You are on page 1of 29

:: Pengertian Etika dan Etika Profesi

Apakah etika, dan apakah etika profesi itu? Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika
akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Dengan demikian, etika akan
memberikan semacam batasan maupun standard yang akan mengatur pergaulan manusia
didalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada; dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik Dengan
demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan
berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan
berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu
hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in mechanism" berupa kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan disisi
lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian (Wignjosoebroto, 1999)
Diposkan oleh Tugas Etika Profesi di 21:18 0 komentar

Etika Profesi di Bidang Teknologi Informasi


Oleh sitizulaiha

Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan
sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya,
sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan
pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasiatau Chief Information
Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek
keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan aspek
informasi. Dengan demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa
syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk
mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai
tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring
dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik
sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam
organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab
kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan
teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang harus
dipertimbangkan.
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena
TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau
berhubungan dengan etika.
Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu
ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada
keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu
etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis:
1. Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan
memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja
(kamera tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi
mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk
tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh
mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak
ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi.
2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta
diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan
kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta
intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak.
Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan
merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya
seperti musik dan film.
4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk
mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
Salah satu alasan sulitnya menegakkan etika di dunia TI adalah karena relatif
barunya bidang ini. Tak seperti dunia kedokteran yang usianya sudah ratusan abad,
bidang TI adalah profesi baru. Walaupun ada juga yang melanggar, dalam dunia
kedokteran, etika profesi sangat dijunjung tinggi. Ini jauh berbeda dengan dunia TI, di
mana orang sangat mudah melanggar etika. Orang masih meraba-raba batasan antara
inovasi, kreatifitas, dan pelanggaran etika. Apalagi dunia ini hampir sepenuhnya
digeluti oleh anak-anak muda yang kerap mengabaikan persoalan moralitas yang abu-
abu.

Etika Profesi Dalam Dunia


Teknologi Informasi
Jump to Comments

Seorang pakar telematika katakanlah namanya SU digugat oleh kliennya karena telah
menyebarkan data-data milik kliennya tanpa persetujuan dari si pemiliknya. Parahnya
adalah SU mempublikasikannya melalui media massa. Pengacara sang klien menyebut
bahwa SU telah melanggar kode etik profesi teknologi informasi. Benarkah demikian?

Kode etik profesi bidang teknologi informasi di Indonesia memang belum ada (yang tertulis).
Namun, kita bisa menerapkan kode etik yang dibuat oleh IEEE. IEEE telah membuat
semacam kode etik bagi anggotanya, sebagai berikut:

1. To accept responsibility in making decisions consistent with the safety, health and
welfare of the public, and to disclose promptly factors that might endanger the public or the
environment
Artinya setiap anggota bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan konsisten dengan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta segera mengungkapkan faktor-
faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan
2. To avoid real or perceived conflicts of interest whenever possible, and to disclose them to
affected parties when they do exist
Intinya ialah sebisa mungkin menghindari terjadinya konflik kepentingan dan meluruskan
mereka yang telah terpengaruh oleh konflik tersebut
3. To be honest and realistic in stating claims or estimates based on available data
Masih ingat dengan Pemilu 2009 kemarin? Betapa lamanya KPU memproses hasil
penghitungan suara. Pihak yang bertanggung jawab atas urusan TI KPU sebelumnya
menyatakan bahwa sistem yang mereka buat sudah teruji reliabilitasnya dan rekapitulasi
suara akan berjalan lancar. Nyatanya?
4. To reject bribery in all its forms
Sesuatu yang sangat langka di Indonesia, bukan hanya di bidang politiknya saja, di bidang
teknologi informasinya pun bisa dikatakan sedikit yang bisa melakukannya
5. To improve the understanding of technology, its appropriate application, and potential
consequences
Setiap saat meningkatkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan potensi
konsekuensi
6. To maintain and improve our technical competence and to undertake technological tasks
for others only if qualified by training or experience, or after full disclosure of pertinent
limitations
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi teknis dan teknologi untuk
melakukan tugas-tugas bagi orang lain hanya jika memenuhi syarat melalui pelatihan atau
pengalaman, atau setelah pengungkapan penuh keterbatasan bersangkutan;
7. To seek, accept, and offer honest criticism of technical work, to acknowledge and correct
errors, and to credit properly the contributions of others
Untuk mencari, menerima, jujur dan menawarkan kritik dari teknis pekerjaan, mengakui
dan memperbaiki kesalahan, dan memberikan kredit atas kontribusi orang lain
8. To treat fairly all persons regardless of such factors as race, religion, gender, disability,
age, or national origin
Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa memperhitungkan faktor-faktor seperti ras,
agama, jenis kelamin, cacat, usia, atau asal kebangsaan
9. To avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false or malicious
action
Menghindari melukai orang lain, milik mereka, reputasi, atau pekerjaan dengan tindakan
salah atau jahat.
10. To assist colleagues and co-workers in their professional development and to support
them in following this code of ethics
Saling membantu antar rekan kerja dalam pengembangan profesi mereka dan mendukung
mereka dalam mengikuti kode etik ini.
Andai SU merupakan anggota dari IEEE, maka dapat dikatakan ia jelas telah melanggar
kode etik organisasinya.
a. Etika Profesi TI Dikalangan Universitas
Privasi yang berlaku di lingkungan Universitas juga berlaku untuk bahan-bahan elektronik.
Standar yang sama tentang kebebasan intelektual dan akademik yang diberlakukan bagi
sivitas akademika dalam penggunaan media konvensional (berbasis cetak) juga berlaku
terhadap publikasi dalam bentuk media elektronik. Contoh bahan-bahan elektronik dan
media penerbitan tersebut termasuk, tetapi tidak terbatas pada, halaman Web (World Wide
Web), surat elektronik (e-mail), mailing lists (Listserv), dan Usenet News.
Kegunaan semua fasilitas yang tersedia sangat tergantung pada integritas penggunanya.
Semua fasilitas tersebut tidak boleh digunakan dengan cara-cara apapun yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia atau yang bertentangan
dengan lisensi, kontrak, atau peraturan-peraturan Universitas. Setiap individu bertanggung
jawab sendiri atas segala tindakannya dan segala kegiatan yang dilakukannya, termasuk
penggunaan akun (account) yang menjadi tanggung jawabnya.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia dan peraturan Universitas menyatakan bahwa
sejumlah kegiatan tertentu yang berkaitan dengan teknologi informasi dapat digolongkan
sebagai tindakan: pengabaian, pelanggaran perdata, atau pelanggaran pidana. Sivitas
akademika dan karyawan harus menyadari bahwa tindakan kriminal dapat dikenakan
kepada mereka apabila melanggar ketentuan ini. Contoh tindakan pelanggaran tersebut
adalah, tetapi tidak hanya terbatas pada, hal-hal sebagai berikut:
1. Menggunakan sumber daya teknologi informasi tanpa izin;
2. Memberitahu seseorang tentang password pribadi yang merupakan akun yang tidak
dapat dipindahkan-tangankan.
3. Melakukan akses dan/atau upaya mengakses berkas elektronik, disk, atau perangkat
jaringan selain milik sendiri tanpa izin yang sah;
4. Melakukan interferensi terhadap sistem teknologi informasi atau kegunaan lainnya dan
sistem tersebut, termasuk mengkonsumsi sumber daya dalam jumlah yang sangat besar
termasuk ruang penyimpanan data (disk storage), waktu pemrosesan, kapasitas jaringan,
dan lain-lain, atau secara sengaja menyebabkan terjadinya crash pada sistem komputer
melalui bomb mail, spam, merusak disk drive pada sebuah komputer PC milik Universitas,
dan lain-lain);
5. Menggunakan sumber daya Universitas sebagai sarana (lahan) untuk melakukan crack
(hack, break into) ke sistem lain secara tidak sah;
6. Mengirim pesan (message) yang mengandung ancaman atau bahan lainnya yang
termasuk kategori penghinaan;
7. Pencurian, termasuk melakukan duplikasi yang tidak sah (illegal) terhadap bahan-bahan
yang memiliki hak-cipta, atau penggandaan, penggunaan, atau pemilikan salinan (copy)
perangkat lunak atau data secara tidak sah;
8. Merusak berkas, jaringan, perangkat lunak atau peralatan;
9. Mengelabui identitas seseorang (forgery), plagiarisme, dan pelanggaran terhadap hak
cipta, paten, atau peraturan peraturan perundang-undangan tentang rahasia perusahaan;
10. Membuat dengan sengaja, mendistribusikan, atau menggunakan perangkat lunak yang
dirancang untuk maksud kejahatan untuk merusak atau menghancurkan data dan/atau
pelayanan komputer (virus, worms, mail bombs, dan lain-lain).
Universitas melarang penggunaan fasilitas yang disediakannya untuk dipergunakan dengan
tujuan untuk perolehan finansial secara pribadi yang tidak relevan dengan misi Universitas.
Contoh penggunaan seperti itu termasuk membuat kontrak komersial dan memberikan
pelayanan berbasis bayar antara lain seperti menyewakan perangkat teknologi informasi
termasuk bandwidth dan menyiapkan surat-surat resmi atau formulir-formulir resmi lain.
Semua layanan yang diberikan untuk tujuan apapun, yang menggunakan sebahagian dari
fasilitas sistem jaringan Universitas untuk memperoleh imbalan finansial secara pribadi
adalah dilarang.
Dalam semua kegiatan dimana terdapat perolehan finansial pribadi yang diperoleh selain
kompensasi yang diberikan oleh Universitas, maka kegiatan tersebut harus terlebih dahulu
memperoleh izin resmi dari Universitas.
Pelanggaran terhadap Kode Etik Teknologi Informasi ini akan diselesaikan melalui proses
disipliner (tata tertib) standar oleh otoritas disipliner yang sah sebagaimana diatur di dalam
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Universitas tentang disiplin mahasiswa, dosen
dan karyawan. PSI dapat mengambil tindakan yang bersifat segera untuk melindungi
keamanan data dan informasi, integritas sistem, dan keberlanjutan operasional sistem
jaringan.

