You are on page 1of 25

MAKALAH

PERSYARATAN, KEWAJIBAN DAN HAK GURU

Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Profesi Keguruan

Dosen Pengampu:
Novitawati, S. Psi

Disusun oleh :
Kelompok I

Afdah (A1E 307903)


Ary Priatna Ridhoni (A1E 307945)
Aulia Rahmi (A1E 307913)
Fathul Jannah (A1E 307948)
M. Raji (A1E 307944)
Musfi Rosmaini (A1E 307932)
Ukhti Fada U. (A1E 307928)
Sri Widiastutik (A1E 307960)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
S1 PGSD TERINTEGRASI
BANJARBARU
2009
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya jualah makalah Profesi Kependidikan ini
dapat kami selesaikan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Novitawati,S.Psi selaku dosen


mata kuliah Profesi Kependidikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan-kekurangan serta kejanggalan baik dari segi materi
maupun cara penyampaian, dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu
kami. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun dan menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang
berharga bagi dunia pendidikan pada umumnya dan dapat dijadikan bahan acuan
mata kuliah Profesi Kependidikan pada khususnya. Semoga Allah SWT memberi
rahmat dan petunjuk bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Banjarbaru, Oktober 2009

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

D. Metode Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Persayaratan Menjadi Guru .................................................................... 3

B. Kewajiban dan Hak Guru ......................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18

A.Kesinpulan ................................................................................................. 18

B.Saran .......................................................................................................... 19

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya saat
terjalin interaksi belajar-mengajar. Sebagai pengajar atau pendidik guru
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya
pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan,
khusususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya yang
dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut
memiliki multiperan sehingga mampu menciptakan kondisi belajar
mengajar yang efektif. Agar dapat mengajar efektif, guru harus terus
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dalam hal ini kuantitas, dan
meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.
Dalam upaya meningkatkan mutu (kualitas) mengajar, seorang
calon guru perlu mengetahui syarat-syarat, hak serta kewajibannya dalam
pengajaran sehingga peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan dapat
terlaksana secara optimal. Selain itu, dengan mengetahui syarat-syarat, hak
serta kewajibannya, seorang guru dapat lebih jelas dalam melakukan
tugasnya sebagai tenaga pengajar dan pendidik agar dalam pelaksanaannya
nanti sesuai dengan tujuan pendidikan.

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja persyaratan guru sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)?
2. Apa saja persyaratan guru menurut pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005?
3. Apa saja persyaratan khusus untuk jabatan guru?
4. Apa saja hak dan kewajiban guru sebagai Pegawai Negeri Sipil?
5. Apa saja hak dan kewajiban guru menurut UU No. 20 Tahun 2003?
6. Apa saja hak dan kewajiban guru menurut UU No. 14 tahun 2005?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1. Agar dapat mengetahui persyaratan guru sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
2. Agar dapat mengetahui menjelaskan persyaratan guru menurut pasal 8 UU
No. 14 Tahun 2005.
3. Agar dapat mengetahui persyaratan khusus untuk jabatan guru.
4. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban guru sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
5. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban guru menurut UU No. 20
Tahun 2003.
6. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban guru menurut UU No. 14
tahun 2005.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan menggali informasi dari
berbagai buku dan literatur yang ada, serta dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Persyaratan, Kewajiban, dan Hak Guru

