tiba dilapangan, semen harus disimpan dalam tempat
penyimpanan yang kering, terlindung, bebas pengaruh cuaca, mempunyai
ventilasi baik. Lantai tempat penimbunan sedikitnya harus berada 50 cm
diatas tanah. Semua kelengkapan dari tempat penyimpanan harus mendapat
persetujuan Engineer dan memungkinkan dilakukannya pemeriksaan dengan
mudah.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
76
(3) Semen dengan type dan asal yang berbeda harus disimpan pada tempat yang
berbeda pula. Semen dalam kantung-kantung harus ditumpuk dengan tinggi
tumpukan tidak lebih dari 13 kantung untuk periode sampai dengan 30 hari,
atau tinggi tumpukan maximumnya 7 untuk periode-periode yang lebih
panjang. Semen harus secepatnya digunakan segera setelah tiba dilapangan
dan pengambilannya dari tempat penyimpanannya harus berurutan hingga
dapat dihindari tersimpannya semen secara lama. Semen yang sudah rusak
atau terkena lembab harus dengan segera disingkirkan dari lapangan.

(4) Agregat yang berbeda harus disimpan secara terpisah dengan


mempertimbangkan kemungkinan terkena kotoran.

(5) Agregat yang telah tercemar ataupun berubah gradasinya akibat transportasi,
harus disingkirkan dan diganti dengan material yang lebih baik atas biaya
kontraktor.

(6) Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarinya
baja tulangan mengenai tanah. Bila baja tulangan telah mengalami
kemunduran dalam mutu akibat dari karat ataupun hal-hal lain akibat
transportasi atau penyimpanan, maka baja tadi tidak dapat digunakan.
Batang baja dengan mutu dan ukuran yang berbeda harus disimpan secara
terpisah dan diberi label tentang mutunya dari test pabrik.

Pasal 9
PERBANDINGAN ADUKAN

(1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang di
buatnya, dan harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan
hasil sesuai yang diminta dalam spesifikasi.

(2) Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekerjaan pengecoran beton,


kontraktor mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakannya
pada Engineer. Asal usul dan gradasi dari agregat, komposisi adukan,
metode pengadukan yang dipakai, metode pengecoran, harus turut
diberitahukan kepada Engineer. Setelah itu kontraktor harus mengadakan
trial test (percobaan pendahuluan), dengan membuat suatu percobaan
adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi Engineer,
dan menggunakan peralatan, bahan, metode yang sesuai dengan kondisi
yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan.

(3) Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak Engineer
puas dengan kenyataan bahwa material dan prosedur yang digunakan akan
menghasilkan beton dangan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi
yang diminta. Kekuatan dari beton yang disyaratkan harus dibuktikan
dengan mengambil kubus test untuk ditest di laboratorium; yang
kesemuanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-
1991-03. Tidak satupun komposisi adukan beton yang dapat digunakan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
77
dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Engineer. Untuk
selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasar pada
hasil adukan percobaan yang telah disetujui.

(4) Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan pekerjaan oleh
Engineer dengan berdasar pada hasil test pada agregat dan test beton yang
sudah selesai dikerjakan.

(5) Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus


diterapkan agar tercapai hal-hal sebagai berikut :
i) Kekuatan beton rencana yaitu beton K-225.
ii) Beton yang padat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan
lingkungan.
iii) Pengaruh kembang susut yang kecil.

(6) Pada penggunaan adukan beton “ready mix”, Kontraktor harus mendapat ijin
lebih dahulu dari Engineer, dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama
dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor
tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar
memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas
dan kualitas yang kontinu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang
harus dilakukan dilapangan harus tetap dijalankan, dan Engineer akan
menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua
resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 10
TESTING

(1) Testing mutu beton harus dilakukan Kontraktor dengan diawasi Engineer.
Kontraktor harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan
pengambilan sample dapat diawasi Engineer dengan mudah dan dapat
diawasi dengan baik dan mudah didekati selama periode proyek.
Pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam
SK-SNI T-15-1991-03. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15
x 15 x 15 cm3, dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi
sehingga bisa didapat benda uji yang sempurna.

(2) Evaluasi dari kualitas beton akan dilakukan oleh Engineer untuk dapat
dinyatakan suatu pekerjaan beton mutunya dapat memenuhi Spesifikasi,
dan juga untuk menolak pekerjaan beton yang sudah dilakukan, dan
termasuk menentukan perlu atau tidaknya merubah komposisi adukan beton.

(3) Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing
test) dan slump test. Kesemua test ini harus mengikuti ketentuan dalam SK-
SNI T-15-1991-03. Tentang jumlah dan waktu pelaksanaan pengambilan
kubus test, selain mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-
03, juga harus dilakukan bilamana ditentukan oleh Engineer demi

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
78
pertimbangan kondisi pelaksanaan. Semua hasil pemeriksaan kubus
(crushing test) harus sesegera mungkin disampaikan kepada Engineer.

(4) Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran,
dan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
Toleransi dalam kekentalan adukan harus dalam batas-batas sebagai berikut
: 10 mm untuk nilai Slump yang ditentukan kurang dari 80 mm
5 mm untuk nilai Slump yang ditentukan 80 mm atau lebih
Nilai Slump yang disebutkan dalam 10.(4) harus dicapai dalam pelaksanaan
sesungguhnya di pelaksanaan pengecoran.

(5) Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu
yang disyaratkan, maka Engineer berhak untuk memerintahkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa.
b. Memperlama proses penjagaan dalam masa pengerasan beton.
c. Non-destructive testing.
d. Core drilling.
e. Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
Perlu diperhatikan bahwa semua prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam
SK-SNI T-15-1991-03 harus tetap diikuti.
(6) Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas,
dan ternyata mutu beton memang tetap tidak dapat memenuhi Spesifikasi,
maka Engineer berhak memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan
tidak memenuhi syarat tadi sesegera mungkin.

(7) Semua biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan


perbaikan, dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton yang
dibongkar tadi, sepenuhnya menjadi beban kontraktor.

Pasal 11
PENGADUKAN

(1) Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat


pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi
baik; sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap
bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum
dimasukkan ke dalam alat pengaduk, dan diukur dapat berdasarkan berat
atau volume.

(2) Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai
kapasitas minimum 0.2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1 ½ menit
setelah semua bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air
yang dapat dimasukkan sebagian lebih dahulu. Engineer berhak untuk
memerintahkan memperpanjang proses pengadukan bila ternyata hasil
adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang homogen seluruhnya, dan
kekentalannya tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan dari proses
pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata
untuk keseluruhannya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
79
(3) Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu
pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses
pengeluaraan dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur.
Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga
kekentalan yang disyaratkan, tidak dapat dibenarkan. Mesin pengaduk yang
menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, harus segera diperbaiki atau
diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang ditempatkan
secara sentral, atau pada mixing plants, Kontraktor harus menyediakan
sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak
boleh digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi
kapasitasnya, kecuali diinstruksikan Engineer.

(4) Alat pengaduk yang digunakan harus menunjukkan dengan jelas data-data
dari pabriknya yang menunjukkan :
a. Gross volume dari ruang pengaduk.
b. Maximum kecepatan pengadukan.
c. Minimum dan maximum kecepatan pengadukan dengan disertai data-
data tentang ruang pengaduk, sirip pengaduk dll.

(5) Alat pengaduk (beton molen) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum
diisi bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus segera dicuci bersih
setelah selesai mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan
yang pertama pada suatu pengecoran dengan beton mollen yang sudah
bersih, pengadukan yang pertama harus mengandung koral dengan jumlah
perbandingan separuh dari jumlah perbandingan normalnya untuk menjaga
adanya material halus dan semen yang tertinggal melekat pada bagian dalam
beton mollen. Juga lama pengadukan dengan kondisi pertama ini harus
dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari waktu pengadukan
normal.

(6) Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali


untuk suatu jumlah yang kecil sekali dan hal inipun diperkenankan setelah
mendapat persetujuan dari Engineer. Pengadukan dengan manual (hand
mixing) ini harus dilakukan pada suatu platform yang mempunyai tepi-tepi
penghalang. Pada proses pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk
harus diaduk dulu secara kering dengan sedikitnya 3 (tiga) kali pengadukan,
untuk kemudian air pencampurnya disemprotkan dengan selang air, dan
setelah itu dilakukan pengadukan kembali dengan sedikitnya 3 (tiga) kali
pengadukan sampai didapat suatu adukan yang benar-benar merata. Dalam
pengadukan kembali ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10 persen,
serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk
suatu jumlah yang lebih dari ½ m3 diaduk sekaligus.

Pasal 12
TRANSPORTASI
(1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat
pengecoran dengan cara yang sepraktis mungkin yang metodenya harus

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
80
mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Methode yang dipakai harus
menjaga jangan sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton
(segregation), kehilangan unsur-unsur betonnya, dan harus dapat menjaga
tidak timbulnya hal-hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur
ataupun berubahnya kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus
segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan
tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut; serta pula
penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan dengan
tinggi jetuh lebih dari satu meter.

(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari
metal, permukaannya halus dan kedap air.

(3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-
benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang
diambil pada saat adukan dituangkan ke bekisting, harus tidak melewati
batas-batas toleransi yang ditentukan pada pasal 10.(4)

Pasal 13
PENGECORAN

(1) Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam
dari bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari
segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja
tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.

(2) Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicorkan
harus segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton
dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainage yang baik atau dengan
metode lain yang disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton
yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.

(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton
dicor, kondisi permukaan beton yang berbatasan dengandaerah yang akan
dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh
Engineer. Setelah diperiksa dan disetujui Engineer, maka pekerjaan yang
dapat dilakukan hanyalah pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai
selesainya pengecoran beton pada daerah yang telah disetujui; terkecuali
dengan seijin Engineer.

(4) Pada tiap pengecoran, Kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga


pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan
pelaksana ini harus hadir, mengawasi, dan bertanggung jawab atas pekerjaan
pengecoran. Sedang semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh
tenaga-tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk
menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
81
(5) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari
pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Engineer atau wakil
dari Engineer (inspector).

(6) Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan


beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan,
dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan
menerus.

(7) Mengencerkan adukan beton yang sudah diangkut sama sekali tidak
diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi
belum dicorkan, harus segera dibuang.

(8) Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum


adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus
segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat-saat beton
belum mengeras.

