You are on page 1of 55

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia
adalah pendidikan. Pendidikan hanya akan berarti dan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia bilamana pendidikan tersebut
memiliki sistem yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan
zaman.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah
melakukan berbagai cara. Diantaranya adalah perluasan dan pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu pendidikan yang relevan dengan keperluan
pembangunan. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kemajuan
suatu Negara. Lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk
mewujudkan tujuan yanga diharapkan.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berasrama merupakan
salah satu lembaga yang mendidik mahasiswanya menjadi guru yang
berilmu pengetahuan dan tekhnologi serta beriman dan bertakwa, sehingga
diharapkan bisa memajukan dunia pendidikan. Pendidikan yang diberikan
bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan tetapi juga pendidikan karakter.
Salah satunya adalah pembinaan kedisiplinan mahasiswa. Untuk
mewujudkan mahasiswa yang berimtaq banyak kegiatan keagamaan yang
dilakukan salah satunya adalah shalat berjamaah yang wajib di ikuti oleh
setiap mahasiswa yang muslim.
Mahasiswa sebagai penerus dan pemegang tampuk perjuangan
bangsa harus memiliki etos kerja yang tinggi, kedisiplinan yang tinggi
dan pengetahuan yang dalam. Oleh sebab itu pendidikan di perguruan
tinggi harus ditekankan pada ketiga hal tersebut, terutama disiplin.
Disiplin itu berupa disiplin dalam kehidupan bermasyarakat maupun
disiplin pribadi atau diri sendiri. Sikap disiplin harus dibiasakan sejak dini,
dari hal-hal yang kecil dan mulai saat ini. Disiplin merupakan kunci
kesuksisan, suatu pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya disiplin tidak

1
akan membuahkan hasil yang maksimal. Begitu dalam hal beragama,
semua yang diperintahkan sang Khalik harus dijalankan sesuai denagn
aturannya.
Indikator kesuksesan dalam hal beragama dapat dilihat dari tingkat
ketakwaan seorang hamba kepada Tuhannya. Takwa adalah menjalankan
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Mahasiswa sebagai seorang hamba diperintahkan untuk bertakwa
kepada Tuhannya. Bagi seorang muslim ibadah shalat merupakan
kewajiban utama yang tidak bisa ditinggalkan karena shalat merupakan
Indikator diterima atau ditolaknya amal ibadah seorang muslim di sisi
Allah SWT. Dengan kata lain jika Ibadah shalat diterima oleh Allah maka
Ibadah-ibadah yang lain akan diterima tanpa dihisab begitu juga
sebaliknya bila Ibadah shalatnya tidak diterima maka ibadah-ibadah yang
lain juga akan sulit diterima dan harus dihisab.
Shalat berjamaah bagi setiap muslim hukumnya adalah sunah
mu’akad, jadi baik laki-laki maupun perempuan mendapatkan pahala yang
sama bila melaksanakan shalat berjamaah. Mahasiswa yang muslim yang
laki-laki maupun perempuan di PGSD Berasrama Banjarbaru diwajibkan
untuk mengikuti shalat berjamaah untuk membina kedisiplinan,
kebersamaan, dan kekeluargaan para mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mencoba melakukan
penelitian yang berjudul :” Perbandingan Tingkat Kedisiplinan Shalat
Berjamah Mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang laki-laki dengan
perempuan”

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Peraturan yang berlaku di lingkungan asrama mahasiswa PGSD
Banjarbaru mewajibkan setiap mahasiswanya untuk disiplin dalam
menjalankan tugas akademik perkuliahan, sosial kemasyarakatan dan juga
tugas keagamaan.
Disiplin dalam hal tugas keagaam ditekankan pada kewajiban
menjalankan shalat 5 waktu secara berjamaah terutama shalat subuh,

2
magrib dan isya. Akan tetapi pada kenyataannya terdapat sebagian
mahasiswa yang kadang melanggar peraturan tersebut. Dengan demikian
masalah-masalah yang diidentifikasi dalam penelitan adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat mahasiswa yang melanggar peraturan dalam hal
kedisiplinan beribadah.
2. perbedaan tingkat kedisiplinan shalat berjamaah mahasiswa S1
PGSD berasrama yang laki-laki dan perempuan
3. faktor penyebab sebagian mahasiswa tidak disiplin
menjalankan tugasa keagamaan
4. Apa dampak disiplin terhadap perilaku sosial mahasiswa yang
melanggar disiplin beragama.
5. Berapa banyak persentasi antara mahasiswa dan mahasiswi
yang melanggar peraturan kegamaan
6. Bagaimana cara mengatasi ketidakdisiplinan dalam mematuhi
peraturan yang berlaku di PGSD berasrama banjarbaru
khususnya dalam hal beribadah

C. BATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah di atas maka peneliti hanya dibatasi pada
masalah perbedaan tingkat kedisiplinan shalat berjamaah mahasiswa S1
PGSD berasrama yang laki-laki dan perempuan.

D. RUMUSAN MASALAH
Oleh karena itu naka masalah dalam penelitian ini dirumuskan
menjadi “Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan shalat berjamaah
mahasiswa S1 PGSD berasma yang laki-laki dan yang perempuan ?”

3
E. TUJUAN DARI PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
tingkat kedisiplinan shalat berjamaah mahasiswa S1 PGSD berasma yang
laki-laki dan yang perempuan

F. MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan bisa membawa manfaat bagi :
1. Mahasiswa yaitu bisa menumbuhkan sifat disiplin terutama disiplin
dalam hal shalat berjamaah
2. Dosen agar bisa menjadi masukan untuk membina dan mendidik sikap
disiplin mahasiswa dalam menjalankan ibadah
3. PGSD sebagai lembaga lebeih memperketatan peraturan dan
mempertegas tindakan bagi mahasiswa yang melanggar
4. Orang tua sebagai masukan untuk member dukungan dan bimbingan
dalam beribadah
5. Masyarakat sebagai masukan untuk membiasakan shalat berjamaah
dan disiplin dalam menjalankan shalat

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Kedisiplinan
a. Pengertian kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar.
Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau
pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan
makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan
sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada
pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang
bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
(http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/pengertian-kedisiplinan)
Sedangkan menurut Greenberg dan Baron (1993:104)
memandang disiplin melalui adanya hukuman.
(http://www.damandiri.or.id/file/kusnanunairbab2.pdf)
secara umum disiplin banyak diartikan sebagai “kerja tepat
waktu”. Definisi tersebut memang benar tetapi terasa sangat sempit,
karena indikatornya kurang lengkap. Sehingga untuk melaksanakan
kedisiplinan secara tepat dan menyeluruh pun terasa sulit.
(http://karso.mulyo.blog.plasa.com/2009/02/01/menggagas-arti-
disiplin)
kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal
yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai
waktu. Mekipun pengertian disiplin sangat sederhana, tetapi agak
sulit untuk menerapkan konsep-konsep kedisiplinan tadi hingga
membudaya kedalam kehidupan kita sehari-hari.
(http://semangat.blogsome.com/2006/12/06/membudayakan-disiplin-
diri/)
b. Macam-macam kedisiplinan

5
1) Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu
dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci
kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik
2) Disiplin dalam Beribadah
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan
peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan
dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa
menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman
Allah SWT.

