Professional Documents
Culture Documents
Metodologi
Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu
panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini
digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana
setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai
sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya.
Disamping kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas pada pekerjaan ini juga akan
dilakukan asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan direksi terhadap
pelaksana atas kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilanjutkan yaitu berupa :
Diskusi konsep laporan pendahuluan dimana akan ditentukan lokasi
yang diprioritaskan untuk ditindaklanjuti dengan survei dan
investigasi baik untuk detail desain maupun studi kelayakan.
Asistensi konsep alternatif solusi banjir, dalam hal menentukan tipe
dan jenis bangunan pengamanan yang akan direncanakan, serta
pembahasan atas alternatif-alternatif desain.
Diskusi konsep laporan akhir, yang membahas hasil studi
keseluruhan untuk mendapatkan masukan dari pihak yang terkair
sehingga konsep laporan ini dapat disempurnakan menjadi laporan
akhir.
Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan dapat
dihasilkan digambarkan pada bagan alir dibawah ini.
PENGUMPULAN DATA
TIDAK
DISKUSI
PENGGAMBARAN
PENTAHAPAN
REKOMENDASI PROGRAM REVIEW DESIGN
TERPILIH PELAKSANAAN
FISIK NOTE
KONSTRUKSI
KONSEP LAPORAN
AKHIR
TIDAK
DISK FINAL LAP. SELESAI
AKHIR
Gambar F. 1 Bagan Alir Pekerjaan
1. Administrasi Proyek
2. Persiapan Personil
3. Persiapan Peralatan
Agar tujuan pekerjaan dapat di capai baik mutu maupun waktu sesuai
sasaran yang di harapkan maka perlu di susun rencana kerja yang meliputi
jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil dan jadwal
pemakaian peralatan. Penyusunan rencana kerja akan dituangkan dalam
Laporan Pendahuluan setelah dapat diketahui baik dari hasil analisa dan
evaluasi hasil studi terdahulu yang di komparasi dengan kondisi existing
Data sekunder yang dibutuhkan ada 2 jenis yaitu data sekunder yang
bersifat umum (general) dan khusus. Data tersebut dikumpulkan dari
berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah.
Data sekunder yang bersifat khusus adalah data yang dibutuhkan oleh
masing-masing tenaga ahli untuk keperluan analisa detail yang biasanya
hanya didapatkan dari daerah meliputi :
Pada tahap ini merupakan studi awal atas kondisi wilayah kajian pada saat
ini dan penulurusan data serta studi yang telah ada terutama menyangkut
segi hidro-oceanografi, morfologi sungai, morfologi pantai, tata guna
lahan, kondisi bangunan pantai existing serta identifikasi wilayah kritis
abrasi dan sedimentasi di samping usulan-usulan pada studi yang telah
ada. Demikian juga halnya dengan peta-peta yang diperlukan seperti peta
topografi terbesar yang ada dan terbaru (diharapkan peta skala 1 : 25.000
atau lebih besar) serta referensi-referensi sebagai acuan dalam
pengukuran situasi sungai pada ruas-ruas yang telah ditentukan.
Usulan Teknis F - 10
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Pemasangan patok, BM dan CP dilaksanakan pada jalur-jalur
pengukuran sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran.
BM, CP dan patok di pasang sebelum pengukuran situasi
sungai/pantai dilaksanakan.
BM di pasang pada setiap jarak ± 2.0 km dan CP di pasang
pada setiap jarak 2.0 km (berdampingan dengan BM) atau
pada tempat yang diperkirakan akan di buat bangunan
penanggulangan banjir. Pilar-pilar tersebut di buat dari
konstruksi beton.
BM dan CP tersebut di pasang pada tempat-tempat yang
aman, stabil serta mudah ditemukan.
Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat
yang stabil, misalnya tanah gembur atau rawa-rawa maka
pemasangan BM dan CP tersebut harus di sangga dengan
bamboo/kayu.
Patok-patok di pasang maksimal setiap jarak 100 m pada
bagian sungai yang lurus dan < 50 m pada bagian sungai
yang berkelok-kelok (disesuaikan dengan keperluan).
