You are on page 1of 9

I.

PENDAHULUAN

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah


pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular,
termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang
mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Penggunaan
istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan, sebagaimana
pada hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang sangat rendah di dalam sel/jaringan
tumbuhan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon
tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan)
dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan
(disebut sebagai hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Karena itu, dipakai
pula istilah zat pengatur tumbuh.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor ("pemicu" )transkripsi. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat
reseptor. Bila konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu
rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan,
melainkan dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan. Selanjutnya, hormon akan
bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk
aktif bekerja di sana.
Terdapat ratusan hormon tumbuhan yang dikenal orang, baik yang endogen maupun
yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi. Terdapat enam
kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins, biasa disingkat AUX), sitokinin
(cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), etilena (etena,
ETH), dan brasinosteroid. Beberapa kelompok senyawa lain juga berfungsi sebagai hormon
tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan
hormon sintetik, seperti asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan triakontanol.
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil
pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang
sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern
mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan
meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau
menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman
pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya (Anonimb, 2010
II. ISI

Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan


pertumbuhan tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya
tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti
melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi
dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22
derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari
batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan
air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel
yang lebih cepat.
3. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman
itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah,
justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
4. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin
untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan
sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. Mengenai hormon tanaman
akan dijelaskan pada artikel lain yang dapat dicari melalui fitur pencarian di sebalan kiri situs
organisasi.org ini.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auksin, sitokinin,
giberelin, etilen, dan inhibitor. Namun demikian menurut perkembangan riset terbaru
ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan polyamines
seperti putrescine, sperminedanspermidine.
II.1. Hormon Auksin

Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga
yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di
daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua
jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari
hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar.
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat
pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat
perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah,
mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon
sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari
maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena
kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut
cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita
harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah
untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan
gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan
tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung
warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat
oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan
ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal
ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu
protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding
sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang
hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang
akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses
fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell,
dkk., 1986).
Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan
buah) (Gardner, dkk., 1991).  Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman,
penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan
pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama
pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara
sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih
kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld =
Indolasetatdehid.  Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk.,
1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga
yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat)
atau C10H9O2N.  Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk
menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil  atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat),
Bonvel D2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O -
anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan
Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian,
dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin,
yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan
pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material
dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di
kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan
diameter batang.
II.2. Hormon Giberelin

Hormon Giberelin atau asam giberelat (GA), merupakan hormon perangsang


pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme,
aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3
yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain:
ProGib. Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah. Giberelin ditemukan
oleh F. Kurusawa.
Giberelin disintesakan dari asam mevalonat (MVA) di jaringan muda dipucuk dan
pada biji yang sedang berkembang. Meskipun telah banyak ditemukan berbagai bentuk GA
dengan berbagai variasi aktivitas biologinya, hanya 2-3 saja yang dapat dikatakan komersial.
Gibberillic acid (GA3) adalah salah satu contoh GA sintetik yang telah banyak digunakan
dalam kegiatan kultur jaringan.
Penambahan GA kedalam media kultur jaringan dijumpai banyak mengakibatkan
munculnya akar atau tunas. Pada percobaan kalus atau eksplan dengan pemberian GA yang
dibarengi dengan pemberian auksin atau sitokinin dalam konsentrasi yang sama akan
mendorong proses morfogenesis yang normal tetapi kadang malah menghambat. Efek
giberelin adalah pemanjangan batang, (bisa bergelendong dan berwarna kuning).

giberelin bekerja pada gen dengan menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen
yang diaktifkan akan membentuk enzim-enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan
morphogenetik (penampilan/kenampakan tanaman) .
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat
tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong
terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim
tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang
akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan
mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
4. Berperan pada pemanjangan sel. Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :
A. Peningkatan kadar auxin :
- Giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim
proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga
kadar auxin meningkat.
- Giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang
menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak
Auxin.
B. Giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akanmenghidrolisis
pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lgi
masuk ke sel sehingga sel memanjang.
5. Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi
tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :


 Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor ("pemicu" )transkripsi.
 Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses
fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein.
 Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian,
dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap
auksin,
 Aplikasi Giberelin untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang
serempak.
 Giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama
enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin)
sehingga kadar auxin meningkat.
 Hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan
jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh
sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Hormon. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon. Diakses 10 Desember 2010.

Anonimb. 2010. Hormon Tumbuhan. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan.


Diakses 10 Desember 2010.

Anonimc. 2010. Faktor yang Mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman.


http://organisasi.org/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-dan-pertumbuhan-
tumbuhan-tanaman-teori-biologi. Diakses 10 Desember 2010.

Anonimd. 2010. Hormon. http://safarila.blog.friendster.com/hormon/. Diakses 10 Desember


2010.

Anonime. 2010. Zat Pengatur Tumbuh. http://eshaflora.blogspot.com/2010/01/giberelin-zat-


pengatur-tumbuh-dalam.html. Diakses 10 Desenber 2010.

Anonimf. 2010. Hormon Tumbuh. http://hijauqoe.wordpress.com/2009/01/03/hormonik-


hormon-tumbuh-zpt/. Diakses 10 Desember 2010.

You might also like