You are on page 1of 45

BAB XIII

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

A. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

1. LINGKUP Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing


PEKERJAAN adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-
PLUMBING peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan
pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar
rencana dan/atau seperti yang dispesifikasikan
disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang
lengkap dan bekerja baik siap untuk dipergunakan.

1.1. Pekerjaan Air Bersih


Pengadaan dan pemasangan system
pemimpaan beserta perlengkapan instalasi
pemipaan distribusi pada setiap titk
pengeluaran.
Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitary seperti halnya kloset dan lain-lain.

1.2. Pekerjaan Air kotor


1.2.1. Pengadaan dan pemasangan beserta
perlengkapan yang diperlukan dalam
system pembuangan air kotor.
1.2.2. Pemasangan pemipaan pada peralatan
sanitary seperti halnya closet, floor drain
dan lain-lain.

1.3. Testing dan Commisioning


Mengadakan testing dan commissioning semua
system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh
system yang baik sesuai dengan syarat undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat
ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan
Kerja.

2. STANDARD Semua material yang akan digunakan/dipasang


BAHAN adalah dari jenis material berkwalitas baik, dalam
(MATERIAL) keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau
diafkirafgekeurd) sesuai dengan mutu dan
standart yang berlaku atau standart internasional
seperti BS, JIS, ASA, DIN, SIÉ dan yang setaraf.

3. BAHAN – BAHAN Kontraktor bertanggung jawab atau mutu dan


PENGGANTI kwalitas material yang akan dipakai, setelah

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 95


mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Pengawas.
3.1. Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang
akan digunakan dan tidak disebutkan dalam
spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila
telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas dan biaya pengujian bahan/
peralatan/ fixtures tersebut (apabila diminta
oleh pemilik) ditanggung oleh Kontraktor.
Apabila diperlukan pengujian atau bahan
peralatan/fixtures harus dilakukan oleh badan-
badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan
oleh pemilik dan dengan cara-cara standart
yang berlaku. Apabila cara-cara standart tidak
ada, pemilik berhak menentukan prosedur
pengujian.

3.2. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting,


fixtures dan peralatan-peralatan yang akan
dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai
tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak
memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti
atas tanggung jawab Kontraktor.

4. KETENTUAN 4.1. Alat-alat sanitair.


BAHAN Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai
dengan spesifikasi Arsitek setara :
4.1.1. Closed duduk : TOTO type CW 420
J/SW 420 JP
4.1.2. Wastafel : TOTO type standar
LW 230 J
4.1.3. Jet Washer : THX 20 NBPIV
4.1.4. Kran dinding : Merk TOTO
T23B13V7N
4.1.5. Floor drain : merk TOTO TX 1 AN
4.1.6. Urinal :
4.1.7. Soap Holder : S158 N

4.2. Sistim Air Bersih


4.2.1. Pemipaan air bersih disini dipergunakan
bahan-bahan sbb :
4.2.1.1. Untuk pipa digunakan pipa PVC
AW R dan Fitting merk Rucika
klas AW dengan sambungan
lem.
4.2.1.2. Clean Out dia. 3 – 6“ dari merk
TOTO atau setaraf yang
disetujui Konsultan Pengawas.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 96


4.2.2. Sistim Pembuangan air kotor, air bekas.
4.2.2.1. Pemipaan air kotor, air bekas
dan vent disini dipergunakan
bahan2 sbb :
4.2.2.2. Untuk pipa dipergunakan pipa
PVC merk Wavin, klas AW
dengan sambungan lem.
4.2.2.3. Untuk fitting pipa dipergunakan
PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa AW Rucika.
Belokan pada saluran utama
harus mempergunakan long
radius bend dan cabang pada
saluran utama harus
mempergunakan 45 derajat Y
dan 45 derajat Bend.
Jenis lem yang dipergunakan
harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.

5. SYARAT 5.1. Pipa PVC dan Fitting


PENYAMBUNGAN Penyambungan antara pipa dan fitting
mempergunakan PVC glue yang sesuai
dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa
harus dibersihkan dulu dengan cleaning fluid.
Pipa harus masuk sepenuhnya difitting maka
untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat khusus agar pemotongan
pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci
harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa
yang bersangkutan.

5.2. Sambungan yang mudah dibuka.


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat
sanitair/atau peralatan lain yang karena
sesuatu hal perlu dilepas dari pipa yang
menghubungkannya antara lain :
1). Antara lavatory fauced dan supply valve
2). Antara fluse valve dan urinal
3). Antara supply valve dan floated di closed
4). Pada faste fitting dan siphon
5). Pada peralatan lain yang memerlukan

Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh


oleh adanya paking dan bukan seal shreat.
Sambungan jenis ini antara lain union, fleng

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 97


atau yang sejenis lainnya.

6. PERSYARATAN 6.1. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar


PELAKSANAAN dengan dinding/bagian dari bangunan pada
area horizontal maupun vertikal.

6.2. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90


dan 45 derajat.

6.3. Sebelum pipa dipasang, support harus


dipasang untuk dalam keadaan sempurna.

6.4. Sebelum dipasang support harus dicat


dengann ICI zinkcromate primer paint.

6.5. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik


mungkin.

6.6. Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada


supports.

6.7. Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang


belum disambung harus ditutup dengan
plug atau dop.

6.8. Pipa dan fitting harus bebas tegangan yang di


akibatkan dari bahan yang dipaksakan.

6.9. Semua pemasangan yang berhubungan


dengan menggantung / menembus pada
konstruksi bangunan, kontraktor ini harus
menghubungi Konsultan Pengawas untuk
minta persetujuan.

6.10.Pipa air kotor bekas secara umum


harus mempunyai kemiringan 1 % kearah
aliran atau seperti yang ditentukan pada
gambar.

6.11.Pipa air kotor dari bangunan menuju


septick tank mempunyai kemiringan tidak lebih
dari 1% kearah aliran.

6.12.Pemasangan alat-alat sanitair termaksud


diatas dilakukan seperti lazimnya
memperhatikan pedoman-pedoman yang
dianjurkan oleh pabriknya.

6.13.Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 98


kering serta dimeni, baut-baut serta mur-
murnya seyogyanya dari bahan logam yang
tidak berkarat.

6.14.Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar


digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.

7. PENGUJIAN DAN 7.1. Pengujian pipa air bersih


DISINFEKSI. 7.2.1. Setelah semua pipa selesai dipasang,
maka perlu diadakan pengujian
kebocoran atau seluruh bagian dari
instalasi ini, sehingga system dapat
berfungsi dengan baik. Sebelum
dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem
distribusi air harus diuji dengan tekanan
8 kg/cm untuk pipa sanitary dan 12
kg/cm. secara terus menerus dengan
penurunan maksimal sebesar 5 % dari
harga tersebut diatas. Kebocoran/
kerusakan yang timbul harus diperbaiki
oleh Kontraktor ini tanpa tambahan
biaya.
7.2.2. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan
dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter. Biaya
pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor / Kontraktor.
7.2.3. Pengetesan pipa harus dilaksanakan
dengan disaksikan oleh Pengawas atau
Direksi Lapangan, selanjutnya apabila
telah diterima/memenuhi syarat akan
dibuatkan Berita Acaranya.

7.2. Pengujian pipa-pipa sanitasi.


7.2.1. Setelah semua pemipaan selesai
dipasang, maka perlu diadakan
pengujian kebocoran atau seluruh
bagian dari instalasi ini, sehingga sistim
dapat berfungsi dengan baik. Seluruh
sistem pembuangan air harus
mempunyai lubang/lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh sistem
tersebut dapat diisi dengan air sampai
dengan lubang vent tertinggi. Sistem
tersebut harus dapat menahan air yang
diisikan tersebut diatas, minimum 1 jam
dan penurunan air selama waktu

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 99


tersebut tidak turun lebih dari 10 cm,
atau dengan pengujian hydrostatic
sebesar 4 kg/cm untuk pipa cabang dan
6 kg/cm untuk induk terus menerus
dengan penurunan maximal sebesar 5 %
dari harga tersebut diatas. Kebocoran /
kerusakan yang timbul harus diperbaiki
oleh Kontraktor ini tanpa tambahan
biaya.
7.2.2. Apabila pemilik menginginkan pengujian
lain disamping pengujian diatas,
Kontraktor harus melakukannya tanpa
biaya tambahan.

7.3. Pembilasan
Setelah seluruh pengujian kebocoran telah
selesai maka perlu diadakan pembilasan atau
seluruh jaringan pipa dengan cara
menjalankan sistim distribusi dan
mengeluarkan air dari tiap titik air masing-
masing selama 5 menit.

7.4. Pengujian pemakaian.


Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan
pembilasan selesai, maka semua sistim harus
diuji terhadap pemakaian dengan cara
menjalankan sistim sekaligus, tanpa
mengalami kerusakan atau gangguan. Semua
peralatan dan kerusakan yang timbul akibat
proses pengetesan dibebankan kepada
Kontraktor pekerjaan plumbing.

