You are on page 1of 8

HAKIKAT KONSEP MATEMATIKA

A. HAKIKAT BILANGAN
Seorang anak bertanya : “Apa artinya 4?”.Penjelasan berikut ini mana
yang menurut anda akan memberikan sesuatu pemahaman yang tepat
tentang konsep 4?.
1. Tunjukkan lambang bilangan 4 dan katakan bahwa inilah 4.
2. Peganglah 4 jari dan katakana kepadanya bahwa inilah suatu
himpunan 4.
3. Tunjukkan kepadanya beberapa himpunan dari 4 dan ceritakan
bahwa masing-masing himpunan mempunyai 4 elemen.
4. Katakan kepadanya bahwa 4 lebih dari 3
5. Katakan kepadanya bahwa 4 kurang dari 5.

Tidak satupun dari penjelasan diatas yang menghasilkan pemahaman


yang mantap kepada anak tentang konsep 4, karena tidak satupun dari lima
penjelasan diatas yang mencerminkan hakikat yang benar tentang
empatan.Kemungkinan anda menduga bahwa penjelasan pada butir 3 akan
menghasilkan pemahaman yang mantap tentang konsep 4.Anda perlu ingat
bahwa butir 3 tidak menampakkan tekanan proses pemasangan atau
korespondensi 1 – 1 dari himpunan yang ditunjukkan.Sebelum kita
menggali hakikat empatan marilah kita kaji hakikat sesuatu yang dapat
anda pahami melalui pengalaman menurut hakikat konsep beberapa
(banyak) kali.

Yang kita maksud dengan mengatakan suatu himpunan mempunyai 4


anggota adalah himpunan itu dan semua himpunan dialam semesta dapat
dipasangkan 1- 1 dengan jari tangan sehingga memberikan sifat
empatan.Tentu saja kita dapat memilih sembarang benda yang dijumpai
sehari-hari untuk mengenal himpunan dengan 4 anggota, misalnya
himpunan sisi sebuah bujursangkar, himpunan kaki seekor sapi dan
sebagainya.
Dari pengertian tentang hakikat konsep 4, kita melihat dua hal yang harus
disampaikan :

1. Himpunan dari 4 elemen harus dapat diidentifikasi oleh anak


dengan jelas.

2. Anak kemudian diberi tugas untuk mencari himpunan lain yang


banyak anggotanya 4 yaitu dengan cara memasang 1- 1 anggota
himpunan yang dicari dengan himpunan lain yang mempunyai 4
anggota.

Konsep empatan adalah sifat dari sebuah himpunan yang dapat


diletakkan dalam korespondensi 1 – 1 dengan huruf a, b, c, dan d.

B. HAKIKAT LAMBANG BILANGAN


Menurut sejarah perkembangan matematika, sejak zaman kuno orang
telah menggunakan lambang untuk menyatakan konsep banyaknya
anggota suatu himpunan.Mereka yang hidup digua membuat gambar 3
rusa atau membuat 3 coretan (goresan) pada batu dinding gua untuk
menyatakan banyaknya rusa hasil buruan mereka.Selain itu, mereka juga
menggunakan onggokkan batu (kerikil), tumpukkan potongan kayu untuk
menyatakan banyaknya sesuatu.Dari sejarah ini kita mengetahui bahwa
banyak lambang yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu bilangan
tertentu.
Meskipun hanya ada satu bilangan 4, lambing yang digunakan
bermacam-macam.Masing-masing lambang menyatakan nama dari
bilangan 4.
Beberapa nama yang berbeda dari 4 adalah
Empat 22 √16
IV 28 : 7

