You are on page 1of 29

MANUSIA MENDARAT

DI BULAN?
I. EGO MEMICU PERSAINGAN HIDUP DI DUNIA FANA
1. Ego atau ke-aku-an palsu yang oleh Veda disebut ahankara, adalah salah
satu dari tiga unsur materi halus yang membentuk badan halus (subtle bo-

dy) sang makhluk hidup (jiva). Karena ditutupi ego, maka orang selalu ber-
pikir, ”Badan jasmaniku yang di panggil si Anu ini adalah diriku sendiri”.
Ini disebut ahankara, ke-aku-an palsu.
2. Dalam masa Kali-Yuga sekarang ketika tirai maya nan halus yaitu sifat alam

rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan) begitu tebal menyelimuti kesadar-


an penduduk Bhumi, mereka yang disebut kaum intelektual bukan ber-lom-
ba untuk maju dalam jalan spiritual keinsyafan diri, tetapi ber-lomba untuk
maju dalam kehidupan material dunia fana. Begitulah, mereka berlomba un
tuk memperoleh pujian dan sanjungan karena berhasil men-capai pangkat/
kedudukan tinggi di masyarakat, memiliki harta melimpah, atau karena ber-
hasil menunjukkan prestasi material tertentu.
3. Ego (yang beraksi) dalam sifat alam rajas dan tamas, menyebabkan 4 (em-
pat) cacat yang ada pada diri sang manusia (yaitu: cendrung meng-khayal,
cendrung menipu, cendrung berbuat salah dan indriya jasmani tidak sem-
purna) menjadi pondasi dalam perlombaan memperoleh sanjungan dan
pujian material seperti itu. Dengan disanjung dan dipuji demikian, orang
yang berkesadaran materialistik menganggap diri sebagai manusia pa-
ling hebat dan paling maju.
4. Ego individualistik, “Aku adalah manusia paling hebat dan pa-
ling maju” lalu berkembang menjadi Ego kolektip, “Kami ada-
lah masyarakat paling hebat dan paling maju”. Dan selanjutnya
berkembang menjadi Ego nasionalistik, “Kami adalah bangsa
paling hebat dan paling maju”.
5. Mereka yang dibuai oleh Ego demikian hanya berpikir begini,
“Bagaimana caranya mengalahkan sainganku agar aku bisa
menjadi yang terhebat dan termaju”, seraya tidak perduli apa-
kah cara yang ditempuh itu cara jujur, benar,bertanggung-jawab atau ca
ra tipu-daya. Dan mereka pun tidak perduli pada nasib diri nya setelah
ajal nanti.

II. PERSAINGAN ANTARA DUA BANGSA


1. Masa setelah Perang Dunia II berakhir dikenal sebagai
masa “Perang Dingin”antara Uni Sovyet dan Amerika Se-
rikat. Mereka berebut pengaruh diseluruh pelosok dunia
dan bersaing sengit dibidang teknologi.
2. Ketika Uni Sovyet berhasil meluncurkan manusia perta-
ma yaitu Yuri Gagarin dengan menggunakan pesawat Vostok 1 ke-atas or-
bit Bhumi di tahun 1961, Amerika Serikat merasa dikalahkan. Sehingga pa
da tahun 1961 itu juga Presiden Kennedy mengumumkan program Apollo
dengan tujuan mendaratkan manusia di Bulan.Program ruang angkasa ini,
setelah disetujui Congress, ber-dana sekitar $20 Milyar dan
dimaksudkan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ba-
ngsa Amerika Serikat lebih hebat dari bangsa Uni Sovyet.

3. Setelah Program Apollo berlangsung 9 (sembilan) tahun, di-


beritakan bahwa pada tanggal 20 Juli 1969, pesawat Apollo
telah mendarat di Bulan. Dan Neil Armstrong bersama Edwin
Buzz Aldrin diumumkan sebagai dua manusia Bhumi perta-
ma yang menjelajah permukaan Bulan.
4. Masyarakat dunia tertegun oleh kehebatan negara Amerika Serikat dibida-
ng teknologi. Sekitar 600 juta manusia menjadi saksi peristiwa bersejarah
“Manusia mendarat di Bulan” melalui layar TV atau pun siaran radio. Pen-
daratan manusia di Bulan selanjut nya dilakukan dengan pe-
sawat Apollo 12, 14, 15, 16 dan terakhir dengan Apollo 17 pa-
da tahun 1972.
5. Tetapi sudah sejak Apollo 11 diberitakan mendarat di Bulan
pada tanggal 20 Juli 1969,banyak orang Amerika Serikat sen
diri tidak yakin bahwa manusia telah berhasil men-darat di -
Bulan. Ketika foto-foto pendaratan Apollo 11 di sebarkan me
lalui media cetak, masyarakat Amerika menjadi semakim ra-
gu atas kebenaran peristiwa “Manusia mendarat di Bulan”.

