Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
Priyo Raharjo
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2002
STUDI PENENTUAN LOGAM TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn)
PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L] Merril)
SECARA SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
Oleh
Priyo Raharjo
Skripsi
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2002
Judul Skripsi : STUDI PENENTUAN LOGAM TEMBAGA (Cu)
DAN SENG (Zn) PADA TANAMAN KEDELAI
(Glycine max [L] Merril) SECARA
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI
KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
Jurusan : Kimia
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
2. Ketua Jurusan
1. Tim Penguji
Penguji Bukan
Pembimbing : Dra. Aspita Laila, M.S.
Penulis dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1978 di Metro, sebagai anak ke delapan dari
delapan bersaudara dari pasangan Bapak Sarnoto As (Alm) dan Ibu M. Pratiwi.
Muara Enim Sumatera Selatan, Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun
1993 di SMPN I Trimurjo Lampung Tengah, dan Sekolah Menengah Atas tahun
1996 di SMAN I Metro Lampung, tahun 1996 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur
UMPTN.
MOTTO
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Studi Penentuan
Logam Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) Pada Tanaman Kedelai (Glycine max [L]
2. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang dengan sabar
3. Ibu Dra. Aspita Laila, M.S., atas kesediaannya menjadi penguji dalam
4. Bapak Andi Setiawan, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA Unila yang
ii
5. Bapak Dr. Sugeng P. Hariyanto, M.Sc., selaku Dekan FMIPA Universitas
7. Seluruh staf Dosen FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan bekal
cakrawala ilmu.
9. Ibu yang tercinta, mamas dan mbak yang kucintai, dan keponakan-keponakanku
yang kusayangi, yang telah memberikan do’a dan bantuan baik moral maupun
10. Titi atas kerjasamanya sebagai satu tim dalam penelitian ini.
11. Azis, Olin, Tata, Icon, Heryadi, Masyhar, Baband, Dwi Bambang, Risman, Eden,
Yani, Widia, Mei, Yati, Alfi, Fauziah, Lisa, Anita, Sulis, serta rekan-rekan Kimia
12. Mas Harno, Mas Lemi, Mbak Iin, Mas Madi, Danu, Nomo’, Mas Ramli, Eka,
13. Mas Sujud, Mbah Ipin, Derry, Eyang Fitri ‘Racer”, Bang Pardi, Kak Bustomi,
Mas Abror, Mas Sigit, Ibnu, Edi, Kak Atul, Wayan “T’, Norman, Mas Jumroni di
Balau dan kru Rental “Langgeng” yang telah banyak membantu selama penulis
melakukan penelitian.
14. Mashudi atas bantuannya dalam mengambil sampel, Harmanto atas kopinya, dan
angkatan ’97 : Anita Fiteriyeni, Lia Alfiani, Endang Handayani, Yuni Eka Wati,
Yuni Bangka, Wempy Arma, angkatan ’98 : Hendri, Heriyandi, dan adik-adikku
serta kakak-kakak seniorku yang telah banyak membantu dan memberi warna
17. Untuk seseorang atas segala pengertian, penantian, kejujuran dan kesabarannya.
Skripsi ini mungkin jauh dari sempurna tetapi semoga penelitian ini mampu
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu tanaman sumber protein yang
Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman
palawija setelah jagung dan ubi kayu. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar
Pertanian modern dengan tuntutan produksi yang tinggi, khususnya di lahan dengan
tanah tidak subur dan menggunakan varietas unggul, memerlukan masukan unsur
hara dalam jumlah besar. Kebutuhan unsur hara di atas dapat dipenuhi melalui
pemanfaatan berbagai jenis unsur hara, baik organik maupun anorganik, alami
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil kedelai antara lain: tanah,
(Sumarno, 1984). Kedelai mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembang-
kan sebagai sumber bahan makanan seperti tempe, minyak, kecap dan sebagainya.
2
Disamping itu kedelai merupakan tanaman dengan daerah penyebaran yang cukup
Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar dapat berdampak buruk terhadap
lingkungan. Pupuk kimia dapat mengandung logam berat dalam jumlah tinggi dan
Pupuk kimia yang biasa digunakan petani untuk tanaman kedelai yaitu Urea dan TSP
yang semuanya mengandung 0,02 % Cu dan 0,02 % Zn. Petani menggunakan pupuk
tersebut pada kedelai untuk urea kira-kira 600—800 kg per hektar, TSP kira-kira
600—800 kg per hektar dan KCl kira-kira 400 kg per hektar. Untuk zat pengatur
tumbuhan (ZPT) dan pupuk pelengkap cair (PPC), petani menggunakan Dharmasri
5 EC untuk mengendalikan rayap tanah pada akar dan gandasil D untuk pertumbuhan
dau dan buah yang mengandung komposisi 12 % asam fosfat dilengkapi dengan
unsur-unsur tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), Kobal (Co), dan Boron (B) serta
hidup. Bahan-bahan pencemar itu tergolong zat organik dan anorganik. Diantara zat-
zat pencemar anorganik maka logam berat seperti tembaga (Cu) dan seng (Zn)
mendapat perhatian yang lebih banyak. Hal ini bukan saja karena sifat toksiknya
melainkan logam berat itu pada umumnya terdapat dalam lingkungan. Diantara
3
logam-logam berat yang dapat mengganggu kesehatan tubuh adalah tembaga dan
seng.