7.5. Disinfeksi
Kontraktor harus melaksanakan pembilasan
dan disinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada pemilik.
Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan
larutan "Clorine” kedalam sistim pipa, dengan
cara methoda yang disetujui oleh pemilik.
Dosis clorine adalah sebesar 50 ppí (paro
permillion).
Setelah 16 jam seluruh sistim pipa tersebut
harus dibilas dengann air bersih sehingga
kadar clorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
Semua katup dalam sistim pipa yang sedang
mengalami proses disinfeksi tersebut harus
dibuka dan ditutup beberapa kali selama
jangka waktu 16 jam tersebut diatas.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 100


BAB XIII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA

A. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA

I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1. PERSYARATAN Semua persyaratan umum maupun suplementer


UMUM yang ada merupakan pula bagian dari pada
persyaratan sistem instalasi tata udara sejauh yang
berlaku bagi pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum
yang dituliskan kembali dalam spesifikasi ini,
berarti hanya memintakan khusus dan ini juga
tidaklah berarti menghilangkan hal-hal lainnya dari
persyaratan umum dan suplementer yang ada.
Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri
di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari
persyaratan umum maupun suplementer tidak
berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.

2. PERSYARATAN 2.1. Instalasi yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini


PELAKSANAAN dilaksanakan sesuai dengan undang undang
dan Peraturan peraturan yang Berlaku saat ini
di Indonesia serta tidak Bertentangan dengan
Ketentuan-ketentuan dan jawatan
Keselamatan Kerja.

2.2. Semua Syarat syarat Penerimaan Bahan


bahan Peralatan cara - cara Pemasangan
Kwlitas Pekerjaan dan Lain lain untuk sistim
Instalasi ini harus sesuai dengan standar
internasional maupun nasional seperti ARI,
ASHRAE, SMACNA, ASTM, MFPA, NEC,
ASME, dengan senantiasa mengutamakan
Peraturan /standard Peraturan Internasional.

2.3. Semua Peralatan dan mesin yang dipasang


untuk sistim ini, selain dari Persyaratan-
Persyaratan tersebut diatas Juga tidak boleh
menyimpang dari Persyaratan yang
dikeluarkannya.oleh Pabrik yang pembuatnya.

3. KONTRAKTOR 3.1. Yang dimaksudkan dengan Kontraktor dalam


Spesifikasi ini adalah Badan Pelaksanaan
yang telah Terpilih dan memperoleh kontrak
Kerja untuk Penyediaan dan pemasangan

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 101


instalasi air conditing ini sampai selesai.

3.2. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami


semua Undang-undang dan Peraturan-
Peraturan dan persyaratan umum Maupun
Suplementernya Persyaratan Pabrik Pembuat
unit-unit air Conditioning. Bundel gambar-
gambar serta Petunjuk Tertulis yang telah
dikeluarkan.

3.3. Kontraktor dapat Meminta Penjelasan Kepada


Direksi, konsultan atau Pihak yang dituju
bilamana Menurut Pendapatnya Pada
dokunen-dokumen Pelelangan hal-hal atau
gambar-gambar lainnya yang kurang jelas.

3.4. Kontraktor wajib mempelajari atau pemeriksa


pekerjaan pelaksanaan dari Pihak-pihak
Kontraktor lain yang ikut mengerjaan proyek
ini apabila pekerjaan pekerjaaan pihak-pihak
lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi
gangguan maka Kontraktor wajib mengerjakan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

4. KOORDINASI 4.1. Kontraktor wajib koordinasi dengan pihak


DENGAN PIHAK lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek
LAIN. ini. Terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor sipil, elektrical, plumbing,
perlindungan terhadap kebakaran.

4.2. Untuk semua peralatan dan mesin yang


disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain termasuk
dalam lingkup instalasi ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini.

5. MASA JAMINAN Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya


harus dijamin akan bekerja dengan sempurna.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup
pekerjaan ini harus diberi masa jaminan selama 1
(satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan
tersebut.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 102


B. PEKERJAAN SISTEM UNIT AIR CONDITIONING

II. AIR CONDITIONING

6. UMUM Jenis pekerjaan yang dicangkup dalam instalasi ini


diantaranya adalah:
6.1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan
pengujian unit air condition jenis Split maupun
jenis cassette disesuaikan dengan gambar.

6.2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan


pengujian instalasi system aliran refrigerant.

6.3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan


instalasi listrik. Untuk system ini termasuk
penarikan kabel dari panel AC ke AC kesemua
unit peralatan.

6.4. Pengadaan dan pemasangan pondasi


peredam getaran untuk masing-masing yang
dipasang dalam instalasi ini.

6.5. Membuat dan menyerahkan 4 set gambar-


gambar instalasi yang terpasang,data mesin-
mesin yang terpasang, petunjuk cara
mematikan/menyalakan mesin dan cara-cara
perawatan mesin kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan.

6.6. Melakukan pemeliharaan instalasi selama


masa pemeliharaan 3 bulan (90 hari kalender).

6.7. Memberikan garansi terhadap perawatan atau


mesin yang dipasangnya atau yang dipasang
untuk instalasi system ini.

7. PEREDAM 7.1. Semua mesin/peralatan yang menghasilkan


GETARAN getaran harus diberi landasan atau
penggantung peredam getaran (vibration
eliminator) yang sesuai.

7.2. Peralatan yang digantung harus dipasang


peredam jenis kinetic glass fibre hanger merk
kinetis atau sound anttenuator limited atau
setara.

7.3. Peralatan yang diletakkan diberi landasan


peredam getaran jenis kinetic neoprene
isolator merk kinetis atau sound anttenuator

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 103


limited atau setara.

7.4. Semua fan harus dipasang karet sekelilingnya


sebelum dipasang.

8. INSTALASI Untuk Instalasi ini pada dasarnya berlaku


LISTRIK peraturan-peraturan umumnya dipakai di Indonesia
diantaranya ialah :
8.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang
dikeluarkan oleh Normalisasi Indonesia tahun
1987 sebagaimana telah ditambahkan dan
dikurangi dengan peratuaran-peraturan
setempat dan PUIL yang baru.

8.2. Persyaratan Pemerintah dan Jawatan Kerja

8.3. Persyaratan dari pabrik pembuat mesin yang


akan dipasang.
Bilamana terjadi perbedaan persyaratan akan
disetujui dan dipilih yang lebih baik. Kontraktor
harus memiliki semua izin resmi yang
diperlukan untuk pekerjaan instalsi listrik.

9. LINGKUP Kecuali dinyatakan lain maka pekerjaan instalasi ini


PEKERJAAN mencangkup :
9.1. Pengadaan, pemasangan panel listrk AC (PP-
AC) dimana komponennya buatan :
MG/SIEMENS/AEG atau setara dilengkapi
dengan on-off switch.

9.2. Sirkuit sumber daya listrik dimulai dari


penerkaan kabel utama ke panel AC (PP-AC)
sampai kepada mesin-mesin yang terpasang.

9.3. Sirkuit pengaturan secara otomatis suhu,


kelembaban, aliran udara peralatan-peralatan
lain agar dapat bekerja dengan sempurna.

10. BAHAN DAN 10.1. Semua bahan yang dipakai harus berkualitas
PERALATAN baru dan baik.

10.2. Bahan/Komponen panel harus buatan Eropa


Barat.

10.3. Hendaknya diusahakan peralatan yang


seragam dan dari merk yang sama.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 104


10.4. Pada masing-masing mesin harus diberi
system pengaman yang terpisah.

10.5. Pada panel-panel phasa tiap panel harus


diberi tanda dengan lampu indicator.

10.6. Semua panel-panel, switch, indicator, alat-


alat ukur dan lain-lain harus berpapan nama
(label) yang jelas dan tidak rusak.

10.7. Pada tiap-tiap panel pembagi harus


disediakan cadangan dari 1 group dari 3.

10.8. Pada tututp panel diberi gambar”wiring


diagram” dan semua panel diberi kunci.

11. PELAKSANAAN 11.1. Semua kabel baik yang ditarik dalam pipa
INSTALASI (cable conduit) ataupun tidak, harus
diusahakan agar tidak terlihat dari luar.

11.2. Semua kabel diatas langit-langit baik untuk


tarikan NYA dalam pipa maupun dipasang
tarikan-tarikan kabel NYM, NYY ataupun
NYFGbY dipasang secara outbow dan diklem
pada bagian bawah dari lantai atau balok
beton.

11.3. Sedangkan pemasangan kabel-kabel yang


menyelusuri dinding bata, dipasang dalam
plesteran salut dinding dimana pipa-pipa
pelindung harus diklem pada pasangan bata.

11.4. Pemahatan dan pemasangan pipa harus


dilakukan sebelum dinding yang
bersangkutan diplester/dibalut.

11.5. Sambungan antara kabel dengan kabel harus


dilaksanakan dengan menggunakan klem
band, dan dalam kotak sambungan khusus
untuk jenis kabel yang bersangkutan,
sambungan-sambungan harus terlindung
dengan isolasi.

11.6. Sambungan-sambungan antara kabel dengan


rel-rel atau peralatan, selama tidak
menggunakan klem band, pada ujung-ujung
kabel harus dipasang sepatu kabel dan
disolder pada kabel tersebut (penyolderan
harus dilaksanakan dengan temperature

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 105


tinggi )

11.7. Pada sambungan yang dilaksanakan dengan


klem-band, ujung-ujung sebelum disambung
harus divertin terlebih dahulu untuk
menjamin kontak yang baik dan pelindung
korosi.

11.8. Semua kabel yang dipasang /disambung


harus “color conded” atau diberi nama.

11.9. Tempat-tempat sambungan atau kotak-kotak


sambungan dari kabel sedapat mungkin pada
tempat-tempat yang mudah dijangkau
operator, apabila diperlukan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan.

11.10. Pada tempat-tempat yang selalu basah /


lembab atau pemasangan diluar bangunan
harus dipakai alat-alat kedap air (khusus
untuk pemakaian diluar) dan dipakai kabel
NYFGbY.