Patok-patok di buat dari kayu (misal kayu gelam/dolken)
dengan diameter 3 – 5 cm. Pada bagian atas patok ditandai
dengan paku payung.
Jalur rintisan/pengukuran mengikuti alur sungai dan pantai.
Didalam laporan topografi akan di buat buku Diskripsi BM
yang memuat, posisi BM dan CP dilengkapi dengan foto,
denah lokasi, dan nilai koordinat (x, y, z).
Pen kuningan
Ø6cm
20
Nomor titik
TulangantiangØ10
Dicor beton
SengkangØ5-15
10
100
65
Dicor beton
75
20
Beton1:2:3
15
10
20
Pasir dipadatkan
20
40
Usulan Teknis F - 11
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Gambar F. 2 Bentuk BM dan CP
Pengukuran Jarak
Jarak AB = d1 + d2 + d3
d1
d2
A 1
d3
2
B
Usulan Teknis F - 12
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
β = sudut mendatar
α AB = bacaan skala horisontal ke target kiri
α AC = bacaan skala horisontal ke target kanan
(f x
2
= fy
2
)
KI = ≤ 1 : 5.000
∑d
Bentuk geometris poligon adalah loop.
Usulan Teknis F - 13
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
αAB
β B
αAC
A
C
Usulan Teknis F - 14
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada
Gambar F.5, Azimuth Target (α T) adalah:
α T =α M +β atau α T =α M +(ι T -ι M )
di mana:
αT = azimuth ke target
αM = azimuth pusat matahari
(ι T) = bacaan jurusan mendatar ke target
(ι M) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
β = sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan
jurusan ke target
U (Geografi)
Matahari
αM αT
Target
A
Usulan Teknis F - 15
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis
(titik trianggulasi) dan titik tersebut harus masih dalam
keadaan baik serta mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Pengontrolan sudut hasil pengukuran poligon
dilakukan penelitian azimuth satu sisi dengan pengamatan
matahari pada setiap jarak ± 2.5 km.
Sudut polygon diusahakan tidak ada sudut lancip, alat
ukur yang di pakai adalah Theodolite T2 atau yang
sederajat dengan ketelitian ± 20” dan Elektronik Distance
Meter (EDM).
Kerangka cabang dilakukan dengan ketentuan panjang sisi
poligon maksimum 100 m. Jarak kerangka cabang diukur
ketinggiannya dengan waterpass.
Selisih sudut antara dua pembacaan < 2” (dua detik).
Persyaratan pengukuran poligon utama mempunyai
kesalahan sudut (toleransi) adalah 10”√n detik pada loop
tertutup dimana n adalah jumlah titik poligon. Pada
poligon cabang toleransi kesalahan sudut adalah 20”√n
detik dengan n adalah jumlah titik poligon.
Salah penutup utama jarak fd <1:7.500, dimana fd adalah
jumlah penutup jarak.
Pengukuran waterpass setiap seksi dilakukan pergi-pulang
yang harus dilakukan dalam satu hari.
Jalur pengukuran waterpass harus merupakan jalur yang
tertutup dengan toleransi kesalahan beda tinggi 10√D
(mm) dimana D = panjang jarak (km).
Pengukuran sudut dilakukan dua seri (biasa dan luar
biasa) muka belakang.
Jarak di ukur dengan pita ukur.
Jalur poligon di buat dalam bentuk geometris poligon kring
tertutup (loop) melalui BM dan patok kayu dan bagian
sungai/pantai berada dalam kring tersebut.
Usulan Teknis F - 16
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Pengukuran Waterpass
rambu
P3
P2 LWS=0,00
P1
Usulan Teknis F - 17
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Spesifikasi Teknis Pengukuran Waterpass adalah sebagai berikut :
Usulan Teknis F - 18
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
2. Titik detail terikat terhadap patok yang sudah punya
nilai koordinat dan elevasi.
3. Pengambilan data menyebar ke seluruh areal yang
dipetakan dengan kerapatan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan skala peta 1 : 1.000 dan 1 : 2.000.