Besarnya bahaya logam berat terhadap mahluk hidup di atas menunjukkan bahwa
akumulasi logam berat di dalam jaringan tubuh tumbuhan, hewan dan manusia harus
ditekan. Selain itu aliran logam berat melalui jaringan makanan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga logam berat yang dapat memasuki jaring makanan hanya
dalam jumlah terbatas dan pemupukannya di dalam jaringan tubuh mahluk hidup
Dengan mengetahui akibat-akibat tersebut di atas maka perlu dilakukan studi logam
berat pada tanaman kedelai yang banyak dikonsumsi oleh manusia. Dalam studi
logam ini akan ditentukan kandungan logam tembaga dan seng pada tanaman kedelai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam tembaga (Cu) dan seng
Atom.
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada umum, industri
pembuatan pupuk dan kalangan di akademisi tentang kandungan logam tembaga (Cu)
dan seng (Zn) secara kuantitatif dalam tanaman kedelai di Kecamatan Trimurjo
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetaleae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae
Subfamili : Papilonoideae
Genus : Glycine
Kedelai adalah tanaman semusim yang penting setelah padi dan jagung. Ketiganya
sumber utama minyak atau lemak dan kualitas proteinnya sangat tinggi bagi gizi
manusia, kedelai mengandung asam amino essensial yang diperlukan tubuh manusia.
karbohidratnya mencapai 35 %.
5
Kedelai dalam bentuk bahan olahan tradisional seperti tempe atau tahu, kandungan
protein per 100 gram bahan menjadi lebih rendah, namun lebih mudah tercerna.
Tempe merupakan olahan dari kedelai yang paling tinggi kandungan proteinnya
Kedelai dipanen saat unsur panennya sudah optimal (masak fisiologis) agar diperoleh
mutu hasil dan produksi yang tinggi. Umur panen kedelai antara 71 – 90 hari,
tergantung varietasnya. Selain itu perlu diperhatikan sosok tanamannya. Berikut ini
1. Polong mengalami perubahan warna dan hijau menjadi kecoklatan atau jika 95%
Dewasa ini varietas baru kedelai banyak bermunculan, varietas kedelai yang
dianjurkan antara lain variets Otak, varietas Ringgit, varietas Sumbing, varietas
Merapi, varietas Galunggung, varietas Wilis dan varietas Americana. Varietas yang
paling banyak ditanam di Propinsi Lampung adalah varietas Wilis. Salah satu
varietas kedelai yang ditanam di Indonesia adalah varietas Wilis yang mempunyai
Logam berat merupakan unsur yang mempunyai sifat dan kriteria yang sama seperti
memiliki rapat jenis yang tinggi, dapat membentuk alloy dengan logam lainnya.
Sedangkan karakteristik logam berat adalah memiliki massa jenis yang lebih besar
dari 4 kg/L dan mempunyai respon biokimia yang khas pada organisme hidup.
Berbeda dengan logam biasa, logam berat dapat menimbulkan efek-efek khusus pada
mahluk hidup. Secara umum bisa dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi
bahan pencemar yang akan meracuni tubuh mahluk hidup (Palar, 1994).
Logam berat umumnya terdapat dalam jumlah yang kecil sehingga sering
Logam berat kelimpahan alamnya maksimal 0,1 % atau 1000 ppm dari berat kerak
Dalam konsentrasi yang kecil, logam-logam itu justru dibutuhkan oleh organisme
maka dapat membahayakan organisme itu sendiri (Anon, 1993 dalam Adzam, 1994).
7
Konsentrasi logam berat di dalam jaringan tanaman pada umumnya rendah, dalam
jangka panjang akumulasi logam berat asal tumbuhan di dalam jaringan tubuh
Istilah logam berat pada umumnya digunakan untuk logam yang memiliki nomor
atom lebih besar daripada besi atau yang memiliki di atas 5 gr ml-1. Karakteristik
Logam berat juga bisa dikelompokkan sebagai logam yang berhubungan dengan
toksisitas atau polusi. Toksisitas dari logam berat ini ditumbuhkan oleh sifat
pengompleks yang kuat dari ion-ion logam berat tersebut (Vymazal, 1995).
