Professional Documents
Culture Documents
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis
dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain,
sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut
infrasonik.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis
dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain,
sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut
infrasonik.
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Bunyi
BAB II
DASAR TEORI
Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar dengan
amplitudo yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah – ubah yang bekerja pada
impuls tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya yang bekerja tersebut
berimpit atau sama dengan frekuensi getar yang tidak diredamkan dari sistem tersebut.
Banyak contoh dari peristiwa resonansi yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari,
antara lain : bila berdekatan dengan sebuah gelas dan dibangkitkan suatu nada ( frekuensi ) yang
besarnya sama dengan frekuensi alam gelas itu sendiri maka gelas itu akan bergetar ( berbunyi)
sekeras – kerasnya. Bila nada ( frekuensi ) tadi dibunyikan cukup keras dan secara terus –
menerus maka getar gelas akan semakin diperkeras sehingga gelas dapatpecah. Dengan suara,
orang dapat menghancurkan suatu benda. Juga peristiwa keruntuhan pesawat terbang yang
kecepatannya mendekati kecepatan menjalar bumi berdasar atas peristiwa resonansi. Getar
pesawat yang disebabkan oleh gerak mesin – mesinnya yang diteruskan pada udara sebagai
bunyi, tidak dapat dengan cepat ditinggalkan ( atau meninggalkan ) pesawat terbang karena
kecepatan pesawat terbang tidak berbeda banyak dengan keepatan menjalar bumi. Akibatnya
ialah getar badan pesawat terbang diperkeras dengan cepat sekali sehingga pesawat terbang
runtuh karena hal tersebut. Dengan kecepatan agak di atas kecepatan menjalar bumi, pesawat
terbang dapat terbang dengan selamat ( Supersonic Flight ).
Contoh peristiwa resonansi lainnya ialah bila suatu garpu tala ( sumber getar ) digetarkan di
dekat suatu kolom udara yang salah satu ujungnya tertutup sedangkan ujung yang lain terbuka
akan terjadi resonansi bila : ( lihat gambar 2.2 )
⊃
L = ( 2m + 1 ) / 4f
l
gambar 2.2
Dimanaλ
= V / f , maka : L = ( 2m + 1 ) / 4f
Dimana :
L = panjang kolom udara
m = bilangan resonansi ( 0,1,2,3,……….)
f = frekuensi garpu tala
λ
= panjang gelombang
V = kecepatan suara di udara
⊂
c
B
L
A
Gambar 2.2
Keterangan :
A:Tabung baja berisi air
B:Pipa baja kecil dengan kolom udara yang dapat diubah – ubah
C:Jarak tabung dengan garpu tala
Konsep resonansi yang terjadi antara garpu tala ( sumber getar ) dengan kolom udara
dapat dijadikan dasar untuk menentukan nilai kecepatan suara di udara secara cepat dan mudah
dibandingkan dengan cara yang lainnya.
Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah alat sederhana yang dapat digunakan untuk
mengukur laju bunyi di udara dengan metode resonansi Sebuah garpu tala yang bergetar dengan
frekuensinya f dipegang di dekat ujung terbuka dari sebuah tabung. Tabung itu sebagian diisi
dengan air. Panjang kolom udara dapat diubah – ubah dengan mengubah tinggi permukaan air.
Didapatkan bahwa intensitas bunyi adalah maksimum bila tinggi permukaan air lambat laun
direndahkan dari puncak tabung sejarak a. Setelah itu, intensitas mencapai lagi pada jarak – jarak
d, 2d, 3d dan seterusnya.
Intensitas bunyi mencapai maksimum bila kolom udara beresonansi dengan garpu tala
tersebut. Kolom udara beraksi seperti sebuah tabung yang tertutup di salah satu ujung. Pada
gelombang tegak terdiri dari sebuah titik simpul di permukaan air dan sebuah titik perut di dekat
ujung terbuka. Karena frekuensi dari sumber adalah tetap dan laju bunyi di dalam kolom udara
mempunyai sebuah nilai yang pasti, maka resonansi terjadi pada sebuah panjang gelombang
spesifik,
λ = V/f
Jarak d diantara kedudukan – kedudukan resonansi yang berturutan adalah jarak
diantara titik – titik simpul yang berdekatan.( lihat gambar 2.1 )
d =λ /2
atau
λ = 2d
Dengan menggabungkan persamaan – persamaan maka kita akan mendapatkan ,
2d = V / f
atau
V = 2df