Professional Documents
Culture Documents
Class IV
Kehilangan lebih dari 40% vol drh. Hipotensi dan oliguria sgt
jelas.(urin output < 5ml/jam).Perubahan yg tjd irreversible
Evaluasi klinis
1. Tanda tanda vital
2. Hematokrit
3. Pengukuran hemodinamik invasif
4. Parameter asam basa
1. Tanda vital
Ortostatic vital sign → perubahan posisi dari supine ke
posisi berdiri menyebabkan pergeseran 7-8ml/kg
darah ke ekstremitas bawah. Pada psn sehat
perubahan posisi berhubungan dg ke denyut jtg
10x per mnt dan pe tk darah 3-4 mmHg.
Sedangkan pd psn syok td2 tsb lbh hebat.
2. Hematokrit
– Perubahan hematokrit unt estimasi kehilangan
drh akut, tdk tepat. Korelasi kurang drh dan
eritrosit sangat lemah terhadap pe ht.
– Kehilangan darah akut awal, tdk merubah nilai
Ht
– Semua cairan resusitasi yg tidak mengandung
drh mempunyai efek dilusional terhadap Ht
– Early hour acute hemorrhage,Ht →effort of
resuscitation bukan beratnya perdarahan
3. Pengukuran hemodinamik invasive
Status volume cairan tbh dilakukan dg
pengukuran CVP unt jantung kanan dan paop unt
jtg kiri
Parameter transport oksigen → hipovolemia
menyebabkan pe↓ delivery oxygen(DO2). Bila
hipovolemia awal terjadi, uptake O2 oleh jaringan
tdk berubah meskipun aliran drh berkurang →
compensated hypovolemia
Konsentrasi laktat
Konsentrasi laktat adalah tanda gangguan oksigenasi
jaringan dan faktor prognosis pd syok (abnormal bila >
2mEq/L)
Pada psn dg syok fatal outcome 60% bila level >
2mmol/L
Akumulasi laktat tidak spesifik unt global tissue
dysoxia. Sebab hiperlaktatemia lain adalah insuf hepar,
defisiensi tiamin, sepsis berat, alkalosis intraseluler
Dasar resusitasi cairan
Kematian karena hipovolemik syok → jumlah dan
waktu organ mengalami hipoperfusi
Posisi Trendelenberg → manuver peninggian
tungkai dan kepala lebih rendah dari garis
horisontal pd posisi supine. Perubahan posisi ini
dihubungkan dg pe↑MAP, tek pengisian jtg kiri, SVR
Kecepatan pemberian infus tergantung besarnya
kateter vaskuler bukan ukuran venanya
Strategi resusitasi
Target yg dicapai pd volum replacement
menjaga oksigen sampai di jaringan
Memperbaiki curah jantung dg resusitasi
cairan tetapi darah bukan pilihan awal pd
acute blood loss
Cairan kristaloid hanya bertahan 20% di
pblh darah sementara 80% ada di interstitial
Koloid lebih efektif dibandingkan dg whole
blood, PRC, maupun kristaloid dalam
me↑curah jantung
PRC relatif kurang efektif sehingga tdk
digunakan sbg cairan resusitasi yg berdiri
sendiri
Koloid menambah plasma volum sedangkan
kristaloid menambah cairan interstitial
Cairan kristaloid menghasilkan efek yg sama
dg koloid bila jmlhnya 3x dari koloid
Saline
Konsentrasi Natrium dan Chloride tinggi dg pH
rendah serta osmolality 308 mOsm/L lbh tinggi dr
plasma (290 mOsm/L)
Sebabkan asidosis metabolik oleh krn konsentrasi
klorida yg tinggi
Terutama pd pemberian volum yg besar
Ringer laktat
Konsentrasi klorida mirip dg plasma sehingga
mengurangi resiko asidosis
Ringer laktat
Konsentrasi klorida mirip dg plasma sehingga
mengurangi resiko asidosis
Obat obatan yg tidak boleh diberikan dg RL adl
amino caproic acid, tiopental, ampicillin dan
ampotericin
RL tidak boleh digunakan sbg pengencer darah
setelah tranfusi
Oleh krn hanya 25% cairan bertahan di pblh
drh,maka tidak akan mempengaruhi level serum
laktat
Larutan dekstrose
Penambahan dekstrose akan meningkatkan
osmolality(50g Dekstrose menambah 278 mOsm
cairan i.v)
Bila metabolisme glukosa terganggu, cairan infus
menjadi hipertonik
Efek D5% sebagai cairan infus dpt menyebabkan
edema sel krn hanya 10% bertahan dlm plasma
Oleh karena itu resusitasi dg D5% pd pasien kritis
harus dibaikan
Koloid
Lebih efektif 3x nya dalam meningkatkan plasma
volum
Albumin mrpkn transport protein dlm darah,
menjaga tek onkotik, anti oksidan, mencegah
agregasi platelet
Hetastarch polimer dari starch dengan 3 macam BM
al: high molecule 450.000 dalton, medium 200.000
dalton dan low molecule 70.000 dalton
Dextran ada 2 : Dextran40 dan 70. menyebabkan
tendensi perdrhan meliputi ggn agregasi platelet,
penurunan faktor VIII dan von Willebrand serta
meningkatkan fibrinolisis
Meningkatkan sedimentasi eritrosit krn interaksi dg
sel drh merah
Anafilaktik reaksi terbukti hanya 0.032%
Kata penutup
Kristaloid digunakan untuk mengisi rongga ekstrasel
(interstitial dan intravaskuler)
Digunakan bila terjadi dehidrasi
Koloid digunakan untuk menambah vol plasma dan
sebaiknya digunakan pd hipovolume krn kehilangan
darah
Albumin digunakan bila terjadi hipovolemia krn
hipoalbumin