Papat 9–5 100dua


1+3 124 – 5! (12 x 2) - 20
1x4 (20 : 2) - 6
(17 – 5) : 3 catur

Hakikat lambang bilangan harus secara tetap disadari oleh seorang


guru bahwa sistem lambang bilangan tidak lain adalah nama bilangan.Jika
guru tidak menyadari perbedaan antara konsep bilangan dan nama
bilangan, maka ia dapat menjerumuskan muridnya ke kesalahan konsep
yang serius.Contoh beberapa banyaknya dua didalam 22?
Jika anda menjawab 2, maka anda memandang 22 sebagai suatu
nama.
Jika terdapat kemungkinan berkembanganya salah konsep, anda
sebaiknya membedakan antara bilangan dan lambang bilangan.Dalam hal
ini anda perlu menjelaskan bahwa lambang bilangan adalah nama dari
bilangan.Prosedur umum yang telah diterima menyebutkan bahwa apabila
anda tidak menyebutkan kata “bilangan” atau “ lambang bilangan”, maka
yang dimaksud adalah konsep bilangan.Misalnya, 3 ditambah 2 sama
dengan 5 secra tegas mengacu kepada bilangan 3, bilangan 2 dan bilangan
5.Jika kita bermaksud mengacu pada nama, barang kali anda mengatakan
lambing bilangan 3 dan lambang bilangan 2 digunakan untuk
melambangkan 32.Kadang-kadang seperti halnya konsep lambang
bilangan, pemahaman tentang hakikat suatu konsep akan membentuk anda
untuk menghindari ketidakjelasan dalam mengembangkan konsep.
C. HAKIKAT PENGAJARAN ( Operasi )

Murid Sekolah Dasar telah mempunyai pengalaman tentang operasi biner.


Makna dari operasi biner adalah mengambil dua bilangan ( “bi” artinya dua )
untuk mendapatkan bilangan yang ketiga. Sebagai contoh, jika operasi biner
yang dipilih adalah penjumlahan dan kita awali dengan dua bilangan 3 dan 4,
maka akan diperoleh bilangan ketiga yaitu 7. Jika operasi biner yang dipilih
adalah perkalian dan kita awali dengan bilangan 3 dan 4, maka akan diperoleh
bilangan ketiga yaitu 12. Kita bisa melihat bahwa pengambilan dua bilangan
tetapi dengan operasi biner yang berbeda, dapat menghasilkan bilangan ketiga
yang tidak sama.

Hakikat kedua operasi di atas ( penjumlahan dan perkalian ) adalah


keduanya mewakili suatu konsep abstrak yang digeneralisasikan dari keadaan
yang berlangsung sehari – hari. Sebagai contoh, kita dapat melukiskan 2×3 = 6
dalam tiga situasi :

Hakikat operasi yang dikembangkan dari tiga situasi di atas akan menjadi
bermakna dalam memperkenalkan operasi. Seorang guru perlu mencari model
atau mencari keadaan sehari – hari untuk menjelaskan makna dari suatu
operasi.

Di samping operasi biner, ada beberapa operasi singular ( tunggal ) yang


juga perlu diketahui anak. Operasi tunggal melibatkan suatu bilangan. Sebagai
contoh, operasi pengkuadratan bilangan 3 akan menghasilkan bilangan 9.
Istilah “mengkuadratkan” barangkali dapat dibawa dari keadaan sehari – hari,
yaitu luas bujursangkar dicari dengan mengalikan panjang suatu sisi dengan
dirinya sendiri. Mendapatkan akar pangkat 2 dari suatu bilangan adalah operasi
tunggal yang lain. Sebagai contoh, akar pangkat 2 dari 9 adalah 3.
D. HAKIKAT PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah adalah proses mengorganisasikan konsep dan


keterampilan kedalam pola aflikasi baru untuk mencapai suatu tujuan. Ciri
utama dari proses pemecahan masalah adalah berkaitan dengan masalah-
masalah yang tidak rutin (unroutine problem).

