You are on page 1of 26

Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.
Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.
Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana
kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal
ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan
pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga
dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
(Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan
perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan
perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan BBLR
yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas tentang kasus BBLR pada bayi NY. “F”
yang akan penulis bahas pada BAB berikutnya.
1.2. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR)

2. Tujuan Khusus
Dengan pembuatan makalah ini maka mahasiswa mampu:
a. Mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi dengan kasus BBLR.
b. Menetapkan intervensi kebidanan yang dapat dilakukan pada bayi dengan kasus
BBLR.
c. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan pada bayi dengan
kasus BBLR
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. PENGERTIAN

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal 2004)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)

WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
bukan bayi premature.

2.2. ETIOLOGI

BBLR dapat disebabkan karena:


· Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau
rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir
kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan
hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang
sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan
penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang
(prematur).
· Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam
kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan
keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan
kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

Beberapa faktor predisposisi:


· Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi,
trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan, peminum alkohol, bekerja
berat masa hamil, obat-obatan.
· Faktor plasenta seperti insufisiensi atau disfungsi placenta, peyakit vaskuler, kehamilan
ganda, plasenta previa dan solusio plasenta.
· Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi, factor genetic atau kromosam
· Radiasi
· Bahan toksik
Bayi berat lahir rendah mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan
(dismatur).

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:


1. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin)
2. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya
dengan gangguan pernapasan).
4. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.
5. Hipotermia

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:


1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3. Hiperbilirubinemia
4. Hipotermia

2.3. DIAGNOSTIK

Anamnesis:
· Umur ibu
· Penyakit persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan berat badan selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik
· Berat lahir kurang 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:
ü tulang rawan telinga belum terbentuk
ü masih terdapat lanugo
ü refleks-refleks masih lemah
ü alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-
laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan:
Tanda janin tumbuh lambat:
ü tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
ü kulit keriput
ü kuku lebih panjang
Komplikasi BBLR
· Hipotermi
· Hipoglikemia
· Ikterus/ hiperbilirubinemia
· Masalah pemberian minum
· Infeksi atau curiga sepsis
· Sindroma aspirasi mekoneum
· Perdarahan intra cranial

2.4. PENANGANAN

1. Mempertahankan suhu dengan ketat


BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang
relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah
kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat).
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap
infeksi berkurang, relative belum sanggup membentuk entibodi dan daya fagositosis serta
reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110
kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar
bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.

4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.

2.5. PEMANTAUAN (MONITORING)

1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari


· Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat
kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
· Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
ü 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
ü 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
· Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia
lebih dari 7 hari:
ü Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
ü Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian
ASI tetap 180ml/kg/hari.
ü Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200ml/kg/hari.

2. Tanda kecukupan pemberian ASI


· Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
· Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
· BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI
dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang.

3.2. SARAN

Diharapkan setelah dirawat bayi dapat:


Berat badan naik mencapai normal, daya hisap kuat, tidak terjadi infeksi dan hipotermi,
maupun resiko infeksi.
Kepada bidan dan perawat diharapkan dapat meningkatkan proses keperawatan pada BBLR
dengan mempertahankan teknik aseptic dalam setiap melakukan tindakan. Kepada mahasiwa
diharapkan dapat menganalisis dan menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas
masalah yang ada, menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada
BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
FKPP SPK SE-JAWA BARAT. 1996. “ Perawatan III Unit D-E-F “. Bandung
Mochtar, Rustam.1998. “ Sinopsis Obstetri Jilid I “. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2002.” Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal “. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta: JNPK-KR
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Lebih lengkap disini: Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) | kumpulan askep askeb |
download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

Bayi Berat Badan Lahir rendah


A. PENGERTIAN

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :

1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.

B. ETIOLOGI

Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan,
yaitu :

1. Faktor ibu
o Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
o Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
o Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok

2. Faktor kehamilan
o Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
o Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini

3. Faktor janin
o Cacat bawaan, infeksi dalam rahim

4. Faktor yang masih belum diketahui

C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Prematuritas murni
o BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
o Masa gestasi < 37 minggu
o Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
o Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
o Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
o Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
o Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
o Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
o Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
o Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
apnea, otot masih hipotonik
o Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna

2. Dismaturitas
o Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada
o Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
o Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
o Tali pusat berwarna kuning kehijauan

D. KOMPLIKASI

 Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit


membran hialin
 Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
 Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
 Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
 Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
 Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

 Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen


 Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
 Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
 Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat

Lebih lengkap disini: Askep (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) BBLR | kumpulan askep
askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/
A. DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37
minggu.

2. Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin.

Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat
rendah ( BBLSR ).

B. ETIOLOGI

Faktor Ibu :

1. Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 th

2. Perdarahan antepartum

3. Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )

4. Penyakit kronis

5. Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )

6. Malnutris

7. Kelainan uterus

8. Hidramnion

9. Trauma

10. Jarak kehamilan terlalu dekat

11. Pekerjaan berat semasa hamil


Faktor Plasenta

• Penyakit Vaskuler

• Kehamilan ganda

• Malformasi

• Tumor

• Plasenta privea

Faktor Janin

• Kelainan kromosom

• Malformasi

• Infeksi congenital ( missal : rubella )

• Kehamilan ganda

• Ketuban pecah dini

C. TANDA – TANDA KLINIS

Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

• Berat kurang dari 2500 gram

• Panjang kurang dari 45 cm

• Lingkar dada kurang dari 30 cm

• Lingkar kepala kurang dari 33 cm


• Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

• Kepala lebih besar

• Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang

• Otot hipotonik lemah

• Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea

• Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus

• Kepala tidak mampu tegak

• Pernapasan 40 – 50 kali / menit

• Nadi 100 – 140 kali / menit

D. PROBLEMATIK BBLR

Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka
mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :

1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak
aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup
serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang
iga yang mudah melengkung(pliable thorak)
3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran
hialin dan aspirasi pneumoni.

4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas
usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut
dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus
yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan
mudah terjadi asspirasi.

5. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.

6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit,
urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari
badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.

7. Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan faktor


pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.

8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya
kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik

9. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan


intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia
berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat

10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2


lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang
diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi
perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari
retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak boleh lebih dati
40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

• Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

• Titer Torch sesuai indikasi

• Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

• Pemantauan elektrolit

• Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

F. PENATALAKSANAAN

 Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator

 Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.

Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam
suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C
untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram

 Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.

 Pemberian oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan

 Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk
kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.

 Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya


hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat
lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
G. PROGNOSIS

Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat
bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga
karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.

BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.

Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan
terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.

H. MEMULANGKAN BAYI

Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting
susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh
tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000
gram dan semua masalah berat sudah teratasi.

I. PENGKAJIAN

 Sirkulasi :

Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal(120-160 dpm). Mur-
mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktusarteriosus paten(PDA).

 Makanan/cairan

Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).

 Neuroensori

Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.

Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan,
fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi).

Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32;
koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi
minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas
dengan membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi
anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.

Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.

 Pernafasan

Skor apgar mungkin rendah.

Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau


periodik(40-60x/mt).

Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai
derajat sianosis mungkin ada.

Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan
(RDS).

 Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah.

Menangis mungkin lemah.

Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.

Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis,
atau sianosis/pucat.

Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.

Ekstremitas mungkin tampak edema.

Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak.

Kuku mungkin pendek.

 Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris
menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada
skrotum.

J. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengankelemahan otot pernafasan.

2. Resiko tinggi tidak efektifnya terumoregulasi : hipotermi berhubungan dengan mekanisme


pengaturan suhu tubuh immatur.

3. Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan immaturitas fungsi imunologik.

4. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
lemahnya daya cerna dan absorbsi makanan.

K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN
NO INTERVENSI
1. Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 1.1. Monitor pernafasan (kedalaman, irama,
jam tidak terjadi gangguan pola nafas(nafas frekuensi )
efektif)
1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi
Kriteria Hasil : 1.3. Monitor keefektifan jalan nafas, kalau kerlu
lakukan suction.
§ Akral hangat
1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam
§ Tidak ada sianosis
1.5. Perthankan pemberian O2
§ Tangisan aktif dan kuat
1.6. Pertahankan bayi pada inkubator dengan
§ RR : 30-40x/mt
penghangat

§ Tidak ada retraksi otot pernafasan


1.7. Kolaborasii untuk X foto thorax

2.1. Pertahankan bayi pada inkubator dengan

2. Setelah mendapatkan tindakan keperawatan kehangatan 37oC

3x24 jam tidak terjadi gangguan


2.2. Beri popok dan selimut sesuai kondisi
terumoregulasi
2.3. Ganti segera popok yang basah oleh urine
Kriteria Hasil :
atau faeces