III. KECURIGAAN TERHADAP PROYEK APOLLO


1. Sejak 34 tahun (1972 – 2006) setelah Apollo 17 mendaratkan manusia di Bu-
lan, NASA (National Aeronautics Space And Administration) yaitu Badan Ru-
ng Angkasa Amerika Serikat, tidak lagi melanjutkan program pendaratan ma-
nusia di Bulan. Mengapa begitu? Apakah NASA tidak
mampu lagi mengirim manusia ke Bulan? Padahal Von
Braun telah meramalkan sebelumnya bahwa di tahun
2000 manusia akan melahirkan bayi pertama di Bulan.
2. Program pesawat angkasa ulang-alik (space-shuttle)
yang telah berusia 24 tahun ternyata tidak mampu me-
nyamani kehebatan proyek Apollo. Apakah ini berarti kemunduran teknologi
Amerika Serikat?
3. Pesawat-pesawat ruang angkasa (space-crafts) Amerika Serikat di era 1980
sampai 2006 hanya mampu mencapai ketinggian orbit Bhumi 1/200 pencapai
an jarak yang ditempuh Apollo. Apa yang sesungguhnya terjadi? Apakah NA
SA telah kehilangan semangat atau memang mereka tidak pernah mencapai
Bulan?
4. Berbagai kecurigaan dan pertanyaan ditujukan kepada NASA, tetapi NASA ti
dak mau menanggapi semua hal itu. Dan malahan NASA mengumumkan pro
gram yang lebih spektakuler yaitu mendaratkan manusia di planet Mars.
IV. BAGAN PESAWAT APOLLO YANG DIPAKAI KE BULAN .

SERVICE MODULE COMMAND MODULE LUNAR MODULE


(SM) (CM) (LM)

(SM + CM + LM)

1. Service Module (SM) = Roket pendorong yang penuh bahan bakar (P=7,6 M, D=3,9 M).
2. Command Module (CM) = Cabin para awak pesawat Apollo (T=3,6 M, D=3,9 M).
3. Lunar Module (LM) = Pesawat pendarat di Bulan.

Ketika Neil Armstrong dan Edwin Buzz Aldrin mendarat di permukaan bulan dengan Lunar
Module (LM) Eagle Apollo 11, mereka berkata,”Here men from the planet Earth first set foot
on the Moon July 20, 1969 AD. We came in peace for all mankind”.

Sedangkan President Richard M Nixon berkomentar, “This is the greetest week in the history
Of the world since the creation”.

Tetapi kemudian ketika diadakan Polling Nasional pada tahun 1970, 30% rakyat Amerika Se-
rika Serikat tidak percaya bahwa manusia berhasil mendarat di Bulan.
V. PERJALANAN KE RUANG-ANGKASA AMAT BERBAHAYA
1. Bahaya radiasi sinar matahri, radiasi kosmis, panas dan suhu tinggi adalah
halangan-halangan yang amat sulit diatasi dengan teknologi masa kini. Ikh-
tiar keluar orbit Bhumi dan menjelajah ruang-angkasa seperti yang divisua-
lisasikan dalam film STAR TRACK hampir mustahil bisa dilakukan dengan
teknologi tercanggih masa kini.
2. Bahaya radiasi sinar matahari adalah anca
man terbesar bagi siapa saja yang melaku-
kan perjalanan ruang-angkasa. Pada tahun
1958, diketahui bahwa Bhumi di-selubungi
oleh sabuk radiasi tinggi yang amat mem-
bahayakan perjalanan ruang angkasa. Da-
erah radiasi tersebut dinamakan sabuk radiasi Van Allen.
3. Dikatakan bahwa seorang Astronaut yang menembus daerah radiasi ini de-
ngan pesawat ruang angkasa, akan terkena dosis radiasi minimal 3 rem (di
Bhumi manusia normal terkena radiasi 0,01 rem dan selama hidup nya ha-
nya terkenan dosis kurang dari 5 rem). Jadi, dalam perjalanan bolak- balik-
nya ke ruang-angkasa, sang Astronaut akan terkena dosis radiasi 6 rem ha
nya dalam beberapa jam penerbangan. Ini berarti si Astronaut tidak mung-
kin bisa kembali ke Bhumi dalam keadaan segar-bugar.
4. Permukaan Bulan tidak dilindungi atmosfer terhadap pancaran sinar mata-
hari, sangat panas, kering, tidak ada oksigen ataupun air. Pada ruang ham-
pa udara, efek panas akan terasa lebih lama, seperti halnya air panas di da-
lam thermos akan bertahan lama karena hampa udara. Lalu, mungkinkah
manusia menjejakkan kaki di permukaan Bulan?
5. Di ruang-angkasa yang hampa udara, pesawat akan bergerak lebih cepat
karena tidak ada hambatan udara dan faktor-faktor lain. Ruang hampa uda-
ra (=ruang-angkasa) adalah insulator (penahan panas) yang sempurna. Di
ruang angkasa, obyek yang terkena panas akibat terkena radiasi sinar ma-
tahari, akan sukar di dinginkan walaupun matahari tidak bersinar lagi.

VI. PAKAIAN PARA ASTRONAUT “AIR CONDITIONED”


1. NASA menyatakan bahwa pakaian para Astronaut cukup mampu menahan ra
diasi sinar matahari karena “Air Conditioned”. Tetapi AC dalam bentuk apa-
pun tidak akan bekerja bila tidak ada sistem pembuangan panas. Jikalau pa-
kaian para Astronaut itu mampu menahan radiasi sinar ma-
tahari, dipastikan mereka akan kehabisan oksigen. Sebab,
oksigen yang mengalir dalam pakaian tersebut akan terbu-
ang melalui sistem pembuangan panas.
2. Dalam satu sistem pembuangan panas (AC), terjadi perpin-
dahan panas yang dikumpulkan dalam medium yaitu freon
dan dipindahkan ke tempat lain (= dibuang keluar). Namun
untuk membuang panas ruangan (= pakaian Astronaut), itu
tidak dapat dilakukan sebabAC tidak bisa kerja dalam ruang hampa udara.