A. Persyaratan Menjadi Guru


1. Persyaratan menjadi Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri ialah mereka yang setelah memenuhi syarat yang
telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Daryanto
Moh,2006:127)
Persyaratan menjadi Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah no. 6 tahun 1976 PASAL 3(H. Nainggolan, 1984: 49-51),
sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia
Apabila disangsikan tentang kewarganegaraan seorang pelamar,
maka harus diminta bukti kewarganegaraannya, yaitu keputusan
Pengadilan Negeri Indonesia. Apabila seorang warga Negara
keturunan asing yang sudah mengganti namanya dengan nama
Indonesia, harus diminta pula surat pernyataan ganti nama yang
dikeluarkan oleh bupati/walikota Madya kepala daerah tingkat
yang bersangkutan.
b. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 40
tahun. Pelamar yang belum mencapai 18 tahun atau lebih 40 tahun
tidak diterima sebagai calon Pegawai Negeri sipil/pegawai negeri
sipil. Pelamar yang melebihi 40 tahun hanya dapat diangkat
menjadi pegawai negeri sipil atas keputusan Presiden sesuai dengan
ketentuan penjelasan pasal 12 ayat (2) Undang_Undang No 8 tahun
1974 pasal 14 peraturan pemerintah No 20 tahun 2975. Usia
pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang tercantum
dalam akte kelahiran tanggal lahir yang tercantum dalam surat
tanda tamat belajar/ijazah. Apbila terdapat perbedaan tanggal atau
tahun kelahiran antara yang tercantum dalam akte kelahiran dengan
surat tanda tamat belajar/ijazah, maka tanggal atau tahun kelahiran
yang tercantum dalam akte kelahiranlah yang terpakai.
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap. Karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau
tindak kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatannya.
Hukuman percobaan tidak termasuk dalam syarat yang dimaksud di
atas.
d. Tidak pernah telibat dalam gerakan yang menentang pancasila,
Undang-undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah.
e. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai
atau instansi, baik instansi Pemerintah maupun instansi swasta.
Seorang yang pernah telah diberhentikan secara tidak terhormat
baik dari instansi pemerintah atau swasta tidak dapat diterima
sebagai calon pegawai negeri sipil/pegawai negeri sipil.
f. Tidak berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil atau calon
pegawai negeri sipil.
g. Mempunyai pendidikan, kecakapan,atau keahlian yang diperlukan.
h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan POLRI
setempat.
i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
j. Bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Republik Indonesia atau
Negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
k. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Perundang-undangan dalam
hal ini instansi yang bersangkutan.

2. Persyaratan Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005


Selain persyaratan sebagai PNS, jabatan guru juga memiliki
persyaratan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun
2005 Pasal 8. Pasal ini menyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
a. Persyaratan kualifikasi guru
Mencermati pasal 9 undang-undang ini, tersirat bahwa adanya
persyaratan menjadi guru minimal berijazah sarjana (S1) atau
diploma empat (D4). Dengan tidak membedakan apakah itu
guru SD, SMP, atau guru jenjang pendidikan menengah.
b. Persyaratan kompetensi
Kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru disebutkan di pasal
10 yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
c. Persyaratan sertifikat pendidik
Pada tahun 70-an, pengangkatan menjadi guru rujukan
utamanya adalah ijazah keguruan. Awal tahun 80-an Lembaga
Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) membuka program baru,
yaitu program diploma (D1,D2,D3). Dengan diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 program akta yang
selama ini telah berjalan, berganti menjadi program serifikasi.
Program ini memberikan serifikat kepada calon guru dan guru
yang lulus uji kompetensi.
d. Persyaratan kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional
Persyaratan ini lebih mengarah kepada tugas guru sebagai
pengajar. Guru harus mampu mengutarakan peserta didiknya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Persyaratan khusus
a. Memiliki akhlak mulia
Guru adalah panutan peserta didik. Tujuan Nasional
mengamanatkan pada guru untuk membentuk peserta didiknya agar
memilki akhlak mulia (pasal 3 UU no 20 Tahun 2003)
b. Memiiliki kewibawaan
Tanpa kewibawaan, peserta didik akan berbuat sekehendaknya
tanpa menghiraukan kehadiran si pendidik. Kewibawaan muncul
dikarenakan kemampuan yang tercermin dari kepribadian
seseorang. Kepribadian memancarkan kesediaan, kesanggupan,
kesupelan, keterampilan, ketegasan, kejujuran, tanggung jawab dan
kerendahan hati merupakan sumber munculnya kewibawaan.
c. Memiliki kesabaran dan ketekunan
Pekerjaan guru membutuhkan kesabaran dan ketekunan karena
peserta didik yang dihadapi memilki latar belakang yang berbeda,
baik dari ekonomi, sosial, budaya maupun kemampuan. Pribadi-
pribadi dengan temperamen dingin lebih cocok untuk jabatan guru
daripada individu-individu yang bertemperamen panas.
d. Mencintai peserta didik
Apaun yang dilakukan guru semata-mata didasarkan atas
kecintaannya kepada peserta didik. Pemberian perintah, larangan,
ganjaran atau hukuman, semua itu dilandasi rasa cinta kepada
peserta didik agar peserta didk menjadi orang yang berguna bagi
orang tua, masyarakat, dan negara.