(9) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal
pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus,
Kontraktor harus segera memadatkan adukan yang sudah dicorkan sampai
suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton
masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan
bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana
juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan
adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang
lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu
keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang ditentukan
oleh pihak Engineer.

(10) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau
terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin
mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu
batas waktu yang disetujui Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak
sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca
yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya
perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik dalam
keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan
yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan
Engineer.

Pasal 14
PEMADATAN DAN ADUKAN BETON

(1) Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maximum
sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul
antara celah-celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-
benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang
seharusnya tertanam dalam beton. Selama proses pengecoran, adukan beton

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
82
harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator yang mencukupi keperluan
pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan adukan beton dan lama
proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar dicapai beton yang
bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk beton.

(2) Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai
pengecoran dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus
dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain atau material lain
yang basah agar tetap lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus
sama mutunya dengan air untuk bahan adukan beton.

Pasal 15
PERBAIKAN BETON

(1) Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Engineer.
Bila dianggap oleh Engineer perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan
atau pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas
beban biaya Kontraktor.

(2) Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-
benar ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-
hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan
finishing. Kecuali dinyatakan lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan
ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam semenjak pembukaan bekisting.
Tonjolan di permukaan beton harus dihilangkan.

(3) Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang
membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat
mengakibatkan perintah dibongkarnya beton tadi untuk kemudian dilakukan
pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-batas daerah yang harus
dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Engineer, begitu juga langkah
pengecoran dan material yang akan digunakan.

Pasal 16
JOINTS

(1) Lokasi dan type dari construction joints harus sesuai dengan pada gambar
rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer. Penambahan construction
joint yang dikehendaki Kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus
mendapat persetujuan Engineer terlebih dahulu. Penentuan letak joint tadi
harus memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja ataupun untuk
menghindari terjadinya retak.

(2) Pengecoran beton harus dilakukan secara menerus tanpa berhenti. Bila
terjadi penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada
pengecoran nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur dengan beton
lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti construction joints, dimana
permukaan construction joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air
hingga bersih.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
83
X.BEKISTING (ACUAN BETON)

Pasal 1
UMUM

(1) Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer semua perhitungan dan


gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta
Engineer, Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini,
walaupun Engineer telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bekisting dari kontraktor, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting
tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 2
MATERIAL

(1) Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu, besi, atau
material lain yang disetujui oleh Engineer. Semua type material tadi bila
digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas
dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai
dimensi yang direncanakan.

(2) Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus benar-benar


mempunyai permukaan yang halus.Jika digunakan bekisting multipleks,
sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga
didapat permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang
direncanakan.

Pasal 3
PELAKSANAAN

(1) Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam
adukan beton tidak hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup
kaku, dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk
mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan
gaya-gaya yang mungkin bekarja pada bekisting tadi. Hubungan-hubungan
antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar
didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus
dilakukan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan
horisontal dan vertikal. Semua bekisting harus direncanakan agar dalam
proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk pengikatan
dalam beton harus menggunakan batang besi dan murnya.

(2) Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan
dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah
digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat diterima

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
84
Engineer, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi
atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.

(3) Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam
gambar harus ditakik 25 mm.

Pasal 4
PEMBASAHAN & MEMINYAKI BIDANG BEKISTING

(1) Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-
staining mineral oil dengan sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus
dilakukan dengan hati-hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar
pondasi dan juga pembesian.
(2) Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus
dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.

Pasal 5
PEMBONGKARAN BEKISTING

(1) Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus
disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak
terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan
langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera
setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting
untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar
setelah beton mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk
permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton
yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan
dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton (curing).

(2) Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton


mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan
sebelum beton mengeras untuk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya.
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton
pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus
sesegera mungkin dilakukan.
Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung
sejak selesai pengecoran
- Sisi-sisi balok, dinding & kolom yang tidak dibebani 2 hari
- Plat beton (penyangga tidak dibuka) 3 hari
- Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 14 hari
- Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21hari
- Tiang-tiang penyangga cantilever28 hari

Untuk kondisi-kondisi dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai
diatasnya, maka pembukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan
Engineer, dimana dalam hal ini segala kemungkinan beban yang akan bekerja serta
umur beton yang terbebani harus ditinjau dengan teliti.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
85
XI.PEKERJAAN BESI BETON

Pasal 1
UMUM

(1) Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam


SK-SNI T-15-1991-03. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar
rencana atau seperti yang diinstruksikan Engineer. Terkecuali sebagaimana
yang dinyatakan pada gambar atau diinstruksikan Engineer, pengukuran
pada pemasangan besi tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi
tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk,
panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah kondisi
terpasang.

Pasal 2
PEMBERSIHAN

(1) Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari
karat, kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada
besi beton tadi dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara
beton dan besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses
pengecoran beton.

Pasal 3
PEMBENGKOKAN

(1) Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi
sesuai gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh
Kontraktor dan disetujui Engineer. Semua proses pembengkokan harus
dilakukan dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung-ujung
pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI
T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat dibenarkan
apabila telah mendapat ijin dari Engineer.

Pasal 4
PELURUSAN

(1) Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat
menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang
tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan
dipakai.

Pasal 5
PEMASANGAN

(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana,
dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
86
didudukkan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar
posisinya tidak berubah selama proses pemasangan dan pengecoran.
Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting
dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan
didudukan pada blok beton kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang
mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus menjamin
didapatnya permukaan beton yang baik.
Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah
bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi.
Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan
tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran beton,
Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja yang khusus
mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser atau
berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul; dan hal-hal tadi harus
cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut.
Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan,
atau antar tulangan dan angkur, atau antara benda-benda metal tertanam
sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

Pasal 6
SELIMUT BETON

(1) Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover)
sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Engineer.
Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20
mm.

Pasal 7
SAMBUNGAN LEWATAN (SPLICING)

(1) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi Engineer,
atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.

(2) Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan pada posisi lain
dari posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh
Engineer. Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi
tegangan yang maximum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya
bersebelahan agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered).
Bilamana dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari
batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan dalam
SK-SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
87
XII. PEKERJAAN PANCANG (BORE PILE)
TIANG BOR BETON COR LANGSUNG DITEMPAT (BORE PILE)

Pasal 1
Umum

Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian
penetrometer untuk bahan dilapangan harus dilakukan selama penggalian
dan pada dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Direksi
Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada tiang
bor pertama dari tiap kelompok

Pasal 2
Pengeboran Tiang Bor Beton

Lubang-lubang harus dibor sampai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam


gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Semua lubang harus
diperiksa, bilamana diameter dasar lubang kurang dari setengah diameter yang
ditentukan, pekerjaan tersebut akan ditolak.

Sebelum pengecoran beton, semua lubang tersebut harus ditutup


sedemikian rupa hingga keutuhan lubang dapat terjamin. Dasar selubung
(casing) harus dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari
30 cm di bawah permukaan beton selama penarikan dan operasi
penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.

Sampai kedalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan
alat penggetar. Sebelum pengecoran, semua bahan lepas yang terdapat lubang bor
harus dibersihkan. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk kedalam lubang.

Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus
dipompa keluar. Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan
untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing. Pengecoran
beton dan pemasangan baja tulangan tidak diijinkan sebelum mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pasal 3
Pengecoran Beton

Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi beton. Dimanapun


beton digunakan harus dicor kedalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton
harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa. Pengaliran harus diarahkan
sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang.
Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi tanah
kemungkinan besar akan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi akhir
pemotongan berada dibawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
88
pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air
tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.

Pasal 4
Pengecoran Beton di Bawah Air

Bilamana pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur, semua bahan lunak
dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah
disetujui harus digunakan.

Cara tremie harus mencakup sebuah pipe yang diisi dari sebuah corong
diatasnya. Pipa harus diperpanjang sedikit dibawah permukaan beton baru
dalam tiang bor sampai diatas elevasi air/Lumpur.
Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi
lagi dengan beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa
tremie harus kedap air, dan harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah
sumbat harus ditempatkan didepat beton yang dimasukkan pertama kali
dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.

Pasal 5
Penanganan Kepala Tiang Bor Beton

Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter diatas elevasi yang akan
dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian
puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang
cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur
diatasnya.

Pasal 6
Tiang Bor Beton yang Cacat

Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga
dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang
bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan diluar toleransi
harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

2. L AT E RAL L OA D T E ST
Pas a l 1
P er s y ar ata n Umu m
• Kontraktor harus mensuplai semua material, buruh dan peralatan lain
yang dianggap penting untuk pelaksanaan, rekaman, dan pengukuran
dari test pembebanan dan penurunan yang terjadi.
• Test pembebanan yang dilaksanakan adalah untuk single pile

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
89
Pas a l 2
Sta ndar d L o ad T est

Beban percobaan lateral total harus sebesar 200% dari beban desain lateral dan
dilakukan sesuai standar ASTM D 3966-81 dengan cyclic loading.

Pas a l 3
P er al a tan un tuk P em be ba na n

Pe m be ba na n dil a ku ka n de ngan s u atu j ack ya ng m em p unyai


k ap as it a s ti da k b oleh le bi h kec il da ri 1 25% d ar i be ba n mak s im u m
yan g d it e ra pk an . Se la nj ut n ya Kon tr a kt or ha rus menga j u kan
t e rl ebi h da hu l u re nca na pl atf orm da n k on s tr uk s i u nut k l oa d t e s t i n i
u nt uk me ndap a t per se tuj ua n Di re ks i / Penga wa s Lap an ga n.

