You are on page 1of 10

KARAKTERISTIK DAN MANFAAT CABAI

Disusun Oleh: ARIF WIDIANTO

1
“CABE”
(Capsicum Annuum L.)

I. PENDAHULUAN
Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan
minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang
keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini biasanya menyesuaikan
dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk tersebut. Misalnya untuk rasa jeruk
diberi warna oranye, rasa stroberi dengan warna merah, rasa nanas dengan warna kuning,
rasa leci dengan warna putih, rasa anggur dengan warna ungu, rasa pandan dengan warna
hijau, dan seterusnya.
Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan
terbagi atas pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis pada
umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura
red untuk warna merah, dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga
menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada
makanan.
Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun
harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke
dalam tubuh kita akan menimbulkan efek. Beberapa negara maju, seperti Eropa dan
Jepang bahkan telah melarang penggunaan pewarna sintetis tersebut. Misalnya saja
pewarna tartrazine, telah mulai ditinggalkan oleh negara tertentu. Mereka lebih
merekomendasikan pewarna alami, seperti beta karoten.
Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati oleh para produsen makanan?
Pertama adalah masalah harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh
lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat
diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup
rendah.
Faktor kedua adalah stabilitas. Pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang
lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan
dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran
pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami,
maka warna tersebut akan segera pudar manakala mengalami proses penggorengan.

2
Pewarna alami sebenarnya tidak bebas dari masalah. Dari segi kehalalan, pewarna
jenis ini justru memiliki titik kritis yang lebih tinggi. Sebagaimana dijelaskan, pewarna
natural ini tidak stabil selama penyimpanan. Untuk mempertahankan warna agar tetap
cerah, maka sering digunakan bahan pelapis untuk melindunginya dari pengaruh suhu,
cahaya dan kondisi lingkungan lainnya. Nah, bahan pelapis yang sering digunakan adalah
gelatin, yang berasal dari hewan. Tentu saja gelatin ini perlu dilihat, apakah berasal dari
hewan halal atau tidak.
Salah satu contoh pewarna alami yang digunakan dalam pengolahan pangan
adalah xanthaxanthine. Bahan pewarna yang memberikan warna merah ini diekstrak dari
sejenis tanaman. Untuk membuat pewarna tersebut stabil maka digunakan gelatin sebagai
bahan pelapis (coating) melalui sistem mikroenkapsulasi. Pewarna ini sering digunakan
pada industri daging dan ikan kaleng (ikan sardin). Sedangkan contoh pewarna alami
yang akan kami bahas di sini adalah cabe (Capsicum Annuum L), sebagai pembari warna
merah pada makanan (contohnya saus, sambal, nasi goring, bubuk cabe, dll).

II. PEMBAHASAN
1. Klasifikasi
Klasifikasi cabe adalah sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantarum
b. Divisi : Spermatophyta
c. Sub Divisi : Angiospermae
d. Klas : Dicotyledoneae
e. Sub Klas : Sympetalae
f. Ordo : Tubiflorae (Solanales)
g. Famili : Sonalaceae
h. Genus : Capsicum
i. Spesies : Capsicum annum L.

3
2. Karakteristik

Spesies : Capsicum annuum L.


Nama Inggris : big chili
Nama Indonesia : cabai merah
cabe (Sunda), lombok abang (Jawa), cabhi (Madura) , campli
(Aceh) , lasina (Batak Karo) , lado (Minangkabau) , tabia (Bali) ,
Nama Lokal : sebia (Sasak/Lombok) , rica (Menado) , bisa (Sangir) , lada
(Makasar) , siri (Ambon) , maricang (Halmahera) , rica lamo
(Ternate Tidore) , maresen (Papua Barat), riksak (Papua Barat)
Terna berkayu, tinggi ± 1 m, bercabang-cabang. Daun tunggal
bentuk bundar telur sampai elip. Bunga tunggal bentuk bintang
terdapat di ketiak daun, warna putih. Buah buni, bentuk seperti
Deskripsi :
kerucut memanjang, menggantung, permukaan buah mengkilat
warna hijau sampai merah setelah tua. Biji kecil, pipih warna
putih kekuningan dan setelah tua menjadi coklat.
Tumbuh merata di seluruh Indonesia karena banyak digunakan
Distribusi/Penyebaran : orang mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Irian/Papua dan Nusa Tenggara.
Jenis ini banyak terdapat di dataran rendah sampai pegunungan ±
Habitat :
10 - 700 m dpl.
Umumnya sudah dibudidayakan di pekarangan untuk konsumsi
pribadi ataupun di perkebunan dalam skala besar untuk dikirim
Perbanyakan :
ke industri perusahaan sambal. Kadang-kadang dijumpai juga
tumbuh liar di hutan-hutan.
Buah cabai merah dipakai untuk memperoleh warna merah bagi
Manfaat tumbuhan :
penduduk di daerah Jawa Tengah
Sumber Prosea : 8: Vegetables p.136-140 (author(s): Poulos, JM)
Kategori : Pewarna alami

4
Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan
pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimultan kuat untuk jantung dan aliran
darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu
makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan
rasa panas, jadi digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut
(karmionatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur dan peluruh kencing
(diuretik).