4. Persyaratan Profesi
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru begitu kompleksnya,
maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain :
1. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep atau teori
ilmu pengetahuan yang dalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya
3. Menuntut adanya tingkat keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan (Moh Ali dalam Moh. Uzer Usman,2001:15-16)

Guru dianggap suatu profesi bilamana ia memiliki pernyataan


dasar, keterampilan tekhnik serta didukung oleh sikap dan kepribadian
yang mantap. Dengan demikian, guru professional harus memiliki
kompetensi sebagai berikut :
1. Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang
luas serta dalam dari subject metter (bidang studi) yang akan
diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki
pengetahuan teoritik, mampu memilih ,etode yang tepat serta
mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar
mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang landasan pendidikan dan pemahaman terhadap subjek
didik (murid)
2. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepriadian yang
mantap sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi
subjek. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang
patut diteladani, sehingga mampu melaksanakn kepemimpinan
yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu tut wuri
handayani, ing madya mangun karso, dan ing ngarso sung
tulodo.
3. Kompetensi sosial, artinya ia menunjukan kemampuan
berkomunikasi social, baik dengan murid-murid maupun denga
sesame teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan
masyarakat luas.
4. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yan sebaik-baiknya
yang berarti mengutamakan niali kemanusiaan daripada nilai
benda material. Apabial seorang guru telah memiliki kompetensi
tersebut di atas, maka guru tersebut telah emiliki hak
professional, karena telah memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. mendapat pengakuan hokum terhadap batas wewenang
keguruan yang menjadi tanggung jawabnya
b. memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah
interaksi ideukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut
serta dalam proses pengembangan pendidikan setempat.
c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan
yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas
sehari-hari.
d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar
terhadap usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam
bidang pengabdiannya.
e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi
profesionalnya secara individual maupun secara
institusional.(Djam’an Satori,2006:1.18)

Tugas guru tidak hanya “mengajar”, tetapi juga “mendidik”.


Maka, untuk melakukan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang
dapat menjalankannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi
syarat-syarat yang di dalam Undang-Undang no 12, tahun 1954
tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah untuk
seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai
berikut.

Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat


yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang
perlu untuk dapat member pendidikan dan pengajaran seperti yang
dimaksud dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 undang-undang ini.
Dari pasal-pasal tersebut, maka syarat-syarat untuk menjadi guru
dapat kita simpulkan sebagai berikut.
a. Berijazah.
Tentu saja yang dimaksud berijazah di sini ialah ijazah yang dapat
member wewenang untuk menjalankan tugas sebagai guru di suatu
sekolah tertentu. Pemerintah telah mengadakan berbagai sekolah
dan kursus-kursus serta akademik-akademik yang khusus untuk
mendidik orang-orang yang akan ditugaskan menjadi guru di
berbagai sekolah, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-
masing.
Ijazah bukanlah semata-mata sehelai kertas saja. Ijazah adalah surat
bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah mempunyai ilmu
pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang tertentu,yang
diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan. Ajsah yang tidak
sama tidak berarti bahwa cara dan hasil dari pekerjaan orang-
orangnya sama juga. Biarpun demikian, untuk menjadi seorang
pendidik haruslah memiliki ijazah yang diperlukan. Itulah bukti
bahwa yang bersangkutan telah mempunyai wewenang, telah
dipercayai oleh Negara dan menjalankan tugasnya sebagai guru.
b. Sehat jasmani dan rohani,
Tiap-tiap pekerjaan membutuhkan syarat tertentu yang harus
dipenuhi oleh orang yang melakukan pekejaan itu dengan baik dan
berhasil. Sebagai calon guru pun syarat kesehatan itu merupakan
syarat yang tidak dapat diabaikan. Seorang guru berpenyakit
menular akan membahayakan kesehatan anak-anak dan membawa
akibat yang tidak baikdalam tugasnya sebagai pengajar dan
pendidik. Seorang guru yang cacat matanya atau mukanya,
umpamanya, akan mengakibatkan tertawaan dan ejekan murid-
muridnya, yang sudah tentu akan mendatangkan hasil yang kurang
baik bagi pendidikan nak muridnya. Juga seorang guru yang
timpang, misalnya, tidak mungkin memberikan pelajaran gerak
badanyang sebaik-baiknya kepada murid-muridnya.
c. Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik.
Dalam GBHN 1983-1988 antara lain menyatakan tugas pendidikan
adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Mahaesa: dalam Undang-ndangno.12 tahun 1954 pasal 3
dinyatakan : tujuan pendidikan adalah membentuk manusia susila.
Ketaqwaan kepada Tuhan YME, kesusilaan, dan budi pekerti yang
baik, tidak mungkin dibeikanoleh orang yang tidak berketuhanan
YME atau taat beribadat menjalankan agamanya dan tidak
berkelakuan baik. Pembentukan manusia susila yang taqwa kepada
Tuhan YME hanya mungkin diberikan oleh orang-orang yang
memiliki dan hidup sesuai dengan norma-norma agama dan
masyarakat serta peraturan-peraturan berperilaku. Tiap-tiap orang
yang akan memasuki suatu pekerjaan, apalagi pekerjaan sebagai
seorang guru, harus memiliki suatu keterangan berkelakuan baik
dari pihak berwajib. Apabila ia melakukan kejahatan, maka
ijazasahnya akan dicabut oleh pemerintah yang berarti bahwa ia
diberhentikan dari jabatannya sebagai seorang guru.
d. Bertanggung jawab.
Guru harus berusha mendidik anak-anak menjadi warga Negara
yang baik. Warga Negara yang meinsafi tugasnya sebagai warga
Negara. Sebagai warga Negara yang baik dari suatu Negara yang
demokratis, harus turut serta memikul tanggung jawab atas
kemajuan dan kemakmuran Negara dan Bangsanya.
e. Berjiwa nasional.
“Guru harus berjiwa nasional” merupakan syarat yang penting
untuk mendidik anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah digariskan oleh MPR, seperti dinyatakan
didalam GBHN 1983-1988 dan UUD 1945. Dalam hal ini
menanamkan perasaan nasional itu guru hendaklah selau ingat dan
menjaga agar jangan sampai timbul chauvinism, yaitu rasa
kebanggaan yang sangat berlebihan.
B. Kewajiban dan Hak Guru
Mengatur tentang kewajiban guru melaksanakan tugas profesinya
dan segala sesuatu yang berhubungan tanggung jawabnya dalam
melaksanakan kewajibannya tersebut. Kewajibannya itu secara terperinci
mencakup kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Menetapkan ketentuan mengenai hak guru dalam melaksanakan
profesinya, yang dapat dibedakan antara Hak Profesional dan Hak
Penghasilan dan Kesejahteraan sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
a. Hak professional mencakup hak kebebasan akademis, kebebasan
dalam memberikan penilain, penghargaan dan sanksi pada peserta
didik, emeperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan, memperoleh
fasilitas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan kebebasan
berserikat berdasarkan profesinya.
b. Hak penghasilan dan kesejahteraan hak memperoleh penghasilan yang
layak, cuti, perawatan kesehatan, jaminan pensiun dan tunjangan hari
tua, tunjangan atau jaminan sosial, tunjangan kemahalan biaya hidup
dan berbagai jenis asuransi.(Direktorat Tenaga
Kependidikan,2003:122-123)