11.11. Sakelar-sakelar kotak/lemari pengaman


semuanya harus dipasang tertanam dalam
dinding.

III. INSTALASI AC

12. PIPA AIR 12.1. Pekerjaan


BUANGAN AC Kontraktor harus memasang pipa
pembuangan air (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan
yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.

12.2. Bahan Peralatan


Untuk pembuangan air (drain) digunakan
pipa PVC.

12.3. Pipa kondensasi drain


Harus diperlengkapi dengan bak control,
leher angsa serta peralatan lain yang perlu.
Harus diberikan lapisan isolasi sampai
sepanjang kira-kira 2 meter atau sampai
daerah dimana tidak terjadi pengembunan
bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan
fiber glass, polyurethane atau Styrofoam

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 106


type D.I. atau yang sejenis dari bahan tahan
api (fire resistant) setebal 1”. Bagian luar
hendaknya dicat sesuai dengan warna yang
disetujui oleh Direksi Lapangan

12.4. Penembusan dinding


Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-
lain, pipa harus diberi lapisan getaran dan
dilindungi dengan pipa yang lebih besar
ukurannya.

13. CONDESING 13.1. Umum


UNIT (CU) Kontraktor harus memasang condensing unit
untuk split system dengan jenis, ukuran dan
kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Unit ini hendaknya “factoy built”
dan telah diuji pabriknya berdasarkan test
yang dilakukan sesuai dengan ASHRAE
standard 14-67.

13.2. Kompresor
Kompresor hendaknya dari jenis
“semi/hiremetic” didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor yang dilindungi secara
“inherent”.

13.3. Koil Kondensor


Koil kondensor harus dari lembaga dengan
“fin” dari almunium yang direkatkan secara
mekanis.Koil ini telah diuji terhadap
kebocoran, telah “dehydrated” dan diisi gas
refrigerant secukupnya dari pabrik.

13.4. Fan kondensor


Fan kondensor dari jenis propeller,
pembuangan tegak keatas atau kesamping
dan dihubungkan langsung dengan fan
motor.

13.5. Fan Motor


Fan motor hendaknya dari jenis “permanent
split capacitor“ yang dilindungi secara
“inherent” serta mempunyai bantalan peluru
yang dilumasi secara tetap.

13.6. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat
anti karat dan sesuai untuk pemasangan
diluar.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 107


13.7. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki, mesin ini
dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.

14. PIPA AIR 14.1. Umum


BUANGAN Hendaknya Pipa Refigerant dikerjakan
Secara Hati hati dan Sebaik mungkin semua
bagian-bagian pipa ini harus Bersih kering
dan bebas dari debu dan kotoran.
Hendaknya dipakai pipa jenis tembaga jenis
L atau K dihidrated dan Sealed. Sambungan
hendaknya sependek mungkin.

14.2. Sambungan.
Pipa jenis hardhard drawn tubing harus
disambung dengan Peralatan wought copper
fitting atau non porus brass fitting Diajukan
dipakai perak dengan ditiup gas mupia
seperti nitrogen kering kedalam pipa yang
sedang disambung untuk menghindarkan
trjadinya kerak oksida didalam pipa. Solder
lunak semacam 50-50 tidak boleh digunakan
solder 95-5 dapat dipergunakan kecuali pada
discrahgt gas Panas.

14.3. Konstruksi
14.3.1. Pipa refrigrant hendaknya disangga
baik baik untuk mencegah melentur.
Harus dipasang peredam getaran
untuk mencegah penerusan getaran
kepada bangunan. Bilamana perlu
dipasang peredam getaran pada
pipa.
14.3.2. Pipa refrigerant yang direncanakan
dan dipasang di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan
“ASHRAE GUIDE BOOK” atau
rekimendasi pabrik.
14.3.3. Suatu pengering refrigerant dengan
kapasitas yang cukup serta “sight
glass moisture indicator” hendaknya
dipasang pada bagian “liquid line”
setiap yang terpasang di lapangan.
14.3.4. Perbedaan tinggi dan jarak antara
condensing unit dengan evaporator
blower unit hendaknya masih
memenuhi persyaratan pabrik.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 108


14.3.5. Setelah selesai pekerjaan instalasi
pipa maka seluruh rangkaian harus
diuji terhadap kebocoran.

14.4. Pengisian refrigerant


Sistem yang dipasang dengan precharged
dan system yang dipasang dilapangan harus
dihampakan. Sama sekali di larang memakai
compressor dari system untuk mengisi
refrigerant. Penghampaan haruslah
dilakukan dengan suatu pompa penghampa
tinggi dengan pengukur tekanan mutlak yang
baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan
sampai tekanan dibawah 300u. Tekanan
sistem setelah pengisian froen tidak boleh
lebih dari yang diisyaratkan oleh pabriknya.
Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian
freon hendaknya dipatuhi dan dipergunakan
suatu Charging Cylinder untuk memastikan
jumlah dan jenis refrigerant yang diisikan
adalah sesuai.

14.5. Isolasi Pipa


Pipa suction line refrigerant harus diisolasi
dengan isolasi panas.

Diameter 5/8 s/d 1 ¼” 1 ½” s/d 2” 3” s/d 5”


Pipa

Tebal 1” 1 ¼” 1 ½”
Isolasi

Isolasi hendaknya ditutup dengan lapisan


isolasi uap air jenis metal jacket dan cat
putih. Pipa harus disanggah pada setiap
jarak 2 meter dan pada setiap belokan dan
percabangan.

14.6. Saringan Udara


Saringan udara hendaknya dari bahan yang
dapat dibersihkan/dicuci seperti allumunium,
anyaman kawat atau logam. Saringan harus
memiliki effesiensi penahan debu (average
Synthetic Duct Weight Air Resistance)
minimal 65%, tahanan mula – mula
maksimum 2,5 mm tekanan air, pada
kecepatan aliran udara 2 mps ( 500 fpm ).

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 109


Kerangka saringan dari baja galvanis setebal
1,2 mm dan dari ukuran standard. Tebal filter
2,5 mm (1inchi) dan tiap – tiap filter dapat
dipasang dengan rapat satu dengan yang
lainnya.

IV. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

15. UMUM 15.1. Semua material yang disuplai dan dipasang


oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut oleh cocok untuk dipasang di
daerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dari produksi
terbaru. Untuk material-material yang disebut
dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru
dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari segi dealer/agen/pabrik.

15.2. Kontraktor harus bersedia mengganti


material yang tidak disetujui karana
menyimpang dari spesifikasi atau hal
lainnya, dimana pengganti tersebut tanpa
biaya extra.

16. DAFTAR Untuk semua material yang ditawarkan maka


MATERIAL Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu
tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang
produksi pabrik.

17. PENYEBUTAN 17.1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada
MERK/PABRIK gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atu kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama
untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik
yang disebutkan itu dann juga harus
mempergunakan Produk/Merk yang sama
yaitu setara Panasonic / sharp untuk Split
duct dan Split.

17.2. Apabila nanti selama proyek berjalan, bahwa


terjadi material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 110


Kontraktor yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan kuat yang dapat diterima Pejabat
Pembuat Komitmen, maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi
tertentu kepada Kontraktor.

V. FLEXIBLE DUCT

1. LINGKUP Pekerjaan meliputi seluruh pengadaan bahan,


PEKERJAAN pemasangan dan Penyetelan duktion yang dapat
digunakan dalam proyek ini sesuai dengan yang
tertera dalam gambar Perencana dan spesifikasi.

2. STANDAR Sebagai Pegangan Pelaksanaan pekerjaan ini


digunakan standar dari THE GUIDE dari ASHREA
SMACNA dan NFPA No. 90 A.

3. UMUM 3.1. Gambar gambar dan Spesifikasi Menunjukan


Panjang Setiap ukuran cerabong Peralatan
dalam Ducting dan susunan jalur sistim
cerobong udara bila ada Penyipangan dari
gambar Kontrak yang dirasa Perlu oleh
Kontraktor maka detail Penyimpangan serta
Penyipangannya serta alasanya diserahkan
secara tertulis pada Direksi dan konsultan
untuk persetujuannya.

3.2. Penyimpangan yang telah disetujui


dilaksanakan pekerjaannya oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya kecuali bila hal tersebut
menyebabkan perubahan design atau
kebutuhan.

3.3. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja


(shop drawing) yang disetujui.

4. MATERIAL 4.1. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah:


Galvanized Steel Gauge.

4.2. Semua pelaksanaan haruslah sesuai dengan


persyaratan detail dan spesifikasi yang
diberikan.Selain dari itu harus pula sesuai
dengan persyaratan Standard dari SMACNA
dan pabriknya.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 111


4.3. Ketebalan lapisan seng (coating) pada
Galvanized Steel Sheet adalah minimum
sebagai berikut :

Bjls QZ/SW
T
100 2,50
80 2,00
60 1,50

4.4. Sesuai dengan pengumuman mengenai


Peraturan Standarisasi bagi hasil produksi baja
lapis seng dengan SII No. 356/Kp/IX/80,
tanggal 8 Desember 1980, tidak diperkenankan
memakai istilah BWG dan/atau USG.

4.5. Sebagai penjelasan dengan ini diberitahukan


bahwa Bahan Pelat Seng untuk system
cerobong udara ducting instalasi air
conditioning, dipergunakan ekivalensi:

4.6. Bjls 60 sebagai pengganti istilah BWG 26


- Bjls 80 sebagai pengganti istilah BWG 22
- Bjls 100 sebagai pengganti istilah BWG 20
- Bjls 120 sebagai pengganti istilah BWG 18

Dengan demikian dalam spesifikasi teknis


untuk notasi BWG supaya dibaca Bjls dengan
nomor sesuai diatas.