Usulan Teknis F - 19
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Penampang memanjang diambil pada dasar sungai yang
terdalam termasuk peil-peil muka air tanah terendah,
normal dan tertinggi.
Detail yang ada di lapangan di ukur, terutama kampung,
lembah, bukit, jembatan dan lain-lain.
Setiap 50 m atau 25 m titik poligon diukur dengan meter
ukur baja dan harus diikatkan pada patok kerangka
utama.
Pengamatan matahari harus dilakukan setiap 2,5 km.
Setiap titik poligon harus diukur ketinggiannya.
Profil memanjang dan melintang dilakukan dengan interval
jarak 100 m dan pada belokan diukur setiap 50 m dengan
koridor 100 m kekiri dan kekanan dari tepi sungai.
Jika trase memotong anak sungai, maka alur sungai
tersebut harus di ukur profil melintangnya.
Titik detail trase di ambil dari data profil melintang,
sedangkan detail lainnya yang ada diantara profil
melintang harus di ukur dengan cara dirincikan sehingga
kerapat titik detail 2 cm pada petanya.
Pengukuran penampang melintang sungai untuk lebar B ≤
100 m dapat dilakukan dengan menggunakan waterpass
atau To untuk lebar > 100 m akan dilakukan beberapa
titik di tepi sungai berjarak 25 – 50 m dari muka air sungai
sedangkan profil sungai akan diukur dengan sistim colokan
jika kedalaman air h ≤ 3 m, jika h > 3 m dilakukan
dengan echosounder.
Titik-titik pengukuran penampang melintang direncanakan
seperti gambar berikut :
Usulan Teknis F - 20
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Gambar F. 8 Profil Melintang Sungai
Colok /
Bts Koridor 2,5 2,5 Bts Koridor
Echosounder
m m
Tepi
As Tepi kanan
kiri
rambu
P1
Usulan Teknis F - 21
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Volume pekerjaan topografi
Usulan Teknis F - 22
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Semua titik kerangka utama/cabang harus di hitung
koordinat dan ketinggiannya.
Semua data ukur asli dan perhitungan perataannya
diserahkan ke direksi pekerjaan.
Penggambaran
Usulan Teknis F - 23
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
F.4.1 Pengambilan Contoh Sedimen
Usulan Teknis F - 24
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
hulu sungai, hilir sungai dan sungai cabang dengan ketentuan
sebagai berikut :
Usulan Teknis F - 25
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
mendapatkan kesatuan sistim elevasi tanah dengan
muka air.
7. Pengamatan muka air sungai khususnya di hilir
sungai (titik pengukuran debit) tiap 1 jam selama 24
jam saat pasang tinggi (spring tide) dan pasang
rendah (neap tide) berdasarkan data HIDRAL (Hidro
Oceanografi AL) di pelabuhan terdekat.
Usulan Teknis F - 26
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
4. Pada lokasi pengamatan di pasang peil
schaal.
Usulan Teknis F - 27
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Tenaga ahli geodesi akan melakukan perhitungan definitif dari hasil
perhitungan sementara di lapangan dengan perataan dan kesalahan
pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan
ini akan digunakan untuk proses penggambaran dimana produk yang harus
diserahkan antara lain :
d
Koreksi absis .fx (4)
Σd
d
Koreksi ordinat .fy (5)
Σd
Dimana :
Usulan Teknis F - 28
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
xakhir = Absis akhir.
α = Azimut.
Koordinat definitif :
Xi = X(i-1) + ∆ Xi + k Xi
Xi = Absis titik ke i.
∆ Xi = Selisih absis.
Yi = Y(i-1) + ∆ Yi + k YI
k Xi = Koreksi absis.
Yi = Ordinat titik ke i.
∆ Yi = Selisih ordinat.