1. Kewajiban dan hak guru sebagai Pegawai Negeri Sipil


Sebagai PNS guru mempunyai hak dan kewajiban dan hak yang
sama dengan PNS yang lain. Kewajiban dan hak guru diatur dalam
Undang-Undang No. 8 tahun 1974, yaitu :
a. Kewajiban PNS
1. Pasal 4: wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
2. Pasal 5 : wajib menaati segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran
dan tanggung jawab.
3. Pasal 6 :
a. wajib menyimpan rahasia jabatan

b. pegawai negeri hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan


kepada dan atas perintah yang berwajib atas kuasa undang-
undang.

b. Hak PNS
1. Pasal 7: berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan
pekerjaan daan tanggung jawabnya.
2. Pasal 8: berhak atas cuti.
3. Pasal 9:
a. Bagi mereka yang ditimpa oleh suatu kecelakaan dalam
dan karena tugas kewajibannya berhak memperoleh
perawatan.
b. Bagi mereka yang menderita cacat jasmani dalam dan
karena tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak
dapat bekerja lagi, berhak memperoleh tunjangan.
c. Bagi mereka yang tewas, keluarga berhak memperoleh
uang duka.
4. Pasal 10: pegawai negeri yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan berhak memperoleh pensiun,

2. Kewajiban dan hak guru sebagai pendidik


Dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, ada
sebutan tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Tenaga pendidik
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan (pasal 1 ayat 5), sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyiaswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan kependidikan (pasal 1 ayat 6).
Jadi pendidik itu merupakan tenaga kependidikan belum tentu
pendidik.
a. Kewajiban pendidik menurut SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal
40 ayat 2
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
b. Kewajiban pendidik menurut SISDIKNAS No. 20 tahun 2003
ayat 1
1. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan social
yang pantas dan memadai.
2. Memperoleh penghargaan sesuai dengan tugass dan prestasi
kerja.
3. Memperoleh pembinaan karir sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas.
4. Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
dan hak atas hasil kekayaan intelektual
5. Memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana,
prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Kewajiban dan Hak Guru menurut Undang-Undang No. 14 tahun


2005
a. Kewajiban Guru
Pasal 20 undang-undang ini mengatakan bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminasi atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan
kode etik guru, serta nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Hak Guru
Pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berhak:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas
prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak
atas kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran dan tugas
keprofesionalan.
6. Memberi kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan dan atau sangsi kepada
peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru,
dan peraturan perundang-undangan.
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas.
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan.
10. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.
c. Hak Guru di Daerah Khusus
Pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa guru di daerah khusus
memperoleh hak:
1. Kenaikan pangkat rutin secara otomatis.
2. Kenaikan pangkat istimewa satu kali.
3. Perlindungan dalam melaksanakan tugas.
4. Pindah tugas setelah 2 tahun dan tersedia guru pengganti (pasal
29 ayat 3)

Pasal-pasal mengenai kewajiban dan hak guru

Pasal 15

1) Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud


dalam pasal 14 ayat (1)huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang
melekat pada gaji, serta penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan kemaslahat tambahan yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi.
2) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
satuan masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
Pasal 16
1) Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang
diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan atau satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
2) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan
dalam anggaran pendapatanan belanja negara dan anggaran pendapatan
belanja daerah (APBD).
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan peraturan
pemerintah.