3. Jenis-Jenis Cabe
Cabai rawit banyak jenisnya. Di antaranya yang bentuknya montok berujung
tumpul adalah cabai ceplik. Ketika muda berwarna hijau muda, lalu berangsur
menjadi merah tua. Cabai rawit paling pedas adalah cabai jemprit. Kalau tak hati-hati,
bisa mengakibatkan tersedak, batuk-batuk, bersin-bersin, atau cegukan. Bentuknya
kecil pendek, ujungnya runcing. Warnanya hijau gelap, setelah tua merah. Di Sunda
disebut cengek. Untuk teman makan tahu goreng panas biasanya dipilih yang masih
muda sekali, agar tidak terlalu pedas.
Cabai rawit yang bentuknya mirip cabai jemprit, tapi warnanya kuning pucat
disebut cabai putih. Setelah tua, merah muda hingga jingga. Rasanya lumayan pedas.
Yang ukurannya besar-besar dikenal sebagai cabai menado, karena banyak digunakan
dalam masakan Menado, seperti tinorangsak. Cabai merah ada yang bentuknya
runcing mengerucut, ada pula yang membulat. Kulitnya tebal, rasanya kurang pedas.
Kadang dinamakan cabai bali, karena lazim digunakan dalam masakan bumbu bali.
Yang muda warnanya hijau, sebutannya cabai hijau.
Cabai merah yang bentuknya langsing dan terpuntir disebut cabai keriting.
Sering disebut cabai padang, karena lazim digunakan dalam masakan Padang/minang,
khususnya rendang atau kalio. Rasanya lebih pedas daripada cabai merah.
Masakan yang menggunakan cabai keriting akan terasa lebih pedas daripada
jika memanfaatkan cabai merah. Sebenarnya bukan karena kedua jenis cabai tersebut
memiliki rasa pedas berbeda. Penyebabnya, ukuran cabai keriting lebih kecil dan
kadar airnya lebih sedikit, sehingga zat biang pedasnya per 100 gram relatif lebih
banyak. Akibatnya, cabai keriting terasa lebih pedas dibanding cabai merah.

5
4. Kandungan Gizi
Buahnya mengandung kapsaisin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak
menguap, vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat
untuk melancarkan aliran darah serta pemati rasa kulit. Biji mengandung solanine,
solamidine, solamargine, solasodine, solasomine dan steroid saponin (kapsisidin).
Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. menyembuhkan polio.
Di luar dugaan kita, cabai sesungguhnya merupakan bahan makanan kaya gizi.
Cabai rawit banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A),
mengalahkan buah-buahan populer seperti mangga, nanas, pepaya, semangka. Bahkan
kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan segar. Sementara
kandungan vitamin C cabai hijau justru jauh lebih besar daripada vitamin C cabai
rawit.
Selain mengandung vitamin A, zat warna Kapsantin, dan Karoten. di dalam
cabe merah terkandung mineral seperti fosfor, zat besi, kalium, kalsium, dan niasin.
Rasa pedas yang khas pada cabe ternyata disebabkan oleh zat yang bernama capsaicin
(capsaicin oil). Kandungan gizi cabai antara lain:
Energi 31,0 kal Besi 0,50 mg
Protein 7100 g Vit A 71,0RE
Lemak 0,30 g Vit B1 0,05 mg
Karbohidrat 7,30 g Vit B2 0,03 mg
Kalsium 29,0 mg Vit C 18,0 mg
Fosfor 24,0 mg Niacin 0,20 mg
Serat 0,30 g

5. Sumber Pewarna Alami


Pewarna Alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari
tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Penentuan mutu bahan
makanan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor diantaranya
citarasa, warna tekstur dan nilai gizi. Tetapi sebelum faktor-faktor tersebut
dipertimbangkan secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan terkadang
sangat menentukan. Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga
dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan buah. Warna juga
dapat menunjukkan apakah suatu pencampuran atau pengolahan sudah dilakukan
dengan baik atau belum.

6
Menurut Winarno (1997) ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu
bahan berwarna yaitu :
a. Pigmen yang secara alami terdapat pada hewan maupun
tanaman
b. Reaksi karamelisasi yang menghasilkan warna coklat
c. Reaksi Maillard yang dapat menghasilkan warna gelap
d. Reaksi oksidasi
e. Penambahan zat warna baik zat warna alami (pigmen)
maupun sintetik
Pada pengolahan makanan moderen, bahan pewarna sering ditambahkan
dengan tujuan untuk memperbaiki warna dari bahan makanan atau untuk
memperkuat warna asli dari bahan bahan makanan tersebut.
Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye,
merah oranye yang terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun
tanaman, misalnya fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin,
dan neoxanthin terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe
merah, biksin pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.
Zat warna yang terkandung di dalam cabe adalah Kapsanthin. Zat ini
menyebabkan warna merah, dan bisa dimanfaatkan untuk pewarna makanan.
Seperti misalnya saus, nasi goreng, sambal, dll.