1. Sangat Toksik
Efek toksik terlihat pada konsentrasi dibawah 1 mg.L-1 (Ag+, Hg 2+, Sn 2+, Pb2+)
2. Agak Toksik
Efek toksik terjadi pada konsentrasi antara 1—100 mg.L-1 (Al3+, Ba2+, Be2+, Bi3+,
Tembaga dengan nama kimia Cupprum dilambangkan dengan Cu. Unsur logam ini
berbentuk kristal dengan warna kemerahan dan mempunyai titik didih 26000C serta
titik leleh 10800C. Dalam tabel periodik, tembaga menempati posisi dengan nomor
atom (NA) 29 dan mempunyai massa atom relatif (Ar) 63,546. Cu terdapat dalam
terlibat dalam berbagai sistem enzim, (Bowen, 1979). Spesies-spesie tertentu yang
terdapat pada area yang terkontaminasi memiliki mekanisme yang sama juga
Tidak seperti Hg, Pb, dan Cd, Cu adalah logam renik penting (essensial) bagi
tumbuhan dan hewan termasuk manusia. Maka dari itu, Cu biasanya ada dalam
makanan tetapi harus tersedia dalam jumlah yang tepat. Ambang batas Cu untuk
pertanian adalah 0,2 mg/L (Peraturan Pemerintah RI, PP 20 tahun 1990). Dalam
Logam berat Cu digolongkan kedalam logam berat dipentingkan atau logam berat
essensial artinya, meskipun Cu merupakan logam berat beracun, unsur logam ini
sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang sedikit. Cu dibutuhkan manusia
hemoglobin, kolagen, pembuluh darah dan myelin otak. Disamping itu Cu juga
9
terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme serta dalam aktifitas
tirosin.
Cu yang terjadi pada organisme hidup meliputi: anemia, depigmentasi kulit, rambut
beruban, rambut kusut, kerusakan otak dan mandul (Briggs dan Calloway, 1979
dalam Rivai, 1999). Karena itu Cu termasuk ke dalam logam-logam essensial bagi
manusia seperti Cu, Fe, Zn, dan lain-lain. Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru akan
bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk kedalam tubuh
Kebutuhan harian Cu untuk manusia yang dianjurkan oleh WHO (1973) dalam Palar
(1994) adalah 30 µg Cu per kilogram berat tubuh untuk orang dewasa, 40 µg Cu per
kilogram berat tubuh untuk anak-anak dan 80 µg Cu per kilogram berat tubuh untuk
bayi. Kadar Cu tubuh orang dewasa sekitar 50—80 mg, jauh lebih sedikit daripada
Fe dan Zn. Pada manusia Cu paling banyak terdapat dalam hati, sedangkan pada
darah dan jaringan lain, rata-rata konsentrasinya sama dan lebih rendah dari hati
(Linder, 1992).
Manusia sebagai konsumen tumbuhan dan produknya, misal daun, buah atau akar,
dapat mengalami kontaminasi logam berat melalui rantai makanan. Dalam tubuh,
konsentrasi logam berat akan menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan
konsentrasi logam berat pada sumber asalnya. Hal ini berbahaya bagi kesehatan
manusia.
10
Absorpsi logam Cu oleh tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Konsentrasi logam berat di lingkungan, tipe tumbuhan, pH tanah, curah hujan, dan
menerima dan mentranslokasi logam berat terhadap beberapa jenis tanaman berbeda-
Pada manusia efek keracunan utama yang ditimbulkan oleh Cu adalah terjadinya
gangguan pada jalur pernafasan. Selain itu, keracunan Cu secara kronis dapat dilihat
dengan timbulnya penyakit Wilson dan Kinsky. Gejala dari penyakit wilson adalah
terjadi kerusakan otak serta terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu
dalam kornea mata. Sedangkan untuk penyakit kinsky dapat diketahui dengan ter-
bentuknya rambut yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita (Palar, 1994).
2.2.2 Logam Zn
Seng adalah logam yang berwarna putih kebiruan, dan disimbolkan dengan Zn.
Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan II-B dalam tabel
periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom 30 dan berat atom 65,38.