VII. PAKAIAN DENGAN SISTEM HAMPA UDARA


VII. PAKAIAN DENGAN SISTEM HAMPA UDARA
Menurut NASA, perlengkapan pakaian Astronaut menggunakan sistem ham-
pa udara. Pernyataan ini tidak logis, sebab ruang vacum (hampa udara) ada-
lah insulator (penahan panas) yang sempurna. Sehingga sang Astronaut
akan terpanggang dalam pakaian hampa udara yang dikenakannya ketika be-
rada di Bulan yang temperatur lingkungannya lebih dari 100 derajat Celcius.

VIII. PAKAIAN DIDINGINKAN DENGAN SISTEM ALIRAN AIR YANG DIPOMPAKAN


1. NASA mengelak fakta diatas dan menekankan bahwa pakaian para Astro-
nautnya di-dinginkan dengan menggunakan sistem aliran air yang dipom-
pakan disekeliling badan mereka. Dikatakan sistem tersebut dikendalikan
dai ransel besar yang dibawa oleh setiap Astronaut. Dan air yang di-sem-
protkan melalui sistem itu menimbulkan lapisan es yang dapat menyerap
panas dan membuangnya keluar.
2. Pernyataan NASA ini tidak masuk akal, sebab temperatur di
permukaan Bulan lebih tinggi dari titik didih 100 derajat Cel-
cius, sehingga pakaian para Astronaut tidak mampu mena-
han temperatur setinngi itu.
3. Dikatakan bahwa para Astronaut melaksanakan tugas di per-
mukaan Bulan rata-rata selama 2 jam. Jika diasumsikan bah-
wa untuk memasak 10 lt air dengan titid didih stabil 100 dera
jat Celcius,pasti air itu akan menguap habis dalam waktu ku-
rang dari 2 jam. Maka secara logika pasti para Astronaut itu sudah mati
terpanggang panas dalam baju mereka yang ber AC.
4. Menurut teori yang berlaku, agar manusia dapat melaksanakan ke ruang
angkasa (space-travelling), diperlukan berton-ton cadangan air yang ber
fungsi sebagai pendingin mesin (seperti air radiator pada mobil).Pada ke
nyataannya tidak ada literatur yang menyebutkan bahwa program pesa-
wat Apollo menggunakan air dalam jumlah banyak guna melindungi me-
sin dan badan pesawat dari panas.

IX. PERNYATAAN “KONDISI DI BULAN SANGAT DINGIN” TIDAK LOGIS


Dalam salah satu rekaman video “Pendaratan Manusia di Bulan”, seorang
Astronaut berkata, “Kondisi di Bulan sangat dingin”. Tetapi NASA selalu
mem-beritakan bahwa setiap pendaratan manusia di Bulan
adalah di daerah panas (terang). Mengapa NASA tidak per-
nah menjelaskan pernyataan Astroanutnya yang sangat pa-
radok ini?
Fakta ilmiah menunjukkan bahwa suhu panas yang ter-jadi
akibat radiasi tidak mungkin berubah menjadi dingin secara
tiba-tiba (mendadak) dalam kondisi hampa udara.Apabila di-
sebutkan ada suasana gelap di Bulan, itu tidak berarti udara disana otoma-
tis jadi dingin. Sinar matahari secara langsung men-jangkau setiap titik di
permukaan Bulan, dan radiasinya akan memanaskan (=membakar) si As-
tronaut yang mencoba menjelajah disana.
X. PAKAIAN DENGAN TINGKAT TEKANAN 5 PSI
1. Selanjutnya NASA menyatakan bahwa pakaian para Astronautnya mempu-
nyai tingkat tekanan yang aman untuk dipakai di Bulan dan mampu ber-
adaptasi dilingkungan hampa udara. Pernyataan ini tidak logis, sebab da-
lam keadaan hampa udara tekanan berkondisi 0 (nol) berarti tidak
ada tekanan. NASA mengatakan bahwa pakaian para Astronaut
dirancang dengan tingkat tekanan 5 psi (=0,3 kg/cm2) untuk me-
ngatasi 0 psi pada ruang hampa.
2. Dikatakan lebih lanjut bahwa sarung tangan yang dikenakan para
Astronaut tidak menggunakan peralatan robot dan material lain
untuk membantu gerakan tubuh sang Astronaut. Akan tetapi eks-
perimen menunjukkan bahwa jika sarung tangan dibuat bertekanan 5 psi,
maka orang yang menggunakan akan mengalami kesulitan melakukan ak-
tivitas menggemgam, meraba atau memegang; apalagi me lakukan pemo-
tretan meskipun dalam lingkungan hampa udara.
3. Tetapi kenyataannya rekaman video “Pendaratan Manu-
sia Di Bulan” menunjukkan semua Astronaut mampu me
nggerakkan tangan secara luwes. Dan rekaman video itu
bahkan menunjukkan secara jelas tidak ada bukti adanya
tekanan 5 psi dalam sarung tangan para Astronaut itu.
4. Secara logika fakta tersebut diatas adalah sungguh aneh,
sebab seseorang yang berada dalam lingkungan hampa udara dan tidak
dilindungi pakaian bertekanan tertentu, tubuhnya akan hancur berkeping-
keping karena proses dekompresi. Tekanan 0 psi pada ruang hampa udara
akan menyebabkan cairan dalam tubuh kita muntah keluar termasuk isi pe-
rut dan darah kita.

XI. KEANEHAN REKAMAN TV


Tayangan TV yang disiarkan oleh NASA memperlihatkan para
Astronaut mereka menggunakan tangan dan jari-jarinya seca-
ra normal layaknya mereka berada di Bhumi saja. Pada adeg-
an penggunaan Lunar Vehicle ter-lihat bahwa tidak ada bukti
pemberian gaya/tekanan 5 psi pada sarung tangan dan pakaian sang Astrona-
ut. Dan sang Astronaut dengan mudah memegang sesuatu, menyalakan kame-
ra dan bermain-main di Bulan yang lingkungannya bertekanan 0 (nol).