Artinya: “ Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salta,


(situ) orang-orang yang lalai dari shalatnya”
( QS. Al-Ma`un:4-5 )
3) Disiplin dalam Masyarakat
4) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi
disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat,
diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
a) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun
jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
b) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari
ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
c) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik
menurun
e) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan
kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan
menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan
dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan

6
pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan
sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas,
disiplin juga terbagi menjadi:
1) Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa
unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan
dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin
diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang
lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah
meninggalkan Ibadan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2) Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari
dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya
dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan
siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat
dan sebagaiannya.
3) Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan
nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk
mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan
sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan
berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui
pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :
a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan
terhadap arti pentingnya disiplin negara.
b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif
dan efisien
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional

7
(1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
(2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini
kebenarannya
(3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan
Pancasila
(4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
(1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme,
komunisme, panatisme yang berlebihan
(2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan
(3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
Upaya menumbuhkan disiplin nasional
(1) Keteladanan
(2) Teguran
(3) Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-
hari:
(1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
(2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
(3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.

Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :


(1) Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu
dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan
untuk berbuat disiplin
(2) Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan
adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian,
ancaman, hukuman dan sebagainya.
c. Cara menanamkan kedisiplinan
langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah
yang meliputi :

8
1) Dengan Pembiasaan
Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap
ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain
2) Dengan contoh dan teladan
Jangan membiasakan sesuatu kepada anak tetapi dirinya
sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal tersebut akan
menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan
tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat
bawha pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan
sulit sekali menjadi disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam
diri atau dari dalam lubuk hati nurani sebagai pembiasaan
lingkunganya
3) Dengan Penyadaran
Diberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya nilai
dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu
lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin
4) Dengan Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah
agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan
harus terus-menerus dilakukan, terlebih lagi dalam situasi-situasi
yang sangat memungkinkan mahasiswa untuk berbuat sesuatu
yang melanggar tata tertib asrama.
Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU
kelas 2 menyebutkan bahwa ada beberapa indikator untuk
menanamkan Disiplin dalam kehidupan yaitu :
1) Pembiasaan
2) Pengawasaan
3) Perintah
4) Larangan
5) Ganjaran hukuman

9
Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk
menanamkan kedisiplinan tapin telah ”Telanjur” melakukan
pelanggaran (Titik Disiplin). Sehubungan dengan itu dikemukakan
alat pendidikan represif. Alat pendidikan represif diadakan bila
terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan
peraturan-peraturan.
Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan langkah-
langkah seperti :
1) Pemberitahuan
Pemberitahuan di sini adalah pemberitahuan kepada
mahasiswa yang telah melanggar peraturan tetapi ia belum
mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah melanggar.
2) Teguran
Teguran diberikan kepada mahasiswa baru satu dua kali
melakukan pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung
jawabnya.
3) Peringatan
Peringatan diberikan kepada mahasiswa yang telah
beberapa kali melakukan pelanggaran dan telah diberikan teguran
pula atas pelanggarannya. Dalam memberikan peringatan ini
biasanya disertai dengan ancaman akan sangsinya, bilamana
terjadi pelanggaran lagi.
4) Hukuman
Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil
apabila teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh
mahasiswa tidak diindahkan hal-hal yang mengarah kepada
disiplin guru.
5) Ganjaran
Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling
menyenangkan. Ganjaran yang telah diberikan kepada masiswa
yang telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan

10
belajar mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian
yang mulia.
Demikian beberapa indikator yang amat perlu
diperhatikan supanya kedisiplinan mahasiawa dapat tumbuh dan
berkembang pada hati nurani mahasiswa. Sehingga tujuan dari pada
pendidikan mudah tercapai. Disiplin merupakan salah satu alat
penentuan keberhasilan pencapaian tujuan dari pendidikan.

Allah SWT pada dasarnya telah mengajarkan


kepada manusia tentang kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan
Firman-Nya

Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu


ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan
diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman” ( QS.
An-Nisa: 103 )
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua
aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai
bentuk tanggung jawabnya.
2. Shalat berjamaah
a. Pengertian shalat
Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “doa”, tetapi
yang dimaksud di sini adalah ibadat yang tersusun dari beberapa
perkataan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam,
serta memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.

11
Banyakdalil yang meajibkan shalat diantaranya surah
a) QS. An-Nisa ayat :103
“dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu diwajibkan untuk
melakukannya pada waktunya atas sekalian orang mukmin”
b) QS.Al- ankabut : 45
“dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari
(perbuatan-perbuatan )yang keji dan munkar”
c) QS. Thaha ayat : 14
“dirikanlah shalat untuk mengingatku”
Dalam mendirikan shalat perlu memperhatikan beberapa
ketentuan yaitu :
1) Syarat wajib shalat
a) Beragama islam
b) Sudah baligh
c) Suci dari haid (kotoran) dan nifas
d) Berakal sehat
e) Telah sampai dakwah
f) Melihat atau mendengar
g) jaga
2) Selain itu juga terdapat syarat sahnya shalat
a) Dalam keadaan suci baik dari hadats besar maupun kecil
b) suci dari najis baik badannya, pakaian maupun tempatnya
c) tertutup auratnya, yakni laki-laki antara pusat dengan lutut,
sedangkan bagi wanita yaitu seluruh tubuh kecuali muka
dan telapak tangan
d) telah masuk waktu shalat yang dimaksud
e) menghadap kearah kiblat
f) mengetahui tata cara mengerjakan shalat, termasuk mana
yang rukun dan mana yang sunat

12
3) Rukun-rukun shalat
a) Niat
b) Berdiri bagi yang mampu, tapi jika tidak mampu boleh
mengerjakannya dengan duduk, berbaring, telentang atau
hanya dengan menggunakan isyarat
c) Melakukan takbiratul ihram
d) Membaca surah Al – Fatihah pada tiap-tiap rakaat
e) Ruku’ dengan thumakninah
f) Melakukan dua kali sujud dengan thumaninah
g) Duduk diantara dua sujud dengan thumaninah
h) Duduk pada tasyahud akhir dengan tumaninah
i) Membaca tasyahud akhir
j) Mengucap slam yang pertama
k) Tertib, yakni sesuai dengan tata cara shalat yang telah
ditetapkan
4) Sunat-sunat shalat
a) Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan telinga
ketika takbiratul ihram, ruku, dan ketika bangun dari duduk.
b) Bersedekap, yaitu meletakkan tangan kanan di atas telapak
tangan kiri yang ditempelkan di depan dada
c) Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram
d) Membaca taawudz sebelum membaca surah Al- Fatihah
e) Mengucapkan “amin” sesudah membaca surah A-fatihah
f) Membaca surat atau ayat-ayat Al-Quran sesudah membaca
surah al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua
g) Membaca dengan keras(nyaring) surah Al-Fatihah dan
susrat-surat lain dalam al-Quran pada shalat magrib, isya,
subuh, shalat jumat dan shalat dua hari raya
h) Melakukan takbir pada setiap pindah dari gerakan shalat
i) Membaca doa setelah bangun dari ruku
j) Membaca tasbih ketika ruku dan sujud
k) Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk

13
l) Menegakkan telunjuk
m) Mengucapkan salam yang kedua
5) Makruh-makruh shalat
a) Meletakkan telapak tangan di dalam lengan baju
b) Memejamkan mata
c) Menoleh ke kanan dank e kiri
d) Menahan kencing, berak, kentut dan hadats-hadats lainnya
e) Mendongak ke atas
f) Terbuka kepalanya
g) Meludah
h) Bertolak pinggang
i) Melakukan shalat di atas kuburan
j) Melakukan atau membawa sesuatu yang bisa mengganggu
kekhusyukan dalam shalat
6) Hal-hal yang membatalkan shalat
a) Meninggalkan slah satu ruun shalat
b) Terkena najis yang tidak dimaafkan
c) Terbuka auratnya
d) Makan dan minum walaupun hanya sedikit
e) Berhadats
f) Mengeluarkan kata-kata selain bacaan shalat walau hanya
satu huruf
g) Tertawa terbahak-bahak
h) Mengubah niat misalnya ingin menghentikan shalat
i) Membelakangi kiblat
j) Menambah rukun shalat berupa perbuatan seperti ruku
sujud dan sebagainya
k) Melakukan gerakan selain dari gerakan-gerakan shalat tiga
kali berturut-turut
l) Mendahului gerakan imam sedikitnya dua rukun
m) Murtad, yakni keluar dari agama islam
7) Tata cara dan bacaan di dalam shalat

