Professional Documents
Culture Documents
OLEH
OLEH
NAMA : AZHARI
Berdasarkan hasil PISA 2009 rangking Indonesia cenderung menurun khususnya pada
matematika yaitu 61 dari 65 negara, sedangkan reading 57 dari 65 dan sains 60 dari 65.
Secara keseluruhan, posisi Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara. Dalam
kemampuan membaca, skor Indonesia adalah 402, sementara skor tertinggi diraih Kota
Shanghai, China. Rata-rata, siswa dan siswi di Shanghai menunjukkan kemampuan paling
tinggi dalam kemampuan matematika dan iptek (skor 600 dan 575). Adapun untuk kedua
bidang tersebut, skor Indonesia adalah 371 dan 401.
Meski begitu, dalam kemampuan matematik, skor para siswa 12 poin lebih tinggi
daripada siswi, sementara untuk skor iptek kesenjangannya lebih sempit. Apabila
dibandingkan di antara pelajar dengan skor tertinggi, tidak terdapat beda nyata antara siswi
dan siswa.
Di negara anggota OECD, 4,4 persen siswi meraih skor tertinggi untuk ketiga bidang
tersebut, sementara jumlah siswa peraih skor tertinggi adalah 3,8 persen. Dalam bidang
matematika, jumlah siswa peraih skor tertinggi nyata lebih tinggi daripada jumlah siswi, yaitu
6,6 persen dan 3,4 persen.
Hal sebaliknya terjadi pada kemampuan membaca, yaitu 2,8 persen untuk siswi dan
0,5 persen untuk siswa. Hasil PISA menyebutkan, cara siswa membaca dan ketertarikan
mereka pada kegiatan membaca membuat skor mereka lebih rendah daripada skor para siswi.
Karena itu, sebenarnya perbedaan itu dapat diatasi pengambil kebijakan pendidikan
dengan mencari cara untuk membuat pelajar laki-laki lebih tertarik membaca dan
mempelajari cara mengambil informasi penting dari bahan bacaan. Meskipun ada perbedaan
nyata kemampuan membaca tersebut, tetapi perbedaan itu lebih besar di antara siswi atau di
antara siswa sendiri.
Temuan lain, para siswi di negara-negara OECD ternyata lebih senang membaca
naskah fiksi dan majalah daripada para siswa, sementara para siswa lebih senang membaca
koran daripada para siswi. Meskipun komik bukan pilihan para pelajar di negara OECD,
tetapi para siswa cenderung lebih suka membaca komik daripada para siswi.
Selain itu, PISA juga menyebutkan, daripada sama sekali tidak suka membaca,
membaca fiksi untuk kesenangan nyata memperbaiki kemampuan membaca, sementara
membaca komik tidak berpengaruh banyak. Adapun pelajar yang terlibat intensif membaca di
media maya, seperti membaca surat elektronik, mengobrol, membaca berita dan kamus di
internet, memiliki kemampuan membaca lebih baik daripada yang tidak menggunakan
internet.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2010/12/10/14373774/Ada.Beda..tetapi.Bisa.Dijembatani-14
http://p4mri.net/new/?tag=hasil-pisa-2009
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.pisa.oecd.org/document/4/0,3343,en_32252351_32236225_39758660_1_1_
1_1,00.html
http://www.mediaindonesia.com/kirim/2010/11/01/178884/68/11/Guru-dan-Kualitas-
Pembelajaran-Siswa-.html