Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.
Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.
Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana
kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal
ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan
pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga
dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
(Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan
perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan
perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan BBLR
yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas tentang kasus BBLR pada bayi NY. “F”
yang akan penulis bahas pada BAB berikutnya.
1.2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR)
2. Tujuan Khusus
Dengan pembuatan makalah ini maka mahasiswa mampu:
a. Mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi dengan kasus BBLR.
b. Menetapkan intervensi kebidanan yang dapat dilakukan pada bayi dengan kasus
BBLR.
c. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan pada bayi dengan
kasus BBLR
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. PENGERTIAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal 2004)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)
WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
bukan bayi premature.
2.2. ETIOLOGI
2.3. DIAGNOSTIK
Anamnesis:
· Umur ibu
· Penyakit persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan berat badan selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat-obatan yang diminum selama hamil
Pemeriksaan fisik
· Berat lahir kurang 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:
ü tulang rawan telinga belum terbentuk
ü masih terdapat lanugo
ü refleks-refleks masih lemah
ü alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-
laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan:
Tanda janin tumbuh lambat:
ü tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
ü kulit keriput
ü kuku lebih panjang
Komplikasi BBLR
· Hipotermi
· Hipoglikemia
· Ikterus/ hiperbilirubinemia
· Masalah pemberian minum
· Infeksi atau curiga sepsis
· Sindroma aspirasi mekoneum
· Perdarahan intra cranial
2.4. PENANGANAN
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang.
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
FKPP SPK SE-JAWA BARAT. 1996. “ Perawatan III Unit D-E-F “. Bandung
Mochtar, Rustam.1998. “ Sinopsis Obstetri Jilid I “. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2002.” Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal “. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta: JNPK-KR
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Lebih lengkap disini: Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) | kumpulan askep askeb |
download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan,
yaitu :
1. Faktor ibu
o Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
o Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
o Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok
2. Faktor kehamilan
o Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
o Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
o Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Prematuritas murni
o BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
o Masa gestasi < 37 minggu
o Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
o Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
o Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
o Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
o Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
o Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
o Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
o Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
apnea, otot masih hipotonik
o Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2. Dismaturitas
o Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada
o Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
o Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
o Tali pusat berwarna kuning kehijauan
D. KOMPLIKASI
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Lebih lengkap disini: Askep (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) BBLR | kumpulan askep
askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/
A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
1. Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37
minggu.
2. Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin.
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat
rendah ( BBLSR ).
B. ETIOLOGI
Faktor Ibu :
2. Perdarahan antepartum
4. Penyakit kronis
5. Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )
6. Malnutris
7. Kelainan uterus
8. Hidramnion
9. Trauma
• Penyakit Vaskuler
• Kehamilan ganda
• Malformasi
• Tumor
• Plasenta privea
Faktor Janin
• Kelainan kromosom
• Malformasi
• Kehamilan ganda
D. PROBLEMATIK BBLR
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka
mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak
aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup
serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang
iga yang mudah melengkung(pliable thorak)
3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran
hialin dan aspirasi pneumoni.
4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas
usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut
dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus
yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan
mudah terjadi asspirasi.
6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit,
urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari
badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya
kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemantauan elektrolit
F. PENATALAKSANAAN
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam
suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C
untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk
kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
Pemberian makanan
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat
bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga
karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.
Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan
terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
H. MEMULANGKAN BAYI
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting
susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh
tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000
gram dan semua masalah berat sudah teratasi.
I. PENGKAJIAN
Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal(120-160 dpm). Mur-
mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktusarteriosus paten(PDA).
Makanan/cairan
Neuroensori
Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan,
fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32;
koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi
minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas
dengan membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi
anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.
Pernafasan
Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai
derajat sianosis mungkin ada.
Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan
(RDS).
Keamanan
Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis,
atau sianosis/pucat.
Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak.
Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris
menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada
skrotum.
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengankelemahan otot pernafasan.
4. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
lemahnya daya cerna dan absorbsi makanan.
TUJUAN
NO INTERVENSI
1. Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 1.1. Monitor pernafasan (kedalaman, irama,
jam tidak terjadi gangguan pola nafas(nafas frekuensi )
efektif)
1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi
Kriteria Hasil : 1.3. Monitor keefektifan jalan nafas, kalau kerlu
lakukan suction.
§ Akral hangat
1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam
§ Tidak ada sianosis
1.5. Perthankan pemberian O2
§ Tangisan aktif dan kuat
1.6. Pertahankan bayi pada inkubator dengan
§ RR : 30-40x/mt
penghangat
§ Badan hangat
2.4. Hindarkan untuk sering membuka penutup
3. jam tidak terjadi infeksi 3.2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi
Kriteria Hasil :
A. PERANAN HIPOTALAMUS
Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir semua
mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus
Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna,
sehingga mudah terjadi penurunan suhu tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin.
B. PENGATUR PANAS
Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara
panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua proses ini aktifitasnya
diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus.
Dengan prinsip adanya keseimbangan panas tersebut bayi baru lahir akan berusaha
menstabilkan suhu tubuhnya terhadap faktor-faktor penyebab hilangnya panas karena
lingkungan.
Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat ke
lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu
tubuh 2o-3oC, terutama hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban
pada kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu tubuh menjadi
dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas.
Pengaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan
oksigen.
Dalam lingkungan tertentu pada batas suhu maksimal, penggunaan oksigen dan metabolisme
minimal, karena itu suhu tubuh harus dipertahankan untuk keseibangan panas.
Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada suhu lingkungan sekitar
32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 26-28oC. Oleh karena itu bayi baru lahir
normal memerlukan suhu lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus
dipelihara dengan baik.
Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis lebih tipis dibandingkan
pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan
suhu lingkungan dan semua ini dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu.
Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan mempercepat
hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang badan bayi, perbandingan permukaan
utbuh dengan berat badan dari usia bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu
normal. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan
kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk mencapai
suhu yang normal.
Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan merespon dengan
meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme sehingga akan meningkatkan produksi
panas.
Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan
habisnya cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis.
C. PRODUKSI PANAS ATAU THERMOGENESIS
Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir memerlukan penambahan
panas.
Bayi mempunyai mekanisme fisiologi untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh
karena : Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis Kimiawi :
Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat mutlak
dan keadaan sadar.
Pada bayi baru lahir, gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme penting untuk
memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit menurun pada suhu
lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang
akan menstimuli sistem saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang
merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin.
Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal berakhir pada lemak coklat
yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam
lemak). Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak coklat
habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang.
Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen, glukosa, Adenosin Tri
Phospat (ATP) dan kemampuan bayi untuk mengubah menjadi panas.
Kemampuan bayi untuk menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti
hipoksia, asidosis, dan hipoglikemi.
b. Aktifitas otot
Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin.
Produksi panas terjadi melalui peningkatan metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi
tidak menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah cukup.
c. Thermogenesis Kimiawi
Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang saraf simpatis.
Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari inti
tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh
permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh
karena itu “Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran darah
ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif dari inti tubuh ke kulit.
Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi
sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik
bagi bayi.
Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan, karena itu suhu tubuh
normal pada bayi harus dipelihara. Menurut buku Maternal and Neonatal Nursing, 1994,
hilangnya panas pada bayi baru lahir melalui empat cara yaitu :
a. Radiasi
Radiasi yaitu : transfer panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin, dan obyek yang tidak
berhubungan langsung dengan bayi.
Hal tersebut dapat diartikan, panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang
lebih dingin.
Evaporasi yaitu : hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap.
Kondisi tersebut disebabkan karena adanya cairan ketuban yang membasahi kulit bayi
menguap.
c. Konduksi
Konduksi yaitu : transfer panas yang terjadi ketika bayi kontak langsung dengan permukaan
obyek yang dingin.
Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi
langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin.
d. Konveksi
Konveksi yaitu : Hilangnya panas pada bayi yang terjadi karena aliran udara yang dingin
menyentuk kulit bayi
Hal tersebut terjadi karena aliran udara sekliling bayi yang dingin.
Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan saraf pusat,
distimuli sistem saraf simpatis, norephineprin dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf
setempat yang berakhir dengan lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.
G. PENILAIAN HIPOTERMI BAYI BARU LAHIR
Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras(Skleremia)
Tangisan lemah
Pernafasan lambat
Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan (Sklerema)
Upaya mencegah hipotermi pada bayi baru lahir sangat penting dan merupakan prioritas agar
bayi terhindar dari kondisi yang tidak dikehendaki.
Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu sekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkn dengan tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Contoh, terjadi hipotermi karena bayi baru
lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir.
Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh karena :
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
d. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan
Untuk mencegah terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir perlu dilakukan upaya
pencegahan yaitu :
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh ketuban akan mempercepat terjadinya penguapan dan
bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh, akibatnya dapat timbul serangan dingin(cold stress)
Bayi baru lahir yang kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena
pusat pengatur suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermi yang
sering tidak terdeteksi oleh ibu atau perawat.
Setelah lahir bayi diletakan pada tempat yang diberi alas haduk kering, bersih dan hangat
Segera keringkan bayi dengan haduk, lakukan dengan tepat mulai dari kepala kemudian
seluruh tubuh. Bila handuk basah harus diganti yang kering, bersih dan hangat.
Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat bayi diberi topi atau tutup kepala dan diberi
kaos tangan dan kaos kaki.
Kontak langsung kulit ibu dan bayi agar mendapatkan kehangatan. Ibu merupakan sumber
panas yang baik bagi bayi baru lahir.
Memandikan bayi dilakukan setelah suhu tubuh bayi setabil, bayi tampak aktif dan sehat.
Memandikan bayi ditunda selama 24 jam setelah kelahiran.
a. Bayi ditempatkan pada inkubator dengan yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu.
b. Couves yang diberi lampu penghangat.
c. Membedong bayi .
d. Metode kanguru.
Lebih lengkap disini: Askep Anak dengan BBLR | kumpulan askep askeb | download KTI
Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/
http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/askep-anak-dengan-bblr.html