14
a) Menghadapkan seluruh badan kea rah kiblat
b) Niat di dalam hati untuk melakukan shalat yang
dimaksudkan
c) Melakukan takbiratul ihram, yakni dengan mengucapkan
“Allahu akbar” seraya mengangkat kedua tangan setinggi
pundak dan telinga
d) Bersedekap
e) Membaca doa iftitah
f) Membaca taawudz
g) Membaca surah al-fatihah
h) Membaca salah satu surat atau ayat-ayat Al-quran
i) Melakukan ruku dan membaca tasbih “
j) Bangun dari ruku dan mengucapakan “sami’allahulimah
hamidah” dan rabbanaa wa lakal hamdu”
k) Melakukan sujud yang pertama dengan membaca tasbih
l) Duduk diantara dua sujud denganposisi duduk iftirasy,
yakni kedua telapak tangan di atas lutut, telapak kaki kiri
didududki dan telapak kaki kanan tegak di atas lantai
dengan jari-jari dihadapkan kea rah kiblat, dan membaca
“rabbigfirliii warhamni wazuburnii warfa’nii wahdinii
wa’afini wa’fu’anni
m) Melakukan sujud yang kedua yang ucapan, perbuatannya
sama seperti pada sujud yang pertama
n) Berdiri dari sujud yang kedua seraya membaca “Allahu
akbar”
o) Setelah melakukan dua kali sujud pada rakat kedua maka
hendaklah duduk untuk membaca tasyahud awal bila
rakatnya lebih dari dua. Bila hanya dua langsung tasyahud
akhir
p) Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan kekiri
b. Macam-macam shalat

15
Shalat terdiri dari 2 macam yaitu shalat fardu dan shalat
sunat.
1) Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang diwajibkan bagi tiap-
tiap muslim yang sudah baligh dan berakal sebanyak lima
kali sehari semalam.
a) Macam-macam shalat fardu dan waktu mengerjakanna
(1) Shalat dzuhur
Waktu mengerjakannya yaitu sejak matahari sampai
tergelincir smpai baying-bayang suatu benda sama
panjangnya dengan ukuran panjang benda yang
sebenarnaya.
(2) Shalat Ashar
Waktu mengerjakannya yaitu sejak berakhirnya waktu
shalat Dzuhur sampai terbenamnya matahari
(3) Shalat Maghrib
Waktu mengerjakannya yaitu sejak terbenamnya
matahari sampai hilangnya cahaya mega merah di
ufuk barat
(4) Shalat Isya
Waktu mengerjakannya yitu sejak berakhirnya waktu
shalat Maghrib sampai terbit fajar shadiq
(5) Shalat subuh
Waktu mengerjkannya yaitu sejak terbit fajar shadiq
sampai terbit matahari di ufuk timur
b) Waktu-waktu yang diharamkan melakukan shalat
(1) Sesudah shalat subuh sampai terbitnya matahari
(2) Ketika terbit matahari hingg naik kirakira 10o dari
permukaan bumi
(3) Ketika matahari tepat berada di atas kepala hingga
tergelincir sedikit kea rah barat
(4) Sesudah shalat ashar hingga tiba saat shalat maghrib

16
(5) Ketika matahari hamper terbenam hingga betul-betul
terbenam
2) Shalat sunnat
Shalat sunat adalah shalat yang apabila dikerjakan
mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa.
Macam-macam shalat sunnat yaitu ;
a) Shalat sunnat Rawathib
Adalah shalat sunnat yang mengiringi shalat-shalat fardu,
baik yang dikerjakan sebelumnya maupun sesudahnya
b) Shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada pagi hari raya
(Idul fitri dan idul adha) dan hukumnya dalah sunnat
muakad atau sangat dianjurkan
c) shalat gerhana matahari
shalat yang dilakukan ketika gerhana matahari.
Hukumnya sunnat muakad dan waktu melakukan sejak
terjadinya gerhana sampai berakhirnya gerhana matahari
d) Shalat Istisqa
Adalah shalat sunnat yang dilakukan untuk memohon
hujan
e) Shalat tarawih
Adalah shalat malam yang dikerjakan pada tiap-tiap
malam di bulan ramadhan yang waktunya setelah shalat
isya hingga terbit fajar
f) Shalat Witir
Yaitu shalat sunat yang bilangan rakaatnya ganjil yang
waktuunya antara isya hingga terbit fajar. Shalat witir ini
biasanya dilakukan setelah shalat tarawih
g) Shalat tahjjud
Yaitu shalat sunat yang dikerjakan sesudah bangun dari
tidur di malam hari, wlaupun tidurnya hanyasebentar. Jika
dilakukan sebelum tidur, walupun di tengah malam

17
sekalipin, maka hal itu bukanlah disebut shalat tahajjud
melainkan shalat sunat biasa
h) Shalat tahiyyatul mesjid
Yaitu shalat yang dikerjakan ketika memasuki mesjid
baik pada hari jumat maupun hari-hari biasa
i) Shalat dhuha
Yaitu shalat sunat yang waktunya dimulai sejak matahari
naik kira-kira setinggi krang lebih 7 hasta sampai denan
masuknya shakat dzuhur.
j) Shalat istikharah
Yaitu shalat sunat sebanyak 2 rakaat yang dilakukan
untuk memohon kepada Allah agar diberi petunjuk dan
ketetapan hati dalam memilih satu yang terbaik diantara
beberapa pilihan.
k) Shalat safar
Yaitu shalat sunat yang dikerjakan jika seseorangg
melakukan bepergian jauh
l) Shalat hajat
Yaitu shalat sunat yang dilakukan untuk mengharap
kepada Allah, agar hajat atau keperluan yang diinginkan
dapat terpenuhi
m) shalat tasbih
Disebut shalat tasbih karena di dalamnya dibacakan
kalimat-kalimat tasbih yang pada tiap-tiap rakaatnya
sebanyak 75 kali.
n) Shalat sunat taubah
Yaitu shalat yang dilkukan setelah seseorang bertaubat
atas segala macam kesalahan yang telah dilakukan.
Tujuannya adalah memperoleh pengampunan dari allah
SWT.

18
c. Shalat berjamaah
1) Pengertian shalat berjamah
Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan secara
bersama-sama, yakni paling sedikit terdiri dari 2 orang dan
banyaknya tidak terbatas (satu menjadi imam dan yang lain
menjadi makmum. Orang yang di ikuti (dihadapan) dinamakan
imam sedangkan yang mengikuti di belakang dinamakan
makmum.
2) Hukum shalat berjamah
Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa hukum
shalat berjamah adalah fardhu ain (wajib bagi tiap-tiap orang),
sebagian berpendapat bahwa shalat berjamah itu fardu kifayah
dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (yang istimewa0
yang akhir inilah hukum yang lebih layak kecuali untuk shalat
jumat. Menurut kaidah pesesuaian beberapa dalil dalam
masalah ini seperti yang telah disebutkan di atas, pengarang
nailul autar berpendapat “pendapat yang seadil-adilnya dan
lebih dekat kepada yang betul ialah shalt berjamah itu sunat
muakkad” (Rasyid, Sulaiman. H ; Fiqih Islam:107)
Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaah dimesjid
lebih baik daripada shalat berjamaah dirumah kecuali shalat
sunat, maka dirumah lebih baik, sedangkan bagi perempuan
shalat berjamaah di rumah lebih baik karena itu lebih aman
bagi mereka.
Sabda rasulullah SAW.
“hai manusia shalatlah kamu dirumah kamu masing-masin.
Sesungguhnya sebaik-baik shalat ialah shalat seseorang
dirumahnya kecuali shalat lima waktu (maka di mesjid lebih
baik)” (riwayat Bukhari dan muslim)
Sabda Rasullah SAW

19
“janganlah kamu melarang perempuan-perempuan ke mesjid
walaupu rumah mereka (perempuan) lebih baik bagi mereka
buat beribadat “ (riwayat Abu Dawud)
3) Keutamaan shalat berjamaah
Rasulullah SAW bersabda
“Dari Ibnu Umar. Ra, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda kebaikan shalat berjaam melebihi salat sendirian
sebanyak 27 derajat (Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Mahasiswa

Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang


sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau
perguruan tinggi. Mahasiswa adalah sebutan untuk lak-laki sedang
kuliah di universitas sedangkan mahasiswi panggilan untuk yang
permpuan.