Usulan Teknis F - 29
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
2. Hitungan Ketinggian/Waterpass
H = ∆ h1 + ∆ h2 + …………….+ ∆ hn + SP = 0
SP
d. Menghitung tinggi : Hj = hi + ∆ hij + . Dij
D
Usulan Teknis F - 30
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
U
Dm
Az
TB = TA + ∆ H
1
∆H = 100 ( Ba − Bb ) sin 2 m + T A − Bt
2
Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus :
Dd = Dο Cos 2 m
Dimana :
TA = Tinggi alat.
Dd = Jarak datar.
m = Sudut miring.
Az = Azimuth.
4. Penyajian Data
Usulan Teknis F - 31
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Data dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan dalam bentuk
peta Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan melintang laut dan
pantai serta sungai. Gambar-gambar lain yang di anggap perlu dengan
format peta seperti dapat di lihat pada lampiran.
Usulan Teknis F - 32
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
MU LA I
Pemasangan BM
Revisi
Toleransi
Ketelitian
Tidak
Ya
Penggambaran
Data
Survai Topografi
SELESA I
Usulan Teknis F - 33
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
F.5.2 Analisis Bathimetri Sungai
Posisi fix point dengan cara ikatan ke muka dengan maksud agar
koordinat fix point satu sistem dengan koordinat peta topografi seperti
seperti dijelaskan sebagai berikut :
D AS D BS
α β
D AB = jarak basis
A (Xa,Ya) B (Xb,Yb)
D AB D D
= AS = BS
sin γ sin β sin α
a. Penentuan Jarak
− Menentukan jarak DAS
D AB sin β
DAS = ⇒ (1)
sin γ
− Menentukan jarak DBS
Usulan Teknis F - 34
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
DBS D
= AB
sin α sin γ
D AB sin α
DBS = sin γ ⇒ (2)
XS1 + XS2
XSr =
2
YS1 + ZS2
YSr =
2 ⇒ (4)
Dimana :
α = Sudut BAS.
β = Sudut ABS.
Az = Azimuth.
X = Absis.
Y = Ordinat.
Usulan Teknis F - 35
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Koreksi alat.
Koreksi kedudukan transducer terhadap permukaan air.
Koreksi kedalaman karena perubahan kecepatan gelombang.
Koreksi pasang surut.
Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya paras muka air secara
periodik akibat pengaruh gaya tarik (gravitasi) benda luar angkasa
seperti bulan dan matahari. Untuk memperoleh elevasi–elevasi rencana
bangunan perlindungan pantai seperti sea wall, groin dan lain – lain,
maka diperlukan analisis dari tabiat pasang surut yang berbasis pada
data pencatatan elevasi muka air selama 15 hari pengamatan yang
berhasil dikumpulkan.
Tabiat pasang surut itu berupa keteraturan yang dimiliki oleh pasang
surut. Komponen pasang surut adalah gelombang singular yang memiliki
amplitude, kecepatan sudut dan fase tertentu, yang mana jika seluruh
komponen pasang surut ini dijumlahkan (disuperposisikan) maka akan di
peroleh fungsi terhadap waktu dari pasang surut tersebut.
Usulan Teknis F - 36
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Perhitungan pasang surut akan mendapatkan 9 (sembilan) komponen
pasang surut yang dominant, yang meliputi :
K2 : Komponen bulan.
K1 : Komponen bulan.
Periode
Komponen Simbol Keterangan
(jam)
Matahari-bulan K1 23.9346
Utama bulan O1 25.8194 Pasang Surut Diurnal
Utama matahari P1 24.0658
Analisis data pasang surut muka air yang di laksanakan adalah sebagai
berikut :
Usulan Teknis F - 37
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dari konstanta pasang surut selanjutnya menentukan type
pasang surut.
Dengan menentukan elevasi LLWS hasil perhitungan dan
peramalan di anggap sama dengan + 0.00 yang di pakai untuk
referensi seluruh elevasi pengukuran topografi dan bathimetri.
AO 1 + AK 1
F=
AM 2 + AS 2
di mana:
AO = amplitudo komponen O1
Tipe pasang surut berdasarkan angka formzall dapat dilihat pada tabel
berikut.
Usulan Teknis F - 38
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Tabel F. 5 Tipe Pasang Surut.