§ Badan hangat
2.4. Hindarkan untuk sering membuka penutup

§ Suhu : 36,5-37oC karena akan menyebabkan fluktuasi suhu


dan peningkatan laju metabolisme

2.5. Atur suhu ruangan dengan panas yang stabil

3.1. Monitor tanda-tanda


infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa
)
Setelah mendapat tindakan keperawatan 3x24

3. jam tidak terjadi infeksi 3.2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi
Kriteria Hasil :

3.3. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas


§ Tidak ada tanda-tanda
saat masuk ruang bayi dan sebelum
infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa
dan/sesudah kontak cuci tangan
)
§ Suhu tubuh normal (36,5-37oC) 3.4. Barikan gizi (ASI/PASI) secara adekuat

3.5. Pastikan alat yang kontak dengan bayi


bersih/steril

3.6. Berikan antibiotika sesuai program

3.7. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari

4.1. Kaji refleks menghisap dan menelan

4.2. Monitor input dan output


Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak
terjadi gangguan nutrisi 4.3. Berikan minum sesuai program lewat
sonde/spin
Kriteria Hasil :
4.
4.4. Sendawakan bayi sehabis minum
§ Diet yang diberikan habis tidak ada residu
4.5. Timbang BB tiap hari.
§ Reflek menghisap dan menelan kuat

§ BB meningkat 100 gr/3hr.

II. TERMOREGULASI PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. PERANAN HIPOTALAMUS

Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir semua
mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus

Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna,
sehingga mudah terjadi penurunan suhu tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin.

B. PENGATUR PANAS

Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara
panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua proses ini aktifitasnya
diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus.
Dengan prinsip adanya keseimbangan panas tersebut bayi baru lahir akan berusaha
menstabilkan suhu tubuhnya terhadap faktor-faktor penyebab hilangnya panas karena
lingkungan.

Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat ke
lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu
tubuh 2o-3oC, terutama hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban
pada kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu tubuh menjadi
dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas.

Pengaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan
oksigen.

Dalam lingkungan tertentu pada batas suhu maksimal, penggunaan oksigen dan metabolisme
minimal, karena itu suhu tubuh harus dipertahankan untuk keseibangan panas.

Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada suhu lingkungan sekitar
32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 26-28oC. Oleh karena itu bayi baru lahir
normal memerlukan suhu lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus
dipelihara dengan baik.

Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis lebih tipis dibandingkan
pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan
suhu lingkungan dan semua ini dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu.

Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan mempercepat
hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang badan bayi, perbandingan permukaan
utbuh dengan berat badan dari usia bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu
normal. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan
kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk mencapai
suhu yang normal.

Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan merespon dengan
meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme sehingga akan meningkatkan produksi
panas.

Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan
habisnya cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis.
C. PRODUKSI PANAS ATAU THERMOGENESIS

Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir memerlukan penambahan
panas.

Bayi mempunyai mekanisme fisiologi untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh
karena : Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis Kimiawi :

a. Basal Metabolisme Rate

Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat mutlak
dan keadaan sadar.

Pada bayi baru lahir, gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme penting untuk
memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit menurun pada suhu
lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang
akan menstimuli sistem saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang
merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin.

Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal berakhir pada lemak coklat
yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam
lemak). Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak coklat
habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang.

Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen, glukosa, Adenosin Tri
Phospat (ATP) dan kemampuan bayi untuk mengubah menjadi panas.

Kemampuan bayi untuk menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti
hipoksia, asidosis, dan hipoglikemi.

b. Aktifitas otot

Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin.
Produksi panas terjadi melalui peningkatan metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi
tidak menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah cukup.

c. Thermogenesis Kimiawi
Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang saraf simpatis.

D. ALIRAN DARAH KE KULIT

Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari inti
tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh
permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh
karena itu “Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran darah
ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif dari inti tubuh ke kulit.

Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi
sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik
bagi bayi.

E. HILANGNYA PANAS PADA BAYI

Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan, karena itu suhu tubuh
normal pada bayi harus dipelihara. Menurut buku Maternal and Neonatal Nursing, 1994,
hilangnya panas pada bayi baru lahir melalui empat cara yaitu :

a. Radiasi

Radiasi yaitu : transfer panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin, dan obyek yang tidak
berhubungan langsung dengan bayi.

Hal tersebut dapat diartikan, panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang
lebih dingin.

Contoh : 1. Udara dingin pada dinding luar dan jendela

2. Penyekat tempat tidur bayi yang dingin


b. Evaporasi

Evaporasi yaitu : hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap.