Setiap mahasiswa, dosen, dan karyawan Universitas sebagai bagian dari komunitas
akademik dapat memberikan pandangan dan saran terhadap kode etik ini baik secara
individu maupun secara kolektif demi terselenggaranya pelayanan sistem informasi dan
sistem jaringan terpadu Universitas yang baik. PSI akan melakukan evaluasi, menampung
berbagai pandangan, dan merekomendasikan perubahan yang perlu dilakukan terhadap
kode etik ini sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

b. Kode Etik Seorang Profesional Teknologi Informasi ( TI )


Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-
norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien,
antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan
pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa)
misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus
ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinyadigunakan oleh kliennya atau
user; iadapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari
pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya(misalnya: hacker, cracker, dll).
c. Kode Etik Pengguna Internet
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan
masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya
usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran
hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan
internasional umumnya.
4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi
yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara atau bentuk
materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas
sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada
yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin
timbul karenanya.
7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.
d. Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah
membeli atau meminta ijin.
5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua
tanpa ijin.
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek
secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain untuk
mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan suatu
proyek.
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer
akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

e. Potensi-Potensi Kerugian Yang Disebabkan Pemanfaatan Teknologi


Informasi
1. Rasa ketakutan.
Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer, karena takut merusakkan, atau
takut kehilangan kontrol, atau secara umum takut menghadapi sesuatu yang baru, ketakutan
akan kehilangan data, atau harus diinstal ulang sistem program menjadikan pengguna
makin memiliki rasa ketakutan ini.
2. Keterasingan.
Pengguna komputer cenderung mengisolir dirinya, dengan kata lain menaiknya jumlah
waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolir.
3. Golongan miskin informasi dan minoritas.
Akses kepada sumberdaya juga terjadi ketidakseimbangan ditangan pemilik kekayaan dan
komunitas yang mapan.
4. Pentingnya individu.
Organisasi besar menjadi makin impersonal, sebab biaya untuk menangani kasus
khusus/pribadi satu persatu menjadi makin tinggi.
5. Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tak dapat ditangani.
Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu kompleks dan cepat berubah
sehingga sangat sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan. Tingkat
kompleksitas ini menjadi makin tinggi dan sulit ditangani, karena dengan makin tertutupnya
sistem serta makin besarnya ukuran sistem (sebagai contoh program MS Windows 2000
yang baru diluncurkan memiliki program sekitar 60 juta baris). Sehingga proses pengkajian
demi kepentingan publik banyak makin sulit dilakukan.
6. Makin rentannya organisasi.
Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan menjadi
lebih ringkih. Metoda seperti Third Party Testing haruslah makin dimanfaatkan.
7. Dilanggarnya privasi.
Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya
pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat.
8. Pengangguran dan pemindahan kerja.
Biasanya ketika suatu sistem otomasi diterapkan, produktivitas dan jumlah tempat
pekerjaan secara keseluruhan meningkat, akan tetapi beberapa jenis pekerjaan menjadi
makin kurang nilainya, atau bahkan dihilangkan.
9. Kurangnya tanggung jawab profesi.
Organisasi yang tak bermuka (hanya diperoleh kontak elektronik saja), mungkin
memberikan respon yang kurang personal, dan sering melemparkan tanggungjawab dari
permasalahan.
10. Kaburnya citra manusia.
Kehadiran terminal pintar (intelligent terminal), mesin pintar, dan sistem pakar telah
menghasilkan persepsi yang salah pada banyak orang.
f. Aspek-Aspek Tinjauan Pelanggaran Kode Etik Profesi IT
1. Aspek Teknologi
Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan
jahat. Contoh teknologi nuklir dapat memberikan sumber energi tetapi nuklir juga
enghancurkan kota hirosima.
Seperti halnya juga teknologi kumputer, orang yang sudah memiliki keahlian dibidang
computer bias membuat teknologi yang bermanfaat tetapi tidak jarang yang melakukan
kejahatan.
2. Aspek Hukum
Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan
maya antara lain masih menjadi perdebatan. Ada dua pandangan mengenai hal tersebut
antara lain:
1) Karakteristik aktifitas di internet yang bersifat lintas batas sehingga tidak lagi tunduk
pada batasan-batasan teritorial
2) system hukum tradisiomal (The Existing Law) yang justru bertumpu pada batasan-
batasan teritorial dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan
hukum yang muncul akibat aktifitas internet.
Dilema yang dihadapi oleh hukum tradisional dalam menghadapi fenomena-fenomena
cyberspace ini merupakan alasan utama perlunya membentuk satu regulasi yang cukup
akomodatif terhadap fenomena-fenomena baru yang muncul akibat pemanfaatan internet.
Aturan hukum yang akan dibentuk itu harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hukum
(the legal needs) para pihak yang terlibat di dalam transaksi-transaksi lewat internet.

Hukum harus diakui bahwa yang ada di Indonesia sering kali belum dapat menjangkau
penyelesaian kasus kejahatan computer. Untuk itu diperlukan jaksa yang memiliki wawasan
dan cara pandang yang luas mengenai cakupan teknologi yang melatar belakangi kasus
tersebut. Sementara hukum di Indonesia itu masih memiliki kemampuan yang terbatas
didalam penguasaan terhadap teknologi informasi.

3. Aspek Pendidikan
Dalam kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat
baik dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang hacker untuk
membagi hasil penelitiannya dengan cara menulis kode yang open source dan memberikan
fasilitas untuk mengakses informasi tersebut dan menggunakn peralatan pendukung apabila
memungkinkan. Disini kita bisa melihat adanya proses pembelajaran.
Yang menarik dalam dunia hacker yaitu terjadi strata-strata atau tingkatan yang diberikan
oleh komunitas hacker kepada seseorang karena kepiawaiannya bukan karena umur atau
senioritasnya.

Untuk memperoleh pengakuan atau derajat seorang hacker mampu membuat program
untuk ekploit kelemahan system menulis tutorial/ artikel aktif diskusi di mailing list atau
membuat situs web, dsb.