Pas a l 4
P er al a tan unt uk P eng u kur an Se tt l e ment

• Acuan (referensi) pengukuran settlement yang berupa balok (beams) dan


kawat (wires) harus secara terpisah ditahan oleh penopang yang benar-
benar tertanam di dalam tanah pada jarak yang tidak boleh lebih kecil dari
3 m diluar sistem yang akan dibebani dengan beban lateral. Acuan
pengukuran ini harus mempunyai kekakuan lateral dan aksial yang cukup
guna mendapatkan titik acuan yang stabil untuk pengukuran defleksi pile.
• Dial gauge stems harus bisa bergerak sekurangnya 75 mm dan sejumlah
blok gauge yang memadai harus disediakan untuk untuk bisa bergerak
hingga jarak terjauh yang diharapkan. Gauge harus memiliki ketelitian
sekurangnya 0.25 mm. Permukaan bantalan yang licin harus tegak lurus
terhadap arah gerakan stem gaugeuntuk semua stem gauge. Skala yang
harus digunakan untuk pembacaan pergerakan hingga 0.25 mm, sedangkan
batang target (target rod) hingga 0.3 mm.
• Tanda dengan jelas semua dial gauges, skala, dan titik referensi dengan
angka atau tulisan agar memudahkan dan mendapatkan pencatatan yang
akurat. Susun semua gauge, skala, atau titik referensi dengan kokoh
sehingga tidak bergerak relatif terhadap penahan selama test.
• Dua dial gauge harus diletakkan untuk memonitor pergerakan horizontal
searah beban. Satu dial gauge tambahan harus diletakkan tegak lurus
terhadap dua dial gauge untuk mengukur pergerakan horizontal dalam arah
tegak lurus beban.
• Satu alat pencatat yang lain dan terpisah menggunakan kabel, cermin dan
skala harus disediakan sesuai dengan ASTM D 3968-90. Susun cermin dan
skala pada bagian tengah atas pile yang ditest atau pada suatu bracket yang
disusun sepanjang garis dari beban yang diberikan pada sisi pile yang ditest

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
90
dengan skala sepanjang garis beban yang diberikan. Regangkan kawat atau
material lain yang ekivalen, tegaklurus terhadap garis pemberian beban dan
melewati permukaan skala. Letakkan kawat tidak lebih dari 25 mm dari
muka skala dan penyokong, pasang alat yang cocok untuk menjaga
tegangan kawat sepanjang test sedemikian hingga jika kawat ditarik, kawat
akan kembali ke posisi semula. Jika skala dan kawat diletakkan pada pile
di sisi yang berlawanan terhadap titik pemberian beban, ruang yang cukup
bebas harus disediakan antara pile dan kawat untuk mengantisipasi
pergerakan lateral pile.
• Ke s e l uru ha n a la t -ala t t es t ha ru s di li ndun gi te rh a da p pe ru ba ha n
s u hu.

Pas a l 5
P ro s edu r P e mbe ba na n

Pembebanan lateral ini dilakukan dalam 4 cycles sesuai dengan standar ASTM D
3966-90.

Siklus beban Lama Pembacaan Perpindahan


(% x WL) Pembebanan Lateral (menit)
0 - -
25 10 0-5-10
50 (siklus 1) 10 0-5-10-15-20
25 10 0-5-10
0 10 0-5-10
50 10 0-5-10
75 20 0-5-10-15-20
100 (siklus 2) 20 0-5-10-15-20
50 10 0-5-10
0 10 0-5-10
50 10 0-5-10
100 10 0-5-10
125 20 0-5-10-15-20
150 (siklus 3) 20 0-5-10-15-20
75 10 0-5-10
0 10 0-5-10
50 10 0-5-10
100 10 0-5-10
150 10 0-5-10
170 20 0-5-10-15-20
180 20 0-5-10-15-20
190 20 0-5-10-15-20
200 (siklus 4) 60 0-10-20-30—40-50-60
150 10 0-5-10
100 10 0-5-10
50 10 0-5-10
0 10 0-5-10

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
91
Pas a l 6
Pr os e dur P embac a an

Pembacaan harus dilakukan sesuai prosedur berikut:


- Sebelum dan sesudah setiap penambahan beban
- Sebelum dan sesudah setiap penurunan beban
- Setiap 5 menit
- Pada saat beban puncak (200%) pembacaan dilakukan
sebagai berikut:
i. Setiap 10 menit untuk 2 jam pertama
ii. Setiap ½ jam kemudian hingga selama 10 jam
iii.Sesudah itu dilakukan setiap 1 jam

Pas a l 7
K r it eri a F ai l ure

Tes dianggap telah mencapai failure apabila perpindahan maksimum lateral melebihi
12 mm pada beban maksimum sebesar dua kali beban desain.

Pas a l 8
K e gag al an Pe kerj aan
• Apabila terjadi kegagalan pada tiang pada saat tes dilakukan, penambahan
tiang pada lokasi yang berdekatan sebagaimana ditentukan oleh Engineer
harus dilakukan dan dites kembali jika dianggap penting oleh Engineer.
Dalam kasus ini, kontraktor harus melakukan pemasangan tiang lagi guna
memastikan keamanan struktur yang dilakukan dengan menggunakan
rejected piles. Semua jenis pekerjaan ini dilakukan dengan tanggungan
kontraktor.
• Apabila pekerjaan tes tiang gagal untuk mencapai beban kerja (full W.L),
maka 2 (dua) buah tes lebih lanjut harus dilakukan oleh Kontraktor dengan
tiang yang lain pada lokasi yang sama yang dipilih oleh Engineer, dengan
tanggungan Kontraktor.
Pas a l 9
P embe rs i ha n

Ko nt ra kt o r ha rus m e mi nda hka n dan m e ngel ua r ka n s em ua


r er un tu ha n, da n s isa -s is a ba han -ba han la i nn ya ke l ua r l ok as i ke
t e mpa t yan g d i tu n j uk oleh M a na ge r Kons t r uks i d en ga n t a np a
t a mba ha n bia ya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
92
3. T E S T I ANG DI NAM I K

Tes tiang dinamik harus dilakukan menggunakan sebuah Pile Driving


Analyzer (PDA) serupa dengan yang dibuat oleh Pile Dynamics
Incorporated baik peralatan transduser maupun rekamannya dan dengan
diawasi seorang Engineer. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis
menggunakan program komputer CAPWAP atau dengan metode yang
serupa.

Kontraktor harus memberikan usulan sistem pemancangan beserta


kriterianya kepada seorang Engineer untuk mendapatkan persetujuan.
Usulan sistem dan criteria pemancangan harus dilakukan menggunakan
stress wave procedure atau metode serupa.

Semua instrumentasi yang dipasang pada tiang bor untuk pengukuran


tegangan dan pergerakan tiang, dan semua peralatan untuk penerimaan dan
pemrosesan data harus sesuai dengan tujuan pekerjan ini. Peralatan yang
dibutuhkan untuk dipasang pada tiang bor harus dipasang secara benar dan
mendapat persetujuan seorang Engineer.

Palu dan semua peralatan yang digunakan harus mampu memberikan gaya
yang cukup untuk melaksanakan tes uji beban ini tanpa mengakibatkan
kerusakan pada tiang bor.

Tes beban dinamik ini harus dilakukan pada waktu yang tepat dan telah
disetujui setelah instalasi tiang telah dilakukan. Waktu antara selesainya
instalasi dan pemancangan atau pengujian tiang normalnya harus lebih dari
12 jam. Untuk tiang bor yang dibuat di tempat, harus dijamin bahwa tiang
tidak mengalami kerusakan akibat tegangan pada saat pemancangan atau
pengujian dilakukan.

Integritas dan perkiraan kapasitas daya dukung tiang bor harus dievaluasi
dengan prosedur yang telah dikembangkan di Case Western Reserve
University, Ohio, USA.

Kontraktor harus memasang dua set transduser regangan dan accelerometer


di dekat ujung setiap tiang bor yang akan di uji, dan harus menyediakan
sistem pengukuran dan perekaman yang diperlukan seperti tape recorder
dan oscilloscope. Kontraktor harus menganalisis semua hasil pengukuran
dan memberikannya pada Engineer dalam tempo 24 jam setalah pengujian
selesai dilakukan, mencakup informasi seperti:

a) Perkiraan kapasitas daya dukung statik


b) Maksimum energi yang diberikan ke tiang bor
c) Maksimum gaya yang diberikan pada kepala tiang bor
d) Maksimum percepatan palu dan kecepatan kepala tiang bor
e) Integritas tiang bor

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
93
Kontraktor harus bekerjasama untuk menjamin bahwa jadual untuk
pelaksanaan uji tiang bor ini dapat diikuti/dilaksanakan dengan
menyediakan semua akses dan bantuan yang diperlukan sehingga
memungkinkan perusahaan pelaksana pengujian melaksanakan pekerjaan
ini.

Untuk tiang yang telah diuji, Engineer dapat memilih hasil rekaman
pengukuran lapangan yang akan dianalisis menggunakan program analisis
penjalaran gelombang tegangan CAPWAP atau yang serupa. Hasil analisis
harus mencakup tahanan static tiang bor baik friksi maupun ujung, perilaku
beban-penurunan dan integritas tiang.

Perusahaan yang melaksanakan pengujian harus memberikan sebuah


laporan lengkap kepada Engineer dalam jangka waktu 10 hari setelah
pengujian selesai. Laporan harus mencakup semua informasi mengenai
ttiang bor dan palu, tangal pengujian, jumlah pukulan untuk analisis
CAPWAP, beban uji yang dicapai, pergerakan kepala tiang bor saat beban
desain ekivalen dan beban pengujian yang diberikan maksimum. Detail
spesifik meliputi:

a) Tanggal instalasi tiang bor


b) Tanggal pengujian
c) Identifikasi dan lokasi tiang bor
d) Panjang tiang bor di bawah permukaan tanah
e) Panjang total tiang bor, termasuk proyeksinya di atas permukaan tanah
setiap saat.
f) Panjang tiang bor dari posisi instrumentasi ke ujung bawah tiang
g) Tipe palu, tinggi jatuh dan detail informasi relevan lainnya
h) Jumlah pukulan
i) Beban uji yang dicapai
j) Pergerakan kepala tiang bor saat beban verifikasi desain ekuivalen
k) Pergerakan kepala tiang saat beban verifikasi desain ekuivalen + 50%
beban kerja
l) Pergerakan kepala tiang saat beban uji maksimum
m) permanent residual movement dari kepala tiang setelah setiap pukulan
n) temporary compression

Kontraktor harus menyediakan semua detail informasi yang ada mengenai


kondisi tanah, dimensi tiang, dan metode konstruksi kepada perusahaan
spesialis yang melakukan pengujian ini berkaiatan dengan interpretasi dari
pengujian yang dilakukan.

XIII.PEKERJAAN RAILING

(1) Pekerjaan Railing Tangga

1. Lingkup Pekerjaan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
94
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang


disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Tangga
- Terbuat dari bahan Stainless Steel (SS) H 950 mm &
(SS) H 840 mm dengan tebal 1.2 mm ex Hessel atau
produk setara & Finishing dipoles, dan disetujui oleh
Direksi Pengawas.

- Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.


