You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN

Materi bahasan dalam modul ini merupakan pengetahuan teoritis yang tidak
berkaitan langsung secara praktis di lapangan, walaupun begitu materi ini menjadi
dasar bagi materi modul yang lain, termasuk praktikum.

Modul ini akan membahas proses terjadinya radiasi dari atom atau inti atom yang
tidak stabil, peluruhan inti atom yang tidak stabil, interaksi radiasi bila mengenai
materi, serta beberapa sumber radiasi baik sumber radiasi alam maupun sumber
radiasi buatan.

Tujuan lnstruksional Umum:


Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menguraikan proses
terjadinya radiasi, proses peluruhan inti atom, interaksi radiasi dengan materi, serta
prinsip dari beberapa sumber radiasi buatan.

Tujuan lnstruksional Khusus:


Setelah mempdlajari materi ini peserta diharapkan mampu:
1. Menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr;
2. Menguraikan proses transisi elektron;
3. Membedakan isotop, isobar, isoton, dan isomer;
4. Menentukan kestabilan inti atom berdasarkan tabel nuklida;
5. Menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif dan sifat radiasi yang
dipancarkannya;
6. Menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif menggunakan konsep waktu paro;
7. Menguraikan proses interaksi radiasi alpha dan beta bila mengenai materi;
8. Menguraikan proses interaksi radiasi gamma dan sinar-X bila mengenai materi;
9. Menguraikan proses interaksi radiasi neutron bila mengenai materi;
10. Membedakan sumber radiasi alam dan buatan;
BAB II
STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM

Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Radiasi
yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang berasal dari proses fisika yang terjadi
di dalam atom.

Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta molekul,
sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai contoh, segelas
air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebi.rah molekul H2O terdiri atas dua
buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan sebuah atom oksigen (dengan
lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian terkecil dari
suatu materi yang masih memiliki sifat dasar
materi tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau 'l angstrom (= 1 Å).
Istitan lain yang sering digunakan untuk menyatakan jenis atom adalah unsur.
Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur sebagaimana tertera pada tabel
periodik (lihat lampiran l).

Atom terdiri atas inti atom dan elektron. lnti atom yang sering disebut sebagai nuklir
ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki massa terbesar (masif)
dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-14 Å, sedangkan elektron yang mempunyai
massa sangat ringan bertebaran memenuhi ruangan atom. Perkembangan
selanjutnya juga menemukan bahwa inti atom terdiri atas dua jenis partikel yaitu
proton dan neutron.

Elektron merupakan panikel yang mempunyai muatan listrik negatif sebesar 1,6 x
10-19 Coulomb dan mempunyai massa sebesar 9,1 x 10 -31 kg. Proton
mempunyai muatan listrik positif dan massa 1,67 x 10 -27 kg. Sedangkan neutron
yang mempunyai massa 1,675 x 10 -27 kg dan tidak bermuatan listrik. Karena
berhubungan dengan nilai muatan dan massa yang sangat kecil, maka
diperkenalkan suatu konstanta yang disebut sebagai muatan elementer (e) sebesar
1,6 x 10-19 Coulomb yang sering dituliskan sebagai satuan massa atom (sma)
sebesar 1,6 x 10-27 kg.

A. Struktur Atom
Untuk mempelajari struktur atom, sebenarnya terdapat beberapa modelpendekatan
mulai dari yang pating sederhana hingga yang sangat rumit. Model atom Bohr
merupakan model yang paling sering digunakan karena sederhana tetapi dapat
menjelaskan banyak hal. Model ini menggambarkan bahwa atom terdiri atas inti
atom dan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom dengan lintasan-lintasan atau
kulit-kulit tertentu (lihat Gambar ll.1).

lnti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama
mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda memiliki
jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H) mempunyai
sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah proton. Sebagai suatu
konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor –yang disebut sebagai nomor atom-
berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya. Sebagai contoh, nomor atom dari unsur
hidrogen adalah 1 sedang nomor atom dari unsur emas adalah 79.

Dipandang dari segi beratnya, massa suatu atom terkonsentrasi pada intinya,
karena massa elektron dapat "diabaikan" bila dibandingkan dengan massa proton
maupun neutron. Tetapi bila dipandang dari segi muatan listriknya, muatan atom
ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektronnya. Bila jumlah proton dan jumlah
elektron di dalam suatu atom sama, maka muatan atom tersebut nol sehingga
dinamakan atom netral, sedangkan bila jumlahnya tidak sama maka dinamakan
atom tidak netral atau ion. Sebagai contoh, unsur emas memiliki 79 buah proton
maka sebuah atom emas yang netral akan mempunyai 79 proton dan 79 elektron.

Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin luar tingkat
energinya semakin tinggi. Oleh karena itu elektron-elektron di dalam atom selalu
berusaha untuk menempati lintasan elektron yang lebih dalam. Lintasan elektron
yang paling dalam dinamakan lintasan K, lintasan berikutnya L dan seterusnya.
Jumlah elektron yang dapat menempati setiap lintasan dibatasi oleh suatu aturan
tertentu (2xn2 ). Lintasan K (n = 1) hanya dapat ditempati oleh dua buah elektron
sedang lintasan L (n = 2) delapan elektron. Atom ada dalam keadaan stabil bila
setiap lintasan yang lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengan
kapasitasnya. Sebaliknya, bila suatu lintasan elektron masih belum penuh tetapi
terdapat elektron di lintasan yang lebih luar, maka atom tersebut dikatakan tidak
stabil. Sebagai contoh suatu atom yang tidak stabil adalah bila lintasan K dari suatu
atom hanya berisi sebuah elektron sedang pada lintasan L nya berisi enam elektron.

