Professional Documents
Culture Documents
DI BULAN?
I. EGO MEMICU PERSAINGAN HIDUP DI DUNIA FANA
1. Ego atau ke-aku-an palsu yang oleh Veda disebut ahankara, adalah salah
satu dari tiga unsur materi halus yang membentuk badan halus (subtle bo-
dy) sang makhluk hidup (jiva). Karena ditutupi ego, maka orang selalu ber-
pikir, ”Badan jasmaniku yang di panggil si Anu ini adalah diriku sendiri”.
Ini disebut ahankara, ke-aku-an palsu.
2. Dalam masa Kali-Yuga sekarang ketika tirai maya nan halus yaitu sifat alam
(SM + CM + LM)
1. Service Module (SM) = Roket pendorong yang penuh bahan bakar (P=7,6 M, D=3,9 M).
2. Command Module (CM) = Cabin para awak pesawat Apollo (T=3,6 M, D=3,9 M).
3. Lunar Module (LM) = Pesawat pendarat di Bulan.
Ketika Neil Armstrong dan Edwin Buzz Aldrin mendarat di permukaan bulan dengan Lunar
Module (LM) Eagle Apollo 11, mereka berkata,”Here men from the planet Earth first set foot
on the Moon July 20, 1969 AD. We came in peace for all mankind”.
Sedangkan President Richard M Nixon berkomentar, “This is the greetest week in the history
Of the world since the creation”.
Tetapi kemudian ketika diadakan Polling Nasional pada tahun 1970, 30% rakyat Amerika Se-
rika Serikat tidak percaya bahwa manusia berhasil mendarat di Bulan.
V. PERJALANAN KE RUANG-ANGKASA AMAT BERBAHAYA
1. Bahaya radiasi sinar matahri, radiasi kosmis, panas dan suhu tinggi adalah
halangan-halangan yang amat sulit diatasi dengan teknologi masa kini. Ikh-
tiar keluar orbit Bhumi dan menjelajah ruang-angkasa seperti yang divisua-
lisasikan dalam film STAR TRACK hampir mustahil bisa dilakukan dengan
teknologi tercanggih masa kini.
2. Bahaya radiasi sinar matahari adalah anca
man terbesar bagi siapa saja yang melaku-
kan perjalanan ruang-angkasa. Pada tahun
1958, diketahui bahwa Bhumi di-selubungi
oleh sabuk radiasi tinggi yang amat mem-
bahayakan perjalanan ruang angkasa. Da-
erah radiasi tersebut dinamakan sabuk radiasi Van Allen.
3. Dikatakan bahwa seorang Astronaut yang menembus daerah radiasi ini de-
ngan pesawat ruang angkasa, akan terkena dosis radiasi minimal 3 rem (di
Bhumi manusia normal terkena radiasi 0,01 rem dan selama hidup nya ha-
nya terkenan dosis kurang dari 5 rem). Jadi, dalam perjalanan bolak- balik-
nya ke ruang-angkasa, sang Astronaut akan terkena dosis radiasi 6 rem ha
nya dalam beberapa jam penerbangan. Ini berarti si Astronaut tidak mung-
kin bisa kembali ke Bhumi dalam keadaan segar-bugar.
4. Permukaan Bulan tidak dilindungi atmosfer terhadap pancaran sinar mata-
hari, sangat panas, kering, tidak ada oksigen ataupun air. Pada ruang ham-
pa udara, efek panas akan terasa lebih lama, seperti halnya air panas di da-
lam thermos akan bertahan lama karena hampa udara. Lalu, mungkinkah
manusia menjejakkan kaki di permukaan Bulan?
5. Di ruang-angkasa yang hampa udara, pesawat akan bergerak lebih cepat
karena tidak ada hambatan udara dan faktor-faktor lain. Ruang hampa uda-
ra (=ruang-angkasa) adalah insulator (penahan panas) yang sempurna. Di
ruang angkasa, obyek yang terkena panas akibat terkena radiasi sinar ma-
tahari, akan sukar di dinginkan walaupun matahari tidak bersinar lagi.
XIV. KEMAMPUAN TAKE OFF DAN LANDING LUNAR MODULE AMAT MERAGU-
KAN
Lunar Module (LM) Eagle Apollo 11 yang mendaratkan Neil Arm-
strong dan Edwin Buzz Adrin di permukaan Bulan, hanya meng-
gunakan 1 (satu) cerobong jet-engine dan di pasang pada posisi
vertikal. Pesawat Hawk Harrier yang flat horizontal me-miliki em-
pat (4) mesin jet agar bisa take off dan landing secara vertikal.Su-
paya bisa mendarat, LM (Lunar Module) harus menggunakan teh-
nik “semburan gas” guna menahan laju pesawat “jatuh ke per-
mukaan Bulan. Jikalau benar pesawat Apollo telah mencapai Bulan, pasti
pendaratan LM Eagle menemui banyak kesulitan. Bentuk wahana penda-
ratan (LM) ini yang terlihat begitu rapuh dan vertikal dan landasan penda-
ratannya yang tidak rata di permukaan Bulan, sangat membahayakan pro
ses landing dan take off.
3. BENDERA BERKIBAR
Di Bulan tidak ada udara, oksigen atau angin yang mampu membuat ben-
dera berkibar. Tetapi pada foto ini nampak bendera AS yang dipasang As-
tronaut Aldrin, berkibar. NASA menyatakan bahwa bendera
itu berkibar karena diterpa oleh “solar wind” atau angin ma-
tahari.
Jika bendera itu berkibar karena diterpa angin matahari, pas
ti para Astronaut itu sudah tewas. Sebab karakteristik solar
wind adalah sebagai berikut.