Stenless Steel harus mempunyai kekuatan tarik
minimum 41 kgf/mm2 (402 N/mm2) dan batas ulur
minimum 24 kgf/mm2 (235 N/mm2).

b. Tebal Tiang plat besi 12 mm finish duco dan disetujui oleh


Direksi Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang


berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat dilapangan.

b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila


dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak
ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan
disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan


gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus
mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus


membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
95
jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan
dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab


terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel


yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las


listrik serta pengelasannya sudah melalui test & harus
memiliki ijasah yang menetapkan kualifikasi, jenis pengelasan
yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan


dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.

i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun


merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya
boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan
yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus


menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas
hasil pengelasan yang dilakukan.

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las


ulangan,baikbekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang
benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka


lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak
harus dibuang sama sekali.

XIV.PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

Pasal 1
PENJELASAN & SPESIFIKASI UMUM

(1) Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Pipa
yang telah mempunyai surat pengakuan (P.A.S) golongan III dari PAM
setempat dan SIBP klas A dari Pemerintah Daerah.

(2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini,


disamping Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku :

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
96
- A.V. 1941
- Peraturan/ persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan
material tersebut dibuat.
- Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.

(3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh
Kontraktor/ Instalatur Plumbing maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Pengawas/ Contrustion Management.

(4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor/ Instalastur diharuskan menyerahkan


gambar instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PAM setempat,
dalam rangkap 5 (lima) dilampiri surat tanda keur dari PAM yang
menyatakan bahwa pemasangan instalasi telah memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan.

(5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :

- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-


peralatan yang dipasang.
- Biaya keur dan biaya tanggungan instalasi.
- Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko pecah/rusaknya
sanitary fixtures.
- Biaya penyimpanan/gudang untuk sanitary fixtures.
- Biaya penyambungan PAM.

(6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah terpasang,


sebelum diserahkan harus ditest mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

(1) Pekerjaan Air Bersih

- pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan


utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa
pompa-pompa, panel pompa beserta perlengkapan.

- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan


yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa
dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya


closed, wastafel, urinal dan lain-lain.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
97
(2) Pekerjaan Air Kotor

- Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan


dalam sistem pembuangan air kotor.

- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed,


wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.

(3) Pekerjaan Fire Fighting

- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit peralatan utama


yang diperlukan dalam sistem fire fighting berupa satu set pompa fire
hydrant, dan panel-panel control pompa beserta perlengkapan, panel
control, smoke detector serta head detector dan perlengkapannya.

- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan


meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan
pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.

- Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistem


pemadaman kebakaran berupa fire hydrant pillar, fire hydrant box,
siamese connection, peralatan valve-valve kontrol, panel
system,sprinkler, smoke detector dan head detector.

- Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang


terpasang

Pasal 3
PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM

(1) Waktu Pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan


disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

(2) Material

- Semua material/ bahan yang digunakan/ dipasang harus dari jenis


material berkualitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standard yang
berlaku (SII) atau standard International seperti B.S., J.I.S.,
A.S.T.M., DIN atau yang setaraf.
Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat
persetujuan Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana.

- Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan


adalah baru bebas dari defective material, improver material dan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
98
menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan
spesifikasi.

- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus


diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1
(satu) minggu setelah ditandatangani berita acara penerimaan barang.

- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalasi dipasang/


digunakan untuk diminta persetujuannya kepada Pemilik Proyek dan
Konsultan Perencana.

(3) Gambar-gambar dan Spesifikasi

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan


suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor
harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

(4) Gambar-gambar Perencanaan

Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan menunjukkan


semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor,
apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

(5) Gambar-gambar Kerja

Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di site/


lapangan. Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain
sebagainya. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil/ tinta merah pada set gambar atas
segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

(6) Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop


Drawing) untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar
Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang
terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi di atas/
digambar dikertas kalkir.
Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku
dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
99
(7) Contoh-contoh Barang

Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan


dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-
alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-
alat tersebut dipasang.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor.
Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/ tidak
bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Pemborong harus mengangkut
bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari,
harus sudah tidak ada di lapangan (site).

(8) Tenaga Pelaksanaan

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga


ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja
yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan, khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan
tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh
PDAM setempat sesuai dengan Domisili dengan Pemborong/ Kontraktor
tersebut.

(9) Pengamanan

Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan-peralatan


untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
Bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

(10) Koordinasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan


koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,
Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/ dihilangkan.

Pasal 4
PENGECATAN DAN LABEL

(1) semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok/ tanah harus diberi
tanda-tanda dengan mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis
bahan anti karat dan tanda arah aliran warna akan ditentukan kemudian
(kecuali pipa PVC).

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
100
(2) Semua pipa-pipa yang akan ditanam didalam tanah harus dilapisi berturut-
turut lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal/ plinkote minyak.

(3) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat
dengan lapisan cat dasar yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat
finish.
(4) Sebelum dilakukan pengecatan/ pelapisan dengan bahan anti karat, semua
bagian pipa harus dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan
menggunakan alat yang sesuai dengan untuk itu.

Pasal 5
PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR BERSIH

(1) Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar kerja.
Pipa yang digunakan untuk keperluan ini adalah pipa GIP.medium class A.

Fittings dari Class 10 K dengan tiap-tiap sambungan menggunakan


sambungan ulir dan fitting tape atau sambungan flange serta welding untuk
hidrant dan sprinkler.
Merk pipa: Bakrie, PPI atau setaraf.
Merk Fittings : TG, HE atau setaraf.

(2) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipments valve


harus digunakan union fitting, kecuali apabila fictures atau equipment yang
bersangkutan telah dilengkapi oleh alat-alat penyambung tersebut.

(3) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixtures atau
equipment harus dipasang valves sesuai dengan gambar. Semua valves
ukuran dia. < 2,5" digunakan screwed class 10 K, dan ukuran > 2,5"
digunakan flanged class 10 K.
Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(4) Ketentuan penggantung Pipa, Konstruksi & Persyaratan Pemipaan.

- Semua alat-alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa


sehingga tidak merusakkan pipa-pipa dan cukup kuat sehingga tidak
menyebabkan turunnya pipa-pipa yang terpasang.

- Semua pipa-pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak


diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-
langit.
Konstruksi penggantung harus memungkinkan adanya expansi termis
dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas 1".

- 1 1/4"-Mak. 7 feet.
- 1,5" -Mak 9 feet.
- 2"- Mak. 10 feet.
- 3"- Mak. 12 feet.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
101
- 4"- Mak. 14 feet.
- 6"- Mak. 17 feet.

(5) Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut


:

- Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus


sesuai dengan gambar rencana dan penyambungan kedap air dengan
sealing tape

- Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/


plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

- Pembobokan plesteran/ salut dinding dan pembongkaran langit yang


sudah terpasang harus dihindarkan.

- Pemasangan sparing harus pipa-pipa yang mungkin akan menembus


struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu
pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

- Pemasangan pipa-pipa atau equipment harus dilakukan sedemikian


rupa sehingga tidak ada suatu sambungan yang saling bersilangan
antara pipa-pipa air bersih dengan pipa-pipa pembuangan lainnya.

(6) Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan gergaji atau pipa
cutter. Permukaan pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai
ukuran penampang aslinya, selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran bekas gergaji atau perataan.

(7) Penempatan dari valves, clean out, accessories, equipment dan lain-lain
peralatan harus sedemikian rupa sehingga :

- Terlindung (bila perlu dengan tanda-tanda petunjuk).


- Mudah dicapai.
- Tidak mengganggu.

(8) Perlindungan/ proteksi waktu pelaksanaan :

- Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan


equipment atau fixtures, harus ditutup dengan cap atau plug.

- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valves,


trape dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran
yang akan menyumbat.

- Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan


kerusakan-kerusakan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
102
- Semua pekerjaan gantungan pipa-pipa diplat lantai harus seizin
pengawas dan kontraktor sipil.

- Pemasangan pipa datar harus benar-benar lurus dan pemasangan pipa


tegak harus benar-benar vertikal.

- Pipa-pipa didalam shaft pipa harus diikat denga “U” klem terhadap
kanal yang ditempatkan pada jarak maksimum jauh 1,2 meter dengan
konstruksi klem seperti pada gambar.

- Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur


instalasi lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran
dilaksanakan atas biaya pemborong sendiri.

- Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu


(elbow, bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan
TEE atau Cross tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa
tidak diperkenankan.

- Perubahan design oleh Pemborong atas permintaan Owner, shop


drawing yang dibuat harus dengan persetujuan pemilik proyek.

- Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki


tahanan aliran yang berlebihan tidak diperkenankan dipasang kecuali
bila disyaratkan pada buku ini.

- Sebelum dipasang, selama pemasangan dan sesudah dipasang pipa-


pipa dan accessoriesnya, terutama bagian dalamnya harus dijaga agar
tetap bersih dan harus diperiksa setiap saat terhadap kerusakan dan
kotoran.
- Harus disediakan automatic release valve pada tempat-tempat
tertinggi untuk mengeluarkan udara secara otomatis dan pada tempat
terendah harus dipasangkan katup blow off berikut pemipaannya
menuju ke saluran air hujan terdekat.

(9) Sambungan Pipa

a. Sambungan pipa yang digunakan adalah sambungan ulir, sambungan


flange dan sambungan las.

b. Sambungan ulir dipergunakan untuk pipa dengan diameter kurang


dari 4 inch dimana setiap jarak 2 length (standard pipe length) harus
diberi sambungan flange.

c. Sambungan flange dipergunakan untuk pipa dengan diameter lebih


besar dari 3 inchs, persyaratan flange yang dipakai dan pelubangnya
seperti yang tercantum pada pasal selanjutnya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
103
d. Sambungan las diperlukan untuk membantu pemasangan pada
tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga segmen pipa tersebut harus
dirakit terlebih dahulu sebelum dipasang pada tempatnya. Segmen
pipa yang disambung dengan las harus dihubungkan dengan segmen
lainnya menggunakan flange.

e. Sambungan las harus dipergunakan untuk membuat “intake port” dan


“outlet-port” pada pipa header.

f. Pada sambungan ulir, terlebih dahulu harus dilapisi dengan “read-


lead cement”, kemudian dibalut dengan menggunakan pintalan
serabut kain atau pipa khusus.

g. Pada sambungan flanged harus dilengkapi dengan “Ring Type


Gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.

h. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar sudut
maksimum yang ditentukan oleh pabrik pipa yang bersangkutan
(maksimum deflection allowed).

