You are on page 1of 7

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia sebagai negara berkembang masih memberlakukan kemampuan berbicara

seseorang menjadi rujukan keahlian dan bakat kepemimpinan. Hal ini ditunjukkan

dengan banyaknya pemimpin yang lahir di masyarakat kita melalui kelancaran seperti

kefasihan berbicara, baik dalam bentuk formal seperti pidato, kampanye dan lain

sebagainya.

Pidato sering ditemui diberbagai forum didalam pertemuan seperti tingkat kelurahan,

pesta, bahkan juga ditempat umum. Dalam berpidato pertama-tama yang harus

diperhatikan ialah “menguasai masalah yang dibicarakan” oleh sebab itu, seseorang

yang hendak berpidato harus menguasai dasar-dasar teknik berpidato dalam

melakukan tahapan persiapan.

1.2. Masalah

Kurangnya pengetahuan dan kemampuan teknik berbicara membuat kita tidak

memahami atau tidak mengerti tentang retorika dan faktor percaya diri juga masih

menjadi salah satu masalah untuk kita dapat berbicara didepan orang banyak.

1.3. Tujuan

Tujuan retorika adalah persuasi, yang dimaksudkan persuasi dalam hubungan ini

adalah keyakinan pendengar akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan


pembicara. Artinya bahan tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang

mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan

bermasyarakat lewat kegiatan tertentu.

1.4. Manfaat

1. diterima dalam pergaulan

2. Mempunyai banyak teman

3. Punya peluang untuk menjadi pemimpin

4. Untuk menambah wawasan mahasiswa / mahasiswi tentang retorika

5. Mempermudah dalam berkomunikasi.


II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Retorika

Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat

alami (talenta) dan keterampilan teknis. Retorika diartikan sebagai kesenian untuk

berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian

berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tanpa jalan pikiran yang

jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato

secara singkat, jelas, padat dan mengesankan.

Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau

menerima informasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus manusia.

Berbicara dapat meningkatkan kualitas yang baik ditengah-tengah orang lain,

bukanlah sekedar berbicara, tetapi berbicara yang menarik, bernilai informasi,

menghibur dan berpengaruh. Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan

seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika.

Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang

kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah

retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.

2.2 Tujuan Retorika dalam Berbicara

1. Untuk mengetahui unsur-unsur retorika


2. Menarik perhatian khalayak

3. Memberikan informasi untuk mendidik

4. Merangsang atau memberi kesan

5. Membujuk atau meyakinkan khalayak.

2.3. Metode Retorika

1. Metode Impromptu (serta merta)

Metode ini dilakukan berdasarkan kebutuhan sesaat, pembaca tidak melakukan

persiapan sama sekali. Melainkan secara serta merata berbicara berdasarkan

pengetahuan dan kemampuannya. Kesanggupan dan kemampuan penyampaian lisan

seperti pidato sangat berguna dalam keadaan mendesak atau terpaksa.

2. Metode Menghapal

Metode ini merupakan kebalikan dari metode impromptu, penyampaian metode ini

dipersiapkan dan ditulis secara lengkap terlebih dahulu. Pembicara dengan

menggunakan metode ini sering menjenuhkan dan tidak menarik. Ada kecenderungan

untuk berbicara cepat-cepat dan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati makna.

3. Metode Naskah

Metode ini sering dipakai dalam pidato resmi atau pidato TV dan Radio. Metode

ini sifatnya agak kaku, sebab bila tidak atau kurang melakukan latihan yang cukup.
2.4. Syarat-syarat Retorika dalam berbicara

1. Membuat uraian-uraian yang lengkat, mengkaji atas masalah kesimpulan dan

saran-saran.

2. Uraiannya tegas dan konsisten dalam arti tidak mau memungkinkan timbulnya

pertanyaan-pertanyaan atau tafsiran-tafsiran yang keliru.

3. Uraian harus jelas, cermat dan sederhana pernyataan-pernyataan harus dalam

bahasa yang jelas agar mempermudah pengertian dan keyakinan, serta tidak

menimbulkan perbedaan tafsiran.


III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemampuan berbicara merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mengembangkan

dirinya guna menyongsong hari depan yang penuh tantangan, menyadari pentingnya

berbicara terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan diantaranya persiapan

dalam berbicara, faktor-faktor supaya dapat berbicara dengan baik.

3.2 Saran

Didalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan atau jauh dari kata

sempurna, maka dari itu bagi para pembaca atau pendengar kami mengharapkan

kritik dan saran demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Pandi, Muchlisin. Blogspot.com/2010/04/Retorika.

Dr. P. Kunjana Rahardi, M.Hum. 2006 Dimensi-dimensi Kebahasaan. Yogyakarta :

PT. Gelora Aksara.

You might also like