5. KONTRUKSI 5.1. Kontruksi persyaratan pelaksanaan instalasi


cerobong udara :
5.1.1. Sistem instalasi ini memakai Ductwork
kecepatan rendah. Semua instalasi duct
harus dapat menahan kecepatan sampai
2.000 ft per menit dan tekanan statis
sampai 2,5 inchi air.
5.1.2. Kontraktor harus menguji instalasi
ducting terhadap kebocoran yang
mungkin terjadi.
5.1.3. Semua sambungan-sambungan harus
serapat mungkin (air tight) kalau perlu
diberi penyekat (seal).
5.1.4. Perubahan ukuran duct harus dengan
persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan dan Konsultan.

5.2. Ducting system yang tidak tertutup oleh dinding

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 112


ataupun langit-langit (diluar bangunan, didalam
corridor di ruangan yang tanpa langit-langit),
harus dibuat dari allumunium sheet diberi
penguatan (bracing) yang baikdan
ditumpu/digantung pada kontruksi bangunan
secarakokoh, tebal duct adalah sebagai berikut
(untuk seng Bjls):

UKURAN TERBESAR TABEL PELAT


Samapi 24 inchi 20 US Gauge
24 inchi sampai 48 18 US Gauge
inchi 18 US Gauge
28 inchi dan lebih

5.3. Ducting system lainnya harus dibuat dari


“Galvanized Iron Sheet” diberipenguatan
bracing) yang baik dan ditumpu/digantung
pada kontruksi bangunan secara kokoh. Tebal
bahan duct adalah sebagai berikut (untuk seng
Bjls) :

UKURAN GALVANIZED ALMUNIUM


DUCT IRON
12” Bjls 60 24 US Gauge
13”s/d 30” Bjls70 22 US Gauge
31” s/d 54” Bjls80 20 US Gauge
54” s/d 84” Bjls 100 18 US Gauge
84 “ ke atas Bjls 100 16 US Gauge

5.4. Dimensi cerobong udara yang tertera pada


gambar dan spesifikasi adalah ukuran dalam
(clear internal sizes). Bilamana digunakan
isolasi dalam, maka ketebalan isolasi harus
ditambahkan pada dimensi yang tertera dalam
gambar perencanaan sebagai ukuran
sebenarnya dari cerobong tersebut.

6. BELOKAN 6.1. Bilamana cerobong menembus dinding atau


lantai, lubang kosong (freespece) harus
disekatkan dengan “felt gasket atau “asbestos
rope” dandirapihkan dengan “sheet metal
angle flage” demikian rupa penutup lubang
tersebut.

6.2. Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai


dengan gambar dan spesifikasinya.Semua
belokan pada supply duct harus dilengkapi
dengan sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai
dengan gambar spesifikasinya.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 113


6.3. Semua belokan harus jenis “long radius elbow”
kecuali keadaan tempatnya tidak
memungkinkan. Belokan tajam (90) harus
diberi sudut-sudut pengarah (vanes) yang
berbentuk profil aerodinamis yang tepat.
Belokan lengkung dengan jari-jari dalam lebih
kecil dari pada sisi duct, belokan harus diberi
sudut-sudut pengarah tipis (sigle thickness
vanes).

7. TAPERS, OFFSET Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat


DAN STREAM dihindarkan Kontraktor wajib membuat tapers,
LINER Offset atau Stream Liner tergantung setempat yang
dibuat sesuai dengan spesifikasi.

8. AIR EXTRACTOR Kontraktor wajib memasang : adjustable air


extractor” pada semua percabangan ke diffuser
udara keluar yang dapat diatur dan dikunci sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya.

9. PENGGANTUNG, 9.1. Seluruh duct segi empat dan bulat harus


PENYANGGA, digantung dengan syarat-syarat sebagai
DAN berikut :
PENGUATAN
CEROBONG Ukuran Sisi Penggan Penggantung Jarak
Terbesar tung Besi Siku terjauh
Duct bulat
Sampai 30” ¼” L.25.25.3 2,5 m
31” s/d 42” ¼” L.30.30.3 2,5 m
43 s/d 60” 5/16” L.40.40.3 2,5 m
61” s/d 84 “ 5/16” L50.50.3 2,0 m
85” s/d 96” 3/8” L.50.50.3 2,0 m
96 keatas 3/8” L50.50.3 2,0 m

Bilamana perlu maka harus dipasang


penggantung/penyangga pada jarak-jarak yang
lebih berdekatan. Pada system penggantung
dengan mempergunakan system ramset, harus
dipergunakan ukuran mur dan baut yang
sesuai dengan kebutuhan.

9.2. Saluran cerobong dengan ukuran sisi lebih


besar daripada 50 cm (20 inches) harus
dipatah-patahkan (cross broken) serta diberi
besi penguat. Rangka besi penguat yang harus
dipasang pada sisi-sisi cerobong harus

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 114


memenuhi syarat sebagai berikut :

UKURAN DUCT PENGUAT JARAK ANTAR


PENGUAT
25” s/d 40” L.30.30.3 1,5 M
40” keatas L.40.40.3 0,75 M

Tambahan besi penguat harus dipasang pula untuk


cerobong yang lebih kecil, bilamana ternyata
cerobong masih melengkung. Semua duct (insulted)
dengan lebar atau tinggi lebih dari 90 cm dan
semua duct (uninsulated) dengan lebar atau lebih
tinggi dari 130 cm, harus diberi penguat siku
memanjang dengan ukuran penguat yang sama
dengan rangka penguat keliling.
Duct dengan ukuran 90 cm dari galvanized steel,
dapat digantung dengan strip penggantung yang
dibuat dari galvanized iron, dipasang pada rangka
penguat (duct bracing). Duct yang lebih dari 90 cm
harus digantung dengan siku-siku (angle iron), dari
ukuran yang sama dengan ukuran rangka penguat
(duct bracing).
Penggantung-penggantung tersebut tidak boleh
berjarak lebih dari 2,4 m. Untuk penggantung duct
seperti dalam nomor diatas dengan tambahan
bahwa tidak boleh menempel dengan bahan
besi/baja dan harus diberi sekat atau cincin
(washer) dari pada tembaga atau bahan non metal.
Semua duct harus dibuat dengan sambungan-
sambungan pelat rata pada sebelah dalam dan
rapih disebelah luarnya.
Sambungan-sambungan tersebut harus serapat
mungkin (air tight) dengan lipatan dibuat searah
aliran udara dan tidak ada flens yang menonjol
dalam aliran udara.

10. SAMBUNGAN 10.1 Kontraktor harus menyediakan dan


SAMBUNGAN memasang sambungan-sambungan duct
FLEXIBEL yang dibuat dari pada bahan fleksibel pada
sekat masuk dan seksi dari fan unit, untuk
mencegah penerusan (tranmision) dari
getaran dan suara (vibration and noise)
kepada system ductnya (terbuat dari bahan
terpal dua rangka/ex luar negeri).

10.2. Sambungan-sambungan fleksibel tersebut


harus dibuat dengan panjang kira-kira 15 cm
(6 inchi), dari bahan yang tidak bocor dan
diikat rapat dengan strip metal yang kuat

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 115


(heavy metal bands) untuk mencegah
kebocoran pada ikatan tersebut.

11. DAMPER 11.1. Pada setiap cerobong udara catu


maupunretun diffuser, grille register, fresh air
intake, grille, exhaust air grille harus
terpasang “adjustable volume damper“ yang
dapat diatur, dikunci dan tahan getaran
sesuai dengan gambar spesifikasi.

11.2. Pada setiap cabang utama dari duct harus


dipasang “volume damper” dari jenis
“butterfly” atau multiple blade” dengan lebar
blade maksimum 20 cm (8 inch). Setiap
volume damper harus dapat diatur dan
ditetapkan (adjusted and set) dengan
pengikat yang tidak akan berubah oleh
getaran.

11.3. Bahan damper/louver minimal dari Bjls 100


untuk frame dan Bjls 80 untuk daun (blade)
damper dan jarak/lubang antara sisi frame
dengan ujung blade yang diperbolehkan
adalah 0,01 milimeter per 1 cm panjang sisi
frame.

12. LAIN LAIN 12.1. Kontraktor harus membuat lubang-lubang


berpintu (acces doors/opening) untuk
pemeriksaan dan pemeliharaan katup-katup,
alat-alat pengatur. filters, fire dampers dan
untuk pengukuran-pengukuran kecepatan
atau tekanan, pada bagian-bagian penting
dari sitem duct. Pintu dari lubang-ubang
tersebut harus dibuat dari sheet metal
dengan tebal tidak kurang dari 20 US Gauge
dan terus dapat menutup dengan rapat
dengan diberi perapat (gasket ) dari karet.

12.2. Walaupun gambar-gambar rencana duct


harus diikuti setepattepatnya arah (run) dan
ukuran-ukuran duct hanya boleh dirubah
dengan persetujuan Arsitek agar tinggi langit-
langit tidak berubah/terganggu. Kontraktor
diharuskan koordinasi dengan pihak lain
untuk hal ini.