4. Aspek Ekonomi
Untuk merespon perkembangan di Amerika Serikat sebagai pioneer dalam pemanfaatan
internet telah mengubah paradigma ekonominya yaitu paradigma ekonomi berbasis jasa
(From a manufacturing based economy to service – based economy). Akan tetapi
pemanfaatan tknologi yang tidak baik (adanya kejahatan didunia maya) bisa mengakibatkan
kerugian ekonomi yang tidak sedikit.
5. Aspek Sosial Budaya
Akibat yang sangat nyata adanya cyber crime terhadap kehidupan sosial budaya di Indonesia
adalah ditolaknya setiap transaksi di internet dengan menggunakan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perbankan Indonesia. Masyarakat dunia telah tidak percaya lagi
dikarenakan banyak kasus credit card PRAUD yang dilakukan oleh netter asal Indonesia.
g. Isu-isu Pokok dalam Etika Teknologi Informasi
1. Cyber Crime
Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan menggunakan
komputer sebagai basis teknologinya.
 Hacker : seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal
 Cracker : seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal dan memiliki
niat buruk
 Script Kiddie : serupa dengan cracker tetapi tidak memilki keahlian teknis
 CyberTerrorist : seseorang yang menggunakan jaringan / internet untuk merusak
dan menghancurkan komputer / jaringan tersebut untuk alasan politis.
Contoh pekerjaan yang biasa dihasilkan dari para cyber crime ini adalah berkenaan dengan
keamanan, yaitu :

• Malware
Virus : program yang bertujuan untuk mengubah cara bekerja komputer tanpa seizin
pengguna
Worm : program-program yang menggandakan dirinya secara berulang-ulang di komputer
sehingga menghabiskan sumber daya
Trojan : program / sesuatu yang menyerupai program yang bersembunyi di dalam program
komputer kita.
• Denial Of Service Attack
Merupakan serangan yang bertujuan untuk akses komputer pada layanan web atau email.
Pelaku akan mengirimkan data yang tak bermanfaat secara berulang-ulang sehingga
jaringan akan memblok pengunjung lainnya.
BackDoor : program yang memungkinkan pengguna tak terotorisasi bisa masuk ke komputer
tertentu.
Spoofing : teknik untuk memalsukan alamat IP komputer sehingga dipercaya oleh jaringan.
• Penggunaan Tak Terotorisasi
Merupakan penggunaan komputer atau data-data di dalamnya untuk aktivitas illegal atau
tanpa persetujuan
• Phishing / pharming
Merupakan trik yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan informasi rahasia.
Jika phishing menggunakan email, maka pharming langsung menuju ke web tertentu.
• Spam
Email yang tidak diinginkan yang dikirim ke banyak penerima sekaligus.
• Spyware
Program yang terpasang untuk mengirimkan informasi pengguna ke pihak lain.
2. Cyber Ethic
Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti terdapat interaksi
antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari, maka dibutuhkan adanya etika dalam
penggunaan internet tersebut.
3. Pelanggaran Hak Cipta
Merupakan masalah tentang pengakuan hak cipta dan kekayaan intelektual, dengan kasus
seperti pembajakan, cracking, illegal software. Berdasarkan laporan Bussiness Software
Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC) dalam Annual Global Software
Piracy 2007, dikatakan Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan
tingkat pembajakan software.
4. Tanggung Jawab Profesi TI
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling
menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika)
semenjak tahun 1974.

h. Etika Teknologi Informasi dalam Undang-undang


Dikarenakan banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal diatas, maka dibuatlah
undang-undang sebagai dasar hukum atas segala kejahatan dan pelanggaran yang terjadi.
Undang-undang yang mengatur tentang Teknologi Informasi ini diantaranya adalah :
• UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor 19 tahun
2002 yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya diantaranya mengatur
tentang hak cipta.
• UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah disahkan
dengan nomor 11 tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang :
Pornografi di Internet
Transaksi di Internet
Etika penggunaan Internet
Referensi :
 http://lompatlebihtinggi.wordpress.com/category/etika-ti/
 http://fe.usu.ac.id/files/Kode%20Etik%20USU/kode_etik_TI.pdf
 http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/aspek-aspek-tinjauan-pelanggaran-
kode-etik-profesi-it/
 http://ftumj.ac.id/upload/kode_etik_profesi.pdf
 http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/
 http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/E-Library/e-book/VIDEO%20AND
%20ANIMATION/
 www.pdf-search-engine.com/etika-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-
pdf.html
 http://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2008/12/keamanan-dan-etika-dalam-teknologi-
informasi.pdf
 http://www.scribd.com/doc/9276353/Bab11-Etika-Hukum-Ti
 http://www.scribd.com/doc/16342432/Etika-Dan-Moral-Dalam-Tik2
 http://webdosen.bl.ac.id/dosen/020004/diktat/etika/Etika%20Profesi
%20%26%20BP_cetak.pdf
 http://areyati.files.wordpress.com/2009/05/tugas.pdf
 http://www.geocities.com/imamindrap/articles/hak_cipta.html
 http://www.antara.co.id/view/?i=1236687039&c=TEK&s=

f. Isu-isu Pokok dalam Etika Teknologi Informasi


1.Cyber Crime
Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan
menggunakan komputer sebagai basis teknologinya.
Hacker: seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal
Cracker: seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal dan
memiliki niat buruk
Script Kiddie: serupa dengan cracker tetapi tidak memilki keahlian teknis
CyberTerrorist: seseorang yang menggunakan jaringan / internet untuk merusak
dan menghancurkan komputer / jaringan tersebut untuk alasan politis.
Contoh pekerjaan yang biasa dihasilkan dari para cyber crime ini adalah
berkenaan dengan keamanan, yaitu :
•Malware
Virus: program yang bertujuan untuk mengubah cara bekerja komputer
tanpa seizin pengguna
Worm: program-program yang menggandakan dirinya secara berulang-
ulang di komputer sehingga menghabiskan sumber daya
Trojan: program / sesuatu yang menyerupai program yang bersembunyi di
dalam program komputer kita.
•Denial Of Service Attack
Merupakan serangan yang bertujuan untuk akses komputer pada layanan
web atau email. Pelaku akan mengirimkan data yang tak bermanfaat secara
berulang-ulang sehingga jaringan akan memblok pengunjung lainnya.
BackDoor: program yang memungkinkan pengguna tak terotorisasi bisa
masuk ke komputer tertentu.
Spoofing: teknik untuk memalsukan alamat IP komputer sehingga dipercaya
oleh jaringan.
•Penggunaan Tak Terotorisasi
Merupakan penggunaan komputer atau data-data di dalamnya untuk
aktivitas illegal atau tanpa persetujuan
•Phishing / pharming
Merupakan trik yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan
informasi rahasia. Jika phishing menggunakan email, maka pharming
langsung menuju ke web tertentu.
•Spam
Email yang tidak diinginkan yang dikirim ke banyak penerima sekaligus.
•Spyware
Program yang terpasang untuk mengirimkan informasi pengguna ke pihak
lain.
2.Cyber Ethic
Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti terdapat
interaksi antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari, maka dibutuhkan
adanya etika dalam penggunaan internet tersebut.
3.Pelanggaran Hak Cipta
Merupakan masalah tentang pengakuan hak cipta dan kekayaan intelektual,
dengan kasus seperti pembajakan, cracking, illegal software. Berdasarkan laporan
Bussiness Software Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC)
dalam Annual Global Software Piracy 2007, dikatakan Indonesia menempati
posisi 12 sebagai negara terbesar dengan tingkat pembajakan software.
4.Tanggung Jawab Profesi TI
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan
saling menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer &
Informatika) semenjak tahun 1974.
g.Etika Teknologi Informasi dalam Undang-undang
Dikarenakan banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal diatas, maka
dibuatlah undang-undang sebagai dasar hukum atas segala kejahatan dan
pelanggaran yang terjadi. Undang-undang yang mengatur tentang Teknologi
Informasi ini diantaranya adalah :
•UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta)yang sudah disahkan dengan nomor 19
tahun 2002 yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya
diantaranya mengatur tentang hak cipta.
•UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik)yang sudah
disahkan dengan nomor 11 tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang :
Pornografi di Internet
Transaksi di Internet
Etika penggunaan Internet
http://yogapw.wordpress.com/2009/10/29/c-etika-profesi-dalam-dunia-teknologi-
informasi/
Referensi :
 http://lompatlebihtinggi.wordpress.com/category/etika-ti/
 http://fe.usu.ac.id/files/Kode%20Etik%20USU/kode_etik_TI.pdf
 http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/aspek-aspek-tinjauan-pelanggaran-
kode-etik-profesi-it/
 http://ftumj.ac.id/upload/kode_etik_profesi.pdf
 http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/
 http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/E-Library/e-book/VIDEO%20AND
%20ANIMATION/
 www.pdf-search-engine.com/etika-dalam-penggunaan-teknologi-informasi-
pdf.html
 http://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2008/12/keamanan-dan-etika-dalam-teknologi-
informasi.pdf
 http://www.scribd.com/doc/9276353/Bab11-Etika-Hukum-Ti
 http://www.scribd.com/doc/16342432/Etika-Dan-Moral-Dalam-Tik2
 http://webdosen.bl.ac.id/dosen/020004/diktat/etika/Etika%20Profesi
%20%26%20BP_cetak.pdf
 http://areyati.files.wordpress.com/2009/05/tugas.pdf
 http://www.geocities.com/imamindrap/articles/hak_cipta.html
 http://www.antara.co.id/view/?i=1236687039&c=TEK&s=