Mineral yang umum adalah ZnS. Mineral lainnya adalah kompleks produk –oksi dan
mineral seng dapat mengakibatkan hati dan ginjal membengkak, dan terjadi gejala
gizi besi. Diperkirakan kebutuhan seng adalah 15 mg bagi setiap anak diatas 11
Dalam tubuh manusia terkandung 1,4 – 2,5 gram seng, terutama terdapat pada
rambut, tulang dan mata. Seng merupakan komponen penting dari berbagai enzim
dan mineral mikro yang menyebar ke dalam jaringan manusia atau hewan dan terlibat
dalam fungsi berbagai enzim pada proses metabolisme. Paling sedikit 15—20
metallo-enzim yang mengandung seng telah diisolasi dan dimurnikan. Salah satunya
Disamping itu seng juga terdapat dalam karboksi peptidase dan dehidrogenase dalam
Kekurangan zat mineral seng dapat mengakibatkan hati dan ginjal membengkak, dan
terjadi gejala anemia gizi besi. Diperkirakan kebutuhan seng adalah 15 mg bagi
Logam berat yang masuk kedalam tanah akan menyebar, terutama ke fase larutan dan
fase padatan tanah. Bila sejumlah logam berat masuk kedalam tanah, sebagian akan
larut dalam air tanah dan sebagian lagi akan mengendap atau teradsorpsi. Sebagian
logam berat didalam tanah merupakan unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro dalam kelompok logam
12
berat berperan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Tanaman mapu menyerap dan mengakumulasikan logam-logam yang ada baik dari
tanaman. Tanaman menyerap mineral nutrisi dari dalam tanah melalui akar untuk
kelangsungan prose metabolisme, bersamaan dengan itu apabila terdapat logam berat
dalam tanah akan terserap juga oleh akar dan masuk ke dalam jaringan.
Penyerapan logam berat sangat dipengaruhi oleh konsentrasi logam berat dalam
larutan tanah dan penyebaran logam berat dalam jaringan tumbuhan. Akar tanaman
secara langsung dapat menyerap logam berat larut, khususnya kation logam berat
bebas. Fraksi logam berat lainnya, seperti ion kompleks dan padatan mineral dapat
terserap akar tanaman secara tidak langsung setelah terlebih dahulu dibebaskan
sebagai kation bebas. Dengan demikian, seluruh logam berat di dalam tanah pada
dasarnya akan dapat diserap oleh akar tanaman (Salam AK, 1997).
Konsentrasi logam berat di dalam jaringan tanaman pada umumnya rendah. Dalam
jangka panjang akumulasi logam berat yang berasal dari tumbuhan, di dalam jaringan
Penting (P)
Unsur Situasi
Tidak Penting (TP)
Seringkali beberapa unsur dapat mencapai konsentrasi toksik (yang dapat menimbul-
kan racun) di dalam tanah seperti Cu dan Zn. Bijih dari logam ini terdapat di alam,
kadang-kadang di celah batuan, dan konsentrasinya bisa tinggi sekali (A.H. Filter
Untuk kandungan logam berat pada tanaman pertanian dan produk olahan yang
menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah runut.
yang diserap oleh atom-atom netral yang tidak tereksitasi dari logam yang dianalisis.
runut.
pemisahan.
tertentu oleh atom-atom dalam keadaan dasar. Bila satu atom pada keadaan dasar
diberi suatu radiasi, akan terjadi peristiwa eksitasi yaitu peristiwa dimana elektron-
elektron dari keadaan dasar akan pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom-
atom yang tak tereksitasi sangat tidak stabil dan akan kembali ke keadaan semula
dengan memancarkan energi yang sama jumlahnya dengan energi yang diserap pada
saat terjadi eksitasi elektron-elektronnya. Atom akan membutuhkan energi pada saat
eksitasi, energi ini didapat melalui penyerapan radiasi pada panjang gelombang
15
tertentu sehingga menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi yang diberikan.
Intensitas radiasi yang diserap akan sebanding dengan jumlah atom pada keadaan
dasar yang menyerap radiasi tersebut. Dengan mengukur besarnya intensitas yang
diserap (A) pada tabel media yang tetap (b), besarnya konsentrasi (c) dari suatu
A=ε.b.c
Serapan Atom terdiri dari : sumber radiasi, pembakar, monokromator, detektor dan
pencatat.
Sumber Radiasi
Monokromator Penguat Detektor
Pembakar
Oksidan
Sampel
Pembakar Pencatat
Sumber radiasi memberikan spektrum pancaran yang terdiri dari puncak-puncak atau
garis-garis pancaran yang sempit, hal itu penting karena serapan atom di dalam nyala
16
dari puncak-puncak serapan dengan lebar pita yang sempit. Salah satu sumber radiasi
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemakaian lampu katoda berongga adalah
sebagai berikut :
panjang gelombang garis serapan atom sehingga dapat terjadi serapan yang
optimum.
3. Dapat dibuat untuk semua unsur kimia yang dapat ditetapkan dengan SSA.
tersebut dengan sumber tegangan dan mengukur besarnya arus lampu sehingga
2.4.2 Pembakar
Sampel yang akan dianalisis diatomisasi terlebih dahulu dengan cara contoh yang
asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, sebagi kontrol besarnya aliran udara (O 2) dan
asetilen (C2H2), maka pada bagian ini dilengkapi dengan flowmeter sehingga terjadi
kesesuaian antara tinggi nyala, komposisi pembakar, serta bahan bakar (Ellwell &
Gidley, 1991).