Pasal 17
1) Pemerintah dan atau pemerintah daerah memberikan tunjangan fungsional
sebagaimana dimaksud dalam pnsal 15 ayat (1) kepada guru. Guru yang
diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
atau pemerintah daerah.
2) Pemerintah dan atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) kepada guru.
Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3) Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan subsidi
tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan
dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara dan atau anggaran
pendapatan belanja daerah.
Pasal 18
1) Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) kepada guru yang bertugas di daerah khusus.
2) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu)kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3) Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah di daerah
khusus, berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah sesuai
dengan kewenangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 19
1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1)
merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk
tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan penghargaan
bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan
putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
2) Pemerintah dan atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat
tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah

Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru bekewajiban:
1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan profesi pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status social ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum, dank ode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persyaratan menjadi Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah no. 6 tahun 1976 PASAL 3(H. Nainggolan, 1984: 49-51),
sebagai berikut: warga Negara Indonesia, berusia sekurang-kurangnya 18
tahun dan setinggi-tingginya 40 tahun, tidak pernah dihukum penjaraatau
kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, Tidak pernah telibat dalam gerakan yang
menentang pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan
pemerintah. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai
pegawai atau instansi, baik instansi Pemerintah maupun instansi swasta,
seorang yang pernah telah diberhentikan secara tidak terhormat ,tidak
berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil atau calon pegawai negeri
sipil, mempunyai pendidikan, kecakapan,atau keahlian yang
diperlukan,berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan
POLRI setempat, berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter, bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Republik Indonesia atau
Negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah, syarat-syarat lain yang
ditentukan oleh Perundang-undangan dalam hal ini instansi yang
bersangkutan.
Persyaratan Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Persyaratan khusus, diantaranya: memiliki akhlak mulia, memiliki
kewibawaan, memiliki kesabaran dan ketekunan, dan mencintai peserta
didik, mengatur tentang kewajiban guru melaksanakan tugas profesinya
dan segala sesuatu yang berhubungan tanggung jawabnya dalam
melaksanakan kewajibannya tersebut. Kewajibannya itu secara terperinci
mencakup kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945
Menetapkan ketentuan mengenai hak guru dalam melaksanakan
profesinya, yang dapat dibedakan antara hak profesional dan hak
penghasilan dan kesejahteraan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa PGSD
a) Hendaknya mengetahui syarat-syarat menjadi guru, berusaha
dari sekarang untuk memenuhi syarat-syarat tersebut agar
nantinya menjadi guru yang sesuai dengan apa yang
diharapkan.
b) Sebagai seorang guru yang menginginkan keprofesionalan,
para mahasiswa hendaknya sedini mungkin memperbaiki dan
menyiapkan diri, agar jika syarat-syarat itu terpenuhi, akan
dapat menjadi guru yang baik, yang dapat melaksanakan hak
dan kewajibannya secara seimbang, sehingga harapan bahwa
para guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan dapat terlaksana secara optimal.
2. Bagi Masyarakat pada Umumnya
a) Dengan mengetahui syarat-syarat, hak dan kewajiban seorang
guru, masyarakat dapat mengetahui bahwa tidak sembarang
orang dapat melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai
seorang guru. diperlukan pendidikan dan kepribadian, sesuai
dengan syarat-syarat yang berlaku.
b) Selain itu, dengan mengetahui hak dan kewajiban guru,
masyarakat dapat mengerti dan memahami bahwa selain
memiliki tuntutan kewajiban yang harus dipenuhi, guru juga
memiliki hak yang bias ia dapatkan ketika telah ia memenuhi
kewajibannya, baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
maupun sebagai profesi guru itu sendiri.
3. Bagi Para Guru
Hendaknya lebih mengutamakan kewajiban sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan sebagai guru itu sendiri, dibanding dengan hak.
yang mana hak akan diperoleh jika kita telah melakukan kewajiban
dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Muhammad. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2003. Untukmu Guru. Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Djumiran,dkk. 2009. Profesi Keguruan . Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Ngalim Purwanto, Muhammad. 2000. Ilmu Pendidikan Teiritis dan Praktis.


Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Satori, Djam’an dkk. 2006. Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka

Uzer Usman, Muhammad. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

http://pdfdatabase.com/download_file_i.php?file=6721398&desc=UU+Guru+%2
6amp%3B+Dosen+.pdf

You might also like