ETIKA PROFESI BIDANG Teknologi Informasi dan Komunikasi

A. Resume

1. Tindakan Kriminal di bidang TIK


o Pengrusakan atau tindak kekerasan terhadap website
o Tidak mengakui penyerangan yang dilakukan
terhadap websites danonline services
o Pencurian data pelanggan
o Pencurian electronic intellectual property
o Pencurian melalui Internet dan jasa telepon
o Sabotase data atau jaringan
o Pelanggaran terhadap sistem finansial dan keamanan on-line
o Pembobolan, intersepsi ilegal dan pencurian ID
o Pelanggaran terhadap sistem pembayaran melalui kartu dan transfer
dana secara elektronik
o Pornografi /Pornografi anak; cyber-stalking
o Judi /taruhan secara on-line
o Spionase komersial/korporasi
o Persekongkolan dan komunikasi konspirasi kriminal
o Penggangguan terhadap jasa jaringan-jaringan penting atau esensial

2. Etika
Apa yang dimaksud etika?
o Kode
o Sekumpulan prinsip-prinsip
o Mengenai benar dan salah
o Digunakan dalam penilaian atau tindakan/perilaku
Orang-orang umumnya bersifat etis hampir di setiap waktu
Digunakan dalam berpikir kritis, baik secara sadar atau tidak sadar

3. Pengertian etika
o Etika adalah tujuan dari kehidupan yang lebih baik dengan dan untuk
orang lain, dalam lembaga yang bersangkutan (Paul Ricour)
o Teori yang menyediakan aturan atau prinsip-prinsip umum yang
digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan moral dan, tidak
seperti lembaga pada umumnya, menyediakan justifikasi bagi aturan-
aturan tersebut (Deborah Johnson).

4. Karakteristik Etika
o Kehidupan, kehidupan bersama
o Bersifat sosial, kolektif
o Mencakup aspek-aspek solidaritas, seperti budaya, kebudayaan, dan
tradisi (yang bersifat relatif dan tergantung pada komunitas ybs)

5. Etika Versus Moral


o Etika merupakan categorical imperative – tindakan seseorang
dikategorikan baik atau buruk berdasarkan nilai-nilai komunitas .
o Moral atau moralitas merupakan hypothetical imperative – tindakan
seseorang ditentukan oleh hipotesis yang mendorong dirinya melakukan
suatu tindakan

6. Moral atau Moralitas


o Mencakup serangkaian prinsip-prinsip penilaian dan tindakan yang
tertanam dalam kesadaran diri yang dilandasi oleh pengetahuan tentang
apa yang dianggap “baik”
o Cenderung berada di dalam domain norma, baik yang sifatnya teoritis
maupun universal, yang tertanam di dalam kesadaran yang dapat
menunjukkan integritas “seseorang”
o Merupakan bagian dari otonomi seseorang dibanding dimensi solidaritas

7. Indikator Profesi (Benveniste, G. (1987) Professionalizing the


Organization)
o Aplikasi ketrampilan berdasarkan pengetahuan khusus
o Persyaratan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjut atau “advanced”
o Ujian formal kompetensi dan admisi yang terkontrol
o Keberadaan asosiasi profesi
o Keberadaan pedoman perilaku (code of conduct) atau etika
o Keberadaan komitmen atau tuntutan atau rasa tanggungjawab untuk
melayani publik.

8. Indikator Profesionaliseme
o Terlatih dengan baik (well-trained)
o Sangat berkualitas
o Mampu bekerja keras dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan clients
o Dapat dipercaya (sesuai dengan gelar yang dimiliki)

9. Istilah lain dari Kode Etik Profesi


o Code of conduct
o Code of ethics
o Guidelines
o Charter
o Code of professional conduct

10. Fungsi Kode Etik Profesi


1. Membantu anggota profesi untuk mengevaluasi tindakan alternatif dan
membuat pilihan-pilihan yang lebih baik.
2. Mendidik anggota profesi baru melalui sharing pengalaman,
pengetahuan, dan nilai-nilai
3. Memonitor profesi dengan menunjukkan perilaku mana yang etis dan
tidak etis
4. Membantu anggota profesi dalam menghadapi tekanan dari pihak lain
– clients, pemerintah, dsb.
5. Membantu lembaga-lembaga legislatif, administratif, dan judicialdengan
menunjukkan basis penyelesaian masalah diantara anggota profesi atau
antara anggota profesi dengan pihak lain
6. Sebagai acuan evaluasi publik
7. Meningkatkan reputasi profesi dan kepercayaan publik serta mencegah
terjadinya bias dalam tindakan-tindakan anggota profesi
8. Fungsi-fungsi lainnya

11. Komponen Lembaga Profesional


1. Kode Etik
2. Bidang umum pengetahuan
3. Proses sertifikasi
4. Standard kerja profesional

Let’s view these components as if they were legs. Imagine yourself standing
on the table you’re sitting at. Remove any one of the table legs, and the table would
quickly collapse.
Think of a professional body (any professional body, not just ISACA) as resting
upon these four supporting components. Remove any one component, and the
profession would experience the same collapse.
What are these four components?
o Code of ethics to define what is expected of members.
o Body of knowledge which is common to all of the members (e.g. law,
medicine, auditing, etc.).
o Means of indicating to the outside world which people are accredited by the
organization – the CISA, in our case and finally,
o Bodies that wish to be regarded as a profession define or adopt standards by
which the quality of a member’s work may be judged.

12. Kode etik profesi bidang TIK


Professional ethics concerns:
o One’s conduct of behaviour and practice while doing professional work,
o Relations with peers in the work place,
o Conduct of duties towards the employer,
o Obligations towards the customer,
o Responsibility for the future of the profession at large.
o Responsibility for the wellbeing of the society at large.

13. IEEE Code of Ethics (IEEE CoE 2006)


We, the members of the IEEE, in recognition of the importance of our
technologies in affecting the quality of life throughout the world, and in accepting
a personal obligation to our profession, its members and the communities we
serve, do hereby commit ourselves to the highest ethical and professional
conduct and agree:
o To accept responsibility in making decisions consistent with the safety,
health and welfare of the public, and to disclose promptly factors that
might endanger the public or the environment;
o To avoid real or perceived conflicts of interest whenever possible, and to
disclose them to affected parties when they do exist;
o To be honest and realistic in stating claims or estimates based on available
data;
o To reject bribery in all its forms;
o To improve the understanding of technology, its appropriate application,
and potential consequences;
o To maintain and improve our technical competence and to undertake
technological tasks for others only if qualified by training or experience, or
after full disclosure of pertinent limitations;
o To seek, accept, and offer honest criticism of technical work, to
acknowledge and correct errors, and to credit properly the contributions of
others;
o To treat fairly all persons regardless of such factors as race, religion,
gender, disability, age, or national origin;
o To avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false
or malicious action;
o to assist colleagues and co-workers in their professional development and
to support them in following this code of ethics.
14. ACM Code of Ethics
ACM enacted in 1972:
o Code of Professional Conduct, and,
o Procedures for its Enforcement.
It consisted of the following five canons, each of which was further stipulated in
terms of Ethical Considerations and Disciplinary Rules:
o An ACM member shall act at all times with integrity.
o An ACM member should strive to increase his competence and the
competence and prestige of the profession.
o An ACM member shall accept responsibility for his work.
o An ACM member shall act with professional responsibility.
o An ACM member should use his special knowledge and skills for the
advancement of human welfare.
ACM Code of Ethics and Professional Conduct was adopted by ACM Council
in 1992 as a major overhaul of the earlier code.
It consists of a Preamble and four sections:
o General Moral Imperatives
o More Specific Professional Responsibilities
o Organizational Leadership Imperatives
o Compliance with the Code

15. General Moral Imperatives


As an ACM member I will ….
1.1. Contribute to society and human well-being.
1.2. Avoid harm to others.
1.3. Be honest and trustworthy.
1.4. Be fair and take action not to discriminate.
1.5. Honor property rights including copyrights and patent.
1.6. Give proper credit for intellectual property.
1.7. Respect the privacy of others.
1.8. Honor confidentiality.

