You are on page 1of 26

PUSTAKA SUCI VEDA

I. ASAL-USUL VEDA
1. Veda berarti pengetahuan. Veda berasal dari dan disabdakan oleh Tuhan
YME. Veda sendiri menyatakan sbb.

a. RG, YAJUR, SAMA DAN ATHARVA VEDA DAN ITIHASA SEMUANYA KELUAR (BERASAL) DARI
NAFAS KEBENARAN MUTLAK, TUHAN YME (BRHAD-ARANYAKA UPANISAD 2.4.10).

b. BRAHMAKSARA-SAMUDBHAVAM, PENGETAHUAN VEDA LANGSUNG DI WEJANGKAN OLEH


TUHAN YME (BG.3.15)

2. Karena itu, Veda bersifat mutlak (absolut), benar dengan sendirinya (self-
authoritative), apauruseya (bukan buatan manusia) dan berhakekat menga-
tasi hal-hal duniawi (transendental).
3. Veda disabdakan oleh Tuhan Krishna kepada Brahma sebelum alam mate-
terial tercipta (Yo brahmanam vidadhati purvam yo vai vedam ca gapayati
sma krsnah - Atharva-veda. Tene brahma hrdaya adi kavaye - Bhag. 1.1.1).
4. Kemudian Brahma mengajarkan Veda tersebut kepada putra-putranya yak-
ni para Rishi. Selanjutnya melalui proses menurun (deduktip) yang disebut
parampara dalam garis perguruan (sampradaya) resmi, para Rishi itu me-
ngajarkan Veda kepada murid-muridnya (perhatikan Bg.4.2).
5. Demikianlah melalui proses deduktip (parampara) pengetahuan Veda ak-
hirnya menyebar di masyarakat manusia.

II. TUJUAN VEDA


1. Tujuan pustaka suci Veda adalah mem-bimbing umat
manusia menuju kehidupan damai dan sejahtera di du-
nia fana (jagadhita) dan mencapai mukti, kelepasan da-
ri derita kehidupan material dunia fana yang selalu menyengsarakan.
2. Untuk mencapai tujuan ini, Veda menyajikan pengetahuan spiritual supaya
setiap orang insyaf diri dan mengerti “kebenaran” bahwa hidup di dunia fa-
na adalah samsara, penderitaan.
3. Ada 4 (empat) derita utama di dunia fana yaitu: Kelahiran (jan-
ma), usia tua (jara), penyakit (vyadhi) dan kematian (mrtyu- Bg
13.9). Disamping itu, dalam kehidupan sehari-hari setiap orang
selalu didera oleh 3 (tiga) macam derita rutin yaitu: a. Adhyat-
ma-klesa, derita yang imbul dari badan dan pikiran. b. Adhiba-
utika-klesa, derita yang disebabkan oleh makhluk lain, dan c.
Adhidaivika-klesa, derita akibat bencana alam.
4. Karena itu Tuhan Krishna berulang-kali menyatakan, “Duhkhalayam asas-
vatam, alam fana adalah tempat sementara penuh duka (Bg.8.15). Anityam
asukam lokan, alam fana adalah tempat tidak kekal dan menyengsarakan
(Bg. 9.33). Abrahma bhuvanal lokah punar ..., dari planet tertinggi Brahma-
loka sampai planet terbawah (Patala-loka) di alam material adalah tempat
menyengsarakan (Bg.8.16)”.
5. Jadi masalah kehidupan manusia adalah janma (kelahiran), klesa (berbagai
derita rutin), jara (usia-tua), vyadhi (penyakit) dan kematian (mrtyu). Semua
masalah ini tidak bisa diatasi dengan cara-cara material apapun kecuali de-
ngan hidup sesuai petunjuk Veda.

III. TUJUAN VEDA DISALAH MENGERTI


1. Oleh karena secara tegas menyatakan bahwa alam
material adalah tempat derita dan mewajibkan seti-
ap orang menjauhi kehidupan duniawi dengan hi-
dup sebagai sannyasi menjelang usia tua, maka para sarjana dan pilosof
materialistik menuduh bahwa Veda mengajarkan paham pesimistik, meng-
anjurkan hidup pasrah yang mencelakakan dan menolak kehidupan mate-
rial secara bodoh.
2. Veda tidak mengajarkan hal-hal seperti itu, tetapi menga-
jarkan agar orang berjuang keras untuk mencapai kehidu-
pan bahagia kekal-abadi di dunia rohani Vaikuntha-loka.
3. Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia adalah kesem-
patan amat baik untuk mengatasi segala macam derita ma-
terial dan mencapai kemenangan atas kematian dengan memanfaatkan pe-
ngetahuan Veda dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Selanjutnya Veda menyatakan sebagai berikut.

a. KEHIDUPAN SEBAGAI MANUSIA = PERAHU BAGUS UNTUK MENYEBERANGI SAMUDRA


KEHIDUPAN MATERIAL.

b.GURU KEROHANIAN (ACARYA) = NAKODA NAN ANDAL.

c. HEMBUSAN ANGIN YANG BAIK = AJARAN SPIRITUAL VEDA.