(10) Pemasangan Peralatan Ukur/ Sensor


Pemasangan peralatan ukur dan peralatan sensor harus mengikuti
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut
sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggung jawabkan.

(11) Fitting

a. Double-nipple, socket, elbow, bend dan lainnya.


Jenis : Cast-Iron Fitting
Kelas : 150 psi
Merk : Top Brand atau setaraf.

b. Flange
Jenis : Forged Steel Flange
Kelas : 150 psi

c. Flange bolt
Jenis : Commercial Bolt

Pasal 6
PERSYARATAN PERALATAN BANTU

(1) Katup Penutup


Jenis : Bronze valve, hand-wheel operated
Stem : Non-rising (air bersih) rising stem (air cond.)
rising stem (air cond)
Kelas : 150 psi
Standard: (B.S.), (JIS), (ANSI), (ASTM).

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
104
(2) Katup Searah
Jenis : Swing “Y” pattern bronze
Arah aliran: Horizontal atau vertikal bergantung posisi pipa
Kelas : 150 psi
Katup searah harus type anti water hummer.

(3) Katup Pengatur/ Pembalans.


Jenis : Full foot ball bronze valve, lever operated.
Kelas : 150 psi

(4) Katup Reservoir/ Foot Valve


Jenis : Ball foot ball bronze valve, lever operated.
Kelas : 150 psi

(5) Katup Pelepas Udara


Jenis : Cast-iron valve
Kelas : 150 psi

(6) Strainer
Jenis : “Y” pattern bronze
Screen : Stainless steel
Kelas : 150 psi
Merk : Kitazawa, Toyo atau setaraf.

(7) Flexible Connection


Jenis : Spool type flexible rubber
Bentuk: Spherical
Kelas : 150 psi
Merk : Proco, Tozen, atau setaraf.

(8) Pressure gauge


Jenis : Bourdon, dial-gage
Fluida kerja: Air
Dial size: 10 cm
Range : 1 - 1 0 atm
Merk : Nagano,Yamamoto atau setaraf

(9) Flow Meter


Jenis : Direct-reading impact-tube
Range : 10 - 100 gpm
Tekanan kerja: 5 atm
Ketelitian: + 5%

(10) Thermometer
Jenis : Mercury expansion
Mounting: Pipa
Range : 10 - 40 centrigrade

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
105
Kelengkapan: - Thermometer well
: - Bronze glass guard

(11) Kran Taman & Kran Botol


Jenis : Per chroom
Ukuran: 0 1/2"
Merk : TOTO,KITZ, TAHO, SAN-EI atau setaraf.

Khusus untuk kran taman/ Hose Bibb harus dilengkapi dengan


coupling penyambungan ke slang.

Pasal 7
PENGETESAN/ PENGUJIAN SISTIM PEMIPAAN AIR BERSIH

Semua peralatan yang sudah terpasang harus ditest dengan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :

a. Sistim pemipaan harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 2 x tekanan


kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 6 atm absolut selama 6 (enam)
jam terus menerus.

b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan


plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang
bersangkutan terpasang.

c. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersalut dengan


plesteran/ salut dinding dan sebelum langit-langit di daerah yang
bersangkutan terpasang.

d. Pengujian dinyatakan berhasil apabila selama pengujian tidak terjadi


penurunan tekanan.

e. Pengujian dilakukan pada pipa utama sebelum pipa tersebut ditanam dalam
tanah atau didalam bagian bangunan.

f. Bila terjadi penurunan tekanan selama waktu waktu pengujian, kontraktor


harus mencari sebabnya dan segera memperbaiki kesalahan/ kerusakan/
ketidak sempurnaan tersebut dan pengujian harus diulang.

g. Pekerjaan desinfeksi, dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistim


pemipaan air bersih dengan sistim injeksi dan menjalankan pompa dan
setelah 16 jam harus dibilas dengan air bersih sehingga dosis chlorine yang
sisa tidak lebih dari 0,2 ppm

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
106
Pasal 8.

K E T E NT UA N PE NGGA NT UNG P I P A , K ONS TR UK SI & PE R SY A R A T A N


PEMIPAAN

(1) Semua alat penggantungan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusakkan pipa-pipa, isolasi dan cukup kuat sehingga tidak menyebabkan
turunnya pipa-pipa yang terpasang.

(2) Semua pipa harus digantung pada struktur bangunan dan tidak
diperkenankan meletakkan pipa-pipa tersebut pada rangka langit-langit.
Konstruksi dan jarak penggantung sesuai dengan ketentuan pada instalasi
pipa air bersih.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal dipasang miring ke atas mengikuti arah aliran,
kemiringan pipa dari 1 : 200 s/d 1 : 300.

(4) Pemotongan pipa, perlindungan/ proteksi pada waktu pelaksanaan sesuai


dengan ketentuan pabrik dan ketentuan pada instalasi pipa air bersih.

(5) Apabila terdapat segmen pemipaan yang ternyata menghalangi jalur instalasi
lain maka perbaikan-perbaikan atau pembongkaran dilaksanakan atas biaya
pemborong sendiri.

(6) Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow,
bend), begitu pula dengan percabangan harus menggunakan Tee atau Cross
Tee sesuai dengan kebutuhan, membengkokkan pipa tidak diperkenankan.

(7) Bila ada perubahan design atas permintaan owner, kontraktor harus
membuat shop srawing dengan persetujuan pemilik proyek.

Pasal 9
FITTING

(1) Double nepple, elbow, bend, tee, reduct, socket dan lainnya, dengan jenis
material yang sama.
Kelas atau type dari fitting harus equivalent dengan type dari pipa
tembaganya.

Pasal 10
PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR & AIR BEKAS

(1) Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan pemipaan/saluran air kotor dan air bersih buangan dari


sanitary fixtures sampai ke tempat pengolahan air kotor/ air buangan.

- Pemasangan semua sanitary fixtures dengan perlengkapannya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
107
- Pembuatan bak kontrol (inspection chamber) untuk waste dan soil.

(2)Persyaratan Pemipaan Air Kotor

a. Pemasangan instalasi pipa air kotor dan air bekas harus dilaksanakan
sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah ditentukan didalam
gambar kerja.
Pipa yang digunakan harus dari jenis poly vinyl chloride (P.V.C)
klas/ kualitas terbaik (clase A.W.) tidak rapuh, merk : WAVIN atau
setaraf (SII Standard), khusus pipa menyeberangi jalan atau parkir
harus dilindungi pipa Galvanized Steel Pipe (GSP). Untuk vent dan
semua fittingnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk sambungan
monolit (solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk
dipakai.

b. Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai


berikut
- Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing
fitting.

- Pembelokkan arah aliran harus menggunakan “Y” fitting


kombinasi dari “Y” dan 1/8 “bend”, long sweep 1/4, 1/6, 1/8
dan 1/16.

- Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang “Tee” dengan short


weep 1/4 bend, untuk arah aliran horisontal ke vertikal dan
untuk belokan pembuangan dari closed.

- Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC


connection.

- Fitting, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai.

c. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan-ketentuan atau standard dari jenis pipa PVC system.
Tidak dibenarkan menembak/ ramset pada plat lantai untuk keperluan
penggantung pipa-pipa, kecuali dengan cara mengebor pada tempat-
tempat tertentu atas petunjuk pengawas dan kontraktor sipil.

d. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :
- Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) & air bekas
ditujukan ke pipa sewage treatment melalui basin pompa
sewage.

- Semua pipa-pipa horizontal dengan kemiringan minimal 1,5 %


(1,5 cm per meter) ke arah aliran, kecuali apabila dinyatakan
lain sesuai dengan kebutuhannya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
108
- Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan
pada sambungannya.

- Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan


dengan cara sebelumnya.
Penyambungan pipa atau fitting harus mengikuti petunjuk dan
instruksi dari pabrik produsen via yang bersangkutan.

e. Trape harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :


- Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan
pemasangan trap pada pipa yang akan menuju fixture, kecuali
apabila fixtures tersebut telah dilengkapi dengan trap
tersendiri.
- Trap harus dipasang ditempat yang sudah dicapai dan harus
menggunakan clean out plug.

f. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan


brass strainer yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan.
Merk : Toto atau setaraf.

g. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


- Pipa horizontal harus dipasang miring ke arah aliran drain
yang menuju pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang
berbentuk trap.

- Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas
dengan ukuran yang sama, diteruskan ke atap sebagai vent
yang dengan pipa-pipa vent vertikal lainnya.

- Pipa vent yang berasal dari kelompok fixtures, jika


dihubungkan dengan pipa vent utama harus pada ketinggian
tidak kurang dari 30 cm diatas atap dan harus dilengkapi
dengan flashing fittings.

h.Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


- Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (sloop plat
lantai,
dinding atau balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton
yang bersangkutan dicor.

- Jika tidak memakai isolasi maka sleeve harus dipasang


minimal satu ukuran lebih besar dari pada aslinya.
- Sleeve yang dipakai adalah galvanized steel pipe.

- Rongga antara pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat


dengan bahan yang elastis.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
109
i. Perlindungan/ proteksi sesuai dengan cara sebelumnya.

j. Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari
satu merk dan mengikuti standard yang sama.

k. Fittings terbuat dari bahan yang sama dengan jenis bahan pipa dan
merupakan cetakan pabrik.

l. Semua pipa tegak harus dijangkar kuat pada tiap jarak 2,5 m
maksimum. Untuk pipa mendatar harus ditumpu/ digantung kuat pada
jarak maksimum 2 m.

m. Semua clean out adalah yang dimaksud sampai menembus lantai


(floor clean out) atau type clean out lantai.
Merk : San-Ei, Toto atau setaraf.

n. Untuk fitting/ belokan yang menerima beban vertikal akibat adanya


pipa tegak diatas harus diberi penumpu beton/ thrust blok.

o. Pipa vent tegak yang keluar dari permukaan tanah harus mempunyai
ketinggian 2,5 m dan diujung pipa tersebut dipasang Tee.

p. Pengujian dari seluruh sistim pemipaan air kotor/ bekas ini dilakukan
setelah pemasangan selesai dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
CM/ Perencana.

q. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk


keperluan pengujian tersebut dan segala biaya menjadi tanggung
jawab Pemborong.

r. Pemasangan/ perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar


pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tertera jelas dalam
gambar.

s. Pada jalur pemipaan setelah keluar dari bangunan harus dipasang


inspection chamber dengan konstruksi sesuai dengan persyaratan/
standard.

t. Pada bagian bawah dari pipa tegak ke pipa datar harus diberi
penumpu/ support dan pipa datar lainnya diberi penggantung.