Transisi Elektron
Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut sebagai transisi
elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang
lebih dalam, maka akan dipancarkan energi, sebaliknya untuk transisi dari lintasan
dalam ke lintasan yang lebih luar dibutuhkan energi. Energi yang dipancarkan oleh
proses transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan lebih dalam
berbentuk radiasi sinar-X karakteristik.

Gambar II.2. Transisi elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dan dari lintasan
dalam ke luar (kanan)
Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron ini
adalah sama dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (E a.) dan lintasan tujuan
(Et).
Ex = Ea-Et
Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi elektron
dari kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisih
tingkat energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan. Proses ini disebut sebagai
proses eksitasi, yang akan dibahas lebih lanjut pada Bab IV.

Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang berurutan,
mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K dengan memancarkan
radiasi sinar-X, Energi yang dipancarkan oleh transisi electron dari lintasan M ke K
lebih besar daripada transisi dari lintasan L ke K. Tingkat energi lintasan dari setiap
atom tidak sama. Sebagai contoh, energi sinar-X yang dipancarkan oleh transisi
elektron di dalam atom perak (Ag) akan berbeda dengan energi yang dipancarkan
oleh atom tungsten (W).

B. lnti Atom

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, inti atom atau nuklir terdiri atas proton dan
neutron yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti atorn). Jumlah proton
dan jumlah neutron di dalam inti atom tidak selalu sama, oleh karena itu suatu unsur
(1enis atom) yang sama mungkin saja terdiri atas inti atom yang berbeda, yaitu bila
jumlah protonnya sama tetapi jumlah neutronnya berbeda.

1. Identifikasi lnti Atom (Nuklida)


Nuklida adalah istilah lain yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis inti atom.
Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih banyak daripada unsur,
karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas nuklida yang berbeda.

Unsur dituliskan dengan lambang atomnya, misalnya unsur emas adalah Au dan
unsur besi adalah Fe. Sedangkan penulisan suatu nuklida atau jenis inti atom harus
diikuti dengan jumlah neutronnya sebagaimana konvensi penulisan sebagai berikut.
Z XA
X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah proton di
dalam inti atom, sedang A adalah nomor massa yang menunjukkan jumlah nukleon
(umlah proton + jumlah neutron). Meskipun tidak dituliskan pada simbol nuklida,
jumlah neutron dapat dituliskan sebagai N dengan hubungan
N = A-Z
Sebagai contoh nuklida 2He4 adalah inti atom helium (He) yang mempunyai dua
buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A - Z = 2).

Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau kesepakatan saja
dan bukan suatu ketentuan sehingga masih terdapat beberapa cara penulisan yang
berbeda. Salah satu cara penulisan lain yang paling sering dijumpai adalah tanpa
menuliskan nomor atomnya seperti berikut ini.
XA atau X-A

Contohnya nuklida He4 atau He-4 dan Co60 atau Co-60. Nomor atom tidal dituliskan
karena dapat diketahui dari jenis . atomnya. Setiap atom yan( berbeda akan memiliki
jumlah proton yang berbeda sehingga nomor atomnya pun berbeda (Lihat tabel
periodik di Lampiran l).

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan komposisl jumlah protor dan
jumlah neutron di dalam inti atom yaitu, isotop, isobar, isoton dan isomer.

lsotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah proton sama,
tetapi mempunyai nomor massa (jumlah neutron) berbeda. Jadi, setiap unsur
mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang sama. Sebagai contoh adalah
isotop hidrogen sebagai berikut 1H1; 1H2: 1H3:

Gambar II.3 lsotop Hidrogen


lsobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa( jumlah proton +
jumlah neutron) sama, tetapi mempunyai nomor berbeda.

6 C14 dan 7N14


lstoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama, tetapi
mempunyai nomor atom (jumlah proton) berbeda.
6 C14 , 7N14 dan 8O16

lsomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun nomor massa
sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. lnti atom yang
memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi dasarnya biasanya diberi
tanda asterisk (*) atau m.
28 Ni60 dan 28Ni60 * atau 28 Ni60m

Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah neutron yang
sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60 berada'pada keadaan
dasarnya sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya atau pada keadaan tereksitasi
(excited-sfate).

2. Kestabilan lnti Atom


Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat mempengaruhi
kestabilan inti atom tersebut. lnti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton
dan neutronnya sudah "seimbang" serta tingkat energinya sudah berada pada
keadaan dasar. Sedangkan inti atom dikatakan tidak stabil bila komposisi jumlah
proton dan neutronnya "tidak seimbang"
atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar.

Gambar II.4. Hubungan Z dan N untuk isotop stabil


Gambar ll.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton dan jumlah
neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida tidak berada pada posisi
sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida tersebut tidak stabil. Secara umum,
kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah
neutronnya, terlihat bahwa posisi nuklida berhimpit dengan garis / = N, sedang
kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron mendekati 1,5 kali jumlah
protonnya.

