Professional Documents
Culture Documents
1. Umum
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis
dengan gips sebagai bahan tambahan (PUBI-1982).
Semen Portland merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Di dunia sebenarnya terdapat berbagai macam semen, dan tiap
macamnya digunakan untuk kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sifat-sifatnya yang
khusus.
Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pasta semen,
sedangkan jika diaduk dengan air kemudian ditambah pasir menjadi mortar semen,
dan jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah disebut beton.
Bahan-bahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
bahan aktif dan bahan pasif. Kelompok aktif yaitu semen dan air, sedangkan yang
pasif yaitu pasir dan kerikil (disebut agregat, agregat halus dan agregat kasar).
Kelompok yang pasif disebut bahan pengisi sedangkan yang aktif disebut
perekat/pengikat. Istilah perekat tampaknya lebih cocok mengingat fungsinya seperti
lem, bukan tali yang biasa untuk mengikat kayu bakar atau jerami.
Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu
massa yang kompak/padat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga di antara
butiran agregat. Walaupun semen hanya kira-kira mengisi 10 persen saja dari volume
beton, namun karena merupakan bahan yang aktif maka perlu dipelajari maupun
dikontrol secara ilmiah.
A-1
3. Pembuatan Semen Portland
Semen Portland dibuat melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan
memiliki sifat adhesive maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara
bersamaan, suatu campuran dari calcareous (yang mengandung kalsium karbonat atau
batu gamping) dan argillaceous (yang mengandung clumina) dengan perbandingan
tertentu. Secara mudanya, kandungan semen portland adalah: kapur, silica dan
alumina. Ketiga bahan dasar tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550 oC dan
menjadi klinker. Setelah itu kemudian dikeluarkan, didinginkan dan dihaluskan
sampai halus seperti bubuk. Biasanya lalu ditambahkan gips atau kalsium sulfat
(CaSO4) kira-kira 2 sampai 4 persen sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan.
Bahan tambah lain kadang-kadang ditambahkan pula untuk membentuk semen khusus,
misalnya: kalsium klorida ditambahkan untuk menjadikan semen yang cepat
mengeras. Kemudian dimasukkan ke dalam kantong dengan berat tiap-tiap kantong
50kg.
A-2
2. Sifat Fisika.
Sifat-sifat fisika semen portland meliputi kehalusan butir, waktu pengikatan,
kekuatan tekan, panas hidrasi dll.
5. Jenis-jenis Semen
Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen
berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan
berbagai jenis semen.
A-3
a. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Tipe
semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran.
A-4
c. Tipe III (High Early Strength)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang
tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini
dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm 2/gr
dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan
semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan
yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur
3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya
menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28
hari.
A-5
beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam
sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb.
A-7
Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur
dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk
halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling bersama
antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag (Slag Activity)
bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass
content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content
tersebut saling berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai
berikut :
a. Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama
dengan semen portland.
b. Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland
c. Mempunyai permebility yang rendah
4. Semen Masonry
Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian
berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk
bangunan umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat
dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam.
Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen
Masonry.
A-8
Kelas A Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830
meter, apabila sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan
Kelas B Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830
meter, apabila kondisi membutuhkan tahan terhadap sulfat
sedang
Kelas C Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830
meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal
yang tinggi
Kelas D Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai
3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang
Kelas E Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai
4270 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
Kelas F Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai
4880 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
Kelas G Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan
kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan
penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk
semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E
A-9
6) High Alumina Cement
High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan
yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan
terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina
Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik
dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu
kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain :
o Rafractory Concrette
o Heat resistance concrete
o Corrosion resistance concrete
o Kamar mandi
o Kolam-kolam
o Lantai industri makanan
o Keramik
o Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
A-10