Bilangan Formzall
Tipe Pasang Surut Keterangan
(F)
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
F < 0.25 Pasang harian ganda (semidiurnal) ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
0.25 < F < 1.5 Campuran, condong ke semi diurnal
ketinggian dan periode yang berbeda.
Dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1 kali air surut dengan
1.5<F<3.0 Campuran, condong ke diurnal ketinggian yang berbeda. Kadang-kadang terjadi 2 kali air pasang
dalam 1 hari dengan perbedaan yang besar pada tinggi dan waktu.
Dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1 kali air surut. Periode
F < 3.0 Pasang harian tunggal (diurnal)
pasang surut adalah 24 jam 50 menit
MHWS (Mean High Water Spring) Rata-rata muka air tinggi saat purnama.
MHWL (Mean High Water Level) Rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
MSL (Mean Sea Level) Muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
MLWL (Mean Low Water Level) Rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
MLWS (Mean Low Water Spring) Rata-rata muka air rendah saat purnama.
LLWL (Lowest Low Water Level) Air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
Usulan Teknis F - 39
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
3)Perhitungan debit banjir.
S* 0 =
S* k =
**
Sk =
Usulan Teknis F - 40
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat di cari nilai Q/√n dan
R/√n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/√n syarat dan
R/√n syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten.
Data yang diperlukan adalah data curah hujan pos terdekat dan
harus di uji konsistensinya sebelum di analisa. Syarat untuk
pemilihan jenis distribusi yang sesuai untuk metode Gumbel, log
normal, normal atau log Pearson Type III adalah sebagai beriku :
1. Normal Cs = 0
2. Cs = 3 Cv
3. Gumbel
Ck = 5,4002
Apabila dari uji sebaran data masuk di dalam salah satu syarat tersebut di
atas maka metode tersebut yang akan digunakan.
Metode Gumbel :
Persamaan-persamaan dasar :
X Tr = X + K .S x
Dimana :
Usulan Teknis F - 41
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
X Tr = Curah hujan pada periode ulang Tr.
Sx = Standar deviasi.
K = Faktor frekuensi.
(YTr − Y n )
K =
Sn
Sn dan Yn tegantung pada jumlah data (n), yang nilainya seperti tabel
berikut :
N Yn Sn N Yn Sn
T
YTr = 0,834 + 2,303 log r − 1
Tr
Usulan Teknis F - 42
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Tabel F. 9 Nilai Ytr Berbagai Periode Ulang
2 0.3665
5 1.4999
10 2.2502
25 3.1985
50 3.9019
100 4.6001
Dimana :
Log X = Nilai log dari X yang terjadi dengan kala ulang Tr.
Metode Nakayasu.
12 * A * Ro
Qp =
Usulan Teknis F - 43
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dimana :
Tp = Tg + 0,8 Tr.
T0,3 = α x Tg
Metode Gamma I.
Qt = Qp . e–(t/k)
Dimana :
Usulan Teknis F - 44
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
SN = Frekuensi sungai, perbandingan antara jumlah segmen
sungai tingkat 1 dengan jumlah sungai semua tingkat.
a. Hidrolika Sungai
Dimana :
Usulan Teknis F - 45
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
L = Panjang ruas tiap section.
Muka air
α1V12/2g
WS2
WS111
Dasar sungai
b. Tanggul Banjir
b.1. Kegunaan
Usulan Teknis F - 46
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
b.2. Bahan
c. Trase
Usulan Teknis F - 47
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
d. Tinggi Jagaan
e. Lebar Atas
f. Kemiringan Talud
Usulan Teknis F - 48
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Jika pondasi tanggul terdiri dari lapisan-lapisan lulus air atau
lapisan yang rawan terhadap bahaya erosi bawah tanah (piping),
maka harus di buat parit halang (cut-off trench) yang dalamnya
sampai 1/3 dari kedalaman air.
g. Stabilitas Tanggul
Usulan Teknis F - 49
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
h. Kemiringan Talud
Usulan Teknis F - 50
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Pembuang terdiri dari :
f. Kemiringan Talud
Lindungan.
