You are on page 1of 9

DISUSUN OLEH :

FRICILIA E WOWILING
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong penyusunmenyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang KANKER PARU-PARU
DAN PENGOBATANNYA, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Penyakit Kanker Paru-Paru” yang sangat berbahaya bagi
kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia sang Penyusun
yaitu Ibu Sumi yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun karya tulis ilmiah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Jakarta, Januari 2008

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekitar 90 persen penderita penyakit kanker paru-paru pria berkaitan dengan merokok.
Pakar menjelaskan, merokok telah terbukti sebagai salah satu penyebab utama kanker paru-paru,
data klinis menunjukkan sekitar 90 persen penderita penyakit kanker paru-paru pria dan 79 persen
penderita wanita penyakit sejenis, kesemuanya berkaitan dengan merokok.

Pakar menyatakan, selama tahun-tahun belakangan ini, jumlah penderita penyakit kanker
paru-paru wanita bertambah banyak, di antaranya sejumlah penderita wanita tidak merokok, tapi
dari pelacakan terakhir ditemukan bahwa biang keladinya adalah merokok secara pasif dan terlalu
banyak menghirup asap minyak di dapur. Pakar memperingatkan, aktif menganjurkan tidak merokok
dapat membantu rakyat menjauhi ancaman penyakit kanker pembunuh nomor wahid.

Suatu survei terhadap 10 kota di Tiongkok, masyarakat sangat menyadari hubungannya


antara merokok dan penyakit kanker paru-paru. Sekitar 90 persen responden berpendapat, merokok
merupakan salahsatu sebab utama yang menimbulkan penyakit kanker paru-paru, sedangkan sekitar
50 persen responden menyatakan, di antara perokok seumur hidup terdapat 10-15 persen orang
yang terserang penyakit kanker paru-paru.

Pemilihan metode pengobatan tergantung pada besar dan kecilnya tumor, jenis, dan
stadiumnya. Operasi, radioterapi dan kemoterapi, kesemua dapat digunakan untuk pengobatan
penyakit kanker paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

- Bagaimana proses penularan kanker paru-paru?


- Bagaimana cara pengobatannya?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah:

- Mendeskripsikan proses penyerangan kanker paru-paru pada manusia.


- Mendeskripsikan cara pengobatan kanker paru-paru.
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

- Bagi penderita penyakit kanker paru-paru, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif
penanggulangan penyakit kanker paru-paru.
- Bagi pengembangan teknologi kedokteran, penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
menciptakan obat pembasmi kanker paru-paru secara efektif dan tidak berefek samping
karena menggunakan obat-obatan tradisional.
- Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan
kepada para remaja yang suka merokok.
- Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan kajian awal untuk
melakukan penelitian lanjutan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal
dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun
wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke
paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari: Karsinoma sel skuamosa,
Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum, Karsinoma sel besar, dan Adenokarsinoma.

Keganasan di rongga torak mencakup kanker paru, tumor mediastinum, metastasis tumor di
paru dan mesotelioma ganas (kegasanan di pleura). Kasus keganasan rongga toraks terbanyak
adalah kanker paru. Di dunia, kanker paru merupakan penyebab kematian yang paling utama di
antara kematian akibat penyakit keganasan. Laki-laki adalah kelompok kasus terbanyak meskipun
angka kejadian pada perempuan cendrung meningkat, hal itu berkaitan dengan gaya hidup
(merokok).

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer) dan metastasis tumor di paru. Metastasis tumor di paru
adalah tumor yang tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor primer organ lain.
Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus.
Meskipun jarang dapat ditemukan kanker paru primer yang bukan berasal dari epitel bronkus
misalnya bronchial gland tumor. Tumor paru jinak yang sering adalah hamartoma.

2.2 Faktor dan Resiko

· Laki – Laki

· Usia Lebih dari 40 tahun

· Perokok

· Tinggal / bekerja di Lingkungan yang mengandung zat karasinogen dan polusi

· Paparan Industri / Lingkungan kerja tertentu

· Perempuan perokok pasif


· Riwayat pernah mendapat kanker orang lain / anggota keluarga dekat yang menderita kanker
paru

· Uberkulosis paru (scar cancer), angka kejadiaannya sangat kecil

Orang-orang yang termasuk dalam kelompok atau terpapar pada faktor risiko di atas dan
mempunyai tanda dan gejala respirasi yaitu batuk, sesak napas, nyeri dada disebut golongan risiko
tinggi (GRT) maka sebaiknya segera dirujuk ke dokter spesialis paru.

Catatan :

Perhatian khusus harus diberikan kepada pasien yang masuk dalam kelompok risiko dengan
diagnosis TB-paru (tuberkulosis paru) dan mendapat pengobatan obat anti-tuberkulosis (OAT).
Mereka harus dievaluasi ketat. Jika dalam evaluasi 1 bulan pertama menunjukkan perburukan
sebaiknya dipikirkan ke arah kemungkinan kanker paru dan dirujuk ke dokter spesialis paru. Khusus
yang disertai keluhan nyeri yang persisten di bahu /lengan /dada dengan ”infiltrat” di puncak paru ,
bila nyeri tidak hilang dalam 1 – 2 minggu pengobatan kanker paru segera dievaluasi secara amat
terarah.

2.3 Tanda dan Gejala

Keluhan utama:

· Batuk-batuk dengan/tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen) lebih dari 3 minggu

· Batuk darah

· Sesak napas

· Suara serak

· Nyeri dada yang persisten

· Sulit/sakit menelan

· Benjolan di pangkal leher

· Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Survei Penyakit Kanker

Survei terhadap 10 kota Tiongkok menunjukkan, umum kurang memperhatikan atas


diagnosis dini kanker paru-paru. Walaupun terdapat 71 persen responden menyadari batuk
berkepanjangan merupakan gejala umum mengidap kanker paru-paru, ketika terjadi batuk terus
menerus yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, sekitar 35 persen responden menyatakan tidak
memperhatikan sama sekali gejala tersebut.

Pakar memperingatkan, batuk, sesak napas, nyeri dada, nafsu makan berkurang dan batuk
darah merupakan gejala kanker paru-paru. Gejala kanker paru-paru tidak berciri khusus, tapi baru
akan menimbulkan kewaspadaan setelah gejala-gejala tersebut tadi berlarut-larut terus. Maka,
gejala dini kanker paru-paru pada umumnya diabaikan oleh penderita, sehingga begitu terdiagnosis
penyakit kanker paru-paru itu sudah berada pada stadium menengah dan akhir, ditambah sel kanker
paru-paru mudah menyerang organ-organ lain dan kambuh, sehingga tingkat kelangsungan hidup
keseluruhan penderita kanker paru-paru tidak tinggi. Tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun
penderita kanker paru-paru di Amerika Serikat hanya sekitar 15 persen, tapi taraf rata-rata penderita
sejenis di negara berkembang hanya sekitar 10 persen.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Penemuan Kanker Paru-Paru

Pengenalan awal penyakit ini sulit dilakukan bila hanya berdasarkan keluhan saja. Biasanya
keluhan ringan terjadi pada mereka yang masih dalam stage dini yaitu stage I dan II. Data di
Indonesia maupun laporan negara maju kebanyakan kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit
telah berada pada stage lanjut (stage III dan IV).

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk pengenalan awal ini, selain pemeriksaan klinis
adalah pemeriksaan foto toraks dan/atau pemeriksaan sitologi sputum. Pada foto toraks dapat
ditemukan gambaran tumor dengan tepi yang tidak rata dan penarikan pleura dan bahkan destruksi
tulang dinding dada. Tidak jarang ditemukan gambaran efusi pleura masif sehingga tumor tidak
terlihat. Sitologi sputum akan memberikan hasil positif jika tumor ada dibagian sentral atau
intrabronkus.

Kemajuan di bidang teknologi endoskopi autoflouresensi telah terbukti dapat mendeteksi


lesi prakanker maupun lesi kanker yang berlokasi sentral. Perubahan yang ditemukan pada mukosa
bronkus pada lesi keganasan stadium dini sulit dilihat dengan bronkoskop konvensional. Hal itu
dapat diatasi dengan bronkoskop autoflouresensi karena dapat mendeteksi lesi karsinoma in situ
yang mungkin terlihat normal dengan bronkoskop biasa.

4.2 Diagnosis Kanker Paru-Paru

Prosedur diagnosis untuk kanker paru dilakukan hingga didapat diagnosis pasti (jenis
histologis) dan dapat ditentukan stage penyakit hingga dapat dipikirkan modaliti terapi yang tepat.
Selain itu harus dipertimbangkan keadan umum pasien (performance status) dan kemampuan
keuangan.

Prosedur diagnostik untuk mendapatkan sel kanker dapat dilakukan dari cara paling
sederhana hingga tindakan invasif tergantung kondisi pasien. Pilihan itu antara lain biopsi jarum
halus jika ada massa superfisial, pungsi dan biopsi pleura jika ada efusi pleura, bronkoskopi disertai
dengan bilasan, sikatan, kuretase, biopsi massa intrabronkus, dll sebagai usaha untuk mendapatkan
jenis histologis.

Prosedur diagnostik untuk menentukan stage penyakit antara lain, foto toraks, CT-scan
toraks sampai kelenjar suprarenal dan bronkoskopi. Pemeriksaan CT-scan (MRI) kepala dan bone
scan dilakukan jika ada keluhan (atas indikasi) atau pasien yang akan dibedah.
Tumor marker tidak dilakukan untuk diagnosis kanker paru tetapi hanya bermanfaat untuk
evalausi hasil terapi.

Pada kondisi tertentu diagnosis tidak dapat ditegakkan meskipun telah dilakukan berbagai
prosedur diagnosis, maka torakotomi eksplorasi dapat dilakukan.

4.3 Jenis Histologis Kanker Paru

Jenis Sel Kanker Paru secara umum dibagi atas dua kelompok yaitu :

· Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) atau small cell lung cancer (SCLC)

· Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau non-small cell lung cancer (NSCLC),
mencakup adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar (large cell ca) dan
karsinoma adenoskuamosa. Meskipun kadang ditemukan jenis lain dengan frekuensi yang sangat
jarang misal karsinoid dll.

4.4 Staging Kanker Paru

Staging (penderajatan) untuk kanker paru berdasarkan tumor (T) dan penyebarannya ke
getah bening (N) dan organ lain (M).

4.5 Stage kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK)

Terdiri dari :

· Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)

· Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau menyebar ke organ lain.

You might also like