XII. ROKET YANG TAKE OFF DAN LANDING SECARA VERTIKAL


1. Sampai saat ini belum pernah ada roket buatan manusia
yang mampu take off (lepas landas) dan kembali landing
(mendarat) secara vertikal dan take off lagi tanpa perlu me
ngisi bahan bakar.
2. Di tahun 1996 NASA melakukan percobaan membuat roket
Delta Clipper X yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal. Te-
tapi gagal total. Roket tersebut meledak dan hancur.
3. Namun sungguh aneh, di tahun 1969 NASA mengklaim sukses mendaratkan
Apollo 11 di Bulan dengan cara sama. Apakah yang sesungguhnya terjadi?
Mengapa NASA tidak mampu melanjutkan proyek perjalanan ke Bulan se-
telah misi Apollo berakhir di tahun 1972?

XIII. KESELAMATAN PARA ASTRONAUT AMAT MERAGUKAN


1. Hujan meteor mengguyur permukaan Bulan setiap saat karena Bulan tidak
memiliki atmosfer. Bagaimana para Astronaut bisa selamat dari hantaman
hujan meteor ketika berada di permukaan Bulan?
2. Mengatasi keadaan lingkungan di Bulan yang sangat ber-beda
dari keadaan di Bhumi sebagaimana diuraikan diatas, adalah
suatu hal yang sungguh sulit dilaksanakan dan sangat ber ba-
haya. Lalu bagaimana para Astronaut itu bisa selamat dari radi
asi sinar matahari, radiasi kosmis, panas dan suhu tinggi?

XIV. KEMAMPUAN TAKE OFF DAN LANDING LUNAR MODULE AMAT MERAGU-
KAN
Lunar Module (LM) Eagle Apollo 11 yang mendaratkan Neil Arm-
strong dan Edwin Buzz Adrin di permukaan Bulan, hanya meng-
gunakan 1 (satu) cerobong jet-engine dan di pasang pada posisi
vertikal. Pesawat Hawk Harrier yang flat horizontal me-miliki em-
pat (4) mesin jet agar bisa take off dan landing secara vertikal.Su-
paya bisa mendarat, LM (Lunar Module) harus menggunakan teh-
nik “semburan gas” guna menahan laju pesawat “jatuh ke per-
mukaan Bulan. Jikalau benar pesawat Apollo telah mencapai Bulan, pasti
pendaratan LM Eagle menemui banyak kesulitan. Bentuk wahana penda-
ratan (LM) ini yang terlihat begitu rapuh dan vertikal dan landasan penda-
ratannya yang tidak rata di permukaan Bulan, sangat membahayakan pro
ses landing dan take off.

XV. SECARA MATEMATIK, LM APOLLO 11 TIDAK MUNGKIN MENDARAT DI


BULAN
1. LM (Lunar Module) Eagle Apollo 11 yang dikatakan telah berhasil menda-
rat di Bulan, pasti sangat sulit kembali ke orbit Bulan dan ber-
gabung dengan Command Module (CM). Sebab, peswat LM itu
harus memiliki kecepatan luncur 2,38 km/detik untuk melepas-
kan diri dari permukaan Bulan (Escape Velocity Bulan 2,38 km
per detik = 8.568 km/jam). Untuk memiliki kecematan sebesar
ini, LM harus menggunakan mesin jet amat besar, bentuk aero
dinamis dan bahan bakar yang cukup. Secara teknis wahana LM Eagle ti-
dak memenuhi syarat ini.
2. Dari hukum Newton dikatakan bahwa untuk keluar dari gaya gravitasi Bu-
lan menuju orbit Bhumi, sebuat pesawat ruang-angkasa harus
memiliki kecepatan 11 km/detik (=7 mil/detik). NASA mengkla-
im bahwa semua pesawat Apollo mampu terbang dengan kece-
patan 28.000 km/jam atau 7,7 km/detik. Pernahkah anda mende-
ngar atau melihat ada pesawat di Bhumi yang mampu terbang
dengan kecepatan 7,7 km/detik dengan teknologi terkini? Kecepatan jet
tempur masa kini adalah 3 mach atau tiga kali kecepatan suara (=1,2 km
per detik).
3. Selama ini, setiap usaha peluncuran roket selalu berakhir dengan kehan-
curan roket itu sendiri. Perhatikan roket pendorong pesawat ulang - alik
(space shuttel) Columbia, Discovery dan Challenger, selalu
dilepaskan dan kemudian hancur berkeping-keping setelah