Hakikat pemecahan masalah nyata mempunyai dampak yang besar dalam


mengembangkan konsep dan keterampilan pemecahan masalah. Apabila siswa
anda bekerja dalam soal cerita, maka anda tidak sedang bertugas untuk
mencapai tujuan mengajarkan pemecahan masalah. Soal bentuk cerita itu
benar-benar merupakan modal pemecahan masalah jika soal yang serupa
dijamin belum pernah diajarkan atau belum pernah dikenal oleh anak.
Langkah-langkah berikutnya yang perlu dikembangkan dalam proses
pemecahan masalah adalah:

1. Siswa memahami masalahnya.


Pemahaman siswa tentang masalah yang dihadapi dapat diketahui dari
kemampuan siswa mengidentifikasi fakta dan kondisi, menyebutkan tujuan
yang ingin dicapai, serta mentransfer situasi masalah menjadi situasi yang
matematis (misalalnya menjadi kalimat terbuka)
2. Siswa menyusun strategi penyelesaian.
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa menyusun strategi adalah adanya beberapa pilihan (alternative)
strategi yang dihasilakan siswa, adanya usaha siswa untuk menggunakan
fakta dan kondisi yang tersedia, serta adanya estimasi jawaban atau
penyelesaian.
3. Siswa melaksanakan strategi.
Kemampuan melaksanakan strategi dapat ditunjukan dengan pembuatan
tabel, samapai diperoleh jawabana atau penyelesaian.
4. Siswa melaksanakan pengujian jawaban.
Kemampuan melaksanakan pengujian jawaban dapat ditunjukan dari
proses interpretasi dan evaluasi jawaban yang diperoleh.
E. HAKIKAT PENGUKURAN

Dasar dari semua pengukuran adalah membandingkan. Sebelum anak


diharapkan menguasai sembarang konsep yang berkaitan dengan pengukuran,
anak itu harus memahami hakikat membandingkan. Anak sebaiknya dibuat
peka oleh guru dalam menyelididki hakikat perbandingan setelah anak itu
dihadapakan pada sembarang jenis pengukuran.
Ukuran satuan diperlukan untuk membandingkan panjang dua keadaan.
Ukuran satuan dapat anda pilih sendiri pada saat anda menanamkan konsep
mengukur yaitu pada saat anda menjelaskan pertama kali bagaimana
membandingkan dua hal. Anda boleh memilih benda-benda yang tidak lurus.
Pada saatnya tentu saja anda memerlukan satuan baku (misalnya cm dan m)
untuk menyatakan ukuran panjang hasil pengukuran suatu benda.
Hakikat dasar pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang sudah diketahui.

F. HAKIKAT GEOMETRI
Seringkali suatu langkah yang memuat pertimbangan tentang hakikat dasar
suatu konsep memungkinkan anda membangun struktur aljabar yang lengkap
dari sekumpulan konsep. Sebagai contoh, urutan konsep yang didasarkan pada
hakikat konsep untuk membawanya ke sruktur terpadu.
Arahan: gambarkan dua titik pada selembar kertas. Tempatkan ujung pensil
pada salah satu titik dan goreskan berkeliling sembarang tanpa
mengangkat pensil sampai berakhir di titik yang kedua.

Arahan: sekarang gambarkan sebuah titik pada selembar kertas. Tempatkan


ujung pensil anda pada titik itu dan goreskan keliling sembarang tanpa
mengangkat pensil smapai berakhir di titik semula.

Sekarang kita lihat bagaimana pemahaman tentang hakikat dasar suatu


kurva berdasarkan adanya titik ujung dan berdasarkan adanya titik potong,
untuk mengklasipikasikan (mengelompokkan) kurva-kurva geometris.
Kurva-kurva dengan titik ujung kurva-kurva dengan titik potong

Kurva-kurva tanpa titik-tik potong & tanpa titik ujung

kurva tertutup sederhana

Konsep-konsep geometris di atas (titik ujung, titik potong kurva tertutup


sederhana) merupakan sebagian dari keseluruhan konsep dasar geometri yang
digunakan untuk klasifikasi kurva.
Steruktur darsar dari beberapa cabang matematika, misalnya geometri,
adalah menentukan cara meurutkan uraian atau penjelasan dalam rangka
mengembangkan daerah konsep yang terpadu. Dalam memahami makna dari
konsep geometri akan memnatu kita dalam menemukan urutan logis yang
mudah diterima oleh anak.

You might also like