Pasal 11

PERSYARATAN SAMBUNGAN PIPA AIR KOTOR

(1) Sambungan pipa PVC harus menggunakan sambungan dengan “solvent


cement”.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
110
(2) Sambungan harus mampu menahan tekanan air kotor sebesar tinggi kolom
air dari pipa terendam sampai ke titik ujung atap pipa vent stack.

(3) Sambungan antara pipa dan arah yang berbeda harus menggunakan “Long
Radius Elbow” dan/ atau combination WYE.

(4) Fitting yang digunakan harus dari jenis “Injection moulded fitting”, fitting
dari jenis welded fitting tidak diperkenankan untuk dipakai.

Pasal 12

PENGUJIAN SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR & VENT

(1) Semua lubang keluar/ pembuangan harus ditutup rapat dengan menggunakan
plastik yang khusus untuk itu.

(2) Seluruh sistem pemipaan diisi dengan air sampai ke lubang pipa vent yang
tertinggi.

(3) Bila selama 60 menit penurunan permukaan air tidak lebih dari 10 cm,
pengujian dinyatakan berhasil.

(4) Bila penurunan permukaan air melebihi batas yang telah ditentukan maka Kontraktor
harus segera memperbaiki dan pengujian harus diulang kembali.

Pasal 13

PEMASANGAN INSTALASI AIR HUJAN

(1) Pemasangan dan pemipaan ini meliputi :


- Pemasangan semua instalasi air hujan dari atap sampai ke bak kontrol
di lantai dasar.

- Pemasangan roof drain dari pipa yang bersangkutan.

- Seluruh bak kontrol untuk air hujan tidak termasuk dalam skope ini
(masuk pekerjaan sipil/ arsitektur).

(2) Pipa yang digunakan harus PVC pipe dari clase AW dengan solvent cement.
Merk : Ruchika, Wavin, Pralon atau setaraf.
Roof drain ttype cast iron drain.

(3) Untuk pipa-pipa horizontal, kemiringan pipa harus sesuai dengan gambar
dan keadaan setempat.
Pengetesan kebocoran dilakukan sesuai dengan diatas.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
111
Pasal 14
GROUND RESERVOIR

Reservoir bawah dengan kapasitas 18.2 m 3 , terbuat dari beton bertulang kedap air,
dengan perlengkapan pipa pengisi lengkap dengan float kontrol, pipa vent peluap,
pipa keluar dari jenis GIP, manhole, float valve dari stainless steel, tangga
pengontrol, elektroda water level kontrol.
Reservoir harus diuji terhadap kemungkinan kebocoran. Semua peralatan harus
dapat berfungsi dengan baik.

Pasal 15
PETUNJUK KERJA DAN PETUNJUK PEMELIHARAAN INSTALASI

(1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai pelaksanaan
pengujian, Kontraktor harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam
mengoperasikan serta memelihara seluruh sistim perlengkapan instalasi
yang dilaksanakan.

(2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik


Bangunan sehingga mahir dalam mengoperasikan seluruh peralatan dan
sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik
Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup menggantikannya.

(3) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan seluruh


peralatan dan sistim instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang
ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar mahir dan sanggup
menggantikannya.

(4) Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set buku petunjuk kerja sistim
instalasi san petunjuk pemeliharaan kepada CM. Brosur-brosur yang
dikeluarkan pabrik pembuat peralatan tidak dapat dianggap sebagai petunjuk
kerja dan petunjuk pemeliharaan, tetapi dapat dilampirkan hanya sebagai
pelengkap.

(5) Buku petunjuk sistim kerja instalasi dan petunjuk pemeliharaan harus
disusun sedemikian, sehingga mudah dipelajari dan bersampul kertas tebal
dengan muka depan tertulis dengan jelas jenis instalasi yang bersangkutan
dan tertulis dalam Bahasa Indonesia.
Buku tersebut harus memuat :
- Uraian secara umum dari sistem dan peralatan instalasi Plumbing
secara keseluruhan.

- Sistim kerja dari setiap bagian instalasi.

- Cara menjalankan/mematikan setiap peralatan serta mengatasi


kerusakan-kerusakan kecil yang mungkin timbul.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
112
- Tebal peralatan yang memuat macam dan jumlah mesin/ peralatan
lokasi, pabrik asal, tipe, tahun pembuatan, nama dan alamat
perusahaan yang menjadi agen di Indonesia.

- Literatur dari pabrik tentang peralatan yang terpasang. Jangan


memasukkan brosur, data dan literatur dari peralatan yang tidak ada
sangkut pautnya dengan peralatan yang terpasang.

- Petunjuk pemeliharaan dari sistim instalasi dan semua peralatan, yang


memuat tugas pemeriksaan secara umum, semua pemeliharaan
berkala, tabel pelunasan dan daftar suku cadang.

Pasal 16
PENGUJIAN INSTALASI, RUNNING TEST DAN COMMISSIONING

(1) Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus diuji, sehingga dapat dijamin
bahwa pekerjaan tersebut dapat bekerja dengan baik, untuk waktu jangka
panjang.

(2) Tata cara pengujian dan pelaksanaan pengujian harus dilakukan dibawah
pengawasan CM.

(3) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian


menjadi tanggungan Kontraktor.

(4) Kontraktor harus menanggung biaya untuk pemeriksaan dan pemberian izin
dari instansi yang berwenang, bila diperlukan.

(5) Sebelum melakukan test, Kontraktor harus menyerahkan prosedur running


test kepada Direksi/ CM berikut start up manual yang dikeluarkan dari
pabrik pembuat mesin tersebut.

(6) Harus dilakukan oleh tenaga ahli dari penjual mesin/peralatan tersebut yang
mana telah mendapat pendidikan khusus untuk itu dari pabrik pembuat
mesin tersebut.

(7) Harus disaksikan oleh Pemberi Tugas, CM/ Team Pengawas dan badan lain
yang berwenang.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
113
XV.PEKERJAAN DINDING

(1) Pekerjaan Dinding Batu Bata

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan


dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding
bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan bahan

a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk


lokal dan disetujui Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

b. Batu bata yang digunakan ukuran 10 x 10 x 20 cm dengan


mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna serta
disetujui Direksi Pengawas.

c. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk,


mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.

e. Air untuk adukan pasangan, harus bersih, tidak mengandung


lumpur, minyak, asam, base serta memenuhi PUBI-1982 pasal
9.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih


dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang
berlainan untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu menggunakan adukan 1pc :
4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen raam.

c. Untuk dinding semen raam/rapat air, adukan yang digunakan 1


pc : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan
sloof/balok sampai 50 cm diatas permukaan lantai setempat.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
114
(2) Pekerjaan Plesteran Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu


bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I


dan yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-8.

b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI-1982.

c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.

d. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-


benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1


Pc : 4 pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam/rapat
air.

b. Pada dinding batu bata semen raam/rapat air diplester dengan


aduk campuran 1 PC : 2 pasir

c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu


dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.

d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas


tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan
dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan
disetujui Direksi Pengawas.

e. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan


tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan
utuh dan tidak ada cacat.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
115
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan
jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada


Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan
memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi
persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa


site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk di mulainya pekerjaan.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi


dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Direksi Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.

j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish


15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.

k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan


lain sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm
dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai


mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan


berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

n. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa
garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
116
XVI.PEKERJAAN LANTAI

A.Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai Bangunan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada finishing lantai


bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan bahan

a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik KIA atau merek


setara lainnya.

b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna


harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazuur, kekuatan


lentur 250 kg/cm2 dan tingkat I (satu).

d. Bahanpengisi siar dari grout semen


berwarna/ibagrout/Titlegrout.

e. Bahan perekat dari adukan spesi 1 PC : 2 pasir ditambah bahan


perekat/ Ibafix.

f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai.

- Ukuran 30 x 30 cm digunakan sebagai finishing


keseluruhan lantai sesuai yang disebutkan/ditunjukkan
dalam detail gambar.
- Ukuran 20 x 20 cm digunakan sebagai finishing
keseluruhan keramik lantai WC dan Ukuran 20 x 30 cm
digunakan sebagai dinding keramik WC sesuai yang
disebutkan/ditujukkan dalam detail .

g. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan


peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan
SII 0023-81.

h. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi


PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
117
3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih


dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh
bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi
Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat


shop drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi
Pengawas.

c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir dan


ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan.

e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar


rata.

f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang


(lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan
kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk
siar-siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya.

g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan


persyaratan warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik
yang dipasangnya.

h. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat


pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.

i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala


macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul
bersih.

j. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada


permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

k. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik


direndam dalam air sampai jenuh.

l. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat


gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku
dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
118
m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh
pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat pada permukaan lantai.

B.Pekerjaan Lapisan Paving Block Area Parkir

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan lapisan paving block ini dipasang sebagai lapisan


finishing pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan paving block dari produk yang bermutu baik dan


disetujui Direksi Pengawas.

b. Bahan harus memenuhi ketentuan dari Asutralian Standard For


Metric Concrete Building Block, As 1500-1974, dengan berat
jenis 2200 kg/m3.

c. Type dan lokasi pemasangan :

- Type interblock 16,8 warna, dengan subbase dari bahan


lapisan sirtu padat tebal 35 cm dan lapisan pasir urug
atas lapisan sirtu tebal 5 cm, dipasang sebagai lapisan
finishing untuk tempat parkir dan jalan serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.