17
2.4.3 Monokromator dan Detektor
Radiasi yang melewati populasi atom pada pembakar sebagian akan diserap dan
sebagian lagi diteruskan. Monokromator terdiri dari cermin dan gritting akan
intensitas cahaya yang diteruskan itu. Radiasi yang telah diperkuat intensitasnya itu
kemudian diubah menjadi sinyal – sinyal listrik oleh detektor (Ellwell & Gidley,
1991).
2.4.4 Pencatat
Pencatat merupakan bagian terakhir dari alat Spektrofotometer Serapan Atom. Pada
bagian ini sinyal listrik yang berasal dari detektor diterjemahkan menjadi serangkaian
angka-angka digital maupun menjadi grafik sehingga dapat dibaca (Ellwell &
Gidley, 1991).
III. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2002 di Laboratorium
Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas yang biasa
digunakan dalam praktikum, neraca analitik merk Mentler model AE-200, oven merk
Heraeus tipe T-5050, hot plate, termometer, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman kedelai (Glycine max [L] Merril) dan
tanah, asam nitrat (65% dan 11%), akuades, aluminium foil, Cu(NO3)2, dan
Zn(NO3)2.
Sampel yang berupa tanaman kedelai (umur tanaman ± 3 bulan) diambil dari
Di Laboratorium sampel dipisahkan menjadi 5 bagian yaitu tanah, akar, batang, daun,
dan buah. Sampel yang telah diperoleh dibersihkan dari kotoran lalu dibilas dengan
Dalam Allen (1989) disebutkan bahwa pembuatan larutan sampel adalah sebagai
berikut : “sebanyak 0,5 – 0,6 gram sampel kedelai dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C selama 48 jam, kemudian
Hot Plate pada suhu 1050 C selama 48 jam dan dibiarkan dingin. Sampel yang telah
larut dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml kemudian ditambah lagi dengan HNO3
11%, dipanaskan kembali dengan menggunakan Hot Plate pada suhu 1050 C selama
48 jam dan dibiarkan dingin. Kemudian sampel siap diukur dengan menggunakan
Untuk mengetahui larutan stok tembaga 1000 mg/L dilarutkan 2,451 gram tembaga
nitrat ke dalam 1000 ml akuades. Dari larutan standar tembaga 1000 mg/L dibuat
larutan standar tembaga dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9 mg/L.
Untuk mengetahui larutan stok seng 1000 mg/L dilarutkan 1,659 gram seng nitrat ke
dalam 1000 ml akuades. Dari larutan standar seng 1000 mg/L dibuat larutan standar
Untuk membuat kurva kalibrasi tembaga maka digunakan larutan standar tembaga
dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9 mg/L diukur pada kondisi optimum dengan
SSA sebanyak tiga kali ulangan. Data yang diperoleh dari manual alat dibuat kurva
Untuk membuat kurva kalibrasi seng maka digunakan larutan standar seng dengan
konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9 mg/L diukur pada kondisi optimum dengan SSA
sebanyak tiga kali ulangan. Data yang diperoleh dari manual alat dibuat kurva
4.1.1 Hasil Analisis Kandungan Logam Cu dalam Tanah dan Bagian Tanaman
Kedelai
40
Kandungan logam Cu
30
(ug/g)
20
10
0
T A B D Ba
Bagian-bagian tanaman kedelai
Gambar 2. Grafik hasil analisis kandungan logam Cu dalam Tanah dan Bagian
Tanaman Kedelai
4.1.2 Hasil Analisis Kandungan Logam Zn dalam Tanah dan Bagian Tanaman
Kedelai
80
Kandungan logam Zn
60
(ug/g)
40
20
0
T A B D Ba
Bagian-bagian tanaman kedelai
Gambar 2. Grafik hasil analisis kandungan logam Cu dalam Tanah dan Bagian
Tanaman Kedelai
22
Keterangan : T : Tanah
A : Akar
B : Batang
D : Daun
Ba : Ba
Untuk mengetahui konsentrasi tembaga dalam sampel, pada penelitian ini meng-
kalibrasi dengan cara mengukur absorbansi larutan baku tembaga yang konsentrasi
Dari perhitungan didapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,9836 dan persamaan garis
Untuk mengetahui konsentrasi seng dalam sampel, pada penelitian ini menggunakan
dengan cara mengukur absorbansi larutan baku seng yang mempunyai konsentrasi
Dari perhitungan didapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,9667 dan persamaan garis
untuk menentukan konsentrasi seng dalam sampel. Gambar (5) menunjukkan kurva
Dalam penelitian ini digunakan sampel tanaman kedelai yang diambil di sebagian
wilayah kecamatan Trimurjo yaitu di daerah Pujo Asri, Pujo Kerto dan Pujo Basuki.