5. Orang-orang materialistik yang menetapkan tujuan hidupnya pada 3 hal


yaitu: a. Srih (menumpuk kekayaan material), b. Aisvarya (mencapai jaba-
tan/kedudukan tinggi di masyarakat) dan c. Prajapsavah (anak cucu yang
bisa menambah srih dan meninggikan aisvarya); sesungguhnya
adalah manusia bodoh.
6. Karena itu, Garga-Upanisad menyatakan, “Mereka adalah makh-
luk malang karena tidak memecahkan masalah kehidupan seba-
gai manusia dan akhirnya mati seperti anjing dan kucing belaka
tanpa mengerti pengetahuan tentang ke-insyafan diri”.

IV. PROSES MEMPELAJARI DAN MENGERTI VEDA


1. Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia tidak sempurna karena: a. In-
driya-indriya jasmani terbatas dan tidak sempurna, dan b. Cendrung meng-
khayal, menipu dan berbuat salah.
2. Karena itu mempelajari dan mengerti Veda yang spiritual dan transcenden-
tal tidak bisa dilakukan secara pratyaksa (pengamatan dan penglihatan
langsung) dan anumana (menyimpulkan berdasar tanda dan bukti-bukti
empiris).
3. Veda menetapkan bahwa ia hanya bisa dipelajari dan dimenger
ti secara sabda-pramana, mendengar dari sumber yang benar
dan sah yaitu dari para Acarya (guru kerohanian) secara param

para ( proses menurun/deduktip) dalam garis perguruan (sam-


pradaya) sah dan jelas (perhatikan Bg.4.34 dan 4.2).
4. Karena itu, Veda disebut sruti, pengetahuan yang diperoleh dari mendeng-
ar; dan smrti, pengetahuan yang di-ingat dari cara mendengar.
5. Tetapi proses sabda-pramana ini disalah mengerti oleh para sarjana duni-
awi berwatak materialistik yang berpegang teguh pada proses empiris-in-
duktip. Mereka berkata bahwa proses sabda ini mengharuskan orang per-
caya secara membuta, patuh dan tunduk pada dogma, berpegang pada
keyakinan tanpa dasar atau khayalan.
6. Menurut mereka, proses sabda tidak bisa dipercaya ka-
rena tidak ilmiah yaitu tidak didukung bukti-bukti empi-
ris yang dapat dilihat.
7. Sesungguhnya proses sabda ini adalah sederhana yai-
tu mendengar dari sumber (orang) yang mengetahui se-
perti sering dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ini
bukan dogma, kepercayaan atau keyakinan buta dan bukan pula khayal-
lan. Contoh, bila seseorang ingin mengetahui secara jelas dan pasti siapa
ayahnya, maka dia harus ber-tanya kepada si ibu, dan jawaban ibu harus
diterima sebagai kebenaran.

V. SEJARAH VEDA MENURUT VEDA ITU SENDIRI


1. Veda diajarkan dan disebarkan melalui tradisi lisan yaitu
proses mendengar (sruti) dan mengingat (smrti) berda-
sarkan jalur parampara secara bersamaan dengan tercip-
tanya alam semesta material.
2. Pada permulaan Kali-Yuga sekitar 5.000 th. yl. inkarnasi Tuhan Narayana
dibidang sastra yaitu Krishna Dvaipayana Vyasa menyusun Veda secara
tertulis agar bisa dipelajari dan dimengerti oleh orang-orang jaman Kali.
3. Mengenai Dvaipayana Vyasa sebagai penyusun Veda tertulis, dijelaskan
sebagai berikut (Bhag.1.4.17-25).

Sang Rishi mulia yang berpengetahuan penuh, dengan penglihatan ro-


haninya bisa melihat merosotnya segala sesuatu yang material karena
pengaruh buruk Kali-Yuga ......
Beliau juga melihat orang-orang yang tidak percaya (pada Veda) jadi
pendek usia dan mereka tidak penyabar karena kurang memiliki sifat-
sifat bajik ......
Untuk menyederhanakan proses (belajar Veda), beliau membagi Veda
yang satu (Yajur Veda) itu menjadi 4 bagian untuk di-ajarkan diantara
manusia ....
Demikianlah, Rishi Paila menjadi sarjana Rg-Veda, Rishi Jaimini menjadi sarjana
Sama-Veda, Rishi Vaisampayana menjadi akhli Yajur-Veda dan Sumantu Muni
diper-
cayakan mengajar Atharva-Veda. Mereka mengajarkan bagian-bagian Veda itu ke-
pada para muridnya masing-masing .....
Kemudian karena kasihan (kepada orang-orang kurang cerdas), Vyasa menyusun
Mahabharata agar para wanita, sudra dan dvija-bandhu bisa mencapai tujuan hidup
tertinggi”.
4. Jadi menurut penjelasan Veda itu sendiri, Veda bukanlah hasil karya tu-
lis banyak orang selama beribu-ribu tahun dimasa lalu.
5. Tetapi para sarjana duniawi tidak bisa menerima penjelasan Veda ini kare-
na tidak sesuai dengan pemahaman modern tentang peradaban manusia
di masa purba.

VI. PENDEKATAN EMPIRIS TERHADAP VEDA


1. Dengan menerapkan pendekatan empiris-induktip dalam
mempelajari dan memahami Veda, para sarjana duniawi
berwatak materialistik menolak:
a. Semua penjelasan Veda tentang Veda itu sendiri.
b. Pendapat para Acarya yang secara tradisional dianggap
otorita (penguasa) sah dalam mempelajari Veda.
2. Berikut adalah ringkasan penolakan mereka.
NO. PERNYATAAN VEDA PENDAPAT PARA SARJANA DUNIAWI

1. VEDA MENYATAKAN DIRINYA BERA- MEREKA MENGANGGAP VEDA HANYALAH


SAL DARI SUMBER ROHANI YAITU TU- KUMPULAN MITOS (DONGENG) KUNO TAN-
HAN YME. PA SUMBER JELAS.