- Type Interblock 16,6 warna, dengan subbase dari bahan


lapisan pasir urug padat tebal 5 cm, dipasang sebagai
lapisan finishing untuk Trotoir serta seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar.

d. Sirtu yang digunakan dari dalam sungai dengan ukuran gradasi


klas B (100% lolos ayakan 1,5 inchi), bahan harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 13,
ASTM No. 13/D3/C235 dan peraturan Bina Marga No.
01/ST/BM/1972.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
119
3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh permukaan tanah dasar (sub grade) dan lapisan


subbase dari hamparan sirtu, harus dipadatkan dengan Smooth
Wheel Rollers kapasitas 8 ton, hingga tercapai hasil struktur
lapisan homogen dan kepadatan yang maksimal. Penggilasan
dilakukan dari bagian tepi yang maksimal. Penggilasan
dilakukan dari bagian tepi kerah tengah dengan pengulangan
minimal 6 kali.

b. Lapisan paving block dipasang diatas lapisan pasir urug yang


telah dipadatkan serta telah disiram dengan air yang bersih.

c. Jarak pemasangan block yang satu terhadap yang lain dibuat


maksimum 8 mm, selanjutnya nat atau se-sela tersebut diisi
dengan pasir beton yang diayak dengan mata ayakan
maksimum 2 mm.

d. Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh


permukaannya diratakan dengan menggunakan mesin
penggilas kapasitas 1 ton atau sesuai yang disyaratkan dalam
pekerjaan ini.

e. Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang


patah, retak atau yang ada cacat-cacat lain.

f. Hails pemasangan harus cermat, teratur, tidak bergelombang


pada permukaan lapisan paving block serta tidak terjadi
genangan air.

g. Pasangan lapisan paving block menurut jenisnya, disesuaikan


dengan detail-detail gambar untuk itu, dalam arti jenis ukuran
dan jenis warnanya.

h. Bahan dari mutu terbaik, tanpa cacat/ retak/ rengat pada


permukaannya. Hasil pemasangan harus rata dengan
kelandaian/ kemiringan sesuai yang disyaratkan/ ditentukan
dalam detail gambar.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
120
XVII.PEKERJAAN KAYU KOSEN, PINTU & JENDELA

(1) Pekerjaan Kosen Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan

- Bahan kosen dari kayu Bangkirai yang telah


dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas
awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC

- Ukuran finish kosen sesuai detail gambar.

- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan


dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan
memenuhi persyaratan SII 0458-81.

- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering


dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak, mata kayu fan cacat lainnya.

- Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk


seluruh bahan kayu kosen yang digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan


harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-


klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
121
hingga terjamin kekuatannya untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-
siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam
keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila
ditentukan lain.

e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran


jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan
mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan


diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah
pembukaan pintu/jendela.

g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus


lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela
bekerja dengan sempurna.

h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni


atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh
Direksi Pengawas.

i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi


penguat angkur diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu
yang tegak dipasang 3 angkur dan untuk sisi kosen jendela 2
angkur.

j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan


dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen


pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1
PC : 2 pasir beton : 3 koral.

(3) Pekerjaan Daun Jendela Kaca

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela


kaca/frame dari kayu bangkiray untuk seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
122
2. Persyaratan Bahan
Bahan Panel
Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan
dalam PUBI 82 pasal 63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca rayband
tebal 5 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan


jendela ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkenan
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka


jendela dan penguat lain agar tetap terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas


persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan
bekas/cacat pada permukaan rangka yang tampak.

e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak


bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik.

(4) Pekerjaan Daun Pintu Double Teakwood Bagian Dalam Lapis aluminium
Seng

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun pintu double teakwood bagian


dalam lapis aluminium seng dipasangkan pada pintu-pintu dan
seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
123
2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka dari kayu Bengkirai yang telah dikeringkan,


mutu I, kelas kuat II dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

b. Pengisi pintu dari bahan block board tebal 18 mm lapis double


Teakwood 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah
sisi/muka block board.

c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan


dalam detail gambar, dipasang list dari kayu Ramin yang telah
dikeringkan, lebar 5 cm, pemasangan sesuai detail gambar.

d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan


permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan,
disyaratkan maksimum 12%.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam
NI-5 (PKKI tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan memenuhi
persyaratan dlm SII 0458-81.
e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam
negeri merk Asahi, teak Teakwood dari merk Asahi atau yang
setara dan Teakwood merk Singa Laut, bahan-bahan yang
digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI tahun
1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.

f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan


permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu, digunakan
lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain
yang setara.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu


ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
124
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu
agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.

d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus


dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu
merupakan ukuran jadi.

e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen


dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu
yang bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang
telah disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan
daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan
penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim
pres di pabrik).

f. Tebal lapisan aluminium seng daun pintu, bentuk dan susunan


pelapisannya, sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas


persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan
bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.

h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,


tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik dan sempurna.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
125
XVIII.PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

(1) Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-


bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari


seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam
gambar.

(2) Persyaratan Bahan

1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah
disetujui Direksi Pengawas.

2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan


gambar.

3. Perlengkapan Daun Pintu

a. Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu


enkel dan 2 x 3 buah untuk pintu double, pada daun jendela
minimum dipasang 2 buah setiap daunnya, menggunakan
engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie 414, atau
merk lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.
Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup
kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin
stainless steel atau satin chromium.

b. Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam


gambar, dipasang Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin
type/serie LCN 1000 (steel grey)

c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah


disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang peralatan-
peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau merk lain,
antara lain :
- Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel
- Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium
- Door Stop type/serie 431 dari alumunium
- Door viewer type/serie DV 004 dari Brass
- Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
126
d. Lock set, Handle dan Back Plate
- Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double
teak Teakwood dan daun pintu glasal, digunakan kunci
pintu merk Schlage type/serie A dan B dengan material
finish satin stainless steel atau satin chromium.
- Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan
D adalah Orbit.

e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish


lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila


dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah
disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug.

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.

2. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk


mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya
test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu
kebawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai keatas.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

4. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
127
XIX.PEKERJAAN ATAP

A.PEKERJAAN RANGKA ATAP

(1) Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pekerjaan railing dilakukan untuk seluruh detail yang


disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. - Terbuat dari bahan baja Ringan mutu terbaik, produk dalam


negeri, dan yang disetujui Direksi Pengawas.

- Bentuk/ ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Kolom Baja 200.100.5,5.8 mutu BJ 37


Kuda-kuda + jurai Baja 150.75.5.7 mutu BJ 37
Plat stefner + assesories, mutu ST 42
Gording canal kait C 125.50.20.3,2
Baja ∟ 40.40.4 dudukan gording mutu BJ 37
Trekstang besi Ø 16 + jarum keras
Sograd besi Ø 12 lengkap mur-baut

c. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar


konstruksi dan harus mengikuti prosedur/ persyaratan-
persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang


berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat dilapangan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
128
b. Pemeriksaan pekerjaan dibengkel dapat dilakukan bila
dikehendaki sewaktu-waktu oleh Direksi Pengawas dan tidak
ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan
disetujui Direksi Pengawas.

c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan


gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan Kontraktor harus
mengganti segera tanpa tambahan biaya.

d. Sebelum pekerjaan di bengkel dimulai Kontraktor harus


membuat gambar kerja yang menunjukkan detail-detail
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran serta peralatan lain yang diperlukan/ digunakan
dalam pekerjaan ini.

e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab


terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar.

f. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personel


yang memiliki persiapan teknis pekerjaan tersebut.

g. Untuk bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las


listrik serta pengelasannya sudah melalui test & harus
memiliki ijasah yang menetapkan kualifikasi, jenis pengelasan
yang diperkenankan padanya

h. Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dibersihkan


dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.

i. Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun


merupakan pengelasan-pengelasan bagian-bagiannya hanya
boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan
yang akan di las sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.

j. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus


menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas
hasil pengelasan yang dilakukan.

k. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las


ulangan,baikbekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang
benda kerja dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.

l. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka


lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slak) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak
harus dibuang sama sekali.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
129
B.PEKERJAAN PENUTUP ATAP

I.PEKERJAAN ATAP DAK

1.Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti


yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini
meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2.Persyaratan Bahan

Semua persyaratan pelaksanaan dan mutu beton untuk atap dak sepeti
tercantum balam bab pekerjaan beton.

II.PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG BETON

1. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup


atap seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan gambar
rencana. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan


dengan pekerjaan pemasangan atap, seperti pekerjaan baja,
pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya.

2. Persyaratan Bahan
Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan,
contoh-contoh semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang
akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan konsultan perencana dan konsultan pengawas.

a. Bahan : Genteng Metal


b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau
berjamur, tahan terhadap perubahan cuaca, dan dapat
mereduksi udara panas dan suara hujan.
c. Spesifikasi bahan :

 Ukuran seperti yang tertera pada Bill of Quantity dan


gambar rencana, dan sesuai persetujuan konsultan pengawas.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
130
d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi


diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

XX.PEKERJAAN PLAFOND

(1). Pekerjaan langit-langit gypsum

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

b. Pekerjaan langit-langit gypsum ini dilakukan pada ruang serta


seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjukk Direksi Pengawas.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan : gypsum tebal 9 mm, produk bermutu baik, dan


disetujui oleh Direksi Pengawas.

b. Pola pemasangan :Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam


gambar.

c. Rangka plafond metal furing. Pola pemasangan rangka


pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos ukuran 3 x 4
cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
131
4. Persyaratan Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi


diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujuan dari Direksi Pengawas.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya


pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat
hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum
dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang
terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan
sempurna.

e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya


pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang
diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih
dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC
dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi
dengan Direksi Pengawas.

f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm untuk lantai


2 sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata/waterpas,


jarak pemasangan satu sama lain (naad) dibuat 0,5 cm atau
sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu
sama lian. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.

h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil


ukuran sesuai yang ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan
kayu kamper yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
132
XXI.PEKERJAAN PENGECATAN

(1) Pekerjaan Pengecatan Dinding

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta


seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan cat buatan dalam negeri produk Danapaint, ICI atau


merk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Jenis cat finishing/akhir

- Jenis Vinyl Acrylic emulsion digunakan sebagai cat


finishing dinding/beton bagian dalam (interior).
- Jenis Weathershield digunakan sebagai cat finishing
dinding/beton bagian luar (exterior).
- Pengecatan untuk dinding/beton bagian dalam/luar
minimal dilakukan 2 lapis.

c. Warna akan ditentukan kemudian.

d. Cat dasar
- Digunakan jenis alkali Pimer (untuk dinding/beton
bagian dalam)
- Digunakan jenis Sealer (untuk dinding/beton bagian
luar)
- Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata
dan sama tebalnya.

e. Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2/liter untuk pengecatan 1


lapis.

f. Pengencer air bersih maksimum 20%.

g. Pengeringan minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat


dilakukan.

h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi


persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS no. 3900-
1970. AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang
bersangkutan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
133
3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih


dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan


persyaratan teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan
warna cat kepada Direksi Pengawas.

c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan


harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan
debu.

d. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah


diratakan/dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul-
betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi
Pengawas.

e. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan


membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi
Pengawas.

f. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk


permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan,
dipakai kuas yang baik.

g. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan


memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-
pekerjaan yang ada didalamnya.

h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan


terjadinya sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-
pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

(2) Pekerjaan Pengecatan Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga


kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, daun pintu dan


daerah service serta permukaan kayu yang tampak sesuai yang
ditentukan/ ditunjukkan dalam detail gambar.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
134
2. Persyaratan Bahan

a. Digunakan bahan finishing melamine semi gloss buatan dalam


negeri dari mutu terbaik produk I C I atau dari produk lain
yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Seluruh permukaan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir,


harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan
licin.

c. Sebagai cat awal digunakan cat jenis Pinotex clear yang


dilapiskan sehingga tebal dan merata pada seluruh permukaan
pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi Pengawas.

d. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan dalam NI-4 serta sesuai ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.

e. Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua)
jenis hasil produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan
Direksi Pengawas.

b. Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari


pabrik yang bersangkutan.

c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan


pengecatan dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan
kepada Direksi Pengawas.

d. Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh


yang disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi
Pengawas, penukaran dan penggantian bahan menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya
tambahan biaya.

e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan


dengan bahan/ alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik,
sampai merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus
dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi
persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
135
f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk
gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta
kering betul.

g. Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu


pada permukaan pengecatan.

h. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.

i. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga


dicapai hasil pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya.
Lapis pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan
awal.

j. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh


pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.