mendorong Modul penjelajah ke luar orbit Bhumi. Dan sela-


ma ini setiap roket selalu mendarat horizontal alias jatuh
berkeping-keping.
4. Apollo 11 sampai Apollo 17 dikatakan sebagai model pesa-
wat yang menggunkan bentuk roket dan teknik landing - ta-
ke off vertikal. Lalu bagaimana menjelaskan tentang konsep pendaratan
manusia di Bulan pada tahun 1969 hingga 1972?
5. Misi Apollo 11 yang mampu menempuh perjalanan se-jauh 768.800 km
pulang pergi selama 195 jam (16 Juli 1969 s/d 21 Juli 1969) tanpa meng-
isi bahan bakar, adalah perjalanan terjauh yang pernah di-
lakukan manusia. Tetapi kini perjalanan ke Bulan itu sema
kim disadari sebagai hal yang janggal dan meragukan.
6. Begitu pula, kecepatan Apollo sejauh 11 km/detik sebagai
syarat agar mampu lepas dari orbit Bhumi, sungguh sulit
dipercaya bisa dilakukan dengan teknologi roket th. 1969.
Dan anehnya, teknologi tahun 1969 ter- nyata tidak dapat
ditiru dan ditingkatkan pada masa-masa sesudahnya. Sebab, sejak tahun
90-an sampai kini tidak ada roket ruang angkasa berawak milik NASA yang
mampu menyamai rekor Apollo 11 yaitu terbang sejauh 384.000 km keluar
Bhumi.
7. Selama tahun 90-an NASA hanya sanggup meluncur-
kan 24 pesawat ulang-alik (space-shuttle) menuju or-
bit Bhumi pada ketinggian 300 – 1.000 km diatas per -
mukaan Bhumi dengan teknologi yang di katakan le-
bih canggih. Pesawat ulang-alik Columbia hanya mam
pu terbang maksimal setinggi 1.000 – 5.000 km diatas permukaan Bhumi.
Apakah teknologi NASA mengalami kemunduran? Mengapa NASA tidak la-
gi mampu membuat roket yang lebih baik agar dapat menyamai ketinggian
jarak yang pernah dicapai dengan teknologi Apollo?
8. Pesawat pendarat LM Eagle beratnya 20 ton sewaktu bera-
da di Bhumi. Ketika berada di Bulan, beratnya diperkirakan
3,3 ton (karena daya gravitasi Bulan = 1/6 daya gravitasi
Bhumi). Ini berarti NASA masih menghadapi kesulitan begi-
tu besar untuk melakukan pendaratan roket secara vertikal
didaerah yang memiliki medan gravitasi baik di Bhumi atau
pun di Bulan.
9. Teknologi pesawat Hawk Harrier yang mampu take off dan landing secara
vertikal, baru dibuat tahun 1980-an. Ia hanya mampu melakukan pendarat-
an vertikal pada ketinggian maksimum 100 meter dari permukaan Bhumi.
Tetapi NASA mengklaim sudah mampu membuat roket di tahun 1969 yang
mampu mendarat secara vertikal pada ketinggian 70 km (dari orbit Bulan).

XVI. FOTO-FOTO MEMPERLIHATKAN BANYAK KEJANGGALAN


Beberapa foto tentang pendaratan manusia di Bulan yang dipublikasikan
oleh NASA, memperlihatkan banyak kejanggalan atau keanehan dan nampak
seperti dibuat-buat alias direkayasa.
1. TIDAK TERLIHAT TANDA-TANDA BEKAS PENDARATAN
Jika LM Eagle Apollo 11 benar mendarat di Bulan, itu pasti di
tunjukkan oleh ketidak-teraturan permukaan landasan seper-
ti adanya jejak pasir berhamburan terkena semburan gas dari
cerobong pesawat pendarat itu. Tetapi pada foto ini, seluruh
areal pendaratan yang menopang beban LM Eagle nampak ra
pih, tidak ada tanda-tanda bahwa semburan api-gas dari ro-
ket meninggalkan bekas kerusakan.
2. CEROBONG JET PENDARAT LM EAGLE TERLALU KECIL
Cerobongnya terlalu kecil untuk bisa melakukan pendaratan
vertikal yaitu lebih kecil dari cerobong peswat tempur Harrier
dan terpasang begitu dekat ke permukaan tanah. Jika diperki
rakan semburan gas-apinya mampu menghasil kan daya un-
tuk menopang berat LM (yang +_ 5 ton), di-pastikan ter-jadi
tekanan semburan gas api yang cukup kuat dan membahaya-
kan pesawat. Sebab, semburan gas itu pasti memantul dan balik menjilat
bagian bawah LM.

3. BENDERA BERKIBAR
Di Bulan tidak ada udara, oksigen atau angin yang mampu membuat ben-
dera berkibar. Tetapi pada foto ini nampak bendera AS yang dipasang As-
tronaut Aldrin, berkibar. NASA menyatakan bahwa bendera
itu berkibar karena diterpa oleh “solar wind” atau angin ma-
tahari.
Jika bendera itu berkibar karena diterpa angin matahari, pas
ti para Astronaut itu sudah tewas. Sebab karakteristik solar
wind adalah sebagai berikut.
(a) Solar wind adalah angin panas yang berhembus dengan kecepatan su-
ara dan bertekanan tinggi. Ia mampu memusnahkan segala bentuk ke-
hidupan di daerah yang tidak dilindungi lapisan atmosfer.
(b) Solar wind adalah suatu plasma yang terbentuk dari atom ber-ionisasi
serta elektron yang timbul dari panas bertemperatur tinggi.
(c) Solar wind yang mengelilingi Bhumi mempunyai tegangan listrik hing-
ga 2 juta Volt dengan daya listrik tak terbatas.
Jadi pernyataan NASA bahwa bendera AS berkibar di permukaan Bulan
karena diterpa solar wind, sangat tidak masuk akal. Gerak bendera yang
berkibar pada rekaman video dan foto jelas karena hembusan angin ber-
kecepatan sedang yang biasa terjadi di gurun pasir di Bhumi, bukan di
Bulan. Lalu dimanakah sebenarnya Apollo 11 mendarat?
4. BAYANGAN LM EAGLE YANG JANGGAL
Pada foto yang sama ini, anda dapat melihat perbedaan arah jatuhnya ba
yangan LM Eagle dengan bayangan sang Astronaut. Jika matahari ada-
lah satu-satunya sumber cahaya di Bulan, maka arah jatuh-
nya bayangan akan terlihat sejajar pada permukaan datar dan
berjarak dekat. Tetapi disini ter nyata bayangan LM Eagle le-
bih serong ke atas dibandingkan dengan bayangan sang As-
tronaut. Oleh karena ada dua arah bayangan, maka ter-dapat
dua logika : (a) Terdapat lampu tambahan di Bulan untuk me-
menyorot tubuh si Astronaut, dan (b) Peristiwa ini terjadi di satu studio
atau suatu wilayah yang menggunakan berbagai lampu penyinaran.