2. VEDA BERTUJUAN MENUNTUN MANU- MEREKA BERPIKIR BAHWA BELAJAR VEDA


SIA MENUJU MUKTI, KELEPASAN DARI DENGAN TUJUAN (MUKTI) DEMIKIAN TIDAK
ILMIAH.
KEHIDUPAN MATERIAL YANG SELALU
MENYENGSARAKAN.
3. MEREKA MENOLAK PERINGATAN VEDA INI
VEDA MENG INGATKAN BAHWA AJA- DENGAN MENGANGGAPNYA SEBAGAI TA-
RANNYA BERHAKEKAT TRANSCEN- BU KEBATINAN DAN TERUS MENGANALISA
DENTAL, BERADA DILUAR JANGKAU- VEDA DENGAN SEMANGAT EMPIRIS.
AN PENELITIAN EMPIRIS.
4. MEREKA TIDAK PERDULI PADA PERSYARA-
VEDA MENSYARATKAN BAHWA VEDA TAN INI, SEBAB POLA DAN ATURAN KESAR
HARUS DIPELAJARI DENGAN MENDE- JANAANNYA TIDAK MEMUNGKINKAN ME-
NGAR DARI PARA ACARYA (GURU KE- REKA MENURUTI PERSYARATAN INI.
ROHANIAN) SECARA PARAMPARA
(PROSES MENURUN/DEDUKTIP).
5. MEREKA BERPIKIR BAHWA PERSYARATAN
VEDA MENSYARATKAN AGAR SANG INI TIDAK OBYEKTIP DAN TIDAK ILMIAH.
ACARYA DIHORMATI DAN DILAYANI DE
NGAN HATI TULUS.
6. MEREKA MENGANGGAP ATURAN DAN KE-
VEDA MENETAPKAN BAHWA SESEORA TENTUAN DEMIKIAN TIDAK PERLU UNTUK
NG HARUS MENURUTI ATURAN-ATUR- MEMPELAJARI DAN MENGERTI VEDA.
AN MORAL KETAT SERTA PERTAPAAN
SEBELUM BERUSAHA MEMPELAJARI
DAN MENGERTI VEDA.
3. Berikut adalah pandangan para Indologist (sarjana barat yang mempe-
lajari Veda) pada abad ke 18 di India.

NO. NAMA PENDAPAT MEREKA TENTANG VEDA


ORANG/SARJANA

1. ALEXANDER DUFF VEDA ADALAH KUMPULAN CERITRA BOHONG UNTUK


WILLIAM CAREY KESENANGAN ANAK-ANAK.

2. JAMES MILL PENDUDUK INDIA TIDAK PERNAH MAJU DAN KLAIM MERE-
KA (BERDASARKAN VEDA) BAHWA DIMASA SILAM MERE-
KA SUDAH PERNAH MAJU ADALAH KHAYALAN BELAKA.

3. SIR WILLIAM JONES BHAGAVATA-PURANA (SRIMAD-BHAGAVATAM) ADALAH


CERITA GADO-GADO.

4. H.H WILSON TAKHYUL (VEDA) MEREKA BERPONDASI KEBODOHAN.


SELAMA PONDASI INI BELUM DIBONGKAR, MAKA BANGU-
NAN DIATASNYA (YAITU VEDA), BAGAIMANAPUN GILA
DAN BUSUKNYA, AKAN TETAP DIPERCAYA.
..... KARENA ITU, TUNJUKKAN BAHWA OTORITA MEREKA
(YAITU PARA BRAHMANA) TIDAK BERGUNA.

5. FREDRICK MAX MULLER VEDA ADALAH KUMPULAN MITOS (DONGENG) ORANG-


ORANG ARYA. MEREKA (PARA PENGANUT VEDA) PADA
AKHIRNYA AKAN BER-EVOLUSI MENJADI PEMELUK KRIS-
TEN SETELAH PELAN-PELAN MENJADI LEBIH TERDIDIK
(SECARA MODERN).

6. SIR MONIER WILLIAMS KITAB NON BIBLE (=VEDA) INI MENUNTUN MENUJU HIDUP
6. SIR MONIER WILLIAMS KITAB NON BIBLE (=VEDA) INI MENUNTUN MENUJU HIDUP
SESAT. AJARANNYA BERMULA DENGAN SEDIKIT CAHAYA
KEBENARAN, TETAPI BER-AKHIR DENGAN KEADAAN GE-
LAP, KOTOR DAN BUSUK MENYEDIHKAN.
..... PELAJARI (VEDA) INI SECARA CERMAT DAN TUNJUK-
KAN KEPADA MEREKA (PENDUDUK INDIA) KEPALSUAN-KE
PALSUAN KEYAKINANYA.

7. THEODORE GOLDSTUC- PENDUDUK INDIA TERBEBANI OLEH AJARAN VEDA DAN


KER. MENYEBABKAN MEREKA JADI BAHAN TERTAWAAN DAN
CEMOHAN SELURUH DUNIA.