Berbagai perbedaan individu dilihat dari perbedaan fisik,


psikis. Anak laki-laki biasanya lebih kuat dan cenderung
membangkang terhadap suatu peraturan itu lebih besar disbanding
anak perempuan. Anak perempuan biasanya takut untuk melanggar
peraturan dan rasa malu yang sangat besar pada perempuan membuat
dia tidak mau dipermalukan dihadapan orang banya akibat
kesalahannya melanggar sebuah peraturan selain itu juga biasanya
perempuan tajut akan hukuman yang akan diberikan.
(http://blog.spot.com)

Menurut piaget perkembangan kognitif mengikuti beberapa tahapan


yaitu

a. Masa sensori motor ( 0.0-2,5 tahun)


b. Masa pra operasional konkrit (2 – 7 tahun)
c. Masa konkreto prerasional (7-11 tahun)
d. Masa operasiaonal (11-dewasa)

20
Mahasiswa bisa digolongkan dalam masa operasional dimana
seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hepotesis. Pada tahab ini
seseorang sudah mampu memperkirakan apa yang akan terjadi dan
mampu menarik kesimpulan .

4. Asrama
Asrama adalah bangunan berpetak-petak untuk tempat tinggal
kelompok orang yang terdiri atas jenis dan sifat dan setiap
penghuninya diwajibkan mentaati peraturan yang telah ditetapkan
dalam asarama tersebut.
(http:/arsipmakalahkiata.blogspot.com/2009/07/makalah-
asrama.html)

B. Kerangka berpikir
Berdasarkan beberapa kajian dan teori yang dikemukakan oleh
tokoh-tokoh di atas, maka kerangka berpikir dalam hal ini dinyatakan
bahwa kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang
seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu serta
mentaati peraturan dengan tujuan mengembangkan diri agar bisa
berperilaku tertib.
Dalam agama islam juga dianjurkan untuk disiplin salah satunya
dalam menjalankan shalat. Orang yang disiplin akan menjalankan shalat
tepat waktu tidak melalaikannya serta menjalankan shalat itu sesuai
aturannya. Salah satunya adalah shalat berjamah yang dikerjakan bersama-
sama dan sesuai tata caranya.
Mahasiswa yang muslim sudah wajib melaksanakan shalat.
Asrama yang merupakan salah satu tempat tinggal mahasiswa,
mewajibkan mahasiswanya mentaati peraturan, salah satu peraturan yang
ada di asrama PGSD Banjarbaru adalah shalat berjamah terutama shalat
maghrib, Isya dan subuh, Wajib diikuti mahasiswa yang laki-laki dan
perempuan.

21
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah “ada perbedaan tingkat kedisiplinan shalat berjamaah mahasiswa
S1 PGSD yag laki-laki dengan perempuan”

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian komparatif.
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-penelitian.htm)
Penelitian ini bertujuan untuk menetahui apakah ada perbedaan
kedisiplinan shalat berjamah mahasiswa S1 PGSD berasrama yang laki-
laki dan yang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di asrama PGSD
Banjarbaru. populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok, serta unit analisisnya adalaah Individu.” Dalam
penelitian ini mengkaji masalah tingkat kedisiplinan mahasiswa PGSD
berasrama laki-laki dan perempuan Kemudian dicari perbedaannya.
Tingkat kedisiplinan shalat berjamah dipengaruhi oleh penghargaan
terhadap waktu, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, sikap dan
perilaku saat menjalankan ibadah serta pengetahuan tentang ibadah shalat.
Yang digambarkan dengan skema berikut :

X1 KETERANGAN
X1 = penghargaan terhadap
waktu
X2
X2= tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas
X3
Y X3= pengetahuan tentang
ibadah shalat

Y= kedisiplinan shalat
berjamaah

23
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluhan objek penelitian. (Suharsimi Arikonto,
2006) Sasaran penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru yang beragama islam selain penulis yang
berjumlah 59 orang dengan rincian sebagai berikut
JENIS KELAMIN
BLOK LAKI- JUMLAH
PEREMPUAN
LAKI
A - 19 19
B - 19 19
D 21 21
jumlah 58

2. Sampel

Sampel haruslah dipilih dengan menggunakan metode yang tepat


sehingga anggota populasi mempunyai kesempatan dan peluang yang
sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 1995).
Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik sampel total
artinya seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Identifikasi Variable
Variabel yang diteliti terdiri dari 1 variabel terikat (dependen ) dan 4
variabel bebas (independen) yaitu adalah sebagai berikut :
a. Variabel terikat : kedisiplinan shalat berjamaah (Y)
b. Variable bebas : 1) penghargaan terhadap waktu (X1)
2) tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
(X2)
3) pengetahuan tentang ibadah shalat (X3)

24
2. Defenisi operasional
Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat
membantu peneliti lang ingin melaksanakan variable yang sama
Beberapa batasan opersional :
a. Penghargaan terhadap waktu
Maksudnya adalah bisa menggunakan dan membagi waktu dengan
baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan
adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik
b. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas adalah menjalankan
tugas yang telah ditetapkan dan telah disepakati bersama dengan
sungguh-sungguh.
c. Sikap dan perilaku
Sikap dan perilaku adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
sesuai atau tidak dengan peraturan yang ada, dengan tidak
menyalahi aturan yang telah
d. Pengetahuan tentang shalat
1) Pengertian shalat
Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “doa”,
tetapi yang dimaksud di sini adalah ibadat yang tersusun dari
beberapa perkataan yang dimulai dengan takbir dan disudahi
dengan salam, serta memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.
Banyak dalil yang meajibkan shalat diantaranya surah
d) QS. An-Nisa ayat :103
“dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu diwajibkan
untuk melakukannya pada waktunya atas sekalian orang
mukmin”
e) QS.Al- ankabut : 45
“dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari
(perbuatan-perbuatan )yang keji dan munkar”
f) QS. Thaha ayat : 14
“dirikanlah shalat untuk mengingatku”

25
untuk menguji pengetahuan dalam hal shalat makahal-hal yag
harus diketahui adalah :
a) Syarat wajib shalat
b) Rukun-rukun shalat
c) Selain itu juga terdapat syarat sahnya shalat
d) Sunat-sunat shalat
e) Makruh-makruh shalat
f) Hal-hal yang membatalkan shalat
g) Tata cara dan bacaan di dalam shalat
h) Macam-macam shalat fardu dan waktu mengerjakanna
i) Waktu-waktu yang diharamkan melakukan shalat
j) Hukum shalat berjamaah
3. Pengembangan instrument penelitian dan pengukuran
Kegiatan penelitian dan pengumpulan data dilakukan
terhadap mahasiswa S1 PGSD Berasrama UNLAM dengan
menggunakan Kuesionir dan tes dalam bentuk soal ingatan. Untuk
menyamakan persepsi antar subjek penelitian dalam menafsirkan
kuesioner dan soal tes maka sebelumnya dilakukan penjelasan dan
latihan tentang kriteria penilaian. Kuesionir adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampila, pengetahuan dan intelejensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Kuesioner diberikan untuk mengungkapkan variabel
penghargaan terhadap waktu, tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas, sikap dan perilaku saat menjalankan ibadah serta pengetahuan
tentang ibadah shalat.pada kuesioner penghargaan terhadap waktu,
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, sikap dan perilaku saat
menjalankan ibadah digunakan angket tertutup yang mempunyai 5
alternatif jawaban, dan untuk pengetahuan tentang shalat
menggunakan tes soal ingatan.