16. More Specific Professional Responsibilities


As an ACM computing professional I will ….

2.1. Strive to achieve the highest quality, effectiveness and dignity in both
the process and products of professional work.
2.2. Acquire and maintain professional competence.
2.3. Know and respect existing laws pertaining to professional work.
2.4. Accept and provide appropriate professional review.
2.5. Give comprehensive and thorough evaluations of computer systems
and their impacts, including analysis of possible risks.
2.6. Honor contracts, agreements, and assigned responsibilities.
2.7. Improve public understanding of computing and its consequences.
2.8. Access computing and communication resources only when authorized
to do so.
17. Organizational Leadership Imperatives
As an ACM member and an organizational leader, I will ….
3.1. Articulate social responsibilities of members of an organizational unit and
encourage full acceptance of those responsibilities.
3.2. Manage personnel and resources to design and build information systems
that enhance the quality of working life.
3.3. Acknowledge and support proper and authorized uses of an organization’s
computing and communication resources.
3.4. Ensure that users and those who will be affected by a system have their
needs clearly articulated during the assessment and design of requirements;
later the system must be validated to meet requirements.
3.5. Articulate and support policies that protect the dignity of users and others
affected by a computing system.
3.6. Create opportunities for members of the organization to learn the
principles and limitations of computer systems.

18. Compliance with the Code


As an ACM member I will ….
4.1. Uphold and promote the principles of this Code.
4.2. Treat violations of this code as inconsistent with membership in the ACM.

19. BluePrint Pengembangan SDM TIK Bidang Kominfo

20. SDM Bidang TIK


Add comment Juni 13, 2008

Etika Mempengaruhi Kelompok


Menurut Garner dalam bukunya yang berjudul ”Five Minds for the future”, kecerdasan digolongkan dalam 5
Kelompok seperti berikut ini:
1. Disiplin Mind
Seseorang yang didalam pikirannya mempunyai satu disiplin sendiri atau pola atau pattern dalam
melakukan suatu tindakan.
2. Sintesisin Mind
Orang yang menggabungkan berberapa disiplin ilmu (bidang profesi)(ide-ide) dan membentuk suatu kreasi
baru dan menjadi kesatuan yang utuh dan mengkomunikasikannya kepada orang lain misalnya orang yang
menggabungkan Ilmu ekonomi dan ilmu hukum.
3. Creative Mind
Orang yang memiliki kemampuan untuk menyingkapkan, memperjelas masalah-masalah, pertanyaan dan
fenomena baru.
Pikiran kreatif sering dimiliki oleh sebuah proses yang panjang. yang seringkali dihasilkan oleh indivisu-
individu yang selalu mempertanyaan kemandekan , mencari pemecahaan cara baru, mendobrak dan
membongkar tatanan lama. Mencari phenomena baru. Yang kadang nampak kurang waras bagi sebuah
masyarakat dengan tatatan berpikir mapan. Mempertanyakan memang merupakan sebuah proses menuju
sebuah pembentukan benih-benih kreatifitas.
4. Respectful Mind
Orang yang memiliki kesadaran dan kemampuan menghargai perbedaan diantara sesama umat manusia
dan kelompok. Menghargai keberagamam pikiran. menghargai keberagaman ide-ide. Menerima
kemungkinan orang lan untuk salah.
5. Ethical Mind
Yakni orang yang mampu memenuhi suatu tanggung jawab sebagai pekerja dan warga negara. Menurut
Garner kecerdasaan ini kecerdasaan yang paling tinggi. Untuk bisa mempunyai ethical mind orang itu harus
cerdas sekali, yaitu bisa melihat kebutuhan diluar dirinya. Menghargai orang lain dan tidak menerobos demi
kepentingan diri sendiri.
Pikiran yang memiliki Etika ( Ethical Mind ) adalah pikiran yang paling menentukan gerak kebudayaan. Di
sinilah akan di uji sejauh mana hasil proses disiplin yang bisa melakukan sintesa dan membangkitkan
proses kreatif dapat menghargai orang lain, menghargai masyarakat dengan didasari oleh pikiran yang
beretika.
Etika yang dibicarakan disini adalah etik autonom yaitu sebuah nilai Etik yang bersumber dari dalam individu
itu sendiri.
Dari klasifikasi yang dibuat Garner, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan dikatakan cerdas jika
mempunyai etika. Jika kita sudah berpendidikan dan menguasai banyak ilmu pengetahuan tapi tanpa
memiliki etika dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki maka hal ini tidak akan
menyepurhahkan keberhasilan yang kita lakukan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan orang melanggar etika, diantaranya yaitu keinginan untuk
memenangkan kompetisi dengan sangat berlebihan tanpa memerhatikan akan menyinggung orang lain atau
sampai melanggar norma-norma yang ada di masyarakat. Misalnya seorang supir taxi dalam usahnya
mencari pendapatan dan mencapai target, memperlakukan penumpang dengan semena-mena. Seperti
menghalalkan berbagai cara tanpa memperhatikan kenyamanan dan kesopanan. Karena menerapkan cara-
cara mencari penumpang dengan memaksa atau memberikan harga yang tidak sepantasnya. Hal ini tentu
akan bahkan menimbulkan ketakutan bagi penumpang. Mengakibatkan para penumpang takut dan tidak
akan pernah mau menaiki taxi tersebut. Jika diteliti lebih jauh perilaku yang tidak menggunakan etika ini
menimbulkan berdampak buruk bagi si supir taxsi itu sendiri. Karena kalau penumpang itu sudah takut
untuk menaiki taxinya maka otomatis tujuan utama yang ingin dicapai oleh supir taxi seperti mencapai target
dan memperoleh pendapatan tidak akan terpenuhi.
Untuk itu ada baiknya dalam menjalankan taxinya supir taxi itu menerapkan etika pribadi dengan bersikap
sopan kepada penumpang dan memberi harga dengan sewajarnya. Hal ini akan menimbulkan efek berturut-
turt bagi si supir taxi, yaitu pendapat akan meningkat dan tercapainya target. Efek bagi penumpang,
penumpang akan merasa nyaman menaiki taxinya dan untuk kedepannya akan percaya dan terus
menggunakan jasa taxi tersebut, bahkan bagi perusahaan tempat supir taxi ini bernaung akan menimbulkan
efek yang sangat besar seperti menonjolkan image perusahaan yang dapat dipercaya masyarakat dan
sudah pasti masyarakta memilih untuk menggunakan perusahaan taxi tersebut dari pada taxi lain.
Dari hasil penjabaran diatas terbukti kalau anggapan bahwa etika bertolak belakang dengan tujuan bisnis
adalah keliru karena dengan menjalankan etika dengan benar justru akan menunjang jalannya bisnis.
Salah satu tolak ukur yang bisa kita jadikan pedoman dalam mengukur sejauh mana kita telah mampu
menjalankan etika dengan benar yaitu dengan menanyakan pada hati nurani kita ”Bayangkanlah
bagaimana jadinya dunia ini jika semua orang di dunia ini mempunyai etika seperti saya ?”