8. MORIZ WINTERNITZ NAMA PENGARANG VEDA TIDAK DIKETAHUI PASTI, DISE-


BUTKAN (OLEH VEDA) BAHWA SEORANG RISHI PRIMITIP
ADALAH PENGARANGNYA.

Catatan: 1. Veda menceritrakan beraneka-macam peristiwa yang ter-jadi di berba-


gai planet di alam semesta material yang kondisinya berbeda dari di Bhumi.
Ia juga menceritrakan para Deva, Rishi, Asura (Daitya, Danava, Raksasa ) ya-
ng berusia amat panjang dan mampu melakukan berbagai kegiatan ajaib ya-
ng tidak bisa di lakukan manusia. Karena berpikir seperti kodok, maka para
sarjana modern menganggap Veda adalah kumpulan mitos (dongeng).
2. Veda hanya memuat riwayat dan kegiatan rohani (lila) Tuhan dan para Avata-
tara serta bhaktaNya dari jaman ke jaman di berbagai tempat di alam semes-
ta, sehingga uraiannya tidak tersusun secara kronologis. Karena ber-pola pi-
kir akademik, maka mereka menganggap Veda adalah ceritra gado-gado.
3. Sarana yang dipergunakan oleh para sarjana duniawi dalam mempelajari
dan memahami Veda adalah ber-macam-macam cabang ilmu pengetahu-
an material seperti: Sosiologi, Arkeologi, Antropologi, Pilologi, dll.
4. Tetapi studi mereka terhadap Veda dengan cara-cara empiris seperti itu
tidak pernah sampai pada kesimpulan pasti yang memuaskan. Mereka te-
tap dan terus beda pendapat mengenai asal-usul Veda, sejarah Veda dan
hal-hal lain menyangkut Veda.

VII. BAGIAN-BAGIAN VEDA


Berdasarkan penjelasan Veda itu sendiri, bagian-bagian Veda dapat dijelas-
kan sebagai berikut.
1. Dalam Bhavisya-Purana (sebagaimana dikutip oleh Madhvacarya dalam
ulasannya atas sloka Vedanta-Sutra 2.1.6) dikatakan:

RG YAJUH SAMATHARVAS CA BHARATAM PANCARATRAKAM MULA RAMAYANA CAIVA VEDA


ITI EVA SABDITAH ... PURANANI CA YANIHA VAISNAVANI VIDO VIDUH

(RG, YAJUR, SAMA DAN ATAHRVA-VEDA, MAHABHARATA, PANCARATRA DAN RAMAYANA DAN
JUGA KITAB-KITAB PURANA SERTA VAISNAVA TERGOLONG PUSTAKA VEDA.

2. Dalam Chandogya-Upanisad (7.1.4) dan Srimad Bhagavatam (1.4.20).

ITIHASA PURANAH PANCAMAH VEDANAM VEDAH

(KITAB-KITAB ITIHASA DAN PURANA TERMASUK VEDA KELIMA)


3. Dalam Mahabharata (bagian Moksa-Dharma 3.40.11) dikatakan pula.

ITIIHASA PURANAM CA PANCAMO VEDA UCYATE


(KITAB-KITAB ITIHASA DAN PURANA DISEBUT VEDA KELIMA)

4. Disamping ke-empat Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva), kitab-kitab Itiha-
sa (Ramayana dan Mahabharata) dan Purana, Veda memiliki pula Upanisad,
kitab yang memuat uraian pilosofis tentang Tuhan. Ringkasan seluruh Upa-
nisad adalah Vedanta-Sutra.
5. Jadi bagian-bagian Veda adalah: a. Ke-empat Veda (Rg, Yajur, Sama dan
Atharva-Veda), Itihasa (Ramayana dan Mahabharata), ke 18 Purana dan 108
Upanisad beserta ringkasannya yaitu Vedanta-Sutra.
6. Tetapi para sarjana duniawi berwatak materialistik hanya mengakui ke-em-
pat Veda (Catur-Veda: Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Veda) sebagai pustaka
Veda. Mereka menganggap Itihasa dan Purana sebagai kumpulan dongeng
belaka dan Upanisad sebagai karya pilosofis manusia biasa.
7. Pendapat para sarjana duniawi ini telah menyebabkan para penganut aja-
ran rohani non Vedik berpikir keliru tentang ajaran Veda itu sendiri.

VIII. TIGA SUMBER PENGETAHUAN VEDA


1. Ada tiga sumber pengetahuan Veda yang disebut prasthana-traya. Ketiga
sumber ini dapat diringkas sebagai berikut.
1. SRUTI-PRASTHANA 2. SMRTI-PRASTHANA 3. NYAYA-PRASTHANA

a. CATUR-VEDA (RG, YAJUR, a. ITIHASA (RAMAYANA DAN VEDANTA-SUTRA.


SAMA DAN ATHARVA-VE- MAHABHARATA)
DA). b. KITAB-KITAB PURANA
b. KITAB-KITAB UPANISAD (18 PURANA UTAMA)
(108 UPANISAD) c. VEDANGA DAN UPA-VEDA

2. Hubungan ketiga sumber ini sbb. : Smrti adalah penjelasan Sruti dan
Nyaya. Maksudnya, untuk bisa mengerti Sruti dan Nyaya, seseorang ha-
rus ingat uraian Smrti.
3. Dalam Vayu-Purana 1.20 dikatakan, “Itihasa puranabhyam veda samupa-
brmhayet bibhetyalpasrutad vedo mamayam prahisyati, Veda hendaklah
dipelajari melalui kitab-kitab Itihasa dan Purana. Pustaka Veda takut bila
ia dipelajari oleh orang bodoh karena ia merasa sakit seperti dipukul-pu-
kul oleh orang bodoh itu”.
4. Aturan mempelajari Veda-Sruti berdasarkan Veda-Smrti tercantum pula
dalam Manu-Smrti, Mahabharata (Adi-Parva 1.267) dan di bagian-bagian
lain pustaka Veda.