5. BAYANGAN DUA ASTRONAUT YANG ANEH


Disini Astronaut Aldrin mempunyai bayangan (A) yang lebih
panjang dibandingkan dengan bayangan Astronaut Armstro-
ng. Jika di Bulan hanya ada satu sumber cahaya yaitu mata-
hari, seharusnya bayangan kedua Astronaut ini sama panja-
ng untuk satu lokasi datar yang berdekatan.

6. FOTO CM (COMMAND MODULE) YANG MASIH BERADA DI ORBIT


BHUMI
Dikatakan bahwa LM Eagle Apollo 11 berhasil mendekati orbit Bulan. Te-
tapi pada foto berikut ini terlihat kejanggalan luar-biasa. Jika foto ini di-
ambil dari wahana LM, terlihat dengan jelas bahwa CM (Co-
mmand Module) masih berada di orbit Bhumi. Jika ada pen
jelasan bahwa foto ini adalah gambar pesawat Apollo 11 ya
ng sedang berusaha memasuki orbit Bhumi, lalu siapakah
fotograpernya? Tidak kah foto ini rekayasa belaka?

7. PERMUKAAN TANAH YANG KERAS DAN LEMBEK

(a) (b) (c)

Disini nampak kaki penyangga LM Eagle dan jejak sepatu Astronaut Al-
drin masuk ke tanah sedalam 10 – 20 cm. Kaki penyangga LM Eagle ti-
dak terpuruk kedalam tanah, seolah-olah LM diletakkan pada landasan
beton (lihat foto a) Ini berlawanan dari bukti foto hitan putih yang menje-
laskan bahwa kawasan pendaratan adalah daerah berpasir yang tingkat
kepadatan pasirnya rendah (tidak keras).

8. ADA PANCARAN CAHAYA YANG BUKAN BERSAL DARI MATAHARI


Berikut ini adalah foto LM Eagle Apollo 11 yang napak tidak amat kokoh
(kuat) tetapi dikatakan oleh NASA telah berhasil mendaratkan manusia
di Bulan.
Ini adalah sesuatu yang aneh. Keanehan lain yang nampak di
sini adalah pancaran cahaya dari sebelah kanan pesawat. Ca-
haya ini pasti bukan berasal dari matahari, sebab arah datang
nya cahaya matahari adalah dari sebelah kiri foto.
Ditengarai NASA menggunakan studio film dengan berbagai
macam lampu sorot dari berbagai posisi. Dimanakah sebenar
nya obyek ini berada?

9. LM (LUNAR MODULE) APOLLO 16 DIRAGUKAN MAMPU MENGANG-


KUT EVA.
Pada foto ini ada beberapa kejanggalan yaitu sang Astronaut
Charles M Duke sedang berjalan-jalan dengan riang di permu
kaan Bulan. Disamping sang Astronaut ada bendera AS berki
bar meskipun di Bulan tidak ada udara atau angin.
Disini nampak pula ukuran LM Apollo 16 yang tidak proporsi-
onal dengan Extra Vehicular (EVA = Kendaraan jelajah Bulan)
Dengan mengamati bentuk dan ukuran LM dan EVA, mungkin
kah LM mampu landing secara vertikal sambil mengangkut EVA dan ba-
nyak beban lainnya?

10. KEJANGGALAN LATAR BELAKANG FOTO


Dua foto berikut ini memperlihatkan pendaratan dua Astronaut Apollo
16. Pada foto pertama (a) nampak sang Astronaut sendang berjalan-ja-
jalan tanpa ada tanda-tanda (bukti) di
sekelilingnya bahwa LM mendarat di
situ. Tetapi pada foto ke-dua (b) yang
berlatar belakang sama, terlihat LM
(a) (b) tiba-tiba berada disana di daerah ya-
ng sama. Secara grafis dapat diduga
bahwa latar belakang kedua foto ini sama dan sebangun. Mungkin kah
terjadi rekayasa grafis sembrono dalam membuat kedua foto ini?

11. JEJAK-JEJAK KAKI DI BULAN


Ini adalah foto LM (Lunar Module) Apollo 17 yang dika-
takan mendarat di daerah Taurus Littraw, suatu kawa-
san di Bulan yang dikelilingi lembah. Disini terlihat ada
jejak-jejak kaki. Kita tahu bahwa permukaan Bulan sa-
ngat panas, berdebu dan kering-kerontang. Tetapi jejak
jejak kaki ini menunjukkan bahwa tanah disitu lembab dan becek. Lalu
dimanakah dimanakah sebenarnya Apollo 17 mendarat?

12. KESAMAAN LATAR-BELAKANG.


Dua foto berikut memiliki kesamaan latar belakang dan diambil dari su-
dut pengambilan yang sama.
Pada foto (a) nampak Astronaut Harrison Schmit sedang mengendarai
LR (Lunar Rover = Kendaraan jelajah
Bulan) di medan berbatu. Namun pada
foto ke dua (b) nampak Astronaut lain
nya memandang ke daerah sama yang
rata dan bersih dari batu berserakan.
(a) (b) Foto ini dari misi Apollo 16.