Hubungan etika dengan jabatan CIO


Saat ini adalah kelas angkatan pertama CIO, disinilah ditentukan apakah jabatan CIO ini memberi dampak
yang baik dan terhormat bagi jabatan CIO atau tidak. Untuk itu penting sekali diterapkan etika bagi para
mahasiwa angkatan pertama ini. Hal ini kemudian akan membentuk image bagi jabatan CIO selanjutnya
dalam masyarakaat.
Referensi
[1] Kuliah Pak Armien Z Langi
[2] http://pohonkatakata.blogspot.com/2007/07/five-minds-for-future.html

Add comment Juni 5, 2008


Suatu Catatan Tentang Etika
Sehubungan pembicara “mangaku” sebagai rekayasawan atau engineer, electrical engineer,
mencoba menyampaikan beberapa catatan tentang Etika dalam Rekayasa.
Engineers shall hold paramount the safety, health and welfare of the public in the performance of their
professional duties.
Perhatikan implikasi kembar dari teknologi: Menciptakan manfaat dan menciptakan beberapa tantangan
masalah baru yang berkaitan dengan moral.
Etika dilibatkan dalam rekayasa untuk memberikan apresiasi positif yang berguna dalam
memperkaya/meningkatkan kehidupan manusia.
THE FUNDAMENTAL PRINCIPLES CODE ETHICS OF ENGINEERS
Engineers uphold and advance the integrity, honor and dignity of the engineering profession by:
I. using their knowledge and skill for the enhancement of human welfare;
II. being honest and impartial, and serving with fidelity the public, their employees and clients;
III. striving to increase the competence and prestige of the engineering profession, and
IV. supporting the professional and technical societies of their disciplines
Yang berkaitan dengan etika rekayasa, ketrampilan tersebut antara lain sbb.
1. Moral awareness; proficiency in recognizing moral problems and issues in engineering
2. Cogent moral reasoning: comprehending, clarifying, and assessing arguments on opposing sides of moral
issues.
3. Moral coherence: forming consistent and comprehensive viewpoints based upon a consideration of
relevant facts.
4. Moral imagination: discerning alternative responses to moral issues and receptivity to create solutions for
practical difficulties.
5. Moral communication: precision in the use of a common ethical language, a skill needed to express and
support one’s moral views adequately to others.
6. Moral reasonableness: the willingness and ability to be morally reasonable.
7. Respect for persons: genuine concern for the well-being of others as well as oneself
8. Tolerance of diversity: within a broad range, respect for ethnic and religious differences, and acceptance
of reasonable differences in moral perspectives
9. Moral hope: enriched appreciation of the possibilities of using rational dialogue in resolving moral conflicts
10. Integrity: maintaining moral integrity, and integrating one’s professional life and personal convictions
Pengertian ETIKA
Menurut “Kamus Filsafat”, Tim Penulis Rosda, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, ethics (bhs Yunani,
ethicos, dari ethos, penggunaan, karakter, kebiasaan, kecenderungan, sikap)
1. Analisis konsep-konsep seperti harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung
jawab, dll.
2. Pencarian ke dalam waktak moralitas atau tindakan-tindakan moral.
3. Pencarian kehidupan yan baik secara moral.
Menurut R.S.Downie, dalam Roles and Values, 1971,
One. “etika” dapat dipergunakan sebagai sinomim “moralitas”, suatu tanda suatu macam seseorang yang
superior.
Two. “etika” dapat dipergunakan dengan arti “moralitas” dengan tambahan implikasi, bukan moralitas
seksual. Seperti skandal politik dapat disebut imoral.
Three. “etika” dipergunakan dengan merujuk kepada “kode hubungan” atau “code of conduct” yang terdiri
atas bagian dari aturan moral sehari-hari, bagian dari “etiquette”, bagian dari hubungan profesional atau
aturan hubungan profesional, mislanya kode etik kedoteran.
Four. “etika” merujuk kepada studi filasafat moral, “filsafat moral”; terdapat juga dalam buku “The Principles
of Ethics” dan juga dalam ungkapan etika sosial.

Kode etik minimal mempunyai delapan peran:


1) Melayani dan memproteksi masyarakat
2) Memberikan bimbingan
3) Menawarkan inspirasi
4) Mengembangkan standars-standard bersama
5) Mendukung tanggungjawab professional
6) Kontrubusi kepada pendidikan
7) Menghalangi pekerjaan yang salah
8) Memperkuat citra profesional.

Menurut Poppel,1987,
“I believe the world is going through a fundamental change. We are migrating from an economic built on the
foundation of the petrochemical industrial revolution to a new and different economy in which the building
block are computers, communications, and the media – what is call information technology (IT)”.
Menurut Terry cs.,1999, manajemen didefinisikan sbb.
“Management is a distinct process consisting of activities of planning, organizing, actuating, and controlling,
performed to determine and accomplish stated objectives with the use of human being and other resources.
The other resources are materials, machines, methods, money, and market”.
Sedangkan menurut Jones cs. 2000,
“Resources are asset such as people, machinery, raw materials, information, skill, and financial capital”.
Makna singkatan ICT
1. Information Communication and Telecommunication
2. Information Computing Technology
3. Information, Computer and Telecommunication
4. Information and Communication Technology (TIK = Teknologi Informasi dan Komunikasi): (a) Infrastruktur
TIK, (b) Backbone Nasional, (c) Broadband Wireless Access, (d) Braodband Wired Access, (e) Infra-
struktur Pedesaan, (f) Konvergensi Infrastruktur (eII) Forum IV-2008.
Like Wilajdjo dalam “Bioetika dan Etika Bidang Informasi dan Pangan”, bioetika merupakan bagian dari
etika, dan etika dapat dilihat sebagai pergumulan nurani untuk mencapai keputusan dan sikap yang
menentukan tindakan. Pergumulan ini menggunakan nilai-nilai atau norma-norma yang lazim diterima
sebagai pegangan. Dalam pengertian ini etika bersifat normatif, dan kurang-lebih konvensional.
Franz Magnis-Suseno, menyatakan etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia
menjawab suatu pertanyaan yang amat fundametal:
“Bagaimana saya harus hidup dan bertindak?”
Selanjutnya menyatakan bahwa etika buka suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan
merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran, jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di
tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika, melainkan ajaran moral.
Etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral, atau bagaimana kita dapat mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.
Berbeda dengan ajaran moral, etika tidak mempunyai pretensi untuk secara langsung dapat membuat
manusia lebih baik. Setiap orang perlu bermoralitas – manusia yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha
Kuasa -, tetapi tidak setiap orang perlu beretika.
Etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, yang dihasilkan secara langsung bukalah kebaikan,
melainkan suatu penertian yang lebih mendasar dan kritis.Mengapa pengertian ini dicari?
Bahwa etika mau menyediakan orientasi; meskipun tidak setiap orang memerlukan orientasi – tanpa etika
ilmiahpun, umumnya orang dengan sendirinya sedikti beretika – , yang diperlukan adalah suatu orientasi
kritis di bidang moral, dan minimal ada empat alasan mengapa etika disaat ini perlu ditingkatkan [Magnis-
Suseno, 1987].
1st. Kita hidup di masyarakat yang bertamabah pluralistik, juga dalam bidang moralitas, bermacam-macam
suku dengan berbeda-beda agama, sehingga tatanan normatif sudah tidak ada lagi, karena kita berhadapan
dengan pandangan moral yang banyak dan ada yang saling bertentangan dan selalu mengajukan klaim
kepada kita. Dengan demikan timbul pertanyaan yang mana yang mau diikuti; dulu orang tua kita juga
memberikan beberapa pandangan moral, juga dari kalangan media masa.
2nd. Disaat ini sedang terjadi transformasi masyarakat yang sangat intent – teknologi digital dan kemudian
nanoteknologi – dan perubahan ini merupakan perubahan dalam semua perikehidupan, terutama
gelombang modernisasi dan dapat dirasakan dan dilihat gelombang modernisasi merambah keseluruh
pelosok tanah air. Sedang terjadi perubahan dan juga perbahan cara berpikir secara radikal – terlihat dalam
tayangan media masa selalu terjadi unjuk rasa -. Rasinalisme, individualisme, nasonalisme/kedaerahan –
dengan banyak pemekaran daerah – , sekulerisma, materialisme, kepercayaan akan kemajuan,
konsumerisme, plurarisme religius, yang juga disertai “pendidikan modern ”, kesemuanya secara hakiki
mengubah lingkungan budaya dan rohani. Dalam proses transfomrai ekonomi, sosial, politik. Budaya
intelektualn nilai budaya yang tradisional banyak yang ditentang, dalam hal ini etika mencoba membantu
agar kita jangan sampai kehilangan orientasi; dapat membedakan antara apa yang hakiki dan apa yang
dapat berubah, sehingga tetap sanggup mengambil sikap-sikap yang dapat dipertanggungjawabkan.
3rd. Disaat ini dapat dilihat dan jangan heran bahwa keadaan serta proses perubahan sosial, budaya dan
moral dipergunakan oleh beberapa pihak untuk memancing di air keruh. Yang jelas mereka banyak yang
menawarkan ideologi-ideologi sebagai penyelamat. Etika kiranya dapat membuat kita sanggup untuk
menghadapi ideologi-ideologi dengan kritis dan objektif serta untuk membentuk penilian sendiri, agar kita
tidak terlalu mudah terpancing. Dengan demikian etika juga membantu agar kita jangan naif atau ekstrim,
jangan sampai cepat “memeluk” segala pandangan yang baru, tetapi juga jangan menolak nilai-nilai yang
hanya karena baru dan belum terbiasa.
4th. Etika juga kiranya diperlukan oleh para agamawan, salah satu manfaatnya adalah dapat menemukan
dasar-dasar kemantapan dalam iman kepercayaan mereka dan dilain pihak dapat sekaligus berpartisipasi
tanpa merasa takut serta tidak perlu menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang
sedang dan selau berubah.