IX. VEDANGA DAN UPA-VEDA


1. Untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran Veda dalam kehidupan
sehari-hari tersedia Vedanga yang terdiri dari enam cabang pengetahuan
Veda yaitu:
a. Siksa, ilmu mengucapkan mantra-mantra Veda.
b. Vyakarana, ilmu tata-bahasa (sanskerta).
c. Nirukti, kamus Veda.
d. Canda, lagu/irama/tembang membaca sloka-sloka.
e. Jyotisha, ilmu Astronomi untuk menentukan hari
baik melaksanakan ritual (yajna), dan
f. Kalpa, pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari.
2. Pengetahuan tentang Kalpa tercantum dalam kitab Kalpa-Sutra. Ia memuat
uraian tentang: a. Srouta, yajna kolektip. b. Grhya, yajna keluarga atau pri-
badi. c.Dharma, tugas-pekerjaan (dalam hubungannya dengan sistem lem-
baga Varna- Asrama) dan d. Sulva, aturan membuat tempat persembahya-
ngan, arena yajna, dsb.
3. Upa-Veda berarti Veda tambahan atau Veda pelengkap. Yang termasuk Upa
Veda adalah: Ayur-Veda (ilmu medis/kedokteran), Dhanur-Veda (ilmu senja-
ta dan perang), Gandharva-Veda (seni tari dan musik), Manu-Smrti, Brahma
Samhita, Niti-Sastra dan berbagai kitab Dharma-Sastra.
4. Menurut Veda, Vedanga dan Upa-Veda adalah bagian utuh dari pustaka Ve-
da itu sendiri.

X. CATUR-VEDA
X. CATUR VEDA
1. Isi ajaran Catur-Veda dapat diringkas sebagai berikut.

JUMLAH TUJUAN URAIAN


NAMA VEDA SLOKA AJARAN

1. RG-VEDA 1.017 BERISI DOA-DOA PUJIAN, KEBANYAKAN


KEPADA INDRA DAN AGNI DAN SEDIKIT
HIDUP BAHAGIA KEPADA DEVA-DEVA LAIN.
DI DUNIA FANA
2. YAJUR-VEDA - DENGAN MEMUJA MEMUAT PETUNJUK-PETUNJUK PELAKSA-
PARA DEVA MELA NAAN RIUAL (YAJNA).
LUI PELAKSANA-
3. SAMA-VEDA 1.549 AN RITUAL (YAJ- BERISI DOA-DOA PUJIAN KEPADA PARA
NA) DEVA DAN KEUTAMAAN MINUMAN SOMA.

4. ATHARVA- - BERISI MANTRA-MANTRA UNTUK RITUAL


VEDA (YAJNA) DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT.

2. Menutut Veda, ada 33 juta Deva yang memiliki wewenang dalam mengatur
kehidupan segala makhluk di alam material.
3. Sementara itu, ada beraneka-macam pemujaan kepada para Deva dengan
melaksanakan berbagai-macam ritual (yajna) agar hidup bahagia di dunia
fana melalui pemuasan indriya badan jasmani.
4. Contoh: Bila ingin kuat pisik, sembah Prthivi. Banyak rejeki, sembah Durga
Devi. Kuat seksual, sembah Indra. Ingin keturunan, sembah Prajapati, dsb.
5. Secara umum, ajaran memuaskan indriya secara terkendali sebagaimana
di-atur dalam Catur-Veda, disebut ajaran Karma-Kanda
Veda. Tujuan tertinggi yang ditawarkan adalah kebaha-
giaan sorgawi dengan lahir di planet Svarga-loka.
6. Dalam hubungannya dengan Karma-Kanda Catur Veda
ini, Tuhan Krishna berkata bahwa ajaran ini diperuntuk-
kan bagi mereka yang kurang cerdas dan di-cengkram
kuat oleh sifat-sifat alam material (Tri-Guna).

a. MENGANGGAP ALAM SORGAWI SEBAGAI TUJUAN HIDUP TERTINGGI ADALAH CITA-CITA MERE-
KA YANG TERGOLONG VEDA-VADA-RATAH, TIDAK MEMAHAMI TUJUAN VEDA (BG.2.42-43). DAN
MEREKA TIDAK TAHU BAHWA KEHIDUPAN DAN KEBAHAGIAAN SORGAWI TIDAK KEKAL, BER-
LANGSUNG SEBENTAR SAJA KARENA MASIH BERHAKEKAT MATERIAL (BG.9.20-21).

b. MEMUJA PARA DEVA UNTUK MEMPEROLEH KESENANGAN DUNIAWI MELALUI PELAKSANAAN


RITUAL ADALAH KEGIATAN MEREKA YANG TERGOLONG ALPA-MEDASAM, TIDAK CERDAS (BG.
7.23), HRTA-JNANAH, BERPIKIR TIDAK WARAS (BG.7.20) DAN DICENGKRAM KUAT OLEH TRI-GU-
NA, TIGA SIFAT SIFAT ALAM MATERIAL (BG.2.45)