13. LM APOLLO 16 BERADA DI DAERAH BERSIH DAN BERBATU


Pesawat pendarat LM (Lunar Module) tidak bisa berpindah-
pindah atau berubah posisi seperti posisi LR (Lunar Rover
= Kendaraan penjelajah Bulan). Dengan memperhatikan fo-
to (b) diatas, lalu bagaimana menjelaskan latar belakang di
foto ini? Disinyalir bahwa NASA telah secara ceroboh mem
buat beberapa foto dan menyebarkan lewat WEB site nya.
Tetapi mengapa rakayasa foto ini terjadi?

14. BAYANGAN-BAYANGAN MENCURIGAKAN


Ini adalah foto Astronaut Allan Shepard dari misi Apollo
14. Disini terlihat ada 4 (empat) bayangan dengan arah ja-
tuh yang berbeda.
(a) Bayangan sebelah kiri kemungkinan berasal dar i LM
(Lunar Module) dan bayangan ini sejajar dengan baya-
ngan Allan Shepard.
(b) Bayangan dibawah kaki sang Astronaut adalah kemungkinan bayang-
an rekan Astronaut lain dengan arah jatuh yang ekstrim berbeda dari
arah bayangan Allan dan LM.
(c) Lingkaran yang merupakan bayangan peralatan EASEP (peralatan pe-
nelitian dan antena radio di Bulan). Arah bayangan ini malahan bersi-
lang, serong dan berlawanan dari bayangan lainnya.
(d) Bayangan bendera.
Semua bayangan yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa foro ini di-
perkirakan dibuat dalam studio dengan menggunakan lampu penerang.
Tidak diragukan, ini adalah foto rekayasa.

15. KEJANGGALAN UKURAN

Tiga foto ini adalah dokumentasi pendaratan Apollo 17. Kejanggalannya


nampak pada ukuran obyek-obyek yang ditampilkan.
(a) Latar belakang gunung yang ukurannya berbeda-beda. Bagaimana mu-
ngkin ukuran gunung bisa membesar dan mengecil secara ekstrim pada
lokasi yang sama? Apakah ini kecerobohan para perekayasa gambar
disewa oleh Nasa?
(b) Perhatikan kendaraan LM Vehicle (kendaraan jelajah Bulan) yang (se-
benarnya) berukuran 1/20 dari ukuran LM. Dengan memperhatikan fo-
ini, mungkinkah LM Vehicle bisa masuk kedalam LM?
(c) Masuk akal kah sebuah wahana antariksa yang jelas terlihat amat ti-
dak meyakinkan dapat digunakan untuk mendarat (landing) dan ting-
gal landas (take off) secara vertikal di permukaan Bulan?
(d) Secara logika otomotif pun kita dapat menduga bahwa pesawat LM
pada foto-foto ini adalah “peralatan menggelikan” yang di klaim oleh
NASA mempunyai kecepatan 2,38 km/detik.

XVII. BUKAN PERJALANAN YANG NYAMAN


1. Kondisi di permukaan Bulan amat panas, penuh
radiasi, solar wind dan hujan meteor. Temperatur
rata-rata di-permukaan Bulan adalah 107 derajat
Celcius, sehingga para Astronaut pasti sulit seka-
li melakukan berbagai kegiatan. Tetapi aneh, para
Astronaut Apollo 11 terlihat (direkaman video) tidak merasakan panas
atau mengalami efek radiasi yang pasti menghujani mereka disana.
2. Para Astronaut itupun terlihat (dalam rekaman video) tidak terkena so-
lar wind yang dapat membinasakan apa saja dengan suhunya yang ti-
nggi dan tegangan listriknya yang mematikan. Mereka pun tidak jadi
korban hujan meteor yang setiap saat mengguyur deras di permukaan
Bulan karena Bulan tidak memiliki atmosfer yang mampu menghangus-
kan kepingan-kepingan meteor.
3. Sungguh aneh, NASA tidak pernah menyebutkan adanya mala-petaka
seperti itu. Perjalanan misi Apollo ke Bulan dan balik ke Bhumi dinyata-
kan berlangsung mulus tanpa rintangan alam sedikitpun.

XVIII. BENTUK DAN TEKNOLOGI PESAWAT TIDAK MEYAKINKAN


1. Dengan menggunakan kecepatan hipersonik, temperatur yang terjadi
akibat gesekan dengan udara (atmosfer Bhumi) secara radikal menca-
pai 1.080 derajat Celcius. Ini berarti pesawat ruang-angkasa
harus dilapisi dengan “logam” peredam panas dan sistem
pengapian roket yang lebih aman.
2. Hambatan lain yang timbul akibat kecepatan tinggi adalah
perobahan metabolisme tubuh awak pesawat. Pada kondisi
dan kemampuan tubuh, seorang pilot dapat bertahan nor-
mal pada kecepatan 3 – 4 mach dengan tetap sadar diri.
3. Jika NASA mengklaim pernah meluncurkan roket (dengan ukuran ting-
gi 100 meter lebih) berkecepatan 28.000 km/jam dan menjangkau jarak
384.800 km dalam (rata-rata) 100 jam misi penerbangan, maka hal itu
jelas tidak sesuai dengan hukum Newton.
4. Kecepatan yang sangat tinggi dapat menyebabkan pesawat ter-bakar
dan melelh ketika melewati atmosfer Bhumi. Kecepatan yang dapat di
capai oleh pesawat jet tercanggih masa kini pada titik tertinggi di uda-
ra adalah 1.190 km/jam.
4. Jika benar Apollo 11 mampu mencapai kecepatan 11 km/detik (= 3.960 km
per jam) seperti yang di klaim NASA, dipastikan para Astronaut yang ada
dalam pesawat mengalami penderitaan luar-biasa yang dapat mengakibat
kan kematian mendadak.