Gambar 11.5. Sebagian Tabel Nuklida

Gambar ll.5 di atas, yang disebut sebagai tabel nuklida, merupakan gambar kurva
kestabilan (Gambar ll,4) yang lebih rinci. Dari tabel nuklida tersebut, petak-petak
yang diarsir gelap menunjukkan posisi dari nuklida yang stabil sedang petak-petak
lainnya adalah nuklida yang tidak stabil. Sebagai contoh Al-27 ( 13A27) adalah nuklida
yang stabil sedang nuklida Al lainnya (Al-24; Al- 25 dan seterusnya) tidak stabil.
Nuklida-nuklida yang tidak stabil (kotak tidak diarsir gelap) disebut sebagai
radionuklida.

lsotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop. Radioisotop dan radionuklida
adalah istilah yang sama, yaitu menunjukkan inti-inti atom yang tidak stabil.
Sedangkan bahan yang terdiri atas radionuklida dengan jumlah cukup banyak
disebut bahan radioaktif. Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak
stabil menjadi atom yang stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif. Proses
peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa tingkatan intermediate
(antara) sebelum menjadi inti atom yang stabil. Peluruhan seperti ini dinamakan
peluruhan berantai.
BAB III
PELURUHAN RADIOAKTIF

lnti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang lebih
stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif (radioactive
decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi.

Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya
yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi
alpha(∝) atau radiasi beta (β). Sedangkan kalau ketidakstabilannya disebabkan
karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan
berubah dengan memancarkan radiasi gamma (γ ).

A. Jenis Peluruhan
Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alpha (∝),
peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ ). Jenis peluruhan atau jenis radiasi
yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom yang
tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z.

1. Peluruhan Alpha (∝)


Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (nomor
atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel alpha (c)
yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua neutron, yang berarti
mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan elementer positif. Partikel ∝ secara
simbolik dinyatakan dengan simbol 2He4.

Radionuklida yang melakukan peluruhan ∝ akan kehilangan dua proton dan dua
neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan ∝. Ini dapat dituliskan
secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:
Z XA Z-2YA-4 + ∝
Contoh peluruhan partikel Alpha yang terjadi di alam adalah:
92U238 > 90Th234 + ∝
Sifat Radiasi Alpha
a. Daya ionisasi partikel sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel
β dan 10.000 kali daya ionisasi sinar γ .
b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm udara,
bergantung pada energinya.
c. Partikel ∝ akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
d. Kecepatan partikel ∝ bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan cahaya.

2. Peluruhan Beta (B)


Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini
akap dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negative ( β -) atau
bermuatan positif (β +). Partike β - identik dengan elektron sedangkan partikel β +
identik dengan elektron yang bermuatan positif (positron). Pada diagram
N-Z, peluruhan β - terjadi bila nuklida tidak stabil berada di atas kurva kestabilan
sedangkan peluruhan β + terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan.

Dalam proses peluruhan β - terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam inti
atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut.
z XA  z+1YA + β - + v
Contohnya adalah
15 P32 16S32 + β - + v
Sedangkan dalam proses peluruhan β + terjadi perubahan proton menjadi neutron di
dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan
inti berikut.

zXA  z-1YA + β + +
Contohnya adalah

8 O15  7Y15 + + +
Neutrino (v) dan antineutrino ( ) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi berenergi
yg selalu mengiringi peluruhan β.

Sifat Radiasi Beta


a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel.
b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, di udara dapat beberapa cm.
c. Kecepatan partikel p berkisar antara 11100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
d. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika melewati
medium.
e. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
f. Energi partikel β rata-rata = 1/3 energi β maksimum

3. Peluruhan Gamma (γ )
Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi yang
dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik (foton).

Peluruhan ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan dasar
(ground state), atau pada bab sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer.
Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah
kurva kestabilan. Biasanya, peluruhan ini mengikuti peluruhan α ataupun β.
Peluruhan γ dapat dituliskan sebagai berikut.
XA  zYA + γ
z

Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan β


Co6028Ni60 + β -
27

27 Ni60 28Ni60 +γ

Sifat Radiasi Gamma


a. Sinar γ dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang

gelombang antara 0,005 hingga 0,5 .


b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya
sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus partikel α atau β.
c. Karena tidak bermuatan, sinar γ tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun
medan magnit.

B. Aktivitas Radiasi
Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa inti yang tidak stabil akan
berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi (proses peluruhan). Laju
peluruhan - jumlah proses peluruhan per satuan waktu (∆N/∆t) - sebanding dengan
jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu konstanta yang disebut sebagai konstanta
peluruhan (λ).
ΔN
=λ . N (III.1)
Δt
Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi dalam satu
detik, atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.
A=λ . N (III.2)
Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan yang
disebut sebagai hukum peluruhan yaitu:

(III.3)
− λ.t
N=N 0 . e

di mana N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, Ne adalah jumlah inti
atom yang tidak stabil saat mula-mula, λadalah konstanta peluruhan sedangkan t
adaiah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat ini. Persamaan di atas
dapat diubah menjadi bentuk aktivitas sebagai berikut.
A=A 0 . e−λ. t (III.4)

di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A 0 adalah aktivitas mula-mula.


Persamaan lll.4 di atas dapat digambarkan dalam grafik eksponensial yang
menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu.