6. Manfaat
Buah cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang
berhubungan dengan kegiatan masak-memasak maupun untuk keperluan yang lain
seperti untuk bahan ramuan obat tradisional. Seluruh bagian tumbuhan dapat
digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun dan batang.
Konon buah cabai dapat bermanfaat untuk membantu kerja pencernaan
dalam tubuh manusia. Buah cabai pun berperan bagi pecinta burung ocehan dan
burung hias. Bubuk cabai dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan
minuman untuk menggantikan fungsi lada dan sekaligus untuk memancing selera
makan konsumen. Ekstraksi bubuk cabai ini pun sering dipakai dalam minuman
ginger beer. Selain mengandung capsaicin, cabai pun mengandung semacam
minyak asiri, yaitu capsicol. Minyak asiri ini dapat dimanfaatkan untuk
menggantikan fungsi minyak kayu putih. Konon minyak ini dapat mengurangi rasa

7
pegal, rematik, sesak napas dan gatal-gatal. Selain kegunaan tersebut, bubuk cabai
pun dapat dijadikan sebagai bahan obat penenang. Bahkan kandungan
bioflavonoids yang ada di dalamnya, selain dapat menyembuhkan radang akibat
udara dingin, juga dapat cabe merah bersifat panas dan merupakan stimuylan untuk
meningkatkan nafsu makan, selain itu cabe mampu membunuh bakteri merugikan
dalam pencernaan, walaupun juga beresiko mengiritasi didding organ pencernaan
(makanya timbul sakit perut jika terlalu banyak makan yang pedas-pedas).
pengaruh rasa pedas yang ditimbulkan oleh capsaicin juga mampu menstimulasi
aliran darah menjadi lebih cepat, menghalangi aktivitas otak menerima rasa sakit
dari sistem saraf kalaukita sedang sakit kepala, melonggarkan penyumbatan lendir
pada hidung dan tenggorokan,dan meningkatkan temperatur tubuh, sehingga kita
terbiasa berkeringat dan tidak mengantuk jika kepedasan, ternyata capsaicin juga
bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya
kerak pada pembuluh darah, manfaat lain dari cabe adalah:
• Menambah nafsu makan
• Menormalkan kembali kaki dan tangan lemas
• Batuk berdahak
• Melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis
• Migrain
Contoh Permakaian
Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai
untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu
turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari rasa nyeri karena
kedinginan. Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk
mengobati sakit perut dan bisul.

III.Kesimpulan
Dalam penggunaan zat warna pada makanan perlu diperhatikan bahwa
dalam pemilihan pewarna makanan harus diketahui apakah pewarna tersebut alami
atau sintesis. Banyak faktor yang menguntungkan dan merugikan dari masing-
masing pewarna makanan, baik yang alami maupun yang sintesis. Penggunaaan

8
pewarna sintesias yang tidak proporsional dapat mengganggu kesehatan, bahaya
ini dapat kita hindari dengan menggunakan pewarna makanan alami semisal
kunyit, cabe, wortel, papaya, daun suji kulit manggis dll. Pewarna alami lebih
aman karena kandungan yang terdapat dalam pewarna alami tidak membahayakan
misalnya klorofil, karoten, antisosianin, dll.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Cabe merupakan salah satu pewarna alami pada makanan, yang
menyebabkan warna merah.
2. Zat warna merah yang terkandung di dalam cabe dihasilkan oleh
Kapsanthin.
3. Zat gizi yang terkandung di dalam cabe cukup banyak, antara lain
vitamin A, B, C, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Serat, Besi,
dan Niacin.
4. Cabe memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan
manusia.
5. Selain bermanfaat sebagai pewarna, cabe juga bias digunakan
sebagai flavor (pemberi rasa pedas).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Cabai. www.bluejackets.com (diakses pada hari Kamis, 13 Nopember


2008)
Anonim. 2008. Klasifikasi Cabe. www.prohati.com (diakses pada hari Kamis, 13
Nopember 2008)
Awan. 2008. Manfaat Cabe; Pedas, Nikmat, dan Menyehatkan. www.google.com (diakses
pada hari Kamis, 13 Nopember 2008)
Happy Karunia Robbi. 2007. Cabe. www.google.com (diakses pada hari Kamis, 13
Nopember 2008)
Hidayat, Nur dan Elfi Anis. 2006. Membuat Pewarna Alami Trubus Agrisarana.
Republika. 2005. Dilema Pewarna Makanan. (9 September 2005). www.google.com
(diakses pada hari Kamis, 13 Nopember 2008)

9
10

You might also like