Rumput.
Pasangan batu kosong.
Pasangan batu (lining).
Bronjong.
Rumput pelindung yang memadai hendaknya diberikan
pada permukaan-permukaan tanggul untuk melindunginya
dari bahaya erosi akibat limpasan air hujan pada tanggul.
Usulan Teknis F - 51
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Sedangkan jenis-jenis lindungan lainnya di pakai untuk
perlindungan terhadap aliran air di sungai atau saluran.
Karena Ketiga jenis yang lain ini cukup mahal, sehingga
hanya digunakan untuk bentang pendek.
2. Evaluasi DPS
Dari data tataguna lahan, peta rupa bumi serta peta geologi
akan dapat diketahui perubahan DPS sehingga dapat di
analisa pengaruh perubahan tataguna lahan dengan
karakteristik debit sungai. Di DPS akan diidentifikasi daerah
kritis longsoran maupun daerah kritis yang perlu reboisasi.
Analisa DPS dilakukan dengan menggunakan metode analisa
watersheed management di mana ada kesinkronan antara
penggunaan lahan dengan recovery lingkungan alami atau
dalam istilah pembangunan yang berkelanjutan.
a. Bentuk penampang
⇒ Trapesium
⇒ Segi empat
Untuk perencanaan saluran dianjurkan perbandingan antara lebar dasar
saluran b dan tinggi air h sebagai berikut.
Usulan Teknis F - 52
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
7,5-9,0 4,5
9,0-11 5,0
2 1
R 3S 2
m/det
V=
n
Nilai-nilai koefisien kekasaran Manning selain dari tabel E.2 disajikan pula
pada tabel E.3,E.4, dan E.5.
Usulan Teknis F - 53
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
1 kayu 0,011-0,014
2 plester semen 0,011
3 beton 0,012-0,017
4 batu bata 0,014
5 pasangan batu 0,017-0,025
6 batu pecah 0,035-0,04
Sumber : Aliran Melalui SaluranTerbuka
Q =V .F
Q = V .F ≥ Q = 0,278 .C S .C F .C.I . A
Usulan Teknis F - 54
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
e. Hukum yang mengatur aliran drainase
1. Hukum Bernoulli
Selama aliran drainase bersifat steady yaitu debit pada suatu kurun
waktu peninjauan tetap tidak berubah, maka aliran drainase akan
mengikuti Persamaan Bernouli yang digambarkan sebagai berikut:
Usulan Teknis F - 55
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
2 2
v v
z1 + y1 + 1
= z2 + y2 + 2
+ hf
2g 2g
Dimana:
Pada kemiringan dasar yang sangat landai, aliran akan stabil pada
ketinggian normal yang sangat dalam. Pada ambal terjadi kedalaman
kritis, yangdiikuti dengan terjunan bebas. Pada dasar sangat landai ini
terdapat hnormal >> hkritis.
Bilamana kemiringan dasar dibuat lebih landai, maka aliran akan stabil
pada ketinggian normal yanglebih dangkal dibanding keadaan a tersebut
diatas. Adapun kedalaman kritis pada ambal terjunan bebas bearnya tetap.
Usulan Teknis F - 56
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Kemiringan dasar yang sangat curam akan memberikan ketinggian normal
yang sangat rendah (hnormal << hkritis). Aliran semacam ini disebut aliran
supercritical.