12.3. Kontraktor diharuskan memberikan contoh


bahan yang akan digunakan dalam proyek ini

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 116


yang diserahkan pada Direksi dan konsultan
untuk persetujuannya dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari setelah Surat Perintah
Kerja dikeluarkan. Contoh harus disertai
lengkap dengan merk dan spesifikasi bahan
(tebal, berat dan lapisan).

VI. PEKERJAAN DIFFUSER DAN RETURN GRILL

1. LINGKUP Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan,


PEKERJAAN pemasangan dan penyetelan diffuser, grille dan
register yang dapat digunakan dalam proyek ini
sesuai dengan yang tertera dalam gambar
perencanaan dan spesifikasi

2. STANDAR Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini


digunakan standard dari :THE GUIDE dari
ASHRAE,SMACNA dan NFPA No.90 A.

3. UMUM 3.1. Gambar-gambar dan sfesifikasi hanya


menunjukkan dimensi, peralatan dan
susunan/lokasi dari diffuser, grille atau register
yang harus dipasang. Bila ada penyimpangan
yang dirasa perlu oleh Kontraktor, maka detail
penyimpangan serta alasannya harus
diserahkan secara tertulis pada Direksi dan
Konsultan untuk persetujuannya.
Penyimpangan yang telah disetujui
dilaksanakan pekerjaanya oleh Kontraktor
tanpa tambahanbiaya kecuali hal tersebut
menyebabkan perubahan design atau
kebutuhan.

3.2. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja


(shop drawing) yang disetujui Konsultan
sebelum pelaksanaan pekerjaan instalasi
dilaksanakan.

4. MATERIAL Bahan diffuser, grille dan register yang dapat


diterima adalah dari “allumunium anodized-profile”
dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.

5. PEMASANGAN Kontraktor ini harus menyediakan semua duct


register boxes, duct adaptes grilles, diffuser dan

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 117


peralatan-peralatan tambahan lainnya, sehingga
instalasi lengkap terpasang dan dapat bekerja
dengan baik. Seluruh unit diffuser,grille dan register
harus mempunyai Noise level criteria tidak lebih
dari NC 40. Selama diffuser dan grille belum
terpasang pada waktu instalasi system duct sedang
dikerjakan semua “register boxes/plenum” dan
ujung-ujung duct yang terbuka harus ditutup
sementara dengan rapat untuk mencegah
masuknya kotoran. Pemasangan diffuser dan grille
harus tepat berdasarkan gambar. Seluruh diffuser
dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet
penyekat atau gasket.
Seluruh adjustable volume damper yang terpasang
harus dapat diatur dan dikunci dari luar.
Armature lampu (integrated light air troffer),
Kontraktor hanya mengerjakan penyambungan
ducting flexsible round saja ke troffer tersebut.

6. DIMENSI 6.1. Ukuran-ukuran diffuser, grille dan register yang


ada hendaknya disesuaikan dengan armature
lampu (integrated Light Air troffer).

6.2. Ukuran-ukuran yang dapat dari “register boxes”


atau “plenum” harus menunggu ukuran-ukuran
terakhir dari grille yang telah disetujui Arsitek.
Penempatan yang tepat/sesungguhnya dari
diffuser dan grille harusmendapatkan
persetujuan Arsitek. Diffuser harus dipasang
dengan “equalizing deflector dan damper”.

VII. EXHAUSFANT

1. LINGKUP Lingkup pekerjaan menjelaskan kebutuhan untuk


PEKERJAAN peralatan, perlengkapan dan pemasangan system
ventilasi mekanik untuk proyek ini. dan ditunjuk
dalam gambar kerja

2. UMUM 2.1. Berikut ini adalah secara umum mengenai


ventilasi dan ventilator, untuk spesifikasi teknis
lain yang khusus adalah sesuai dengan tertera
pada gambar skedul mesin.

2.2. Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai


dengan yang tertera dalam gambar dan/atau
yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 118


pemasangan ventilasi mekanik harus
memenuhi persyaratan setempat, ordonasi
dan/atauperaturan-peraturan yang berlaku.

2.3. Kontraktor harus menyediakan dan memasang


kipas angin (fan) sesuai dengan gambar dan
spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial,
propeller, centrifugal atau ditentukan sesuai
spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya.

2.4. Setelah terpasang fan tidak boleh


menimbulkan suara yang berlebihan. Semua
fan dipasang karet sekelilingnya (peredam
getaran) sebelum dipasang.

3. EXHAUST FAN 3.1. Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan
on/off switch pada loksi/panel yang tertera
dalam gambar serta dapat dimonitor dan/atau/
diremote dari pusat control panel diruang
control yang tersedia.

3.2. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat


berfasa “single phase”.

3.3. Pada prinsipnya exchaust fan yang dipasang


adalah exchaust fan dari type umum
digunakan , dimana :
- Kapasitas : sesuai gambar rencana
- Type : propeller/axial
- Statistic Pressure : 0,2 – 0,5 IN WG
- Warna : ditentukan kemudian.

Exchaust fan harus memiliki damper yang


secara automatic bekerja dengan motor atau
dengan kata lain bila exchaust fan dimatikan
(di-off) untuk dempernya harus dapat tertutup
dan sebaliknya.
Exchaust fan tidak boleh melebihi tingkat
kebisingan 40 dB. Cara pemasangan dengan
rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa,
dapat dibuka/dipasang kembali untuk
maintenance.

4. DUCTING Seluruh ducting ventilasi mekanik yang dibutuhkan


adalah harus sesuai dengan Back Ducting
(cerobong udara) baik dimensi, bentuk maupun
bahannya. Seluruh ducting ventilasi mekanik tidak
perlu diisolasi.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 119


BAB XIV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM/
DETEKSI KEBAKARAN

A. PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM

Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi


peraturan / standar dari NFPA (National Fire Protection Association) dan
persyaratan tentang Pemadam Kebakaran dari Pemerintah setempat.
Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi Fire Alarm ini
disamping Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku :
− AV. 1941
− Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
− Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Daerah setempat.
− Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan
material terebut dibuat.
− Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku syah di Indonesia.

1. LINGKUP 1.1. Yang dicangkup dalam lingkup pekerjaan


PEKERJAAN instalasi fire alarm unit ini adalah
menyediakan, memasang, mencoba/trial run
dan semua instalasi fire alarm yang diperinci
dalam uraian pekerjaan di bawah ini serta
yang tertera gambar.

1.2. Lingkup pekerjaan di sini adalah dalam


pengertian bahwa unit dapat bekerja baik
tiap-tiap bagiannya maupun seluruh instalasi
yang terpasang sebagai unit keseluruhan.

1.3. Pengadaan dan pemasangan semua fire


detector, manual call, alarm bell,
signal/location lamp, sirine beserta instalasi
wiringnya.

1.4. Board yang menunjukkan adanya peralatan-


peralatan manual push button fire fighting
unit, menunjukkan tempat/arah pintu
bahaya/tangga bahaya (fire escape).

1.5. Pembuatan lemari-lemari/panel-panel untuk


fire extinguisher dan alarm call dan button
pada tempat-tempat yang ditentukan.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 120


2. MASA JAMINAN Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya
harus dijamin akan bekerja dengan sempurna.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup
pekerjaan ini harus diberi masa pemeliharaan
Cuma – Cuma selesai Kontraktor Pelaksana dapat
mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak
pemeliharaan kepada Pemilik, kecuali apabila
ditentukan lain oleh Pemilik.

3. MANUAL Sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum


SPAREPART DAN proyek diserahkan kepada Pemilik, Kontraktor
INSTRUKSI Pelaksana wajib menyerahkan manual, keterangan
spare-part serta instruksi-instruksi yang dianggap
perlu terhadap semua peralatan yang dipasang.

4. BUILT-IN INSERT Kontraktor Pelaksana harus menyediakan semua


“Insert” serta peralatan-peralatan tambahan lain
yang dibutuhkan yang harus dipendam dalam
beton maupun cara pemasangan lain.

5. PENTANAHAN Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan


sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk itu
Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar
kerja/shop drawing untuk persetujuan Direksi
Lapangan dan Perencana.

6. FINISHING Semua material yang dipasang harus sudah dalam


keadaan difinish dengan baik sesuai yang
disyaratkan, finishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan
pada material tersebut maupun pekerjaan lain
sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut
termasuk di dalamnya : perbaikan, pengecatan
kembali, pembersihan dan lainnya.
Semua peralatan dari fire alarm yang dapat terlihat
seperti pipa conduit yang tidak ditanam, manual
call, bell, signal/location lamp, fire fighting unit dan
lain-lain, harus difinished dengan cat merah, atau
warna cat lain sesuai persetujuan Direksi
Lapangan.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 121


B. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

7. POWER SUPLAY Tegangan yang Boleh Dipergunakan adalah


Tegangan DC.Tidak lebih dari 100 V.

8. FIRE ALARM 8.1. Maximum/fixed temperature detector


DETECTOR mempunyai daerah cakupan termasuk daerah
dapur :
+ 40 m dengan temperature max. 65 C
+30 m dengan temperature max 75 C
Jenis : Fixed temperature, Rate of
Rise & Fixed Temp.
Rating : Fixed 190 degree F.
Sistem : Normaly open.
Model : Ceiling mounted dengan
plug.
Lokasi pemasangan : daerah pantry.
Rating : Rate of Rise – 15 der.
F/menit
Fixed - 13v5 degree F.
Sistem : Normally open.
Model : Ceiling mounted dengan
plug.

8.2. Kombinasi rate of rise dan fixed temperature


detector dengan maximum temperature + 65
Mc mempunyai daerah cakup + 40 m dengan
maximum temperature + 75 C mempunyai
daerah cakup +30 m.

