Professional Documents
Culture Documents
ILMU KENEGARAAN
(Staatswissenschften)
C. Teori Kenegaraan
Sifat dan hakikat Negara ditinjau dari segi historis :
1. Pada zaman Yunani Negara itu adalah Polis, yang kalau kita tinjau dari kacamata
sekarang artinya, Negara dengan segala sifat khususnya;
2. Di abad pertengahan kita lihat bahwa Negara adalah suatu organisasi masyarakat
yang bernama civitas terena (keduniawian) disamping civitas dei (keagamaan) dan
civitas academica (ilmiah);
3. Di permulaan abad modern ini dijumpai pandangan bahwa Negara adalah pemilik
suatu dinasti/imperium, dimana sebagai eksesnya yang paling menonjol tampak
dalam ungkapan : L’tat c’est moi.
4. Secara historis dijumpai pandangan bahwa sifat hakikat Negara itu adalah suatu
ikatan tertentu atau status tertentu. Yaitu status bernegara sebagai lawan dari status
belum bernegara.
Terjadinya Negara dalam teori kenegaraan pada umumnya dapat dilihat dari dua sudut
yaitu terjadinya Negara secara primair dan sekunder.
a. Negara yang terjadi secara primer adalah terjadinya Negara didasarkan atas
pemikiran teoritis-logis dihubungkan dengan sejarah teori kenegaraan. Tahap
pertama dari terjadinya Negara secara primair bahwa orang-orang yang mempunyai
kesamaan (nasib, budaya, kepentingan, dan lain-lain) membentuk suatu kelompok
yang dipimpin oleh yang terkemuka di antara yang sama.
b. Negara yang terjadi secara sekunder adalah terjadi Negara dilihat dalam lingkungan
Negara-negara lainnya. Sehingga masalah utama ialah masalah pengakuan dari
Negara lain, dan perlu pernyataan daripada Negara yang baru.
a. Tipe Negara timur kuno (alt Orientalische Staaten) yang ciri utamanya ialah
teokrasi yang absolute;
b. Tipe negara yunani kuno, cirri utamanya ialah Negara kota dan demokrasi
langsung;
c. Tipe Negara romawi kuno, yang pada permulaannya berciri primus inter pares
(yang terkemuka di antara yang sama) kemudian berubah menjadi raja-raja absolute
(Caesar). Ciri yang lain ialah tradisi kodifikasi hukum;
d. Tipe Negara abad menengah, cirri utamanya ialah teokratis di samping feudal dan
dasar dualisme dalam bernegara;
e. Tipe Negara modern, cirri utamanya ialah :
- Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat, (kedaulatan rakyat) yang dengan
sendirinya menimbulkan pemerintahan (oleh) rakyat;
- Demokrasi dan menggunakan sistem dan lembaga;
- Perwakilan.
Pembagian demokrasi
Jaminan Yuridis
1. Adanya suatu tata hukum yang logis dan konsisten dengan ide bernegara dan
sumbernya.
2. Adanya mekanisme pengawasan (menurut hukum) yang dengan sendirinya
mengisyaratkan adanya lembaga pertanggungjawaban.
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban mengharuskan adanya aturan yang
pasti/tegas tentang lembaga atau badan yang melaksanakannya.
4. Adanya perumusan tentang sarana hukum serta jaminannya bahwa sarana hukum
tersebut dapat dipergunakan ataupun dimanfaatkan.
Jaminan Politik
Pembinaan iklim politik yang menunjang ide bernegara suatu bangsa. Kekuasaan/kekuatan
yang nyata di masyarakat ini lazimnya dipegang oleh the informal leaders, baik di bidang
kerohanian, pendidikan, perdagangan, dan kegiatan lainnya.
Jaminan Sosiologis
Penerimaan dari masyarakat luas terhadap ide bernegara. Apakah ide bernegara tersebut
memberikan harapan yang nyata akan tercapai kepentingan rakyat banyak sebagai yang
terumus dalam tujuan bernegara.
Pengakuan de facto
Pengakuan yang bersifat sementara terhadap munculnya suatu Negara baru, karena
kenyataannya Negara baru memang ada namun apakah prosedurnya melalui hukum, hal ini
masih dalam penelitian hingga akibatnya pengakuan yang diberikan bersifat sementara.
Pengakuan de Jure
Pengakuan yang seluas-luasnya dan bersifat tetap terhadap munculnya atau timbulnya atau
terbentuknya Negara baru, dikarenakan terbentuknya berdasarkan yuridis atau berdasar
hukum.
a. Faktor alam
- Gunung meletus
- Pulau ditelan air laut
b. Faktor sosial
- Adanya penaklukan
- Adanya suatu revolusi
- Adanya perjanjian
- Adanya penggabungan
Pendapat Augustinus, Shang Yang dan John Locke tentang Tujuan Negara
Augustinus : tujuan Negara adalah dihubungkan dengan cita-cita manusia hidup di alam
kekal, yaitu sesuai dengan yang diinginkan Tuhan.
Shang Yang : tujuan Negara mencari kekuasaan semata, sehingga Negara identik dengan
penguasa.
John Locke : dengan pembentukan political or civil society, manusia itu tidak melepaskan
hak asasinya.