Enersi spesifik adalah ketinggian garis tinggi tekan diukur dari dasar
saluran, sebagai berikut:
v2 Q2
E = y+ = y+
2g 2 gA 2
Usulan Teknis F - 57
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Agar E minimum, maka diferensial terhadap y, dimana Q tetap, harus =
0. jadi syarat terjadinnya kedalaman kritis adalah:
dE Q 2 dA
=1− =0
dy gA 3 dy
gA 3
T = = lebar aliran
Q2
4. Rumus Manning
Rumus Manning yang memberikan besarnya kecepatan aliran
normal,banyak dipakai di Indonesia:
2 1
R 3S 2
V=
n
Di mana:
Usulan Teknis F - 58
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dasar dan dinding saluran n
A. Pipa tertutup
1. Berdinding baja 0,013-0,017
2. Berdinding besi tuang 0,011-0,016
3. Berdinding baja galvanis bergelombang 0,021-0,030
4. Beton pracetak 0,011-0,013
5.Berdinding tanah liat masak dibakar 0,011-0,013
B. Saluran terbuka
1. Dasar dan dinding diplester semen 0,011-0,015
2. Dasar dan dinding beton 0,014-0,019
3. Dasar dan dinding pasangan bata 0,012-0,018
4. Dasar dan dinding pasangan batu kali 0,017-0,030
5. Dasar dan dinding tanah asli bersih 0,016-0,020
6. Dasar dan dinding tanah rumput 0,025-0,033
7. Dasar dan dinding batu padas 0,025-0,040
8. Dasar dan dinding tanah tak dirawat 0,050-0,140
9. Saluran alam 0,075-0,150
2
N 1, 5
( )
3
∑ PN n N (P n 1, 5
+ P2 n12,5 + PN n1N,5 ) 2
3
nkomposit = 1 2
= 1 1
2
P 3 P 3
Di mana:
yang berbeda.
Usulan Teknis F - 59
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
muara sistem drainase, tetapi banyak pembendungan yang terjadi secara
alamiah.
Pada gambar F.19.b diperlihatkan suatu aliran kritis (hnormal = hkritis) yang
mengalami pembenduingan di bagian muaranya. Kurva muka air yang
terjadi adalah kurva draw down, yang praktis datar.
Pada gambar F.19c suatu aliran kritis (hnormal < hkritis ) yang mengalami
pembendungan. Muka air seolah-olah dipaksa naik ke mercu bendung,
sehingga terjadi loncat air.
Kurva muka air back water yang merambat naik ke arah hulu
memerlukan tanggul, supaya air tidak tumpah/ meluap di kiri dan
kanan saluran dan menimbulkan banjir. Semakin besar saluran, maka
semakin jauh merambat ke hulu, sehingga backwater ini dapat
dirasakan.
Loncat air hanya terjadi pda aliran super critical yang mengalami
dorongan untuk menaikkan muka air, sehingga melintasi garis
kedalaman air kritis.
Usulan Teknis F - 60
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Usulan Teknis F - 61
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Tetapkan /asumsikan elevasi muka air salah satu tampang.
v12 v2 v2
S o ∆x + y1 + = y 2 + 2 + S f ∆x , y1 + = E = Spesifik enersi
2g 2g 2g
E 2 − E1
S o ∆x + E1 = E 2 + S f ∆x , ∆x =
So − S f
Di mana :
Usulan Teknis F - 62
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Besarnya Sf dihitung dengan rumus Manning
n 2v 2
Sf = 4
R 3
Bila besarnya Sf antara tampang 1 dan 2 tidak sama, maka dipakai harga
rata-ratanya.
1. Kependudukan
2. Penggunaan Lahan
Usulan Teknis F - 63
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Dari hasil proses analisis yang mencakup beberapa aspek data maka tahap
berikutnya adalah mengkaji penyusunan upaya pemanfaatan air dengan
fasilitas jenis struktur bangunan yang direncanakan. Pemanfaatan air
tersebut dialokasikan untuk berbagai kepentingan masyarakat antara lain
untuk pertanian, air baku, perikanan dan lain sebagainya.
Usulan Teknis F - 64
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
“Pedoman Pengendalian Banjir” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pengairan, Departemen PU.
Usulan Teknis F - 65
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Draft Laporan Akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan, beserta hasil-hasil pekerjaannya. Pada intinya Draft Laporan
akhir ini berisi materi awal penyajian bagi Laporan Akhir yang
dilengkapi dengan hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan pengalaman
selama melaksanakan pada bagian ini diharapkan juga dapat disampaikan
rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk penyempurnaannya. Laporan ini
dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan disampaikan pada saat
pekerjaan selesai 95%.