7. Meskipun Catur-Veda mengajarkan pemujaan kepada pa-


ra Deva, namun semua doa-doa pujian ritual selalu di-ak-

hiri dengan Om Tat Sat. Ke-tiga suku kata ini me-nunjuk


Tuhan Krishna yang juga di-sebut Visnu atau Narayana.
Lengkapnya adalah sebagai berikut , “Om tad visnoh pa-
“Om tad visnoh paramam padam sada pasyanti surayah, para Deva sela-
lu menengadah ke-arah tempat tinggal Visnu yang maha utama” (Rg-Ve-
da 1.2.22.20).
8. Dikatakan pula, “Om tat sad iti nerdeso brahmanas tri
vidah ..... tena vedas ca yajnas ca vihitah pura, sejak
alam semesta material tercipta, tiga suku kata Om Tat
Sad sudah dipakai menyapa Tuhan dan di-ucapkan
oleh para brahmana ketika melaksanakan ritual untuk
memuaskan Beliau” (Bg.17.23).
9. Jadi mantra Om Tat Sat di-ucapkan pada setiap akhir doa-doa pujian su-
paya ritual berhasil, sebab para Deva selalu bergantung kepada Tuhan
Krishna dalam melaksanakan tugasnya mengatur urusan-urusan materi-
al dunia fana termasuk menyediakan kebutuhan hidup segala makhluk.
(Dalam hubungan ini perhatikan Bg.7.21-22).

XI. UPANISAD
1. Upanisad berarti “Duduk dekat (Guru kerohanian untuk
mendengarkan ajaran rohani). Ini ber-arti Upanisad me-
nandai mulai nya kehidupan spiritual, sebab ia (Upani-
sad) tidak lagi membahas kegiatan pemuasan indriya dengan memuja pa-
ra Deva melalui pelaksanaan ritual (yajna). Melainkan, Upanisad penuh de
ngan diskusi pilosofis tentang Tuhan.
2. Ajaran tentang ke-Tuhanan yang tercantum dalam Upanisad disebut jna-
na-kanda. Ia (jnana-kanda) dimaksudkan untuk menuntun sang manusia
melepaskan diri dari kelahiran dan kematian (samsara) di dunia fana de-
ngan khusuk berpikir tentang Tuhan.
3. Upanisad menyatakan bahwa Kebenaran Mutlak (Tuhan) berha-
kekat non material alias spiritual dan disebut Brahman. Dikata-
kan, “Brahman tidak terpahami, karena Ia tidak bisa dimengerti”
(Br-had-Aranyaka Upanisad 3.9.26). Dikatakan demikian karena
Ia (Brahman) tidak berwujud, tidak bersifat atau berciri material.
4. Meskipun Upanisad mengajarkan meditasi kepada Brahman im-
personal, ia tidak menolak bahwa Tuhan memiliki wujud pribadi atau ke-
pribadian spiritual. Dengan demikian, pernyataan Upanisad tidak berla-
wanan dari Veda-Siddhanta (kesimpulan Veda) yaitu Bhagavad-Gita bah-

wa aspek Tuhan tertinggi adalah Kepribadian Tuhan YME spiritual dan


disebut Sri Bhagavan.
5. Berikut adalah pernyataan kitab-kitab Upanisad yang secara la-
ngsung dan tidak langsung menunjukkan bahwa Tuhan memi-
liki wujud, sifat dan ciri spiritual.
a. Tam isvaranam paramam mahesvaram, Tuhan adalah peng-
endali tertinggi atas semua pengendali (Svetasvatara- Upani-
sad 6.7). Mungkinkah sang Pengendali tanpa wujud, sifat dan
ciri apapun? Tentu saja tidak mungkin!
b. Nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam yo vidadhaki kaman,
Ia (Tuhan) yang maha kekal diantara yang kekal, Ia yang maha sadar
diantara yang sadar, Ia yang satu ini memelihara dan memenuhi kebu-
tuhan mereka (para makhluk hidup) yang jumlah nya sangat banyak
(Katha-Upanisad 2.2.13).
c. Sang Pengendali paling utama ini (Tuhan) adalah sumber yang
penuh tenaga/energi (sakti) dan penyebab terjadinya seluruh
ciptaan material ini (Aitareya-Upanisad 1.1.2 dan Prasna-Upani-
sad 6.3).
d. Tuhan adalah adrsta, tidak punya mata, tetapi Ia drsta, bisa me-
lihat. Ia adalah asrutah, tidak ber-telinga, tetapi Beliau srutah,
bisa mendengar. Ia adalah amantah, tidak punya pikiran, tetapi
Beliau mantah, berpikir. Dan Ia adalah avijnatah, tidak ber-pe-
ngetahuan, tetapi Beliau vijnatah, maha mengetahui ( Brhad-
Aranyaka Upanisad 7.2.3).
e. Apani pado javano grahita, Ia (Tuhan) tidak punya kaki ataupun
tangan, namun Beliau bisa bergerak dan menerima persembah-
an yang dihaturkan kepadaNya (Svetasvatara-Upanisad 3.19).
6. Dapat disimpulkan bahwa Tuhan berwujud spiritual dengan indriya-indri-
ya spiritual. Demikianlah, dengan meng-uraikan hakekat Tuhan sebagai
sesuatu yang no material, Upanisad melapangkan jalan menuju pemaha-
man yang benar tentang Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME Krishna
yang penuh dengan segala macam kehebatan spiritual dan menjadi obyek
cinta-kasih (bhakti) bagi para bhakta.