XXI.MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pasal 1
INSTALASI LISTRIK

1.1. Persyaratan Umum

(1) Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Listrik
yang telah mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C dari PLN
setempat dan SIPP kelas A dari pemerintah setempat.

(2) Gambar spesifikasi dan risalah aanwijzing merupakan suatu kesatuan yang
saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan
yang baik dengan kontraktor lain dalam pekerjaan ini, sehingga secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan
spesifikasi yang ditentukan.

(3) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, disamping
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku :
- A.V. 1941
-Puil 1987
-AVE/VDE.
- Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan
material tersebut dibuat.
- Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
136
(4) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh
Kontraktor/ Instalatur listrik maka sebelum dilaksanakan terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Lapangan.

(5) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-


penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) As Built Drawing
dan harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.

(6) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :


- Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang dipasang.
- Biaya keur dan biaya tanggungan instalsi
- Biaya administrasi pengurusan penyambungan.

(7) Semua instalasi peralatan dan mesin yang telah dipasang sebelum
diserahkan harus dites mengenai kemampuan bekerjanya , sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan.

(8) Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang dipasang kepada


direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan pemborong.

(9) Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam
spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan harus
dilakukan oleh tenaga ahli.

(10) Pengawas
Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya. Kontraktor
wajib menempatkan pengawas untuk mengawasi pekerjaannya sendiri.
Penanggung jawab pelaksana pekerjaan harus selalu berada di tempat
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan.

(11) Commisioning & Testing

a. Pemborong pekerjaan instalasi harus dilakukan testing dan pengukuran


yang dianggap perlu untuk memeriksa, mengetahui apakah seluruh
instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah
memenuhi persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan


testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Hal ini
termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
137
1.2. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal.

1.2.1. Umum

Pekerjaan sistem elektrikal meliputi semua bahan, peralatan, tenaga kerja,


pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan trainning
bagi calon operator.

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan sistem distribusi daya listrik

- Pengadaan, pemasangan, dan penyambungan panel tegangan


menengah
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan
menengah lengkap dengan cable fitting lainnya.
- Pengadaan dan pemasangan trafo distribusi
- Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan
rendah dengan berbagai ukuran dan type.
- Pekerjaan pentanahan (earthing) dari panel, armatur lampu, kotak
kontak dan pompa.

b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak

1. Sistem Penerangan dan Stop Kontak

- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya.


- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa atau
khusus
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, switches
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accecoris lainnya seperti box untuk
saklar, stop kontak, junction box, flexible conduit, bends/elbows,
socket, dll.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan stop kontak.
- Pengadaan dan pemasangan pipa conduit, flexible harus dipasang
untuk melindungi kabel antara kotak sambung dan armature lampu.

2. Pekerjaan Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting)


- Pengadaan dan pemasangan tiang lampu, armature, lampu, kabel
instalasi dan pipa pelindung kabel dan accecorisnya.

3. Instalasi dan pemasangan kabel


a.Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru,jelas
ditandai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalan.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
138
Konduktor yang dipakai dari type :
- Untuk
instalasi penerangan adalah NYM/NYA denganconduit PVC.
- Untuk
kabel distribusi adalah NYY
Semua kabel harus berada dalam conduit UPVC High Impact yang
disesuaikan ukurannya, semua kabel pada rak kabel harus diklem.

b. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice baik dalam feeder maupun
cabang, kecuali pada outlet yang bisa dicapai.Sambungan kabel
circuit cabang harus di buat secara mekanis dan harus teguh secara
electric.
Semua sambungan kabel baik dalam junction box, panel atau tempat
lain harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga
yang diisolasi porselen, bakelite atau PVC.

c.Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin splice case, composition
dan lain-lain harus dari type yang disetujui.

d. Penyambungan kabel
- Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu.
- Kabel-kabel disambung sesuai warna atau nama masing-masing
dan dites tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan.
- Penyambungan tembaga dilapisi timah putih dan kuat.
- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi untuk
pipa PVC yang khusus untuk listrik.
- Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, harus
dilindungi GIP conduit.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan


- Instalasi penerangan tanpa ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) ditanam dalam beton.
- Instalasi penerangan dengan ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) dipasang di atas cable tray dan diletakan di atas ceiling.
- Instalasi saluran penghantar di luar bangunan digunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman digunakan pipa
galvanized.
- Setiap kabel dalam bangunan digunakan pipa conduit minimum
5/8” diameternya.
- Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan socket/ lock nut.
f. Pemasangan kabel dalam Tanah
- Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
- Kabel yang langsung ditanam dalam tanah harus dilindungi bata
merah, diberi pasir , ditanam minimal 80 cm.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
139
- Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi
pipa Galvanized.
- Kabel yang menyebrang jalur selokan, dilindungi pipa galvanized
atau pipa beton.
- Galian untuk tempat kabel harus bersih dari bahan-bahan yang
dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran bahan
kimia, dll.
- Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung, harus menggunakan peralatan khusus unrtuk
penyambungan kabel dalam tanah.

3. Konstruksi Panel dan Instalasinya.

a. Kabinet.
Semua kabinet harus di buat dari plat baja dengan tebal
minimum 2 mm. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan
kunci-kunci.

b. Finishing
Semua kabinet dicat dengan warna yang ditentukan
direksi.Semua kabinet dari pintu untuk panel board listrik,
di buat tahan karat atau diberi lapisan anti karat.

c. Pasangan panel
Pasangan panel sedemikain rupa sehingga setiap peralatan
dalam panel dengan mudah dijangkau tegantung macam
atau type panel.

d. Panel-panel Sub Distribusi Utama


Panel-panel sub distribusi harus seperti ditunjuk pada
gambar, kecuali ditunjuk lain.

e. Papan nama
Setiap pemutus daya harus dilengkapi dengan papan nama
dan dapat dilihat dengan mudah.

f. Bus-bar/ Rel
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan
luarnya dilapis dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang
yang ukurannya disesuaiakan dengan ukuran PUIL.

g. Terminal dan Mur Baut


Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga dan
disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan
tembaga atau mur baut yang divernikel dengan ring
tembaga.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
140
h. Cadangan/ Penyambungan di kemudian hari
Bila dalam gambar ada cadangan, maka ruangantersebut
dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung
dsb, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat
berupa equipment bus bar, panel kayu, switch, circuit
breaker, dll.

i. Alat-alat ukur
Setiap panel dilengkapi dengan alat ukur seperti pada
gambar.

j. Transformator Arus
Traformator fully hermetic, oil immersed indoor type,
victor group Dyn 5 dalam ruangan berventiasi.

k. Sikring
Sikring adalah dari type kapasitas interupsi tinggi. Sikring
harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan
yang dapat dicabut.
Sikring cadangan disediakan sebanyak sikring yang ada
disimpan dalam almari khusus dan diberi pengenal.

l. Kabel-kabel pengontrol
Dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap dan dibundel
dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran
minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 volt PVC.
m. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu
pabrik. Panel adalah assembling lokal.

n. Peralatan Pengaman Pemutus Daya


Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan moulded
case.

o. Pilot Lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T
2. Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan
sistem telah on / off.
3. Pilot lampu untuk remote control pada panel.
Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan di atas
merupakan keharusan, biarpun pada gambar tidak
tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp :


1. Untuk phase R: warna merah
2. Untuk phase S: warna kuning
3. Untuk phase T: warna biru

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
141
4. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau dengan
saklar, ataupun dengan Time Switch menyatakan sistem on dengan warna
merah.
5.Untuk menyatakan sistem telah off dengan warna hijau.

XXIII.PEKERJAAN SANITAIR

(1) Pekerjaan Sanitair

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/ kamar


mandi/ WC serta seluruh detail sesuai yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan bahan

a. Pemasangan Closet
Closet duduk pada Toilet digunakan produk TOTO, type C 721
PV 1, atau dari merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas,warna ditentukan kemudian.

b. Wastafel yang digunakan produk TOTO dan KIA type L


237V3, warna standard atau dari merk lain yang setara dan
disetujui Direksi Pengawas.

c. Kran dinding dari merk TOTO dan KIA type T 23 BS13V52


atau dari type lain yang disesuaikan dengan kegunaan seperti
yang disyaratkan dalam gambar detail. Pemasangan kran
dinding lengkap pemasangan “stop kran dan siphon” bahan
dari merk yang sama.

e. Urinoir digunakan merk TOTO & KIA type U-57M atau KIA,
warna standard atau dapat digunakan dari merk lain yang
setara dan disetujui Direksi Pengawas.

f. Floor drain dari ex Japan merk San-Ei type H51 (Floor


strainer) atau dapat digunakan merk lain yang setara, ukuran
4" x 2" warna verchroom lengkap pemasangan spoonnya.

g. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah


didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
142
h. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh
pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada


Direksi Pengawas beserta persyaratan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan


pengganti harus disetujui Direksi Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor.

c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti


gambar-gambar yang dan kondisi dilapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai gambar.

d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan


gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi
Pengawas.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat


bila ada kelainan/ perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
f. Selama wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

g. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang


sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya.

D I N A S P E K E R J A A N UM U M - - - P E M E R I N T A H K O T A
143

You might also like