26
a. Indikator Instrumen menghargai waktu
Untuk mengungkap penghargaan terhadap waktu dalam penelitian ini
digunakan kuesionir atau angket dengan skala Likert yang terdiri dari 5
alternatif jawaban. Instrument ini dikembangkan dari landasan teori
dengan indikator yang meliputi : datang ke mushala sebelum adzan,
datang ke mushala saat adzan, datang ke mushala setelah adzan,
datang ke mushala saat iqamah, datang ke mushala setelah iqamah,
datang ke mushala setelah iqamah, dan tidak datang ke mushala.

Tabel 1
Indikator menghargai waktu

Aspek yang
Indikator No. Item
diamati
menghargai Datang ke mushala sebelum adzan 1
waktu Datang ke mushala saat adzan 2
datangnya Datang ke mushala setelah adzan 3
shalat (x1) Datang ke mushala saat iqamah 4
Datang ke mushala setelah Iqamah 5
Datang ke mushala saat shalat sudah dimulai 6
Tidak datang ke mushala 7

b. Indikator sikap dan perilaku dalam menjalankan ibadah shalat.


Untuk mengungkap penghargaan terhadap waktu dalam penelitian ini
digunakan kuesionir atau angket dengan skala Likert yang terdiri dari 5
alternatif jawaban. Instrument ini dikembangkan dari landasan teori
dengan indikator yang meliputi : kerapian berpakaian dan adab masuk
mushala.

27
c. Indikator Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
Untuk mengungkap penghargaan terhadap waktu dalam
penelitian ini digunakan kuesionir atau angket dengan skala Likert
yang terdiri dari 5 alternatif jawaban. Instrument ini dikembangkan
dari landasan teori dengan indikator yang meliputi : menjadi imam,
menjadi muadzin, pembaca doa, kultum.

Tabel 2
Indikator Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

Aspek yang
Indikator No. Item
diamati
Tanggung Menjdi imam* 1
jawab dalam Menjadi muadzin* 2
melaksanakan Pembaca kultum 3
tugas di Pembaca doa*
mushala (X3) 4

Catatan : * : hanya diisi oleh laki-laki

d. Indikator Pengetahuan tata cara shalat


Untuk mengungkap penghargaan terhadap waktu dalam penelitian ini
digunakan soal tes ingatan untuk jawaban yang benar. Instrument ini
dikembangkan dari landasan teori dengan indikator yang meliputi : Rukun,
syarat wajib shalat, syarat sah shalat, hal-hal yang membatalkan shalat,
sunat-sunat shalat, makruh-makruh shalat tata cara dan bacaan dalam
shalalat, Waktu-waktu yang diharamkan melakukan shalat, Macam-
macam shalat fardu dan waktu mengerjakannya.

28
Tabel 4
Indikator pengetahuan tentang shalat
Aspek yang
Indikator No. Item
diamati
pengetahuan 1. Rukun
tentang shalat 1
(X4)
2. Syarat wajib shalat 2
3. syarat sah shalat 3
4. hal-hal yang membatalkan shalat 4
5. sunat-sunat shalat 5
6. makruh-makruh shalat 6
7. tata cara dan bacaan dalam shalalat 7
8. Waktu-waktu yang diharamkan melakukan shalat 8
9. Macam-macam shalat fardu dan waktu
9
mengerjakannya.
10. Hukum shalat berjamaah 10

4. Analisis dan Interprestasi Data


Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini,
maka semua data yang terkumpul dianalisa secara kuantitatif dan dibuat
prosentasi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan memberikan
gambaran secara umum tentang kedisiplinan mahasiswa dalam shalat
berjamaah baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai perangkat ukur
digunakan skala likert merupakan butir skala sikap yang sering digunakan
dalam penelitian kuantitatif. Pemberian skor pada skala likert berkisar
dalam angka 5, 4, 2, 1, dengan kategori nilai sangat positif, positif, netral,
negative, sangat negatif. Penulis merancang jawaban angket “1” sampai
dengan “5” berdasar tingkat nilai tersebut. juga penilaian essay untuk
mengetahui tingkat pengetahuan tentang shalat yang skornya berkisar
antara 0-10

29
Khusus untuk essay, kriteria penilaian dari jawaban-jawaban
reponden adalah sebagai berikut :

80 % -100% jawaban benar nilai 10

60 %-70 jawaban benar nilai 9

40 %-50 jawaban benar nilai 8

30 % jawaban benar nilai 6

20 % jawaban benar nilai 5

10 % jawaban benar nilai 2-4

Jawaban ada tapi salah nilai 1

Jawaban kosong nilai 0

Untuk angket menghargai waktu, item pertanyaan 1-4 cara


menganalisis datanya adalah sebagai berikut

Kategori kriteria
tidak pernah sangat kurang
jarang kurang
cukup sering sedang
sering baik
sangat sering sangat baik

Untuk angket menghargai waktu, item pertanyaan 5-7 cara


menganalisis datanya adalah sebagai berikut

Kategori kriteria
tidak pernah sangat baik
jarang baik
cukup sering sedang
sering kurang
sangat sering sangat kurang

30
Untuk mendapatkan gambaran persentase agar dapat menarik
kesimpulan maka data yang diperoleh melalui angket dan dokumentasi
absen shalat berjamaah diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:

P= x 100 (Sudijono dalam Slamet Hadi Trianto, 2007: 35)


P = angka prosentase
F = frekuensi resonden
N = jumlah sampel yang diteliti

Data yang diperoleh dalam bentuk prosentase, selanjutnya di


interprestasikan dengan menggunakan kriteria rentangan preosentase
sebagai berikut :
0 % sampai dengan 20 % adalah sebagian kecil
21% sampai dengan 40% adalah sebagian kecil
41% sampai dengan 60% adalah sebagian berimbang
61% sampai dengan 80% adalah sebagian besar
81% sampai denagn 100% adalah sebagian terbesar
(Harahap dalam Slamet Hadi Trianto, 2007: 133)

31
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu
mengumpulkan dan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan
judul tulisan. Penulis juga berkonsultasi kepada dosen pembimbing.
Berdasarkan informasi dosen dan berbagai buku yang dibaca, penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat kedisiplilan shalat berjamaah
para mahasiswa di PGSD Berasrama Banjarbaru yang poin-poinnya penulis
cantumkan dalam bentuk pertanyaan agket dan dokumentasi absen shalat
berjamah.

B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di asrama PGSD Banjarbaru dengan
melibatkan mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang beragama muslim sejumlah
58 orang dengan angket tentang menghargai waktu; melaksanakan tugas;
pengetahuan tentang shalat dan pengumpulan rekab absen shalat berjamaah.

C. Pengolahan Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah menurut kriteria jawaban
yang disediakan pada nomer butir-butir angkry. Data yang diperoleh
Kemudian diinterpretasikan dengan menetapkan kriteria alternative.
Berdasar 58 angket dan rekab absen yang ada dibuat rekapitulasi
poin tanggapan terhadap tiap butir pertanyaan sebagaimana terlihat pada
tabel.