Gambar lll. 2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi dari waktu

Satuan Aktivitas
Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan internasional (Sl) aktivitas radiasi dinyatakan
dalam satuan Bequerel (Bq) yang didefinisikan sebagai:
1 Bq = 1 peluruhan per detik
Sebelum itu digunakan satuan Curie (Ci) untuk menyatakan aktivitas radiasi yang
didefinisikan sebagai:
1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik
dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil yaitu miliCurie (mCi) dan micro Curie ( μ
Ci),
1 mCi = 10-3 Ci
1 μCi = 10-6 Ci

c. Waktu Paro
Waktu paro (T1/2) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar aktivitas
suatu radioaktif menjadi separuhnya. Setiap radionuklida mempunyai waktu paro
yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60 mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan
lr-192 adalah 74 hari.

Gambar lll-3: Aktivitas radioaktif setelah waktu paro

Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.
0,693
T 1=
2
λ
Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu
radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis (lll-4).
Bila selang waktunya sama dengan satu kali T1/2 maka aktivitasnya tinggal 0,5 nya,
sedang kalau dua kali T1/2 maka aktivitasnya tinggal 0,25 nya, dan seterusnya. Dapat
juga menggunakan hubungan berikut ini.
1 n
A=( ) . A 0
2
t
n=
T1
2

dimana t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat

pengukuran,sedangkan T 1 adalah waktu paro radionuklida.


2

Contoh Soal :
1. Sumber Ir-192 mempunyai aktivitas 100 MBq pada tanggal 1 januari 1999.
Beberapa aktivitasnya pada tanggal 28 mei 1999 jika Ir-192 mempunyai waktu
paro (T ½) = 74 hari ?
Jawab:
Selang waktu t=1 januari – 28 mei 1999 = 148 hari
n = 148/74 = 2
A = ( ½ )2 . 100 MBq
= 25 MBq
Jadi aktivitas lr-192 pada tanggal 28 Mei '99 adalah 25 MBq.

2. Suatu bahan radioaktif mempunyai aktivitas 100 MBq pada pukul 08.00 WlB.
Sedangkan pada pukul 14.00 WlB aktivitasnya tinggal 25 MBq. Berapa waktu
paro ( T ½ ) bahan radioaktif tersebut?
Jawab:
Ao = 100 MBq, A(t)= 25 MBq, dan waktu t = 6 jam
Setelah 6 jam aktivitasnya tinggal 25/100 = ¼ kali yang berarti telah mencapai
2 kali T½ .
2 x T½ = 6 jam, maka T ½ = 3 jam.

D: Aktivitas Jenis
Aktivitas jenis radioaktif ( Asp ) didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram zat
radioaktif tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan Ci/gram. Makin pendek waktu
paro unsur radioaktif, makin besar aktivitas jenisnya.

Asp=λxNsp (III. 7)
6 , 02 x 1023
Nsp = A
( III.8 )

Nsp adalah jumlah atom dalam satu gram zal radioaktif, sedang A adalah
nomor massanya.
Contoh Soal
Aktivitas jenis Ra-226 yang mempunyai waktu paro 1620 tahun adalah :
0.693 6.02 x 1023
Asp = 1620 x 365 x 24 x 3600 . 226
A = 0,97 Ci/gram

E. Skema Peluruhan
Proses peluruhan suatu radionuklida dari keadaan tidak stabil menjadi stabil
ternyata menempuh tahapan tertentu yang dapat digambarkan dalam suatu skema
peluruhan. Gambar berikut ini menunjukkan dua contoh yaitu skema peluruhan Cs-
137 dan Co-60.

Gambar lll.4. Skema Peluruhan Cs-137 dan Co-60

Terlihat dari skerna peluruhan di atas bahwa dalam perjalanannya menuju stabil Cs-
137 memancarkan 2 jenis radiasi β - dan sebuah radiasi γ sedangkan Co-60
memancarkan 2 jenis radiasi β - dan 2 jenis radiasi γ . Dari skema peluruhan tersebut
juga dapat diketahui tingkat energi dari setial radiasi yang dipancarkan maupun
probabilitas jumlah (kuantitas ) pancarannya.

BAB IV
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan materi
yang dilaluinya. Secara umum interaksr radiasi dapat dibedakan atas tiga jenis
radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi α danβ; radiasi partikel tidak
bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik seperti
radiasi γ dan sinar-X.

A. lnteraksi Partikel Alpha

Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel o Secdr? fisik maupun elektrik relatif
besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel o ini sangat
mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan penyerap karena
adanya gaya Coulomb. Oleh karena itu, radiasi α sangdt mudah diserap di dalam
materi atau daya tembusnya sangat rendah. Radiasi α yang mempunyai energi 3,5
MeV hanya dapat menembus 20 mm udara atau hanya dapat menembus 0,03 mm
jaringan tubuh. lnteraksi radiasi a dengan materi yang dominan adalah proses
ionisasi dan eksitasi. lnteraksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah
reaksi inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom yang
lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.