Sampel kedelai dari jenis varietas Americana dibagi menjadi lima bagian yaitu tanah,
Serapan Atom, karena metode ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah renik (trace). Cara SSA ini sangat
penting untuk analisis renik logam sebab mempunyai kepekaan yang tinggi yaitu
dapat menentukan kadar logam dibawah 1 µg/g dan analisis logam tertentu dapat
Sampel kedelai yang akan dianalisis pada mulanya berbentuk padatan yang harus di
destruksi kering terlebih dahulu. Setelah sampel kering, sampel ditimbang kemudian
dipanaskan dengan menggunakan oven dengan suhu 1050 C sampai berat konstan.
tersebut dengan cara destruksi. Proses destruksi ini bertujuan untuk menguapkan
merubah sampel dari bentuk padat menjadi larutan, juga untuk melarutkan logam-
logam yang akan dianalisis. Kesempurnaan dari proses destruksi dapat dilihat dari
larutan jernih pada sampel yang didestruksi, hal tersebut menunjukkan konstituen
yang ada larut sempurna, kemudian larutan siap diukur dengan SSA.
Dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan kadar rerata Cu pada seluruh bagian
tanaman kedelai, akumulasi terbesar terdapat pada akar yaitu 30,69 µg/g. Sednagkan
akumulasi terkecil tanaman kedelai terdapat pada daun yaitu 10,774 µg/g. Secara
berurutan akumulasi rerata Cu dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah akar
(30,669 µg/g), buah (24,14 µg/g), batang (17,05 µg/g), tanah (11,36 µg/g) dan daun
(10,77 µg/g).
1 Tanah 5 11,369
2 Akar 5 30,690
3 Batang 5 17,052
4 Daun 5 10,774
5 Buah 5 24,144
Dalam buah/biji tanaman kedelai, kadar Cu yang didapat yaitu 24,144 µg/g sehingga
untuk dikonsumsi dalam material tumbuhan adalah 2,5—30 µg/g (Allen, 1999).
25
Akumulasi logam Cu terbesar pada tanaman kedelai adalah akar, dikarenakan logam
Cu berasal dari serapan melalui akar. Akumulasi logam Cu terkecil terdapat pada
daun, hal ini diasumsikan sumber Cu pada tanaman kedelai yang terserap pada daun
lainnya.
Dalam Heradilla (1997), logam berat Cu terdapat dalam tanaman, selain karena
dari 2—100 µg/g berat kering dan sekitar 55 µg/g pada lapisan kerak bumi. Selain
berasal dari litosfer dan bahan organik, Cu dalam tanah juga bersumber dari batuan
konsentrasi dan ketersediaan logam berat di dalam tanah dapat secara tepat atau
Nyakpa, Yusuf (1998) menyatakan bahwa pada umumnya logam Cu paling banyak
terdapat pada lapisan tanah dan akan berkurang dengan makin dalamnya kedalaman
tanah. Tetapi dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tanah konsentrasi
Cu berada dalam jumlah terkecil, hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar
logam Cu yang berada pada tanah telah terserap oleh tanaman melalui akar kemudian
jumlah yang sedikit. Sumber konsumsi Cu dapat diperoleh dari daging, kerang,
rambut kusut, kerusakan otak dan mandul (Rivai, 1999). Konsumsi Cu yang
Menurut Keputusan Ditjen POM No. 03725/B/SK/1989 dan menurut Zooke serta
logam berat dalam bahan makanan menyebutkan bahwa batas kadar Cu dalam olahan
Hasil analisis seperti terlihat pada Tabel 4 menunjukkan kadar rerata Zn pada bagian
tanaman kedelai, akumulasi Zn terbesar terdapat pada buah yaitu 69,54 µg/g.