Kondisi tersebut disebabkan karena adanya cairan ketuban yang membasahi kulit bayi
menguap.

Contoh : 1. Bayi lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban.

2. Selimut atau popok basah bersentuhan dengan kulit bayi.

c. Konduksi

Konduksi yaitu : transfer panas yang terjadi ketika bayi kontak langsung dengan permukaan
obyek yang dingin.

Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi
langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin.

Contoh : 1. Tangan perawat yang dingin

2. Tempat tidur, selimut, stetoskop yang dingin

d. Konveksi

Konveksi yaitu : Hilangnya panas pada bayi yang terjadi karena aliran udara yang dingin
menyentuk kulit bayi

Hal tersebut terjadi karena aliran udara sekliling bayi yang dingin.

Contoh : 1. Bayi diletakan didekat pintu atau jendela yang terbuka

2. Aliran udara dari pipa AC.

F. RESPON BAYI TERHADAP HIPOTERMI

Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan saraf pusat,
distimuli sistem saraf simpatis, norephineprin dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf
setempat yang berakhir dengan lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.
G. PENILAIAN HIPOTERMI BAYI BARU LAHIR

a. Gejala Hipotermi Bayi Baru Lahir

 Bayi tidak mau minum atau menetek

 Bayi tampak lesu atau mengantuk saja

 Tubuh bayi teraba dingin

 Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras(Skleremia)

b. Tanda-Tanda Hipotermi Sedang (Stress Dingin)

 Aktifitas berkurang, letargis

 Tangisan lemah

 Kulit berwarna tidak rata

 Kemampuan menghiisap lemah

 Kaki teraba dingin

c. Tanda-Tanda Hipotermi Berat (Cedera Dingin)

 Sama dengan hipotermi sedang

 Bibir dan kuku kebiruan

 Pernafasan lambat

 Pernafasan tidak teratur

 Bunyi jantung lambat


 Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis metabolic

d. Tanda-Tanda Stadium Lanjut Hipotermi

 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

 Bagian tubuh lainnya pucat

 Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan (Sklerema)

H. TINDAKAN PENCEGAHAN HIPOTERMIA

Upaya mencegah hipotermi pada bayi baru lahir sangat penting dan merupakan prioritas agar
bayi terhindar dari kondisi yang tidak dikehendaki.

Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu sekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkn dengan tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Contoh, terjadi hipotermi karena bayi baru
lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir.

Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh karena :

a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna

b. Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas

c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

d. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan

Untuk mencegah terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir perlu dilakukan upaya
pencegahan yaitu :

a. Ibu melahirkan bayi ditempat yang hangat


Ruangan tempat ibu melahirkan harus hangat dan tertutup dengan sirkulasi udara yang cukup
baik serta penyinaran cukup terang.

b. Segera mengeringkan tubuh bayi

Bayi lahir dengan tubuh basah oleh ketuban akan mempercepat terjadinya penguapan dan
bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh, akibatnya dapat timbul serangan dingin(cold stress)

Bayi baru lahir yang kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena
pusat pengatur suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermi yang
sering tidak terdeteksi oleh ibu atau perawat.

Untuk mencegah timbulnya serangan dingin tindakan yang dilakukan yaitu :

 Setelah lahir bayi diletakan pada tempat yang diberi alas haduk kering, bersih dan hangat

Segera keringkan bayi dengan haduk, lakukan dengan tepat mulai dari kepala kemudian
seluruh tubuh. Bila handuk basah harus diganti yang kering, bersih dan hangat.

 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat bayi diberi topi atau tutup kepala dan diberi
kaos tangan dan kaos kaki.

c. Segera letakan bayi pada dada ibu.

Kontak langsung kulit ibu dan bayi agar mendapatkan kehangatan. Ibu merupakan sumber
panas yang baik bagi bayi baru lahir.

d. Menunda memandikan bayi.

Memandikan bayi dilakukan setelah suhu tubuh bayi setabil, bayi tampak aktif dan sehat.
Memandikan bayi ditunda selama 24 jam setelah kelahiran.

I. Teknik meningkatkan suhu bayi.

a. Bayi ditempatkan pada inkubator dengan yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu.
b. Couves yang diberi lampu penghangat.

c. Membedong bayi .

d. Metode kanguru.

Lebih lengkap disini: Askep Anak dengan BBLR | kumpulan askep askeb | download KTI
Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/askep-anak-dengan-bblr.html

You might also like