1. Proses lonisasi

Ketika radiasi o (bermuatan positif; melalui materi maka terdapat beberapa elektron
(bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya karena adanya gaya tarik
Coulomb. Proses terlepasnya elektron dari suatu atom dinamakan sebagai proses
ionisasi.
Gambar |V.1. Proses ionisasi

Energi radiasi setelah melakukan sebuah proses ionisasi ( E o ) akan lebih kecil
dibandingkan dengan energi mula-mura ( Ei ), berkurang sebesar energy yang
dibutuhkan untuk melangsungkan proses ionisasi, Setelah terjadi ionisasi maka
atomnya akan bermuatan positif dan disebut sebagai ion positif. Setelah melalui
beberapa kali (beribu-ribu) proses ionisasi, maka energy radiasinya akan habis.

2. Proses Eksitasi

Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses eksitasi,
elektron tidak sam.pai lepas dari atomnya hanya berpindah ke lintasan yang lebih
luar.

Gambar 1V.2. Proses eksitasi

Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi setelah melakukan proses eksitasi (E o)


juga berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses
eksitasi. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi tidak sebesar energi yang
dibutuhkan untuk mengionisasi. Setelah melakukan beberapa kali (beribu-ribu)
proses eksitasi, maka energy radiasinya akan habis.

Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses transisi elektron
dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam dengan memancarkan radiasi
sinar-X karakteristik.
3. Proses reaksi inti

Proses reaksi inti akibat lnteraksi radiasi cr dengan bahan dapat berlangsung jika
radiasi a mampu menembus atom hingga berdekatan dengan inti atom bahan. Hasil
dari reaksi inti akan tercipta inti lain yang berbeda inti atom aslinya. Contoh dari
reaksi inti ini ditunjukkan oleh persamaan reaksi di bawah ini.

4Be9 + α 6 C12 + n

Setelah Oerinteraksi dengan radiasi cr , lnti berilium ( 4Be9) berubah menjadi inti

carbon (6C12) dan radiasi neutron dipancarkan. Fenomena reaksi inti oleh radiasi ,
digunakan untuk menciptakan sumber radiasi buatan seperti sumber radiasi neutron.

B. lnteraksi Partikel Beta

Dibandingkan dengan partikel alpha, massa dan muatan partikel beta lebih kecil
sehingga kurang diserap oleh materi atau daya tembusnya lebih jauh. Partikel beta
dengan energi sebesar 3,5 MeV dapat melintas di udara sejauh 11 meter atau dapat
mencapai jarak sekitar 15 mm di dalam jaringan tubuh.

lnteraksi radiasi β dengan materi adalah proses ionisasi dan eksitasi sebagaimana
radiasi α serta proses bremstrahlung, yaitu pemancaran radiasi gelombang
elektromagnetik (sinar-X kontinyu) ketika radiasi β, dibelokkan atau diperlambat oleh
inti atom yang bermuatan positif, Ukuran partikel β jauh lebih kecil dan kecepatannya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partikel α sehingga partikel β dapat "masuk"
mendekati inti atom.
Gambar lV.3- Proses terbentuknya Sinar-X bremstrahlung

Fraksi energi ( f ) dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan dapat ditentukan


menggunakan persamaan empiris berikut ini.

F = 3,5 x 10-4 . Z .Emaks ( IV.1 )

dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap sedangkan E maks adalah energi
maksimum dari partikel beta (dalam MeV).

Dari persamaan (lV-1) di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Energi partikel β yang lebih besar akan menghasilkan radias bremsstrahlung yang
lebih besar.
2. Semakin besar nomor atom bahan penyerap (semakin berat) akar menghasilkan
radiasi sinar-X yang lebih besar.

Contoh :
Tentukan fraksi energi dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan oleh
radiasi B dari P-32 (E-'ks = 1,7 MeV) ketika mengenai timah hitam (Z =
82) dan kalau mengenai perspex (Z=7).
Jawaban:
1 f = 3,5x 10-4 .82. 1,7 = 0,049 =4,9%
2. f = 3,5 x '10-4. 7. 1,7 = 0,0042 = O,42%
C. lnteraksi Sinar Gamma dan Sinar-X

Sinar γ dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang berarti tidak
mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu, sinar γ dan sinar-X
sangat sukar untuk diserap oleh materi, atau daya tembusnya sangat besar.
Proses interaksi antara sinar γ dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik,
efek Compton dan produksi pasangan. Probabilitas terjadinya antara tiga proses
tersebut sangat ditentukan oleh energi radiasi dan jenis materi (nomor atom)
penyerapnya.

Gambar 1V.4. Probabilitas interaksi foton dengan materi

1. Efek Fotolistrik
Pada efek fotolistrik, energi foton diserap seluruhnya oleh elektron orbit, sehingga
elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam proses ini,
disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energy foton yang mengenainya .
Gambar |V.5. Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton berenergi rendah di bawah 0,5 MeV
dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang besar. Sebagai contoh efek
fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).

2. Hamburan Compton

Gambar 1V.6. Hamburan Compton

Pada hamburan Compton, foton dengan energi hvi berinteraksi dengan electron
terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hvo dihamburkan dan sebuah
fotoelektron lepas dari ikatannya. Energi kinetik elektron (Ee) sebesar selisih energi
foton masuk dan foton keluar.

Ee=hvi –hvo (IV.2)


Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang (di atas 0,5
MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang rendah.

3. Produksi Pasangan
Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang h vi lebih besar dari
1,02 MeV. Ketika foton "sampai" ke dekat inti atom maka foton tersebut akan lenyap
dan berubah menjadi sepasang elektron-positron.
Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan positif.
Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama dengan energi foton yang datang
dikurangi 1,02 MeV.