8.3. Kontaktor dari detector baik untuk Rite of Rise


maupun untuk fixed temperature harus dapat
terlepas dengan sendirinya apabila sudah
tidak ada panas. Pada heat detector ini harus
dilengkapi dengan auxialary contact dan
terminal, guna keperluan penambahan alat
indikator atau tujuan pengetesan.

9. ALARM BELL Untuk keperluan tanda alarm pada setiap zonenya


digunakan bell vibrating – type dengan kekuatan
bunyi 85 sampai dengan 95 db, weather proof,
mounted. Dipasang pada ketinggian 30 cm di
bawah langit- langit yang bersangkutan.
Supply tidak lebih dari 100V.DC, type Indoor. Bell
yang dipasang di dalam bangunan mempunyai
frekwensi yang cukup, sehingga dapat mengatasi
noise level dengan tingkat sedang. Pemasangan
alarm bell disesuaikan keadaan penempatan alarm

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 122


bell itu sendiri yang telah mendapat persetujuan
Direksi Lapangan.

Indoor type, dipasang mounted pada dinding atau


pada pintu. Supply tidak lebih dari 100 Volt DC.

10. SIRINE ( HORN Dipasang outdoor, didaerah terbuka, parkir atau


ALARM ) tempat lainnya, lengkap dengan tilang. Mempunyai
frekwensi yang cukup sehingga dapat terdengar
dengan jelas di dalam bangunan atau tempat
lainnya.

11. LOCATION LAMP Material ;


− Globe : Resin, inside of globe : frost
finish
− Frame : Synthetic Resin
− Power Suplly : 24 V, AC atau DC atau 100 V AC
− Pemasangan : Surface Mounted

12. SMOKE Smoke detector yang dipakai untuk keperluan ini,


DETECTOR. harus yang dapat dipasang secara kombinasi
dengan heat detector-detetor tersebut diatas.
Smoke detector untuk lokasi pemasangan
diRuangan Panel, Mesin, ruang peralatan
elektronik, alat-alat listrik.
Jenis : Ionozation.
Model : Ceiling mounted dengan plug .
Dilengkapi : Pilot lamp, yang dapat
memberikan tanda. Berlain-lainan
kepada keadaan stand by alarm
dan trouble.
Dapat bekerja untuk keadaan : Kecepatan udara
50-300 ft/min.
Limit temperatur 32-120 der.F.
Limit kelembaban 0-180 %
Kepekaan dapat diatur, mulai dari konsentrasi 2 %.

13. MANUAL PUSH Model : Wall-mounted (build in), memakai break


BUTTON ( glass.
MANUAL
CONTACTOR )

14. BATTERY. Sebagai back up dari power supply harus


disediakan battery :
− Dapat dipakai storage battery dari jenis

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 123


cadmium.
− Harus dapat bekerja secara otomatis apabila
sewaktu-waktu power supply utama mati.
− Battery harus rechangeable.
− Battery harus bertegangan normal, dengan
kapasitas ampere jam disesuaikan kebutuhan,
sehungga battery yang bersangkutan dapat
memberikan supply secara normal kepada
sistem selama 24 jam terus menerus.

15. PENGISIAN Pengisian kembali harus dilakukan secara


BATTERY otomatis.
(BATTERY Arus pengisian harus dapat diatur dan nilai
CHARGER ). ratingnya harus disesuaikan dengan kemampuan
dari battery.
Apabila battery telah terisi penuh, pengisi
battery ini harus berhenti dengan sendirinya
(secara otomatis).
Semua produk material yang digunakan adalah
Merk setara : APPRON, SPECTRONIC,
CARTERS ATAU YANG SETARA

C. INSTALASI DAN PEMIPAAN (CONDUIT)

16. Master control Fire Alarm diletakkan di dalam ruang monitor, dipasang
menempel pada dinding.

17. Auxilliary monitor panel diinstalasikan di meja monitor di ruang monitor,


dimana penjagaan ada selama 24 jam. Kabel yang menghubungkan
antara Master Control Panel dan Terminal Box (TB) adalah kabel rak /
kabel tray.

18. Di dalam bangunan setiap lantai dilayani oleh sebuah TB yang terletak
pada ruang untuk panel-panel. Untuk menghubungkan tiap TB di setiap
lantai dengan Master Control Fire Equipment, digunakan kabel NYM
yang dimasukkan dalam kabel rak/kabel tray, diklem pada shaft.

19. Sistem instalasi dari TB ke fire detector manual call box ataupun beli
dipergunakan kabel NYA ukuran 2,5 mm diletakkan dalam conduit pipa
PVC yang diinstalasi di atas langit-langit, instalasi pengkabelan secara
seri, tap point dari masing-masing fixtures dan loop, pada bagian akhir
dari instalasi menggunakan End Off Resistor.

20. Setiap pembelokan/pencabangan/penyambungan harus digunakan


junction box, dipasang secara kuat pada tiap dudukan, dengan
mengklem pada rangka kayu atau lainnya.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 124


21. Untuk pipa conduit, junction box yang tertanam pada beton,dinding atau
pada lantai, Kontraktor Pelaksana harus memasangnya sebelum
pengecoran, dengan koordinasi Tim Pengawas dan Direksi Lapangan.

22. Untuk fire extinguisher unit fixed type digantung pada dudukan
pengantung sedangkan dudukan penggantung dipasang menempel pada
dinding anchor, atau diletakkan dalam lemari fire hydrat panel yang
telah disediakan dan ditentukan.Atau diletakkan sesuai dengan
ditentukan oleh Direksi Lapangan yang disesuaiakan dengan keadaan
lapangan.

23. Adanya papan-papan tanda yang menunjukan alat-alat seperti manual


call box, fire figthing (extinguisher) unit, emergency door. Papan dari
plat besi dengan tebal plat 0,8 mm ukuran disesuaikan dengan jumlah
huruf, warna dasar merah, dengan huruf kuning, terbaca dari jarak
minimum 10 m dari mata normal.

24. Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah


terpasang, sebelum diserahkan harus ditest mengenai kemampuan
bekerjanya, sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dipersyaratkan.

25. Dilakukannya pengujian untuk seluruh instalasi dan peralatan fire alarm
dengan disaksikan oleh Pemilik /Wakilnya, Perencana, Direksi
Lapangan. Dalam proses pengujian ini, Kontraktor Pelaksana harus
dapat menjamin seluruh hasil kerjanya dan dapat bekerja dengan baik
dan sempurna. Karenanya untuk perizinan laik pakai, pengujian dan
testing juga harus dilakukan dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
setempat.

26. Semua hantaran harus ditarik dalam pipa, dimana tarikan-tarikan


pipanya harus tidak tapak dari luar. Semua tarikan pipa yang berada
diatas langit-langit harus dipasang secara out bouwed diklem pada
bagian bawah dari plat/balok beton. Klem-klem harus digunakan yang
khusus untuk keperluan tersebut dengan ukuran yang disesuaikan
dengan besarnya pipa. Tempat sambungan kotak-kotak selubung dari
hantaran-hantaran sedapat mungkin harus ditempatkan pada tempat-
tempat yang mudah dicapai oleh operator.

27. Kabel yang dipakai untuk keperluan ini adalah kabel-kabel dengan
isolasi PVC dengan jadi satu, dua, tiga atau lebih dimana tiap
nadinya merupakan hantaran tunggal. Diameter dari hantaran harus
disesuaikan dengan jaraknya/panjangnya sehingga persyaratan-
persyaratan besar tahanan yang dipersyaratkan pabrik yang
bersangkutan dapat terpenuhi. Sambungan-sambungan antara hantaran
harus dilaksanakan dengan cara melilitkan satu sama lain yang
kemudian diperkuat dengan solder dan selanjutnya ditutup dengan
bahan isolasi. (las dop).

28. Sedangkan sambungan antara hantaran dengan terminal-terminal


peralatan, apabila menggunakan klem-baud, ujung dari hantaran harus

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 125


dilapisi timah patri (vertin) terlebih dahulu. Selama sambungan ini tidak
menggunakan klem-baud, ujung hantarannya harus dilengkapi dengan
sepatu hantaran yang berkapasitas sama dengan hantarannya dan
disolder pada hantarannya. Sistem pengawatannya adalah 4 wire
normaly closed loop monitor. Dengan sistim automatic self
supervised dapat dibedakan 3 kondisi :
− Alarm condition.
− Trouble condition.
− Grounded condition.

D. KETENTUAN-KETENTUAN SISTEM ALARM

29. Sistem alarm yang akan dilaksanakan adalah sistem alarm


dengan rangkaian yang terdiri dari kombinasi detector panas,
detector asap dan manual statioan, yang tiap-tiap zone dari
keseluruhannya merupakan suatu rangkaian tertutup.

30. Keseluruh gedung terbagi menjadi beberapa daerah kebakaran


(zone) dimana pembagian zone juga difisualisasikan dengan
menggunakan denah yang telah tampak dalam board (papan)
dalam mana setiap zone dipasang beberapa lampu tanda dengan
ketentuan sebagai berikut :
30.1. Jumlah detector, manual Push Buton dan alat tanda bunyi
setiap zonenya disesuaikan dengan gambar.

30.2. Batas maksimum tahanan saluran tiap-tiap zone harus


sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan pabrik.

30.3. Tiap-tiap zone harus mapu mengirimkan signal, baik untuk


keadaan bahaya ataupun untuk kerusakan- kerusakan
dalam saluran/elemen dari zone tersebut kepada panel
kepada panel kontrol utama, dimana pada panel kontrol
utama tersebut signal-signal ini harus berubah menjadi tanda
bunyi dan cahaya ( lampu ).