6. Laporan Akhir (Final report)
Laporan Akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan, beserta hasil-hasil pekerjaannya. Pada intinya Laporan akhir
ini berisi materi penyempurnaan Laporan Draft Akhir yang dilengkapi
dengan resume serta rekomendasi hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan
pengalaman selama melaksanakan pada bagian ini diharapkan juga dapat
disampaikan rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk penyempurnaannya.
Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan disampaikan
pada waktu akhir kontrak pekerjaan.
7. Laporan Pendukung
Usulan Teknis F - 66
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
• Gambar-gambar bangunan pengamanan erosi pantai lengkap
dengan potongan dan detail, gambar tampang memanjang dan
melintang.
• Desain Plan & profil sungai, skala : H = 1 : 2000 dan V = 1 : 100.
• Desain potongan melintang sungai, skala H = V = 1 : 200.
• Tipikal bangunan rencana.
• Peta rencana induk pengendalian banjir sepanjang 10 km.
b. Desain Note yang berisikan perhitungan-perhitungan hidrolis
bangunan dan lain-lain.
• Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ).
• Rencana Anggaran Biaya (RAB).
• Spesifikasi Teknis.
• Operasi dan Pemeliharaan.
F.5.12Diskusi/ Presentasi
Buku tersebut berisi catatan, tanggal dan bulan mengenai perintah, hasil
diskusi, persetujuan dan lain-lain dengan Direksi serta sebagai catatan
pihak Konsultan mengenai item/produk pekerjaan yang telah
dilakukan/diselesaikan. Catatan tersebut ditanda tangani oleh pihak Direksi
(Asisten Perencanaan) dan Pihak Konsultan.
Usulan Teknis F - 67
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
a. Diskusi I
b. Diskusi II
Usulan Teknis F - 68
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
F.1. ALUR KEGIATAN.....................................................................................................................................1
SURVEI TOPOGRAFI.........................................................................................................................3
SURVEY JARINGAN DRAINASE.......................................................................................................3
SURVEI TOPOGRAFI.........................................................................................................................3
F.2. PEKERJAAN PERSIAPAN............................................................................................................................4
F.2.1 Pekerjaan Pendahuluan..............................................................................................................4
F.2.2 Pengumpulan Data Sekunder......................................................................................................5
F.2.3 Studi Pendahuluan......................................................................................................................6
F.2.4 Analisis Data dan Evaluasi Studi Terdahulu..............................................................................7
F.2.5 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)...............................................................................8
F.3. MENENTUKAN BEBERAPA ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH.....................................................................9
F.4. KEGIATAN SURVEY DAN INVESTIGASI.........................................................................................................9
F.4.1 Pengukuran Topografi................................................................................................................9
F.4.1 Pengambilan Contoh Sedimen..................................................................................................24
F.4.2 Survey Hidrologi-Hidrometri Sungai........................................................................................24
F.4.3 Survey Sosial Ekonomi..............................................................................................................27
F.5. ANALISA DATA DAN UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR DAN ABRASI PANTAI..............................................27
F.5.1 Analisis Data Topografi............................................................................................................27
F.5.2 Analisis Bathimetri Sungai........................................................................................................34
F.5.3 Analisis Hidro-Oceanografi......................................................................................................36
F.5.4 Analisa Hidrologi dan Evaluasi DPS.......................................................................................39
F.5.5 Analisa Hidrolika......................................................................................................................52
F.5.6 Analisa Sosial Ekonomi.............................................................................................................63
F.5.7 Penyusunan Upaya Pemanfaatan Air.......................................................................................63
F.5.8 Perencanaan Teknis..................................................................................................................64
F.5.9 Review Detail Desain Bangunan Pengendalian Banjir............................................................64
F.5.10 Pelaporan dan Gambar Pra Desain.......................................................................................65
F.5.11 Gambar Detail Desain............................................................................................................66
F.5.12 Diskusi/ Presentasi..................................................................................................................67
Usulan Teknis F - 69
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara
Pendekatan dan Metodologi
Usulan Teknis F - 70
Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara