You are on page 1of 6

TANGGUNG JAWAB

DAN
TANGGUNG GUGAT PERAWAT
DITINJAU DARI SUDUT PANDANG ETIK

Oleh :
Yenny Puspitasari, S. Kep. Ns
TANGGUNG JAWAB
DAN
TANGGUNG GUGAT PERAWAT
DITINJAU DARI SUDUT PANDANG ETIK

a. Tanggung jawab dan tanggung gugat perawat ditinjau dari sudut

pandang etik

TANGGUNG JAWAB :

Tanggung jawab adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang

berhubungan dengan peran tertentu dari perawat (ANA, 1985). Perawat

yang selalu bertanggung jawab dalam bertindak akan selalu mendapatkan

kepercayaan dari klien/pasien maupun dari profesional lain. Perawat yang

bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam pengetahuan dan

keterampilan dan selalu menunjukkan keinginan untuk bekerja berdasarkan

kode etik profesinya

Bentuk tanggung jawab menurut Kode Etik keperawatan yang

dikeluarkan oleh PPNI :

- Tanggung jawab terhadap individu, keluarga, dan masyarakat

- Tanggung jawab terhadap tugas

- Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan

lainnya.

- Tanggung jawab terhadap profesi perawat

- Tanggung jawab terhadap pemerintahan bangsa dan tanah air

TANGGUNG GUGAT :

Tanggung gugat dapat menjawab segala hal yang berhubungan

dengan tindakan seseorang (Perawat). Perawat bertanggung gugat

terhadap diri sendiri, klien, profesi, sesama karyawan / profesi lain, dan

terhadap masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus

bertindak sesuai dengan kode etik , dengan demikian jika terjadi sesuatu

kesalahan maka perawat dapat melaporkan dan melakukan perawatan untuk

mencegah cidera lebih lanjut.


Tanggung gugat profesional betujuan untuk :

1. Mengevaluasi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-praktisi

yang sudah ada.

2. Mempertahankan standart perawatan kesehatan

3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis,

pertumbuhan pribadi sebagai bagian dari profesional perawatan

kesehatan.

4. Memberi dasar dalam membuat keputusan etik

Perawat dalam melakukan pekerjaannya dapat digugat secara hukum

maupun secara etik oleh komite etik dari profesi

b. Standart Praktek Pelayanan Keperawatan


Standart Praktek pelayanan keperawatan Adalah Penegasan tentang

mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik (sesuai dengan etika),

tepat dan benar (sesuai dengan ilmu), yang dirumuskan dan digunakan

sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan keperawatan serta tolak ukur

dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat

Tujuan dari pelaksanaan standart praktek pelayanan keperawatan

adalah :

 Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

Perawat berusaha mencapai standart yang ditetapkan

 Mengurangi biaya perawatan

Permasalahan pasien akan cepat ditemukan dan pasien dapat

cepat teratasi masalah dan biaya berkurang

 Melindungi perawat

Bila sudah sesuai dengan standart perawat aman

Ciri-ciri standart praktek keperawatan:

 Jelas dan mudah dimengerti

 Memenuhi harapan masyarakat sebagai penerima pelayanan

 Memenuhi harapan profesi (Sesuai dengan prinsip & falsafah

profesi)

 Realistis (dapat diimplementasikan)


 Dapat dievaluasi

Kegunaan standart praktek keperawatan

 Disektor Pelayanan

- Alat pengontrol dan pengendali mutu

- Pedoman dan petunjuk

- Alat evaluasi asuhan keperawatan

- Dasar untuk mengidentifikasi kelemahan dari asuhan keperawatan

- Meningkatkan citra keperawatan

 Disektor Pendidikan

- Bahan masukan dalam penyempurnaan kurikulum

- Pedoman untuk menilai hasil pendidikan di lahan praktek

- Pedoman dalam pengkajian akhir tujuan pembelajaran

- Alat untuk keseragaman pelayanan keperawatan antara sektor

pelayanan dan pendidikan

Standart pelayanan keperawatan (PPNI):

 Standart I

 Divisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang

menjamin pemberian asuhan keperawatan yang bermutu

tinggi.

 Standart II

 Divisi keperawatan dipimpin oleh seorang perawat eksekutif

yang memenuhi persyaratan direksi

 Standart III

 Kebijakan adalan pelayanan yang merata tanpa memandang

Ras, Agama, SosBud, dan ekonomi.

 Standart IV

 Asuhan keperawatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pasien dalam kontek keluarga

 Standart V

 Keperawatan menciptakan lingkungan yang menjamin

efektifitas praktik keperawatan


 Standart VI

 Divisi keperawatan menjamin pengembangan pendidikan

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang

bermutu tinggi

 Standart VII

 Divisi keperawatan memprakarsai, memanfatkan, dan

berperan serta dalam proyek penelitian untuk peningkatan

asuhan keperawatan klien

c. Mal praktek lisensi dan liability


Mal praktek adalah kelalaian dalam mempergunakan keterampilan

dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau

individu lain. Kelalaian dalam artian bisa dikatakan bekerja dengan tidak

sesuai dengan standart profesi keperawatan (Tidak melakukan sesuatu

yang harus dilakukan dan atau melakukan sesuatu yang tidak seharusnya

dilakukan) ex :Penggunaan peralatan yang tidak steril, dsb.

Perawat yang melakukan kelalaian atau mal praktik dapat dikenakan

sangsi organisasi profesi maupun hukum yang berlaku (Pidana). Sangsi

pidana yang dikenakan sesuai dengan putusan pengadilan.

1. 359 KUHP “Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan orang

mati, dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun.

2. 360 KUHP Menyebabkan luka berat juga 5 tahun penjara (Luka

berat pada pasal 90 KUHP)

3. 361 KUHP Menjalankan pekerjaan jabatan kemudian melakukan

kelalaian hukuman ditambah sepertiga

4. 1336 Setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian yang

diakibatkan karena perbuatannya, tetapi juga karena kelalaiannya.

5. 1370 Keluarga berhak meminta ganti rugi

6. 1371 Keluarga berhak meminta biaya penyembuhan

7. PP 32/96 ps 21 kewajiban : Menghormati hak pasien, Menjaga

kerahasiaan identitas dan data, meminta persetujan pasien,

membuat dan memelihara status pasien.


8. PP 32/96 tentang tenaga kesehatan yang menyatakan bila tidak

melaksanakan kewajiban dipidana denda max. 10 juta rupiah.

Cara membuktikan kelalaian adalah :

- Apakah sesuai dengan protap ?

- Apakah sesuai dengan standart profesi ?

- Bagaimana hasil visum ?

- Bagaimana pendapat ahlinya ?

Upaya yang ditempuh adalah dari keluhan pasien  ke DinKesh 

Mendengarkan saksi ahli  Majelis Kode Etik keperawatan  Hasil dan

bukti-bukti yang mendukung.

You might also like