Ee+ + Ee- = hvi – 1,02 MeV (IV.3)

Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee- energi kinetik electron.

Gambar 1V.7. Produksi Pasangan

4. lonisasi Tidak Langsung


Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut di atas terlihat bahwa semua
interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau positron) yang berenergi.
Elektron atau positron yang berenergi tersebut dalam pergerakannya akan
mengionisasi atom-atom bahan yang dilaluinya sehingga dengan kata lain,
gelombang elektromagnetik juga dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak
langsung.
5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (α atau β), daya tembus radiasi gamma
dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap secara keseluruhan.

Gambar 1V.8. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (lo) dan intensitas yang diteruskan
(Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai berikut.

Ix = 10.e-μ.x (IV 4)

μ adalah koefisien atenuasi linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar-X
dengan satuan cm-1 μ. sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap dan densitas
(p) serta energi radiasi yang mengenainya (iihat Tabel lV.1). Nilai tebal bahan
penyerap dapat dal'am satuan panjang (mm ; cm) ataupun dalam satuan massa
persatuan luas (gr/cm2). Rumus (1V.4) di atas berlaku untuk sumber radiasi
berbentuk titik (narrow-beam) dengan bahan penyerap yang tipis. Sedangkan
sumber radiasi dengan berkas menyebar (broad-beam) dan atau bahan penyerap
yang tebal, rumus (1V.4) berubah menjadi:

Ix = B.Io. e-μ.x (IV.5)


dengan B adalah build up factor. Build up factor dipengaruhi oleh jenis bahan
penyerap, densitas (p), tebal bahan, dan energi radiasi yang mengenainya.

Tabel |V.1. Koefisien atenuasi linier (cm-l)*

*
H Cember. lntroduction to Health Physics

D. lnteraksi Radiasi Neutron


Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan listrik
sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik, yaitu tumbukan
antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap, baik secara elastik maupun
tak elastik. Setiap tumbukan, materi akan menyerap energi neutron sehingga setelah
beberapa kali tumbukan maka energy neutron akan "habis". lnteraksi lain yang
mungkin muncul, bila energi neutron sudah sangat rendah, adalah reaksi inti atau
penangkapan neutron oleh inti atom bahan penyerap dan reaksi fisi atau
pembelahan inti.

1. Tumbukan Elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan antara neutron cepat dengan inti atom di mana
total energi kinetik dan momentum paftikel-partikel sebelum dan sesudah tumbukan
tidak. berubah. Dalam tumbukan elastik antara neutron cepat dan inti atom bahan
penyerap, sebagian energi neutron diberikan kepada inti atom yang ditumbuknya
sehingga inti atom tersebut terpental sedangkan neutronnya
dibelokkan/dihamburkan.
.
Gambar IV.10. Peristiwa tumbukan elastic

Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk oleh neutron cepat mempunyai
massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom
Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap atom tersebut cukup besar.
Maka air, yang mengandung banyak atom Hidrogen, merupakan bahan yang efektif
sebagai bahan moderasi neutron.

2. Tumbukan Tak Elastik


Proses tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja dengan tumbukan elastic, tetapi
energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. lni terjadi massa atom yang
ditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa neutron. Setelah tumbukan,'inti atom
tersebut tidak terpental, tetapi inti atom terstereksitasi, sedang neutronnya
terhamburkan. lnti atom yang tereksitasi menuju kondisi normal dengan
memancarkan radiasi γ.

Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbultidak
terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak berkurang.
oleh karena itu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor atom besar
tidak efektif sebagai penahan radiasi neutron .
Gambar lV.11. Peristiwa tumbukan non elastic

3. Reaksi lnti (Penangkapan Neutron)

Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron termal
(En < 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa neutron tersebut akan
"ditangkap" oleh inti atom bahan penyerap sehingga mambentuk inti atom baru,
yang biasanya merupakan inti atom yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi,
misalny? α , β atau γ. Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron,
yaitu.mengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif.

Gambar |V.12. Peristiwa penangkapan neutron

4. . Reaksi fisi
Mekanisme utama terjadinya reaksi fisi digambarkan oleh persamaan reaksi
berikut.

U235 +nt Y1 +Y2+ (2-3)nc, + Q


Suatu inti atom yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak dengan
neutron termal (nt) akan rnembelah menjadi dua inti radioaktif Y 1 dan Y2(inti hasil
belah). Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah neutron
cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y 1 danY2 merupakan inti-inti
yang aktif maka dalam proses tersebut juga dipancarkan berbagai macam radiasi (
atau β dan γ ).

Dari mekanisme reaksi fisi di atas terlihat bahwa setiap reaksi akan menghasilkan
dua atau lebih neutron cepat baru, yang energinya dapat diturunkan menjadi neutron
lambat (termal). Neutron termal yang baru tersebut dapat menyebabkan reaksi fisi
berikutnya. Proses ini berlangsung terus menerus dan disebut sebagai proses reaksi
berantai (chain reaction ).
Dalam reaktor nuklir, proses reaksi berantai ini dikendalikan secara cermat sehingga
tidak berbahaya, sedangkan pada bom atau senjata nuklir reaksi ini dibiarkan tanpa
kendali.