Sedangkan akumulasi Zn terkecil terdapat pada tanah yaitu 32,99 µg/g. Secara
berurutan akumulasi Zn dari yang terbesar hingga yang terkecil sebagai berikut :
Dimulai dari buah (69,54 µg/g), daun (66,09 µg/g), akar (60,56 µg/g), batang (46,51
1 Tanah 5 32,99
2 Akar 5 60,56
3 Batang 5 46,51
4 Daun 5 66,09
5 Buah 5 69,54
Akumulasi logam Zn terbesar pada tanaman kedelai yaitu buah, diasumsikan bahwa
logam Zn terserap oleh buah. Hal ini disebabkan logam seng pada tanaman kedelai
berperan dalam pembentukan klorofil pada daun dan pencegahan kerusakan molekul
klorofil. Pada pembentukan klorofil yang ada pada daun diperoleh dari serapan hara
oleh akar dari dalam tanah yang berperan sebagai media tumbuh tanaman, kemudian
diangkut ke bagian atas tanaman, terutama ke daun dan buah melalui pembuluh
xylem. Pembuluh xylem pada akar, daun dan buah merupakan suatu sistem untuk
Winarno (1988) menyatakan bahwa kebutuhan seng bagi anak usia 15 tahun adalah
sekitar 15 µg/g dan pada akumulasi Zn yang terlalu besar (± 2000 µg/g berat tubuh)
akan menyebabkan keracunan. Dalam tubuh manusia, seng (Zn) berperan dalam
metabolisme asam nukleat dan protein, oleh karena itu seng terlibat dalam proses
fundamental perbanyakan sel. Seng dalam tubuh terutama terdapat pada rambut,
tulang, mata dan kelenjar alat kelamin pria. Sumber seng dapat berasal dari berbagai
Menurut Kep. Ditjen POM No. 03725/B/SK/1982 dan menurut Zooke serta Federal
berat dalam bahan makanan dalam Inswiasti menyebutkan bahwa batas kadar Zn
Ini menunjukkan bahwa kadar Zn rerata dalam buah/biji tanaman kedelai adalah
69,54 µg/g. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia akan Zn telah terpenuhi
dan kadar Zn dalam biji tanaman kedelai belum melewati batas maksimum yang
5.1 Kesimpulan
Trimurjo, akumulasi terbesar terdapat pada akar yaitu 30,69 µg/g. Sedangkan
akumulasi terkecil tanaman kedelai terdapat pada daun yaitu 10,77 µg/g. Dalam
Trimurjo, akumulasi terbesar terdapat pada biji yaitu 69,54 µg/g. Sedangkan
akumulasi terkecil tanaman kedelai terdapat pada tanah yaitu 32,99 µg/g. Dalam
Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pengujian parameter lain pada tanaman
kedelai di daerah yang sama atau sebagian wilayah yang di indikasikan daerah yang
tercemar oleh industri yang cukup besar dan penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk
penelitian berikutnya.
Lampiran
31
Lampiran I.
[ ] Cu (mg/L) Absorbansi
No X2 Y2 XY
(X) (Y)
1. 0,100 0,00045 0,0100 0,0000002 0,000045
2. 0,300 0,00160 0,0900 0,0000256 0,000480
3. 0,500 0,00350 0,2500 0,0001225 0,001750
4. 0,700 0,00510 0,4900 0,0002601 0,003570
5. 0,900 0,00830 0,8100 0,0006889 0,007470
Σ 2,500 0,01895 1,6500 0,0001099 0,013315
n ΣXY − ΣX ΣY
b =
n ΣX 2 − (ΣX )
2
5 (0,013315) − (2,500)(0,01895)
=
5 (1,6500) − (2,500)
2
= 0,0096
ΣY − b ΣX
a =
n
=
(0,01895 ) − (0,0089082 )(2,500 )
5
= 0,000701
Y = 0,000701 + 0,0096X
32
2. Koefisien korelasi antara konsentrasi (X) dan absorbansi (Y), (rxy)
n ΣY − (ΣX ) (ΣY )
r xy =
{ [ (n ΣX ) − (ΣX ) ] [(n ΣY ) − (ΣY ) ] }
2 2 2 2
1
2
= 0,9836
0 .0 1
0 .0 0 8
absorbansi
0 .0 0 6 Y = 0,00701 + 0,0096 x
0 .0 0 4
0 .0 0 2
0
0 .1 0 .3 0 .5 0 .7 0 .9
K o ns e ntra s i (p p m )
[ ] Zn (mg/L) Absorbansi
No X2 Y2 XY