32
1. Rekapitulasi tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat
penghargaan terhadap waktu
1.1 rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui
tingkat penghargaan terhadap waktu bagi mahasiswa laki-laki

Tabel 1
Rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat
penghargaan terhadap waktu oleh mahasiswa yang laki-laki.

KATEGORI BUTIR PERTANYAAN

datang datang datang datang datang datang ke tidak


kemushala kemushala kemushala kemushala kemushala mushala saat datang
sebelum saat adzan setelah saat setelah shalat sudah ke
adzan adzan iqamah iqamah dimulai mushala
tidak pernah 0 0 0 0 0 0 0
jarang 7 2 5 5 7 9 16
cukup sering 12 10 6 9 10 8 2
sering 2 8 9 6 3 3 1
sangat sering 0 1 1 1 1 1 2
Jumlah 21 21 21 21 21 21 21
responden

Tabel 2
prosentase per poin tanggapan untuk mengetahui tingkat penghargaan
terhadap waktu oleh mahasiswa yang laki-laki.

BUTIR PERTANYAAN
datang datang datang datang datang datang ke tidak
KATEGORI kemushala kemushala kemushala kemushala kemushala mushala saat datang
sebelum saat adzan setelah saat setelah shalat sudah ke
adzan adzan iqamah iqamah dimulai mushala
tidak pernah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
jarang 33,33 9,52 23,81 23,81 33,33 42,86 76,19

33
cukup sering 57,14 47,62 28,57 42,86 47,62 38,10 9,52
sering 9,52 38,10 42,86 28,57 14,29 14,29 4,76
sangat sering 0,00 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 9,52
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100
(dalam %)

Grafik menghargai waktu bagi mahasiswa laki-laki


18

16

14

12

10

6 tidak pernah

4 jarang
cukup sering
2
sering
0
sangat sering

1.1.1 sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan cukup


sering datang kemusahala sebelum adzan. Dan sebagian
terkecil menyatakan tidak pernah dan sangat sering datang ke
mushala sebelum adzan

34
1.1.2 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan cukup
sering datang ke mushala saat adzan dan sebagian terkecil
menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat adzan
1.1.3 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan sering
datang ke mushala setelah adzan dan sebagian terkecil
menyatakan datang ke mushala setelah adzan
1.1.4 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan cukup
sering datang ke mushala saat iqamah dan sebagian terkecil
menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat iqamah
1.1.5 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan sering
datang ke mushala setelah iqamah dan sebagian terkecil
mahasiswa menyatakan tidak pernah datang ke mushala
setelah iqamah
1.1.6 Sebagian besar mahasiswa laki-laki menyatakan jarang
datang ke mushala saat shalat sudah dimulai dan sebagian
terkecil menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat
shalat sudah dimulai
1.1.7 Sebagian besar mahasiswa laki-laki menyatakan jarang tidak
untuk tidak datang ke mushala dan sebagian terkecil
menyatakan tidak pernah untuk tidak datang ke mushala.

Tabel.3
rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat
penghargaan terhadap waktu oleh mahasiswa yang perempuan

KATEGORI BUTIR PERTANYAAN

datang datang datang datang datang datang ke tidak


kemushala kemushala kemushala kemushala kemushala mushala saat datang
sebelum saat adzan setelah saat setelah shalat sudah ke
adzan adzan iqamah iqamah dimulai mushala
tidak pernah 2 0 0 0 2 2 2
jarang 14 4 10 14 20 23 29

35
cukup sering 12 18 14 20 12 12 6
sering 7 12 11 3 3 1 0
sangat sering 3 2 3 1 1 0 1
Jumlah
responden 38 38 38 38 38 38 38

Tabel 4
terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat penghargaan terhadap waktu
oleh mahasiswa yang perempuan

KATEGORI BUTIR PERTANYAAN

datang datang datang datang datang datang ke tidak


kemushala kemushala kemushala kemushala kemushala mushala saat datang
sebelum saat adzan setelah saat setelah shalat sudah ke
adzan adzan iqamah iqamah dimulai mushala
tidak pernah 5,26 0,00 0,00 0,00 5,26 5,26 5,26
jarang 36,84 10,53 26,32 36,84 52,63 60,53 76,32
cukup sering 31,58 47,37 36,84 52,63 31,58 31,58 15,79
sering 18,42 31,58 28,95 7,89 7,89 2,63 0,00
sangat sering 7,89 5,26 7,89 2,63 2,63 0,00 2,63
Jumlah 100 100 100 100 100 100
100
(dalam %)

36
Data tersebut dalam grafik : menghargai waktu untuk perempuan

30

25
banyak frekuansi
20

15

10

tidak pernah
jarang
cukup sering
sering
sangat sering

Item pertanyaan

1.2.1 Sebagian terkecil mahasiswa perempuan memilih jarang datang


kemushala sebelum adzan dan sebagian terkecil mahasiswa
perempuan menyatakan tidak pernah datang ke mushala sebelum
adzan

1.2.2 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan memilih cukup sering


datang ke mushala saat adzan dan sebagian terkecil mahasiswa
perempuan menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat adzan

1.2.3 Sebagian kecil mahasiswa perempuan memilih cukup sering datang


ke mushala saat adzan sebagian terkecil mahasiswa perempuan
menyatakan tidak pernah datang ke mushala setelah adzan

1.2.4 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan memilih cukup sering


datang kemushala saat iqamah sebagian terkecil mahasiswa
perempuan menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat
iqamah

37
1.2.5 sebagian berimbang mahasiswa perempuan memilih jarang datang
ke mushala setelah Iqamah sebagian terkecil mahasiswa
perempuan menyatakan tidak pernah datang ke mushala setelah
iqamah

1.2.6 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan memilih jarang datang


ke mushala saat shalat sudah dimulai sebagian terkecil mahasiswa
perempuan menyatakan tidak pernah datang ke mushala saat shalat
sudah dimulai

1.2.7 sebagian besar mahasiswa perempuan memilih jarang tidak datang ke


mushala sebagian terkecil mahasiswa perempuan menyatakan tidak
pernah tidak datang ke mushala

Dari data tentang tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat


penghargaan terhadap waktu maka dapat disimpulkan laki-laki lebih
menghargai datangnya waktu shalat.

2. Rekapitulasi tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tanggung


jawab dalam melaksanakan tugas

Tabel 5
rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas oleh mahasiswa laki-laki

kategori menjadi imam menjadi muadzin pembaca kultum pembaca doa


tidak pernah 1 1 0 1
melaksanakan
jarang melaksanakan 0 0 0 1
cukup sering 5 3 3 9
melaksanakan
sering melaksanakan 7 8 7 6
selalu melaksanakan 8 9 11 4

38
Tabel 6.
Persentase tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

kategori menjadi imam menjadi muadzin pembaca kultum pembaca doa


tidak pernah
melaksanakan 4,76 4,76 0,00 4,76
jarang melaksanakan 0,00 0,00 0,00 4,76
cukup sering
melaksanakan 23,81 14,29 14,29 42,86
sering melaksanakan 33,33 38,10 33,33 28,57
selalu melaksanakan 38,10 42,86 52,38 19,05

Data tabel 6 dalam grafik

12
10
8
6
4
menjadi imam
2
0 menjadi muadzin
pembaca kultum
pembaca doa

1.1.1 Sebagian kecil mahasiswa laki-laki menyatakan selalu


melaksanakan tugas menjadi imam dan sebagian terkecil
menyatakan jarang melaksanakan
1.1.2 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan selalu
melaksanakan tugas menjadi muadzin dan sebagian terkecil
menyatakan jarang melaksanakan