XIX. NASA BERUSAHA MEMBUAT PESAWAT BERKECEPATAN 6 MACH


1. Pada tanggal 2 Juni 2001 TV CNN mewartakan bahwa NASA gagal melun
curkan sebuah peswat jenis X-43A yang merupakan pesawat eksperimen
“hypersonic”. X-43A adalah pesawat yang me
nggunakan teknologi roket pendorong termo-
dern. Diberitakan bahwa sebelum jatuh di sa-
mudra Pasifik, X-43A berhasil mencapai keti-
ngian 29 km di atas permukaan Bhumi. Semu-
la pesawat naas tersebut diharapkan mampu
mencapai kecepatan 5 – 6 mach (= 7.500 km/jam atau 2,08 km/detik).
2. Pesawat tercepat saat ini adalah SR-71 yang memiliki kecepatan 3 mach
atau 3.600 km/jam. NASA berusaha keras mencapai tingkat kecepatan
yang konon pernah berhasil dicapai dengan menggunakan teknologi mi-
si Apollo tahun 1969.

XX. NASA MEMBATALKAN PENERBITAN BUKU ANTI “THE MOON HOAX”


XX. NASA MEMBATALKAN PENERBITAN BUKU ANTI “THE MOON HOAX”
1. Untuk menjawab Teori Konspirasi proyek Apollo yang berlabel “The Moon
Hoax” (Kepalsuan Pendaratan Manusia di Bulan) di kurun waktu 1969-1972
NASA telah siap menerbitkan buku anti “The Moon Hoax”. Tetapi buku ter-
sebut yang rencananya terbit bulan Nopember 2002, akhirnya di batalkan
karena berbagai macam kritik dan serangan publikasi dari kelompok – ke-
lompok penentang NASA.
2. NASA seperti tidak percaya diri dalam menghadapi para pen
dukung Teori Konspirasi proyek Apollo, sehingga dana kon-
trak penulisan buku tersebut yang telah di bayar kepada sa-
ng penulis Jim Oberg sebesar $15.000 menjadi sia-sia.
3. Pembatalan penerbitan buku tersebut semakim memperkuat
dugaan kebohongan NASA kepada publik dan Teori Konspi-
rasi proyek Apollo semakim menyebar.

XXI. LAIN-LAIN
1. Pada tgl 15 PEBRUARI 2001 FOX TV Network, jaringan TV ter-besar di
Amerika Serikat, menayangkan program berjudul,“Conspiracy Theory: Did
We Land On The Moon?”. Dalam acara tersebut ditampilkan tokoh-tokoh
masyarakat yang menyangsikan kebenaran peristiwa ber-sejarah pendara-
tan manusia di Bulan pada tahun 1969 – 1972.
2. Majalah TIME Edisi Sepetmber 2002 memuat gambar seorang Astronaut
yang berjaan diatas panggung dengan latar belakang permukaan Bulan.
Gambar tersebut adalah sindiran tajam terhadap misi Apollo 11 yang di-
curigai penuh tipuan dan trick kamera.
3. Kemudian MTV menyelenggarakan acara MTV VMA (Video Music Award)
yang menggunakan klip dan icon Astronaut. Acara tersebut adalah olok-
olok tentang pendaratan Apollo 11 yang ditengarai penuh rekayasa. Se-
jumlah teori dan fakta pendukung yang sangat meng-gemparkan di-ung-
kap dan menimbulkan polemik tanpa henti.
4. Bill Kaysing menulis buku “We Never Went To The Moon”. Dia berkata
bahwa studi kelayakan yang dikeluarkan NASA sebelum memulai proyek
Apollo, menunjukkan bahwa keberhasilan proyek mendaratkan manusia
di Bulan hanya sebesar 0,0017%. Dia juga mengatakan bah-
wa NASA telah memalsukan lokasi pendaratan yaitu suatu
tempat yang diperkirakan berada di negara bagian Nevada
dan diyakini disekitar area 51.
5. Pada tahun 1970 diadakan polling nasional di Amerika Seri
kat dan 30% masyarakat AS tidak percaya bahwa manusia
berhasil mendarat di Bulan.
6. Mary Bennet dan David Percy dalam bukunya “Dark Moon” menjelaskan
bahwa program Apollo 11 adalah sebuah progam Public Relation (PR) un
tuk mengalahkan Uni Sovyet yang telah berhasil meluncurkan kosmona-
ut pertama keruang-angkasa. Dikatakan oleh kedua penulis tersebut bah-
wa keseluruhan program Apollo adalah bohong. Peristiwa pendaratan ma
nusia di Bulan hanyalah sebuah setting di studio besar TV. Para Astrona-
ut itu tidak mungkin bepergian lebih jauh diluar orbit Bhumi yang aman.
Jikalau memang para Astronaut itu pergi ke Bulan, dipastikan mereka te-
lah tewas dalam perjalanan karena terkena radiasi dan kehabisan bahan
bakar.
7. Hingga saat ini, 98% dari 400 kg bebatuan Bulan dan contoh tanah Bulan
belum selesai di analisis.

XXII. PENUTUP
Demkianlah saya telah uraikan secara ringkas tentang “Pendaratan Manu-
sia Di Bulan” yang kini semakim menjadi polemik. Sebab misi pesawat ru-
ang angkasa Apollo yang mendaratkan manusia di Bulan di-liputi banyak
kejanggalan. Semoga bermanfaat. Haribol!

Tangerang, 29 Desember 2006

You might also like