(X) (Y)
1. 0,100 0,00780 0,0100 0,0000608 0,0008
2. 0,300 0,01240 0,0900 0,0001538 0,0037
3. 0,500 0,01650 0,2500 0,0002723 0,0083
4. 0,700 0,03220 0,4900 0,0010368 0,0225
5. 0,900 0,03570 0,8100 0,0012745 0,0321
Σ 2,500 0,10460 1,6500 0,0027982 0,0674
n ΣXY − ΣX ΣY
b =
n ΣX 2 − (ΣX )
2
5 (0,0674) − (2,500)(0,1046)
=
5 (1,6500) − (2,500)
2
= 0,03775
ΣY − b ΣX
a =
n
=
(0,1046 ) − (0,03775 )(2,500 )
5
= 0,010225
Y = 0,010225 + 0,03775X
34
2. Koefisien korelasi antara konsentrasi (X) dan absorbansi (Y), (rxy)
n ΣY − (ΣX ) (ΣY )
r xy =
{ [ (n ΣX ) − (ΣX ) ] [(n ΣY ) − (ΣY ) ] }
2 2 2 2
1
2
= 0,9667
0.04000
Y = 0,010225 + 0,03775 x
0.03000
Absorbansi
0.02000
0.01000
0.00000
0.100 0.300 0.500 0.700 0.900
Konsentrasi (ppm)
* λ : 324,8 nm
* Oksidan : Udara
* λ : 213,8 nm
* Oksidan : Udara
Tabel 7. Hasil perhitungan logam Cu dan Zn pada tanah dan bagian tanaman kedelai
I. Tanah
1. PA1 0,174 0,287 50 0,4530 19,21 31,68
V. Buah
1. PA1 0,034 0,416 50 0,2498 6,81 83,27
Contoh Perhitungan :
Sampel tanah
µg/g hasil =
(µg/L alat ) x volum pengenceran x 1000
berat kering
=
(0,174) µg/L x 50 ml x 1000
= 19,21 µg/g
0,4530
Kedelai
No Berat sampel (gr) Berat kering (gr) Kadar air Kadar air (%)
I
1 Tanah 0,5142 0,4530 0,11902 11,9020
2 Akar 0,3487 0,1082 0,68970 68,9705
3 Batang 0,5377 0,2598 0,51683 51,6831
4 Daun 0,5458 0,3984 0,27006 27,0062
5 Buah 0,5899 0,2498 0,57654 57,6538
Kedelai
No Berat sampel (gr) Berat kering (gr) Kadar air Kadar air (%)
2
1 Tanah 0,5624 0,4816 0,14367 14,3670
2 Akar 0,5172 0,3656 0,29312 29,3117
3 Batang 0,4699 0,2142 0,54416 54,4158
4 Daun 0,5078 0,3552 0,30051 30,0512
5 Buah 0,5931 0,0988 0,83342 83,3418
Kedelai
No Berat sampel (gr) Berat kering (gr) Kadar air Kadar air (%)
3
1 Tanah 0,5294 0,4259 0,19550 19,5504
2 Akar 0,5179 0,1880 0,63700 63,6996
3 Batang 0,5980 0,2850 0,52341 52,3411
4 Daun 0,5200 0,3467 0,33327 33,3269
5 Buah 0,5938 0,5170 0,12934 12,9336
Kedelai
No Berat sampel (gr) Berat kering (gr) Kadar air Kadar air (%)
4
1 Tanah 0,5044 0,4371 0,13343 13,3426
2 Akar 0,5175 0,2635 0,37353 37,3527
3 Batang 0,5189 0,2635 0,49220 49,2195
4 Daun 0,5027 0,3748 0,25443 25,4426
5 Buah 0,5172 0,1843 0,64366 64,3658
39
Data 5. (kadar air pada tanaman kedelai)
Kedelai
No Berat sampel (gr) Berat kering (gr) Kadar air Kadar air (%)
5
1 Tanah 0,5122 0,4413 0,13842 13,8422
2 Akar 0,5300 0,3363 0,36547 36,5472
3 Batang 0,5289 0,2441 0,53848 53,8476
4 Daun 0,5181 0,3878 0,25150 25,1496
5 Buah 0,5441 0,0792 0,85444 85,4439
Lampiran VI.
40
Lampiran VI. (lanjutan)
VI. MAKANAN BAYI DAN XIV. TEPUNG DAN HASIL 0.5 1.0 10.0 - 0.05
ANAK OLAHANNYA
1. Pengganti air susu 0.1 0.3 5.0 40.0 (250.0*) 0.03 Dihitung thdp
ibu (Susu bayi) makanan yg siap
2. Makanan bayi dan 0.1 0.3 5.0 40.0 (250.0*) 0.03 dikonsumsi
anak
VII. MINYAK DAN LEMAK XV. MAKANAN LAIN YANG 1.0 2.0 30.0 40.0 (250.0*) 0.03
1. Margarin 0.1 0.1 0.1 40.0 (250.0*) 0.03 TIDAK TERTERA DI ATAS
2. Minyak nabati yang 0.1 0.1 0.1 40.0 (250.0*) 0.05
dimurnikan
VIII. MINUMAN RINGAN
1. Es Lilin 0.5 1.0 20.0 - -
2. Minuman ringan 0.1 0.2 2.0 40.0 (250.0*) -
41
42
Lampiran VII.
DIAGRAM ALIR
Sampel kering
* Ditambah HNO3 65 % 1 ml
* Dipanaskan di atas Hotplate di dalam
ruang asam pada suhu 1050 C sampai
berat konstan