You are on page 1of 3

TRANSFORMATOR

A. DEFINISI
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah besaran
tegangan arus listrik bolak-balik (AC), seperti menaikkan atau menurunkan tegangan listrik
(voltase).

B. JENIS
1) Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan
yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak
jauh.
2) Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3) Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang
lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah
ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan
primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan
sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4) Autotransformator variable
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah
5) Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan
primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi
kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk
penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
6) Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan
keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang
cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti
berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi

Transformator Page 1
perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak
jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
7) Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara
khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekunder dihubungkan secara delta (Δ).
8) Trafo penyesuai frekuensi
9) Trafo penyaring frekuensi
10) Trafo penyesuai impedansi

C. CARA KERJA
Transformator bekerja berdasarkan prinsip fluks listrik dan magnet dimana antara sisi sumber
(primer) dan beban (sekunder) tidak terdapat hubungan secara fisik tetapi secara elektromagnetik
(induksi-elektromagnet). Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan
dua buah kumparan (lilitan kawat), yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu :
arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan
arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik (AC) maka
jumlah garis gaya magnet akan berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisii
sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka dii
sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan (lilitan) terdapat beda
tegangan.
Dalam transformator terdapat perhitungan untuk menentukan jumlah lilitan primer dan
sekunder agar dapat dihasilkan keluaran dengan tegangan rendah dan arus besar. Rumus yang
digunakan adalah :

Keterangan :
Np  Jumlah lilitan primer
Ns  Jumlah lilitan sekunder
Vp  Tegangan primer (input)
Vs  Tegangan sekunder (output)
Ip  Arus primer (input)
Is  Arus sekunder (output)
Trafo ideal

Transformator Page 2
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam
transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan
primer. Atau dapat dikatakan efisiensi pada transformator ideal adalah 100 persen. untuk
transformator ideal berlaku persamaan sebagai berikut :

Trafo tidak ideal


Pada trafo jenis ini, tidak seluruh daya listrik pada kumparan primer diteruskan ke
kumparan sekunder sehingga daya sekunder lebih kecil dari daya primer (Ps < Pp) dan
efisiensinya sebesar :

D. CONTOH SOAL
Sebuah trafo memiliki perbandingan lilitan kumparan 10:1 dihubung-kan ke listrik 100 V untuk
menyalakan sebuah lampu 7,5 W. Jika efisiensi trafo 75 %, berapakah arus listrik pada kumparan
primer?
Jawab : Diket: Np : Ns = 10:1
Vp = 100 V
Ps = 7,5W
η = 75%
Dit Ip = …
Jawab =

η = (Ps/Pp)X100 % Pp = Vp . Ip
75 % = 7,5/Pp X 100% 10 = 100 . Ip
0,75 = 7,5/Pp Ip = 0,1 A
Pp = 7,7/0,75 = 10 W

Nama : Antonius Heru Setiawan (05)


Apriliana (06)
Ilham Cahyo Kumolo (18)
Robingah Ngadawiyah (28)
Kelas : XII T. Komputer dan Jaringan

Transformator Page 3

You might also like