31. Cara Kerja dari sitem yang diinginkan adalah sebagai berikut :
Apabila salah satu detector/manual Push Buton dari suatu zone
tertentu menjadi aktif, maka alarm bel pada zone yang
bersangkutan menyala dan juga lampu tanda dalam denah board
juga turut menyala diikuti dengan suatu tanda macam bunyi. Dalam
keadaan demikian sistem harus secara otomatis dapat mematikan
AC pada zone/lantai bersangkutan dan menghidupkan stair case
pressure fan. Apabila keadaan telah menjadi kritis sekali, maka
sistem ini harus dapat memberikan tanda general alarm (dimana
semua bel berbunyi), yaitu baik dengan perantaraan manual station
ataupun dari main panelnya.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 126


32. Semua material/bahan yang digunakan/dipasang harus dari jenis
material berkwalitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau aktif) sesuai dengan mutu dan standard yang
berlaku (SII) atau standard international seperti B.S, J.I.S, A.S.A,
D.I.N atau yang setaraf. Instalatur dalam hal ini kontraktor
bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas material yang
akan dipakai, setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 127


BAB XV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SPRINKLER

I. PEKERJAAN INSTALASI DAN PEMIPAAN

1. LINGKUP 1.1. Pengadaan dan pemasangan secara


PEKERJAAN sempurna unit peralatan utama yang
diperlukan dalam system sprinkler.

1.2. Pengadaan dan pemasangan system


pemipaan beserta perlengkapan mulai dari
shaft sampai dengan unit head.

1.3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit


perlengkapan system pemadam kebakaran
berupa sistim control yang terkoneksi dengan
sistim fire alarm.

1.4. Penyempurnaan sistim sprinkler existing.

1.5. Mengadakan testing dan commissioning


semua system pekerjaan yang terpasang agar
memperoleh system yang baik sesuai dengan
syarat undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia.
Serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

2. SYARAT UMUM Pelaksanaan Pekerjaan Springkler mengacu pada


ketentuan perundangan yang berlaku khususnya
SNI 03-3989-2000

3. SYARAT TEKNIS 3.1. Waktu Pelaksanaan.


UMUM Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan,
pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan sesuai
dengan jadwal yang telah disesuaikan.

3.2. Material.
Kontraktor harus menjamin seluruh unit
peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari detective material, improver
material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak
memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 128


dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-tangani
berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian
material/peralatan menjadi tanggungan/ beban
Kontraktor.

3.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi.


Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-
perencanaan ini merupakan satu kesatuan
dan tidak dipisah-pisahkan.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
dapat bekerja dengan baik, dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan
saja. Kontraktor harus tetap melaksanakannya
tanpa ada biaya tambahan.

3.4. Gambar-gambar Perencanaan.


3.4.1. Gambar-gambar rencana yang
termasuk lingkup pekerjaan sprinkler
dalam Dokumen tender ini adalah
gambar-gambar dengan nomor kode
gambar H.

3.4.2. Kontraktor wajib memeriksa design


terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidakcocokan baik dari segi besar-
besaran diameter pipa maupun
pemasangan dan lain-lain.

3.4.3. Hal-hal diatas harus diajukan dalam


bentuk tertulis atau gambar pada
waktu penjelasan tender/aanwijzing.
Didalam gambar-gambar perencanaan
ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukkan semua pipa-pipa, fitting-
fitting, katup-katup dan fixture secara
terperinci.

3.4.4. Semua bagian-bagian tersebut diatas


walupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifikasi harus
disesuaikan dan dipasang oleh
Kontraktor, apabila diperlukan, agar
instalasi ini lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan
pelaksanaan yang wajar.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 129


3.5. Gambar-gambar Kerja Drawing.
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan
harus selalu berada di lapangan (site).
Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-
usulan dan lain sebagainya. Selama
pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor
harus memberikan tanda-tanda dengan
pensil/tinta merah pada set gambar atas
segala perubahannya, penghapusan atau
penambahan pada instalasi tersebut.

3.6. Gambar Pelaksanaan.


Kontraktor harus membuat gambar instalasi
secara mendetail (shop drawing) untuk
disetujui oleh Direksi, dan juga harus
menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built
Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang
terpasang, detail kalkir. Pelaksanaan
pemasangan harus memenuhi persyaratan
yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman
Plumbing Indonesia tahun 1979.

3.7. Contoh-contoh Barang.


3.7.1. Kontraktor wajib mengirimkan contoh-
contoh bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada Direksi
Lapangan atau brosur-brosur dari alat-
alat tersebut dan menunggu
persetujuan dari Direksi Lapangan
sebelum alat-alat tersebut dipasang.
3.7.2. Bila bahan-bahan tersebut diragukan
kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya
Kontraktor.
3.7.3. Bila ternyata terdapat bahan-bahan
yang telah dinyatakan tidak baik/tidak
bias dipakai oleh Direksi Lapangan,
maka Kontraktor harus mengangkut
bahan-bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga)
hari, harus sudah tidak ada dilapangan
(site).

3.8. Tenaga Pelaksanaan.


3.8.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan
dengan baik oleh orang-orang/tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled
Labour), agar dapat memberikan hasil
kerja yang terbaik dan rapi.
3.8.2. Untuk pelaksanaan khusus, Kontraktor

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 130


harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tukang-
tukangnya melaksanakan pekerjaan
tersebut memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan.

3.9. Pengamanan.
Kontraktor bertanggung jawab atas
pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan pelaksanaan
pekerjaan. Bahan-bahan/peralatan -peralatan
yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

3.10. Koordinasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mengadakan koordinasi dengan
Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan
struktur, elektrikal, interior dan sebagainya,
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pemasangan dapat
diperkecil/dihilangkan.

4. SYARAT TEKNIS 4.1. Peraturan-peraturan/Persyaratan.


KHUSUS Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk
yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan Pembangunan yang sah berlaku di
Republik Indonesia. Selama pelaksanaan
Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada
umumnya peraturan-peraturan berikut ini
berkenan dengan pasal sebagai berikut :
4.1.1. Tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem springkler
otomatis untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung
(SNI No. 03-3989-2000).
Peraturan perusahaan Air Minum
Negara, tentang instalasi air.
4.1.2. Pedoman Peraturan Plumbing
Indonesia yang dikeluarkan oleh
Direktorat Teknik Penyehatan Dit. Jen.
Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum.
4.1.3. Pemeriksaan umum untuk
pemeriksaan bahan-bahan bangunan
NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963. PUBB
1969.
4.1.4. Peraturan Beton Indonesia, tentang

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 131


penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan, dan borongan.
Kontraktor dianggap telah mengerti
dan mengetahui akan isi dan maksud
dari Peraturan-peraturan dan syarat-
syarat tersebut diatas.

4.2. Material/Bahan-bahan yang dipakai.


4.2.1. Pipa
Bahan pipa, Pipa utama, pipa cabang
(branch pipa) fitting–fitting adalah dari
bahan ‘galvanized steel pipe’ SII no.
0161-81 pipa BS schedule 40 medium
dia 3” s/d 1” ex pabrik. Pipa Indonesia,
bakrie, spindo, bersetifikasi pabrikasi
(dilampirkan).

4.2.2. Accessories dan Valve


− Seluruh valve dan safety valve
yang dipakai dipemipaan sprinkler
harus dari jenis fire fihgiting valves
yang mempunyai tekanan kerja 150
PSI dan tekanan test 300 psi.
− Gate valve harus dari jenis OS
danY (rising system) gate valve.
− Ball valve merek setara
TOYO,KITZ.
− Flow Switch serta instalasi
digunakan produk setara TOYO,
KITZ.

4.2.3. Spesifikasi pipa yang dipakai.


− Pipa sprinkler
Diameter : 0,5” S/d 3”
Jenis : Galvanis Iron Pipe
Klas : Medium BS 1387
Merk : Bakri, PPI, Spindo
atau setara

− Pipa Utama
Diameter : 4” ketebalan : 6,02
mm
Jenis : Black Steel Pipe,
Schedule 40
Klas : Havy BS 1387
Perlegkapan : External coating ex.
import
Merk : Spindo, Bakri, PPI
dan yang setara

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 132


4.2.4. Hydrant box
− Box tersebut dari plat baja dengan
tebal + 2 mm. Dimensi box : lihat
gambar perencana dan tertanam
pada dinding. Tinggi pemasangan
dari lantai + 20 cm. Perletakan
engsel disesuaikan dengan
keadaan setempat sehingga mudah
untuk dibuka.
− Seluruh box dan pintu dicat merah
dengan cat Duco ex Dana Paints
dan diberi tulisan Hydrant dengan
warna putih.
− Panjang fire house tidak kurang
dari 30 m, mudah dilipat, tahan
terhadap tekanan, dan
penyambungan dengan system
coupling. Nozzle variable (set
spray) 1 ½” semua dalam keadaan
baru dan fabricated.

5. PENGECATAN Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus


dilapisi dengan Tar (Tor corted) untuk penahan
Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat
(exposed) harus diberi tanda dengan warna atau
cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh
Direksi Lapangan.
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali
diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak + 4 m
pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada
shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut:
− Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna
merah.
− Untuk jaringan pipa sprinkler dipakai warna
coklat.