XII. VEDA SMRTI


1. Kitab Ramayana (24.000 sloka) disusun oleh Rishi
Valmiki dan menguraikan tentang lila (kegiatan ro-
hani) Avatara Sri Rama. Sedangkan kitab Mahabha-
rata (110.000 sloka) disusun oleh Rishi Dvaipayana Vyasa dan mengurai-
kan tentang lila Avatara Sri Krishna.
2. Kitab-kitab Purana utama ada 18 (delapan belas). Menurut Brahma-Vaivar-
ta Purana, ke 18 Purana ini digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok sbb.

SATTVIK PURANA RAJASIK PURANA TAMASIK PURANA

1. VISNU-PURANA 1. BRAHMA-PURANA 1. SIVA-PURANA


2. PADMA-PURANA 2. BRAHMANDA-PURANA 2. LINGA-PURANA
3. BHAGAVATA-PURANA 3. BRAHMA-VAIVARTA PURANA 3. AGNI-PURANA
4. NARADIYA-PURANA 4. MARKANDEYA-PURANA 4. MATSYA-PURANA
5. GARUDA-PURANA 5. BHAVISYA-PURANA 5. SKANDA-PURANA
6. VARAHA-PURANA 6. VAMANA-PURANA 6. KURMA-PURANA

3. Pada umumnya setiap Purana membahas 5 (lima) macam topik berikut.


a. SARGA, PENCIPTAAN UNSUR-UNSUR MATERI ALAM FANA OLEH VISNU.

b. VISARGA, PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MATERIAL BESERTA PLANET-PLANETNYA DAN


BERANEKA-MACAM BADAN JASMANI MAKHLUK HIDUP OLEH BRAHMA.

c. VAMSA, ASAL-USUL PARA RAJA DAN PENGUASA YANG MEMERINTAH DIBERBAGAI PLA-
NET DI ALAM SEMESTA.

d. MANVANTARA, MASA PEMERINTAHAN SETIAP MANU DALAM SETIAP HARI BRAHMA.

e. VAMSANUCARITA, KETURUNAN PARA RAJA DAN PENGUASA DI MASA DATANG.

4. Kitab-kitab Upaveda memperkaya Veda dengan beraneka-macam penge-


tahuan yang diperlukan manusia dalam kehidupannya di dunia fana.

XIII. VEDANTA-SUTRA
1. Vedanta berarti akhir (puncak) pengetahuan Veda. Ia meru-
pakan ringkasan seluruh kitab Upanisad.
2. Dua bab pertama menyajikan sambandha-jnana, pengetahu-
an tentang hubungan makhluk hidup (jiva) dengan Tuhan
(Brahman). Bab ke tiga menyajikan abhideya-jnana, penge-
tahuan tentang cara membina kembali hubungan itu dengan Tuhan. Dan
bab ke-empat menyajikan prayojana-jnana, pengetahuan tentang phala/ha-
sil dari hubungan itu.
3. Menurut Bhagavata-Purana (Srimad-Bhagavatam) yang merupakan penje-
lasan /ulasan (bhasya) asli Vedanta-Sutra, hubungan antara sang makh-
luk hidup (jiva) dengan Tuhan (Brahman berwujud spiritual yaitu
Bhagavan) adalah hubungan cinta-kasih (bhakti) timbal-balik ya-
ng sungguh-sungguh membahagiakan.
4. Pengetahuan tentang hubungan cinta-kasih (bhakti) yang terba-
gi menjadi 3 sub bagian pengetahuan (sambandha, abhideya dan
prayojana-jnana) ini, dapat diringkas sebagai berikut.

SAMBANDHA-JNANA ABHIDEYA-JNANA PRAYOJANA-JNANA

1. SANTA-RASA (HUBUNGAN 1. SRAVANAM (MENDENGAR HIDUP KEKAL DI DUNIA


NETRAL). TENTANG TUHAN). ROHANI VAIKUNTHA-LO-
2. DASYA-RASA (HUBUNGAN 2. KIRTANAM (MEMUJI-MUJI TU- KA DALAM BERBAGAI-
SEBAGAI PELAYAN TUHAN). HAN DAN KEGIATAN NYA). RAGAM HUBUNGAN
3. SAKHYA-RASA (HUBUNGAN 3. SMARANAM (MENGINGAT TU- CINTA-KASIH (BHAKTI)
SEBAGAI SAHABAT). HAN DAN KEGIATAN NYA). DENGAN TUHAN (BHA-
4. VATSALYA-RASA (HUBUNG- 4. PADA-SEVANAM (MELAYANI GAVAN) DENGAN KEBA-
AN SEBAGAI ORANG-TUA). KAKI PADMA TUHAN). HAGIAAN YANG TERUS
5. MADHURYA-RASA (HUBU- 5. ARCANAM (MEMUJA ARCA BERTAMBAH-TAMBAH
NGAN SEBAGAI KEKASIH). TUHAN). SAJA.
6. VANDANAM (MENGUCAPKAN
DOA-DOA PUJIAN KPD NYA).
7. DASYAM (MENJADI PELAYAN
TUHAN).
8. SAKHYAM (MENJADI SAHA-
BAT KARIB TUHAN)
9. ATMA NIVEDANAM, BERSE-
DIRI KEPADA NYA.
XIV. VEDA-SIDDHANTA: BHAGAVAD-GITA
1. Veda-siddhanta (kesimpulan Veda) adalah Bhagavad-Gita. Fakta ini di-
tunjukkan oleh pernyataan Tuhan Krishna, “Vedais ca sarvair aham eva
vedyah, suluruh pustaka Veda dimaksudkan untuk mengenal di-
riKu” (Bg.15.15).
2. Seperti halnya Vedanta-Sutra (dan bhasya nya Srimad Bhagava-
tam) yang mengajarkan jalan kerohanian bhakti, Bhagavad-Gita
adalah kitab penuntun praktis tentang bhakti kepada Sri Bhaga-
van, Kepribadian Tuhan YME Krishna. Hal ini di-tunjukkan oleh
sloka-sloka Gita berikut.

NO. SLOKA MAKNA SLOKA

1. BHAKTO’ SI ME SAKHA CE TI RAHA- GITA HANYA BISA DIMENGERTI OLEH MEREKA


SYAM HY ETD UTTAMAN (BG.4.3). YANG MENJADI BHAKTA TUHAN KRISHNA.
2. PURUSAH SA PARAH PARTHA BHAK-
TYA LABHYAS TU ANANYAYA (BG.8.22)
TUHAN KRISHNA HANYA BISA DIMENGERTI
BHAKTYA TU ANANYAYA SAKYA AHAM DENGAN BHAKTI (CINTA-KASIH) KEPADA-
EVA VIDHO’ RJUNA (BG.11.54). NYA.
BHAKTYA MAM ABHIJANATI (BG.11.55).
3. MAN MANA BHAVA MAD BHAKTAH TUHAN KRISHNA MINTA AGAR SETIAP ORANG
(BG.9.34 DAN 18.67). MENJADI BHAKTANYA.
4. YO MAD BHAKTAH SA ME PRIYAH ..... TUHAN KRISHNA .....
4. YO MAD BHAKTAH SA ME PRIYAH, TUHAN KRISHNA SANGAT MENYAYANGI/MEN-
BHAKTI MAM YAH SA ME PRIYAH, CINTAI/MENGASIHI BHAKTA NYA.
BHAKTI MAN ME PRIYO NARAH, BHAK-
TAS TE TIVA ME PRIYAH (BG.12.14-20).
5. IDAM TE... NABHAKTAYA KADACANA GITA TIDAK BOLEH DIAJARKAN KEPADA ORA-
... NA CA MAM YO’ BHYASUYATI (BG. NG BUKAN BHAKTA DAN ORANG YANG IRI-
18.67). DENGKI KEPADA TUHAN KRISHNA.

3. Jadi sebagai kesimpulan Veda, Bhagavad-Gita mengajarkan umat manu-


sia agar kembali mencintai Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME Krish-
na. Bukti bahwa seseorang sungguh mencintai Beliau di-tunjukkan oleh
penyerahan diri kepadaNya (Bg.18.66).
4. Ajaran tentang bhakti yang tercantum dalam Bhagavad-Gita dan Vedanta
Sutra (serta bhasya nya Srimad-Bhagavatam) agar sang manusia lepas
dari kelahiran dan kematian (samsara) di dunia fana, di-sebut Upasana-
Kanda.

XV. LAIN-LAIN
1. Ajaran Karma-Kanda yang tercantum dalam kitab-
kitab Catur Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Ve
da) disebut Pravrtti-Marga, jalan kehidupan mate-
rial.
2. Ajaran Jnana-Kanda yang tercantum dalam kitab-kitab Upanisad dan ajar-
ran Upasana-Kanda yang tercantum dalam Vedanta-Sutra dan Bhagavad-
Gita, disebut Nivrtti-Marga, jalan kehidupan spiritual.
3. Menurut jenis, isi dan tujuannya, pustaka suci Veda dapat diringkas sbb.

JENIS (BAGIAN) ISI AJARAN TUJUAN


VEDA

A. SRUTI

1. CATUR-VEDA (RG, YA- KARMA-KANDA MENCAPAI ALAM SORGAWI.


JUR, SAMA DAN ATHAR-
VA-VEDA).

2. KITAB-KITAB UPANISAD JNANA-KANDA BERSATU DENGAN TUHAN


(BRAHMAN).
3. VEDANTA-SUTRA DAN UPASANA-KANDA MEMBINA HUBUNGAN CINTA-
BHAGAVAD-GITA KASIH (BHAKTI) TIMBAL-BALIK
DENGAN TUHAN (BHAGAVAN).

B. SMRTI LILA TUHAN BESERTA MENJELASKAN VEDA-SRUTI.


(ITIHASA, PURANA DAN PARA AVATARA DAN
UPAVEDA) BHAKTA NYA.

4. Veda disusun sedemikian rupa agar setiap orang mampu secara berang-
sur-angsur meningkatkan kesadarannya dari material ke spiritual.
5. Kitab-kitab Agama yang muncul kemudian dan bertentangan dari Veda-
siddhanta (kesimpulan Veda) dan tidak disebutkan dalam Veda, tidak da-
pat digolongkan sebagai bagian dari pustaka Veda.

PENUTUP
Demikianlah saya telah uraikan secara ringkas tentang pustaka suci Veda.
Semoga bermanfaat. Haribol!

Bandung, 24 Oktober 2007.

You might also like