39
1.1.3 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan selalu
melaksanakan tugas sebagai pembaca kultum dan sebagian
terkecil menyatakan tidak pernah serta jarang melaksanakan
1.1.4 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki menyatakan cukup
sering melaksanakan tugas menjadi pembaca doa dan
sebagian terkecil menyatakan tidak pernah serta jarang
melaksanakan

Tabel 7

rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tanggung oleh


perempuan

kategori menjadi imam menjadi muadzin pembaca kultum pembaca doa


tidak pernah - - -
melaksanakan 0
jarang melaksanakan - - 0 -
cukup sering - - -
melaksanakan 0
sering melaksanakan - - 16 -
selalu melaksanakan - - 22 -

Tabel 8.

rekapitulasi persentase tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui


tanggung

kategori menjadi imam menjadi muadzin pembaca kultum pembaca doa


tidak pernah - - -
melaksanakan 0,00
jarang melaksanakan - - 0,00 -
cukup sering - - -
melaksanakan 0,00
sering melaksanakan - - 42,11 -
selalu melaksanakan - - 57,89 -

40
Data tabel 6 dalam grafik

melaksanakan tugas
25
20
15
10
5
pembaca kultum
0

Sebagian berimbang mahasiswa perempuan menyatakan selalu


melaksanakan tugas menjadi pembaca kultum dan sebagian terkecil menyatakan
tidak pernah, jarang, dan cukup sering melaksanakan tugas menjadi pembaca
kultum.

Dari data tentang tanggung jawab dalam melaksanakan tugas maka perempuan lebih
bertanggung jawab terhadap tugasnya.

2. Rekapitulasi tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui tingkat


pengetahuan tentang shalat
3.1 Rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan tentang shalat oleh mahasiswa laki-laki
Tabel 9
Pengetahuan shalat

NILAI
Pengetahuan yang di uji
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
syarat wajib sahalat
8 0 0 0 0 0 1 1 5 1 5
rukun-rukun shalat
8 0 0 0 0 1 1 0 1 4 6
syarat sahnya shalat
8 0 0 0 0 0 2 3 3 0 5
sunat-sunat shalat
8 0 2 0 3 0 5 0 1 0 2
makruh-makruh shalat
9 0 0 0 0 2 5 1 0 0 4

41
hal-hal yang membatalkan shalat
5 0 0 0 0 1 4 2 4 0 5
tata cara dan bacaan dalam shalat
17 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0
macam-macam shalat fardu dan waktu melaksanakannya
10 0 0 0 0 0 0 0 6 0 5
waktu diharamkannya shalat
11 0 0 0 0 0 2 0 5 0 3
hukum shalat berjamaah
8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12
Tabel 9
Pengetahuan shalat

Pengetahuan yang NILAI


diuji 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
syarat wajib sahalat 38,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,76 4,76 23,81 4,76 23,81
rukun-rukun shalat 38,10 0,00 0,00 0,00 0,00 4,76 4,76 0,00 4,76 19,05 28,57
syarat sahnya
38,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,52 14,29 14,29 0,00 23,81
shalat
sunat-sunat shalat 38,10 0,00 9,52 0,00 14,29 0,00 23,81 0,00 4,76 0,00 9,52
makruh-makruh
42,86 0,00 0,00 0,00 0,00 9,52 23,81 4,76 0,00 0,00 19,05
shalat
hal-hal yang
membatalkan 23,81 0,00 0,00 0,00 0,00 4,76 19,05 9,52 19,05 0,00 23,81
shalat
tata cara dan
bacaan dalam 80,95 0,00 0,00 0,00 4,76 0,00 0,00 9,52 4,76 0,00 0,00
shalat
macam-macam
shalat fardu dan
47,62 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 28,57 0,00 23,81
waktu
melaksanakannya
waktu
diharamkannya 52,38 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,52 0,00 23,81 0,00 14,29
shalat
hukum shalat
38,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,76 0,00 57,14
berjamaah
Jumlah dalam
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
persen

42
Grafik Pengetahuan shalat bagi mahasiswa laki-laki

18

16 syarat wajib sahalat

rukun-rukun shalat
14
syarat sahnya shalat
12
sunat-sunat shalat

10
makruh-makruh shalat

8 hal-hal yang membatalkan shalat

6 tata cara dan bacaan dalam shalat

macam-macam shalat fardu dan waktu


4 melaksanakannya
waktu diharamkannya shalat
2
hukum shalat berjamaah

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

43
2.1.1 sebagian terkecil mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan syarat wajib shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
2.1.2 sebagian terkecil mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan rukun-rukun shalat shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
2.1.3 sebagian terkecil mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan syarat sahnya shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
2.1.4 sebagian terkecil mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan sunat-sunat shalat shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
2.1.5 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0)
untuk butir pertanyaan makruh-makruh shalat shalat dan sebagian
terkecil mendapat nilai 0
2.1.6 Sebagian kecil mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan hal-hal yang membatalkan shalat shalat dan
sebagian terkecil mendapat nilai 0
2.1.7 Sebagian besar mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0) untuk
butir pertanyaan tata cara dan bacaan shalat shalat dan sebagian
terkecil mendapat nilai 0
2.1.8 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0)
untuk butir pertanyaan macam-macam shalat fardu dan waktu
melaksanakannya shalat shalat dan sebagian terkecil mendapat
nilai 0
2.1.9 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0)
untuk butir waktu diharamkannya shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
2.1.10 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki mendapat nilai sepuluh
(10) untuk butir pertanyaaan hukum shalat berjamaah dan
sebagian terkecil mendapat nilai 0

44
3.2 Rekapitulasi poin tanggapan terhadap pertanyaan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan tentang shalat oleh mahasiswa perempuan

tabel.10
pengetahuan shalat oleh perempuan

NILAI
PERTANYAAN

syarat wajib sahalat 15 1 3 1 2 0 3 2 7 2 2


rukun-rukun shalat 18 1 1 0 3 0 3 1 0 4 7
syarat sahnya shalat 22 3 0 0 4 0 1 2 3 1 2
sunat-sunat shalat 23 0 3 4 2 0 4 1 0 0 1
makruh-makruh shalat 23 0 4 0 2 0 1 0 0 5 3
hal-hal yang membatalkan shalat 18 1 5 0 3 1 2 3 3 1 1
tata cara dan bacaan dalam shalat 27 0 1 0 1 1 1 2 0 3 2
macam-macam shalat fardu dan 20 1 0 0 0 11 0 1 3 0 2
waktu melaksanakannya
waktu diharamkannya shalat 27 1 4 0 1 1 2 0 1 0 1
hukum shalat berjamaah 18 0 1 0 0 0 0 0 1 0 18
Jumlah responden 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38

45
Pengetahuan NILAI
yang di uji 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
syarat wajib
sahalat
39,47 2,63 7,89 2,63 5,26 0,00 7,89 5,26 18,42 5,26 5,26
rukun-rukun
shalat
47,37 2,63 2,63 0,00 7,89 0,00 7,89 2,63 0,00 10,53 18,42
syarat sahnya
shalat
57,89 7,89 0,00 0,00 10,53 0,00 2,63 5,26 7,89 2,63 5,26
sunat-sunat
shalat
60,53 0,00 7,89 10,53 5,26 0,00 10,53 2,63 0,00 0,00 2,63
makruh-makruh
shalat
60,53 0,00 10,53 0,00 5,26 0,00 2,63 0,00 0,00 13,16 7,89
hal-hal yang
membatalkan
shalat
47,37 2,63 13,16 0,00 7,89 2,63 5,26 7,89 7,89 2,63 2,63
tata cara dan
bacaan dalam
shalat
71,05 0,00 2,63 0,00 2,63 2,63 2,63 5,26 0,00 7,89 5,26
macam-macam
shalat fardu dan
waktu
melaksanakannya
52,63 2,63 0,00 0,00 0,00 28,95 0,00 2,63 7,89 0,00 5,26
waktu
diharamkannya
shalat
71,05 2,63 10,53 0,00 2,63 2,63 5,26 0,00 2,63 0,00 2,63
hukum shalat
berjamaah
47,37 0,00 2,63 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,63 0,00 47,37
Jumlah
100 100 100 100 100 100 100 100
responden
18,42 5,26 5,26