(a) Solar wind adalah angin panas yang berhembus dengan kecepatan su-
ara dan bertekanan tinggi. Ia mampu memusnahkan segala bentuk ke-
hidupan di daerah yang tidak dilindungi lapisan atmosfer.
(b) Solar wind adalah suatu plasma yang terbentuk dari atom ber-ionisasi
serta elektron yang timbul dari panas bertemperatur tinggi.
(c) Solar wind yang mengelilingi Bhumi mempunyai tegangan listrik hing-
ga 2 juta Volt dengan daya listrik tak terbatas.
Jadi pernyataan NASA bahwa bendera AS berkibar di permukaan Bulan
karena diterpa solar wind, sangat tidak masuk akal. Gerak bendera yang
berkibar pada rekaman video dan foto jelas karena hembusan angin ber-
kecepatan sedang yang biasa terjadi di gurun pasir di Bhumi, bukan di
Bulan. Lalu dimanakah sebenarnya Apollo 11 mendarat?
4. BAYANGAN LM EAGLE YANG JANGGAL
Pada foto yang sama ini, anda dapat melihat perbedaan arah jatuhnya ba
yangan LM Eagle dengan bayangan sang Astronaut. Jika matahari ada-
lah satu-satunya sumber cahaya di Bulan, maka arah jatuh-
nya bayangan akan terlihat sejajar pada permukaan datar dan
berjarak dekat. Tetapi disini ter nyata bayangan LM Eagle le-
bih serong ke atas dibandingkan dengan bayangan sang As-
tronaut. Oleh karena ada dua arah bayangan, maka ter-dapat
dua logika : (a) Terdapat lampu tambahan di Bulan untuk me-
menyorot tubuh si Astronaut, dan (b) Peristiwa ini terjadi di satu studio
atau suatu wilayah yang menggunakan berbagai lampu penyinaran.
Disini nampak kaki penyangga LM Eagle dan jejak sepatu Astronaut Al-
drin masuk ke tanah sedalam 10 – 20 cm. Kaki penyangga LM Eagle ti-
dak terpuruk kedalam tanah, seolah-olah LM diletakkan pada landasan
beton (lihat foto a) Ini berlawanan dari bukti foto hitan putih yang menje-
laskan bahwa kawasan pendaratan adalah daerah berpasir yang tingkat
kepadatan pasirnya rendah (tidak keras).
XXI. LAIN-LAIN
1. Pada tgl 15 PEBRUARI 2001 FOX TV Network, jaringan TV ter-besar di
Amerika Serikat, menayangkan program berjudul,“Conspiracy Theory: Did
We Land On The Moon?”. Dalam acara tersebut ditampilkan tokoh-tokoh
masyarakat yang menyangsikan kebenaran peristiwa ber-sejarah pendara-
tan manusia di Bulan pada tahun 1969 – 1972.
2. Majalah TIME Edisi Sepetmber 2002 memuat gambar seorang Astronaut
yang berjaan diatas panggung dengan latar belakang permukaan Bulan.
Gambar tersebut adalah sindiran tajam terhadap misi Apollo 11 yang di-
curigai penuh tipuan dan trick kamera.
3. Kemudian MTV menyelenggarakan acara MTV VMA (Video Music Award)
yang menggunakan klip dan icon Astronaut. Acara tersebut adalah olok-
olok tentang pendaratan Apollo 11 yang ditengarai penuh rekayasa. Se-
jumlah teori dan fakta pendukung yang sangat meng-gemparkan di-ung-
kap dan menimbulkan polemik tanpa henti.
4. Bill Kaysing menulis buku “We Never Went To The Moon”. Dia berkata
bahwa studi kelayakan yang dikeluarkan NASA sebelum memulai proyek
Apollo, menunjukkan bahwa keberhasilan proyek mendaratkan manusia
di Bulan hanya sebesar 0,0017%. Dia juga mengatakan bah-
wa NASA telah memalsukan lokasi pendaratan yaitu suatu
tempat yang diperkirakan berada di negara bagian Nevada
dan diyakini disekitar area 51.
5. Pada tahun 1970 diadakan polling nasional di Amerika Seri
kat dan 30% masyarakat AS tidak percaya bahwa manusia
berhasil mendarat di Bulan.
6. Mary Bennet dan David Percy dalam bukunya “Dark Moon” menjelaskan
bahwa program Apollo 11 adalah sebuah progam Public Relation (PR) un
tuk mengalahkan Uni Sovyet yang telah berhasil meluncurkan kosmona-
ut pertama keruang-angkasa. Dikatakan oleh kedua penulis tersebut bah-
wa keseluruhan program Apollo adalah bohong. Peristiwa pendaratan ma
nusia di Bulan hanyalah sebuah setting di studio besar TV. Para Astrona-
ut itu tidak mungkin bepergian lebih jauh diluar orbit Bhumi yang aman.
Jikalau memang para Astronaut itu pergi ke Bulan, dipastikan mereka te-
lah tewas dalam perjalanan karena terkena radiasi dan kehabisan bahan
bakar.
7. Hingga saat ini, 98% dari 400 kg bebatuan Bulan dan contoh tanah Bulan
belum selesai di analisis.
XXII. PENUTUP
Demkianlah saya telah uraikan secara ringkas tentang “Pendaratan Manu-
sia Di Bulan” yang kini semakim menjadi polemik. Sebab misi pesawat ru-
ang angkasa Apollo yang mendaratkan manusia di Bulan di-liputi banyak
kejanggalan. Semoga bermanfaat. Haribol!