Kebebasan
kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.
Kebebasan manusia, sekaligus mengandung pembatasan oleh niat atau kehendak manusia lain. Sesuai
dengan adanya pembatasan ini, yaitu apakah kebebasan yang dibatasi oleh kebebasan jasmani, rohani
atau kebebasan normatif; dibedakan pembatasan yang bersifat paksaan (fisik), tekanan (psikis) dan
pewajiban dan larangan. Kebebasan ini disebut kebebasan sosial.
Opini
Kali ini topic yang dibicarakan adalah etika, etika yang disebutkan disini adalah etika pribadi. Sebagai
seorang pribadi dan yang telah dibekali ilmu dan berpendidikan tinggi seharusnyalah memiliki etika dalam
menjalankan hidupnya. Selain perlunya menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari juga diharapkan
seseorang itu memiliki etika dalam menjalankan profesinya.
Etika yang dimiliki seseorang akan berpengaruh terhadap image atua gambaran diri yang dimiliki oleh
seseorang. Misalkan seorang memiliki etika yang baik akan dihargai orang dan orang akan lebih hormat
kepadanya, karena respon yang diterima dari pihak luar akan disesuaikan dengan etika yang adalam diri
seseorang.
Etika yang dimiliki seseorang akan berpengaruh terhadap image kelompok yang dimasukinya, misalnya
dalam suatu kelompok yang mengagungkan kejahatan, seseorang yang melakukan kejahatan yang lebih
jahat akan lebih dihargai. Lama-kelamaan image yang terbentuk dalam kelompok tersebut itu adalah image
kejahatan. Orang akan menganggap kelompok itu adalah kelompok orang-orang jahat yang menakutkan
dan dihindari orang-orang.
Etika yang dimiliki orang-orang berbeda antar satu dan lainnya, hal ini disebabkan oleh berbeda-bedanya
budya yang dimiliki oleh orang tersebut.
Dalam bersikap sering kali orang dipengaruhi oleh etika yang dianutnya, misalnya orang yang dari kecil
tidak diajarkan bagaimana harus hormat terhadap orang yang lebih tua, dalam tidakannya juga dia akan
beretika kepada orang yang lebih tua dengan tidak menaruh hormat.
Sehingga dirasakan perlu untuk menerpakan etika yang baik didalam diri kita untuk memberi image yang
baik didalam masyarakat.
Referensi
[1] Tunggal Mardiono, Suatu Catatan Tentang Etika, 2008.

Add comment Juni 5, 2008


Summary film : Bicentennial Man
Diceritakan suatu masa yang teknologinya sudah berkembang dengan pesat, bahkan robot secara luas
digunakan sebagai pembantu tangga. Robot rumah tangga ini bertugas mengerjakan pekerjaan rumah
tangga dan dilengkapi dengan kemampuan mematuhi perintah manusia.
Ada sebuah keluarga yaitu keluarga Martin membeli sebuah robot rumah tangga, dan diberi nama Andrew.
Pada suatu saat si sulung Gina memanggil Andrew untuk membukakan jendela kamarnya yang berada di
lantai atas dan memberi perintah kepada Andrew untuk melompat keluar dari jendela. Andrew si robot
mematuhinya dan lompat ke luar jendela. Peristiwa ini mengakibatkan Andrew jatuh dari lantai 2 dan
mengalami beberapa kerusakan. Kerusakan ini yang mengakibatkan Andrew memiliki kemampuan belajar
dan memiliki kreatifitas lebih dari robot rumah tangga pada umumnya.
Pada suatu kesempatan anak-anak keluarga Martin bermain di pantai, si kecil Grace yang sedang diawasi
oleh Andrew meminta Andrew untuk memegang sebuah patung kuda kecil kesayangannya yang terbuat
dari Kristal, namun patung itu jatuh dan pecah berkeping-keping, keadaan ini membuat si kecil Grace sedih
dan marah kepada Andrew.
Andrew merasa bersalah, dan mencari jalan keluar untuk menebus kesalahannya. Dia mengambil sebuah
kayu dan mempelajari seni memahat patung sehigga menghasilkan sebuah patung kuda kecil sebagai
pengganti patung kaca yang dirusakkannya. Si kecil Grace sangat senang menerimanya dan
mengakibatkan Grace dan Andrew akrab satu sama lain.
Ayah Grace Mr. Martin melihat hasil karya Andrew tersebut dan melihat bahwa karyanya itu sangat indah
dan merupakan karya seni yang bernilai tinggi. Kemudian menanyakan dari mana Andrew memiliki
kemampuan membuat karya seni semaca itu.
Ternyata Andrew adalah robot yang istimewa, unik, karena memiliki kemampuan untuk belajar, kreatif, dan
mampu menjalin hubungan. Dia banyak membaca buku, bahkan memiliki keahlian untuk memperbaiki kotak
music Mr. Martin yang sudah tua. Andrew juga senang mendengarkan lagu-lagu klasik. Keadaan yang tidak
biasa ini mendorong Mr.Martin membawa Andrew ke pabrik tempat pembuatannnya untuk dipelajari lebih
lanjut, namun pihak pabrik malah menawarkan untuk menggantikan Andrew dengan robot rumah tangga
lain yang langsung ditolak oleh Mr Martin.
Akhirnya Mr. Martin membawa Andrew pulang dan memperbolehkan Andrew untuk mempelajari apa saja
yang disukainya, bahkan Mr. Martin sendiri meluangkan waktunya untuk mengajari Andrew beberapa
pengetahuan. Andrew balajar banyak dari Mr. Martin, bahkan melalui hidup melayani keluarga Martin selam
15 tahun dia banyak belajar. Keahliannya terus berkembang, bahkan dia sangat ahli dalam membuat jam,
karyanya banyak disukai orang, yang memungkinkan Andrew memiliki penghasilan sendiri dari menjual jam-
jam hasil karyanya.
Pada waktu Andrew sedang membuat jam, ia mengalam kecelakaan dimana salah satu jari tanggannya
terpotong. Dalam melakukan perbaikan ke pabrik pembuatanya Andrew meminta untuk ditambahkan
kemampuan untuk mengekespresikan perasaan di wajahnya seperti bisa tersenyum, sedih, senang, dll.
Selang 12 tahun kemudian, selama itu Andrew telah membaca ratusan buku dan pengetahuannya terus
bertambah. Saat ini dia berkeinginan untuk bebas sebagai orang merdeka, dan meminta kepada Mr. Martin
untuk membebaskannya. Mr. Martin membebaskan Andrew. Andrew keluar dari rumah Mr.Marin dan
membangun rumahnya sendiri.
Kemudian Andrew mewujudkan keinginan-keinginannya seperti memiliki tampilan dan rupa seperti
manusia, bisa mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakan manusia, bahkan ingin mengalami
kematian supaya bisa mengesahkan dirinya sebagai manusia sejati. Semua keinginan-keinginanya
diwujudkan oleh seorang ilmuan dengan bantuan teknologi.
Dari film ini dapat disimpulkan bahwa teknologi memiliki dampak social dalam kehidupan manusia. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, etikapun berubah, atau dengan kata lain mengalami justifikasi. Hal ini
menunjukkan bahwa apa yang dahulu dianggap manusia salah dikemudian hari dapat menjadi berbeda
karena dipengaruhi teknologi. Seperti yang ditunjukkan melalui film ini. Pada akhirnya Andrew yang
sebelumnya disebut “it” sesaat sesudah kematiannya diakui sebagai manusia, bahkan dicatat sebagai
manusia tertua di dunia yaitu Bicentennial Men.
Add comment Juni 5, 2008
Konsep dan keterhubungan Property, Piracy, and Computer Intrusion
Jika anda atau perusahaan anda melanggar hak cipta pihak lain, anda dapat dikenakan baik tuntutan
pidana maupun gugatan perdata. Jika anda atau perusahaan anda melanggar hak cipta pihak lain, yaitu
dengan sengaja dan tanpa hak memproduksi, meniru atau menyalin, memperdagangkan atau mengedarkan
atau menjual karya-karya hak cipta pihak lain atau barang-barang hasil pelanggaran hak cipta (produk-
produk bajakan) maka anda telah melakukan tindak pidana yang dikenakan sanksi-sanksi pidana.
Gejala lain dari pembajakan browser Web adalah banyaknya jendela pop-up yang bermunculan dengan
sendirinya. Bahkan setiap kali ditutup, pop-up justru muncul semakin banyak. Lebih parah lagi, kalau
sampai service-service yang disusupkan ke komputer korban ini otomatis meng-install berbagai program
yang berbahaya atau tidak kita inginkan. Alhasil, komputer korban terasa lambat inilah yang menyebabkan
gangguan pada komuter (computer intrusion).