46
Grafik pengetahuan shalat bagi perempuan

30

25 syarat wajib sahalat

rukun-rukun shalat

syarat sahnya shalat


20

sunat-sunat shalat

makruh-makruh shalat
15
hal-hal yang membatalkan shalat

tata cara dan bacaan dalam shalat


10
macam-macam shalat fardu dan waktu
melaksanakannya
waktu diharamkannya shalat
5
hukum shalat berjamaah

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

47
3.2.1 sebagian kecil mahasiswa perempuan mendapat nilai nol
(0) untuk butir pertanyaan syarat wajib shalat dan sebagian
terkecil mendapat nilai 0
3.2.2 sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat nilai
nol (0) untuk butir pertanyaan rukun-rukun shalat shalat
dan sebagian terkecil mendapat nilai 0
3.2.3 sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat
nilai nol (0) untuk butir pertanyaan syarat sahnya shalat
dan sebagian terkecil mendapat nilai 0
3.2.4 sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat nilai
nol (0) untuk butir pertanyaan sunat-sunat shalat shalat dan
sebagian terkecil mendapat nilai 0
3.2.5 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat nilai
nol (0) untuk butir pertanyaan makruh-makruh shalat
shalat dan sebagian terkecil mendapat nilai 0
3.2.6 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat
nilai nol (0) untuk butir pertanyaan hal-hal yang
membatalkan shalat shalat dan sebagian terkecil
mendapat nilai 0
3.2.7 Sebagian besar mahasiswa perempuan mendapat nilai nol
(0) untuk butir pertanyaan tata cara dan bacaan shalat
shalat dan sebagian terkecil mendapat nilai 0
3.2.8 Sebagian berimbang mahasiswa perempuan mendapat nilai
nol (0) untuk butir pertanyaan macam-macam shalat fardu
dan waktu melaksanakannya shalat shalat dan sebagian
terkecil mendapat nilai 0
3.2.9 Sebagian besar mahasiswa laki-laki mendapat nilai nol (0)
untuk butir waktu diharamkannya shalat dan sebagian
terkecil mendapat nilai 0
3.2.10 Sebagian berimbang mahasiswa laki-laki mendapat nilai
sepuluh (10) untuk butir pertanyaaan hukum shalat
berjamaah dan sebagian terkecil mendapat nilai 0

48
Kesimpulannya adalah baik lak-laki maupun perempuan sama-sama kurang pengetahuan
shalatnya tapi dari data yang diperoleh maka perempuan sedikit lebih menguasai
pengetahuan tentang shalat.

4. Rekapitulasi persentase absen shalat berjamaah bagi mahasiswa


4.1 Rekapitulasi persentase absen shalat berjamaah bagi mahasiswa laki-laki

No Februari Maret April Mei


1 90,7 38,7 38,7 77,3
2 96 97,3 97,3 94,7
3 66,7 96 96 86,7
4 90,7 94,7 94,7 68
5 97,3 96 96 90
6 90,7 85,3 85,3 53
7 77,3 90,7 90,7 64
8 94,7 86,7 86,7 89,3
9 96 92 92 78,7
10 97,3 92 92 100
11 82,7 92 92 92
12 73,3 66,7 66,7 65,3
13 89,3 88 88 93,3
14 92 94,7 94,7 90,7
15 100 73,3 73,3 85,3
16 74,7 74,7 74,7 57,3
17 86,7 57,3 57,3 78,7
18 100 33,3 33,3 90,7
19 50,7 73,3 73,3 48
20 68 42,7 42,7 41,3
21 89,3 100 100 98,7
Jumlah
1804,1 1665,4 1665,4 1643
persentase
Rata-rata
85,91 79,30 79,30 78,24
persentase

49
Grafik rekap persentase absen shalat berjamaah bagi mahasiswa laki-laki dari bulan
Februari 2010-Mei 2010

88.00

86.00

84.00

82.00

80.00

78.00

76.00

74.00
Februari maret april mei

4.2 Rekapitulasi persentase absen shalat berjamaah bagi mahasiswa perempuan

NO Februari Maret Apri Mei


1 100 97,3 93,3 96
2 98,7 97,3 93,3 93,3
3 100 94,7 70,7 96
4 98,7 92 92 92
5 100 96 98,7 90,7
6 100 96 86,7 81,3
7 97,3 92 100 93,3
8 70,7 97,3 92 89,3
9 98,7 94,7 98,7 90,7
10 93,3 97,3 93,3 97,3
11 98,7 97,3 90,7 98,7
12 93,3 98,7 93,3 92

50
13 84 73,3 81,3 90,7
14 94,7 88 86,7 78,7
15 100 98,7 96 94,7
16 64 88 84 76
17 94,7 73,3 84 82,7
18 97,3 90,7 85,3 84
19 100 89,3 100 89,3
20 94,7 84 92 96
21 98,7 92 92 96
22 92 98,7 100 97,3
23 97,3 84 93,3 94,7
24 12 0 0 94,7
25 100 86,7 96 93,3
26 100 96 100 94,7
27 98,7 98,7 94,7 98,7
28 100 97,3 100 86,7
29 100 80 100 88
30 100 96 100 94,7
31 94,7 97,3 100 97,3
32 100 93,3 89,3 97,3
33 100 100 98,7 100
34 100 100 100 100
35 97,3 89,3 62,7 84
36 97,3 98,7 100 94,7
37 97,3 97,3 88 97,3
38 97,3 98,7 98,7 97,3
Jumlah
3561,4 3439,9 3425,4 3509,4
persentase
Rata-rata
93,72 90,52 90,14 92,35
persentase

51
94.00

93.00

92.00

91.00

90.00

89.00

88.00
februari Maret April Mei

Dari data persentase rekap absen terlihat bahwa mahasiswa


perempuan lebih banyak kehadiranna untuk mengikuti shalat berjamaah

52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Sikap menghargai waktu shalat maka laki-laki lebih bisa menghargai waktu
datannya shalat
2. Dalam menjalankan tugas terlihat mahasiswa perempuan yang lebih
bertanggung jawab terhadap tugasnya
3. Untuk pengetahuan tentang shalat peneliti melihat bahwa mahasiswa laki-
laki maupun perempuan sama-sama masih kurang penguasaannya terhadap
ilmu shalat tersebut, namun masih terlihat ada perbedaan tingkatan
pengetahuannya yaitu perempuannya sedikit lebih tahu disbanding laki-laki
4. Rekap absen shalat berjamaah dari bulan Februari 2010-Mei 2010
menunjukkan bahwa tingkat kehadiran mahasiswa baik laki-laki maupun
perempuan sama-sama tinggi namun masih terlihat di sana bahwa tingkat
kehadiran shalat berjamaah perempuan tinggi disanding dengan laki-laki.
jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kedisipianan shalat
berjamaah antara laki-laki dan permpuan
B. Saran
Peneliti disina memberikan saran supaya ilmu tentang shalatnya lebih
ditingkatkan karena tanpa ilmu ibadah apapun tidak berarti apa-apa. Karena
Rasulullah pernah bersabda bahwa ibadah yang dikerjakan hanya 1 kali tapi
dengan ilmu lebih baik dari ibadah seribu kali.

53
54
55

You might also like