You are on page 1of 5

BAB 8

ANALISIS PROFITABILITAS :

RBTURN ON ASSET (ROA)

ANALISIS Return On Asset (ROA) atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini

kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan

laba pada masa-masa mendatang.

8.1 PERHITUNGAN ROA

Analisis ROA mengikur kemampuan pada perusahaan menghasilkan laba dengan

menggunakan total aset (kekayaan) yang. dipunyai perusahaan setelatr disesuaikan dengan

biaya- biaya untuk mendanai aset tersebut. Variasi dalam perhitungan ROA,disamping

perhitungan seperti dibicarakan pada bab sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya

pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya

pendanaan dengan hutang. Analisis difokuskan pada profitabilitas aset, dan dengan demikian

tidak memperhitungkan cara-cara untuk mendanai aset tersebut. Formula ROA bisa dihitung

sebagai berikut :

Laba bersih + bunga

ROA:

Total Aset rata-rata

Laba bersih suatu perusahaan kadang-kadang dipengaruhi oleh dua faktor luar biasayangtidak

selalu muncul dalam kegiatan bisnis yang normal :

1. laba karena perubahan prinsip akuntansi

2. biaya restrukturisasi

Dalam kaitannya dengan biaya restrukturisasi perusahaan ada beberapa argumentasi yang

bisa dikemukakan :
1. Faktor tersebut muncul relatif tidak sering, dan bisa dikatakan sebagai nonrecurring

2. Item tersebut bisa dikatakan merupakan bagian normal dan kegiatan bisnis

3. Jumlah tersebut cukup material

Dengan beberapa alasan diatas, dalam buku ini diambil pendekatan untuk mengeluarkan laba

karena perubahan prinsip akuntansi resktrurisasi.

8.2 KOMPONEN.KOMPONEN ROA

ROA bisa dipecah lagi ke dalam dua komponen yaitu: profit margin dan perputaran total

aktiva (aset). Pemecahan (disagregasi) ini bisa menghasilkan analisis yang lebih tajam lagi.

Profil margin melaporkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat

penjualan tertentu. Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan,

yakni sejauh mana kemampuan perusahaan. Perputaran total aset mencerrninkan kemampuan

perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan

sebagai kemanpuan perusahaan mengelola aktiva berdasarkan tingkat penjualan yang

tertentu. Rasio ini mengukur aktivitas penggunaan aktiva(aset)perusahaan.

8.3 INTERPRETASI ROA

8.3.1 Operating Leverage

Operoting leverage menunjukkan sejauh fnana, pemakaian beban tetap dalam suatu

perusahaan. Perusahium yang menggunakan beban tetap yang tinggi berati mempunyai

operating leverage yang tinggi. Beban tetap operasional datangnya dari beban depresiasi

peralatan/bangunan (aktiva tetap). Perusahaanperusahaan atau industri-industri mempunyai

struktur biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda. Perusahaan eksplorasi dan pengolahan

minyak, perusahaan baja mempunyai proporsi aktiva tetap yang besar. Perusahium-

perusahaan semacam itu merupakan perusahaan yang padat modal (capital-intensive).

Sebaliknya, industri supermarket, grosir, rumah makan merupakan industri atau


perusahaan yang mempunyai proporsi aktiva tetap relatif lebih kecil dibanding

industri/perusahaan minyak di atas. Komponen biaya variabel untuk industri ini relatif besar.

Fungsi laba operasional bisa dilihat pada persamiuilr berikut ini : Laba operasional -

Kuantitas x (HargalUnit - B.Variabel/Unit)-Biaya tetap Marjin kontribusi merupakan slope

dari persamaan di atas. Semakin besar marjin kontribusi semakin besar slope fungsi laba

operasional. Itu berarti laba operasional semakin sensitif terhadap perubahan penjualan (atau

kuantitas) dengan semakin tingginya operating leverage. Dengan demikian operating leverage

akan mempunyai pengaruh terhadap perubahan-perubahan ROA.

Fungsi laba operasional bisa dilihat pada persamiuilr berikut ini :

Laba operasional - Kuantitas x (HargalUnit - B.Variabel/Unit)-Biaya tetap Marjin kontribusi

merupakan slope dari persamaan di atas. Semakin besar marjin kontribusi semakin besar

slope fungsi laba operasional. Itu berarti laba operasional semakin sensitif terhadap

perubahan penjualan (atau kuantitas) dengan semakin tingginya operating leverage. Dengan

demikian operating leverage akan mempunyai pengaruh terhadap perubahan-perubahan

ROA.

BAB 9

RETURN ON EQUITY (ROE) ATAU

RETURN ON COMMON EQUTTY (ROCE)

Bab ini membicarakan ukuran profitabilitas yang lain yaitu Return On Common

Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering j.rgu diterjemahkan sebagai Rentabilitas

Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik

dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas ini, atau bagian dari total

profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham

mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang
diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang. Kemudian saham

preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.

9.1. PERHITUNGAN ROE

Return On Equity dihitung sebagai berikut:

Laba bersih - Dividen Saham Preferen


ROE =
Rata-rata Saham Biasa
BAB 9

RETURN ON EQUITY (ROE) ATAU

RETURN ON COMMON EQUTTY (ROCE)

Bab ini membicarakan ukuran profitabilitas yang lain yaitu Return On Common

Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering j.rgu diterjemahkan sebagai Rentabilitas

Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik

dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas ini, atau bagian dari total

profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham

mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang

diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang. Kemudian saham

preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.

9.1. PERHITUNGAN ROE

Return On Equity dihitung sebagai berikut:

Laba bersih - Dividen Saham Preferen


ROE =
Rata-rata Saham Biasa
BAB 9

RETURN ON EQUITY (ROE) ATAU

RETURN ON COMMON EQUTTY (ROCE)

Bab ini membicarakan ukuran profitabilitas yang lain yaitu Return On Common
Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering j.rgu diterjemahkan sebagai Rentabilitas

Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik

dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas ini, atau bagian dari total

profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham

mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang

diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang. Kemudian saham

preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.

9.1. PERHITUNGAN ROE

Return On Equity dihitung sebagai berikut:

Laba bersih - Dividen Saham Preferen


ROE =
Rata-rata Saham Biasa
9.4 LABA PER LEMBAR SAHAM

Disamping ROE, rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham (atau calon

investor saham) untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan

saham yang dipunyai adalah Earning per share (EPS) atau laba perlembar saham. EPS bisa

dihitung sebagai berikut :

EPS (untuk Laba bersih - dividen saham - dividen saham preferen permodalan : yang

sederhana Rata-rata tertimbatrg jumlah saham biasa yang beredar

1. Ekuivalen Saham Biasa

Opsi dan Warran merupakan dua contoh ekuivalen saham biasa. Nilai mereka

ditentukan oleh nilai saham biasa dan kemampuan opsi atau warran untuk ditukar menjadi

saham biasa (tida ada vield kas hanya dari opsi atau warran). Obligasi konvertibel (bisa

ditukar menjadi saham) bisa merupakan ekuivalen

You might also like