Add comment Juni 5, 2008


Politik dalam teknologi informasi
Dengan dilibatkannya politik dalam teknologi informasi akan menghasilkan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan ini berfungsi mengatur pemanfaatan teknologi informasi supaya dilakukan
secara aman dan untuk mencegah penyelahgunaannya.
Contohnya adalah kebijakan yang ditetapkan melalaui Undang-undang Informasi dan transaksi Elektronik
(UU ITE). UU ITE ini memberikan perlindungan hukum bagi transaksi bisnis melalui system elektronik.
Dengan adanya jaminan ini masyarakat merasa aman untuk melakukan transkasi dengan menggunakan
internet. Dan membawa kepada semakin bertambahnya pengguna tranaksi elektronik. Yang menumbuhkan
usaha-usaha yang memanfaatkan transaksi elektronik.
Kekuatan perdagangan elektronik ini dalah tidak memiliki batas, wilayah pasar yang dicakup menjadi lebih
luas bahkan tidak dibatasi Negara dan benua. Pengusaha mebel, yang berada di daerah Jepara dapat
menjual produknya sampai ke Eropa.
Hal ini sangat baik pada pertumbuhan perekonomian nasional yang mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
1 comment Juni 5, 2008

Argumentasi Unauthorising Oneline Sharing Music


Banyak perusahaan music mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memerangi pembajakan yang
dilakukan melalui oneline sharing music. Hal ini dianggap merugikan dan dapat merusak kualitas dan
perkembangan musik yang ada saat ini.
Namun beberapa para ahli yang melakukan penelitian dibidang ini seperti Tunay Tunca, assisten professor
dari Stanford Graduate School of Business, mengambil kesimpulan bahwa tidak sepenuhnya oneline
sharing music merugikan industri rekaman, jika saja bisa dimanfaatkan secara strategi.
Argumennya: Orang-orang yang memakai oneline sharing music haruslah memiliki ketrampilan teknis
tertentu untuk melakukan download lewat Internet. Dan apabila mencecar para pengguna tersebut lewat
jalur hukum, industri rekaman malah membuat mereka memikirkan cara lain untuk mendapatkan lagu
secara illegal, seperti dengan membeli CD bajakan. Dari sana, memuncullah industri pembajakan komersial
yang menyalin lagu-lagu tersebut ke dalam bentuk CD. Dengan berpindahnya lagu-lagu bajakan dari media
Internet ke media CD, orang-orang awam yang buta teknologi pun dengan mudah bisa memiliki lagu-lagu
bajakan tanpa harus bersusah payah mempelajari pemakaian software untuk melakukan download via
Internet. Hal itu justru meningkatkan pembajakan ke skala yang jauh lebih besar.
Selain itu, dengan menuntut para pengguna, yang kebanyakan adalah anak-anak sekolah, hal itu justru
menciptakan citra yang buruk untuk industri rekaman.
Penelitian lain beberapa tahun lalu juga pernah menyimpulkan bahwa download lagu lewat oneline sharing
music sebenarnya bisa membantu upaya marketing perusahaan rekaman. Para pembajak lagu lewat
Internet bisa men-download lebih banyak lagu untuk dicoba. Kadang mereka menemukan penyanyi atau
lagu yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya dan ternyata cocok dengan selera mereka. Akhirnya,
mereka malah memutuskan membeli produk. Dalam hal ini, oneline sharing music difungsikan sebagai
media promosi gratis seperti radio atau MTV.
Untuk para pemusik pemula, media Internet bisa dipakai untuk menyebarkan lagu-lagu mereka secara
gratis untuk membentuk kelompok fans yang cukup besar, dan setelah itu barulah mengadakan konser.
Bahkan ada seorang penyanyi cilik dari Philipina yang dikenal, dan akhirnya diundang sampai ke Amerika
hanya karena telah melihat dan mendengarkan rekaman videonya melalui youtube.
Add comment Juni 5, 2008
Pentingnya Etika di Dunia Teknologi Informasi
Perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world) telah banyak merubah berbagai aspek
kehidupan. Proses ini menggerakkan perdagangan bebas antar benua, perpindahan manusia, barang dan
modal yang semakin leluasa, serta pemakaiaan sumber daya -sumber daya diseluruh dunia menuju
efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab hal ini adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin memudahkan manusia.
Teknologi informasi telah menawarkan berbagai macam kemudahan seperti kecepatan akses data dan
informasi, pemecahan masalah serta otomatisasi pekerjaan dan sebagainya. Penggunaan secara intensif
maupun ekstensif atas komputer, internet, telepon seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan
waktu. Menjadi sebuah fenomena dramatis yang disebut dengan digitalisasi.
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi
oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang
tidak tampak yaitu bit-bit. Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan,
ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur
manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya.
Berikut ini beberapa fakta penyalahgunaan teknologi informasi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Tahun 2006, website tiga buah bank di Florida, Premier Bank, Wakulla Bank, dan Capital City Bank, di
hack. Hacker masuk ke server melalui ISP tempat hosting website ketiga bank itu dan mengarahkan
trafiknya ke Bogus Server untuk mencuri nomor-nomor kredit card, PIN, dan informasi pribadi pelanggan
bank.
Di bulan Februari 2006, Jim Grago, CTO proses pembayaran oneline StormPay.com, mengira mail
servernya gagal. Namun kejadian yang sebenarnya terjadi adalah penjahat mengirimkan serangan DDoS
untuk memeras uang dari perusahaan. Trafik yang dikumpulkan mencapai delapan giga bit data per detik
mengakibatkan StormPay.com tidak bisa mengakses data centernya dan menjalankan bisnis selama dua
hari. Karena perusahaan tidak bisa memproses 400.000 transaksi perhari, mengakibatkan kerugian
financial, dan menekan tim manajemen, dan mengakibatkan 3000 pelanggan marah dan kecewa. Pejahat
secara diam-diam masuk ke system dan menguasai ribuan broadband user computer, dan merubahnya
menjadi bots (short fo robot), membuat jaringan bots atau botnet. Memeras uang untuk mengembalikan dari
serangan yang pesannya diterima melalui e-mail.
Dari hal ini dapat dilihat apapun teknologi, ia hanyalah alat. Manusia sebagai pembuat, operator dan
sekaligus pengguna teknologi tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan
kelancaran dan keamanannya. Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang
sangat penting kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi.
Dalam pengertiannya etika adalah kode, sekumpulan prinsip-prinsip mengenai benar dan salah yang
digunakan dalam penilaian atau tindakan/perilaku orang-orang yang umumnya bersifat etis hampir di setiap
waktu, digunakan dalam berpikir kritis, baik secara sadar atau tidak sadar.
Tujuan dari etika adalah kehidupan yang lebih baik dengan, dan untuk orang lain, dalam lembaga yang
bersangkutan.
Sedangkan menurut James H. Moor,
etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak social teknologi komputer, serta
formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis.
Salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah yang belum tercakup
dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap perilaku yang
salah dalam penggunaan teknologi informasi. Untuk itu etika dipandang perlu dibentuk sebagai perilaku
yang mengikat oleh pengguna teknologi informasi.
http://lompatlebihtinggi.wordpress.com/category/etika-ti/

You might also like