6. SYSTEM 6.1. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.


PEMIPAAN 6.1.1. Semua fixtures harus dipasang
dengan baik dan di dalamnya bebas
dari kotoran yang akan menggangu
aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (rigit)
ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
6.1.2. Semua fixtures, pipa-pipa air
dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 133


pemasangan/dinding porselent dan
sebagainya. Dengan pemasangan
fixtures yang baik dan serasi, juga
kuat dalam kedudukannya untuk
komponen, misalnya fixtures, fitting
dan sebagainya. Kontraktor
bertanggung jawab untuk melengkapi
komponen tersebut di dalam
kelengkapan jaringan instalasi
tersebut.
6.1.3. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya
tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok
dari setiap beton dengan capauran
yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve
dan sebagainya.

6.2. Penggantung /Penumpu Pipa


6.2.1. Semua pipa harus diikat/ditetapkan
dengan kuat dengan penggantung
atau angker yang kokoh (rigid) agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
6.2.2. Semua fixtures, fitting pipa-pia air
dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-
pemasangan /dinding porselent dan
sebagainya.
6.2.3. Dengan pemasangan fixtures yang
baik dan serasi, juga kuat dalam
kedudukannya untuk komponen,
misalnya fixtures, fitting dan
sebagainya.
6.2.4. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melengkapi komponen tersebut di
dalam kelengkapan jaringan instalasi
tersebut.

7. PERENCANAAN 7.1. Perencanaan


DAN 7.1.1. Instalasi pemadam kebakaran yang
PELAKSANAAN dinyatakan dalam spesifikasi ini harus
sesuai dengan ketentuan
penanggulangan bahaya kebakaran
untuk wilayah Indonesia umumnya dan
wilayah DKI Jakarta khususnya.
7.1.2. Peralatan–peralatan tambahan yang
diperlukan walaupun tidak
digambarkan atau disesuaikan dalam
wilayah spesifikasi ini harus

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 134


disediakan oleh pelaksana sehingga
instalasi dapat bekerja dengan baik
dan dapat dipertanggung jawabkan.
7.1.3. Pelaksana harus meminta ijin–ijin yang
mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi ini atas tanggungan sendiri.

7.2. Pelaksanaan
7.2.1. Sebelum melakukan pekerjaan
pelaksanaan, pelaksana – pelaksana
terlebih dahulu menyerahkan
dokumen–dokumen dari peralatan/
material kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas.

7.2.2. Pemasangan pipa –pipa utama, pipa


cabang, valve2 head unit sprinkler
harus sejalan dengan tahap perbaikan.

7.2.3. Pemasangan Pipa Dalam Bangunan.


− Pipa yang didalam tanah/ tembok
/lantai, yaitu untuk pipa mendatar
dan pipa tegak harus menggunakan
penggantung (hanger) atau
penyanggah (support) terbuat dari
besi/baja kanal serta U-klem yang
sesuai dengan diameternya,
dimana jarak penggantung/
penyangga yang satu dengan yang
lainnya atau jarak antara
support/hanger terhadap dinding
dan pembongkaran disesuaikan
dengan keadaan dilapangan.
− Semua pipa dilihat/diklem kuat
dengan penggantung (hanger) atau
penyangga (support) yang cukup
kokoh (rigid). Pipa tersebut ditumpu
untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, agar inklinasinya tetap,
untuk mencegah timbulnya getaran
dan harus sedemikian sehingga
masih memungkinkan kontruksi dan
expansi pipa oleh perubahan
temperatur.
− Pipa horizontal harus digantung
dengan penggantung yang dapat
diatur (adjustable) dengan jarak
sesuai gambar.
− Penggantung atau penumpu pipa
harus disekrupkan (terikat) pada

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 135


kontruksi bangunan dengan insert
yang dipasang pada waktu
pengecoran beton atau
penembakan atau dengan baut
tembak (ramset balt).
− Pipa vertical harus ditempel
dengan klem (clamp) sesuai
gambar.
− Penggantung atau penumpu pipa
dan peralatan logam lainnya yang
akan tertutup oleh tembok atau
bagian bangunan lainnya harus
dilapis terlebih dahulu dengan cat
minie/cat penahan karat.
− Semua pipa dari besi/baja yang
dilapis dengan coated harus dicat
dengan dua lapis cat minyak.
− Pipa tidak boleh menembus kolom,
kaki kolom, ataupun balok, tanpa
mendapat ijin tertulis dari Direksi
Pengawas.
− Bila pipa-pipa tersebut menembus
pondasi atau dinding, maka pipa
harus diberi perlindungan/sleeves
yang dibuat dari besi tuang/besi
baja. Antara pipa dengan sleeves
tersebut harus diisi dengan flexible
sealing material. Pemasangan
jaringan-jaringan bahan-bahan
logam yang tahan karat
disesuaikan dengan kebutuhan dan
mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
− Sleeves untuk pipa-pipa harus
dipasang dengan baik.setiap kali
pipa tersebut menembus beton.
− Sleeves harus mempunyai ukuran
yang cukup dengan ketebalan
minimum 0,2 cm dan memberikan
kelonggaran kira-kira 1 cm pada
masing-masing sisi diluar pipa
ataupun isolasinya. Sleeves untuk
dinding dibuat dari pipa baja.
− Untuk pipa yang menembus
kontruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air
(water proffing) sleeves tersebut
harus khusus untuk penggunaan
tersebut. Flens dari sleeves
tersebut harus menjadi satu atau

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 136


diberi klem yang akan mengikat
flaxing sleeves. Rongga antara
pipa dan sleeves harus dibuat
kedap air dengan mengisinya
dengan gasket atau material lain
yang kedap air.
− Pipa tegak dan mendatar didalam
tembok yang menuju fixture unit
harus ditanam didalam
tembok/lantai, Pelaksana harus
membuat alur-alur lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhan pipa.
− Testing terhadap kebocoran dan
tekanan.
− Setelah hasil testing dinyatakan
baik dan benar, maka alur-
alur/lubang-lubang ditutup kembali
sehingga pipa tidak kelihatan dari
luar.
− Penutupan kembali harus seperti
semula, kemudian difinish sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari
pembobokan.
− Kerusakan taman / bangunan
akibat pekerjaan tersebut harus
dikembalikan minimal seperti
semula.

7.2.4. Penyambungan Pipa Sprinkler.


Semua pipa dengan diameter sampai
22 (65 mm) dipakai sambungan ulir
(screw) ujung dalam pipa dan ulir
tersebut harus diream agar bram/gram
yang ada pada pipa hilang. Semua
pipa sebelum disambung dalam pipa
harus dibersihkan dahulu. Pipa yang
menggunakan sambungan ulir (srew)
harus menggunakan seal tape dan cat
meni agar tidak bocor. Sedangkan
untuk sambungan flaged harus
dilengkapi ring dari karet secara
homogen.Pipa dengan diameter 3” (80
mm) keatas harus menggunakan
sambungan las.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 137


II. PENGUJIAN SYSTEM

8. PENGUJIAN 8.1. Apabila dalam suatu bagian dari Instalasi pipa


SYSTEM akan tertutup oleh tembok atau konstruksi
PEMIPAAN bangunan lainnya maka bagian dari instalasi
tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok
atau konstruksi bangunan lainnya maka
bagian dari instalasi tersebut harus diuji
dengan cara yang sama seperti tersebut
diatas sebelum ditutup dengan tembok atau
bagian bangunan lainnya.

8.2. Pengujian Tehadap Kebocoran dan Tekanan.


8.2.1. Pengujian ini dilakukan terhadap
seluruh instalasi pipa hydrant. Sistem
pengujiannya dilaksanakan melalui
dua tahapan :
− Pengujian yang dilakukan
perbagian-bagian.
− Pengujian yang dilakukan terhadap
seluruh pipa.
8.2.2. Semua pipa yang telah terpasang
ditanam didalam tanah sebelum diurug
harus diuji terlebih dahulu.
8.2.3. Semua pipa yang telah terpasang
diluar maupun digantung dibalok beton
maupun dikolom beton sebelumnya
harus diuji terlebih dahulu.
8.2.4. Pengujian dilakukan dengan cara
hydraulic test sebesar 20 kg/cm
selama 4 jam. Selama pengujian
berlangsung tidak boleh terjadi
perubahan/penurunan tekanan.
8.2.5. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian
harus diadakan oleh Pelaksana.
8.2.6. Pengujian harus disaksikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas serta
Instansi yang berwenang.
8.2.7. Pengujian dilakukan dengan
menjalankan seluruh sistem atau
peralatan yang dipakai dalam
menghadapi bahaya kebakaran.
8.2.8. Pelaksana harus memperbaiki segala
cacat dan kekurangan-kekurangan
dengan biaya sepenuhnya ditanggung
oleh Pelaksana.
8.2.9. Semua biaya pengujian atau
penanggulangan pengujian termasuk
tanggung jawab pelaksana.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 138


8.2.10. Pelaksana harus membuat Berita
Acara Pengujian.

9. KEGAGALAN UJI 9.1. Apabila pada waktu pemeriksaan atau


pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian instalasi, maka
Kontraktor harus mengganti bagian atau
bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai
memuaskan.

9.2. Penggantian atas bagian pipa atau bahan


yang rusak tersebut harus dengan pipa atau
dengan bahan yang baru. Penambahan dalam
(caulking) dengan bahan apapun tidak
diperkenankan.

10. LAIN-LAIN Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan


walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
spesifikasi ini, harus disediakan Kontraktor,
sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan baik
dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpa
tambahan biaya.

RKS – DEPLU 2008 BUKU – 3 139

You might also like