Material penahan neutron yang efektif adalah material yang mengandung banyak
unsur hidrohen ( H ) seperti parafin dan air. Neutron lambat (termal ) akan berhenti
setelah menempuh jarah ± 3 cm di dalam air. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa
interaksi neutron denga.n hidrogen di dalam air akan juga menghasilkan radiasi y ,
meskipun probabilitasnya sangat kecil. Maka untuk
menahan radiasi γ hasil interaksi tersebut, perlu dipasang Pb mengeliling parafin
atau air.
BAB V
SUMBER RADIASI

Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam
yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang
sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam
disebut radiasi latar belakang.

Pada bab ini akan dibahas beberapa.macam sumber radiasi alam dan prinsip kerja
secara umum dari beberapa sumber radiasi buatan.

A. Sumber Radiasi Alam

Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini merupakan
bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja ditempat yang
menggunakan radioaktif atau yalg tidak menerima radiasi berkaitan dengan
kedokteran atau kesehatan.
Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorarig dapat berasal dari tiga sumber
utama berikut:
 ..sumber radiasi kosrnik yang berasal dari benda langit didalam dan.luar
tata surya kita,
 sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
 . sumber radiasi inter:nal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri.

1. Sumber Radiasi Kosmik

Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antarbintang
dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari par{ikel dan sinar yang berenergi tinggi
(1011 eV) dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti
radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22 dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena
interaksi dengan radiasi kosmik ini disebut radionuklida cosmogenic.
Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat
radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketlnggian, yaitu radiasi yang
diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang
diterima seseorang juga bergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi
kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di
daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil daripada di
daerah katulistiwa.

2. Sumber Radiasi Terestrial

Radiasi terestrial secara natural dipancarkan bleh radionuklida di dalam kerak bumi,
dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut primordial dengan waktu
paro berorde milyar (109) tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya bumi maka
sering disebut Natural Occurring Radioactive Materials (NORM). Radionuklida yang
ada dalam kerak bumi.terutama adalah deret Uranium, yartu peluruhan berantai
mulai dari U-238 sampai Pb-206 yang stabil; deret Actinium, yang mulai dari U-235
sampai Pb-207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232 sampai Pb-208. Dalam setiap
proses peluruhan berantai di atas dipancarkan berbagai jenis energi (α ,β dan γ)
dengan berbagai tingkatan energi.

Radiasi terestrial terbesai yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-222) dan
Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar
kemana-mana.

Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari
satu tempat ke ternpat lain bergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di dalam
kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi ini yang memiliki tingkat radiasi di atas
rata-rata seperli Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil Nadu
(lndia) dan Ramsar (lran).

3.Sumber Radiasi di Dalam Tubuh


Sumber radiasi alam lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh manusia.
Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan atau masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi
internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu
masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari ikan
dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.

B. Sumber Radiasi Buatan

Sumber radiasi buatan mulai diproduksi pada abad ke 20 diketemukannya sinar-X


oleh W. Roentgent. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan
baik yang berupa zal radioaktif, pesawat pembangkit radiasi, dan reaktor nuklir.

1. Zat Radioaktif
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida 'yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi
fisi didalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan nuklida
yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (didalam alat-alat pemercepat
partikel, misalnya akselerator, siklotron).Radionuklida buatan ini bisa memancarkan
jenis radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.

a. Pemancar Alpha

Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar


alpha adalah:

13AL27 + on1 11Na24 + α


Salah satu aplikasinya adalah untuk menghasilkan radiasi neutron melalui reaksi (α
,n), radionuklida yang sering dipakai adalah Ra-226, Po-210, Pu-239
dan Am-241.

b. . Pemancar Beta
Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan partikel neutron
pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor nuklir didapatkan berbagai
macam pemancar beta. Energi radiasi beta bersifat kontinu. Pemancar beta sering
digunakan dalam kedokteran dan juga dalam industry untuk mengukur ketebalan
materi. Pemancar beta yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-
90, P-32, Re-188, sedangkan untuk industri sering digunakan Sr-90, P-32, Tl-208.

Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah:

11 si31+on1 15 P32+ β-

c. Pemancar Gamma
I
Sebenarnya jarang sekali sumber radioaktif yang hanya memancarkan radiasi
gamma saja, karena radiasi gamma biasanya mengikuti proses peluruhan α atau β.
Berikut ini sebuah reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar β dan γ
adalah:

27 co59 + on1 28 Ni60 + β- + γ

Dalam pemakaiannya, pemancar gamma beraktivitas tinggi sering digunakan


sebagai sumber radiasi di rumah sakit dan industri. lrradiator banyak digunakan di
rumah sakit (irradiator Co-60 dan Cs-137) dan dalam industry (irradiator Co-60).

d. Pemancar Neutron

Radiasi neutron dapat dihasilkan melalui interaksi radiasi a dengan bahan yang
dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur Be. Sumber neutron ini merupakan
campuran antara bahan radioaktif pemancar c dengan unsur Be. Salah satu contoh
sumber neutron ini adalah serbuk Am-241 yang dicampur dengan serbuk Be,
kemudian dibungkus dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.
95 Am241 93 Np237 + α
4 Be9 + α 6 C12 + n

Zat radioaktif pemancar neutron lainnya berasal dari proses fisi spontan yang
dialami oleh Califormium 252 (Cf-252). Cf-252 disamping meluruh dengan
memancarkan radiasi a juga mengalami proses fisi secara spontan. Pada proses fisi
spontan tersebut 2 neutron atau lebih akan dipancarkan keluar dari inti Cf-252.

2. Pesawai pembangkit radiasi

Pesawat pembangkit radiasi bekerja dengan menggunakan arus dan tegangan


listrik. Radiasi yang dibangkitkan oleh alat ini sangat bervariasi seperti electron,
proton, neutron, dan sinat-X. Keuntungan dari alat ini adalah tidak diperlukan
penanganan khusus jika sedang tidak digunakan. Tidak seperti zat radioaktif, alat ini
tidak memancarkan radiasi pada saat tidak dioperasikan.

Salah satu pesawat pembangkit radiasi adalah akselerator yaitu alat yang digunakan
untuk mempercepat partikgl bermuatan (electron, proton, dan deuterium). Partikel
bermuatan, misalnya elektron, dipercepat menggunakan medan listrik atau medan
magnit sehingga mencapai kecepatan yang sangat tinggi.

Partikel bermuatan dengan kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan oleh


akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, partikel
proton yang telah dipercepat oleh akselerator dapat dimanfaatkan untuk
memproduksi zat radioaktif. Elektron yang dipercepat dapat digunakan untuk
memproduksi sinar-X berenergi tinggi. lon deuterium ( 1H2; yang dipercepat dapat
memproduksi radiasi neutron.

Beberapa contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier


(LINAC = linear accelerator) yang rnempunyai lintasan berbentuk lurus dan cyclotron
yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran. Disamping LINAC dan Cyclotron,
pesawat pembangkit radiasi lainnya adalah pesawat sinar-x, dan mesin berkas
electron (MBE).

3. Reaktor Nuklir

Reaktor nuklir merupakan sumber radiasi neutron yang sangat besar dengan fluks
sebesar 1014 neutron/cm2-detik. Mekanisme terbentuknya neutron di dalam reaktor
nuklir adalah hasil dari reaksi fisi dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

U235 + nt Y1 + Y2+ (2-3)n + Q

Suatu inti atom U-235 yang dapat belah (fisil) ketika ditembak dengan neutron termal
(nt) akan belah menjadi dua inti radioaktif Y 1dan Y2, Dalam reaksi fisi tersebut juga
dilepaskan 2 atau 3 buah neutron cepat (n c) dan sejumlah energi panas (Q).

Neutron yang dihasilkan pada reaktor riset dapat digunakan untuk berbagai macam
aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi zat radioaktif dan analisis
bahan.
RANGKUMAN

1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat
rnateri tersebut.
2. .Atom terdiri dari inti atom (berisi proton dan neutron) serta elektron yang
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu.
3. Muatan dan massa dari elektron, proton dan neutron adalah sebagaimana
tabel berikut.
Tabel ll.1 Nilai muatan dan massa dari partikel elementer

4. Transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam
akan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. Sebaliknya, transisi elektron
dari lintasan yang lebih dalam ke lintasan yang lebih luar akan membutuhkan
energi eksternal.
5. Penulisan nuklida adalah zX A dengan X adalah simbol atom, Z adalah nomor
atom (umlah proton), A adalah nomor massa jumlah proton ditambah jumlah
neutron).
6. isotop adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
mempunyai nomor massa berbeda.
7. lsobar adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor massa sama
tetapimempunyai nomor atom berbeda.
8. lsoton adalah inti-inti atom atau nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah
neutron sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda.
9. lsomer adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom maupun nomor
massa sama tetapi mempunyai tingkat energy yang berbeda.
10. Peluruhan radioaktif adalah perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi inti
atom yang stabil. lnti atom yang atom yang tidak stabil dapat disebut sebagai
radionuklida atau radioisotope. Bahan yang terdiri atas inti atom yang tidak
stabil dengan jumlah yang cukup banyak disebut bahan radioaktif .
11. Dikenal tiga jenis peluruhan spontan yaitu peluruhan alpha, peluruhan beta ,
dan peluruhan gamma.
12. Dalam peluruhan α akan dipancarkan partikel α yang identik dengan inti
atom Helium, bermuatan dua positif dan bermassa 4 sma. Nuklida yang
meluruh akan kehilangan dua proton dan neutron, sehingga mernbentuk
nuklida baru.
13. Dalam peluruhan B-, terjadi perubahan neutron men,a: ::oio;r di dalam
nuklida yang meluiuh sehingga berubah rnen a: rukirCa baru,
Sebaliknya dalam peluruhan 0* , terjadi peruba:a: . io:cn menjadi
neutron. Partikel p- identik dengan elektron sedar: :- :e-,: < dengan
positron (elektron yang bermuatan positifl.
11. Peluruhan gamma terjadi pada nuklida yang dalair ..ea:aa: :ei-eksitasi
(isomer). Nuklida yang mengalami peluruhan garnr,a :rca< berubah
menjadi nuklida baru,
15, Radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan spontan eerupa partikel
bermuatan seperti partikel a dan p atau gelombang eiektromagnetik
seperti sinar 1.
16. Radionuklida meluruh mengikuti persamaan eksponensial cerikut
A
17. Waktu paro
suatu zat
40
20.
21.
22.
a2 LJ.
1B
19.
24
25
1. 26

You might also like